87
ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA KOPYOR TUA (COCOS NUCIFERA L.) SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) AMITRI INGGARDIAYU HP 0606040545 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI EKSTENSI DEPOK 2010 Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

ANALISIS TOTAL VITAMIN E

DALAM DAGING BUAH KELAPA KOPYOR TUA (COCOS NUCIFERA L.)

SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

AMITRI INGGARDIAYU HP

0606040545

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI EKSTENSI

DEPOK 2010

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 2: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

ANALISIS TOTAL VITAMIN E

DALAM DAGING BUAH KELAPA KOPYOR TUA (COCOS NUCIFERA L.)

SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana farmasi

Oleh :

AMITRI INGGARDIAYU HP

0606040545

DEPOK 2010

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 3: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 4: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa

ta’ala, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan nabi

Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan

skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Dr. Harmita, Apt dan Dr. Herman Suryadi MS., Apt sebagai

pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis

selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Berna Elya Apt., M.Si selaku pembimbing akademis yang telah

memberikan bimbingan selama masa pendidikan di Departemen Farmasi

FMIPA UI.

3. Ibu Dr. Yahdiana Harahap, MS. selaku ketua Departemen Farmasi FMIPA

UI.

4. Seluruh dosen Departemen Farmasi FMIPA UI atas segala ilmu,

bimbingan dan nasehat yang telah diberikan kepada penulis.

5. Bapak H. Rustam Paun dan para karyawan Departemen Farmasi FMIPA

UI terutama Mbak Tini, Bapak Ma’ruf dan Bapak Suroto yang telah

memberikan bantuan sampai skripsi ini selesai.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 5: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

6. Ibu dan adik yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan

moril serta materiil.

7. Teman-teman farmasi khususnya Ardhee, Niluh, Nanda, Iin, Mira dan Tri

serta teman-teman di laboratorium kimia kuantitatif, Dede, Esty, Rima,

Mba Fuzi, Angel, Fitri, Phieka, DJ, Fabel, Koba, Galih, Nila, Anyu dan Tika.

Terima kasih atas bantuan, kerja sama dan semangat yang telah

diberikan kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya yang juga banyak

memberikan bantuan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Penulis

2010

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 6: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

ABSTRAK

Kelapa kopyor adalah kelapa dengan daging buah yang membentuk

gumpalan-gumpalan dan menjadi satu dengan air kelapa. Vitamin E

merupakan salah satu komponen yang terkandung dalam daging buahnya,

yang berkhasiat menghambat proses oksidasi dan pembentukan radikal

bebas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kandungan vitamin E

dalam daging buah kelapa kopyor tua secara Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi (KCKT). Sampel berupa santan dari daging buah kelapa kopyor tua

yang disaponifikasi dengan kalium hidroksida dan asam askorbat sebagai

anti oksidan kemudian diekstraksi dengan n-heksana. Analisis dilakukan

secara KCKT menggunakan kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6

mm) dengan fase gerak metanol dan kecepatan alir 1,0 mL/menit. Hasil

validasi menggunakan standar vitamin E memberikan linearitas kurva

kalibrasi 0,99993 dengan batas deteksi dan kuantitasi masing-masing 0,38

µg/mL dan 1,29 µg/mL. Hasil uji keterulangan vitamin E memberikan nilai

koefisien variasi di bawah 2% dan hasil uji perolehan kembali vitamin E

dalam matriks kelapa kopyor adalah 99,45%. Hasil analisis menunjukkan

bahwa dalam 100 g santan dari daging buah kelapa kopyor tua mengandung

vitamin E sebesar 0,0653 mg.

Kata kunci : Kopyor, vitamin E, KCKT, kolom C18

X + 75 hlm; gbr; tab; lam

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 7: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Daftar acuan : 32 (1968-2009)

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 8: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

ABSTRACT

Kopyor coconut is a coconut with broken meat particles in the watery

endosperm. Vitamin E is one of the components contained in the meat kopyor

coconut that can inhibit the oxidation process and formation of free radicals.

The purpose of this research was to determine vitamin E in mature kopyor

coconut meat with High Performance Liquid Chromatography (HPLC).

Sample was coconut milk from kopyor coconut meat, saponification with

potassium hydroxide and ascorbic acid as antioxidant and then extracted with

n-hexane. Analysis was performed by HPLC with a reversed-phase column

C18 Kromasil™ (25 cm x 4.6 mm) with methanol as mobile phase and flow

rate 1.0 mL/minute. The result showed that the linearity of standard vitamin E

was 0.99993 with the limit of detection and quantitation are 0.38 µg/mL and

1.29 µg/mL. The result of vitamin E repeatability have coefficient value less

than 2% and the average of recovery value in matrix kopyor coconut was

99.45%. The result of analysis showed the concentration of vitamin E in 100 g

kopyor coconut milk was 0.0653 mg.

Key words : Kopyor, vitamin E, HPLC, C18 coloumn

X + 75 pg; pic; tab; enc

Bibliography : 32 (1968–2009)

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 9: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................ i

ABSTRAK................................................................................................ iii

ABSTRACT.............................................................................................. v

DAFTAR ISI............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. viii

DAFTAR TABEL...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG................................................................. 1

B. TUJUAN PENELITIAN............................................................ 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KELAPA KOPYOR (COCOS NUCIFERA L.).......................... 4

B. VITAMIN E (TOKOFEROL)..................................................... 14

C. KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)............... 25

D. VALIDASI METODE ANALISIS............................................... 28

BAB III. BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

A. LOKASI.................................................................................... 34

B. BAHAN.................................................................................... 34

C. ALAT........................................................................................ 34

D. CARA KERJA.......................................................................... 35

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 10: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

BAB IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PERCOBAAN............................................................... 39

B. PEMBAHASAN........................................................................ 41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN......................................................................... 47

B. SARAN.................................................................................... 47

DAFTAR ACUAN..................................................................................... 48

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 11: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Komponen buah kelapa................................................................... 7

2. Tanaman kelapa.............................................................................. 10

3. Rumus kimia tokoferol dan -tokoferol asetat…………………….... 15

4. Spektrum serapan larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL dalam

n-heksana........................................................................................ 53

5. Kromatogram larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL, kecepatan

alir 1,0 mL/menit.............................................................................. 54

6. Kromatogram larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL, kecepatan

alir 1,2 mL/menit.............................................................................. 55

7. Kromatogram larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL, kecepatan

alir 1,5 mL/menit.............................................................................. 56

8. Kurva kalibrasi standar tokoferol..................................................... 57

9. Kromatogram tokoferol dalam sampel daging buah kelapa kopyor

tua (Cocos nucifera L.).................................................................... 58

10. Alat kromatograf cair kinerja tinggi.................................................. 59

11. Sampel buah kelapa kopyor (Cocos nucifera L.)............................. 60

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 12: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi buah kelapa.................................................................... 7

2. Panjang gelombang maksimum dan serapan tokoferol................... 62

3. Pemilihan kondisi analisis optimum tokoferol.................................. 63

4. Kurva kalibrasi tokoferol.................................................................. 64

5. Hasil perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) 65

6. Hasil perhitungan uji presisi............................................................. 66

7. Hasil perhitungan Uji Perolehan Kembali (UPK) pada matriks

kelapa kopyor.................................................................................. 68

8. Data penetapan kadar tokoferol dalam sampel santan dari daging

buah kelapa kopyor......................................................................... 69

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 13: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Cara memperoleh persamaan garis linier........................................ 71

2. Cara perhitungan simpangan baku dan koefisien variasi................ 72

3. Cara perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi...................... 73

4. Cara perhitungan uji perolehan kembali.......................................... 74

5. Sertifikat analisis tokoferol............................................................... 75

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 14: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon

berbatang lurus dari famili Palmae/Arecaceae (1,2). Indonesia memiliki

keanekaragaman genetika kelapa yang besar, diantara berbagai jenis

kelapa yang ada di Indonesia, terdapat satu tipe kelapa yang tergolong

unik dan langka, yaitu kelapa kopyor (Cocos nucifera L.). Kelapa kopyor

memiliki endosperm (daging buah) yang tidak normal (lunak dan sebagian

tidak melekat pada tempurung). Buah kelapa kopyor dihasilkan dari

tanaman kelapa yang diduga mengalami penyimpangan genetik (mutasi

alami), yang ditemukan diantara populasi kelapa normal (3).

Vitamin E (tokoferol) merupakan salah satu komponen yang

terkandung dalam daging buah kelapa kopyor. Manfaat vitamin E

diantaranya adalah sebagai antioksidan yaitu zat yang dapat menghambat

radikal bebas dan menghambat proses oksidasi. Radikal bebas

merupakan molekul yang tidak stabil dan sangat berbahaya bagi tubuh

karena dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel tubuh yang memicu

terjadinya proses penuaan dini dan penyakit degeneratif seperti kanker.

Selain itu vitamin E juga dapat mengurangi resiko terjadinya pembekuan

darah, mencairkan darah beku, mencegah penyumbatan pembuluh darah,

menguatkan dinding pembuluh darah kapiler, meningkatkan pembentukan

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 15: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

sel-sel darah merah, mengurangi kadar gula darah, memperbaiki kerja

insulin serta meningkatkan kekuatan otot dan stamina (4).

Telah dilakukan penelitian terhadap kandungan nutrisi dalam kelapa

kopyor. Dalam jurnal yang berjudul Nutrient Composition of Kopyor

Coconuts (Cocos nucifera L.), disebutkan bahwa dalam 100 g daging

buah kelapa kopyor tua mengandung 2,34 mg α-tokoferol dan 0,09 mg β-

tokoferol sedangkan dalam 100 g air kelapa kopyor tua mengandung 0,01

mg α-tokoferol (5).

Analisis vitamin E dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti

Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas (KG) dan Kromatografi

Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pada penelitian kali ini digunakan metode

KCKT karena memiliki kelebihan yaitu kolom KCKT dapat digunakan

berulang kali, resolusi yang didapatkan jauh lebih tinggi daripada metode

lain (KLT, spektrofotometer); teknik yang digunakan tidak terlalu

tergantung pada kemampuan operator, waktu analisisnya cepat dan cara

kerjanya relatif sederhana, selain itu KCKT juga dapat menganalisis

senyawa yang tidak mudah menguap dan termolabil (6).

Adanya kandungan nutrisi selain vitamin E dalam kelapa kopyor, maka

diperlukan suatu metode pemisahan vitamin E dari komponen lain yang

dapat mengganggu analisis vitamin tersebut. Di alam, vitamin E terdapat

dalam bentuk bebas dan bentuk esternya sehingga sebelum tokoferol

ditentukan kadarnya secara kuantitatif, ester tokoferil harus dihidrolisis

terlebih dahulu untuk membebaskan tokoferol dari bentuk ester tokoferil.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 16: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Hidrolisis dapat dilakukan dengan menggunakan asam atau saponifikasi

dengan alkali (7). Latar belakang penelitian ini adalah untuk membuktikan

adanya kandungan vitamin E dalam kelapa kopyor yang manfaatnya

sangat banyak bagi tubuh.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Mencari kondisi optimum untuk analisis vitamin E dengan KCKT.

2. Melakukan validasi terhadap metode analisis secara KCKT untuk

mengidentifikasi keberadaan vitamin E dalam sampel kelapa kopyor.

3. Menetapkan kadar vitamin E dalam sampel santan dari daging buah

kelapa kopyor tua yang berasal dari Lampung.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 17: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KELAPA KOPYOR (COCOS NUCIFERA L.)

Tanaman kelapa yang banyak tumbuh di daerah tropis seperti

Indonesia, merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon

berbatang lurus dari famili Palmae/Arecaceae (1,2). Hampir semua bagian

dari tanaman ini banyak dimanfaatkan oleh manusia baik sebagai

makanan, minuman, minyak, obat dan bahan bakar. Oleh karena itu,

tanaman kelapa sering disebut sebagai pohon kehidupan (“tree of

heaven” atau “tree of life”) (1,8).

Selama ini kelapa kopyor merupakan buah langka sehingga harganya

mahal karena hanya dihasilkan dari pohon yang memiliki gen atau

pembawa sifat kopyor saja. Jadi dari sebuah hamparan kebun kelapa,

belum tentu ditemukan kelapa kopyor (9). Kelapa kopyor merupakan

kelapa yang dihasilkan karena perubahan atau mutasi genetis pada saat

pembuahan atau bahkan mungkin pada saat pembungaan. Buah kelapa

kopyor mempunyai ciri-ciri antara lain dagingnya lunak dan terlepas dari

tempurungnya, jumlah air kelapa relatif sedikit dibanding dengan kelapa

normal, aroma dan rasanya khas serta berbeda dengan daging buah

kelapa lainnya (3,10).

Buah kelapa kopyor yang relatif masih utuh dapat dikenali dengan

cara digoyang-goyangkan ke kiri dan ke kanan sehingga terdengar bunyi

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 18: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

yang berbeda dengan buah kelapa normal. Bunyi yang terdengar seolah-

olah ada kandungan isi selain air kelapa misalnya seperti pasir. Buah

kelapa kopyor sangat disukai masyarakat karena rasanya yang

menyegarkan terlebih bila disajikan sebagai minuman segar (3,10).

Buah kelapa tua memiliki ciri-ciri yaitu kulit luar yang berwarna coklat

tua dan keras sehingga lebih susah dibuka daripada kelapa muda,

memiliki kandungan air lebih sedikit, rasa yang lebih manis serta daging

buah yang lebih tebal dan keras. Daging buah kelapa kopyor tua tetap

lunak, tidak seperti kelapa tua biasa yang dagingnya akan menebal dan

mengeras (11).

Nilai nutrisi dalam 100 g daging buah kelapa berumur 8 bulan adalah

memiliki kadar air 90,59%; minyak 26,67%; protein 10,67%; serat kasar

3,98%; total karbohidrat 38,45%; pati 13,53% dan gula sebagai glukosa

24,92%. Sementara komposisi asam aminonya adalah isoleusin 2,5 g/16

g N; leusin 4,9 g/16 g N; lisin 2,7 g/16 g N; metionin 1,5 g/16 g N; treosin

2,3 g/16 g N; triptofan 0,6 g/16 g N dan valin 3,8 g/16 g N. Mineral utama

yang terkandung didalamnya adalah Fe (17 ppm); S (4,4 ppm); Cu (3,2

ppm) dan P (2,4 ppm) serta memiliki kandungan vitamin yaitu vitamin C

(10 ppm) dan vitamin E (2 ppm) (12).

Minyak kelapa sangat mudah dicerna dan diabsorbsi tubuh karena

mengandung trigliserida yang tersusun dari lemak rantai sedang (C6-C12).

Komposisi asam lemak dalam minyak kelapa adalah C8 5%, C10 6-10%

dan C12 44-45% (total 55-65% asam lemak rantai sedang). Trigliserida

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 19: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

asam lemak rantai sedang dapat digunakan untuk mengatasi

hiperlipidemia dan kegemukan serta dapat digunakan untuk pasien paska

bedah dan bayi prematur. Daging buah kelapa juga mengandung 0,2 mg

vitamin E (sebagai tokoferol), namun proses produksi minyak secara

konvensional yang biasanya mengaplikasikan panas dan tekanan dapat

mengurangi kandungan vitamin E dalam hasil akhir. Kandungan vitamin E

optimum dapat diperoleh melalui perbaikan proses, yaitu dengan proses

sentrifugasi santan (cold process) (12).

Dalam 100 g air kelapa muda berumur 7-8 bulan mengandung protein

0,13 g; minyak 0,12 g; karbohidrat 4,11 g; kandungan mineral yaitu Ca 20

mg dan Fe 0,5 mg; kandungan vitamin yaitu vitamin C 2,2-3,7 mg dan

kandungan air 95,01% (12).

Salah satu bagian terpenting dari kelapa adalah buah kelapa. Buah

kelapa terdiri dari beberapa komponen yaitu kulit luar (exocarp), sabut

kelapa (mesocarp), tempurung kelapa (endocarp), daging buah

(endosperm) dan air kelapa (13).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 20: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 1. Komponen buah kelapa (14)

Tabel 1. Komposisi buah kelapa (13)

Bagian buah Jumlah berat (%)

Sabut

Tempurung

Daging buah

Air kelapa

35

12

28

25

1. Kulit luar (exocarp)

Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai

permukaan licin dengan warna bervariasi dari hijau, kuning sampai

jingga, tergantung pada tingkat kematangan buah (15).

Kulit luar (exocarp)

Sabut kelapa (mesocarp)

Tempurung kelapa (endocarp)

Kulit daging buah

Daging buah (endosperm)

Air kelapa

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 21: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

2. Sabut kelapa (mesocarp)

Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah

kelapa, yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri

dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat

lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir

kelapa mengandung serat sebanyak 525 gram (75% dari sabut) dan

gabus 175 gram (25% dari sabut) (13).

3. Tempurung kelapa (endocarp)

Tempurung kelapa berfungsi sebagai pelindung inti buah dan

terletak di bagian sebelah dalam sabut dengan ketebalan berkisar

antara 3-6 mm. Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari

lignin, selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-

bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang

keras disebabkan oleh kandungan silikat (SiO2) yang cukup tinggi

kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 12% dari berat

keseluruhan buah kelapa (13,15).

4. Kulit Daging Buah

Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat pada bagian terluar

daging buah (15).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 22: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

5. Daging buah (endosperm)

Daging buah merupakan lapisan tebal (8-15 mm) yang berwarna

putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi

tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging

buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak

35%) (15).

6. Air Kelapa

Air kelapa adalah salah satu minuman nutrisi yang memiliki banyak

manfaat bagi kesehatan. Air kelapa mengandung komponen organik

yang dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh diantaranya

dapat membuat tubuh tetap dingin atau dalam suhunya yang sesuai.

Secara oral dapat mengurangi dehidrasi karena termasuk minuman

isotonik natural pengganti air, membantu penghantaran nutrisi dan

oksigen ke dalam sel, mengembalikan cairan tubuh setelah

berolahraga, meningkatkan metabolisme, mengurangi berat badan,

meningkatkan sistem imun, detoksifikasi, membantu tubuh dalam

melawan virus, membersihkan saluran pencernaan, menyeimbangkan

pH dan mengurangi resiko kanker (16).

Air kelapa juga dapat membantu meningkatkan penyerapan obat

dan dapat digunakan sebagai pengganti plasma darah karena

termasuk cairan steril, yang tidak memproduksi panas, tidak merusak

sel darah merah dan dapat diterima oleh tubuh. Air kelapa merupakan

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 23: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

minuman bebas lemak dan tinggi akan kalium, klorida, kalsium,

magnesium juga sejumlah kecil natrium, gula dan protein. Konsentrasi

gula dan protein akan meningkat seiring dengan tingkat kematangan

buah, hal ini berbeda dengan konsentrasi mineral yang tetap konstan

(16).

Gambar 2. Tanaman kelapa (17)

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 24: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

1. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)

Sub-kelas : Arecidae

Ordo : Arecales

Familia : Palmae (1)/Arecaceae (suku pinang-pinangan) (2).

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L. (18)

Nama umum/dagang : Kelapa

Nama daerah :

- Sumatera : Baku (Aceh), Krambil (Gayo), Krambir (Batak),

Obi (Nias), Krambie (Minangkabau), Nyiui

(Lampung).

- Jawa : Kelapa (Sunda, Jawa).

- Bali : Nyuh (Bali).

- Nusa Tenggara : Nian (Timor), No (Roti).

- Sulawesi : Bongo (Gorontalo, Buol), Aluu (Toraja), Kaluku

(Bugis, Makasar).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 25: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

- Maluku : Nur (Aur), Niur (Seram), Ninelo (Ambon),

Niwelhoni (Buru), Igo (Ternate) (19).

2. Manfaat kelapa

Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna yang memiliki

nilai ekonomi tinggi karena hampir seluruh bagian dari pohon seperti

akar, batang, daun dan buah dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari (1).

Manfaatnya antara lain :

a. Akar kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bir

dan zat warna.

b. Batang kelapa disebut glugu merupakan kayu dengan mutu

menengah digunakan sebagai bahan baku perabotan,

mebel/furniture atau bahan bangunan dan jembatan darurat.

c. Daun kelapa muda yang disebut janur digunakan sebagai bahan

anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan

yang sangat menarik, digunakan terutama bagi masyarakat Jawa

dan Bali dalam berbagai upacara dan sebagai bahan baku obat

tradisional. Daun kelapa tua dapat dianyam dan digunakan sebagai

atap rumah setelah dikeringkan, sedangkan lidinya yang berasal

dari tangkai anak daun yang telah dikeringkan digunakan sebagai

bahan baku pembuat sapu lidi.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 26: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

d. Tandan bunganya, yang disebut mayang, digunakan sebagai

hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga

betinanya yang disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan.

Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut air nira atau

legen (bahasa Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau

diproses menjadi gula kelapa.

e. Hampir semua bagian buah kelapa dapat digunakan. Berat buah

kelapa yang telah masak kira-kira 2 kg per butirnya. Air kelapa

dapat digunakan sebagai minuman segar atau dapat diproses lebih

lanjut menjadi nata de coco dan kecap.

f. Daging buah kelapa muda berwarna putih dan lunak biasanya

disajikan sebagai es kelapa muda. Beberapa kelapa bermutasi

sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan

tercampur dengan cairan endosperm, mutasi ini disebut kelapa

kopyor. Daging buah kelapa tua berwarna putih dan mengeras.

Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan selain itu dapat

juga dikeringkan menjadi komoditi perdagangan bernilai yang

disebut kopra. Kopra bila diproses lebih lanjut dapat menghasilkan

minyak goreng, sabun, lilin dan es krim.

g. Sabut kelapa yang berupa serat-serat kasar dapat digunakan

sebagai bahan baku tali, anyaman keset, matras dan jok

kendaraan. Dari sabut tersebut akan diperoleh serat matras 18%,

serat berbulu 12% dan sekam/dedak atau gabus 70%. Serat

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 27: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

matras digunakan sebagai bahan pengisi jok, penyaring dan

matras. Serat berbulu digunakan untuk sikat pembersih, sapu dan

keset sedangkan sekam/gabus digunakan untuk media tanaman

atau pupuk kalium.

h. Tempurung secara tradisional digunakan sebagai gayung air,

mangkuk atau diolah lebih lanjut menjadi bahan baku obat nyamuk

bakar, arang dan karbon aktif (1).

B. VITAMIN E (TOKOFEROL)

1. Monografi

O

OH

R2

R1

CH3CH3

CH3

CH3 CH3 CH3

R1 R2

CH3 CH3 -tokoferol CH3 H -tokoferol H CH3 -tokoferol H H -tokoferol

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 28: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

O

O

CH3

CH3

CH3CH3

CH3

CH3 CH3 CH3

O

CH3

-Tokoferol asetat

Gambar 3. Rumus kimia tokoferol dan -tokoferol asetat (20)

Tokoferol adalah bentuk α-tokoferol (C29H50O2), termasuk d- atau

dl-α-tokoferol (C29H50O2), d- atau dl-α-tokoferil asetat (C31H52O3), d-

atau dl-α-tokoferil suksinat (C33H54O5) dan sediaan d- atau dl-α-

tokoferol atau d- atau dl-α-tokoferil asetat dalam pembawa yang cocok

(21). Bentuk d- secara fisiologis lebih aktif dibandingkan bentuk dl-α-

tokoferol dan bentuk dl-ester lebih aktif daripada bentuk d-ester (22).

Bentuk ester lebih sering digunakan dalam industri farmasi karena

lebih stabil terhadap oksidasi. Tokoferol terdiri dari α-tokoferol yang

memiliki 3 metil, merupakan bentuk yang paling aktif, β-tokoferol dan

γ-tokoferol, keduanya memiliki 2 metil sedangkan δ-tokoferol hanya

memiliki 1 metil (23).

2. Pemerian

Tokoferol tidak berbau atau sedikit berbau, tidak berasa atau

sedikit berasa. α-Tokoferol dan α-tokoferil asetat, cairan seperti

minyak, kuning jernih. α-Tokoferil asetat pada suhu dingin berbentuk

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 29: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

padat. α-Tokoferil suksinat berupa serbuk putih. Bentuk esternya stabil

di udara dan cahaya, tetapi tidak stabil dalam alkali. Bentuk asam

suksinatnya tidak stabil, jika dilebur. α-Tokoferol tidak stabil di udara

dan cahaya (21).

α-Tokoferol memiliki titik didih 200-220ºC dan α-tokoferol asetat

pada 224ºC. α-Tokoferol stabil terhadap asam dan cahaya tampak

kecuali sinar ultraviolet. Stabil terhadap pemanasan dan basa tanpa

adanya oksigen. Oksidasi akibat oksigen dipercepat bila terdapat basa,

terutama bila terdapat ion Fe3+, Ce4+, Ag2+ dan ion nitrat. Ion Cu2+

bereaksi dengan tokoferol membentuk tokoferol kuinon yang tidak

memiliki aktivitas antioksidan. Ion Fe3+ tereduksi menjadi Fe2+ dan

pengukuran Fe2+ menjadi dasar uji kolorimetri untuk tokoferol selama

bertahun-tahun (22,24,25).

3. Kelarutan

α-Tokoferil suksinat praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam

larutan alkali, larut dalam etanol 95%, dalam eter, dalam aseton dan

dalam minyak nabati, sangat mudah larut dalam kloroform. Bentuk lain

tokoferol, praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol 95%, dan

dapat bercampur dengan eter, dengan aseton, dengan minyak nabati

dan dengan kloroform (21).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 30: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

4. Identifikasi

Reaksi warna : α-Tokoferol dengan alkohol dehidrat dan asam

nitrat akan menghasilkan warna orange-merah terang (26). Spektrum

ultraviolet : α-Tokoferol dalam etanol menunjukkan serapan maksimum

pada 294 nm (27). Dalam pelarut sikloheksan, menunjukkan serapan

maksimum pada 298 nm dan minimum pada 257 nm (26).

5. Sumber vitamin E

Vitamin E merupakan zat essensial dimana zat tersebut sangat

berguna bagi tubuh tetapi tubuh tidak mampu memproduksinya sendiri.

Vitamin E banyak terkandung pada makanan dan minuman seperti

sayuran-sayuran, biji-bijian dan buah-buahan seperti minyak sayur,

telur, susu dan kacang kedelai. Pada jaringan hewan dan organ juga

terdapat vitamin E dalam jumlah yang kecil. Sayuran merupakan

sumber utama vitamin E karena umumnya vitamin E terdapat dalam

kloroplas pada tanaman (23).

6. Manfaat vitamin E

Manfaat vitamin E diantaranya adalah sebagai antioksidan yaitu zat

yang dapat menghambat radikal bebas dan menghambat proses

oksidasi. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil dan

sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan perubahan

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 31: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

pada sel-sel tubuh yang memicu terjadinya proses penuaan dini dan

penyakit degeneratif seperti kanker (4).

Selain itu vitamin E juga berfungsi dalam merangsang reaksi

kekebalan tubuh serta dapat mencegah penyakit jantung koroner,

gangguan menstruasi, keguguran, kemandulan, mengurangi resiko

terjadinya pembekuan darah, mencairkan darah beku, mencegah

penyumbatan pembuluh darah, menguatkan dinding pembuluh darah

kapiler, meningkatkan pembentukan sel-sel darah merah, mengurangi

kadar gula darah, memperbaiki kerja insulin dan meningkatkan

kekuatan otot dan stamina (4).

Kegunaan lainnya adalah dapat mencegah degenerasi saraf

penglihatan, mencegah kerusakan sel-sel saraf, meningkatkan gairah

seksual, serta mempertahankan kekebalan tubuh dan menguatkan

sel-sel darah putih. Vitamin ini termasuk ke dalam jenis vitamin yang

larut dalam lemak sehingga vitamin E mampu menembus lapisan

membran sel dan masuk ke dalam sel. Oleh karena itu, vitamin E

dapat mencegah terjadinya proses oksidasi lemak dan memegang

peranan sangat penting dalam melindungi lapisan jaringan lemak yang

melapisi dinding sel-sel dan organ-organ utama dalam tubuh (4).

Vitamin E bermanfaat untuk meningkatkan regenerasi sel-sel kulit,

dapat mencegah kerusakan serabut kolagen dan elastin yang memicu

terjadinya kulit keriput. Manfaat lain vitamin ini bagi kulit adalah dapat

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 32: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

digunakan untuk mengatasi jerawat, peradangan dan pembentukan

jaringan parut serta mempercepat proses penyembuhan luka (4).

7. Penetapan kadar

Pada sampel dengan kadar lemak yang rendah, vitamin E dapat

langsung diekstraksi dengan pelarut organik non polar seperti heksana,

aseton, dietil eter. Sedangkan pada sampel yang berlemak, dianjurkan

untuk dilakukan saponifikasi. Saponifikasi bertujuan untuk

memisahkan komponen yang dapat tersabunkan (gliserol, garam

asam lemak) yang dapat mengganggu analisis vitamin E kemudian

komponen tersebut dihilangkan dengan air karena komponen ini larut

dalam air (23).

Sebelum tokoferol ditentukan kadarnya secara kuantitatif, ester

tokoferil harus dihidrolisis terlebih dahulu untuk membebaskan

tokoferol dari bentuk ester tokoferil. Hidrolisis dapat dilakukan dengan

menggunakan asam atau saponifikasi dengan alkali. Hidrolisis dengan

asam membutuhkan waktu 3 jam sedangkan saponifikasi dengan

alkali hanya 30 menit tetapi membutuhkan prosedur yang lebih

panjang mulai dari ekstraksi pelarut, pencucian dan penguapan (7).

Saponifikasi dilakukan menggunakan kalium hidroksida yang

digabungkan dengan antioksidan untuk menghindari terjadinya

oksidasi. Setelah dilakukan saponifikasi, komponen yang tidak

tersabunkan seperti vitamin E dapat diekstraksi dengan pelarut

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 33: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

organik non polar. Asam lemak, gliserol dan komponen yang tidak

diinginkan berada pada fase air alkali sehingga tidak akan

mengganggu analisis vitamin E (23).

Penetapan kadar vitamin E dapat dilakukan dengan berbagai metode,

diantaranya adalah :

a. Serimetri

Tokoferol mudah dioksidasi dengan seri sulfat dan membentuk

tokoferol kuinon. Larutan yang mengandung vitamin E dititrasi

dengan larutan standar seri sulfat dan menggunakan difenilamin

sebagai indikator, ion seri yang dibebaskan dalam larutan akan

mengoksidasi indikator. Titik akhir ditunjukkan oleh adanya warna

biru (7).

Ester tokoferil misalnya tokoferil asetat atau tokoferil suksinat,

yang biasanya digunakan dalam industri farmasi, tidak dapat

dioksidasi apabila tidak dihidrolisis dengan kalium hidroksida

sebelumnya. Hidrolisis dilakukan untuk menghilangkan gugus ester.

Titrasi dengan seri sulfat hanya bisa dilakukan pada sampel yang

mengandung vitamin E konsentrasi tinggi (7).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 34: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

b. Kolorimetri

- Dengan feri klorida

Tokoferol akan mereduksi ion Fe3+ (feri klorida) menjadi ion

Fe2+, kemudian Fe2+ bereaksi dengan 2,2’-dipiridin membentuk

kompleks berwarna merah yang memberikan serapan pada

panjang gelombang 520 nm. Reaksi ini tidak stabil sehingga

pengukurannya harus dilakukan 30 detik setelah reaksi dimulai.

Zat-zat yang dapat mereduksi seperti karotenoid, vitamin A dan

sterol dapat mengganggu penetapan kadar vitamin E. Metode

ini sesuai untuk ekstrak murni dan fraksi hasil elusi dari

kromatografi lapis tipis, kertas atau kolom (24).

Emmerie dan Engel melakukan modifikasi pada metode ini

dimana 2,2’-dipiridin digantikan oleh batofenantrolin (4,7-difenil-

1,10-fenantrolin) dan menggunakan garam nitroso sebagai

kompleksan, menghasilkan warna hijau apabila bereaksi

dengan ion Fe2+. Modifikasi ini menghasilkan kromofor yang

lebih stabil dan sensitif (24).

- Dengan asam sulfat

Tokoferol akan menghasilkan warna kuning dalam 90% v/v

asam sulfat. Pada metode ini, saponifikasi tidak diperlukan

karena tokoferol maupun tokoferol asetat akan memberikan

warna yang sama. Metode ini dapat digunakan untuk

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 35: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

mengetahui kadar vitamin E dalam tablet maupun dalam injeksi

minyak. Vitamin A, kalsiferol dan kolesterol dalam asam sulfat

juga akan memberikan warna yang hampir sama dengan

vitamin E, oleh karena itu, perlu dilakukan pemisahan terlebih

dahulu sebelum menggunakan metode ini (7).

- Dengan asam fosfomolibdat

Asam fosfomolibdat dalam etanol akan bereaksi dengan

vitamin E menghasilkan larutan berwarna kuning kehijauan

yang memberikan serapan maksimum pada panjang

gelombang 640-700 nm. Pengukuran ini dapat digunakan pada

minyak hati ikan hiu (7).

- Dengan asam nitrat

Tokoferol, apabila dioksidasi dengan asam nitrat akan

menghasilkan senyawa berwarna merah kecoklatan (7).

c. Kromatografi kertas

Pemisahan dan identifikasi vitamin E dengan metode ini

mengikuti kromatografi 2 dimensi dengan menggunakan kertas

yang mengandung zink karbonat dan campuran pelarut benzena

dalam sikloheksana (30% v/v) untuk dimensi yang pertama, 75%

etanol dalam H2O untuk dimensi yang kedua. Bercak vitamin E

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 36: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

diidentifikasi di bawah sinar ultraviolet, setelah disemprot dengan

0,7% natrium fluoresens dalam H2O. Metode ini tidak praktis,

menghabiskan banyak waktu dan tidak akurat dalam pemisahan

komponen vitamin E (24).

d. TLC (Thin Layer Chromatography)

TLC 2 dimensi dengan silika gel G, alumina atau magnesium

fosfat, sangat efisien dalam memisahkan komponen vitamin E.

Perbedaan pelarut seperti benzena-etanol, heksana-etanol,

benzena-etil eter, sikloheksana-benzena dan petroleum eter

isopropil sering digunakan pada metode ini. Pelapis adsorben yang

mengandung natrium fluoresens digunakan untuk melihat bercak

vitamin E di bawah sinar ultraviolet. Ester vitamin E juga dapat

dianalisis dengan merubah bentuk ester menjadi bentuk bebasnya

menggunakan litium alumunium hidroksida. Bercak yang dihasilkan

dapat diambil dengan etanol kemudian dianalisis lebih lanjut

dengan kolorimetri atau spektrofluorometri (24).

e. Kromatografi kolom

Kromatografi kolom efektif dalam memisahkan komponen

lemak yang bercampur dengan vitamin E. Pada metode ini

biasanya digunakan adsorben seperti Florex, Decalso dan Celite

545-digitonin. Florex dengan HCl dan SnCl2 direkomendasikan

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 37: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

penggunaannya untuk menghilangkan pengganggu seperti

karotenoid, vitamin A dan sterol (24).

Pemisahan sempurna tokoferol dengan tokotrienol dengan

kromatografi kolom tidak dapat dilakukan. Tetapi hampir dicapai

dengan menggunakan adsorben seperti alumina deaktivasi, zink

karbonat, magnesium fosfat, florisil dan asam silika (24).

f. KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)

KCKT dapat digunakan untuk memisahkan dan menganalisis

vitamin E. Penggunaan kolom corosil II dengan fase gerak 5%

diisopropil eter dalam heksana atau dengan 0,5% tetrahidrofuran

dalam heksana pada laju alir 1-1,5 ml/menit; baik untuk pemisahan

semua bentuk tokoferol dan tokotrienol. Kolom lain (Jasopack WC-

03-500) juga telah dikembangkan penggunaannya pada KCKT

untuk komponen vitamin E dalam minyak sayuran, dengan fase

gerak 2% diisopropil eter dalam heksana pada laju alir 0,8 ml/menit.

Metode KCKT sering digunakan dalam analisis rutin dan analisis

quality control pada pemerintah dan industri laboratorium (24).

g. Gas-liquid chromatography (GLC)

GLC terbukti efektif dalam menganalisis tokoferol, ester

tokoferol dan derivat tokoferol seperti trimetil silil ester. Metode ini

memberikan uji perolehan kembali yang tinggi, standar deviasi kecil,

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 38: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

lebih sederhana, spesifik dan cukup sensitif karena dapat

mendeteksi vitamin E dalam jumlah mikrogram. Kolom yang

digunakan adalah SE-30 3% dalam Gas-Krom Q 100/120 mesh,

SE-30 1,5% dalam Kromosorb W 60/80 mesh, OV-1 dalam Gas-

Krom Q, SE-52, XE-60, QF-1, Apiezon N atau L, DB-5, Silar-9CP

10% dalam Kromosorb WHP 100/120 mesh dan JXR 3% dalam

Gas-Krom Q 100/120 mesh. Detektor yang digunakan adalah

detektor ionisasi nyala dengan gas pembawa N2 atau He.

Penetapan kadar vitamin E menggunakan metode ini dapat

dilakukan untuk produk susu, telur, multivitamin, kapsul, krim dan

injeksi. Metode ini juga digunakan dalam menganalisis produk

kosmetik (24,28,29).

C. KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Analisis KCKT dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan dengan memperhatikan waktu retensi.

Data waktu retensi khas tetapi tidak spesifik, artinya terdapat lebih dari

satu komponen zat yang mempunyai waktu retensi yang sama (30,31).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 39: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Analisis kuantitatif

Dasar perhitungan kuantitatif untuk suatu komponen zat yang

dianalisis adalah dengan mengukur luas puncaknya. Ada beberapa

metode yang dapat digunakan, yaitu :

a. Baku dalam

Cara ini mencakup penambahan senyawa baku yang jumlahnya

diketahui, kemudian campuran itu dibuat untuk disuntikkan ke alat

kromatografi, lalu dihitung perbandingan luas puncak kedua zat

tersebut. Setelah itu dibuat kurva antara perbandingan luas puncak

terhadap konsentrasi komponen standar. Kadar sampel diperoleh

dengan memplot perbandingan luas puncak komponen sampel.

Keuntungan menggunakan cara ini adalah kesalahan pada volume

injeksi dapat dieliminasi, tetapi kesulitannya adalah diperlukan baku

dalam yang tepat.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh senyawa yang

digunakan sebagai baku dalam, yaitu :

- Harus terpisah sama sekali dari puncak cuplikan.

- Harus terelusi dekat dengan puncak yang diukur.

- Konsentrasi dan tanggapan detektornya harus sama dengan

konsentrasi dan tanggapan detektor puncak yang diukur.

- Tidak boleh bereaksi dengan komponen cuplikan.

- Tidak terdapat dalam cuplikan asal.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 40: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

- Harus sangat murni dan mudah didapat (30,31).

b. Baku luar

Cara ini digunakan untuk analisis pada konsentrasi yang sangat

rendah dimana larutan baku dengan berbagai konsentrasi disuntikkan

dan diukur luas puncaknya. Kemudian dibuat kurva kalibrasi antara

luas puncak terhadap konsentrasi. Lalu larutan sampel yang akan

dianalisis disuntikkan dan diukur luas puncaknya. Kadar sampel

diperoleh dengan cara memplot luas puncak sampel pada kurva

kalibrasi baku atau dengan perbandingan langsung. Kekurangan cara

ini adalah diperlukan baku murni serta diperlukan ketelitian dalam

pengenceran dan penimbangan karena harus menyuntikkan volume

yang tepat sama.

Tahapan analisis kuantitatif adalah :

a. Membuat spektrum serapan komponen-komponen yang ada di

dalam sampel.

b. Mencari panjang gelombang optimum untuk campuran komponen

zat dalam sampel.

c. Mencari fase gerak yang sesuai agar komponen-komponen

tersebut memisah (R ≥ 1,5) (30,31).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 41: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

D. VALIDASI METODE ANALISIS

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk

membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk

penggunaannya (32).

Validasi metode diperlukan dalam suatu proses analisis untuk

memastikan hasil analisis dapat dipertanggungjawabkan. Suatu metode

analisis perlu divalidasi apabila metode tersebut baru dikembangkan

untuk suatu permasalahan khusus. Validasi juga dilakukan jika ada revisi

dari metode yang sudah ada untuk memecahkan suatu permasalahan

analisis yang baru. Selain itu proses validasi juga diperlukan jika

diterapkan metode rutin pada laboratorium yang berbeda dengan alat dan

oleh analis yang berbeda pula. Seiring dengan berjalannya waktu, proses

validasi metode juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa metode

tersebut masih dapat diandalkan (32).

Ada beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam

validasi metode analisis. Untuk menentukan parameter-parameter yang

digunakan, perlu diperhatikan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.

Parameter yang sering digunakan untuk pengembangan metode analisis

antara lain kecermatan (accuracy), keseksamaan (precision), selektifitas

(selectivity), linearitas (linearity) dan rentang (Range), batas deteksi (LOD)

dan batas kuantitasi (LOQ), ketangguhan (ruggedness) serta kekuatan

(robustness) (32).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 42: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

1. Kecermatan (accuracy)

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukan derajat kedekatan

hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan

dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang

ditambahkan. Uji perolehan kembali dapat dilakukan dengan

menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada

matriks sampel, lalu persen perolehan kembali dinyatakan sebagai

rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya.

Rentang kesalahan perolehan kembali yang diijinkan berbeda-beda

tergantung pada konsentrasi analit pada matriks sampel, semakin kecil

konsentrasi analit, semakin kecil perolehan kembalinya. Akurasi yang

baik adalah 98%-102%, untuk sampel hayati (biologis/nabati) adalah ±

10% (32).

2. Keseksamaan (precision)

Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat

kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil

individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada

sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen.

Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku

relatif (koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai

keterulangan (repeatibility) atau ketertiruan (reproducibility).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 43: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang

kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dalam interval waktu

yang pendek. Ketertiruan adalah keseksamaan metode jika dikerjakan

pada kondisi berbeda. Biasanya analisis dilakukan dalam

laboratorium-laboratorium yang berbeda atau sama dengan

menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analisis yang berbeda

pula. Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan

baku relatif 2% atau kurang. Akan tetapi, kriteria ini sangat fleksibel

bergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan

kondisi laboratorium (32).

3. Selektivitas (selectivity)

Selektivitas suatu metode adalah kemampuan metode untuk

mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan

adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.

Selektivitas sering dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree

of bias). Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil

analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa

sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa dengan hasil analisis

sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi. Penyimpangan hasil

jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya (32).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 44: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

4. Linearitas (linearity) dan Rentang (Range)

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan

respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi

matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam

sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan

tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat diterapkan dengan

kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima. Dalam

praktek, digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya

antara 50-150% kadar analit dalam sampel.

Di dalam pustaka sering ditemukan rentang konsentrasi yang

digunakan antara 0-200%. Jumlah sampel yang dianalisis sekurang-

kurangnya delapan buah sampel blangko. Sebagai parameter adanya

hubungan linier digunakan koefisien korelasi (r) pada analisis regresi

linier y = a + bx. Hubungan linier yang ideal dicapai jika b = 0, r = +1

atau -1 bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan

kepekaan analisis terutama instrument yang digunakan (32).

5. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang

dapat dideteksi dan masih memberikan respon signifikan dibandingkan

dengan blangko. Sedangkan batas kuantitasi adalah batas kuantitas

terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria

cermat dan seksama.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 45: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui

garis regresi linier dari kurva kalibrasi.

a. Batas deteksi

LOD = 3 Sy/x

b

b. Batas kuantitasi

LOQ = 10 Sy/x

b

Sy/x : Simpangan baku respon analit dari blangko.

b : Arah garis linier (kepekaan arah) dari kurva respon terhadap

konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y = a + bx) (32).

6. Ketangguhan metode (Rugedness)

Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang

diperoleh dari hasil analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi

uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi,

suhu, hari yang berbeda, dan lain-lain. Ketangguhan biasanya

dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau

lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan

ukuran ketertiruan pada kondisi normal antara laboratorium dan antar

analis. Ketangguhan metode ditentukan dengan menganalisis suatu lot

sampel yang homogen pada laboratorium yang berbeda oleh analis

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 46: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

yang berbeda, kondisi dan lingkungan yang berbeda, tetapi

menggunakan prosedur dan parameter uji yang sama (32).

7. Kekuatan (Robustness)

Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan

metodologi yang kecil dan terus-menerus dan mengevaluasi respon

analitik dan efek presisi dan akurasi (32).

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 47: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

BAB III

BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

A. LOKASI

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analisis

Instrumen, Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

B. BAHAN

dl-Alfa-tokoferol (DSM Nutritional Produtcs Asia Pasific Pte. Ltd.),

asam askorbat (Brataco Chemika), KOH (Merck), metanol pro HPLC

(Merck), n-heksana pro HPLC (Mallinckrodt), alkohol 96% (BE Reagen),

aquabidestilata (Otsuka Pharmaceuticals) dan sampel kelapa kopyor tua

sebanyak 2 buah, yang berasal dari Lampung.

C. ALAT

Pompa KCKT LC 6A (Shimadzu) yang dilengkapi dengan kolom

kromasil 100-5C18 (25 cm x 4,6 mm), detektor spektrofotometer UV SPD-

6AV (Shimadzu), pemroses data Class LC-10 dan interface CBM 102

(Shimadzu), spektrofotometer UV-Vis Jasco V-530 (Shimadzu) dan kuvet,

microliterTM syringe 25,0 µL (Hamilton), filter eluen dan sampel 0,45 µm

(Whatman), timbangan analitik, ultrasonik (Elma S60H), magnetic stirrer,

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 48: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

lemari es, blender, saringan berdiameter 12 cm dan kasa, balon karet,

alumunium voil, vial coklat dan alat-alat gelas.

D. CARA KERJA

1. Pembuatan larutan induk standar tokoferol 1000 µg/mL

Timbang seksama 100,0 mg tokoferol masukkan ke dalam labu

ukur 100,0 mL dan dilarutkan dengan n-heksana sampai tanda batas.

Diperoleh konsentrasi larutan induk standar tokoferol sebesar 1 mg/mL

(1000 µg/mL = 1000 ppm). Lakukan pengenceran larutan induk untuk

mendapatkan larutan standar tokoferol dengan konsentrasi 5, 10, 15,

20, 25, 30 dan 100 µg/mL.

2. Optimasi kondisi analisis tokoferol

a. Penentuan panjang gelombang maksimum

Larutan standar tokoferol 100 µg/mL dibuat spektrum

serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada rentang

panjang gelombang 200-400 nm. Dari kurva serapan akan

didapatkan panjang gelombang maksimum tokoferol.

b. Pemilihan kecepatan alir untuk analisis vitamin E

Larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL disuntikkan sebanyak

20,0 µL ke alat KCKT menggunakan fase gerak metanol dengan

variasi kecepatan alir 1,0; 1,2 dan 1,5 mL/menit dan dideteksi pada

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 49: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

panjang gelombang maksimum yang diperoleh pada percobaan a.

Masing-masing kondisi di atas dicatat waktu retensi (tR), dihitung

faktor ikutan (Tf), jumlah plat teoritis (N) dan HETP. Kondisi terpilih

adalah kondisi yang menunjukkan nilai plat teoritis (N) yang

terbesar dan HETP terkecil.

3. Validasi metode analisis tokoferol

a. Pembuatan kurva kalibrasi dan uji linearitas

Masing-masing larutan standar tokoferol dengan konsentrasi 5,

10, 15, 20, 25 dan 30 µg/mL disuntikkan sebanyak 20,0 µL ke alat

KCKT dengan kondisi fase gerak metanol dan kecepatan alir

terpilih. Dari data pengukuran kemudian dibuat kurva kalibrasi

analisis hubungan antara konsentrasi tokoferol dengan luas puncak

sehingga didapat persamaan garis linear y = a + bx dan koefisien

korelasi (r) yang menunjukkan linearitasnya.

b. Penentuan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

Dengan metode statistik, LOD dan LOQ ditentukan dari hasil

kurva kalibrasi yang diperoleh. Rumus untuk perhitungannya

adalah sebagai berikut :

LOD = 3 Sy/x LOQ = 10 Sy/x

b b

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 50: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

c. Uji presisi

Larutan standar tokoferol dengan konsentrasi 5, 15 dan 30

µg/mL disuntikkan ke alat KCKT sebanyak 20,0 µL dengan kondisi

fase gerak metanol dan kecepatan alir terpilih, diulang sebanyak

enam kali untuk masing-masing konsentrasi. Kemudian dicatat luas

puncaknya dan dihitung koefisien variasinya (KV).

d. Uji Perolehan Kembali (UPK)

Sampel berupa santan dari daging buah kelapa kopyor tua yang

ditimbang seksama sebanyak 20 g dan ditambahkan 1,0 mL

larutan standar tokoferol 25,1 µg/mL (untuk UPK konsentrasi

rendah), 125 mL alkohol 96%, 12,5 mL larutan asam askorbat 10%,

25 mL larutan KOH 80% dan 62,5 mL air. Kemudian disaponifikasi

selama 4 jam dengan menggunakan magnetic stirrer pada suhu

ruang dan terlindung dari cahaya. Lalu diekstraksi dengan 2 dan 3

mL n-heksana, ekstrak dicuci dengan 2 x 10 mL air. Ekstrak yang

diperoleh dimasukkan ke dalam labu ukur 5,0 mL dan dicukupkan

volumenya hingga tanda batas dengan n-heksana. Suntikkan

sampel sebanyak 20,0 µL ke alat KCKT, dicatat luas puncaknya

dan dihitung persentase uji perolehan kembalinya. Hal yang sama

dilakukan untuk UPK pada konsentrasi sedang dan tinggi.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 51: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

4. Analisis tokoferol dalam sampel

Sampel berupa santan dari daging buah kelapa kopyor tua yang

ditimbang seksama sebanyak 100 g dan ditambahkan 125 mL alkohol

96%, 12,5 mL larutan asam askorbat 10%, 25 mL larutan KOH 80%

dan 62,5 mL air. Kemudian disaponifikasi selama 4 jam dengan

menggunakan magnetic stirrer pada suhu ruang dan terlindung dari

cahaya. Lalu diekstraksi dengan 2 x 5 mL n-heksana, ekstrak dicuci

dengan 2 x 10 mL air. Ekstrak yang diperoleh dimasukkan ke dalam

labu ukur 10,0 mL dan dicukupkan volumenya hingga tanda batas

dengan n-heksana. Suntikkan sampel sebanyak 20,0 µL ke alat KCKT

dan dicatat luas puncaknya. Kadar tokoferol dalam sampel dihitung

berdasarkan persamaan kurva kalibrasi yang telah diperoleh.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 52: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PERCOBAAN

1. Optimasi kondisi analisis tokoferol

a. Penentuan panjang gelombang maksimum

Panjang gelombang maksimum tokoferol dalam n-heksana

ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

rentang panjang gelombang 200-400 nm. Dari hasil pengukuran

diperoleh panjang gelombang maksimum tokoferol adalah pada

297 nm. Spektrum serapan tokoferol dapat dilihat pada Gambar 4

dan Tabel 2.

b. Pemilihan kecepatan alir untuk analisis tokoferol

Berdasarkan literatur acuan (23), analisis tokoferol dilakukan

dengan menggunakan fase gerak metanol. Dari hasil percobaan

dipilih kecepatan alir 1,0 mL/menit. Hasil percobaan dapat diliat

pada Gambar 5, 6, 7 dan Tabel 3.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 53: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

2. Validasi metode analisis tokoferol

a. Pembuatan kurva kalibrasi dan uji linearitas

Persamaan garis kurva kalibrasi yang didapat yaitu y = 398,466

+ 934,51x dengan koefisien korelasi (r) adalah 0,99993. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8 dan Tabel 4.

b. Penentuan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

Batas deteksi dan batas kuantitasi tokoferol yaitu masing-

masing sebesar 0,38 µg/mL dan 1,29 µg/mL. Hasil selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 5.

c. Uji presisi

Larutan standar tokoferol dengan konsentrasi 5,3 µg/mL; 15,9

µg/mL dan 31,8 µg/mL masing-masing memberikan nilai koefisien

variasi (KV) berturut-turut 0,703%; 0,82% dan 1,101%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.

d. Uji Perolehan Kembali (UPK)

Hasil rata-rata uji perolehan kembali tokoferol pada matriks

santan dari daging buah kelapa kopyor tua adalah 99,45%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 54: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

3. Analisis tokoferol dalam sampel kelapa kopyor

Kadar rata-rata tokoferol dalam 100 g santan dari daging buah

kelapa kopyor tua yaitu sebesar 0,0653 mg. Hasil selengkapnya dapat

dilihat pada Gambar 9 dan Tabel 8.

B. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dilakukan analisis total tokoferol dalam sampel

berupa santan dari daging buah kelapa kopyor tua (Cocos nucifera L.).

Analisis tokoferol pada buah kelapa kopyor sebelumnya pernah dilakukan

secara kromatografi cair kinerja tinggi. Analisis tokoferol dilakukan

menggunakan alat KCKT yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis.

Metode KCKT dipilih karena waktu analisis yang cepat dan cara kerjanya

relatif sederhana (6). Detektor UV-Vis digunakan karena tokoferol memiliki

gugus kromofor (gugus yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi) dan

gugus ausokrom (gugus yang memiliki pasangan elektron bebas).

Sebelum dilakukan optimasi dan validasi metode, terlebih dahulu

dilakukan pencarian panjang gelombang maksimum tokoferol. Dari hasil

percobaan, didapat panjang gelombang maksimum tokoferol adalah pada

297 nm. Setelah didapat panjang gelombang maksimum, lalu dilakukan

optimasi fase gerak. Pemilihan fase gerak adalah berdasarkan pada

literatur yaitu menggunakan metanol, dimana metanol merupakan pelarut

polar yang memenuhi persyaratan fase gerak antara lain harganya lebih

murah dibandingkan fase gerak lain dan mudah didapat.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 55: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Pada kecepatan alir 1,0 mL/menit, didapat waktu retensi tokoferol

adalah pada 14,087 menit dan menghasilkan jumlah plat teoritis paling

besar serta HETP paling kecil. Pada kecepatan alir 1,2 mL/menit,

menghasilkan tekanan kolom yang lebih besar daripada 1,0 mL/menit dan

waktu retensi yang lebih cepat yaitu 12,040 menit. Pada kecepatan ini

menghasilkan jumlah plat teoritis yang lebih kecil dan HETP lebih besar

daripada kecepatan 1,0 mL/menit. Pada kecepatan alir 1,5 mL/menit,

didapat waktu retensi 9,665 menit. Waktu retensi ini lebih cepat tetapi

tekanan kolom menjadi lebih besar dan menghasilkan jumlah plat teoritis

yang lebih kecil dan HETP lebih besar dibandingkan dua kecepatan alir

sebelumnya. Tekanan kolom KCKT yang besar, tidak baik untuk kolom

karena dapat mengurangi umur kolom atau kolom menjadi lebih cepat

rusak.

Validasi metode dilakukan sebelum melakukan analisis sampel.

Validasi yang dilakukan pertama kali adalah pembuatan kurva kalibrasi.

Tujuan pembuatan kurva kalibrasi adalah untuk mengetahui kelinieran

hubungan antara konsentrasi tokoferol dengan luas puncak yang

dihasilkan. Koefisien korelasi, r, yang semakin mendekati 1 berarti

semakin linier.

Pembuatan kurva kalibrasi tokoferol dilakukan dengan

menghubungkan enam titik pada berbagai konsentrasi yaitu 5,3; 10,6;

15,9; 21,2; 26,5 dan 31,8 ìg/mL. Persamaan kurva kalibrasi merupakan

hubungan antara sumbu x dan sumbu y. Deretan konsentrasi yang dibuat

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 56: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

dinyatakan sebagai sumbu x, sedangkan luas puncak tokoferol yang

diperoleh dari hasil pengukuran dinyatakan sebagai nilai sumbu y.

Persamaan garis kurva kalibrasi tokoferol adalah y = 398,466 + 934,51x,

dengan nilai koefisien korelasi 0,99993. Koefisien korelasi yang semakin

mendekati nilai 1 menyatakan hubungan yang semakin linier antara

konsentrasi dengan luas puncak kromatogram yang dihasilkan.

Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung dengan menggunakan

persamaan garis regresi linier kurva kalibrasi yang telah diperoleh. Batas

deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi

yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko.

Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan

sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat

memenuhi kriteria cermat dan seksama (32). Berdasarkan perhitungan

statistik, maka diperoleh batas deteksi tokoferol sebesar 0,38 µg/mL,

sedangkan batas kuantitasi tokoferol sebesar 1,29 µg/mL. Konsentrasi

tersebut berada dibawah konsentrasi terkecil pembuatan kurva kalibrasi.

Setelah pembuatan kurva kalibrasi lalu dilakukan uji presisi.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hasil keterulangan penyuntikan

satu larutan dalam satu hari. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau

simpangan baku relatif (koefisien variasi). Kriteria seksama diberikan jika

metode memberikan simpangan baku relatif 2% atau kurang (32). Untuk

konsentrasi 5,3; 15,9 dan 31,8 ìg/mL masing-masing memberikan nilai

koefisien variasi berturut-turut 0,703%; 0,82% dan 1,101%. Dari ketiga

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 57: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

konsentrasi tersebut simpangan baku relatifnya kurang dari 2%, oleh

karena itu analisis ini dapat disimpulkan memberikan nilai dengan

keseksamaan yang baik.

Untuk menilai kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang

sebenarnya dapat dilakukan melalui uji perolehan kembali yang bertujuan

untuk mengetahui keakuratan metode yang digunakan. Uji Perolehan

Kembali (UPK) merupakan cara untuk menentukan kecermatan hasil

analisis suatu metode. Kecermatan atau akurasi adalah kedekatan hasil

penetapan yang diperoleh dengan hasil sebenarnya. UPK dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu metode simulasi dan metode penambahan bahan

baku (adisi) (32).

UPK dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, dimana kelapa

kopyor yang tidak mengandung tokoferol dijadikan sebagai blanko,

kemudian ditambahkan standar tokoferol yang diketahui kadarnya. Lalu

UPK diketahui dengan membagi hasil yang didapat dengan konsentrasi

tokoferol yang sebenarnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan

dengan kondisi alat dan bahan yang terdapat di laboratorium. Sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah buah kelapa kopyor tua. Buah

kelapa tua memiliki ciri-ciri yaitu kulit luar yang berwarna coklat tua dan

keras sehingga lebih susah dibuka daripada kelapa muda, memiliki

kandungan air lebih sedikit, rasa yang lebih manis serta daging buah yang

lebih tebal dan keras. Daging buah kelapa kopyor tua tetap lunak, tidak

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 58: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

seperti kelapa tua biasa yang dagingnya akan menebal dan mengeras

(11).

Satu buah kelapa kopyor tua menghasilkan 417,9 g daging buah dan

213,3 g air kelapa. Daging buah kelapa kopyor tua diblender dan diperas

untuk memperoleh santannya. Dari 417,9 g daging buah kelapa kopyor

tua, diperoleh santan sebanyak 287,9 g. Santan ditimbang sebanyak 100

g dan disaponifikasi dengan alkohol, asam askorbat, KOH dan air selama

empat jam dengan menggunakan magnetic stirrer. Saponifikasi perlu

dilakukan pada sampel yang berlemak, bertujuan untuk memisahkan

komponen yang dapat tersabunkan (gliserol, garam asam lemak) dimana

dapat mengganggu analisis tokoferol (lalu dihilangkan dengan air karena

komponen ini larut dalam air) dan untuk membebaskan tokoferol dari

bentuk ester tokoferil (7,23). Saponifikasi dilakukan menggunakan

campuran kalium hidroksida dengan antioksidan untuk menghindari

terjadinya oksidasi.

Setelah disaponifikasi, sampel diekstraksi dengan 2 x 5 mL n-heksana,

fase n-heksana yang diperoleh kemudian dicuci dengan 2 x 10 mL air,

dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL kemudian dicukupkan

volumenya hingga batas dengan n-heksana. Analisis dilakukan dengan

melihat kromatogram yang muncul pada waktu retensi yang sama atau

hampir sama dibandingkan dengan waktu retensi dari zat standar yang

dipisahkan pada kondisi fase gerak dan kecepatan alir yang sama. Hasil

analisis menunjukkan bahwa dalam 100 g santan dari daging buah kelapa

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 59: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

kopyor tua mengandung kadar tokoferol rata-rata adalah 0,0653 mg.

Secara keseluruhan dari hasil percobaan, kondisi yang diperoleh pada

penelitian ini dapat digunakan untuk menganalisis tokoferol dalam sampel

makanan buah kelapa kopyor.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 60: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Kondisi optimum untuk analisis tokoferol secara Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi (KCKT) dengan kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25

cm x 4,6 mm) dan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 297 nm,

volume penyuntikkan 20,0 µL; diperoleh dengan fase gerak metanol

dan kecepatan alir 1,0 mL/menit.

2. Metode analisis tokoferol dengan alat KCKT pada penelitian ini sudah

valid, kesimpulan ini dipertimbangkan dengan melihat nilai parameter

kelinieran, batas deteksi dan batas kuantitasi, koefisien variasi, serta

nilai uji perolehan kembali yang masuk ke dalam batas yang

diperbolehkan.

3. Kadar rata-rata tokoferol dalam 100 g sampel santan dari daging buah

kelapa kopyor tua (Cocos nucifera L.) adalah 0,0653 mg.

B. SARAN

1. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari kondisi lain

yang lebih baik untuk analisis tokoferol.

2. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis tokoferol

dalam sumber makanan lainnya.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 61: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

DAFTAR ACUAN

1. Anonim. Budidaya Kelapa (Cocos nucifera L.).

http://dekindo.com/content/artikel/budidaya_kelapa.pdf, 12 Januari

2009, pk. 14.00.

2. Anonim. 2009. Arecaceae.

http://en.wikipedia.org/wiki/Arecaceae#cite_note-1, 23 Januari 2009,

pk. 20.00.

3. Maskromo, Ismail, Nuraini Mashud & Hengky Novarianto. 2007. Potensi

Pengembangan Kelapa Kopyor di Indonesia. Warta Penelitian dan

Pengembangan. 13 (1) : 3.

4. Kurniati, Irma. 2009. Saatnya Rutin Konsumsi Vitamin E.

http://nasional.vivanews.com/news/read/32673-

saatnya_rutin_konsumsi_vitamin_e, 23 Januari 2009, pk. 21.00.

5. Kazuhiro, Kubo, Umar Santoso, Toru Ota, Tadahiro Tadokoro & Akio

Maekawa. 1996. Nutrient Composition of Kopyor Coconuts (Cocos

nucifera L.). Food Chemistry. 57 (2) : 299-304.

6. Ekasari, Ratna Kencana. 2008. Optimasi Fase Gerak Metanol-Air untuk

Analisis Kuantitatif Campuran Kaptopril dan Hidroklorotiazida dalam

Sediaan Simulasi Tablet. Indoskripsi, Kumpulan Skripsi Online Full

Content.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 62: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

7. Hashmi, Manzur-Ul-Haque. 1973. Assay of Vitamins in Pharmaceutical

Preparations. New York : John Wiley & Sons Ltd. Hlm. 360-362 & 365-

387.

8. Chan, Edward & Craig R. Elevitch. 2006. Cocos nucifera (Coconut).

Species Profiles for Pasific Island Agroforestry. Hlm. 2.

9. Anonim. 2007. Bibit Kelapa Kopyor melalui Kultur Embrio. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

10. Anonim. 2008. Kelapa Kopyor.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_kopyor, 13 Januari 2009, pk. 14.00.

11. Grygus, Andrew. Coconut.

http://www.clovegarden.com/ingred/coconut.html, 23 Januari 2009, pk.

21.00.

12. Kristina, Natalini Nova & Siti Fatimah Syahid. 2008. Penggunaan

Tanaman Kelapa (Cocos nucifera), Pinang (Areca catechu) dan Aren

(Arenga pinnata) sebagai Tanaman Obat. Balai Penelitian Tanaman

Obat dan Aromatik. Hlm. 1.

13. Prananta, Juni. 2008. Pemanfaatan Sabut dan Tempurung Kelapa serta

Cangkang Sawit untuk Pembuatan Asap Cair sebagai Pengawet

Makanan Alami. Scribd. Hlm. 4-6.

14. Anonim. 2009. Coconut.

http://en.wikipedia.org/wiki/Cocos_nucifera, 23 Januari 2009, pk. 21.00.

15. Esti & Sawedi. 2001. Tanaman Perkebunan, Kelapa. IPTEKnet, Sentra

Informasi IPTEK.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 63: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

16. Anonim. 2004. Introduction about Coconut Water. Cocoinfo International.

11 (1).

17. Anonim. 2009. Cocos nucifera.

http://commons.wikimedia.org/wiki/Cocos_nucifera, 11 Januari 2009,

pk. 20.00.

18. Anonim. 2008. Informasi Spesies, Kelapa, Cocos nucifera L. Plantamor,

Situs Dunia Tumbuhan.

19. Hutapea, Johnny Ria, dkk. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II).

Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. Hlm. 139.

20. Greenfield, H. Southgate & D.A.T. 2003. Food Composition Data. Food

and Agriculture Organization of The United Nations Chapter 7.

21. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Hlm. 606-607.

22. Andarwulan, Nuri & Sutrisno Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Jakarta :

Rajawali Press. Hlm. 209-219.

23. A., Ubaldi, Delbono G., Fusari A. & Serventi P. 2005. Quick HPLC Method

to Determine Vitamin E Concentration in Cow’s Milk. Ann. Fac. Medic.

Vet. di Parma. XXV : 101.

24. Augustin, Jorg, Barbara P. Klein, Deborah Becker & Paul B. Venugopal.

1985. Methods of Vitamin Assay. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Hlm. 225-259 & 263-277.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 64: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

25. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Hlm. 77-78 & 796-798.

26. Meronda, Rahma G. 2008. Bahan Tambahan Makanan Antioksidan &

Sekuesteran. Makasar : Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin.

Hlm. 15.

27. Anonim. 2006. The Merck Index an Encyclopedia of Chemicals, Drugs &

Biological. USA : Merck & Co., Inc., Whitehouse Station, WJ. Hlm.

1632.

28. Mahn, F.P., V. Viswanathan, C. Plinton, A. Menyharth & B.Z. Senkowski.

1968. Determination of Vitamin E in Multivitamin Products by Gas-

Liquid Chromatography. Journal of Pharmaceutical Sciences. 57 (12) :

2149-2153.

29. Osterlof, G. & A. Nyheim. 1980. The Estimation of α-Tocopherol in

Biological Material by Gas Chromatography. Journal of

Chromatography. 183 : 487-491.

30. Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Fisikokimia. Depok : Departemen

Farmasi FMIPA UI. Hlm. 140-143.

31. Johnson, E. L. & Robert S. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Bandung :

Penerbit ITB. Hlm. 1-51, 230-255 & 278-301.

32. Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara

Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1 (3) : 117-135.

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 65: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

GAMBAR

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 66: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 4. Spektrum serapan larutan standar tokoferol 100 µg/mL dalam n-

heksana

Panjang gelombang (nm)

Sera

pan

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 67: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 5. Kromatogram larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL, kecepatan

alir 1,0 mL/menit

Keterangan gambar :

A : tokoferol

Waktu retensi : 14,087 menit

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

A

Waktu retensi (menit)

Res

pon

dete

ktor

(V/

s)

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 68: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 6. Kromatogram larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL, kecepatan

alir 1,2 mL/menit

Keterangan gambar :

A : tokoferol

Waktu retensi : 12,040 menit

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Waktu retensi (menit)

Res

pon

dete

ktor

(V/

s)

A

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 69: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 7. Kromatogram larutan standar tokoferol 100,0 µg/mL, kecepatan

alir 1,5 mL/menit

Keterangan gambar :

A : tokoferol

Waktu retensi : 9,666 menit

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Waktu retensi (menit)

Res

pon

dete

ktor

(V/

s)

A

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 70: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 8. Kurva kalibrasi standar tokoferol

Persamaan garis kurva kalibrasi tokoferol : y = 398,466 + 934,51x dengan

koefisien korelasi (r) : 0,99993.

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Luas

pun

cak

(V/

s)

Konsentrasi (µg/mL)

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 71: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 9. Kromatogram tokoferol dalam sampel daging buah kelapa kopyor

tua (Cocos nucifera L.)

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Waktu retensi (menit)

Res

pon

dete

ktor

(V/

s)

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 72: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 10. Alat kromatograf cair kinerja tinggi

Keterangan :

1. Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm)

2. Injektor

3. Pompa LC-6A (Shimadzu)

4. Detektor UV-Vis SPD 6AV (Shimadzu)

5. Interface CBM 102 (Shimadzu)

6. Komputer processor Class LC-10

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 73: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Gambar 11. Sampel buah kelapa kopyor (Cocos nucifera L.)

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 74: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

TABEL

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 75: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Tabel 2

Panjang Gelombang Maksimum dan Serapan Tokoferol

Konsentrasi (C) (Panjang gelombang) A (Serapan)

(µg/mL) (nm)

100 296,5 0,9475

100 297 0,9494

100 297,5 0,9464

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 76: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Tabel 3

Pemilihan Kondisi Analisis Optimum Tokoferol

Hubungan antara waktu retensi (tR), jumlah plat teoritis (N), efisiensi kolom

(HETP) dan faktor ikutan (Tf) kromatogram tokoferol terhadap perubahan

kecepatan alir fase gerak

Kecepatan alir Waktu retensi Jumlah plat teoritis HETP Faktor ikutan (Tf)

(mL/menit) (menit) (N)

1,0 14,087 2287,33 0,0109 1

1,2 12,040 1863,36 0,013 1

1,5 9,665 1713,24 0,014 1

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 77: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Tabel 4

Kurva Kalibrasi Tokoferol

Konsentrasi (C) Luas puncak (A)

(µg/mL) (µV/s)

5,3 5388 10,6 10308 15,9 15330 21,2 20003 26,5 25161 31,8 30212

Persamaan garis : y = 398,466 + 934,51x dengan koefisien korelasi (r) :

0,99993

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 78: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Tabel 5

Hasil Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)

Konsentrasi (C) Luas puncak (A) Yi (Y-Yi)2 ∆ y/x

(µg/mL) (µV/s)

5,3 5388 5351,38 1340,95 10,6 10308 10304,29 13,72 928,30 15,9 15330 15257,20 5298,45 947,54 21,2 20003 20210,12 42900,27 881,69 26,5 25161 25163,03 4,15 973,20 31,8 30212 30115,95 9225,14 953,01

(Y-Yi)2 = 58782,70

S (y/x) : 121,22

Batas deteksi (LOD) : 0,38 µg/mL

Batas kuantitasi (LOQ) : 1,29 µg/mL

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 79: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Tabel 6

Hasil Perhitungan Uji Presisi

Konsentrasi (C) Luas puncak (A) Konsentrasi pengukuran

Konsentrasi rata - rata

Simpangan baku

(µg/mL) (µV/s) (µg/mL) (µg/mL)

5388 5,33 5,39 0,037 5417 5,37 5490 5,44 5429 5,38 5460 5,41

5,3

5447 5,40

15330 15,97 15,77 0,130 15088 15,71 15007 15,63 15048 15,67 15135 15,76

15,9

15235 15,87

30212 31,902 31,85 0,350 30309 32,006 30299 31,99 29549 31,19 30504 32,21

31,8

30118 31,802

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 80: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Tabel 7

Hasil Perhitungan Uji Perolehan Kembali (UPK) pada Matriks Kelapa Kopyor

Konsentrasi (C) Luas puncak Konsentrasi pengukuran UPK UPK rata-rata

(µg/mL) (µV/s) (µg/mL) (%) (%)

5117 5,04 100,58 5148 5,08 101,24 5,02 5057 4,98 99,30

5921 5,90 98,16 5952 5,94 98,71 99,45 6,02 5924 5,91 98,21

7832 7,95 99,05 7975 8,10 100,96 8,03 7822 7,94 98,92

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 81: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Tabel 8

Data Penetapan Kadar Tokoferol dalam Sampel Santan dari Daging Buah

Kelapa Kopyor

Luas puncak (A) Konsentrasi (C)

(ìV/s) (ìg/mL)

6421 6,44 6797 6,84 6308 6,32

C rata – rata = 6,53

Kondisi : Kolom fase terbalik C18 Kromasil™ (25 cm x 4,6 mm), fase gerak

metanol, panjang gelombang 297 nm, volume penyuntikan 20,0 µL

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 82: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

LAMPIRAN

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 83: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Lampiran 1

Cara Memperoleh Persamaan Garis Linier

Persamaan garis y = a + bx

Untuk memperoleh nilai a dan b digunakan kuadrat terkecil (least square)

Linearitas ditentukan berdasarkan nilai koefisien korelasi (r)

22

2

xixiN

yixixiyia

22

.

xixiN

yixiyixiNb

2222 .

yyNxxN

yxxyNr

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 84: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Lampiran 2

Cara Perhitungan Simpangan Baku dan Koefisien Variasi

Rata-rata : n

xx

Simpangan Baku : 1

1

2

n

xxiSB

n

i

Koefisien Variasi : %100

x

SBKV

Contoh :

Hasil uji presisi standar tokoferol 5,3 g/mL :

Konsentrasi rata-rata ( x

) = 5,39 g/mL

SB = 0,0379

KV = %100 5,39

0,0379 = 0,703%

16

5,3931 - 5,4023.....5,3931 - 5,3391 22

SB

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 85: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

b

xySLOD /3

b

xySLOQ /10

26

30115,95-30212....5351,38-5388 22

Lampiran 3

Cara Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi :

Batas kuantitasi :

Contoh :

Persamaan kurva kalibrasi tokoferol : y = 398,466 + 934,51x

S(y/x) =

= 121,22

Batas deteksi tokoferol : LOD =

Batas kuantitasi tokoferol : LOQ =

2

/2

n

yiyxyS

µg/mL 0,3851,934

22,1213

µg/mL 1,2951,934

22,12110

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 86: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Lampiran 4

Cara Perhitungan Uji Perolehan Kembali

Rumus :

% Perolehan kembali = Konsentrasi pengukuran (c’) x 100%

Konsentrasi sebenarnya (c)

Keterangan :

c’ = Konsentrasi pengukuran didapat dari nilai luas puncak (V/s) yang

dimasukkan ke dalam persamaan kurva kalibrasi.

C = Konsentrasi sebenarnya merupakan konsentrasi standar tokoferol yang

ditambahkan ke dalam sampel.

Contoh :

Untuk uji perolehan kembali pada konsentrasi 5,02 g/mL didapat luas

puncak sebesar 5117, kemudian luas puncak tersebut dimasukkan ke dalam

persamaan kurva kalibrasi dan didapatkan konsentrasi sebesar 5,04 g/mL.

Jadi uji perolehan kembalinya adalah :

% Perolehan kembali = 5,04 x 100%

5,02

% Perolehan kembali = 100,58%

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010

Page 87: ANALISIS TOTAL VITAMIN E DALAM DAGING BUAH KELAPA …

Lampiran 5

Sertifikat Analisis Tokoferol

Analisis total..., Amitri Inggardiayu HP, FMIPA UI, 2010