Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS TREND ATAS PERKEMBANGAN PEMBIAYAANMURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH(STUDI KASUS PADA LAPORAN KEUANGAN BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA)
SKRIPSIDIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUKMENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAHPADA JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
ZAINAL ALIM A04130028
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIPOLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI2017
ii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Zainal Alim
NIM : A04130028
Tempat Tanggal Lahir : Kertak Hanyar, 10 April 1995
Agama : Islam
Alamat : Jl. A. Yani Km 8,700 Gg. Setia Budi RT 14, RW
04, Kel. Manarap, Kec. Kertak Hanyar,
Kalimantan Selatan
Nama Orang Tua (Ayah) : Mulkan
Nama Orang Tua (Ibu) : Norma Sari
Riwayat Pendidikan : TK Merpati (2001)
SDN Manarap Lama 2 (2007)
MTsN Banjar Selatan (2010)
SMKN 1 Gambut (2013)
Pengalaman Organisasi : Dewan Perwakilan Mahasiswa (DEPMA)
Poliban
Lembaga Kajian Islam (LKI) Al-Ikhlas Poliban
Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Poliban
v
MOTTO
Appreciate what you “have” before it turns intowhat you “had”
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi ini merupakan hasil penelitian yang telah saya lakukan. Segala
kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan sebagaimana
mestinya.
Skripsi ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan lain oleh siapapun
juga, skripsi ini merupakan hasil tulisan saya yang dapat saya pertanggungjawabkan
otentikasinya atau bukan hasil dari aktivitas plagiat. Saya juga menyatakan bahwa
objek dan data yang saya ambil dalam penelitian ini bukan merupakan objek dan
data fiktif. Apabila dikemudian hari tenyata pernyataaan saya ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi hukum dari ketidakbenaran pernyataan tersebut.
Saya bersedia dicabut titel akademik serta hak yang melekat padanya oleh
Politeknik Negeri Banjarmasin, apabila saya terbukti melanggar pernyataan yang
telah saya sampaikan diatas.
Banjarmasin, Agustus 2017
Zainal AlimA04130028
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Trend atas
Perkembangan Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
(Studi Kasus pada Laporan Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia)” ini
dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta pengikut
beliau hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan kuliah D4 Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi Lembaga
Keuangan Syariah Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis masih menyadari masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati menerima
kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada terhingga kepada kedua
orang tua saya yang telah memberikan saya dukungan moral dan materi serta adik-
adik saya yang telah memberi saya dorongan motivasi dan tujuan untuk berjuang
tanpa menyerah.
Pada kesempatan kali ini, penulis juga menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan
bimbingan serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu antara lain:
viii
1. Bapak H. Edi Yohanes ST. MT, selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin.
2. Ibu Andriani SE, M.M, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
3. Bapak H. Mairijani, M.Ag selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Lembaga Keuangan Syariah Politeknik Negeri Banjarmasin sekaligus
Dosen Pembimbing yang telah membimbing saya dan memberikan
semangat yang luar biasa dalam proses penyusunan skripsi.
4. Bapak H. M. Yassir Fahmi, S.Pd.I, MSI selaku ketua penguji dan Ibu
Manik Mutiara Sadewa, M.Bus(Acc), CA, SAS selaku anggota penguji
yang telah memberikan bimbingan, koreksi, saran, serta arahan dalam
proses pengumpulan skripsi.
5. Ibu Basyirah Ainun, SE, MM, Ak, CA selaku wali kelas Program Studi
Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Angkatan 2013 yang telah bersedia
mendampingi dan mendidik kami selama masa kuliah.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat serta
telah membantu saya selama masa kuliah.
7. Seluruh keluarga saya yang ikut memberikan dukungan moral serta materi
kepada penulis.
8. Seluruh sahabat saya di ALKS angkatan 2013 yang telah mendampingi
saya dalam melewati hari-hari penuh kenangan yang tak terlupakan, serta
ix
bersama-sama berjuang menimba ilmu di bangku kuliah dari awal sampai
akhir perjalanan.
9. Untuk seluruh teman-teman komunitas Bubuhan osu! Banjar (BoB) yang
juga ikut memberikan dorongan, motivasi, dan doa di dalam proses
penyusunan skripsi ini.
10. Semua orang yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya, serta bagi perkembangan dunia perbankan
syariah untuk kedepannya.
Banjarmasin, Juli 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
ABSTRAK ....................................................................................................... xvii
ABSTRACT..................................................................................................... xviiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Batasan Masalah................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori..................................................................................... 7
1. Bank Syariah .................................................................................. 7
2. Prinsip Dasar Operasional Produk Perbankan Syariah .................. 10
3. Produk Ideal Perbankan Syariah ................................................... 15
4. Laporan Keuangan Perbankan Syariah .......................................... 23
5. Analisis Laporan Keuangan ........................................................... 19
xi
6. Teknik Analisis Trend Laporan Keuangan .................................... 20
B. Hasil Penelitian Terdahulu................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel.................. 24
B. Jenis Penelitian..................................................................................... 24
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 26
E. Teknik Analisis Data............................................................................ 27
F. Kerangka Pemikiran............................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 30
1. Kondisi Umum Penelitian .............................................................. 30
2. Data Penyaluran Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah.................................................................................... 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 44
1. Analisis Data .................................................................................. 44
2. Perhitungan Analisis Trend Pada Setiap Bank............................... 46
3. Perbandingan Hasil Perhitungan Analisis Trend ........................... 83
4. Perbandingan Share Product Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada BUS di Indonesia.............................................. 88
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 94
B. Saran..................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1. Analisis Trend ........................................................................................... 21
2. Daftar Ketersediaan Keuangan Data Laporan BUS 2012-2016 ............... 31
3. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Muamalat Indonesia 2012-2016 ...................................................... 34
4. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Syariah Mandiri 2012-2016............................................................. 35
5. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Mega Syariah 2012-2016................................................................. 37
6. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BRI Syariah 2012-2016 ............................................................................ 38
7. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BNI Syariah 2012-2016 ............................................................................ 39
8. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Bukopin Syariah 2012-2016............................................................ 41
9. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BCA Syariah 2012-2016........................................................................... 42
10. Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Panin Dubai Syariah 2012-2016...................................................... 43
11. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia........................................... 46
12. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri ................................................. 51
13. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada Bank Mega Syariah ..................................................... 56
14. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada BRI Syariah ................................................................. 61
15. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada BNI Syariah ................................................................. 65
16. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada Bank Bukopin Syariah................................................. 69
xiii
17. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada BCA Syariah................................................................ 74
18. Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah pada Bank Panin Dubai Syariah .......................................... 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Perhitungan Analisis Trend....................................................................... 20
2. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Muamalat Indonesia 2012-2016 ...................................................... 35
3. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Syariah Mandiri 2012-2016............................................................. 36
4. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Mega Syariah 2012-2016................................................................. 37
5. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BRI Syariah 2012-2016 ............................................................................ 39
6. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BNI Syariah 2012-2016 ............................................................................ 40
7. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Bukopin Syariah 2012-2016............................................................ 41
8. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BCA Syariah 2012-2016........................................................................... 43
9. Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Panin Dubai Syariah 2012-2016...................................................... 44
10. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Muamalat Indonesia ................................................... 49
11. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Muamalat Indonesia ........................................................................ 50
12. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Syariah Mandiri .......................................................... 53
13. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Syariah Mandiri ............................................................................... 55
14. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Mega Syariah.............................................................. 58
15. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Mega Syariah................................................................................... 60
xv
16. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah BRI Syariah.......................................................................... 63
17. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BRI Syariah............................................................................................... 64
18. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah BNI Syariah ......................................................................... 67
19. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BNI Syariah .............................................................................................. 68
20. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Bukopin Syariah ......................................................... 72
21. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Bukopin Syariah .............................................................................. 73
22. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah BCA Syariah ........................................................................ 76
23. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BCA Syariah ............................................................................................. 77
24. Grafik Trend Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Panin Dubai Syariah ................................................... 81
25. Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Panin Dubai Syariah ........................................................................ 82
26. Komparasi Perkembangan Produk Murabahah pada BUS di Indonesia
Tahun 2012 s/d 2016................................................................................. 83
27. Komparasi Perkembangan Produk Mudharabah pada BUS di Indonesia
Tahun 2012 s/d 2016................................................................................. 85
28. Komparasi Perkembangan Produk Musyarakah pada BUS di Indonesia
Tahun 2012 s/d 2016................................................................................. 87
29. Komparasi Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Pada BUS di Indonesia Tahun 2012 s/d 2016 .......................................... 89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Bimbingan Tugas Akhir/Skripsi
2. Lembar Saran Ketua Penguji Tugas Akhir/Skripsi
3. Lembar Saran Anggota Penguji Tugas Akhir/Skripsi
4. Lembar Tanda Terima Penilaian Pembimbingan
xvii
ABSTRAK
Zainal Alim / A04130028 / 2017 / ANALISIS TREND ATASPERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH,DAN MUSYARAKAH (STUDI KASUS PADA LAPORAN KEUANGANBANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA) / Perbankan Syariah / LaporanKeuangan / Bank Umum Syariah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah pada Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia mulai dari periode 2012 sampai dengan 2016.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Kerangka pemikiran (teoritis) penelitian ini adalah pada dasarnya produk
pembiayaan berbasis bagi hasil seharusnya menjadi produk inti dari lembaga
keuangan syariah dalam di dalam perananya menjadi perantara (intermediary),
dibandingkan produk pembiayaan berbasis margin.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan pembiayaan berbasis
bagi hasil mudharabah dan musyarakah saat ini sudah mulai mengalami
pertumbuhan yang bagus pada hampir keseluruhan BUS yang diteliti. Dilihat dari
aspek share product, pembiayaan murabahah masih menjadi produk yang dominan.
Namun Bank Panin Dubai Syariah dan Bank Muamalat Indonesia telah merespon
baik akan perkembangan produk pembiayaan berbasis bagi hasil dimana produk
musyarakah berkembang melebihi murabahah.
Kata kunci: Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Bank Umum Syariah Indonesia
xviii
ABSTRACT
Zainal Alim / A04130028 / 2017 / TREND ANALYSIS OF DEVELOPMENTOF MURABAHAH, MUDHARABAH, MUSYARAKAH FINANCING,(CASE STUDY ON INDONESIAN ISLAMIC BANK FINANCIAL REPORT)/ Islamic Banking / Financial Report / Indonesian Islamic Bank
Further, the purpose of this research is to compare the growth’s trend of
murabahah, mudharabah, and musyarakah financing on Indonesian Islamic Bank
for the period of 2012 until 2016. The type of this research is using descriptive
qualitative method.
Basically a profit-sharing financing product should be the core product of a
sharia financial institution on its role of being an intermediary, rather than a margin-
based financing product.
Keywords : Murabahah, Mudharabah, Musharakah, Indonesian Islamic Bank
It was concluded that the development of financing based on profit and
losssharing such as mudharabah and musharakah showed an increase in almost
all Indonesian Islamic Bank. From the share product aspect, the murabahah
financingwas still the dominant product of Indonesian Islamic Bank. In contrast,
Panin Dubai Syariah Bank and Muamalat Bank Indonesia have embraced profit
and loss sharingfinancing especially for musyarakah product. In fact, it showed
higher amount thanmurabahah financing.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal 1990-an
dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Secara perlahan bank syariah
mulai mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menghendaki
layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, terlebih kepada
penyaluran pembiayaan dan investasi pada kegiatan usaha yang etis dan halal
secara syariah. (Ascarya, 2005)
Namun demikian, perkembangan bank syariah yang pesat baru terasa
semenjak era reformasi pada akhir 1990-an, terlebih setelah bank syariah
tetap stabil dan tidak ikut terpuruk di tengah krisis moneter yang terjadi pada
saat itu. Hal ini juga diikuti dengan komitmen pemerintah dan Bank Indonesia
dalam memberikan berbagai kebijakan untuk mengembangkan bank syariah,
khususnya sejak perubahan undang-undang perbankan dengan UU No. 10
tahun 1998. Berbagai kebijakan tersebut tidak hanya menyangkut perluasan
jumlah kantor dan operasi bank-bank syariah untuk meningkatkan sisi
penawaran, tetapi juga menyangkut pengembangan pemahaman dan
kesadaran masyarakat untuk meningkatkan sisi permintaan. Perkembangan
yang pesat terutama tercatat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia
yang memberi izin untuk pembukaan bank syariah yang baru maupun izin
kepada bank konvensional untuk mendirikan suatu unit usaha syariah (UUS).
2
Sementara itu bank syariah tumbuh di mana-mana seperti jamur di musim
hujan. (Ascarya, 2005)
Bank syariah kemudian lahir sebagai salah satu solusi alternatif
terhadap persoalan riba di dalam dunia perbankan konvensional. Bank syariah
yang memiliki filosofi utama kemitraan dan kebersamaan (sharing) dalam
profit dan risk diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat
terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Bank syariah sendiri hadir menawarkan berbagai macam produk
dalam operasionalnya, mulai dari produk penghimpunan dana seperti giro,
tabungan, dan deposito sampai dengan produk penyaluran dana seperti
pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah, salam, istishna,
dan qardh.
Sejatinya di dalam produk yang ditawarkan oleh bank syariah sendiri
seharusnya akad yang mengandung sistem loss and profit sharing (bagi hasil)
seperti mudharabah dan musyarakah bisa menjadi produk utama bank
syariah dalam operasionalnya untuk menjalankan perannya sebagai lembaga
intermediary dalam perkembangan perekonomian, akan tetapi pada
praktiknya dilapangan tidak seperti yang diharapkan. Akad murabahah masih
tetap menjadi produk pembiayaan unggulan yang mempunyai share lebih
besar dibanding produk pembiayaan lainnya seperti mudharabah ataupun
musyarakah.
Dilihat dari sisi kinerja produk, bank syariah masih berkutat pada
penjualan produk dengan akad jual beli (murabahah). Sementara penjualan
3
produk dengan akad selain jual beli belum banyak dilakukan. Berdasarkan
statistik perbankan syariah 2016, diketahui bahwa akad murabahah saat ini
masih mendominasi dengan angka penyaluran dana sekitar 117,371 triliun
rupiah, sementara untuk mudharabah berada pada angka 14,354 triliun rupiah,
dan untuk musyarakah berada pada angka 49,336 triliun rupiah (Otoritas Jasa
Keuangan, SPS 2016). Padahal salah satu tonggak utama dalam pelaksanaan
ekonomi syariah dalam dunia perbankan adalah prinsip bagi hasil yang
terdapat dalam produk pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Jenis
transaksi ini yang mewakili prinsip Islam untuk mewujudkan keadilan
masyarakat melalui sistem bagi hasil.
Bank Indonesia sendiri sebagai regulator telah menyarankan agar
perbankan syariah untuk mengurangi pembiayaan dengan skema jual beli
(murabahah) dan lebih meningkatkan lagi dengan menggunakan skema
prinsip bagi hasil (mudharabah & musyarakah), demikian juga dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akan tetapi justru permintaan dari para
nasabah dan pelaku perbankan syariah sendiri yang lebih menyukai
pembayaran yang jumlahnya tetap dan keuntungan yang tetap seperti terdapat
dalam skema murabahah. Padahal bagi bank syariah keuntungan dari skema
murabahah hanya sekitar 14% - 16%. Sedangkan dengan menggunakan
prinsip bagi hasil bank syariah bisa mendapatkan keuntungan rata-rata diatas
angka tersebut (Adnan, 2013: 15).
Sampai sekarang bank-bank syariah lebih banyak menawarkan
produk pembiayaan murabahah yang diaanggap lebih menguntungkan dan
4
minim resiko serta mempunyai tingkat keuntungan yang pasti, yaitu suatu
sistem jual beli, dimana pihak pembeli karena satu dan lain hal, tidak bisa
membeli langsung barang yang diperlukannya dari pihak penjual, sehingga ia
memerlukan perantara untuk bisa membeli dan mendapatkannya. Dalam
proses ini, si perantara biasanya menaikkan harga sekian persen dari harga
aslinya. Produk ini kemudian menjadi bisnis yang paling popular dan
disenangi oleh bank-bank Islam karena nyaris tanpa resiko.
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis masih belum melihat
ada penelitian yang lebih spesifik untuk menggambarkan perkembangan
ketiga produk pembiayaan tersebut dan apakah bank syariah mulai
meningkatkan share pembiayaan kepada produk pembiayaan berbasis bagi
hasil yang umumnya sudah ada pada bank syariah yaitu pembiayaan
mudharabah dan musyarakah. Maka disinilah penulis tertarik untuk meneliti
seberapa jauh trend perkembangan akad pembiayaan murabahah,
mudharabah dan musyarakah dalam perbankan syariah di Indonesia dan
mengangkat penelitian yang berjudul “Analisis Trend Atas Perkembangan
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, Dan Musyarakah (Studi Kasus Pada
Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah dan
musyarakah pada laporan keuangan bank umum syariah di Indonesia?
5
2. Bagaimana perkembangan share product pembiayaan murabahah,
mudharabah, dan musyarakah pada masing-masing bank umum syariah
di Indonesia ?
3. Bagaimana perbandingan perkembangan pembiayaan murabahah,
mudharabah, dan musyarakah pada masing-masing bank umum syariah
di Indonesia ?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah melakukan
analisa terbatas kepada trend perkembangan dan perbandingan antara
produk pembiayaan murabahah, mudharabah dan musyarakah pada BUS
di Indonesia. Penelitian dilakukan pada laporan tahunan BUS di Indonesia
mulai dari tahun 2012 sampai dengan 2016 (5 tahun operasional).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan sebelumnya, maka
tujuan penelitan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembiayaan murabahah,
mudharabah dan musyarakah pada laporan keuangan bank umum
syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui share product pembiayaan murabahah, mudharabah,
dan musyarakah pada masing-masing bank umum syariah di Indonesia.
3. Untuk mengetahui perbandingan perkembangan pembiayaan
murabahah, mudharabah, dan musyarakah pada masing-masing bank
umum syariah di Indonesia
6
E. Kegunaan Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Peneliti
Diharapkan bisa meningkatkan pemahaman lebih mendalam dan
menambah wawasan keilmuan mengenai topik yang diteliti.
2. Entitas yang Diteliti
Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
manajemen dalam meningkatkan share atas produk berbasis bagi hasil.
3. Dunia Pendidikan
Khususnya bagi Politeknik Negeri Banjarmasin, peneliti berharap bahwa
hasil penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian dimasa yang akan
datang untuk pengajian topik-topik yang berkaitan dengan masalah ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
Pengertian bank syariah berdasarkan Undang-undang No.7
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang telah diubah dengan
Undang-undang No.10 Tahun 2008 pasal 1 angka 13 adalah sebagai
berikut:
“Prinsip syariah adalah aturan atau perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa (ijarah), atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina)”.
Didalam dunia perbankan syariah produk atau akad yang
digunakan oleh bank syariah dalam operasionalnya terbagi menjadi dua
bagian, yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah.
8
a. Akad Tabarru’
Akad tabarru’ (gratuitous contract) adalah segala macam
perjanjian yang menyangkut not for profit transaction (transaksi
nirlaba). Transaksi ini pada hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk
mencari keuntungan komersil. Akad tabarru’ dilakukan dengan
tujuan tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam
akad tabarru’ pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak
mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan dari
akad tabarru’ adalah dari Allah SWT, bukan dari manusia. Namun
demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta
kepada counter part-nya untuk sekedar menutupi biaya (cover the
cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’
tersebut. Tapi ia tidak boleh sedikitpun mengambil laba dari akad
tabarru’ itu. (Nofinawati, 2014:221)
b. Akad Tijarah
Akad tijarah (compensational contract) adalah segala macam
perjanjian yang menyangkut for profit transaction. Akad ini
digunakan mencari keuntungan, karena itu akad ini bersifat komersil.
Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperolehnya, akad
tijarah dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
9
1) Natural Certainty Contracts (NCC)
NCC adalah suatu jenis kontrak atau transaksi dalam
bisnis yang mempunyai kepastian dalam hal keuntungan dan
pendapatannya baik dari segi jumlah dan waktu penyerahannya.
Dalam NCC kedua belah pihak saling mempertukarkan aset
yang dimilikinya, karena objek pertukarannya (baik barang
maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti,
baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price),
dan waktu penyrahannya (time of delivery). Jadi, kontrak-
kontrak ini secara “sunnatullah” (by their of nature)
menawarkan return yang tetap dan pasti. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah akad jual beli dan sewa. (Nofinawati,
2014:222)
2) Natural Uncertainty Contracts (NUC)
Dalam NUC, pihak-pihak yang bertransaksi saling
mencampurkan asetnya (baik real assets maupun financial
assets) menjadi satu kesatuan dan kemudian menanggung resiko
bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan
dan kerugian ditanggung bersama oleh masing-masing pihak.
Karena itu kontrak ini tidak memberikan kepastian pendapatan
(return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu
(timing)-nya. Yang termasuk dalam kontrak ini adalah kontrak-
kontrak investasi atau lebih dikenal dengan kontrak yang
10
mengandung prinsip profit and loss sharing. Kontrak investasi
ini secara “sunnatullah” (by their nature) tidak menawarkan
return yang tetap dan pasti. Jadi sifatnya tidak “fixed and
predetermined”. akad yang termasuk dalam kategori NUC
antara lain mudharabah, dan musyarakah. (Nofinawati,
2014:223)
2. Prinsip Dasar Operasional Produk Perbankan Syariah
Prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi Islam akan menjadi dasar
beroperasinya bank Islam yaitu yang paling menonjol adalah tidak
mengenal konsep bunga uang dan yang tidak kalah pentingnya adalah
untuk tujuan komersial, Islam tidak mengenal peminjaman uang tetapi
adalah kemitraan/kerjasama (mudharabah dan musyarakah) dengan
prinsip bagi hasil, sedang peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk
tujuan sosial tanpa adanya imbalan apapun. (Baraba, 1999:4)
Didalam menjalankan operasinya, fungsi perbankan syariah akan
terdiri dari :
a. Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana
yang dipercayakan oleh pemegang rekening investasi/deposan atas
dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank
b. Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik
dana (shahibul maal) sesuai dengan arahan investasi yang
dikehendaki oleh pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak sebagai
manajer investasi)
11
c. Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
d. Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan
penerimaan serta penyaluran dana kebajikan (fungsi optional)
Sebagaimana dari fungsi-fungsi diatas, maka produk perbankan
syariah akan terdiri dari :
a. Prinsip Mudharabah
yaitu perjanjian antara dua pihak dimana pihak pertama sebagai
pemilik dana (shahibul maal) dan pihak kedua sebagai pengelola
dana (mudharib) untuk mengelola suatu kegiatan ekonomi dengan
menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang akan diperoleh,
sedangkan kerugian yang timbul adalah resiko pemilik dana
sepanjang tidak terdapat bukti bahwa mudharib melakukan
kecurangan atau tindakan yang tidak amanah (misconduct).
Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada mudharib maka
mudharabah dibedakan menjadi mudharabah mutlaqah dimana
mudharib diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menentukan
pilihan investasi yang dikehendaki, sedangkan jenis yang lain adalah
mudharabah muqayyaddah dimana arahan investasi ditentukan oleh
shahibul maal sedangkan mudharib bertindak sebagai pengelola.
b. Prinsip Musyarakah
yaitu perjanjian antara pihak-pihak untuk menyertakan modal dalam
suatu kegiatan ekonomi dengan pembagian keuntungan atau
12
kerugian sesuai nisbah yang disepakati Musyarakah dapat bersifat
tetap atau bersifat temporer dengan penurunan secara periodik atau
sekaligus diakhir masa proyek.
c. Prinsip Wadiah
adalah titipan dimana pihak pertama menitipkan dana atau benda
kepada pihak kedua selaku penerima titipan dengan konsekuensi
titipan tersebut sewaktu-waktu dapat diambil kembali, dimana
penitip dapat dikenakan biaya penitipan. Berdasarkan kewenangan
yang diberikan maka wadiah dibedakan menjadi wadiah yad
dhamanah yang berarti penerima titipan berhak mempergunakan
dana/barang titipan untuk didayagunakan tanpa ada kewajiban
penerima titipan untuk memberikan imbalan kepada penitip dengan
tetap pada kesepakatan dapat diambil setiap saat diperlukan, sedang
disisi lain wadiah amanah tidak memberikan kewenangan kepada
penerima titipan untuk mendayagunakan barang/dana yang
dititipkan.
d. Prinsip Jual Beli
1) Murabahah yaitu akad jual beli antara dua belah pihak dimana
pembeli dan penjual menyepakati harga jual yang terdiri dari
harga beli ditambah ongkos pembelian dan keuntungan bagi
penjual. Murabahah dapat dilakukan selain secara tunai bisa
juga secara bayar tangguh atau bayar dengan angsuran.
13
2) Salam yaitu pembelian barang dengan pembayaran dimuka dan
barang diserahkan kemudian
3) Ishtisna’ yaitu pembelian barang melalui pesanan dan
diperlukan proses untuk pembuatannya sesuai dengan pesanan
pembeli dan pembayaran dilakukan dimuka sekaligus atau
secara bertahap.
e. Jasa-Jasa,
1) Ijarah yaitu kegiatan penyewaan suatu barang dengan imbalan
pendapatan sewa, bila terdapat kesepakatan pengalihan
pemilikan pada akhir masa sewa disebut Ijarah mumtahiya bit
tamlik (sama dengan operating lease)
2) Wakalah yaitu pihak pertama memberikan kuasa kepada pihak
kedua (sebagai wakil) untuk urusan tertentu dimana pihak kedua
mendapat imbalan berupa fee atau komisi.
3) Kafalah yaitu pihak pertama bersedia menjadi penanggung atas
kegiatan yang dilakukan oleh pihak kedua sepanjang sesuai
dengan yang diperjanjikan, dimana pihak pertama menerima
imbalan berupa fee atau komisi (garansi).
4) Sharf yaitu pertukaran /jual beli mata uang yang berbeda dengan
penyerahan segera /spot berdasarkan kesepakatan harga sesuai
dengan harga pasar pada saat Pertukaran.
14
f. Prinsip Kebajikan,
Yaitu penerimaan dan penyaluran dana kebajikan dalam bentuk
zakat, infak, sedekah, serta penyaluran al-qardhul hasan yaitu
penyaluran dan dalam bentuk pinjaman dengan tujuan untuk
menolong golongan miskin dengan penggunaan produktif tanpa
diminta imbalan kecuali pengembalian pokok hutang. (Baraba,
1999:6)
Sebagaimana perbankan konvensional, perbankan syariah pun
juga merupakan lembaga intermediasi antara pihak penabung dan pihak
investor. Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan
konvensional terletak pada dominasi prinsip berbagi hasil dan berbagi
risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya.
Hal tersebut antara lain dapat dicerminkan dari beberapa karakteristik
berikut ini.
a. Tidak sebagaimana bank konvensional, bank syariah hanya
menjamin pembayaran kembali nilai nominal seperti simpanan giro
dan tabungan (seandainya mekanisme yang digunakan adalah akad
wadiah), tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai dari
deposito (investment deposit/mudharabah deposit). Bank syariah
juga tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme
pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas deposito pada
bank syariah bergantung pada performance dari bank, tidak
sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran
15
keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan
mengabaikan performance dari bank itu sendiri.
b. Sistem operasional bank syariah berdasarkan kepada sistem equity
dimana setiap modal mengandung risiko. Oleh karena itu, hubungan
kerjasama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan
prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko (profit and loss sharing).
c. Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing), bank syariah
menggunakan model pembiayaan muamalah maaliyah (Islamic
modes of financing): PLS dan non-PLS. Sehubungan dengan itu,
bank syariah melakukan pooling terhadap dana-dana nasabah dan
berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang amanah dan
profesional. (Antonio, 2001:181)
3. Produk Ideal Perbankan Syariah
Sejatinya di dalam produk-produk yang ditawarkan oleh
perbankan syariah tidak membebankan bunga di dalam operasionalnya,
melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Para
deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai
dengan rasio yang telah disepakati sebelumnya, sehingga ada kemitraan
antara perbankan syariah dan para deposan di satu pihak, dan antara
perbankan syariah dengan nasabah pengelola dana yang dimana dana
tersebut dikelola dalam berbagai usaha produktif dipihak lain. (Mervyn
Lewis, 2001:9)
16
Sebagian besar ulama dan pakar juga sependapat bahwa bank
syariah merupakan bank yang berprinsip utama bagi hasil seperti
mudharabah dan musyarakah, sehingga produk pembiayaan berbasis
bagi hasil tersebut seharusnya lebih diutamakan dan dominan
dibandingkan dengan pembiayaan non-bagi hasil. Sementara sebagian
pakar yang lain memandang wajar kecenderungan pembiayaan non-bagi
hasil bank syariah, khususnya pada tahap awal pengembangan
mengingat berbagai kendala yang dihadapi. (Ascarya, 2005:9)
Berbagai teori diatas juga diperkuat oleh pendapat Dr. Ghulam
Qadir (1994) seorang praktisi perbankan syariah yang berpraktik di
Pakistan, beliau mengkritisi dan berpendapat bahwa pada dasarnya
perbankan syariah adalah institusi keuangan dan bukan rumah dagang
yang mengharuskan mereka melaksanakan perdagangan (murabahah)
dengan harga mark-up yang berarti memaksakan mereka tetap pada
fungsi tersebut. Selain itu, karena model pembiayaan tersebut minim
resiko dan tetap digunakan oleh bank sebagai operasional utama, bank
tidak pernah memikirkan model-model pendanaan yang inovatif dan
imajinatif dalam kerangka musyarakah dan mudharabah (Mervyn Lewis,
2001:224)
Berdasarkan teori dan pendapat para ahli diatas, maka seharusnya
produk yang ideal bagi perbankan syariah dalam menjalankan perannya
sebagai lembaga intermediary dalam perekonomian adalah produk-
produk yang mengandung prinsip bagi hasil (profit and loss sharing)
17
4. Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Berbagai macam perkembangan produk-produk perbankan
syariah dapat dilihat dari pos-pos produk bersangkutan yang terdapat di
dalam laporan keuangan. Adapun laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Oleh karena itu bank komersial baik bank umum maupun bank
perkreditan rakyat yang berdasarkan prinsip syari’ah maupun
konvensional diwajibkan memberikan laporan keuangan pada setiap
periode tertentu.
Pada dasarnya, tujuan utama penyajian laporan keuangan suatu
bank adalah untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang
telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu. Laporan
keuangan memberikan informasi keuangan sebuah perusahaan dan
tentang perubahan-perubahan yang berarti dalam sumber daya dan
kewajibannya dalam suatu format yang berguna bagi para pengambil
keputusan keuangan entitas (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No.1 Tahun 2009)
Laporan keuangan bank syariah tidak jauh berbeda dengan
laporan keuangan perusahaan pada umumnya, hanya saja pada bank
syari’ah lebih sedikit luas dibanding dengan perusahaan lain. Hal itu
18
karena adanya perbedaan prinsip yakni prinsip Syari’ah yang mana
prinsip syariah bersifat komprehensif dan universal, sehingga
pembahasannya pun lebih luas.
Komponen laporan keuangan perbankan syariah yang lengkap
memiliki beberapa konten/isi yang meliputi sebagai berikut:
a. Laporan posisi keuangan (Neraca)
b. Laporan laba/rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Laporan perubahan dana investasi terkait
f. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
g. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
h. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
i. Catatan atas laporan keuangan
Dalam hal ini laporan keuangan entitas syariah bertujuan untuk
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan keuangan dalam rangka membuat berbagai macam keputusan
mengenai kegiatan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. (Ikatan Akuntan Indonesia: PSAK 101).
19
5. Analisis Laporan Keuangan
Perkembangan produk serta kinerja keuangan suatu entitas dapat
dilihat dengan menganalisa laporan keuangan entitas yang bersangkutan.
Adapun pengertian dari analisis laporan keuangan adalah:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasiyang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atauyang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara datakuantitatif ataupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahuikondisi lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkankeputusan yang tepat.” (Harahap, 2004:109)
Adapun beberapa tujuan dari analisa laporan keuangan
diantaranya sebagai berikut :
a. Pimpinan Bank
Digunakan untuk mengukur apakah bank telah beroperasi secara
efektif dan efesien, yang mana hal ini akan digunakan untuk
menyusun rencana kebijaksanaan operasi pada masa yang akan
datang.
b. Kreditur
Digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
hutang-hutang jangka panjangnya.
c. Penanam Modal
Digunakan untuk mengambil keputusan apakah mereka akan
menanamkan modalnya pada bank tersebut, menjual saham yang
telah dimiliki atau tetap menahannya.
d. Pemerintah
Digunakan untuk menetapkan pajak-pajak, statistik, dan
perkembangan perekonomian.
20
Angka Indeks =Tahun Pembanding
Tahun Dasarx100%
e. Karyawan
Digunakan untuk meminta pertimbangan kepada pengurus bank
tentang kemungkinan kenaikan gaji, bonus, dan peningkatan
kesejahteraan lainnya.
f. Pembina/Pemeriksa Bank
Digunakan untuk membuat rencana pemeriksaan dan sebagai dasar
untuk mendiskusikan laporan hasil pemeriksaan. (Harahap,
2004:195)
6. Teknik Analisis Trend Laporan Keuangan
Teknik analisis ini dapat digunakan untuk menghitung seberapa
besar perkembangan suatu produk didalam suatu entitas. Analisis trend
atau disebut analisis indeks merupakan teknik analisis yang digunakan
untuk mengetahui tendensi keadaan dan kinerja entitas, apakah
mengalami kenaikan ataupun penurunan. Dalam melakukan analisis
trend harus terlebih dahulu ditentukan tahun dasarnya sebagai
pembanding, setelah itu baru kemudian dihitung angka indeksnya
menggunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 1
Perhitungan Analisis Trend
Sumber : Financial Ratio for Business (Hery, 2016:39)
Sebagai contoh, kas pada tahun 2012 sebesar Rp 500.000 dan kemudian
kas untuk tahun 2013 sebesar Rp 1.500.000
21
= 300%Angka Indeks = 1.500.000 x100%500.000
Hal ini dapat dideskripsikan bahwa:
a. Kas pada akhir tahun 2013 sebesar 300% dari kas yang ada pada
tahun 2012.
b. Kas akhir tahun 2013 meningkat sebesar 200% dari tahun
sebelumnya.
c. Ada peningkatan 3 kali lipat jumlah kas pada tahun 2013 mulai dari
tahun 2012. (Hery, 2016:39)
Selanjutnya tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang
dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka indeks 100, sedangkan untuk
pos-pos yang sama dari periode-periode selanjutnya dibagi dengan
jumlah rupiah pada tahun dasar periode sebagai dasar pembagian.
Setelah dilakukan perhitungan untuk setiap angka indeks, maka
kemudian data hasil perhitungan tersebut disajikan dalam bentuk atau
kolom-kolom komparatif per tahun di dalam laporan keuangan seperti
berikut ini:
Tabel 1
Analisis Trend
Sumber : Analisis Trend & Komparatif (Hariyati, 2011:18)
22
Keterangan:
a. Nominal pos tahun ke1 (dalam rupiah)
b. Nominal pos tahun ke2 (dalam rupiah)
c. Nominal pos tahun ke3 (dalam rupiah)
d. Tahun dasar dengan angka indeks 100%
e. Menghitung angka indeks dengan membandingkan pada
jumlah nominal tahun dasar
f. Menghitung angka indeks dengan membandingkan pada
jumlah nominal tahun dasar. (Hariyati, 2011:17)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Anggria Dwi Silvana Hariyati (2011) dengan penelitian yang berjudul
Analisis Komparasi Dan Trend Atas Laporan Keuangan (Studi
Analisis Atas Laporan Keuangan PT. Bank Mandiri Dan PT. Bank
Syariah Mandiri Tahun 2008-2010). Peneliti mengangkat
permasalahan Bagaimana analisis laporan keuangan PT. Bank Mandiri
menggunakan analisis komparasi dan trend selama periode 2008-2010.
Dengan hasil penelitian menunjukkan dimana untuk laporan keuangan
neraca PT. Bank Mandiri di dalam pos aktiva dan laba rugi mengalami
kenaikan yang cukup signifikan.
2. Muhammad Akbar (2011) dengan penelitian yang berjudul Analisis
Trend Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardh pada PT
Bank Tabungan Negara Syariah Syariah (Persero) Tbk. Peneliti
mengangkat permasalahan tentang bagaimana menganalisis tingkat
23
perkembangan penerimaan sumber dana qardh dan penyaluran dana
qardh periode 2007-2010. Dengan hasil penelitian menunjukkan dimana
tingkat kenaikan pembiayaan qardh sangat dipengaruhi oleh peningkatan
penerimaan dana denda dan pendapatan non halal yang terus meningkat
secara signifikan setiap tahunnya.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Objek yang akan diteliti yaitu trend perkembangan dan perbandingan
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah pada Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang kemudian digunakan untuk
menganalisa seberapa besar sesungguhnya perkembangan dan perbandingan
produk pembiayaan tersebut dalam periode 2012-2016 (5 tahun terakhir).
Subjek yang akan diteliti yaitu BUS yang terdiri dari Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Rakyat
Indonesia Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Negara Indonesia Syariah,
Bank Jabar Banten Syariah, Bank Central Asia Syariah, Bank Victoria
Syariah, Maybank Syariah Indonesia, Bank Panin Syariah.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan memberikan gambaran
tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan sosial, atau hubungan.
Penelitian eksplorasi dan deskriptif memiliki banyak kemiripan. Namun,
fokus penelitian deskriptif lebih menjawab bagaimana (how) dan siapa (Who).
(Efferin, 2004:9)
Penulis melakukan penelitian berfokus kepada perhitungan trend
perkembangan serta share product terhadap pos-pos pembiayaan murabahah,
25
mudharabah, dan musyarakah di dalam laporan tahunan atau laporan
keuangan BUS di Indonesia periode 2012 sampai dengan 2016.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Mukhtar (2013:103), data
kuantitatif dan data kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka.
Namun demikian tidak semua data angka mencerminkan kuantitas
yang sebenarnya. Data kuantitatif yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini yaitu: laporan tahunan bank syariah dan laporan
keuangan bank syariah.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif umumnya adalah data yang berupa non angka,
seperti kalimat-kalimat/catatan foto, rekaman suara dan gambar.
Data kualitatif yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
yaitu: laporan direksi, laporan komisaris, dan laporan manajemen,
serta penjelasan produk di dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data data
sekunder. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung oleh peneliti, tapi tidak berjenjang melalui sumber tangan
26
kedua atau ketiga (Mukhtar, 2013:100). Adapun data sekunder yang
digunakan di dalam penelitian ini meliputi laporan tahunan dan laporan
keuangan BUS yang berisikan nominal pos-pos pembiayaan pada
laporan keuangan, deskripsi produk, catatan atas laporan keuangan, serta
pernyataan dewan komisaris dan direksi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi
ini sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Mengumpulkan data-data mengenai BUS terkait melalui
dokumen-dokumen yang dipublikasikan seperti laporan tahunan, laporan
keuangan, laporan direksi, laporan komisaris, dan laporan manajemen
BUS.
2. Penelitian Pustaka
Mengumpulkan literatur yang berhubungan dan mendukung
penelitian, seperti buku yang bertemakan perbankan syariah, penjelasan
mengenai pembiayaan murabahah, mudharabah dan musyarakah, serta
bagaimana caranya menganalisa menganalisa laporan keuangan menurut
teori yang ada.
E. Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data dari pos
pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah di dalam masing-
27
masing laporan keuangan BUS kemudian dibandingkan dengan teori yang
didapat dari literatur untuk ditarik kesimpulan.
Langkah-langkah teknik analisa data yang digunakan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Melakukan perhitungan trend perkembangan pada pos pembiayaan
murabahah, mudharabah dan musyarakah di dalam laporan keuangan
BUS dalam periode 2012-2016.
2. Mendeskripsikan hasil perhitungan analisis trend perkembangan
murabahah, mudharabah dan musyarakah pada setiap BUS yang diteliti.
3. Menghitung dan mendeskripsikan share product pembiayaan
murabahah, mudharabah dan musyarakah pada setiap BUS yang diteliti.
4. Membandingkan hasil perhitungan analisis trend perkembangan produk
pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah selama 5 (lima)
tahun terakhir pada keseluruhan BUS.
5. Membandingkan hasil perhitungan share product pembiayaan
murabahah, mudharabah, dan musyarakah dalam periode 2012-2016
pada keseluruhan BUS.
6. Membuat simpulan secara khusus dari hasil analisis penelitian pada
keseluruhan bank umum syariah terhadap perkembangan dan share
product pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah.
7. Penarikan kesimpulan secara umum dari fakta-fakta yang ada dengan
menggunakan pendekatan induktif untuk mengambil suatu kesimpulan.
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan penelitian dari berbagai kasus dan
28
fakta yang ada kemudian dibandingkan dengan teori dan pendapat dari
para ahli mengenai produk pembiayaan berbasis bagi hasil (profit and
loss sharing) sebagai produk ideal perbankan syariah didalam
membangun perekonomian.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Pembiayaan berbasis bagi hasilmerupakan produk utama bank
syariah dalam membangunperekonomian
Pada praktiknya masih didominasioleh akad murabahah dan bank
cenderung menghindaripembiayaan berbasis bagi hasil(mudharabah dan musyarakah)
Peran Bank sebagai lembagaintermediary dalam membangun
perekonomian masih belum terlihat
Diperlukan analisa lebih mendalammengenai perkembangan
pembiayaan akad murabahah,mudharabah, dan musyarakah
Menyajikan informasi yangmendalam mengenai perkembangan
dan share product pembiayaanmurabahah dibandingkan dengan
mudharabah dan musyarakahsebagai warning agar bisa lebihmeningkatkan peran inti banksyariah dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia
Dampaknya
29
Sejatinya produk pembiayaan berbasis bagi hasil (profit and loss
sharing) menjadi produk utama perbankan syariah dalam membangun
perekonomian, akan tetapi pada praktiknya masih didominasi oleh produk
jual-beli murabahah. Perbandingan perkembangan produk pembiayaan
murabahah, mudharabah, dan musyarakah dapat dijadikan warning kepada
manajemen perbankan syariah agar seharusnya lebih bisa menonjolkan
produk pembiayaan berbasis bagi hasil (profit and loss sharing) yaitu
mudharabah dan musyarakah untuk menunjukkan jati diri perbankan syariah
sebagai lembaga intermediary pengganti bank konvensional dalam
membangun perekonomian di Indonesia.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Penelitian
Berdasarkan teknik analisis data yang telah dijelaskan pada bab
III, maka hal pertama yang dilakukan oleh penulis adalah mengumpulkan
data laporan keuangan tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dari Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia melalui website resmi masing-
masing bank tersebut dan dari website resmi Bank Indonesia maupun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Diketahui bahwa jumlah BUS di Indonesia sebanyak 11 BUS.
Keseluruhan BUS tersebut terdiri dari PT. Bank Muamalat Indonesia, PT.
Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Mega Syariah, PT. Bank BRI Syariah,
PT. Bank Syariah Bukopin, PT. Bank BNI Syariah, PT. Bank Jabar
Banten Syariah, PT. BCA Syariah, PT. Bank Victoria Syariah, PT.
Maybank Syariah Indonesia, PT. Bank Panin Syariah.
Sesuai dengan PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan
entitas syariah, salah satu komponen laporan keuangan adalah laporan
posisi keuangan (neraca) dimana dalam laporan tersebut bank syariah
menyajikan informasi mengenai aset, liabilitas, dana syirkah temporer,
dan ekuitas. (IAI, PSAK Syariah 101)
31
Didalam pos aset terdapat informasi mengenai saldo kas, giro
dan penempatan pada Bank Indonesia, giro dan penempatan pada bank
lain, investasi surat berharga, piutang (murabahah, salam, istishna,
ijarah), pinjaman qardh, pembiayaan (mudharabah dan musyarakah),
persediaan, tagihan dan kewajiban akseptasi, aset ijarah, aset istishna
dalam penyelesaian, penyertaan pada entitas lain, aset tetap, akumulasi
penyusutan, dan aset lainnya.
Dalam hal ini penulis memfokuskan untuk meneliti tingkat
perkembangan pada pos murabahah, mudharabah dan musyarakah
didalam laporan tahunan maupun laporan keuangan yang kemudian akan
dianalisa trend perkembangannya dalam jangka waktu 5 tahun
operasional dari ketiga produk tersebut serta membandingkan
perkembangannya pada masing-masing BUS yang ada di Indonesia.
Untuk mendukung penelitian, maka penulis mengumpulkan
data berupa laporan tahunan dan laporan keuangan dalam jangka waktu
5 tahun mulai dari 2012 sampai 2016 dari masing-masing Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia.
Berikut ini adalah daftar ketersediaan kelengkapan data laporan
tahunan (annual report) dan laporan keuangan masing-masing BUS di
Indonesia untuk periode 5 tahun operasional.
32
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Muamalat Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah BRI Syariah BNI Syariah Bank Bukopin Syariah BCA Syariah Bank Panin Dubai Syariah BJB Syariah Bank Victoria Syariah Maybank Syariah
Kelengkapan Lap. Tahunan dan Lap. Keuangan PublikasiBank Umum Syariah (BUS)
Tabel 2
Daftar Ketersediaan Data Laporan Keuangan BUS 2012-2016
Sumber : Diolah oleh penulis
Keterangan :
a. BJB Syariah tidak memiliki catatan atas laporan keuangan untuk
menjelaskan pos pembiayaan mereka atas laporan keuangan tahun
2012, dan laporan tahunan untuk 2014 tidak bisa di download
dikarenakan file hosting yang error dari website resmi BJB Syariah
itu sendiri, serta penulis masih belum diberikan hak akses untuk
download laporan tahunan 2016.
b. Bank Victoria Syariah baru memiliki laporan keuangan beserta
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) dan laporan tahunan yang
lengkap mulai dari tahun 2014, sementara untuk tahun-tahun
sebelumnya Bank Victoria Syariah tidak memiliki CALK yang
dipublikasikan dan tidak memiliki penjelasan atas pos pembiayaan
mereka (masih belum sesuai dengan format PSAK 101).
33
c. Maybank Syariah Indonesia masih belum memiliki CALK yang
dipublikasikan untuk menjelaskan pos pembiayaan mereka pada
laporan keuangan tahun 2012, sementara untuk tahun 2012 dan 2013
Maybank Syariah Indonesia hanya memiliki murabahah sebagai
produk pembiayaan utama mereka, dan masih belum memiliki
produk pembiayaan mudharabah dan musyarakah, kemudian baru
pada tahun 2014 Maybank Syariah Indonesia memunculkan produk
pembiayaan musyarakah sebagai tambahan produk pembiayaan
mereka, serta baru menambahkan produk pembiayaan mudharabah
pada tahun 2015.
Pada awalnya penulis akan mengambil data dari seluruh BUS
tersebut untuk dilakukan penelitian, namun karena adanya kendala yang
dihadapi penulis yaitu kurangnya kelengkapan data dari ketiga Bank
Umum Syariah (BUS) diatas, maka Bank Jabar Banten Syariah, Bank
Victoria Syariah, dan Maybank Syariah Indonesia dikeluarkan dari data
penelitian ini, sehingga total jumlah sampel yang tersisa dalam penelitian
ini berjumlah 8 BUS.
Setelah data laporan tahunan dan laporan keuangan diatas
diseleksi kelengkapannya, maka penulis mulai mengumpulkan data
mengenai nominal penyaluran dana untuk produk pembiayaan
murabahah, mudharabah, dan musyarakah pada masing-masing sampel
BUS yang tersisa untuk diteliti perkembangannya dalam waktu 5 tahun
operasional.
34
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 16.140.184Rp 19.566.857Rp 20.172.146Rp 17.314.492Rp 16.866.086RpMudharabah 1.985.587Rp 2.225.163Rp 1.723.619Rp 1.052.718Rp 794.220RpMusyarakah 12.819.798Rp 18.673.773Rp 19.549.525Rp 20.192.427Rp 20.125.269Rp
TahunPembiayaan
2. Data Penyaluran Produk Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah
Berikut ini adalah data temuan awal mengenai penyaluran dana
untuk produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah yang diperoleh
dari laporan keuangan masing-masing BUS di Indonesia:
a. Bank Muamalat Indonesia
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada Bank
Muamalat Indonesia.
Tabel 3
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Muamalat Indonesia 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Muamalat Indonesia telah menyalurkan
total pembiayaan murabahah sebesar Rp 90.059.765 (dalam jutaan
rupiah), Rp 7.781.307 (dalam jutaan rupiah) untuk total pembiayaan
mudharabah, dan Rp 91.360.792 (dalam jutaan rupiah) untuk total
pembiayaan musyarakah.
35
Rp-
Rp5.000.000
Rp10.000.000
Rp15.000.000
Rp20.000.000
Rp25.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Muamalat Indonesia
Murabahah Mudharabah Musyarakah
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 27.549.264Rp 33.207.376Rp 33.714.638Rp 34.807.005Rp 36.198.342RpMudharabah 4.161.501Rp 3.703.698Rp 3.006.253Rp 2.834.183Rp 3.085.615RpMusyarakah 6.049.077Rp 7.048.707Rp 7.330.832Rp 10.277.268Rp 13.001.058Rp
PembiayaanTahun
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan perkembangan
produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah di Bank
Muamalat dalam 5 tahun terakhir.
Gambar 2
Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Muamalat Indonesia 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
b. Bank Syariah Mandiri
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada Bank Syariah
Mandiri.
Tabel 4
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Syariah Mandiri 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
36
Rp-
Rp10.000.000
Rp20.000.000
Rp30.000.000
Rp40.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Syariah Mandiri
Murabahah Mudharabah Musyarakah
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Syariah Mandiri telah menyalurkan
total pembiayaan murabahah sebesar Rp 165.476.625 (dalam
jutaan rupiah), Rp 16.791.250 (dalam jutaan rupiah) untuk total
pembiayaan mudharabah, dan Rp 43.706.942 (dalam jutaan
rupiah) untuk total pembiayaan musyarakah.
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan
perkembangan produk murabahah, mudharabah, dan
musyarakah di Bank Syariah Mandiri dalam 5 tahun terakhir.
Gambar 3
Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Syariah Mandiri 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
c. Bank Mega Syariah
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada Bank Mega
Syariah.
37
Rp-
Rp2.000.000
Rp4.000.000
Rp6.000.000
Rp8.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Mega Syariah
Murabahah Mudharabah Musyarakah
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 5.233.839Rp 6.714.438Rp 5.183.515Rp 4.009.342Rp 4.300.599RpMudharabah -Rp -Rp 8.819Rp 1.375Rp -RpMusyarakah 33.276Rp 41.907Rp 30.734Rp 56.236Rp 340.218Rp
PembiayaanTahun
Tabel 5
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Mega Syariah 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Mega Syariah telah menyalurkan total
pembiyaan murabahah sebesar Rp 25.441.733 (dalam jutaan
rupiah), Rp 10.194 (dalam jutaan rupiah) untuk total pembiayaan
mudharabah, dan Rp 502.371 (dalam jutaan rupiah) untuk total
pembiayaan musyarakah.
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan perkembangan
produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah di Bank Mega
Syariah dalam 5 tahun terakhir.
Gambar 4
Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Mega Syariah 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
38
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 6.966.407Rp 8.849.045Rp 9.858.575Rp 9.780.350Rp 10.500.533RpMudharabah 859.252Rp 936.688Rp 876.311Rp 1.106.566Rp 1.271.485RpMusyarakah 1.737.831Rp 3.033.517Rp 4.005.308Rp 4.962.346Rp 5.185.890Rp
PembiayaanTahun
d. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah)
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk produk
pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada BRI Syariah.
Tabel 6
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BRI Syariah 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Rakyat Indonesia Syariah telah
menyalurkan total pembiayaan murabahah sebesar Rp 45.954.910
(dalam jutaan rupiah), Rp 5.050.302 (dalam jutaan rupiah) untuk
total pembiayaan mudharabah, dan Rp 18.924.892 (dalam jutaan
rupiah) untuk total pembiayaan musyarakah.
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan perkembangan
produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah di BRI Syariah
dalam 5 tahun terakhir.
39
Rp-
Rp2.000.000
Rp4.000.000
Rp6.000.000
Rp8.000.000
Rp10.000.000
Rp12.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
BRI Syariah
Murabahah Mudharabah Musyarakah
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 4.734.352Rp 7.969.128Rp 11.292.122Rp 13.218.300Rp 14.821.164RpMudharabah 287.064Rp 709.218Rp 1.016.696Rp 1.258.682Rp 1.181.607RpMusyarakah 966.531Rp 1.059.082Rp 1.405.003Rp 2.100.125Rp 2.907.463Rp
PembiayaanTahun
Gambar 5
Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah BRI Syariah 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
e. Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah)
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada BNI Syariah.
Tabel 7
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BNI Syariah 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Negara Indonesia Syariah telah
menyalurkan total pembiayaan murabahah sebesar Rp 52.035.066
(dalam jutaan rupiah), Rp 4.453.267 (dalam jutaan rupiah) untuk
40
Rp-
Rp5.000.000
Rp10.000.000
Rp15.000.000
Rp20.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
BNI Syariah
Murabahah Mudharabah Musyarakah
total pembiayaan mudharabah, dan Rp 8.438.204 (dalam jutaan
rupiah) untuk total pembiayaan musyarakah.
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan perkembangan
produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah di BNI Syariah
dalam 5 tahun terakhir.
Gambar 6
Perkembangan produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah BNI Syariah 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
f. Bank Bukopin Syariah
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada Bank Bukopin
Syariah.
41
Rp-
Rp1.000.000
Rp2.000.000
Rp3.000.000
Rp4.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Bukopin Syariah
Murabahah Mudharabah Musyarakah
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 2.578.807Rp 3.218.231Rp 2.202.581Rp 2.188.488Rp 2.217.106RpMudharabah 194.267Rp 224.716Rp 264.504Rp 401.915Rp 340.450RpMusyarakah 645.993Rp 868.022Rp 1.169.237Rp 1.636.389Rp 2.137.001Rp
PembiayaanTahun
Tabel 8
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Bukopin Syariah 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Bukopin Syariah telah menyalurkan total
pembiayaan murabahah sebesar Rp 12.405.213 (dalam jutaan
rupiah), Rp1.425.852 (dalam jutaan rupiah) untuk total pembiayaan
mudharabah, dan Rp6.456.642 (dalam jutaan rupiah) untuk total
pembiayaan musyarakah.
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan perkembangan
produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah di Bank Bukopin
Syariah dalam 5 tahun terakhir.
Gambar 7
Perkembangan produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Bukopin Syariah 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
42
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 435.054Rp 597.422Rp 948.034Rp 1.428.092Rp 1.495.010RpMudharabah 124.763Rp 201.867Rp 188.351Rp 198.423Rp 342.363RpMusyarakah 339.617Rp 532.542Rp 810.923Rp 1.132.524Rp 1.287.827Rp
PembiayaanTahun
g. Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah)
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada BCA Syariah.
Tabel 9
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BCA Syariah 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Central Asia Syariah telah menyalurkan
total pembiayaan murabahah sebesar Rp 4.903.612 (dalam jutaan
rupiah), Rp 1.055.767 (dalam jutaan rupiah) untuk total pembiayaan
mudharabah, dan Rp 4.103.433 (dalam jutaan rupiah) untuk total
pembiayaan musyarakah.
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan perkembangan
produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah di BCA Syariah
dalam 5 tahun terakhir.
43
Rp-
Rp500.000
Rp1.000.000
Rp1.500.000
Rp2.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
BCA Syariah
Murabahah Mudharabah Musyarakah
2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 764.727Rp 1.231.835Rp 617.337Rp 526.897Rp 1.020.473RpMudharabah 517.354Rp 659.220Rp 854.378Rp 1.018.378Rp 586.840RpMusyarakah 229.960Rp 690.827Rp 3.252.749Rp 4.074.373Rp 4.655.730Rp
PembiayaanTahun
Gambar 8
Perkembangan produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah BCA Syariah 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
h. Bank Panin Dubai Syariah
Berikut dibawah ini adalah data penyaluran dana untuk
produk pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang ada pada Bank Panin
Dubai Syariah.
Tabel 10
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Panin Dubai Syariah 2012-2016 (dalam jutaan rupiah)
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, selama tahun 2012
sampai dengan 2016 Bank Panin Dubai Syariah telah menyalurkan
total pembiayaan murabahah sebesar Rp 4.161.269 (dalam jutaan
44
Rp-
Rp1.000.000
Rp2.000.000
Rp3.000.000
Rp4.000.000
Rp5.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Panin Dubai Syariah
Murabahah Mudharabah Musyarakah
rupiah), Rp 3.636.170 (dalam jutaan rupiah) untuk total pembiayaan
mudharabah, dan Rp 12.903.639 (dalam jutaan rupiah) untuk total
pembiayaan musyarakah.
Berikut dibawah ini grafik yang menunjukkan
perkembangan produk murabahah, mudharabah, dan musyarakah
di Bank Panin Dubai Syariah dalam 5 tahun terakhir.
Gambar 9
Perkembangan Produk Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Bank Panin Dubai Syariah 2012-2016
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Data
a. Perhitungan Analisis Trend Laporan Keuangan
Laporan keuangan dari tahun ke tahun dapat dianalisis
dengan mempelajari arah trendnya. Sebagai upaya untuk
mengetahui trend dalam persentase selama 5 tahun kinerja, maka
dapat dihitung dengan cara memilih tahun pertama sebagai tahun
45
dasarnya yaitu tahun 2012 kemudian dihitung tingkat perkembangan
sampel yang diteliti sampai dengan tahun 2016.
Laporan yang disajikan sebagai dasar perbandingan jumlah
dinyatakan dengan “100 persen”, kemudian jumlah unsur-unsur dari
laporan keuangan untuk periode berikutnya apabila lebih rendah
daripada tahun dasar dinyatakan dengan “kurang dari 100 persen”,
sebaliknya apabila lebih besar daripada tahun dasar akan dinyatakan
dengan “lebih dari 100 persen”. Trend diperoleh dengan jalan
membagi jumlah suatu tahun dengan jumlah tahun dasar untuk pos
yang sama. Perhitungan analisis trend dilakukan pada pos
murabahah, mudharabah, dan musyarakah Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia untuk periode 2012 sampai dengan 2016.
b. Deskripsi Hasil Perhitungan Trend
Penulis mendeskripsikan data perkembangan trend
pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah untuk
periode tahun dasar 2012 sampai dengan tahun 2016 pada setiap
Bank Umum Syariah (BUS) yang bertujuan untuk menjelaskan
perkembangan dalam jumlah rupiah maupun perkembangan dalam
persentase. Penulis kemudian menyajikan data hasil perhitungan
trend dalam format grafik untuk mempermudah pembaca dalam
menganalisa data hasil perhitungan trend perkembangan
pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah pada setiap
BUS mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
46
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Murabahah 16.140.184 19.566.857 20.172.146 17.314.492 16.866.086 100 121,231 124,981 107,276 104,497
Mudharabah 1.985.587 2.225.163 1.723.619 1.052.718 794.220 100 112,066 86,8065 53,018 39,9993
Musyarakah 12.819.798 18.673.773 19.549.525 20.192.427 20.125.269 100 145,664 152,495 157,51 156,986
Pos-PosTahun (dalam jutaan rupiah) Trend Perkembangan (%)
c. Komparasi Hasil Perhitungan Trend dan Kesimpulan
Penulis kemudian membandingkan data perkembangan trend
pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah untuk
periode tahun dasar 2012 sampai dengan tahun 2016 pada setiap
Bank Umum Syariah (BUS) serta menyimpulkan BUS yang
memiliki perkembangan trend yang paling baik pada setiap
pertumbuhan produk pembiayaan (murabahah. mudharabah, dan
musyarakah).
2. Perhitungan Analisis Trend Pada Setiap Bank
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisis trend
perkembangan murabahah, mudharabah, dan musyarakah pada setiap
sampel BUS dalam penelitian ini:
a. Bank Muamalat Indonesia
1) Perhitungan Analisis Trend
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia.
Tabel 11
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
47
2) Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
a) Trend Murabahah
Untuk tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
121,231% atau naik sebesar 21,231% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 124,981% atau
naik sebesar 24,981% dari tahun 2012. Tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi 107,276% atau naik sebesar
7,276% dari tahun 2012. Tahun 2016 mengalami kenaikan
menjadi 104,479% atau naik sebesar 4,479% dari tahun
2012. Tercatat kenaikan angka kenaikan trend yang paling
tinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 124,981%, dan
kemudian angka perkembangan trend terendah terjadi pada
tahun 2016 dengan trend sebesar 104,497% Meskipun pada
sebenarnya angka trend terus melebihi tingkat penyaluran
pada tahun dasar 2012, sebenarnya pada tahun 2015 dan
2016 mengalami penurunan trend yang signifikan dari
tahun-tahun sebelumnya.
48
b) Trend Mudharabah
Untuk tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
112,006% atau naik sebesar 12,006% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 86,8065% atau
turun sebesar 13,1935% dari tahun 2012. Tahun 2015
mengalami penurunan kembali menjadi 53,018% atau turun
sebesar 46,882% dari tahun 2012. Kemudian tahun 2016
mengalami penurunan kembali menjadi 39,999% atau turun
sebesar 61,001% dari tahun 2012. Tercatat angka kenaikan
trend tertinggi ada pada tahun 2013 dengan indeks sebesar
112,006%, kemudian setelah itu terjadi penurunan trend
setiap tahunnya, penurunan trend ini terus terjadi mulai dari
2013 sampai dengan angka terendah pada tahun 2016
sebesar 39,999% atau kurang dari setengah pencapaian
trend pada tahun dasar 2012.
c) Trend Musyarakah
Untuk tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
145,664% atau naik sebesar 45,664% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 152,495% atau
naik sebesar 52,495% dari tahun 2012. Tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi 157,51% atau naik sebesar
57,51% dari tahun 2012. Tahun 2016 mengalami kenaikan
49
0
50
100
150
200
2012 2013 2014 2015 2016
Trend Perkembangan (%)
Murabahah Mudharabah Musyarakah
menjadi 156,986% atau naik sebesar 56,986% dari tahun
2012. Tercatat angka trend terus mengalami kenaikan setiap
tahunnya sampai yang tertinggi terjadi pada tahun 2016
dimana angka trend mencapai 156,986%.
Gambar 10
Grafik trend perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah Bank Muamalat Indonesia
Sumber : data diolah oleh penulis
Bank Muamalat Indonesia telah berhasil mencatatkan
share penyaluran pembiayaan yang cukup bagus pada tahun
2015 dan 2016 dimana pembiayaan dengan sistem bagi hasil
yaitu musyarakah telah tercatat mencapai angka masing-
masing Rp 20.192.427 dan Rp 20.125.269 (dalam jutaan rupiah)
lebih tinggi daripada pembiayaan dengan sistem mark up
murabahah yang dimana angka murabahah masing-masing
sebesar Rp 17.314.492 dan Rp 16.866.086 (dalam jutaan
rupiah) sehingga ini merupakan hal positif yang perlu
ditingkatkan oleh Bank Muamalat Indonesia, disamping itu
50
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
pembiayaan mudharabah masih perlu dibenahi dari segi
kualitas pembiayaan dan intensitas penyalurannya.
Gambar 11
Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Muamalat tahun 2012 s/d 2016
Sumber: data diolah oleh penulis
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada Bank
Muamalat Indonesia pembiayaan musyarakah sudah dapat
bersaing dengan pembiayaan murabahah, dimana musyarakah
berhasil menguasai share product dengan tingkat penyaluran
sebesar 48,29%, sementara murabahah ada pada tingkat 47,60%
dan mudharabah ada pada tingkat 4,11% dari total keseluruhan
ketiga pembiayaan tersebut dari tahun 2012 sampai 2016. Hal
ini tentunya merupakan sebuah pencapaian yang bagus serta
sebuah respon yang positif dari Bank Muamalat Indonesia
terhadap kontribusi perkembangan pembiayaan berbasis bagi
hasil di Indonesia.
51
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 27.549.264 33.207.376 33.714.638 34.807.005 36.198.342 100 120,538 122,379 126,345 131,395Mudharabah 4.161.501 3.703.698 3.006.253 2.834.183 3.085.615 100 88,9991 72,2396 68,1048 74,1467Musyarakah 6.049.077 7.048.707 7.330.832 10.277.268 13.001.058 100 116,525 121,189 169,898 214,926
Pos-PosTahun (dalam jutaan rupiah) Trend Perkembangan (%)
b. Bank Syariah Mandiri (BSM)
1) Perhitungan Analisis Trend
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada Bank Syariah Mandiri.
Tabel 12
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
2) Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
a) Trend Murabahah
Untuk tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
120,538% atau naik sebesar 20,538% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 122,379% atau
naik sebesar 22,379% dari tahun 2012. Tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi 126,345% atau naik sebesar
26,345% dari tahun 2012. Tahun 2016 mengalami kenaikan
menjadi 131,395% atau naik sebesar 31,395% dari tahun
52
2012. Tercatat angka trend terus mengalami kenaikan setiap
tahunnya sampai yang tertinggi terjadi pada tahun 2016
sebesar 131,395%. Pertumbuhan pembiayaan murabahah
BSM tergolong stabil dari tahun ke tahun.
b) Trend Mudharabah
Untuk tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
88,999% atau turun sebesar 11,001% dari tahun 2012.
Tahun 2014 kembali mengalami penurunan menjadi
72,239% atau turun sebesar 27,761% dari tahun 2012.
Tahun 2015 juga mengalami penurunan kembali menjadi
68,105% atau turun sebesar 31,895% dari tahun 2012.
Kemudian untuk tahun 2016 mengalami perbaikan trend
menjadi 74,147%, akan tetapi hal ini masih dibawah trend
tahun dasar 2012 atau turun 25, 853% dari tahun 2012.
Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pembiayaan
mudharabah BSM terus mengalami trend penurunan sejak
tahun 2012 dan tidak mengalami perkembangan penyaluran
pembiayaan mudharabah sejak tahun 2012. Tercatat
penurunan trend yang signifikan terjadi pada tahun 2014
dengan angka sebesar 72,239%, dibawah trend tahun dasar
2012.
53
0
50
100
150
200
250
2012 2013 2014 2015 2016
Trend Perkembangan (%)
Murabahah Mudharabah Musyarakah
c) Trend Musyarakah
Untuk tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi
116,525% atau naik sebesar 16,525% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 121,189% atau
naik sebesar 21,189% dari tahun 2012. Tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi 169,898% atau naik sebesar
69,898% dari tahun 2012. Tahun 2016 mengalami kenaikan
menjadi 214,926% atau naik sebesar 114,926% dari tahun
2012. Trend musyarakah BSM tergolong bagus dari tahun
ke tahun karena terus mengalami kenaikan, puncaknya
ditahun 2016 angka trend mencapai 214,926% atau 2 (dua)
kali lipat dari tahun dasar 2012, hal ini dapat terlihat bahwa
pertumbuhan pembiayaan musyarakah pada BSM
mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Gambar 12
Grafik Trend Perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah Bank Syariah Mandiri
Sumber : data diolah oleh penulis
54
Meskipun angka trend pertumbuhan murabahah dan
musyarakah terus naik dari tahun ke tahun, sebenarnya
pembiayaan mudharabah terus mengalami penurunan setiap
tahunnya hal ini disebabkan oleh salah satunya adalah fokus
bank yang masih tertuju pada pengembangan pembiayaan
dengan sistem bagi hasil lainnya yaitu musyarakah, sementara
untuk akad mudharabah bank tidak mencantumkan pembiayaan
tersebut di dalam strategi bank. Hal tersebut tercantum dalam
strategi bank untuk tahun kedepannya seperti yang dikutip
dibawah ini:
“Mengembangkan produk-produk spesifik syariah,
seperti gadai, cicil emas, ijarah dan musyarakah mutanaqisah
(MMQ) atau investasi terikat serta tabungan dengan
pemotongan zakat” (Laporan tahunan BSM 2015-2016)
Meskipun dengan membaiknya angka penyaluran
musyarakah pada Bank Syariah Mandiri, namun bank masih
tetap mengutamakan pembiayaan murabahah sebagai produk
utama dari operasional pembiayaan mereka dibandingkan
dengan mudharabah ataupun musyarakah.
55
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
Gambar 13
Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Syariah Mandiri tahun 2012 s/d 2016
Sumber: data diolah oleh penulis
Dapat dilihat dari perbandingan ketiga produk tersebut
dimana murabahah masih menguasai share product dengan
tingkat penyaluran sebesar 73,23%, sementara mudharabah
pada tingkat 7,43% dan musyarakah pada tingkat 19,34% dari
total keseluruhan ketiga pembiayaan tersebut dari tahun 2012
sampai 2016. Dalam hal ini Bank Syariah Mandiri masih perlu
meningkatkan prioritas untuk membenahi pembiayaan
mudharabah dari segi kualitas serta kuantitas penyalurannya,
serta lebih meningkatkan lagi share product untuk musyarakah.
c. Bank Mega Syariah
1) Perhitungan Analisis Trend
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada Bank Mega Syariah.
56
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 5.233.839 6.714.438 5.183.515 4.009.342 4.300.599 100 128,29 99,04 76,60 82,17Mudharabah - - 8.819 1.375 - 0,0 0,0 100 15,59 0,0Musyarakah 33.276 41.907 30.734 56.236 340.218 100 125,94 92,36 169,00 1022,41
Trend Perkembangan (%)Pos-Pos
Tahun (dalam jutaan rupiah)
Tabel 13
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada Bank Mega Syariah
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
2) Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
a) Trend Murabahah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 128,29% atau naik sebesar 28,29% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami sedikit penurunan menjadi 99,04%
atau turun sebesar 0,96% dari tahun 2012. Tahun 2015
kembali mengalami penurunan menjadi 76,60% atau turun
sebesar 23,40% dari tahun 2012. Kemudian angka trend
untuk tahun 2016 sempat naik dari tahun sebelumnya
menjadi 82,17%, akan tetapi hal ini tetap masih dibawah
tahun dasar 2012 yakni mengalami penurunan sebesar
17,83% dari tahun 2012. Pertumbuhan murabahah pada
Bank Mega Syariah tergolong fluktuatif, tercatat trend
kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2013 dengan angka
57
sebesar 128,29% dan trend terendah pada tahun 2015
sebesar 76,60%.
b) Trend Mudharabah
Trend untuk tahun 2012 dan 2013 perhitungan trend
pada produk pembiayaan mudharabah terhitung nihil,
dikarenakan pada laporan keuangan bank tercantum angka
0 (nol) pada pos pembiayaan mudharabah. Kemudian
penulis menjadikan tahun 2014 sebagai tahun dasar untuk
memulai perhitungan analisis trend, dimana Bank Mega
Syariah mulai membukukan pembiayaan mudharabah
sebesar 8,819 miliar. Selanjutnya untuk tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 15,591% atau turun sebesar
84,409% dari tahun 2014. Sementara untuk tahun 2016
angka penyaluran pembiayaan mudharabah kembali nihil
menjadi 0 (nol). Penurunan trend yang drastis ini salah
satunya adalah bank hanya menyalurkan mudharabah
hanya satu kali di tahun 2014, sementara untuk tahun
selanjutnya bank tidak menyalurkan lagi.
c) Trend Musyarakah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 125,94% atau naik sebesar 25,94% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami sedikit penurunan menjadi 92,36%
58
0200400600800
10001200
2012 2013 2014 2015 2016
Trend Perkembangan (%)
Murabahah Mudharabah Musyarakah
atau turun sebesar 7,64% dari tahun 2012. Kemudian untuk
tahun 2015 mengalami kenaikan trend yang cukup pesat ke
angka 169,00 % atau naik sebesar 69,00% dari tahun 2012.
Terakhir di tahun 2016 kembali mengalami kenaikan,
namun kenaikan ini tergolong sangat pesat, angka trend
tertinggi ada pada posisi 1022,41% atau naik sebesar
922,39% dari tahun 2012. Dalam hal ini dapat terlihat
bahwa pembiayaan musyarakah Bank Mega Syariah
mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama
untuk tahun 2016 dimana pembiayaan musyarakah
mengalami kenaikan sebesar 10 kali lipat dari tahun 2012.
Gambar 14
Grafik Trend Perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah Bank Mega Syariah
Sumber : data diolah oleh penulis
Angka pertumbuhan pembiayaan musyarakah
menunjukkan trend perkembangan yang sangat bagus pada
Bank Mega Syariah dibandingkan dengan murabahah maupun
59
mudharabah, meskipun bank menunjukkan respon yang positif
terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil, namun produk
pembiayaan mudharabah masih sangat sulit berkembang pada
bank Mega Syariah.
Salah satu faktor penyebab nihilnya pembiayaan
mudharabah adalah pengalaman bank terhadap skim
pembiayaan ini, hal ini terjadi dimana pada tahun 2011 bank
telah melakukan penghapusbukuan pembiayaan mudharabah
sebesar Rp 631,078 juta untuk pembiayaan macet karena
pembiayaan tersebut tidak mungkin dapat ditagih kembali
(Laporan tahunan Bank Mega Syariah 2012).
Meskipun mencatatkan perkembangan yang bagus pada
pembiayaan musyarakah, namun secara keseluruhan bank masih
tetap mengutamakan pembiayaan murabahah sebagai produk
utama dari operasional pembiayaan mereka dibandingkan dengan
mudharabah ataupun musyarakah.
60
Gambar 15
Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Mega Syariahtahun 2012 s/d 2016
Sumber : data diolah oleh penulis
Dapat dilihat dari perbandingan ketiga produk tersebut
dimana murabahah masih menguasai hampir keseluruhan share
product dengan tingkat penyaluran sebesar 98,03%, sementara
meskipun musyarakah mengalami trend perkembangan yang
pesat, ternyata musyarakah hanya ada pada tingkat 1,94% dan
mudharabah ada pada posisi hampir nihil, yaitu pada tingkat
0,04% dari total keseluruhan ketiga pembiayaan tersebut dari
tahun 2012 sampai 2016. Dalam hal ini Bank Mega Syariah harus
mulai menumbuhkan kepercayaan kepada produk pembiayaan
mudharabah agar nantinya bisa memberikan kontribusi yang
lebih baik terhadap perkembangan produk berbasis bagi hasil
pada dunia perbankan syariah di Indonesia.
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
61
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 6.966.407 8.849.045 9.858.575 9.780.350 10.500.533 100 127,025 141,516 140,393 150,731Mudharabah 859.252 936.688 876.311 1.106.566 1.271.485 100 109,012 101,985 128,782 147,976Musyarakah 1.737.831 3.033.517 4.005.308 4.962.346 5.185.890 100 174,558 230,477 285,548 298,412
Pos-PosTahun (dalam jutaan rupiah) Trend Perkembangan (%)
d. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah)
1) Perhitungan Analisis Trend
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada BRI Syariah.
Tabel 14
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada BRI Syariah
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
2) Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
a) Trend Murabahah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 127,025% atau naik sebesar 27,025% dari tahun
dasar 2012. Tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi
141,516% atau naik sebesar 41,516% dari tahun 2012.
Tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 140,39% atau
naik sebesar 40,39% dari tahun 2012. Kemudian tahun
2016 mengalami kenaikan menjadi 150,731% atau naik
62
sebesar 50,731% dari tahun 2012. Trend kenaikan
murabahah BRI Syariah dari tahun 2012 sampai dengan
2016 tergolong stabil sampai ke akhir tahun, tercatat
puncak kenaikan trend sebesar 150,731% pada akhir tahun
2016.
b) Trend Mudharabah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 109,012% atau naik sebesar 9,012% dari tahun
2012. Tahun 2014 tetap sedikit mengalami kenaikan
menjadi 101,985% atau naik sebesar 1,985% dari tahun
2012. Tahun 2015 kembali mengalami kenaikan menjadi
128,782% atau naik sebesar 28,782% dari tahun 2012.
Kemudian untuk tahun 2016 mengalami kenaikan trend
kembali dari tahun sebelumnya menjadi 147,976% atau
naik sebesar 47,976%. Sama seperti murabahah, kenaikan
trend pembiayaan mudharabah pada BRI Syariah juga
tergolong stabil sampai ke akhir tahun, tercatat puncak
kenaikan trend sebesar 147,976% pada akhir tahun 2016.
c) Trend Musyarakah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan yang
cukup bagus menjadi 174,558% atau naik sebesar 74,558%
dari tahun 2012. Tahun 2014 juga mengalami kenaikan
63
0
100
200
300
400
2012 2013 2014 2015 2016
Trend Perkembangan (%)
Murabahah Mudharabah Musyarakah
yang pesat menjadi 230,477% atau naik sebesar 130,477%
dari tahun 2012. Tahun 2015 juga kembali mengalami
kenaikan yang pesat menjadi 285,548% atau naik sebesar
185,548% dari tahun 2012. Kemudian tahun 2016 juga
mengalami kenaikan menjadi 298,412% atau naik sebesar
198,412% dari tahun 2012. Dalam hal ini dapat terlihat
bahwa pembiayaan musyarakah BRI Syariah mengalami
kenaikan yang cukup pesat dan terus menanjak dari tahun
2012 sampai 2016 dimana puncaknya pada tahun 2016
angka trend ada pada 298,412% atau hampir 3 kali lipat
dari tahun dasar 2012.
Gambar 16
Grafik Trend Perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah BRI Syariah
Sumber: data diolah oleh penulis
Meskipun angka pertumbuhan pembiayaan berbasis bagi
hasil seperti mudharabah dan musyarakah mengalami
pertumbuhan yang pesat, akan tetapi dari tahun 2012 sampai
dengan 2016, angka penyaluran pembiayaan pada BRI Syariah
64
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
masih didominasi oleh pembiayaan murabahah dibandingkan
dengan angka penyaluran pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.
Gambar 17
Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BRI Syariah tahun 2012 s/d 2016
Sumber: data diolah oleh penulis
Dapat dilihat dari perbandingan ketiga produk tersebut
dimana murabahah masih menguasai share product dengan
tingkat penyaluran sebesar 65,72%, sementara mudharabah
pada tingkat 7,22% dan musyarakah pada tingkat 27,06% dari
total keseluruhan ketiga pembiayaan tersebut dari tahun 2012
sampai 2016.
e. Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah)
1) Perhitungan Analisis Trend
65
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 4.734.352 7.969.128 11.292.122 13.218.300 14.821.164 100 168,326 238,515 279,2 313,056Mudharabah 287.064 709.218 1.016.696 1.258.682 1.181.607 100 247,059 354,17 438,467 411,618Musyarakah 966.531 1.059.082 1.405.003 2.100.125 2.907.463 100 109,576 145,366 217,285 300,814
Trend Perkembangan (%)Pos-Pos
Tahun (dalam jutaan rupiah)
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada BNI Syariah.
Tabel 15
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada BNI Syariah
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
2) Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
a) Trend Murabahah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 168,231% atau naik sebesar 68,326% dari tahun
2012. Tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 238,515%
atau naik sebesar 138,515% dari tahun 2012. Tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi 279,2% atau naik sebesar
179,2% dari tahun 2012. Kemudian tahun 2016 mengalami
kenaikan menjadi 313,056% atau naik sebesar 213,056%
dari tahun 2012. Dapat dilihat bahwa angka trend terus
mengalami pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun
66
sampai puncaknya di tahun 2016 trend murabahah sudah
mencapai angka 313,056% atau lebih dari 3 kali lipat
pencapaian trend pada tahun dasar 2012.
b) Trend Mudharabah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan yang
cukup pesat menjadi 247,06% atau naik sebesar 147,06%
dari tahun 2012. Tahun 2014 kembali mengalami kenaikan
yang pesat menjadi 354,17% atau naik sebesar 254,17%
dari tahun 2012. Tahun 2015 juga kembali mengalami
kenaikan menjadi 438,47% atau naik sebesar 338,47% dari
tahun 2012. Kemudian untuk tahun 2016 mengalami sedikit
penurunan trend dari tahun sebelumnya akan tetapi hal ini
masih tergolong bagus karena trend ada pada angka
411,62% tetap mengalami kenaikan dari tahun dasar 2012
sebesar 311,62%. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa
pembiayaan mudharabah BNI Syariah mengalami trend
kenaikan yang sangat pesat dari tahun ke tahun sejak tahun
2012 sampai dengan 2016 dimana puncaknya pada tahun
2016 angka trend sendiri mencapai 411,62% dimana
penyaluran pembiayaan mudharabah telah tumbuh lebih
dari 4 kali lipat dari tahun dasar 2012.
67
0
100
200
300
400
500
2012 2013 2014 2015 2016
Trend Perkembangan (%)
Murabahah Mudharabah Musyarakah
c) Trend Musyarakah
Trend untuk tahun 2013 mengalami sedikit
kenaikan menjadi 109,58% atau naik sebesar 9,58% dari
tahun 2012. Tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi
145,37% atau naik sebesar 21,189% dari tahun 2012. Tahun
2015 kembali mengalami kenaikan menjadi 217,28% atau
naik sebesar 117,28% dari tahun 2012. Kemudian tahun
2016 juga mengalami kenaikan menjadi 300,81% atau naik
sebesar 200,81% dari tahun 2012. Sama seperti produk
murabahah dan mudharabah, pembiayaan musyarakah
BNI Syariah mengalami kenaikan yang cukup pesat dan
terus menanjak setiap tahunnya dimana puncaknya pada
tahun 2016 angka trend mencapai 300,81 atau mengalami
kenaikan 3 kali lipat dari tahun dasar 2012.
Gambar 18
Grafik Trend Perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah BNI Syariah
Sumber : data diolah oleh penulis
68
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
Meskipun angka pertumbuhan pembiayaan berbasis bagi
hasil seperti mudharabah dan musyarakah mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat, akan tetapi dari tahun 2012
sampai dengan 2016, angka penyaluran pembiayaan pada BNI
Syariah masih didominasi oleh pembiayaan murabahah
dibandingkan dengan angka penyaluran pembiayaan
mudharabah dan musyarakah.
Gambar 19
Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BNI Syariah tahun 2012 s/d 2016
Sumber: data diolah oleh penulis
Dapat dilihat dari perbandingan ketiga produk tersebut
dimana murabahah masih menguasai share product dengan
tingkat penyaluran sebesar 80,14%, sementara mudharabah
pada tingkat 6,86% dan musyarakah pada tingkat 13,00% dari
total keseluruhan ketiga pembiayaan tersebut dari tahun 2012
sampai 2016.
69
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 2.578.807 3.218.231 2.202.581 2.188.488 2.217.106 100 124,795 85,411 84,8644 85,9741Mudharabah 194.267 224.716 264.504 401.915 340.450 100 115,674 136,155 206,888 175,249Musyarakah 645.993 868.022 1.169.237 1.636.389 2.137.001 100 134,370 180,998 253,314 330,809
Trend Perkembangan (%)Pos-Pos
Tahun (dalam jutaan rupiah)
Dengan melihat grafik perkembangan trend pada
pembahasan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan
pembiayaan mudharabah dan musyarakah BNI Syariah
memiliki kualitas yang bagus dan masih dapat berkembang
lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya.
f. Bank Bukopin Syariah
1) Perhitungan Analisis Trend
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada Bank Bukopin Syariah:
Tabel 16
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada Bank Bukopin Syariah
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
2) Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
70
a) Trend Murabahah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 124,795% atau naik sebesar 24,795% dari tahun
2012. Namun untuk tahun 2014 mengalami penurunan
menjadi 85,411% atau turun sebesar 14,589% dari tahun
2012. Tahun 2015 sedikit mengalami penurunan kembali
menjadi 84,864% atau turun sebesar 15,136% dari tahun
2012. Kemudian tahun 2016 mengalami seikit perbaikan
trend dari tahun sebelumnya menjadi 85,974%, akan tetapi
hal ini masih dibawah trend tahun dasar 2012 karena
mengalami penurunan 14,026% dari tahun 2012. Tercatat
bahwa trend kenaikan tertinggi ada pada tahun 2013 yaitu
sebesar 124,795% dan trend penurunan terendah ada pada
tahun 2015 yaitu sebesar 84,864%.
b) Trend Mudharabah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 115,674% atau naik sebesar 15,674% dari tahun
2012. Tahun 2014 kembali mengalami kenaikan menjadi
136,155% atau naik sebesar 36,155% dari tahun 2012.
Kemudian tahun 2015 mengalami kenaikan yang cukup
pesat menjadi 206,888% atau naik sebesar 206,888% dari
tahun 2012. Kemudian untuk tahun 2016 mengalami sedikit
penurunan trend dari tahun sebelumnya akan tetapi hal ini
71
masih tergolong bagus karena trend ada pada angka
175,249% tetap mengalami kenaikan dari tahun dasar 2012
sebesar 75,249%. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa
pembiayaan mudharabah Bank Bukopin Syariah
mengalami trend kenaikan yang cukup stabil dari 2012
sampai dengan puncaknya di tahun 2015 sebesar 206,888%
meskipun di tahun 2016 mengalami sedikit penurunan dari
tahun 2015.
c) Trend Musyarakah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 134,370% atau naik sebesar 34,370% dari tahun
2012. Tahun 2014 kembali mengalami kenaikan menjadi
180,998% atau naik sebesar 80,998% dari tahun 2012.
Tahun 2015 juga mengalami kenaikan yang cukup pesat
menjadi 253,314% atau naik sebesar 153,314% dari tahun
2012. Kemudian tahun 2016 juga mengalami kenaikan
yang pesat menjadi 330,809% atau naik sebesar 230,809%
dari tahun 2012. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa
pembiayaan musyarakah Bank Bukopin Syariah
mengalami kenaikan yang cukup pesat dan terus menanjak
dari tahun 2012 sampai 2016, dimana puncaknya untuk
tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 330,809% atau
naik lebih dari 3 kali lipat dari tahun dasar 2012.
72
0
100
200
300
400
2012 2013 2014 2015 2016
Trend Perkembangan (%)
Murabahah Mudharabah Musyarakah
Gambar 20
Grafik Trend Perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah Bank Bukopin Syariah
Sumber : data diolah oleh penulis
Meskipun angka pertumbuhan pembiayaan berbasis bagi
hasil seperti mudharabah dan musyarakah mengalami
pertumbuhan kearah yang positif dari tahun ke tahun, akan
tetapi dari tahun 2012 sampai dengan 2016, angka penyaluran
pembiayaan pada Bank Bukopin Syariah masih didominasi oleh
pembiayaan murabahah dibandingkan dengan angka
penyaluran pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
73
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
Gambar 21
Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Bukopin Syariah tahun 2012 s/d 2016
Sumber: data diolah oleh penulis
Dapat dilihat dari perbandingan ketiga produk tersebut
dimana murabahah masih menguasai share product dengan
tingkat penyaluran sebesar 61,15%, sementara mudharabah
pada tingkat 7,03% dan musyarakah pada tingkat 31,83% dari
total keseluruhan ketiga pembiayaan tersebut dari tahun 2012
sampai 2016.
Akan tetapi pencapaian Bank Bukopin Syariah pada
tahun 2016 patut diapresiasi karena tingkat angka penyaluran
salah satu pembiayaan berbasis bagi hasil yaitu musyarakah
mencapai angka Rp2,137 triliun hampir menyamai tingkat
angka penyaluran murabahah yang berada di angka Rp2,217
triliun. Hal ini merupakan sebuah respon positif dari Bank
Bukopin Syariah terhadap kontribusi perkembangan
pembiayaan berbasis bagi hasil di Indonesia.
74
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 435.054 597.422 948.034 1.428.092 1.495.010 100 137,32 217,91 328,26 343,64Mudharabah 124.763 201.867 188.351 198.423 342.363 100 161,80 150,97 159,04 274,41Musyarakah 339.617 532.542 810.923 1.132.524 1.287.827 100 156,81 238,78 333,47 379,20
Pos-PosTahun (dalam jutaan rupiah) Trend Perkembangan (%)
g. Bank Central Asia Syariah
1) Perhitungan Analisis Trend
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada BCA Syariah
Tabel 17
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada BCA Syariah
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
2) Deskripsi Hasil perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
a) Trend Murabahah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 137,32% atau naik sebesar 37,32% dari tahun 2012.
Tahun 2014 mengalami kenaikan yang cukup pesat menjadi
217,91% atau naik sebesar 117,91% dari tahun 2012. Tahun
2015 kembali mengalami kenaikan yang pesat menjadi
328,26% atau naik sebesar 228,26% dari tahun 2012. Tahun
2016 kembali mengalami kenaikan menjadi 343,64% atau
75
naik sebesar 243,64% dari tahun 2012. Terlihat bahwa trend
perkembangan pembiayaan murabahah terus mengalami
kenaikan yang signifikan dari tahun ketahun sampai pada
puncaknya di tahun 2016 pertumbuhan mencapai 343,64%
atau naik lebih dari tiga kali lipat dari tahun dasar 2012.
b) Trend Mudharabah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 161,80% atau naik sebesar 61,80% dari tahun 2012.
Tahun 2014 sedikit mengalami penurunan trend dari tahun
sebelumnya, akan tetapi angka trend masih berada diatas
tahun dasar 2012 yaitu berada diangka 150,97% atau naik
kenaikan yang pesat menjadi 274,41% atau naik sebesar
174,41% dari tahun 2012. Dalam hal ini terlihat bahwa
pembiayaan mudharabah BCA Syariah mengalami
pertumbuhan yang fluktuatif namun tergolong pesat dari
2012 sampai dengan 2016. Tercatat bahwa kenaikan
tertinggi ada pada akhir tahun 2016 sebesar 274,41%.
c) Trend Musyarakah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan yang
tergolong bagus menjadi 156,81% atau naik sebesar
56,81% dari tahun 2012. Tahun 2014 mengalami kenaikan
yang pesat menjadi 238,78% atau naik sebesar 138,78%
76
0
100
200
300
400
2012 2013 2014 2015 2016
Trend Perkembangan (%)
Murabahah Mudharabah Musyarakah
dari tahun 2012. Tahun 2015 kembali mengalami kenaikan
yang pesat menjadi 333,47% atau naik sebesar 233,47%
dari tahun 2012. Terakhir untuk tahun 2016 juga
mengalami kenaikan menjadi 379,20% atau naik sebesar
279,20% dari tahun 2012. Hal ini merupakan sebuah
pencapaian yang positif dari BCA Syariah selama 5 tahun
operasional dari 2012, dimana puncaknya pada tahun 2016
bank berhasil menyalurkan pembiayaan musyarakah ini
mengalami pertumbuhan 379,20% atau naik lebih dari 3
kali lipat dari tahun dasar 2012.
Gambar 22
Grafik Trend Perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah BCA Syariah
Sumber : data diolah oleh penulis
Meskipun angka pertumbuhan pembiayaan berbasis bagi
hasil seperti mudharabah dan musyarakah ikut mengalami
pertumbuhan kearah yang positif dari tahun ke tahun, akan tetapi
sama seperti pembahasan pada bank-bank sebelumnya, bahwa
77
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
dari tahun 2012 sampai dengan 2016, angka penyaluran
pembiayaan pada BCA Syariah masih didominasi oleh
pembiayaan murabahah dibandingkan dengan angka penyaluran
pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Gambar 23
Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
BCA Syariah tahun 2012 s/d 2016
Sumber: data diolah oleh penulis
Dapat dilihat dari perbandingan ketiga produk tersebut
dimana murabahah masih menguasai share product dengan
tingkat penyaluran sebesar 48,73%, sementara mudharabah
pada tingkat 10,49% dan musyarakah pada tingkat 40,78% dari
total keseluruhan ketiga pembiayaan tersebut dari tahun 2012
sampai 2016.
Akan tetapi pencapaian BCA Syariah dari tahun ke tahun
patut diapresiasi karena tingkat angka penyaluran salah satu
pembiayaan berbasis bagi hasil yaitu musyarakah mencapai
78
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016Murabahah 764.727 1.231.835 617.337 526.897 1.020.473 100 161,08 80,73 68,90 133,44Mudharabah 517.354 659.220 854.378 1.018.378 586.840 100 127,42 165,14 196,84 113,43Musyarakah 229.960 690.827 3.252.749 4.074.373 4.655.730 100 300,41 1414,48 1771,77 2024,58
Trend Perkembangan (%)Pos-Pos
Tahun (dalam jutaan rupiah)
angka Rp4,10 triliun, hampir menyamai tingkat angka
penyaluran murabahah yang berada di angka Rp4,903 triliun.
Terlihat bahwa BCA Syariah juga memperhatikan tingkat
pemerataan penyaluran dana terhadap produk pembiayaan
selain murabahah. Hal ini juga merupakan sebuah respon positif
dari BCA Syariah terhadap kontribusi perkembangan
pembiayaan berbasis bagi hasil di Indonesia.
h. Bank Panin Dubai Syariah
1) Perhitungan Analisis Trend
Berikut dibawah ini adalah perhitungan analisa trend
perkembangan pembiayaan murabahah, mudharabah, dan
musyarakah pada Bank Panin Dubai Syariah.
Tabel 18
Perhitungan Trend Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah pada Bank Panin Dubai Syariah
Sumber : data diolah penulis dari laporan tahunan 2012-2016
2) Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Trend
Berdasarkan perhitungan analisis trend pada poin
sebelumnya, maka dapat dijelaskan berbagai macam kenaikan
dan penurunan sebagai berikut:
79
a) Trend Murabahah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan yang
cukup signifikan menjadi 161,08% atau naik sebesar
61,08% dari tahun 2012. Kemudian tahun 2014 terjadi
penurunan angka trend yang cukup tajam sebesar 80,35%
dari tahun sebelumnya menjadi 80,73%, dimana pada tahun
yang bersangkutan juga mengalami penurunan trend
sebesar 19,27% dari tahun dasar 2012. Tahun 2015 kembali
mengalami penurunan menjadi 68,90% atau turun sebesar
31,10% dari tahun 2012. Terakhir untuk tahun 2016
mengalami perbaikan menjadi 133,44% atau naik sebesar
33,44% dari tahun 2012. Disini dapat dilihat bahwa trend
perkembangan pembiayaan murabahah Bank Panin Dubai
Syariah tergolong fluktuatif dari tahun ke tahun. Tercatat
bahwa trend kenaikan tertinggi ada pada tahun 2013 sebesar
161,08%, sementara trend penurunan terendah ada pada
tahun 2015 sebesar 68,90%.
b) Trend Mudharabah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 127,42% atau naik sebesar 27,42% dari tahun 2012.
Tahun 2014 kembali mengalami kenaikan menjadi
165,14% atau naik sebesar 65,14% dari tahun 2012.
80
Kemudian pada tahun 2015 juga kembali mengalami
kenaikan menjadi 196,84% atau naik sebesar 96,84% dari
tahun 2012. Terakhir pada tahun 2016 angka trend
terkoreksi sebesar 83,41% dari tahun sebelumnya menjadi
113,43%, akan tetapi angka tersebut masih diatas dari
angka trend tahun dasar 2012, yang mana dalam hal ini
masih mengalami kenaikan sebesar 13,43% dari tahun 2012.
Dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah Bank Panin
Dubai Syariah mengalami pertumbuhan yang cukup bagus
dari tahun 2012 sampai puncaknya di tahun 2015 sebesar
196,84% meskipun pada tahun 2016 angka pertumbuhan
tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan dari
tahun sebelumnya.
c) Trend Musyarakah
Trend untuk tahun 2013 mengalami kenaikan yang
tergolong pesat menjadi 300,41% atau naik sebesar
200,41% dari tahun 2012. Kemudian tahun 2014
mengalami kenaikan yang trend pembiayaan yang luar
biasa pesat dimana angka trend mencapai 1414,48% atau
naik sebesar 1314,48% dari tahun 2012. Tahun 2015 juga
kembali mengalami kenaikan yang pesat menjadi
1771,77% atau naik sebesar 1671,77% dari tahun 2012.
Terakhir untuk tahun 2016 juga kembali mengalami
81
0
500
1000
1500
2000
2500
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Panin Dubai Syariah
Murabahah Mudharabah Musyarakah
kenaikan yang signifikan menjadi 2024,58% atau naik
sebesar 1924,58% dari tahun 2012. Hal ini tentu merupakan
sebuah pencapaian yang luar biasa dari Bank Panin Dubai
Syariah karena bank berhasil melakukan pencapaian yang
sangat bagus dimana pada puncaknya di tahun 2016 angka
penyaluran pembiayaan musyarakah mengalami
pertumbuhan sebesar 2024,58% atau naik sebanyak 20 kali
lipat dari tahun 2012.
Gambar 24
Grafik Trend Perkembangan Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah Bank Panin Dubai Syariah
Sumber : data diolah oleh penulis
Pencapaian Bank Panin Dubai Syariah dari 2012 sampai
dengan 2016 tergolong sangat bagus, karena bank berhasil
menjalankan peran intermediary dalam dunia perbankan syariah
dimana bank berhasil mempertahankan produk pembiayaan
82
berbasis bagi hasil terutama musyarakah sebagai inti produk
(core product) mereka dibandingkan pembiayaan lainnya.
Gambar 25
Share product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Bank Panin Dubai Syariah tahun 2012 s/d 2016
Sumber : data diolah oleh penulis
Dapat dilihat dari perbandingan ketiga produk tersebut
dimana murabahah masih ada pada tingkat penyaluran sebesar
20,10%, sementara mudharabah pada tingkat 17,57% dan
musyarakah ada pada tingkat 62,33% dari total keseluruhan
ketiga pembiayaan tersebut dari tahun 2012 sampai 2016. Hal
ini tentunya merupakan respon yang sangat positif dari Bank
Panin Dubai Syariah terhadap kontribusi perkembangan
pembiayaan berbasis bagi hasil di Indonesia pada saat ini.
Share Product
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
83
0,0050,00
100,00150,00200,00250,00300,00350,00
BankMuamalatIndonesia
BankSyariahMandiri
BankMega
Syariah
BRISyariah
BNISyariah
BankBukopinSyariah
BCASyariah
BankPaninDubai
Syariah
TREND PERKEMBANGAN MURABAHAH BUS (%)
2012 2013 2014 2015 2016
3. Perbandingan Hasil Perhitungan Analisis Trend
Setelah dihitung perkembangan produk pembiayaan murabahah,
mudharabah, dan musyarakah selama 5 (lima) tahun operasional mulai
dari tahun dasar 2012 sampai dengan 2016, berikut adalah data
perbandingan setiap akad pada keseluruhan sampel BUS yang diteliti
oleh penulis:
a. Perbandingan Trend Perkembangan Murabahah
Berdasarkan perhitungan analisis trend yang dibahas pada
poin sub-bab sebelumnya, berikut adalah data perbandingan atau
komparasi trend perkembangan produk murabahah pada
keseluruhan sampel BUS yang diteliti oleh penulis.
Gambar 26
Komparasi Perkembangan Produk Murabahah pada
BUS di Indonesia Tahun 2012 s/d 2016
Sumber : data diolah oleh penulis
84
Dari grafik Dari grafik perbandingan trend perkembangan
diatas terlihat bahwa tingkat pertubuhan pembiayaan murabahah
pada setiap bank cenderung seimbang, namun penulis
menyimpulkan ada 2 (dua) BUS yang memiliki tingkat presentasi
perkembangan murabahahyang paling baik yaitu BNI Syariah dan
BCA Syariah.
BNI Syariah telah berhasil mencapai pertumbuhan
murabahah dengan tingkat rata-rata perkembangan sebesar 53,26%
pertahun, sedangkan BCA Syariah berhasil mencapai pertumbuhan
murabahah dengan tingkat rata-rata perkembangan sebesar 88,50%
pertahunnya.
Sehingga dapat disimpulkan dari data perbandingan diatas
bahwa perkembangan murabahah yang memiliki tingkat
pertumbuhan paling pesat ada pada BCA Syariah dengan nilai
puncak angka pertumbuhan mencapai 343,64% ditahun 2016.
Sementara itu untuk BUS dengan perkembangan trend
murabahah terendah ada pada Bank Mega Syariah dengan tingkat
rata-rata pertumbuhan -4,46% pertahun (minus), ini artinya
pembiayaan murabahah pada Bank Mega Syariah masih belum
mengalami perkembangan dari 5 (lima) tahun operasional secara
keseluruhan.
85
0,0050,00
100,00150,00200,00250,00300,00350,00400,00450,00
BankMuamalatIndonesia
BankSyariahMandiri
BankMega
Syariah
BRISyariah
BNISyariah
BankBukopinSyariah
BCASyariah
BankPaninDubai
Syariah
TREND PERKEMBANGAN MUDHARABAH BUS (%)
2012 2013 2014 2015 2016
b. Perbandingan Trend Perkembangan Mudharabah
Berdasarkan perhitungan analisis trend yang dibahas pada
poin sub-bab sebelumnya, berikut adalah data perbandingan atau
komparasi trend perkembangan produk mudharabah pada
keseluruhan sampel BUS yang diteliti oleh penulis.
Gambar 27
Komparasi Perkembangan Produk Mudharabah pada
BUS di Indonesia Tahun 2012 s/d 2016
Sumber : data diolah oleh penulis
Dari grafik perbandingan trend perkembangan diatas terlihat
bahwa tingkat pertumbuhan pembiayaan mudharabah yang paling
menonjol ada pada BNI Syariah.
BNI Syariah telah berhasil mencapai pertumbuhan
pembiayaan mudharabah dengan tingkat rata-rata perkembangan
sebesar 77,90% pertahun, berhasil melampaui tingkat rata-rata
pencapaian perkembangan mudharabah BUS lainnya.
86
Seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, bahwa
BNI syariah pada akhir tahun 2016, sudah melakukan pencapaian
yang cukup bagus, dimana pertumbuhan pembiayaan mudharabah
pada tahun tersebut sudah mencapai 411,62% atau tumbuh 4 kali
lipat dari pencapaian tahun 2012.
Sementara itu untuk BUS dengan perkembangan trend
mudharabah terendah ada pada Bank Mega Syariah dengan tingkat
rata-rata pertumbuhan 0% pertahun (nihil), hal ini disebabkan karena
Bank Mega Syariah masih belum memberikan perhatian pada salah
satu produk pembiayaan ini, dimana bank hanya 1 (satu) kali
menyalurkan pembiayaan mudharabah pada tahun 2014, dan
kemudian tidak meningkatkan/menyalurkan lagi setelah itu. Sangat
diperlukan adanya pembenahan dari segi kualitas dan kuantitas
pembiayaan mudharabah pada Bank Mega Syariah agar kedepannya
bank bisa memberikan kontribusi yang nyata akan perkembangan
produk pembiayaan berbasis bagi hasil di dalam dunia perbankan
syariah di Indonesia kedepannya.
c. Perbandingan Trend Perkembangan Musyarakah
Berdasarkan perhitungan analisis trend yang dibahas pada
poin sub-bab sebelumnya, berikut adalah data perbandingan atau
komparasi trend perkembangan produk mudharabah pada
keseluruhan sampel BUS yang diteliti oleh penulis.
87
Gambar 28
Komparasi Perkembangan Produk Musyarakah pada
BUS di Indonesia Tahun 2012 s/d 2016
Sumber : data diolah oleh penulis
Dari grafik perbandingan trend perkembangan diatas terlihat
bahwa tingkat pertumbuhan pembiayaan musyarakah yang paling
menonjol ada pada Bank Panin Dubai Syariah.
Bank Panin Dubai Syariah telah berhasil mengembangkan
pembiayaan musyarakah dengan rata-rata ingkat pertumbuhan
penyaluran pembiayaan sebesar 481,15% pertahunnya, jauh
mengungguli tingkat rata-rata pertumbuhan penyaluran pembiayaan
musyarakah pada BUS lainnya.
Seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, bahwa
Bank Panin Dubai Syariah telah melakukan pencapaian yang sangat
bagus pada sektor pembiayaan musyarakah disetiap tahunnya,
0,00200,00400,00600,00800,00
1000,001200,001400,001600,001800,002000,002200,00
BankMuamalatIndonesia
BankSyariahMandiri
BankMega
Syariah
BRISyariah
BNISyariah
BankBukopinSyariah
BCASyariah
BankPaninDubai
Syariah
TREND PERKEMBANGAN MUSYARAKAH BUS (%)
2012 2013 2014 2015 2016
88
sampai pada akhirnya pertumbuhan pembiayaan musyarakah pada
tahun 2016 sudah mencapai 2024,58% atau tumbuh 20 kali lipat dari
pencapaian tahun 2012.
Pencapaian tersebut tidak lepas dari peran Bank Panin Dubai
Syariah yang berhasil menjadikan musyarakah sebagai produk
utama (core product) dalam operasional mereka, hal ini dapat dilihat
dari share product mereka selama 5 (lima) tahun terakhir dimana
pembiayaan musyarakah menguasai share dengan angka mencapai
62,33% dari perbandingan ketiga produk (murabahah, mudharabah,
musyarakah) yang menjadi sampel di dalam penelitian ini.
Sementara itu untuk BUS dengan perkembangan trend
musyarakah terendah ada pada Bank Muamalat Indonesia dengan
tingkat pertumbuhan hanya sebesar 14,25% pertahunnya, masih
dibawah tingkat rata-rata perkembangan pada BUS lainnya. Namun
hal ini masih dalam pencapaian postif, dimana produk pembiayaan
ini masih bisa berkembang secara berkelanjutan mengingat produk
ini ada pada trend yang positif pada keseluruhan BUS.
4. Perbandingan Share Product Murabahah, Mudharabah, Musyarakah
pada BUS di Indonesia
Berdasarkan data share product pada setiap BUS yang telah
dibahas pada poin-poin sub-bab sebelumnya, berikut adalah data
89
47,6
0%
73,2
3%
98,0
3%
65,7
2% 80,1
4%
61,1
5%
48,7
3%
20,1
0%
4,11
%
7,43
%
0,04
%
7,22
%
6,86
%
7,03
%
10,4
9%
17,5
7%
48,2
9%
19,3
4%
1,94
%
27,0
6%
13,0
0%
31,8
3% 40,7
8%
62,3
3%
B M I B S M M E G AS Y A R I A H
B R IS Y A R I A H
B N IS Y A R I A H
B U K O P I NS Y A R I A H
B C AS Y A R I A H
P A N I NS Y A R I A H
SHARE PRODUCT MURABAHAH, MUDHARABAH,MUSYARAKAH BANK UMUM SYARIAH
Murabahah Mudharabah Musyarakah
perbandingan share product murabahah, mudharabah, dan musyarakah
di Indonesia:
Gambar 29
Komparasi Share Product Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
pada BUS di Indonesia Tahun 2012 s/d 2016
Sumber : data diolah oleh penulis
Dari grafik perbandingan trend perkembangan diatas dapat dilihat
bahwa angka share product murabahah masih sangat dominan pada
hampir keseluruhan sampel BUS, akan tetapi masih ada beberapa BUS
yang berkontribusi lebih serta menanggapi positif akan pertumbuhan
produk berbasi bagi hasil.
Pertama adalah Bank Panin Dubai Syariah yang berhasil
melakukan pencapaian angka share product salah satu pembiayaan
berbasis bagi hasil musyarakah sebesar 62,33% lebih tinggi
90
dibandingkan pembiayaan berbasis mark-up murabahah yang ada pada
angka 20,10%, sementara untuk pembiayaan mudharabah ada pada
angka 17,57%, hal tersebut juga merupakan sebuah pencapaian yang
bagus karena angka share product mudharabah Bank Panin Dubai
Syariah lebih tinggi dibandingkan keseluruhan angka share product
mudharabah BUS lainnya.
Urutan kedua adalah Bank Muamalat Indonesia yang berhasil
melakukan pencapaian angka share product salah satu pembiayaan
berbasis bagi hasil musyarakah sebesar 48,29%, berhasil mengungguli
pembiayaan berbasis mark-up murabahah yang ada pada angka 47,60%,
meskipun pada pembahasan sebelumnya perkembangan pembiayaan
musyarakah Bank Muamalat Indonesia tergolong paling rendah, namun
pada tahun 2015 dan 2016 Bank Muamalat Indonesia berhasil
membenahi share product musyarakah dimana angka penyaluran salah
satu pembiayaan berbasis bagi hasil musyarakah lebih tinggi daripada
angka penyaluran pembiayaan berbasis mark-up murabahah. Sementara
untuk pembiayaan mudharabah ada pada angka 4,11%, menjadi
terendah kedua setelah Bank Mega Syariah, dalam hal ini Bank
Muamalat Indonesia masih perlu membenahi kualitas produk
pembiayaan mudharabah untuk kedepannya.
Kemudian urutan ketiga adalah BCA Syariah dengan angka share
product salah satu pembiayaan berbasis bagi hasil musyarakah sebesar
40,78%, hampir menyamai share product pembiayaan berbasis mark-up
91
murabahah yang ada pada angka 48,73%, sementara untuk pembiayaan
mudharabah ada pada angka 10,49%, hal tersebut juga merupakan
pencapaian yang cukup bagus karena share product pembiayaan
mudharabah ada pada urutan kedua tertinggi setelah Bank Panin Dubai
Syariah. Mengingat pada pembahasan analisis trend pada poin sub-bab
sebelumnya, pembiayaan mudharabah dan musyarakah BCA Syariah
terus mengalami trend pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun dan
tidak menutup kemungkinan bahwa pembiayaan ini akan terus
berkembang pada tahun-tahun selanjutnya menyaingi pembiayaan
murabahah.
Adapun BUS yang memiliki tingkat ketergantungan yang sangat
tinggi terhadap pembiayaan berbasis mark-up yaitu murabahah adalah
Bank Mega Syariah, dimana angka share product murabahah ada pada
angka 98,03% atau hampir menguasai keseluruhan share product
sedangkan untuk pembiayaan berbasis bagi hasil mudharabah dan
musyarakah hanya mendapatkan share masing-masing sebesar 0,04%
dan 1,94%. Namun ada satu hal yang patut diapresiasi adalah trend
perkembangan musyarakah pada bank ini tergolong bagus, dimana pada
akhir tahun 2016 perkembangannya berhasil mencapai angka 1022.41%
atau naik 10 kali lipat dari tahun 2012, urutan tertinggi kedua setelah
Bank Panin Dubai Syariah. Artinya pembiayaan berbasis bagi hasil
musyarakah masih memiliki peluang untuk berkembang pada bank ini.
92
Pada akhirnya, pembiayaan berbasis mark-up masih menjadi
produk inti (core product) pada hampir keseluruhan BUS, hanya Bank
Panin Dubai Syariah dan Bank Muamalat Indonesia yang mulai
memprioritaskan pembiayaan berbasis bagi hasil musyarakah sebagai
produk inti mereka menggantikan murabahah. Sedangkan produk
pembiayaan mudharabah masih belum mendapatkan perhatian yang
lebih dalam share product pada setiap perbankan, hal tersebut dapat
dilihat pada keseluruhan BUS diatas dimana share product pembiayaan
mudharabah masih mendapatkan porsi yang kecil dibandingkan
pembiayaan musyarakah maupun mudharabah.
Pentingnya pembenahan dan menumbuhkan produk pembiayaan
PLS sangat diperlukan mengingat berbagai macam teori mengenai dasar
operasional produk perbankan syariah yang disampaikan oleh para ahli
diantaranya adalah salah satu perbedaan pokok perbankan syariah
dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip berbagi
hasil dan berbagi risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem
operasionalnya. (Antonio, 2001:181)
Sebagian besar ulama dan pakar juga sependapat bahwa bank
syariah merupakan bank yang berprinsip utama bagi hasil seperti
mudharabah dan musyarakah, sehingga produk pembiayaan berbasis
bagi hasil tersebut seharusnya lebih diutamakan dan dominan
dibandingkan dengan pembiayaan non-bagi hasil. (Ascarya, 2005:9)
93
Prinsip dasar operasional perbankan syariah diatas juga diperkuat
oleh pendapat Dr. Ghulam Qadir (1994) seorang praktisi perbankan
syariah yang berpraktik di Pakistan, beliau mengkritisi bahwa pada
dasarnya perbankan syariah adalah institusi keuangan dan bukan rumah
dagang yang mengharuskan mereka melaksanakan perdagangan
(murabahah) dengan harga mark-up yang berarti memaksakan mereka
tetap pada fungsi tersebut. Selain itu, karena model pembiayaan tersebut
minim resiko dan tetap digunakan oleh bank sebagai operasional utama,
bank tidak pernah memikirkan model-model pendanaan yang inovatif
dan imajinatif dalam kerangka musyarakah dan mudharabah (Mervyn
Lewis, 2001:224)
Sampai saat ini, masih diperlukan adanya pembenahan dan
perbaikan dalam segi kuantitas dan kualitas penyaluran pembiayaan
berbasis bagi hasil pada dunia perbankan syariah di Indonesia, karena
pada dasarnya operasional institusi keuangan Islam adalah berdasarkan
prinsip bagi untung/rugi atau lebih sering disebut PLS (Profit and Loss
Sharing), Bank Islam memang tidak membebankan bunga, melainkan
seharusnya mengajak kepada prinsip kemitraan dalam bidang usaha yang
didanai (Mervyn Lewis, 2001:9)
94
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari analisis trend perkembangan pembiayaan murabahah,
mudharabah, dan musyarakah pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
yang telah dibahas oleh penulis pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Setelah melakukan perhitungan analisis trend pada setiap bank, maka
penulis menyimpulkan beberapa hal mengenai perkembangan
pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah sebagai berikut
ini:
a. Trend Perkembangan Murabahah
Trend perkembangan murabahah yang memiliki tingkat
pertumbuhan paling pesat berada pada BCA Syariah dengan tingkat
rata-rata perkembangan sebesar 88,50% pertahunnya, serta dengan
nilai puncak angka trend pertumbuhan mencapai 343,64% ditahun
2016 atau naik lebih dari 3 kali lipat dari pencapaian pada tahun 2012.
Sementara itu untuk BUS dengan perkembangan trend murabahah
terendah ada pada Bank Mega Syariah dengan tingkat rata-rata
pertumbuhan -4,46% pertahun (minus), artinya pembiayaan
murabahah pada Bank Mega Syariah masih belum mengalami
perkembangan dari 5 (lima) tahun operasional secara keseluruhan.
95
b. Trend Perkembangan Mudharabah
Trend perkembangan mudharabah yang memiliki tingkat
pertumbuhan paling pesat berada pada BNI Syariah dengan
pertumbuhan sebesar 77,90% pertahun, serta dengan nilai puncak
angka trend pertumbuhan mencapai 411,62% pada tahun 2016 atau
tumbuh 4 kali lipat dari pencapaian tahun 2012, dalam hal ini
berhasil melampaui tingkat rata-rata pencapaian perkembangan
mudharabah BUS lainnya. Sementara itu untuk BUS dengan
perkembangan trend mudharabah terendah ada pada Bank Mega
Syariah dengan tingkat rata-rata pertumbuhan 0% pertahun (nihil).
c. Trend perkembangan musyarakah
Trend perkembangan mudharabah yang memiliki tingkat
pertumbuhan paling pesat berada pada Bank Panin Dubai Syariah
dengan rata-rata ingkat pertumbuhan penyaluran pembiayaan
sebesar 481,15% pertahunnya, serta dengan nilai puncak angka trend
pertumbuhan mencapai 2024,58% pada tahun 2016 atau tumbuh 20
kali lipat dari pencapaian tahun 2012, jauh mengungguli BUS
lainnya. Sementara itu untuk BUS dengan perkembangan trend
musyarakah terendah ada pada Bank Muamalat Indonesia dengan
tingkat pertumbuhan hanya sebesar 14,25% pertahunnya, masih
dibawah tingkat rata-rata perkembangan pada BUS lainnya.
96
2. Dilihat dari aspek share product pada keseluruhan BUS, produk
murabahah masih menjadi produk unggulan atau produk utama (core
product) pada hampir dikeseluruhan BUS, namun masih ada beberapa
BUS yang berkontribusi lebih serta menanggapi positif akan
pertumbuhan produk berbasi bagi hasil, diantaranya adalah Bank Panin
Dubai Syariah dan Bank Muamalat Indonesia, dimana share product
salah satu pembiayaan berbasis bagi hasil yaitu musyarakah dapat
bersaing melebihi pembiayaan berbasis margin yaitu murabahah.
3. Setelah dibandingkan dengan pembiayaan murabahah, perkembangan
pembiayaan berbasis sistem bagi hasil (profit and loss sharing) seperti
musyarakah masih dalam tahap pertumbuhan dimana angka trend
perkembangan mengarah ke arah yang positif hampir pada keseluruhan
BUS, sementara pembiayaan mudharabah masih tergolong fluktuatif
perkembangannya pada hampir keseluruhan BUS, dalam hal ini masih
perlu pembenahan dari segi kualitas dan kuantitas penyaluran dana
terhadap produk pembiayaan berbasis bagi hasil. Produk pembiayaan
mudharabah dan musyarakah juga masih perlu pembenahan dan
peningkatan dari segi pengalokasian share product dalam setiap
operasional perbankan syariah sehingga menghasilkan suatu entitas
perbankan syariah yang ideal bagi untuk membangun perekonomian di
Indonesia kedepannya.
97
B. Saran
1. Saran Kepada Praktisi Perbankan Syariah Indonesia
a. Membuka dan memberikan kesempatan serta ruang yang lebih luas
kepada produk pembiyaan berbasis bagi hasil yaitu mudharabah dan
musyarakah.
b. Lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pada penyaluran
pembiayaan berbasis bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah,
karena pada dasarnya menurut Dr. Ghulam Qadir (1994) bank
syariah adalah institusi keuangan yang bersifat kemitraan bukan
rumah dagang yang mengharuskan mereka melaksanakan
perdagangan (murabahah)
c. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pertumbuhan produk
pembiayaan berbasis bagi hasil sudah menunjukkan trend yang
positif, hal ini perlu lebih ditingkatkan lagi guna mendorong
pertumbuhan share product yang lebih merata antara murabahah,
mudharabah, dan musyarakah.
d. Perlu adanya edukasi kewirausahaan dan manajemen resiko kepada
calon pengelola dana (mudharib) serta perlu adanya monitoring
terhadap mudharib dengan lebih intensif, serta menghilangkan isu-
isu moral hazard yang muncul antara pemberi dana dan pengelola
dana guna menumbuhkan kepercayaan terhadap mitra bisnis
perbankan syariah.
98
2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
a. Dapat diperluas penelitian terhadap keseluruhan produk pembiayaan
yang ada pada bank umum syariah di Indonesia.
b. Dapat dilakukan penelitian mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan
terhadap pertumbuhan pembiayaan bank umum syariah di Indonesia.
c. Dapat dilakukan penelitian mengenai perbandingan manajemen
resiko untuk pembiayaan berbasis bagi hasil (profit and loss sharing)
terhadap keseluruhan bank umum syariah di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Muhammad Akhyar, 2013. Jurnal Akuntansi & Investasi. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pembiayaan Mudharabah
Menurut Perspektif Manajemen Bank Syariah Dengan Pendekatan Kritis
[e-jurnal] 14 (1), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, [diakses tanggal
07 Juni 2017].
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press
Ascarya, Diana Yumanita. 2005. Bank Syariah (Gambaran Umum). Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK).
Ascarya, Diana Yumanita, 2005. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil di Perbankan Syariah
Indonesia [e-jurnal] 8 (1), Bank Indonesia [diakses tanggal 07 Juli 2017].
Bank Bukopin Syariah, 2016. Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Bukopin Syariah,
diakses tanggal 01 Januari 2017
<http://www.syariahbukopin.co.id/id/laporan>
Bank Central Asia Syariah, 2016. Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Central Asia
Syariah, diakses tanggal 03 Januari 2017
<http://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/tahunan/2015-2/>
Bank Mega Syariah, 2016. Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Mega Syariah,
diakses tanggal 01 Januari 2017,
<http://www.megasyariah.co.id/>
Bank Muamalat Indonesia, 2016, Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Muamalat
Indonesia, diakses tanggal 01 Januari 2017,
< http://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan>
Bank Negara Indonesia Syariah, 2016. Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Negara
Indonesia Syariah, diakses tanggal 01 Januari 2017
<http://www.bnisyariah.co.id/laporan-laporan>
Bank Panin Dubai Syariah, 2016. Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Panin Dubai
Syariah, diakses tanggal 03 Januari 2017
<https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami/laporan
tahunan>
Bank Rakyat Indonesia Syariah, 2016. Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Rakyat
Indonesia Syariah, diakses tanggal 01 Januari 2017,
<http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan>
Bank Syariah Mandiri, 2016. Laporan Tahunan 2012-2016, Bank Syariah Mandiri,
diakses tanggal 01 Januari 2017,
<http://www.syariahmandiri.co.id/en/category/investor-relation/laporan-
tahunan/>
Baraba, Achmad, 1999. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Prinsip Dasar
Operasional Perbankan Syariah [e-jurnal] 2 (3), Bank Indonesia [diakses
tanggal 07 Juli 2017].
Efferin, Sujuko, dkk. 2004. Metode Penelitian Untuk Akuntansi – Sebuah
Pendekatan Praktis. Malang: Bayumedia Publishing
Harahap, Sofyan Safri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hariyati, Anggria Dwi Silvana, 2011, Analisis Komparasi dan Trend atas Laporan
Keuangan (Studi Analisis atas Laporan Keuangan Bank Mandiri dan Bank
Syariah Mandiri), Universitas Jember, diakses tanggal 25 Desember 2016,
< http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20692>
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Akuntansi Murabahah. Pernyataan Standar
Akuntansi No. 101. Jakarta: Salemba Empat.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi
Nofinawati, 2014. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman. Akad dan Produk
Perbankan Syariah [e-jurnal] 8 (2), Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN
Padangsidimpuan, [diakses tanggal 15 Februari 2017].
Otoritas Jasa Keuangan, 2016, Statistik Perbankan Syariah Januari 2016, Otoritas
Jasa Keuangan, diakses tanggal 07 Januari 2017,
<http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-syariah/defa
ult.aspx >
Wirasubrata, Burhan (trans). Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud. 2001.
Perbankan Syariah : Prinsip, Praktik, Prospek. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta