170
ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA MASA COVID-19 (Studi Kasus Pada Indeks Sektoral BEI yang Terdampak Positif dan Negatif Covid-19 Periode 2020) Oleh Zahrotu Diniyah NIM: 11170810000064 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021 M

ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

INVESTASI PADA MASA COVID-19

(Studi Kasus Pada Indeks Sektoral BEI yang Terdampak Positif dan Negatif

Covid-19 Periode 2020)

Oleh

Zahrotu Diniyah

NIM: 11170810000064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 2: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ii

ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

INVESTASI PADA MASA COVID-19

(Studi Kasus Pada Indeks Sektoral BEI yang Terdampak Positif dan Negatif

Covid-19 Periode 2020)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Zahrotu Diniyah

NIM: 11170810000064

Di Bawah Bimbingan

Deni Pandu Nugraha, S.E., M.Sc

NIP. 19851012202012100

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 3: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal 22 Bulan April Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Zahrotu Diniyah

2. NIM : 11170810000064

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Valuasi Saham dalam Pengambilan Keputusan

Investasi Pada Masa Covid-19

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahan Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 April 2021

1. Dr. Faizul Mubarok (_______________________)

NIDN. 2014058801 Penguji I

2. Supriyono, S.E., M.M (_______________________)

NIP. 19720111 201411 1 001 Penguji II

Page 4: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 16 Juni 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Zahrotu Diniyah

2. NIM : 11170810000064

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Valuasi Saham dalam Pengambilan Keputusan

Investasi Pada Masa Covid-19

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Juni 2021

1. Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M (_______________________)

NIP. 19741003 200312 2 001 Ketua

2. Deni Pandu Nugraha, S.E., M.Sc (_______________________)

NIP. 19851012 20201 2 100 Pembimbing

3. Dr. Faizul Mubarok (_______________________)

NIDN. 2014058801 Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Zahrotu Diniyah

2. NIM : 11170810000064

3. Jurusan : Manajemen

4. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 15 Juli 2021

Yang Menyatakan

Zahrotu Diniyah

Page 6: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Zahrotu Diniyah

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 9 Mei 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Swadaya RT 01/04 Karang Tengah, Kota

Tangerang 15157

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

2005 – 2011 SD Negeri Karang Tengah 05

2011 – 2014 SMP Islam Al-Hasanah

2014 – 2017 SMA Negeri 3 Kota Tangerang

2017 – 2021 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

Anggota Divisi Sponsorship Youth Economic Summit (YES) 2017

Anggota Divisi Bendahara dalam @satuatapdonation 2020

Anggota Divisi Humas KKN Arenga Laksmana 2020

Page 7: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

vii

ABSTRACT

This study aims to determine which stock valuation model is the most

appropriate and to find the intrinsic value of the stock prices of companies that are

positively and negatively affected by Covid-19. Knowing the intrinsic value of

stocks is useful for determining the right investment decisions, especially during

this pandemic. One way to calculate the intrinsic value of a stock is using

fundamental analysis with the method of Price Earning Ratio (PER), Dividend

Discounted Model (DDM), and Price to Book Value (PBV). The sample of this study

was 35 companies from 5 sectors that were positively and negatively affected by

Covid-19. The sampling technique in this study used purposive sampling. The data

used is secondary data. Research results the most appropriate investment decision

making is buying shares that are undervalued (cheap). The most accurate stock

valuation model is the Dividend Discounted Model (DDM) based on Paired

Samples T-Test and Root Mean Squared Error (RMSE).

Keywords: Price Earning Ratio; Dividend Discounted Model; Price to Book

Value; Root Mean Squared Error; and Stock Price.

Page 8: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model penilaian saham manakah

yang paling tepat serta mencari nilai intrinsik dari harga saham perusahaan yang

terdampak positif dan negatif Covid-19. Mengetahui nilai intrinsik saham berguna

untuk menentukan keputusan investasi yang tepat, terutama pada masa pandemi ini.

Salah satu cara untuk menghitung nilai intrinsik saham menggunakan analisis

fundamental dengan metode Price Earning Ratio (PER), Dividend Discounted

Model (DDM), dan Price to Book Value (PBV). Sampel penelitian ini sebanyak 35

perusahaan dari 5 sektor yang terdampak positif dan negatif Covid-19. Teknik

pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data

yang digunakan adalah data sekunder. Hasil penelitian Pengambilan keputusan

investasi yang paling tepat adalah membeli saham yang mengalami undervalued

(murah). model penilaian saham yang paling akurat adalah Dividend Discounted

Model (DDM) berdasarkan Paired Samples T-Test dan Root Mean Squared Error

(RMSE).

Kata Kunci: Price Earning Ratio; Dividend Discounted Model; Price to Book

Value; Root Mean Squared Error; dan Harga Saham.

Page 9: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Valuasi Saham dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pada Masa

Pandemi Covid-19” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam

semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta

keluarga, sahabat, dan umatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan hasil kerja keras yang

banyak memperoleh arahan, bantuan, bimbingan, dan dukungan serta doa restu dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan penuh keikhlasan,

ketulusan, dan kerendahan hari penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, Bapak Hambali dan Ibu Yunni yang selalu memberikan

doa dan dengan sabar serta bijaksana memberikan arahan serta semangat

bagi penulis. Terimakasih atas kasih sayang dan doa yang tiada henti. Kalian

adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Seluruh keluarga penulis, terima kasih selalu memberikan doa serta

semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Deni Pandu Nugraha, S.E., M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi,

terima kasih telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing

penulisan skripsi ini dengan arahan dan kesabarannya.

4. Bapak Lili Supriyadi, S.Pd., MM selaku dosen pembimbing akademik,

terima kasih telah memberikan motivasi dan bimbingan selama penulis

menjadi mahasiswi.

5. Bapak Dr. Faizul Mubarok selaku dosen penguji skripsi, terima kasih telah

memberikan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan

skripsi ini.

Page 10: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

x

6. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih

telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Segenap dosen pengajar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas semua ilmu pengetahuan,

budi pekerti, dan nilai kehidupan yang telah Bapak/Ibu berikan.

8. Segenap teman-teman Jurusan Manajemen angkatan 2017 terima kasih

semuanya. Terkhusus untuk Adhelia Syafira Putri, Anissa Putri Firdaus,

Rahmi Pratiwi, Karimah Nur Ihsani, Ananda Putri Sabila, Hanifa Rizqy

Ariani, Haspianti Nurmala Sari, dan Samantha Hasna yang selalu menemani

penulis pada masa perkuliahan serta selalu memberikan motivasi dan

semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

9. Segenap teman-teman penulis Maula Shopi, Erika Saskia, Nurul Azijah,

Shaffiya Rasidha A, Arisa May Hidayat, Nari Wulandari, Elma Rahmah,

Tiara Alya, dan Amanda Bunga serta teman-teman penulis yang lain yang

tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, terima kasih telah menjadi

penghilang stres bagi penulis pada saat penulisan skripsi.

10. Teman sekaligus musuh penulis yang sangat berkesan bagi hidup penulis,

Rifki Alif Al Habib yang telah meluangkan waktunya untuk menemani dan

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang tiada hentinya

memberikan motivasi, doa serta dukungan yang amat besar dan selalu ada

untuk penulis pada saat rendah-rendahnya.

11. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima

kasih dengan tidak mengurangi rasa hormat.

Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada

semua pihak yang telah membantu dan mohon maaf kepada semua pihak

apabila penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak

disengaja. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari para pembaca sangat

penulis harapkan untuk proses belajar, karena manusia jauh dari kata

Page 11: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xi

sempurna. Semoga skripsi yang telah penulis susun dapat bermanfaat bagi

penelitian selanjutnya dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 15 Juli 2021

Penulis,

Zahrotu Diniyah

Page 12: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 16

A. Landasan Teori ........................................................................................ 16

1. Investasi ................................................................................................. 16

2. Valuasi Saham ...................................................................................... 17

4. Analisis Fundamental ........................................................................... 18

Page 13: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xiii

5. Pendekatan Nilai Sekarang ................................................................. 20

6. Pendekatan Price Earning Ratio (PER) .............................................. 20

7. Pendekatan Price to Book Value (PBV) ............................................. 21

8. Perbandingan Akurasi Metode Valuasi Harga Saham ..................... 22

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 23

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 34

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis ............................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39

A. Populasi dan Sampel ................................................................................ 39

B. Data dan Sumber Data ............................................................................ 43

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 43

D. Metode Analisis Data ............................................................................... 44

1. Metode Price Earning Ratio (PER) ..................................................... 44

2. Metode Dividend Discounted Model (DDM) ....................................... 45

3. Metode Price to Book Value (PBV) ..................................................... 47

4. Pengambilan Keputusan Investasi ...................................................... 48

E. Metode Pengujian Hipotesis .................................................................... 49

1. Uji Beda Paired Samples T-Test ........................................................... 49

2. Uji Root Mean Squared Error (RMSE) ............................................... 50

3. Uji Regresi Linear Berganda ............................................................... 51

F. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 53

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 55

A. Gambaran Umum Objek Penelitian....................................................... 55

B. Temuan Hasil Penelitian ......................................................................... 58

1. Analisis Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 58

Page 14: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xiv

2. Analisis Variabel Fundamental dalam Valuasi Saham .................... 59

3. Tahapan Valuasi Harga Saham .......................................................... 72

4. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price

Earning Ratio (PER) .................................................................................... 77

5. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Dividend

Discounted Model (DDM) ............................................................................ 87

6. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price to

Book Value (PBV) ........................................................................................ 94

7. Perbandingan Nilai Intrinsik Saham Metode PER, DDM, PBV

dengan Harga Saham ................................................................................ 101

8. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................. 103

C. Pembahasan ............................................................................................ 113

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 116

A. Simpulan ................................................................................................. 116

B. Saran ....................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 120

LAMPIRAN ....................................................................................................... 128

Page 15: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 23

Tabel 3. 1 Daftar Penentuan Perusahaan Sampel ........................................... 40

Tabel 3. 2 Daftar Perusahaan Indeks Sektoral BEI Periode 2020 ................. 41

Tabel 3. 3 Kriteria Pengambilan Keputusan Penilaian Investasi ................... 48

Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 53

Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19 ................................................................................................... 58

Tabel 4. 2 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19 .................................................................................................. 59

Tabel 4. 3 Harga Saham (Closing Price) Perusahaan yang Terdampak Positif

dan Negatif Covid-19 .......................................................................................... 60

Tabel 4. 4 Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19 ................................................................................................... 61

Tabel 4. 5 Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19 .................................................................................................. 62

Tabel 4. 6 Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19 ................................................................................................... 63

Tabel 4. 7 Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19 .................................................................................................. 64

Tabel 4. 8 Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19 ................................................................................................... 66

Tabel 4. 9 Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19 .................................................................................................. 67

Tabel 4. 10 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 68

Tabel 4. 11 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 69

Page 16: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xvi

Tabel 4. 12 Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19 ................................................................................................... 70

Tabel 4. 13 Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19 .................................................................................................. 71

Tabel 4. 14 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor dari

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 ................................................ 73

Tabel 4. 15 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor dari

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 .............................................. 74

Tabel 4. 16 Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 75

Tabel 4. 17 Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 76

Tabel 4. 18 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor dari

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 ................................................ 78

Tabel 4. 19 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor dari

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 .............................................. 79

Tabel 4. 20 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 80

Tabel 4. 21 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 81

Tabel 4. 22 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning Ratio

(PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......................... 83

Tabel 4. 23 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning Ratio

(PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......................... 85

Tabel 4. 24 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 87

Tabel 4. 25 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 88

Tabel 4. 26 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend Discounted

Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 ............. 90

Page 17: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xvii

Tabel 4. 27 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend Discounted

Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ............ 92

Tabel 4. 28 PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 . 95

Tabel 4. 29 PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 96

Tabel 4. 30 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book Value

(PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......................... 97

Tabel 4. 31 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book Value

(PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......................... 99

Tabel 4. 32 Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan Metode PER, DDM,

dan PBV dengan Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdampak Positif dan

Negatif Covid-19 ................................................................................................ 102

Tabel 4. 33 Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada Perusahaan yang

Terdampak Positif dan Negatif Covid-19 ....................................................... 106

Tabel 4. 34 Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai Intrinsik Saham yang

Dinilai dengan Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang

Terdampak Covid-19 ............................................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 35 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Metode PER, DDM, dan

PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 ....................................... 107

Tabel 4. 36 Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan

yang Terdampak Covid-19 ............................................................................... 108

Tabel 4. 37 Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan

yang Terdampak Covid-19 ............................................................................... 110

Tabel 4. 38 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada Metode PER, DDM, dan

PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 ....................................... 112

Page 18: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Harga Saham Indeks Sektoral BEI Tahun 2020 .......................... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 34

Page 19: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 128

Lampiran 2: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 128

Lampiran 3: Harga Saham (Closing Price) Perusahaan yang Terdampak

Positif dan Negatif Covid-19 ................................................. 128

Lampiran 4: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 129

Lampiran 5: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 130

Lampiran 6: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 130

Lampiran 7: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 131

Lampiran 8: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 131

Lampiran 9: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 132

Lampiran 10: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 133

Lampiran 11: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 133

Lampiran 12: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 134

Lampiran 13: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 135

Lampiran 14: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......... 135

Page 20: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xx

Lampiran 15: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......... 136

Lampiran 16: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan

yang Terdampak Positif Covid-19 ........................................ 136

Lampiran 17: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan

yang Terdampak Negatif Covid-19 ...................................... 137

Lampiran 18: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......... 138

Lampiran 19: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......... 138

Lampiran 20: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 139

Lampiran 21: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 140

Lampiran 22: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning

Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-

19 .............................................................................................. 140

Lampiran 23: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning

Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif

Covid-19 .................................................................................. 141

Lampiran 24: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 141

Lampiran 25: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 142

Lampiran 26: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend

Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19 ...................................................................... 143

Lampiran 27: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend

Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19 ..................................................................... 143

Page 21: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

xxi

Lampiran 28: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

.................................................................................................. 144

Lampiran 29: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-

19 .............................................................................................. 144

Lampiran 30: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book

Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif

Covid-19 .................................................................................. 145

Lampiran 31: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book

Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif

Covid-19 .................................................................................. 146

Lampiran 32: Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan Metode PER,

DDM, dan PBV dengan Harga Saham Pada Perusahaan yang

Terdampak Positif dan Negatif Covid-19 ............................ 146

Lampiran 33: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada Perusahaan yang

Terdampak Positif dan Negatif Covid-19 ............................ 147

Lampiran 34: Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai Intrinsik Saham

yang Dinilai dengan Metode PER, DDM, dan PBV Pada

Perusahaan yang Terdampak Covid-19............................... 148

Lampiran 35: Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Metode PER, DDM,

dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 .... 148

Lampiran 36: Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada

Perusahaan yang Terdampak Covid-19............................... 148

Lampiran 37: Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada

Perusahaan yang Terdampak Covid-19............................... 149

Lampiran 38: Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada Metode PER, DDM, dan

PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 ............ 149

Page 22: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran yang sangat

besar bagi pembangunan nasional. Adanya pasar modal membantu

membuka mata investor untuk berinvestasi, dan adanya spekulan yang

memiliki dampak terkait prospek yang dibawa oleh perusahaan di

Indonesia. Adanya pasar modal akan menarik banyak investor lokal maupun

asing. Dengan banyaknya aliran dana yang masuk ke Indonesia, bukan

hanya kinerja perusahaan yang akan semakin kuat. Tetapi akan berefek

dominan ke segala aspek yang berperan dalam perusahaan itu sendiri, salah

satunya pemerintah. Ketika kinerja perusahaan semakin kuat, membuat roda

perekonomian juga semakin kuat. Roda perekonomian yang semakin kuat

ini yang akan menguatkan pereknomian secara umum. Dengan

perekonomian yang kuat, pasar modal ini bisa dijadikan jembatan

pemerintah bagi pembangunan nasional. Tetapi dengan adanya Covid-19 ini

pasar modal Indonesia mengalami penurunan Tercatat sepanjang tahun

2020 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami

penurunan sebesar 18,3%. Bagaimana tidak, peristiwa pandemi Covid-19

yang awal menyebar di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 ini membuat

perekonomian Indonesia mengalami tingkat penurunan yang signifikan.

Akibat Covid-19 ini, IHSG tercatat menyentuh tingkat terendahnya pada 24

Page 23: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

2

Maret 2020, yakni di tingkat 3.937 atau turun 37,5% dibandingkan dengan

IHSG penutupan tahun 2019 di tingkat 6.299.

Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki Indeks Sektoral yang

terdiri dari 10 sektor perusahaan, diantaranya Agrikultur; Industri Dasar dan

Kimia; Industri Barang Konsumsi; Keuangan; Infrastuktur, Utilitas, dan

Transportasi; Pertambangan; Aneka Industri; Properti, Real Estate, dan

Konstruksi Bangunan; Perdagangan, Jasa, dan Investasi; dan Manufaktur.

Adanya Covid-19 memberikan dampak negatif maupun positif terhadap

perusahaan-perusahaan sektoral di BEI. Terdapat beberapa sektor

perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 yang menurut BEI mengalami

penurunan paling tajam, yaitu sektor Properti, Real Estate, dan Konstruksi

Bangunan mencapai 33,56%. Sektor lainnya adalah Perhotelan, Pariwisata,

dan Restoran yang mencatat kerugian sebesar Rp. 70 Triliun untuk

Pariwisata, Rp. 30 Triliun untuk Perhotelan, dan Rp. 40 Triliun untuk

Restoran selama periode 31 Maret 2020 (Chang, Mcaleer, & Wong, 2020;

Nurhaliza, 2020). Mengacu pada data BEI yang mencatat penurunan paling

tajam adalah sektor Pertambangan turun 18,42%, dan sektor Perdagangan,

Jasa, dan Investasi sebesar 20,88%. Hal ini diakibatkan karena tingkat

penyebaran virus Covid-19 yang semakin tinggi yang mengharuskan

Pemerintah Indonesia untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB) yang sangat berdampak pada perekonomian Indonesia.

Terdapat juga beberapa sektor perusahaan yang terdampak positif

Covid-19, seperti sub sektor Kimia yang mendapatkan permintaan tinggi

Page 24: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

3

akan kebutuhan produk petrokimia seperti masker dan Alat Perlindungan

Diri (APD) yang sangat dibutuhkan pada masa pandemi Covid-19 ini

(Aldin, 2020). Selain itu, ada pula sub sektor Farmasi, seperti PT Industri

Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Kimia Farma Tbk

(KAEF) yang mengalami peningkatan penjualan selama masa pandemi.

Menurut laporan keuangan perseroan yang dikutip dari Bursa Efek

Indonesia terlihat bahwa sepanjang tahun 2020 penjualan dari segmen jamu

dan suplemen menjadi penopang pendapatan perseroan sebesar 68,45%,

disusul oleh segmen makanan dan minuman sebesar 27,06% dan segmen

farmasi yang berkontribusi sebesar 4,49% dari total omset (Böni &

Zimmermann, 2020; Supriyatna & Djailani, 2020).

Sektor Teknologi dan Digital juga mengalami peningkatan yang

signifikan pada masa pandemi ini karena dengan adanya Covid-19

menyebabkan hampir seluruh kegiatan masyarakat dilakukan berbasis

teknologi, mulai dari berbelanja, perkantoran, maupun pendidikan. Investor

dalam masa pandemi juga melihat peluang di sektor teknologi untuk melihat

pergeseran dari komoditas investasi ke investasi teknologi (Nugraha, 2021).

Berdasarkan data BEI per 28 Januari 2021, indeks sektor Teknologi yang

memiliki emiten sebanyak 19 saham melesat 78,69% sejak awal tahun.

Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) memimpin penguatan harga sebesar

1.322% menjadi Rp. 5.975 per saham dan saham PT Kioson Komersial

Indonesia Tbk. (KIOS) menyusul karena meroket 349,92% (Ulfah, 2021).

Mengacu pada data BEI, sektor yang mengalami penguatan terbesar selama

Page 25: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

4

Covid-19 ini adalah sektor Industri Dasar dan Kimia yang mencapai

penguatan sebesar 4,8%, sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi

mencapai 2,34%, dan sektor Transportasi mencapai 2,29%.

Keberadaan Covid-19 ini memberikan dampak negatif dan dampak

positif terhadap perusahaan-perusahaan. Sebagai gambaran nilai indeks

sektoral untuk tahun 2020 ditampilkan dalam grafik berikut ini:

Gambar 1.1 Harga Saham Indeks Sektoral BEI Tahun 2020

Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui bahwa indeks sektoral BEI

mengalami penurunan dan kenaikan harga saham selama periode 2020.

Terdapat indeks sektoral yang mengalami dampak negatif Covid-19, seperti

sektor properti dan real estate yang pada awal tahun tepatnya bulan Januari

2020 harga saham sektor properti dan real estate mencapai level 451,35,

lalu mengalami penurunan yang cukup tajam pada bulan April mencapai

level 293,05. Sektor perdagangan dan jasa juga mengalami penurunan pada

0

500

1000

1500

2000

2500

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Sektor Terdampak Positif dan Negatif Covid-19

Sektor Properti dan Real Estate Price Sektor Perdagangan dan Jasa Price

Sektor Industri Dasar dan Kimia Price Sektor Industri Barang Konsumsi Price

Sektor Teknologi Price

Page 26: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

5

tahun 2020 ini. Pada awal bulan Januari 2020 harga saham sektor

perdagangan dan jasa mencapai level 722,73, lalu mengalami penurunan

pada bulan Maret mencapai level 602,27. Penurunan harga saham ini

disebabkan oleh tingkat Covid-19 yang semakin tinggi yang mengakibatkan

menurunnya kinerja perusahaan akibat dampak dari Covid-19, seperti

adanya PSBB.

Terdapat pula indeks sektoral yang mengalami dampak positif dari

Covid-19, seperti sektor industri dasar dan kimia yang mengalami

peningkatan pada tahun 2020 ini. Pada awal Januari 2020 harga saham

sektor industri dasar dan kimia mencapai level 887,26 yang kemudian

mencapai penurunan pada bulan Maret 2020 mencapai level 580,26, setelah

itu sektor ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada akhir

Desember 2020 mencapai level 920,27. Sektor industri barang konsumsi

tepatnya sub sektor farmasi juga mendapatkan dampak positif dari Covid-

19. Pada awal Januari 2020 harga saham sektor industri barang konsumsi

mencapai level 1.986,37 yang kemudian mencapai penurunan pada bulan

Maret 2020 mencapai level 1.659,14 dan mengalami kenaikan pada bulan

Agustus 2020 mencapai level 1.933,18. Peningkatan harga saham ini

dikarenakan semakin tingginya kebutuhan sub sektor kimia, seperti masker

dan Alat Perlindungan Diri (APD) serta kebutuhan akan obat-obatan dari

sub sektor farmasi. Sektor teknologi juga mengalami peningkatan, dapat

dilihat dari awal Januari 2020 harga saham sektor teknologi mencapai level

732,06 lalu mengalami penurunan pada bulan Mei 2020 sebesar 416,11 dan

Page 27: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

6

mencapai level tertingi pada akhir tahun 2020 mencapai level 803,17. Hal

ini diakibatkan karena sentimen optimis pasar terkait kinerja saham

teknologi yang diuntungkan dengan bekerja ataupun sekolah dari rumah

seiring dengan pandemi Covid-19.

Menurut PT Schroders Investment Management Indonesia yang

telah melakukan survei pada 23.000 orang dari 32 lokasi di seluruh dunia

termasuk Indonesia, sebanyak 92% investor di Indonesia mengubah

portofolio investasi ketika pasar saham mengalami volatilitas pada Februari

dan Maret tahun 2020. Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19

diseluruh dunia, khususnya Indonesia yang menyebabkan penurunan

tingkat investasi karena harga saham yang mengalami kemerosotan yang

cukup signifikan. Adanya pandemi Covid-19 ini mempengaruhi keputusan

investasi di Indonesia dikarenakan investor bereaksi sensitif terhadap

informasi yang diberikan pasar sehingga investor berhati-hati dalam

mengambil keputusan investasi (Nugraha, 2021).

Melihat fenomena ini diharapkan investor harus cukup jeli dalam

memandang setiap instrumen pasar modal yang akan dijadikan objek

investasi. Investor perlu memperhatikan strategi investasi tertentu yang

dapat digunakan untuk mencapai investasi yang optimal atau investasi

terbaik yang memberikan return yang diharapkan dengan risiko minimal

(Hasanah & Rusliati, 2017). Hal ini dikarenakan risiko mempunyai

hubungan linier yang positif dengan hasil investasi yang diharapkan,

Page 28: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

7

semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar

pula risiko yang harus ditanggung investor (Huda & Nasution, 2007).

Investasi memiliki kelemahan, yaitu risiko akan kerugian. Pada

saham, risiko ini sangat tinggi namun dibalik itu juga saham memiliki

keuntungan yang sangat tinggi. Investasi jenis saham ini memiliki peluang

dalam mendapatkan keuntungan mencapai ratusan persen dalam hitungan

bulan dengan diimbangi dengan jumlah presentase kerugian yang sama

apabila investasi tidak dikelola dengan baik terutama pada saat pandemi

Covid-19. Risiko yang dialami investor dalam berinvestasi di saham adalah

tidak mengetahui arah dari pergerakan suatu saham. Saham memiliki

pergerakan yang berfluktuatif. Jika seorang pemodal menanamkan

modalnya pada jenis investasi ini, harga saham bisa saja sama, menurun

bahkan naik pada saat yang akan datang. Penurunan harga saham sangat

dihindari oleh investor karena akan mengakibatkan kerugian. Besar

kerugian yang diterima oleh investor potensinya sebanding dengan

keuntungan yang akan diperoleh oleh investor. Dari latar belakang tersebut,

investor harus pintar memahami potensi apa yang akan didapatkan dalam

memilih saham yang akan dibeli terutama pada saat pandemi Covid-19

(Alhazami, 2020).

Salah satu cara mencegah risiko kerugian dari saham adalah

melakukan penilaian saham atau biasa disebut juga valuasi saham. Penilaian

atau valuasi terhadap saham dengan cermat akan meminimalkan risiko dari

kesalahan memilih saham. Penilaian harga saham seringkali mengalami

Page 29: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

8

kondisi dimana nilai harga saham tidak sesuai dengan nilai harga pasar.

Kondisi tersebut dikatakan sebagai overvalued ketika hasil valuasi saham

lebih rendah dibandingkan harga pasar dan jika terjadi sebaliknya maka

disebut undervalued (Suryanto, 2016). Saham tidak layak dibeli apabila

hasil perhitungan nilai valuasi saham lebih rendah dibandingkan nilai harga

pasar. Sebaliknya jika valuasi saham menunjukkan angka yang lebih tinggi

dari harga pasar, berarti saham tersebut cukup untuk dibeli.

Faktor-faktor yang mempengaruhi valuasi saham sama dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham karena valuasi

saham menganalisis pergerakan harga saham pada waktu tertentu, apakah

harga saham terlalu mahal atau terlalu murah. Pergerakan harga saham di

dipengaruhi oleh dua faktor: (a) Faktor internal, dimana faktor ini berkaitan

secara langsung dengan kondisi fundamental atau kinerja suatu perusahaan,

seperti nilai Earning Per Share, Dividend Per Share, Price Earning Ratio,

Net Profit Margin, Return on Assets, dan lain-lain (b) Faktor eksternal

dimana faktor ini berkaitan dengan kondisi dari luar perusahaan, seperti

adanya pandemi Covid-19 seperti sekarang ini (Harijito, 2009).

Grand Theory dalam penelitian ini adalah Signaling Theory yang

menjelaskan seberapa pentingnya informasi yang diterbitkan oleh

perusahaan terhadap keputusan investasi bagi pihak eksternal perusahaan.

Informasi tersebut berupa laporan keuangan, informasi kebijakan

perusahaan maupun informasi lainnya. Signaling Theory mengemukakan

tentang bagaimana perusahaan memberikan sinyal-sinyal kepada pengguna

Page 30: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

9

laporan keuangan (Meythi & Hartono, 2012). Reaksi pasar diketahui dengan

adanya perubahan harga saham pada saat informasi diumumkan dan semua

pelaku pasar telah menerima informasi tersebut. Pelaku pasar

menginterprestasi dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal yang

baik (good news) atau sinyal yang buruk (bad news). Apabila penguman

informasi tersebut merupakan sinyal baik bagi investor, maka terjadi

perubahan dalam harga saham, harga saham menjadi naik sehingga return

saham mengalami peningkatan.

Analisis fundamental dan analisis teknikal dapat digunakan untuk

penilaian saham. Analisa teknikal dapat dilakukan dengan melihat data

historis harga saham untuk memprediksi trend harga saham. Sedangkan

analisis fundamental dapat dilakukan dengan menggunakan data keuangan

perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Untuk analisis

fundamental terdapat dua pendekatan untuk menghitung nilai saham, yaitu

dengan Pendekatan Nilai Sekarang dan pendekatan Price Earning Ratio

(PER) (Natalia, E.R, & Yulita, 2019). Salah satu model yang menggunakan

komponen deviden untuk menentukan nilai saham (pendekatan nilai

sekarang) adalah Dividend Discounted Model (DDM), yang digunakan

untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan seluruh

aliran deviden yang akan diterima di masa yang akan datang (Tandelilin,

2017). Keunggulan DDM adalah modelnya bersumber dari konsep nilai

waktu uang dan arus kas (Hasanah & Rusliati, 2017). Price Earning Ratio

(PER) merupakan pendekatan yang paling sering digunakan oleh para

Page 31: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

10

investor dan analisis saham. PER memperlihatkan rasio atau perbandingan

antara harga saham terhadap earning suatu perusahaan.

Baik metode DDM dan PER didasarkan pada konsep nilai sekarang.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010), berdasarkan teori pendekatan DDM

lebih baik dibandingkan pendekatan PER, namun pendekatan PER lebih

lebih sering digunakan oleh para investor dan analisis saham karena lebih

mudah digunakan. Selain DDM dan PER, ada metode valuasi saham lain

yaitu Price to Book Value (PBV). PBV merupakan pendekatan yang

digunakan untuk menilai suatu saham dengan melihat hubungan nilai harga

pasar dengan nilai buku per lembar (Tandelilin, 2017; Zeren & Hizarci,

2020). Menurut Hasanah dan Rusliati (2017), PBV dapat lebih

mengevaluasi saham perusahaan yang memiliki sektor atau industri sejenis,

sehingga terlihat jelas apakah harga saham tersebut lebih murah atau mahal.

Pendekatan PBV lebih fleksibel jika dibandingkan dengan DDM dalam

menghitung nilai wajar saham karena tidak terpengaruh oleh arus kas

(Fayana & Jatmiko, 2012). Dalam melakukan penilaian harga wajar saham,

investor diperlukan mengukur tingkat kerakuratan pendekatan penilaian

harga saham yang digunakan dalam penelitian. Untuk itu dalam penelitian

ini akan menggunakan Root Mean Square Error (RMSE) untuk melihat

model penilaian saham mana yang memiliki nilai penyimpangan paling

kecil.

Berdasarkan penghindaran risiko kerugian, maka valuasi saham

perlu dilakukan sebelum berinvestasi. Melakukan valuasi saham berarti

Page 32: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

11

menilai saham mana sajakah yang layak atau tidak layak untuk dibeli. Harga

wajar saham dievaluasi dengan membandingkan nilai sebenarnya dari

saham dengan harga pasar ditambah penilaian fundamental perusahaan,

faktor fundamental mempengaruhi nilai, dan laju perubahan biasanya lebih

lambat dari perubahan harga pasar (Aswath Damodaran, 2002).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari Lutfi Alhazami, 2020

yang meneliti tentang valuasi saham pada masa pandemi Covid-19.

Perbedaan terletak pada variabel, subjek penelitian, dan periode

dilakukannya penelitian. Penelitian ini menambah dua variabel yaitu

Dividend Discounted Model (DDM) dan Price to Book Value (PBV), subjek

penelitian dalam penelitian ini adalah Indeks Sektoral BEI yang terdampak

positif dan negatif Covid-19, dan periode penelitian dilakukan dalam jangka

waktu 1 tahun, yaitu 2020. Penelitian yang akan dilakukan ini menganalisis

valuasi saham untuk pengambilan keputusan investasi pada masa pandemi

Covid-19 menggunakan metode Price Earning Ratio (PER), Dividend

Discounted Model (DDM), dan Price to Book Value (PBV). Penelitian ini

dimotivasi oleh beberapa alasan, pertama adanya kasus penurunan dan

kenaikan harga saham serta kinerja perusahaan pada beberapa sektor

perusahaan pada masa pandemi. Kedua, beberapa penelitian sebelumnya

terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap). Menggunakan analisis

teknikal, menurut Ju, Yeon, & Lee, 2021, Carter, Mazumder, Simkins, &

Sisneros, 2021, Salisu, Vinh, & Lucey, 2021, dan Ayed, Medini, &

Lamouchi, 2020 menyatakan bahwa sektor Restoran, Perhotelan, Real

Page 33: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

12

Estate, Industrial, dan sektor Barang Konsumsi mengalami dampak negatif

akibat pandemi Covid-19. Menurut Salisu et al., 2021, Ayed et al., 2020,

dan Anguera-torrell, Aznar-alarcón, & Vives-perez, 2020 menyatakan

bahwa sektor Barang Konsumsi, Jasa, dan Perhotelan mengalami dampak

positif akibat pandemi Covid-19.

Menggunakan analisis fundamental, menurut penelitian oleh Natalia

et al., 2019 dan Afriani & Asma, 2019 menyatakan bahwa metode PER

memiliki ketepatan dalam memvaluasi harga saham dibandingkan metode

DDM, PBV, FCFF, dan FCFE. Menurut Cole, 2020 dan Sutjipto &

Setiawan, 2020 menyatakan bahwa metode DDM memiliki ketepatan dalam

memvaluasi harga saham dibandingkan metode APV, EV/EBITDA, dan

PER. Menurut Charumathi & Sudhakar, 2015 menyatakan bahwa metode

PER dan PBV memiliki ketepatan dalam memvaluasi harga saham

dibandingkan metode CAPM dan DDM. Penelitian ini menggunakan

analisis fundamental yang menghitung harga saham yang diharapkan

berdasarkan fundamental perusahaan (profitabilitas, efisiensi operasional,

keahlian manajerial, dan lain-lain) yang terkait dengan perusahaan,

produknya, industrinya, dan perekonomian secara umum (Thomsett, 2015).

Menurut penelitian oleh Beyaz, Tekiner, Zeng, & Keane, 2018

membandingkan valuasi saham menggunakan analisis teknikal dan analisis

fundamental dengan hasil, analisis fundamental menghasilkan peramalan

harga saham yang lebih baik dibandingkan analisis teknikal. Maka dari itu,

peneliti menggunakan analisis fundamental dalam penelitian ini.

Page 34: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

13

Berdasarkan uraian dari latar belakang, peneliti akan mengambil

judul “Analisis Valuasi Saham Dalam Pengambilan Keputusan

Investasi Pada Masa Covid 19”. Dengan objek penelitian adalah Indeks

Sektoral BEI yang terdampak positif dan negatif Covid-19. Adapun tahun

penelitian adalah tahun 2020 dengan pertimbangan bahwa tahun 2020

merupakan tahun awal terjadinya virus Covid-19 di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkap sebelumnya, dapat

dirumuskan masalah yang akan diselesaikan sebagai berikut:

1. Apakah metode Price Earning Ratio (PER) dapat memvaluasi harga

saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI yang terdampak

positif dan negatif Covid-19?

2. Apakah metode Dividend Discounted Model (DDM) dapat

memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI

yang terdampak positif dan negatif Covid-19?

3. Apakah metode Price to Book Value (PBV) dapat memvaluasi harga

saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI yang terdampak

positif dan negatif Covid-19?

4. Metode penilaian saham manakah yang paling tepat dalam

memvaluasi harga saham?

Page 35: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

14

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat dituliskan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Menganalisis apakah metode Price Earning Ratio (PER) dapat

memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI

yang terdampak positif dan negatif Covid-19.

2. Menganalisis apakah metode Dividend Discounted Model (DDM)

dapat memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran

BEI yang terdampak positif dan negatif Covid-19.

3. Menganalisis apakah metode Price to Book Value (PBV) dapat

memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI

yang terdampak positif dan negatif Covid-19.

4. Menganalisis metode penilaian saham manakah yang paling tepat

dalam memvaluasi harga saham.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai

kepentingan, diantaranya:

1. Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberi

kontribusi ilmiah pada kajian tentang keputusan berinvestasi pada

masa pandemi. Kajian tentang keputusan berinvestasi sudah cukup

Page 36: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

15

beragam. Namun baru sedikit riset yang secara spesifik fokus pada

penetapan keputusan investasi pada masa pandemi, terutama

pandemi Covid-19. Oleh karena itu, riset ini diharapkan mampu

menyediakan referensi baru tentang penetapan keputusan

berinvestasi pada masa pandemi Covid-19.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberi alternatif

model terbaik yang dapat dimanfaatkan untuk keputusan

berinvestasi di masa pandemi dari saham yang terdampak positif dan

negatif Covid-19. Terlebih lagi agar investor maupun calon investor

lebih bijak sebelum membeli atau menjual saham pada masa

pandemi Covid-19 ini.

Page 37: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada masa

kini untuk tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan

datang. Investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

investasi pada aset riil dan aset finansial. Investasi pada aset riil

dapat berbentuk tanah, emas, mesin, maupun bangunan, sedangkan

investasi pada aset finansial berbentuk deposito, saham, obligasi

ataupun waran (Didit Herlianto, 2008).

Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor.

Investor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu investor

individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari

individu-individu yang melakukan investasi, sedangkan investor

institusional terdiri dari perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan

dana, lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi

(Tandelilin, 2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi,

yaitu pribadi investor, pajak, likuiditas, situasi industri, sains dan

teknologi, siklus dan tren, situasi ekonomi nasional, serta situasi

ekonomi nasional (Didit Herlianto, 2008).

Page 38: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

17

2. Valuasi Saham

Tindakan awal dalam kepemilikan saham adalah menilai

(valuasi) apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak. Penilaian

saham merupakan rangkaian cara untuk mengubah beberapa

variabel ekonomi atau perusahaan yang diperkirakan menjadi

ramalan tentang harga saham yang berguna sebagai suatu metode

untuk mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam

berinvestasi surat berharga (Tandelilin, 2010). Analisis dalam

valuasi saham terdiri dari dua teknik yang paling umum dalam

saham yaitu analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal

merupakan metode analisis yang memperkirakan dengan melihat

data historis pergerakan saham dalam pengambilan keputusan

investasi jangka pendek. Sedangkan, analisis fundamental

merupakan metode analisis yang menitikberatkan kinerja keuangan

perusahaan seperti laporan keuangan.

Model valuasi saham terdiri dari tiga jenis nilai, yaitu nilai

buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik. Nilai buku merupakan nilai

berdasarkan pembukuan perusahaan emiten. Harga pasar adalah

nilai saham yang diwakili oleh harga saham di pasar modal. Nilai

intrinsik merupakan nilai saham yang sebenarnya atau yang

seharusnya terjadi. Valuasi saham bertujuan untuk menghasilkan

perbandingan nilai intrinsik dengan harga pasar suatu saham

(Tandelilin, 2010).

Page 39: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

18

Hasil dari penilaian tersebut bertujuan dalam pengambilan

keputusan berinvestasi seperti membeli, menjual atau menahan

saham. Pengambilan keputusan membeli atau menjual saham

berkaitan dengan rentang perbandingan antara nilai intrinsik dan

nilai pasar saham, yaitu (Bhat & Suresh, 2020), (Halim, 2005):

a. Undervalue merupakan kondisi dimana nilai saham berada

di bawah nilai intrinsik (intrinsic value) dari harga saham

pasar saat ini (current market price), nilai undervalue

nantinya akan menentukan keputusan investor dalam

membeli atau tidaknya suatu saham.

b. Overvalue merupakan kondisi nilai saham lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai intrinsik (intrinsic value), maka

investor sebaiknya menjual saham yang dimilikinya untuk

merealisasikan keuntungan.

c. Correctly value merupakan kondisi tindakan pasif investor

untuk tidak menjual atau tidak membeli suatu saham karena

nilai saham masih wajar atau berada diantara rentang nilai

(no gap on value).

4. Analisis Fundamental

Analisis fundamental ialah analisis yang mempelajari

kondisi fundamental suatu perusahaan, seperti mempelajari kinerja

keuangan perusahaan, dan umumnya digunakan untuk menentukan

saham yang dapat dibeli atau dijual. Analisis fundamental berdasar

Page 40: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

19

pada fundamental suatu perusahaan. Teknik ini memfokuskan pada

rasio kinerja keuangan dan kejadian-kejadian yang terjadi secara

langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi kinerja

keuangan perusahaan. Analisis fundamental memperlihatkan harga

saham di masa depan dengan melihat faktor-faktor fundamental

perusahaan yang mempengaruhi harga saham di masa depan dan

menetapkan hubungan antar faktor tersebut. Dalam menentukan

nilai intrinsik, analisis fundamental menggunakan data fundamental,

yaitu data yang berasal dari fundamental keuangan perusahaan,

misalnya penjualan, laba, dividen yang dibayar, dan lain-lain

(Hartono, 2017).

Dalam menentukan nilai intrinsik, analisis fundamental

menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari

fundamental keuangan perusahaan, misalnya penjualan, laba,

dividen yang dibayar, dan lain-lain. Dalam analisis fundamental,

terdapat dua pendekatan dalam menghitung nilai intrinsik saham,

yaitu dengan Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)

dan pendekatan Price Earning Ratio (PER). Selain kedua metode

tersebut terdapat juga metode alternatif yaitu metode PBV (Price to

Book Value) untuk mengevaluasi harga wajar saham (Hartono,

2017).

Page 41: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

20

5. Pendekatan Nilai Sekarang

Pendekatan nilai sekarang (present value approach)

menggunakan metode Dividend Discounted Model (DDM) dengan

cara semua aliran kas yang diharapkan di masa yang akan datang

didiskontokan dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang

diharapkan oleh investor (Tandelilin, 2017). Model pertumbuhan

konstan atau dapat disebut juga sebagai model Gordon. Metode

pertumbuhan konstan dilakukan guna menentukan nilai saham, jika

dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan konstan

dalam waktu yang tidak terbatas, dimana gt + 1 = gt untuk semua

waktu t. Persamaan DDM dituliskan sebagai berikut:

P̂0 =𝐷1

𝑘 − 𝑔

Dimana,

P̂0= Nilai instrinsik saham dengan DDM

𝐷1= Dividen yang akan diterima secara konstan selama

periode pembayaran dividen di masa yang akan datang

k= Tingkat return yang diharapkan investor

g= Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari

saham

6. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pendekatan PER merupakan metode multiplier, artinya

investor menghitung berapa kali jumlah pendapatan yang tercermin

Page 42: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

21

dalam harga saham. PER memperlihatkan perbandingan antara

harga saham dengan Earning Per Share (EPS), artinya jika PER

saham sebanyak 3 kali menunjukan harga saham tersebut sama

dengan 3 kali nilai EPS. Pendekatan PER menampilkan informasi

berapa harga yang harus dibayarkan oleh investor untuk

memperoleh setiap Rp 1 earning (Tandelilin, 2017). Persamaan

PER dituliskan sebagai berikut:

P̂0

𝐸1=

𝐷1

𝐸1

𝑘 − 𝑔

Dimana,

P̂0= Nilai instrinsik saham

𝐷1= Estimasi dividen tunai (DPS)

𝐸1= Estimasi EPS

k= Tingkat return yang diharapkan investor

g= Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari

saham

7. Pendekatan Price to Book Value (PBV)

Hubungan antara nilai pasar dan nilai buku per saham juga

dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mengevaluasi

keputusan investasi saham. Berdasarkan teori, nilai pasar suatu

saham diharuskan mencerminkan nilai bukunya. Rosenberg 1985

(dalam Tandelilin, 2017:324) mengemukakan bahwa saham yang

Page 43: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

22

memiliki rasio harga dengan nilai buku rendah maka akan

menghasilkan return yang secara signifikan lebih tinggi dari saham

yang memiliki rasio harga dengan nilai buku yang tinggi. Dengan

demikian, Rosenberg 1985 (dalam Tandelilin, 2017:324)

memberikan saran untuk membeli saham-saham yang memiliki

rasio harga dengan nilai buku yang rendah apabila menginginkan

return yang lebih besar pada tingkat risiko tertentu (Tandelilin,

2017). Persamaan PBV dituliskan sebagai berikut:

𝑃𝐵𝑉 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

8. Perbandingan Akurasi Metode Valuasi Harga Saham

Perbandingan nilai akurasi dilakukan guna mengetahui

metode mana yang hasilnya paling akurat diantara metode-metode

lain yang digunakan, pengujian akurasi bisa dilakukan dengan

menggunakan Root Mean Squared Error (RMSE). Berikut adalah

rumus perhitungan RMSE (Hasanah & Rusliati, 2017):

𝑅𝑀𝑆𝐸 = √∑ (𝑌𝑖 − 𝑂𝑖)2𝑛

1=1

𝑛

Dimana,

𝑌𝑖= Harga pasar tahun i

𝑂𝑖= Nilai Intrinsik tahun i

n= Jumlah data

Page 44: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

23

B. Penelitian Terdahulu

Adapun pendapat dari penelitian-penelitian sebelumnya yang

berhubungan dengan penulisan proposal penelitian ini adalah:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

a. N

o

.

Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Valuasi Saham yang

Masih Layak untuk

Dikoleksi di Bursa

Efek Indonesia (BEI)

pada Saat Pandemik

Covid-19

Lutfi Alhazami (2020)

Jurnal Ilmiah

Akuntansi dan

Keuangan Vol. 9 No. 2

Perusahaan yang dapat

dikatakan sebagai

perusahaan yang masih

murah dan masih baik

untuk dikoleksi oleh

investor pada saat

pandemik adalah ASII,

BSDE, dan MNCN.

Saham-saham perusahaan

tersebut masuk penilaian

kondisi undervalued.

Menganalisis

valuasi saham

menggunakan

metode PER

dan PBV.

Tidak

menganalisis

valuasi saham

dengan

metode DDM

dan memiliki

objek

penelitian

yang berbeda.

2 Stock Valuation

Analysis Using the

Dividend Discount

Model, Price Earning

Ratio and Price to

Book Value for

Investment Decisions

Dea Natalia, Caecilia

Wahyu E.R dan Ima

Kristina Yulita (2019)

Pengambilan keputusan

investasi yang tepat adalah

membeli diantara saham-

saham perusahaan berikut,

yaitu GGRM, HMSP,

ICBP, INDF, KLBF,

MERK, dan UNVR.

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

yang sama,

yaitu PER,

DDM, dan

PBV.

Menganalisis

valuasi saham

pada

perusahaan

sektor barang

konsumsi saja.

Page 45: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

24

Procuratio: Jurnal

Ilmiah Manajemen,

Vol. 7 No. 3

3 Analisis Fundamental

Dalam Penilaian Harga

Saham Dengan

Menggunakan Metode

Dividend Discounted

Model Dan Price

Earning Ratio (Studi

Pada Perusahaan

Multinasional Sub

Sektor Semen Yang

Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode

2013-2015)

Perdana, Brilliand, &

Darmawan, 2015

Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB), Vol. 37

No. 2

Hasil dengan metode

DDM maka dapat diambil

kesimpulan bahwa saham

SMCB, INTP dan SMGR

berada dalam kondisi

undervalued artinya

investor direkomendasikan

untuk membeli saham

tersebut. Menggunakan

metode PER maka dapat

diketahui bahwa saham

SMCB, INTP dan SMGR

berada dalam kondisi

undervalued artinya

investor direkomendasikan

untuk membeli saham

tersebut.

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

PER dan

DDM.

Tidak

menganalisis

valuasi saham

dengan

metode PBV

dan

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

4 Analisis Valuasi Harga

Saham Dengan Price

Earning Ratio, Free

Cash Flow to Equity

dan Free Cash Flow to

Berdasarkan analisis yang

telah dilakukan valuasi

harga wajar saham dengan

metode Price Earning

Ratio (PER) menunjukkan

7 perusahaan dalam

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

PER.

Menganalisis

valuasi saham

dengan

metode Free

Cash Flow to

Equity dan

Page 46: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

25

Firm Pada Perusahaan

Manufaktur

Emma Afriani, dan

Rusdayanti Asma

(2019)

Jurnal Manajemen

Sains dan

Kewirausahaan, Vol. 3

No. 2

kondisi undervalued, 1

perusahaan dalam kondisi

fair valued, dan 4

perusahaan dalam kondisi

overvalued. Hasil

penelitian valuasi harga

wajar saham dengan

metode Free Cash Flow to

Equity, terdapat 4

perusahaan dalam kondisi

overvalued dan 8

perusahaan dalam kondisi

undervalued. Hasil

penelitian valuasi harga

wajar saham

menggunakan metode

Free Cash Flow to Firm

(FCFF) menghasilkan 1

perusahaan dalam kondisi

overvalued dan 11

perusahaan dalam kondisi

undervalued.

Free Cash

Flow to Firm

dan

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

5 Penilaian Harga Saham

Sektor Manufaktur

Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia

(Periode 2009 - 2011)

Yulfita, 2013

Hasil dari penelitian ini

adalah kedua metode yang

digunakan untuk

menghitung nilai intrinsik

per lembar saham yang

diterbitkan setiap sektor

tidak terlalu memiliki

perbedaan harga, hal

tersebut dapat dilihat

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

DDM.

Menganalisis

valuasi saham

dengan

metode DCF

dan

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

Page 47: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

26

Jurnal EMBA, Vol. 1

No. 3

berdasarkan perbandingan

nilai intrinsik saham

dengan nilai harga pasar

saham, dari perubahan

harga dari terlalu mahal

dan terlalu murah, hal ini

sebetulnya dapat menjadi

perhatian bagi investor dan

perusahaan pada posisi

harga yang mana mereka

mengambil keputusan

untuk membeli ataupun

menjual sahamnya.

6 Stock Valuation by

Using Price Earning

Ratio (PER) in Stock

Index LQ45

Suryanto, 2016

Jurnal AdBispreneur,

Vol. 1 No. 2

Setelah melakukan

perhitungan nilai instrinsik

dari saham-saham

perusahaan yang

tergabung dalam Indeks

LQ45 dan

membandingkan nilai

instrinsik perusahaan

dengan harga pasar, dapat

diketahui bahwa 10 dari 13

emiten yang menjadi

sampel yaitu AKRA,

ASCII, BBCA, BBNI,

BBRI, JSMR, LKPR,

MPPA, UNTR, dan

UNVR semua dalam

kondisi undervalued,

sedangkan untuk

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

PER.

Tidak

menganalisis

valuasi saham

dengan

metode DDM

dan PBV,

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

Page 48: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

27

saham-saham ADRO,

BMRI dan SCMA dalam

kondisi overvalued.

7 P/E Ratio Dalam

Valuasi Saham Untuk

Pengambilan

Keputusan Investasi

Rahmawantari &

Puspitaningtyas, 2019

Jurnal Ekonomi dan

Industri, Vol. 20 No. 2

Berdasarkan perhitungan

nilai intrinsik dari saham-

saham perusahaan yang

tergabung dalam indeks JII

dan membandingkan nilai

intrinsik perusahaan

dengan harga pasarnya

dapat diketahui bahwa 12

dari 26 emiten (yang

membagikan dividen)

menjadi sampel yakni

ADRO, ASII, CTRA,

INDY, INTP, ITMG,

KLBF, PTPP, SCMA,

SMRA, SMGR dan UNTR

dalam kondisi undervalue.

Sedangkan saham-saham

AKRA, ANTM, CPIN,

ICBP, INDF, JSMR,

LPPF, PGAS, PTBA,

TLKM, TPIA, UNVR,

WIKA dan WSBP dalam

kondisi overvalue.

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

PER.

Tidak

menganalisis

valuasi saham

dengan

metode PBV,

DDM dan

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

8 Accuracy of Dividend

Discount Model and

P/E Ratio Valuation in

Berdasarkan hasil

penelitian, DDM, dan P/E

Ratio terdapat 43

perusahaan (86%) pada

Menganalisis

valuasi saham

menggunakan

metode PER

Tidak

menganalisis

valuasi saham

menggunakan

Page 49: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

28

Indonesia Stock

Exchange

Sutjipto & Setiawan,

2020

The 3rd International

Conference on

Education and Social

Science Research

(ICESRE 2020)

posisi undervalued atau

hanya tujuh perusahaan

overvalued (10%). MOS

lebih besar dari 30%

dengan DDM dan P/E

Ratio sebanyak 26

perusahaan (52%). Begitu

juga dengan hasil uji

akurasi menggunakan

Mean Absolute Pricing

Error (MAPE), ternyata

DDM hanya 0,14% lebih

besar dari P/E Ratio. Dapat

dikatakan bahwa DDM

relatif lebih akurat

dibandingkan P/E Ratio.

dan DDM pada

masa pandemi

Covid-19.

metode PBV

dan memiliki

objek

penelitian

yang berbeda.

9 The Effectiveness of

The Value Investment

Theory During the

Covid-19 Pandemic:

Using The Heavy Asset

Industry as an Example

Zhou & Liu, 2021

International

Conference on

Enterprise Management

and Economic

Development

(ICEMED 2021)

Peneliti menyelidiki

efektivitas aplikasi

investasi nilai di bawah

lingkungan ekonomi yang

tidak normal berdasarkan

kinerja metrik untuk

industri aset berat sebelum

dan sesudah terjadinya

COVID 19. Secara rinci,

perusahaan yang

diinginkan dengan valuasi

rendah, profitabilitas

tinggi, dan pertumbuhan

cepat, semuanya

berkinerja berlawanan di

Menganalisis

valuasi saham

menggunakan

metode PER

dan PBV pada

masa pandemi

Covid-19.

Tidak

menganalisis

saham

menggunakan

metode DDM

dan

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

Page 50: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

29

tingkat yang berbeda di

bawah paparan pandemi.

Dengan demikian, terdapat

cukup alasan untuk

meragukan relevansi

penerapan Value Investing

di bawah pengaruh faktor

ekonomi yang tidak biasa.

10 Determination of

Intrinsic Value:

Dividend Discounted

Model and Discounted

Cash Flow Methods in

Indonesia Stock

Exchange

Sutjipto, Setiawan, &

Ghozali, 2020

International Journal of

Management (IJM),

Vol. 11 Issue. 11

Berdasarkan hasil

penelitian dapat diketahui

bahwa dengan

menggunakan DDM

terdapat 40 perusahaan

(93%) yang berada pada

posisi undervalued atau

hanya tiga perusahaan

yang dinilai terlalu tinggi

(7%) sedangkan dengan

menggunakan DCF

terdapat 25 perusahaan

yang undervalued (58%)

atau 18 perusahaan yang

dinilai terlalu tinggi.

perusahaan (42%).

Selanjutnya, mari kita

periksa keakuratan model.

Dapat disimpulkan bahwa

DDM lebih akurat

daripada DCF karena

perhitungan mean absolute

pricing error (MAPE)

Menganalisis

valuasi saham

menggunakan

metode DDM

pada masa

pandemi

Covid-19.

Menganalisis

valuasi saham

menggunakan

metode DCF

dan

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

Page 51: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

30

menunjukkan nilai DDM

lebih kecil yaitu hanya

46% dan dengan DCF

nilainya 206%.

11 Fundamental Valuation

of The General Motors

Company (Assessing

the value in the midst of

a pandemic)

Cole, 2020

Master Thesis, MSc

Economics and

Business

Administration,

Finance

Menggunakan APV model

mendapatkan valuasi

$78,40 per lembar.

Menggunakan DDM

mendapatkan valuasi

$26,01 per lembar.

Menggunakan model

EV/EBITDA multiple

mendapatkan valuasi

$86,62 per lembar. Oleh

karena itu, peneliti merasa

bahwa dengan harga saat

ini sebesar $20,78, General

Motors adalah pembelian

yang kuat terlepas dari

hasil model.

Menganalisis

valuasi saham

menggunakan

metode DDM

pada masa

pandemi

Covid-19.

Menganalisis

valuasi saham

menggunakan

metode APV

dan

EV/EBITDA,

serta

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda.

12 Assessment of the

correlation between

price-earnings ratio

and stock market

returns of universal

banks in the

Philippines

Dayag & Trinidad,

2019

Hasil statistik penelitian

mengungkapkan temuan

yang konsisten dengan

penelitian sebelumnya

tentang hubungan yang

lemah dan tidak signifikan

antara return saham dan

PER. Namun tidak dapat

digeneralisasikan untuk

semua bank universal

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

PER.

Tidak

menganalisis

valuasi saham

dengan

metode PBV,

DDM dan

objek

penelitian

pada bank di

Filipina.

Page 52: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

31

International Journal of

Research in Business

and Social Science,

Vol. 8 No. 5

karena terdapat dua bank

yang salah satunya

merupakan bank besar

dalam hal kapitalisasi

pasar yang menunjukkan

korelasi positif, signifikan

secara statistik, dan kuat

antara kedua variabel

tersebut. Yang lainnya

adalah korelasi yang kuat,

negatif, dan signifikan

secara statistik. Kegunaan

dari hasil ini adalah,

investor dapat mengambil

keuntungan dalam

memilih bank mana yang

akan diinvestasikan,

karena korelasi yang

lemah tidak dapat

distandarisasi untuk dapat

diterapkan pada semua

bank.

13 P/E Usage as a Tool

for Share Valuation in

Global Market

Conditions

Astront & Minerva,

n.d.

Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan

berikut dengan

menghitung kemungkinan

perdagangan yang sukses

berdasarkan indikator

individu. Secara terpisah,

rasio P / E adalah 58% dan

rata-rata bergerak 70%

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

PER.

Tidak

menganalisis

valuasi saham

dengan

metode PBV,

DDM dan

menggunakan

objek

penelitian

Page 53: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

32

Borneo Research

Bulletin, Vol. 37

berhasil. Di sisi lain, jika

kita hanya berdagang jika

prediksi rata-rata bergerak

yang dihasilkan dan rasio

P / E cocok, kita hanya

akan melakukan 9

perdagangan dari total 24

situasi, tetapi dalam

masing-masing dari 9

perdagangan pasar tidak

mengirim sinyal palsu,

yaitu. bahwa pasar

berkembang 100% sesuai

dengan hasil. Bagi

investor, ini berarti

kemungkinan untuk

menentukan prediksi yang

benar dari perkembangan

pasar dan menurut hasil

adalah membeli saham

atau menjualnya.

yang berbeda,

yaitu Apple

Inc.

14 Comparing Stock

Valuation Models for

Indian Bank Stocks

Dr. B. Charumathi dan

Suraj E.S (2014)

Dimana hasil penelitian ini

membandingkan 6 model,

yaitu EBO Model, CAPM,

P/E Model, P/B Model,

Dividend Discounted

Model (DDM), dan Excess

Return. Hasil penelitian ini

Menganalisis

valuasi saham

dengan metode

PER, DDM,

dan PBV

Menganalisis

valuasi saham

dengan

metode EBO

Model,

CAPM, dan

Excess Return

dan

menggunakan

objek

Page 54: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

33

International Journal of

Accounting and

Taxation, Vol. 2 No. 2

menunjukan bahwa model

P/E dan P/B lebih

informatif dengan daya

prediksi tinggi

memberikan estimasi nilai

pasar ekuitas yang lebih

baik dan akurat untuk

saham bank. Studi ini juga

menyimpulkan bahwa

model CAPM dan

Dividend Discounted

Model (DDM) tidak dapat

diandalkan untuk penilaian

saham bank di India.

penelitian 14

bank di India.

Page 55: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

34

C. Kerangka Pemikiran

Dari permasalahan di atas, dapat disusun kerangka pemikiran

penelitian yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

Dalam hipotesis penelitian ini akan dijelaskan tentang Price Earning

Ratio (PER), Dividend Discounted Model (DDM), Price to Book Value

(PBV), dan Root Mean Square Error (RMSE).

Perhitungan nilai intrinsik menggunakan metode PER dapat

dilakukan dengan mengkombinasi variabel internal dan eksternal. Banyak

Page 56: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

35

investor dalam berinvestasi menggunakan acuan variabel PER untuk

menentukan harga saham suatu perusahaan masih murah atau mahal.

Variabel ini merupakan perbandingan antara harga saham dengan Earning

Per Share (EPS) dan investor rasional berpandangan bahwa PER dibawah

5% dianggap harga saham masih murah sehingga layak untuk dibeli dan

sebaliknya jika PER diatas 5% harga saham menjadi tidak layak untuk dibeli

(Sutjipto & Setiawan, 2020). Rumus ini akan dipengaruhi oleh besar

kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham selama periode

pengamatan yaitu jika dividen besar atau mendekati 100% maka DPR besar

sehingga akan ada kecenderungan nilai intrinsik saham. menjadi relatif

masuk akal. Sebaliknya, jika dividen yang dibagikan kepada pemegang

saham kecil, maka DPR akan rendah dan kemungkinan akan menghasilkan

nilai intrinsik yang cukup besar (Tiwari, 2016).

Model ini juga akan sangat ditentukan oleh besar kecilnya EPS yang

dihasilkan perusahaan pada tahun lalu. Semakin besar EPS yang dihasilkan

maka nilai intrinsiknya akan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.

Perusahaan yang dalam setahun terakhir menghasilkan keuntungan besar

dari penjualan aset, EPS yang dihasilkan akan jauh lebih besar daripada

yang dihasilkan dari operasi normal. Hal ini dapat menyesatkan hasil

perhitungan nilai intrinsik saham. Juga untuk meningkatkan EPS tanpa

melalui kegiatan penjualan atau efisiensi usaha, yaitu dengan membeli

kembali saham yang beredar (Horan & College, 2012). Hal ini dapat

dilakukan oleh perusahaan jika masih memiliki cadangan kas yang cukup

Page 57: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

36

dan harga saham cenderung mengalami penurunan yang tidak wajar. Di sisi

lain, EPS bisa turun jika ada aksi korporasi berupa rights issue dan stock

split.

H1: Price Earning Ratio (PER) dapat memvaluasi harga saham dengan

tepat.

Perhitungan nilai intrinsik saham dengan menggunakan metode

Dividend Discounted Model (DDM) merupakan salah satu model yang telah

lama dikenal karena sifatnya yang lugas dan konservatif (Gacus & Hinlo,

2018), (Aswath Damodaran, 2006). Investor yang membeli dan menjual

saham menggunakan dasar perhitungan nilai intrinsik dengan metode ini

akan dapat menentukan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual

saham, serta bisa mendapatkan dua keuntungan yaitu capital gain dan

dividend yield (Sutjipto & Setiawan, 2020), (Aswath Damodaran, 2006).

Penggunaan model ini sebagian besar menggunakan data internal

perusahaan, sehingga kemungkinan besar hasilnya akan lebih akurat. Data

yang digunakan berasal dari laporan keuangan, yaitu cash dividend, earning

per share (EPS), return on equity (ROE), dan harga saham periode terakhir.

Metode ini mengasumsikan bahwa nilai saham adalah hasil dari diskon

daripada jumlah semua pembayaran dividen masa depan (Sutjipto &

Setiawan, 2020).

H2: Dividend Discounted Model (DDM) dapat memvaluasi harga saham

dengan tepat.

Page 58: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

37

Nilai buku relatif terhadap harga saham diukur dengan seberapa

besar nilai buku tercermin dalam harga saham. Semakin tinggi nilai Book

Value per Share (BVS) tercermin dalam harga saham, semakin tinggi

kinerja perusahaan. Perhatian manajemen perusahaan adalah untuk

memaksimalkan nilai buku saham per setiap unit mata uang dari BVS, yaitu

Price to Book Value (PBV) yang dihitung dengan membagi harga saham

dengan BVS (Indrayono, 2019).

Nilai buku telah lama dianggap sebagai ukuran nilai yang relatif

stabil yang sebanding dengan nilai pasar ekuitas. Ekuitas pasar

mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kekuatan pendapatan dan arus kas

perusahan. PBV yang tinggi terkadang dianggap memberikan margin of

safety, karena nilai buku dianggap sebagai dasar yang mendukung harga

pasar. Namun, nilai buku memiliki batasan serius yang terletak pada

keandalannya sebagai ukuran penilaian karena tidak mewakili nilai ekuitas

saat ini maupun nilai likuidasi. Namun, masih yang paling favorit di

kalangan peneliti sebagai ukuran penilaian (Tripathi & Aggarwal, 2018).

H3: Price to Book Value (PBV) dapat memvaluasi harga saham dengan

tepat.

Root Mean Squared Error (RMSE) telah digunakan sebagai metrik

statistik standar untuk mengukur kinerja model dalam berbagai studi

penelitian. Penelitian oleh Chai & Draxler, 2014 membuktikan bahwa

Page 59: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

38

RMSE tidak ambigu dalam arti dan lebih tepat digunakan dibandingkan

model lain ketika mengikuti distribusi normal.

Perhitungan RMSE melibatkan urutan 3 langkah sederhana. 'Total

square error' diperoleh terlebih dahulu sebagai jumlah dari masing-masing

kuadrat error; yaitu, setiap kesalahan mempengaruhi total secara

proporsional dengan kuadratnya, bukan besarnya. Akibatnya, kesalahan

besar memiliki pengaruh yang relatif lebih besar pada kesalahan kuadrat

total daripada kesalahan yang lebih kecil. Ini berarti bahwa kesalahan

kuadrat total akan bertambah karena kesalahan total terkonsentrasi dalam

jumlah kesalahan individu yang semakin besar semakin berkurang.

Kesalahan kuadrat total kemudian dibagi dengan n, yang menghasilkan

kesalahan kuadrat rata-rata (MSE). Langkah ketiga dan terakhir adalah

mengambil RMSE sebagai akar kuadrat dari MSE (Willmott & Matsuura,

2005).

H4: Dividend Discounted Model (DDM) memiliki ketepatan model

valuasi saham lebih dari Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book

Value (PBV).

Page 60: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah yang tergeneralisasi terdiri atas objek

atau objek dengan kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan (M.

Kuncoro, 2003). Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indeks Sektoral BEI periode 2020.

Sampel merupakan bagian dari populasi. Jika populasi besar, dan

karena adanya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu peneliti tidak dapat

mempelajari semua bagian dalam populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang ada dalam populasi (M. Kuncoro, 2003). Teknik

pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling

yang mengacu pada penyesuaian pengumpulan data dengan standar yang

telah ditentukan oleh peneliti (Asnawi & Wijaya, 2005).

Karakteristik yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indeks Sektoral BEI

periode 2020.

2. Perusahaan-perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak

positif Covid-19 periode 2020.

Page 61: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

40

3. Perusahaan-perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak

negatif Covid-19 periode 2020.

4. Perusahaan-perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak

positif dan negatif Covid-19 yang mempublikasikan harga saham,

laporan keuangan, dan dividen lengkap selama periode 2020.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh

rincian pemilihan sampel dan sebanyak 35 sampel perusahaan yang

terdaftar di Indeks Sektoral BEI yang memenuhi kriteria selama periode

2020. Selengkapnya mengenai rincian pemilihan sampel penelitian dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Daftar Penentuan Perusahaan Sampel

Sumber: Data Diolah, 2021

Kriteria Total

Perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak positif

Covid-19 45

Perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak negatif

Covid-19 97

Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria pemilihan sampel 107

Jumlah sampel dalam penelitian 35

Page 62: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

41

Tabel 3. 2 Daftar Perusahaan Indeks Sektoral BEI Periode 2020

Perusahaan Indeks Sektoral BEI Terdampak Negatif Covid-19

A. Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel, dan Pariwisata

No. Kode Saham Nama Perusahaan

1 ICON Island Concepts Indonesia Tbk

2 INPP Indonesian Paradise Property Tbk

3 KPIG MNC Land Tbk

4 PZZA Sarimelati Kencana Tbk

B. Perusahaan Sub Sektor Properti dan Real Estate

5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk

6 CTRA Ciputra Development Tbk

7 DILD Intiland Development Tbk

8 DMAS Puradelta Lestari Tbk

9 JRPT Jaya Real Property Tbk

10 MTLA Metropolitan Land Tbk

11 NZIA Nusantara Almazia Tbk

12 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk

13 PPRO PP Properti Tbk

14 PWON Pakuwon Jati Tbk

15 RDTX Roda Vivatex Tbk

16 SMRA Summarecon Agung Tbk

Perusahaan Indeks Sektoral BEI Terdampak Positif Covid-19

C. Perusahaan Sub Sektor Kimia

Page 63: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

42

17 AGII Aneka Gas Industri Tbk

18 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk

19 EKAD Ekadharma International Tbk

20 INCI Intanwijaya Internasional Tbk

21 MDKI Emdeki Utama Tbk

22 MOLI Madusari Murni Indah Tbk

23 SRSN Indo Acidatama Tbk

24 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk

D. Perusahaan Sub Sektor Farmasi

25 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk

26 KLBF Kalbe Farma Tbk

27 MERK Merck Tbk

28 PEHA Phapros Tbk

29 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

30 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk

E. Perusahaan Sektor Teknologi

31 ASGR Astra Graphia Tbk

32 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk

33 LUCK PT Sentral Mitra Informatika Tbk

34 MLPT Multipolar Technology Tbk

35 MTDL Metrodata Electronics Tbk

Sumber: Data Diolah, 2021

Page 64: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

43

B. Data dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang bersumber secara tidak

langsung, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen-dokumen

(Sugiyono, 2007).

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Data-data perusahaan yang tergabung dalam Indeks Sektoral BEI

yang diperoleh dari data statistik yang dipublikasikan oleh Bursa

Efek Indonesia.

2. Data harga saham, rasio, laporan keuangan, dan Indeks Sektoral BEI

diperoleh dari data statistik yang dipublikasi oleh Bursa Efek

Indonesia, Yahoo Finance, dan Investing.com.

C. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

studi kepustakaan (library research). Studi kepustakaan merupakan teknik

pengambilan data yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari serta

menganalisis literatur-literatur yang bersumber dari buku maupun jurnal

yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan (Nazir, 1988).

Page 65: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

44

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

beberapa langkah, sebagai berikut:

1. Metode Price Earning Ratio (PER)

Langkah-langkah dalam mencari nilai intrinsik

menggunakan pendekatan Price Earning Ratio (PER) (Tandelilin,

2017) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)

𝑔 = 𝑅𝑂𝐸 × 𝑟𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜

𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑅𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝑏) = 1 − 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐷𝑃𝑆

𝐸𝑃𝑆

Dimana,

g= Tingkat pertumbuhan dividen

ROE= Laba bersih atas modal sendiri

DPS= Dividen yang dibagikan per lembar saham

EPS= Earning yang didapatkan per lembar saham

b. Menentukan Estimated Cash Earning Per Share (EPS)

(Tambunan, 2007)

𝐸𝑃𝑆1 = 𝐸𝑃𝑆0(1 + 𝑔)

Dimana,

𝐸𝑃𝑆1= Estimated EPS

Page 66: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

45

𝐸𝑃𝑆0= EPS terakhir yang dibagikan

𝑔= Tingkat pertumuhan dividen

c. Menentukan Return yang Diharapkan (k) (Brigham &

Houston, 2018)

𝑘 = (𝐷0

𝑃0) + 𝑔

Dimana,

k= Tingkat return yang diharapkan

𝐷0= Dividen tahun terakhir dierima/dibagikan

𝑃0= Harga pasar saat ini

g= Tingkat pertumbuhan dividen

d. Menghitung Price Earning Ratio (PER) (Bodie, Kane, &

Marcus, 2014)

𝑃𝐸𝑅 =𝐷𝑃𝑅

𝑘 − 𝑔

Dimana,

PER= Price Earning Ratio

DPR= Dividend Payout Ratio

k= Tingkat return yang diharapkan

g= Tingkat pertumbuhan dividen

e. Menghitung Nilai Intrinsik Saham (Tandelilin, 2017)

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑘 = 𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝐸𝑃𝑆 × 𝑃𝐸𝑅

2. Metode Dividend Discounted Model (DDM)

a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)

Page 67: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

46

𝑔 = 𝑅𝑂𝐸 × 𝑟𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜

𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑅𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝑏) = 1 − 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐷𝑃𝑆

𝐸𝑃𝑆

Dimana,

g= Tingkat pertumbuhan dividen

ROE= Laba bersih atas modal sendiri

DPS= Dividen yang dibagikan per lembar saham

EPS= Earning yang didapatkan per lembar saham

b. Menentukan Estimasi Dividen yang Diharapkan di Masa

Depan (Tambunan, 2007)

𝐷𝑡 = 𝐷0(1 + 𝑔)

Dimana,

𝐷𝑡= Estimasi dividen yang diharapkan tahun t

𝐷0= Dividen tahun terakhir dierima/dibagikan

g= Tingkat pertumbuhan dividen

t= Tahun ke-t

c. Menentukan Return yang Diharapkan (k) (Brigham &

Houston, 2018)

𝑘 = (𝐷0

𝑃0) + 𝑔

Dimana,

k= Tingkat return yang diharapkan

Page 68: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

47

𝐷0= Dividen tahun terakhir dierima/dibagikan

𝑃0= Harga pasar saat ini

g= Tingkat pertumbuhan dividen

c. Menghitung Nilai Intrinsik (Tandelilin, 2017)

P̂0 =𝐷𝑡

𝑘 − 𝑔

Dimana,

P̂0= Nilai instrinsik saham dengan DDM

𝐷𝑡= Dividen yang akan diterima secara konstan selama

periode pembayaran dividen di masa yang akan

datang

k= Tingkat return yang diharapkan

g= Tingkat pertumbuhan dividen

3. Metode Price to Book Value (PBV)

a. Menghitung Book Value per Share (Tambunan, 2007)

𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

b. Menghitung Price to Book Value Ratio (Tandelilin, 2017)

𝑃𝐵𝑉 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

c. Menghitung nilai intrinsik dicari dengan mengkonversikan

ke dalam bentuk Rupiah (Tambunan, 2007)

Page 69: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

48

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑘

= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

× 𝑃𝐵𝑉 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖

4. Pengambilan Keputusan Investasi

Langkah terakhir untuk metode analisis data adalah dengan

membandingkan Nilai Intrinsik dengan Nilai Harga Pasar Saham

dan memberikan penilaian atas keputusan investasi. Pedoman yang

digunakan untuk membandingkan nilai intrinsik menurut (Halim,

2005):

Tabel 3. 3 Kriteria Pengambilan Keputusan Penilaian Investasi

Keterangan Kondisi Harga

Saham

Keputusan

Investasi

Nilai intrinsik >

harga pasar

Harga saham terlalu

murah

(Undervalued)

Membeli, karena ada

kemungkinan harga

akan naik.

Nilai intrinsik <

harga pasar

Harga saham terlalu

mahal (Overvalued)

Menjual, karena ada

kemungkinan harga

akan jatuh.

Nilai intrinsik =

harga pasar

Harga saham wajar

atau normal

(Correctly Valued)

Menahan, tidak

menjual atau

membeli saham

karena nilai saham

masih wajar atau

berada diantara

rentang nilai (no gap

on value).

Page 70: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

49

E. Metode Pengujian Hipotesis

1. Uji Beda Paired Samples T-Test

Uji beda Paired Samples T-Test digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari masing-masing

variabel bebas dengan variabel tak bebas, dengan tujuan apakah

pasangan tersebut memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara

signifikan. Uji t dalam penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan

akhir antara nilai intrinsik PER dengan harga saham, nilai intrinsik

DDM dengan harga saham, nilai intrinsik PBV dengan harga saham,

dan variabel dummy yaitu perusahaan yang terdampak positif dan

negatif Covid-19 dengan harga saham. Jika terdapat perbedaan

antara nilai intrinsik dengan harga saham maka model penilaian

saham dapat memvaluasi harga saham dengan tepat, dan sebaliknya

jika tidak terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga

saham maka model penilaian saham tidak dapat memvaluasi harga

saham dengan tepat.

Pengujian menggunakan SPSS versi 25 Paired Samples T-

Test dengan taraf signifikansi α = 5% dengan kriteria pengujian, jika

nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaann yang

signifikan dan jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat

perbedaan yang signifikan (Santoso, 2014).

Page 71: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

50

2. Uji Root Mean Squared Error (RMSE)

Tujuan dilakukannya perbandingan model penilaian harga

saham guna mengetahui pendekatan penilaian harga saham mana

yang paling tepat. Root Mean Squared Error (RMSE) biasanya

digunakan untuk mengetahui pendekatan manakah yang paling

tepat. RMSE adalah ukuran perbedaan antara nilai yang diketahui

(harga pasar saham) dengan nilai yang diprediksi (nilai intrinsik).

Total kuadrat dari simpangan antara hasil model dengan hasil

observasi adalah dasar yang digunakan pada RMSE. Semakin kecil

nilai RMSE, maka semakin bagus model penilaian harga saham

dalam mengestimasi nilai intrinsik saham (Noor & Satyawan, 2014).

Jika model penilaian saham memiliki nilai RMSE terkecil maka

dapat dikatakan model penilaian saham dapat memvaluasi harga

saham dengan tepat. Berikut adalah rumus perhitungan RMSE

(Hasanah & Rusliati, 2017):

𝑅𝑀𝑆𝐸 = √∑ (𝑌𝑖 − 𝑂𝑖)2𝑛

1=1

𝑛

Dimana,

𝑌𝑖= Harga pasar tahun i

𝑂𝑖= Nilai Intrinsik tahun i

n= Jumlah data

Page 72: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

51

3. Uji Regresi Linear Berganda

Tujuan dilakukannya uji regresi linear berganda adalah

untuk memperkuat hasil pengujian hipotesis menggunakan uji beda

dan RMSE. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui arah dan besarnya pengaruh dari variabel bebas

(independen) dengan variabel tak bebas (dependen). Persamaan

regresi linear berganda sebagai berikut:

𝑌(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚)

= 𝛼 + 𝛽1(𝑃𝐸𝑅) + 𝛽2(𝐷𝐷𝑀) + 𝛽3(𝑃𝐵𝑉)

+ 𝛽4(𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘) + 𝜀

Dimana,

Y= Harga Saham

X₁= Nilai Intrinsik PER

X₂= Nilai Intrinsik DDM

X₃= Nilai Intrinsik PBV

D= Variabel Dummy (Perusahaan yang terdampak

positif dan negatif Covid-19)

α= Konstanta

β₁ - β₄= Koefisien Regresi

ε= Standar Error

Uji Regresi Linear Berganda mencangkup:

Page 73: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

52

a. Uji F Statistik

Uji F bertujuan sebagai alat prediksi untuk menguji

seberapa besar variabel bebas mampu menjelaskan

fenomena dari variabel tak bebas (A. Kuncoro, 2001). Model

dinyatakan layak apabila nilai sig. F < 0,05.

b. Uji t Statistik

Uji t bertujuan sebagai alat prediksi untuk menguji

hipotesis penelitian, yaitu seberapa besar pengaruh variabel

bebas dengan variabel tak bebas secara individu (A.

Kuncoro, 2001).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk

mengetahui persentase pengaruh variabel bebas terhadap

perubahan variabel tak bebas. R2 berada pada nol sampai

dengan satu, hal ini berarti bahwa nilai R2 yang semakin

besar mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan

semakin kuatnya kemampuan menjelaskan perubahan

variabel bebas terhadap variabel tak bebas (Natarsyah,

2000).

Page 74: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

53

F. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Variabel Skala

1 Price Earning

Ratio (PER)

PER memperlihatkan

perbandingan antara harga

saham dengan Earning Per

Share (EPS), artinya jika

PER saham sebanyak 3 kali

menunjukan harga saham

tersebut sama dengan 3 kali

nilai EPS.

Rasio

2 Dividend

Discounted

Model (DDM)

Pendekatan nilai sekarang

(present value approach)

menggunakan metode

Dividend Discounted

Model (DDM) dengan cara

semua aliran kas yang

diharapkan di masa yang

akan datang didiskontokan

dengan tingkat diskonto

sebesar tingkat return yang

diharapkan oleh investor.

Rasio

Page 75: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

54

3 Price to Book

Value (PBV)

Berdasarkan teori, nilai

pasar suatu saham

diharuskan mencerminkan

nilai bukunya. Saham yang

memiliki rasio harga

dengan nilai buku rendah

maka akan menghasilkan

return yang secara

signifikan lebih tinggi dari

saham yang memiliki rasio

harga dengan nilai buku

yang tinggi.

Rasio

Page 76: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

55

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdampak positif Covid-19, yaitu perusahaan pada sub sektor kimia, sub

sektor farmasi, dan sektor teknologi serta perusahaan yang terdampak

negatif Covid-19, yaitu perusahaan pada sub sektor restoran, hotel dan

pariwisata serta sektor properti dan real estate.

1. Perusahaan Sub Sektor Kimia

Perusahaan sub sektor kimia merupakan perusahaan yang

memproduksi atau mendistribusikan produk kimia dasar, seperti

produksi bahan kimia klorin dan alkali, logam alkali, gas industri

(seperti nitrogen, oksigen, karbondioksida, hidrogen, helium, dan

gas mulia) dan gas dasar. bentuk plastik (seperti polimer), bentuk

dasar senyawa karet, bahan kimia pertanian (seperti asam

aluminium, asam asetat, asam sitrat, asam benzoat, asam lemak,

alkohol lemak, furfural, sorbitol) (IDX, 2021). Perusahaan yang

termasuk dalam sub sektor kimia adalah Aneka Gas Industri Tbk

(AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS), Ekadharma

International Tbk (EKAD), Intanwijaya Internasional Tbk (INCI),

Emdeki Utama Tbk (MDKI), Madusari Murni Indah Tbk (MOLI),

Page 77: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

56

Indo Acidatama Tbk (SRSN), dan Unggul Indah Cahaya Tbk

(UNIC).

2. Perusahaan Sub Sektor Farmasi

Perusahaan sub sektor farmasi merupakan perusahaan yang

melakukan produksi atau distribusi obat-obatan kimia dan

tradisional/jamu, vaksin, antibiotik, vitamin, serta obat-obatan untuk

hewan (IDX, 2021). Perusahaan yang termasuk dalam sektor

farmasi adalah Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), Kalbe Farma

Tbk (KLBF), Merck Tbk (MERK), Phapros Tbk (PEHA), Industri

Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan Tempo Scan

Pacific Tbk (TSPC).

3. Perusahaan Sektor Teknologi

Sektor teknologi mencakup perusahaan yang menjual

Produk dan Jasa Teknologi, seperti Perusahaan Jasa Internet yang

bukan penyedia koneksi internet, Penyedia Jasa dan Konsultan TI,

Perusahaan Pengembang Perangkat Lunak, Produsen Perangkat

Jaringan, Perangkat Komputer, Perangkat dan Komponen

Elektronik, dan Semikonduktor (IDX, 2021). Perusahaan yang

termasuk dalam sektor teknologi adalah Astra Graphia Tbk (ASGR),

Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), PT Sentral Mitra

Informatika Tbk (LUCK), Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan

Metrodata Electronics Tbk (MTDL).

4. Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel, Pariwisata

Page 78: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

57

Sektor restoran, hotel, dan pariwisata mencangkup

perusahaan pemilik dan pengelola penginapan jangka pendek seperti

hotel, resor, vila sewaan, kapal pesiar. Perusahaan pemilik dan

pengelola restoran, kafetaria, bar dan diskotek, kedai kopi (IDX,

2021). Perusahaan yang termasuk dalam sub sektor restoran, hotel,

dan pariwisata adalah Island Concepts Indonesia Tbk (ICON),

Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), MNC Land Tbk (KPIG),

dan Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).

5. Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate

Sektor Properti dan Real Estate mencakup perusahaan

Pengembang Properti dan Real Estate dan perusahaan yang

menyediakan Jasa Penunjangnya, seperti perusahaan yang

melakukan pengembangan, penjualan, penyewaan, dan

pengoperasian real estat, seperti bangunan apartemen dan tempat

tinggal, bangunan bukan tempat tinggal termasuk pusat perbelanjaan

dan perkantoran, tanah pengembangan gedung, pembagian real estat

menjadi tanah kavling tanpa pengembangan lahan, kawasan industri

(IDX, 2021). Perusahaan yang termasuk dalam sektor properti dan

real estate adalah Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST),

Ciputra Development Tbk (CTRA), Intiland Development Tbk

(DILD), Puradelta Lestari Tbk (DMAS), Jaya Real Property Tbk

(JRPT), Metropolitan Land Tbk (MTLA), Nusantara Almazia Tbk

(NZIA), Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), PP Properti Tbk

Page 79: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

58

(PPRO), Pakuwon Jati Tbk (PWON), Roda Vivatex Tbk (RDTX),

dan Summarecon Agung Tbk (SMRA).

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Analisis Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai

maksimum, dan nilai minimum. Dalam penelitian ini yang

digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah harga saham

(closing price) dari perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19. Adapun statistik deskriptif perusahaan yang terdampak

positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan

yang Terdampak Positif Covid-19

Descriptive Statistics

N Minimum

(Rp)

Maximum

(Rp)

Mean

(Rp)

ClosingPrice 19 59 4780 1444.16

Valid N

(listwise)

19

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil statistik deskriptif menggunakan SPSS

pada tabel 4.1, diketahui bahwa nilai rata-rata harga saham (closing

price) pada perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah

sebesar Rp. 1.444,16. Harga saham tertinggi dimiliki oleh Unggul

Indah Cahaya Tbk (UNIC) sebesar Rp. 4.780. Harga saham terendah

dimiliki oleh Indo Acitama Tbk sebesar Rp. 59.

Page 80: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

59

Tabel 4. 2 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan

yang Terdampak Negatif Covid-19

Descriptive Statistics

N Minimum

(Rp)

Maximum

(Rp)

Mean

(Rp)

ClosingPrice 16 82 5300 862.50

Valid N

(listwise)

16

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil statistik deskriptif menggunakan SPSS

pada tabel 4.2, diketahui bahwa rata-rata harga saham (closing price)

pada perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar

Rp. 862,50. Harga saham tertinggi dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk

(RDTX) sebesar Rp. 5.300. Harga saham terendah dimiliki oleh

Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) sebesar Rp. 82.

2. Analisis Variabel Fundamental dalam Valuasi Saham

a. Analisis Harga Saham (Closing Price)

Harga penutupan (Closing Price) merupakan harga

terakhir yang muncul ketika bursa tutup. Harga penutupan

berguna untuk memprediksi harga saham pada periode

selanjutnya. Adapun harga saham penutupan dari

perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19

dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut.

Page 81: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

60

Tabel 4. 3 Harga Saham (Closing Price) Perusahaan

yang Terdampak Positif dan Negatif Covid-19

Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-

19

Perusahaan yang

Terdampak Negatif

Covid-19

No Emiten

Closing

Price

(Rp)

No Emiten

Closing

Price

(Rp)

1 AGII 1,360 1 ICON 82

2 DPNS 276 2 INPP 710

3 EKAD 1,200 3 KPIG 143

4 INCI 900 4 PZZA 760

5 MDKI 248 5 BEST 159

6 MOLI 1,075 6 CTRA 1,155

7 SRSN 59 7 DILD 206

8 UNIC 4,780 8 DMAS 234

9 DVLA 2,400 9 JRPT 560

10 KLBF 1,470 10 MTLA 428

11 MERK 3,230 11 NZIA 156

12 PEHA 1,335 12 PLIN 2,450

13 SIDO 795 13 PPRO 82

14 TSPC 1,465 14 PWON 550

15 ASGR 795 15 RDTX 5,300

16 DNET 3,210 16 SMRA 825

17 LUCK 126

18 MLPT 1,120

19 MTDL 1,595

Sumber: Data Diolah, 2021

b. Analisis Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan perhitungan

rasio yang digunakan untuk menghitung tingkat imbal hasil

(Rate of Return) atas ekuitas. ROE merupakan salah satu

indikator penting yang sering digunakan oleh investor dalam

melakukan penilaian tingkat profitabilitas sebelum

Page 82: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

61

melakukan investasi (Septadi, Rodhiyah, & Hidayat, 2013).

Adapun ROE dari perusahaan yan terdampak positif dan

negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 4 Rata-rata Return on Equity (ROE)

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Emiten ROE (%)

1 AGII 1.78%

2 DPNS 2.59%

3 EKAD 9.21%

4 INCI 10.15%

5 MDKI 3.86%

6 MOLI 6.38%

7 SRSN 7.51%

8 UNIC 11.14%

9 DVLA 14.47%

10 KLBF 16.18%

11 MERK 20.52%

12 PEHA 12.78%

13 SIDO 29.72%

14 TSPC 11.37%

15 ASGR 3%

16 DNET 3.56%

17 LUCK 2.65%

18 MLPT 19.84%

19 MTDL 17.07%

Rata-rata 10.73%

Minimum 1.78%

Maksimum 29.72%

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan ROE pada tabel 4.2,

diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat ROE pada perusahaan

yang terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 10,73%.

Tingkat ROE tertinggi dimiliki oleh PT Industri Jamu dan

Page 83: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

62

Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 29,72%. Tingkat

ROE terendah dimiliki oleh PT Aneka Gas Industri Tbk

(AGII) sebesar 1,78%.

Tabel 4. 5 Rata-rata Return on Equity (ROE)

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten ROE (%)

1 ICON 5.71%

2 INPP 2.84%

3 KPIG 0.58%

4 PZZA 3.35%

5 BEST 1.43%

6 CTRA 6.68%

7 DILD 5.13%

8 DMAS 13.93%

9 JRPT 13.83%

10 MTLA 12.07%

11 NZIA 0.49%

12 PLIN 5.37%

13 PPRO 4.43%

14 PWON 8.14%

15 RDTX 9.28%

16 SMRA 2.63%

Rata-rata 5.99%

Minimum 0.49%

Maksimum 13.93%

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan ROE pada tabel 4.3,

diketahui bahwa nilai rata-rata ROE pada perusahaan yang

terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 5,99%. Tingkat

ROE tertinggi dimiliki oleh PT Putradelta Lestari Tbk

(DMAS) sebesar 13,93%. Tingkat ROE terendah dimiliki

oleh PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) sebesar 0,45%.

Page 84: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

63

c. Analisis Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang

menunjukkan seberapa besar tingkat imbal hasil (return)

yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.

Semakin tinggi nilai EPS semakin besar laba yang diterima

untuk pemegang saham (Darmadji & Fakhruddin, 2001).

Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen

dan kenaikan nilai saham dimasa yang akan datang

(Prastowo & Julianti, 2008). Apabila Earnings per Share

(EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang

mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga

saham akan tinggi (Dharmastuti, 2004). Adapun EPS dari

perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19

sebagai berikut.

Tabel 4. 6 Rata-rata Earning Per Share (EPS)

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Emiten EPS (Rp)

1 AGII 18.69

2 DPNS 19.29

3 EKAD 107.19

4 INCI 181.26

5 MDKI 12.58

6 MOLI 28.7

7 SRSN 6.46

8 UNIC 695.48

9 DVLA 170.94

10 KLBF 55.87

11 MERK 259.5

12 PEHA 109.58

Page 85: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

64

13 SIDO 31.38

14 TSPC 140.76

15 ASGR 35.42

16 DNET 23.21

17 LUCK 4.92

18 MLPT 85.8

19 MTDL 149.04

Rata-rata 112.42

Minimum 4.92

Maksimum 695.48

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan EPS pada tabel 4.4,

diketahui bahwa nilai rata-rata EPS pada perusahaan yang

terdampak positif Covid-19 adalah sebesar Rp. 112,42.

Tingkat EPS tertinggi dimiliki oleh Unggul Indah Cahaya

Tbk (UNIC) sebesar Rp. 695,48. Tingkat EPS terendah

dimiliki oleh PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK)

sebesar Rp. 4,92.

Tabel 4. 7 Rata-rata Earning Per Share (EPS)

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten EPS (Rp)

1 ICON 8.9

2 INPP 14.46

3 KPIG 1.52

4 PZZA 13.84

5 BEST 6.41

6 CTRA 52.92

7 DILD 27.43

8 DMAS 18.22

9 JRPT 75.77

10 MTLA 55.66

11 NZIA 1.28

12 PLIN 198.26

Page 86: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

65

13 PPRO 3.54

14 PWON 24.3

15 RDTX 889.38

16 SMRA 13.04

Rata-rata 87.81

Minimum 1.28

Maksimum 889.38

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan EPS pada tabel 4.5,

diketahui bahwa nilai rata-rata EPS perusahaan yang

terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar Rp. 87,81.

Tingkat EPS tertinggi dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk

(RDTX) sebesar Rp. 889,38. Tingkat EPS terendah dimiliki

oleh PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) sebesar Rp. 1,28.

d. Analisis Dividend Per Share (DPS)

Dividend Per Share (DPS) atau Dividen Per Lembar

Saham merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan

dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Intan,

2009). DPS merupakan informasi yang penting untuk

pemegang saham. Karena dengan informasi mengenai DPS,

pemegang saham dapat mengetahui berapa besar keuntungan

setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang

saham. Jika DPS yang diterima naik maka akan menarik

investor untuk membeli saham perusahaan. Dengan

banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu

perusahaan di pasar modal akan mengalami kenaikan

Page 87: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

66

(Willem & Jayani, 2016). Adapun DPS dari perusahaan yang

terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 8 Rata-rata Dividend Per Share (DPS)

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Emiten DPS (Rp)

1 AGII 14.42

2 DPNS 3

3 EKAD 35

4 INCI 19.99

5 MDKI 9

6 MOLI 5.75

7 SRSN 2

8 UNIC 89.65

9 DVLA 106.89

10 KLBF 20

11 MERK 130.01

12 PEHA 85.02

13 SIDO 12.50

14 TSPC 50

15 ASGR 5

16 DNET 11.09

17 LUCK 5

18 MLPT 133

19 MTDL 33

Rata-rata 40.54

Minimum 2

Maksimum 133

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan DPS pada tabel 4.6,

diketahui bahwa nilai rata-rata DPS perusahaan yang

terdampak positif Covid-19 adalah sebesar Rp. 40,54.

Tingkat DPS tertinggi dimiliki oleh PT Multipolar

Technology Tbk (MLPT) sebesar Rp. 133. Tingkat DPS

Page 88: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

67

terendah dimiliki oleh Indo Acidatama Tbk (SRSN) sebesar

Rp. 2.

Tabel 4. 9 Rata-rata Dividend Per Share (DPS)

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten DPS (Rp)

1 ICON 3.13

2 INPP 4.50

3 KPIG 7.68

4 PZZA 29.72

5 BEST -7.71

6 CTRA 8

7 DILD -11.32

8 DMAS 21.00

9 JRPT 25.57

10 MTLA 6.30

11 NZIA 1.15

12 PLIN 112.51

13 PPRO 0.58

14 PWON 69.34

15 RDTX 90.01

16 SMRA -41.89

Rata-rata 19.91

Minimum -41.89

Maksimum 112.51

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan DPS pada tabel 4.7,

diketahui bahwa nilai DPS rata-rata perusahaan yang

terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar Rp. 19,91.

Tingkat DPS tertinggi dimiliki oleh Plaza Indonesia Realty

Tbk (PLIN) sebesar Rp. 112,51. Tingkat DPS terendah

dimiliki oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar

- Rp. 41,89.

Page 89: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

68

e. Analisis Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan

perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dan Earning

Per Share (EPS). Semakin besar laba yang diterima

perusahaan, maka semakin besar dividen yang akan

dibagikan. Besarnya dividen yang akan dibagikan

tergantung dari hasil keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) serta mengacu pada kebijakan dividen

perusahaan. Adapun DPR dari perusahaan yang terdampak

positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 10 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR)

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Emiten DPR (%)

1 AGII 77.16%

2 DPNS 15.55%

3 EKAD 32.65%

4 INCI 11.03%

5 MDKI 71.52%

6 MOLI 20.03%

7 SRSN 30.96%

8 UNIC 12.89%

9 DVLA 62.53%

10 KLBF 35.80%

11 MERK 50.10%

12 PEHA 77.59%

13 SIDO 39.84%

14 TSPC 35.52%

15 ASGR 14.11%

16 DNET 47.80%

17 LUCK 101.54%

18 MLPT 155.01%

19 MTDL 22.14%

Page 90: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

69

Rata-rata 48.09%

Minimum 11.03%

Maksimum 155.01%

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan DPR pada tabel 4.8,

diketahui bahwa nilai rata-rata DPR pada perusahaan yang

terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 48,09%. Tingkat

DPR tertinggi dimiliki oleh PT Multipolar Technology Tbk

(MLPT) sebesar 155,01%. Tingkat DPR terendah dimiliki

oleh Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) sebesar 11,03%.

Tabel 4. 11 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR)

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten DPR (%)

1 ICON 35.21%

2 INPP 31.11%

3 KPIG 505.13%

4 PZZA 214.73%

5 BEST -120.21%

6 CTRA 15.12%

7 DILD -41.26%

8 DMAS 115.24%

9 JRPT 33.75%

10 MTLA 11.32%

11 NZIA 89.83%

12 PLIN 56.75%

13 PPRO 16.43%

14 PWON 285.35%

15 RDTX 10.12%

16 SMRA -321.20%

Rata-rata 58.59%

Minimum -321.20%

Maksimum 505.13%

Sumber: Data Diolah, 2021

Page 91: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

70

Berdasarkan hasil perhitungan DPR pada tabel 4.9,

diketahui bahwa rata-rata tingkat DPR pada perusahaan yang

terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 58,59%. Tingkat

DPR tertinggi dimiliki oleh MNC Land Tbk (KPIG) sebesar

505,13%. Tingkat DPR terendah dimiliki oleh PT

Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar -321,20%.

f. Analisis Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value (PBV) merupakan perbandingan

antara market value dengan book value suatu saham. Dengan

rasio PBV ini, investor dapat mengetahui telah berapa kali

market value suatu saham dihargai dari book value-nya.

Rasio ini dapat memberikan gambaran potensi pergerakan

harga suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara

tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh

terhadap harga saham (Tryfino, 2009). Adapun PBV dari

perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19

sebagai berikut.

Tabel 4. 12 Rata-rata Price to Book Value (PBV)

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Emiten PBV (Rp)

1 AGII 1,071.45

2 DPNS 756.02

3 EKAD 1,256.32

4 INCI 1,878.69

5 MDKI 327.72

6 MOLI 460.73

7 SRSN 88.22

Page 92: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

71

8 UNIC 6,543.56

9 DVLA 1,209.64

10 KLBF 363.86

11 MERK 1,334.53

12 PEHA 835.64

13 SIDO 108.22

14 TSPC 1,280.44

15 ASGR 1,158.66

16 DNET 658.67

17 LUCK 185.16

18 MLPT 405.31

19 MTDL 930.81

Rata-rata 1,097.56

Minimum 88.22

Maksimum 6,543.56

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan PBV pada tabel 4.10,

diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV perusahaan yang

terdampak positif Covid-19 adalah sebesar Rp. 1.097,56.

Tingkat PBV tertinggi dimiliki oleh Unggul Indah Cahaya

Tbk (UNIC) sebessar Rp. 6.543,56. Tingkat PBV terendah

dimiliki oleh Indo Acidatama Tbk (SRSN) sebesar Rp.

88,22.

Tabel 4. 13 Rata-rata Price to Book Value (PBV)

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten PBV (Rp)

1 ICON 159.85

2 INPP 513.97

3 KPIG 283.72

4 PZZA 410.08

5 BEST 452.03

6 CTRA 793.88

7 DILD 494.92

8 DMAS 117.72

Page 93: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

72

9 JRPT 536.85

10 MTLA 485.39

11 NZIA 225.76

12 PLIN 3,265.63

13 PPRO 65.10

14 PWON 297.42

15 RDTX 9,986.65

16 SMRA 495.19

Rata-rata 1,161.51

Minimum 65.10

Maksimum 9,986.65

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan PBV pada tabel 4.11,

diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV perusahaan yang

terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar Rp. 1.161,51.

Tingkat PBV tertinggi dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk

(RDTX) sebesar Rp. 9.986,65. Tingkat PBV terendah

dimiliki oleh PT PP Properti Tbk (PPRO) sebesar Rp. 65,10.

3. Tahapan Valuasi Harga Saham

a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)

Apabila dividen diharapkan tumbuh pada tingkat

yang konstan, maka g sama dengan tingkat pertumbuhan

laba dan harga saham yang diharapkan. Semakin tinggi

tingkat pertumbuhan dividen, maka harga saham semakin

meningkat. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan dividen

(g) merupakan faktor pengurang dari required rate of return

(g) merupakan faktor pengurang dari required rate of return

(k), sehingga semakin besar pengurangnya maka

Page 94: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

73

pembaginya semakin kecil. Sebaliknya jika return semakin

besar, maka harga saham akan semakin kecil (Kausari,

2019). Adapun tingkat pertumbuhan dividen (g) dari

perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19

sebagai berikut.

Tabel 4. 14 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang

Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19

No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)

1 AGII 0.0041

2 DPNS 0.0219

3 EKAD 0.0620

4 INCI 0.0903

5 MDKI 0.0110

6 MOLI 0.0510

7 SRSN 0.0518

8 UNIC 0.0970

9 DVLA 0.0542

10 KLBF 0.1039

11 MERK 0.1024

12 PEHA 0.0286

13 SIDO 0.1788

14 TSPC 0.0733

15 ASGR 0.0258

16 DNET 0.0186

17 LUCK -0.0004

18 MLPT -0.1091

19 MTDL 0.1329

Rata-rata 0.0525

Minimum -0.1091

Maksimum 0.1788

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dividen

(g) pada tabel 4.12, diketahui bahwa tingkat rata-rata

Page 95: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

74

pertumbuhan dividen (g) pada perusahaan yang terdampak

positif Covid-19 adalah sebesar 0,0525. Tingkat

pertumbuhan dividen tertinggi dimiliki oleh PT Industri

Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 0,1788.

Tingkat pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh PT

Multipolar Technology Tbk (MLPT) sebesar -0,1091.

Tabel 4. 15 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang

Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)

1 ICON 0.0370

2 INPP 0.0196

3 KPIG -0.0235

4 PZZA -0.0384

5 BEST 0.0315

6 CTRA 0.0567

7 DILD 0.0725

8 DMAS -0.0212

9 JRPT 0.0916

10 MTLA 0.1070

11 NZIA 0.0005

12 PLIN 0.0232

13 PPRO 0.0370

14 PWON -0.1509

15 RDTX 0.0834

16 SMRA 0.1108

Rata-rata 0.0273

Minimum -0.1509

Maksimum 0.1108

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dividen

(g) pada tabel 4.13, diketahui bahwa tingkat rata-rata

pertumbuhan dividen (g) pada perusahaan yang terdampak

Page 96: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

75

negatif Covid-19 adalah sebesar 0,0273. Tingkat

pertumbuhan dividen tertinggi dimiliki oleh PT

Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar 0,1108. Tingkat

pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh Pakuwon Jati

Tbk (PWON) sebesar -0,1509.

b. Menghitung Tingkat Return yang Diharapkan Investor (k)

Untuk menentukan nilai dugaan suatu saham,

investor harus menentukan seberapa besar tingkat return

yang diharapkan atas saham tersebut sebagai imbalan atas

risiko yang didapatkan. Tingkat return yang diharapkan

merupakan tingkat return minimum yang diharapkan atas

pembelian saham yang menggambarkan besarnya biaya

kesempatan (opportunity cost) dengan kata lain, karena

keputusan investasi saham, peluang untuk memperoleh

pengembalian dari pilihan nilai investasi lainnya menjadi

hilang (Tandelilin, 2017). Adapun tingkat return yang

diharapkan investor (k) dari perusahaan yang terdampak

positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 16 Tingkat Return yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g

1 AGII 0.0065

2 DPNS 0.0327

3 EKAD 0.0912

4 INCI 0.1125

Page 97: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

76

5 MDKI 0.0473

6 MOLI 0.0564

7 SRSN 0.0857

8 UNIC 0.1322

9 DVLA 0.0988

10 KLBF 0.1148

11 MERK 0.1426

12 PEHA 0.0923

13 SIDO 0.2115

14 TSPC 0.1074

15 ASGR 0.0321

16 DNET 0.0192

17 LUCK 0.0393

18 MLPT 0.0096

19 MTDL 0.1536

Rata-rata 0.0835

Minimum 0.0065

Maksimum 0.2115

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat return yang

diharapkan investor (k) pada tabel 4.14, diketahui bahwa

tingkat rata-rata return yang diharapkan (k) pada perusahaan

yang terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 0,0835.

Tingkat return yang diharapkan tertinggi dimiliki oleh PT

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncur Tbk (SIDO) sebesar

0,2115. Tingkat return yang diharapkan terendah dimiliki

oleh PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) sebesar 0,0065.

Tabel 4. 17 Tingkat Return yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g

1 ICON 0.0400

2 INPP 0.0259

Page 98: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

77

3 KPIG 0.0185

4 PZZA 0.0010

5 BEST 0.0865

6 CTRA 0.0636

7 DILD 0.0822

8 DMAS 0.1754

9 JRPT 0.1345

10 MTLA 0.1218

11 NZIA 0.0069

12 PLIN 0.0636

13 PPRO 0.0439

14 PWON -0.1381

15 RDTX 0.1004

16 SMRA 0.1168

Rata-rata 0.0589

Minimum -0.1381

Maksimum 0.1754

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat return yang

diharapkan investor (k) pada tabel 4.15, diketahui bahwa

tingkat rata-rata return yang diharapkan (k) pada perusahaan

yang terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 0,0589.

Tingkat return yang diharapkan tertinggi dimiliki oleh PT

Putradelta Lestari Tbk (DMAS) sebesar 0,1754. Tingkat

return yang diharapkan terendah dimiliki oleh Pakuwon Jati

Tbk (PWON) sebesar -0,1381.

4. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price

Earning Ratio (PER)

a. Menentukan Estimasi Earning Per Share (EPS) yang

Diharapkan

Page 99: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

78

Sebelum melakukan perhitungan intrinsik

menggunakan metode PER, investor terlebih dahulu perlu

untuk memperkirakan rata-rata proyeksi pertumbuhan laba

per lembar sahamnya. Hal ini bertujuan untuk

mempertimbangkan tingkat risiko yang dapat diterima oleh

investor dalam mengambil langkah keputusan investasi

dengan mengkalikan EPS tahun dilakukan pengamatan

dengan tingkat pertumbuhan EPS tahun sebelumnya

(Kausari, 2019). Adapun estimasi EPS dari perusahaan yang

terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 18 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang

Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19

No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)

1 AGII 18.77

2 DPNS 19.71

3 EKAD 113.84

4 INCI 197.63

5 MDKI 12.72

6 MOLI 30.16

7 SRSN 6.79

8 UNIC 762.97

9 DVLA 180.21

10 KLBF 61.67

11 MERK 286.07

12 PEHA 112.72

13 SIDO 36.99

14 TSPC 151.08

15 ASGR 36.33

16 DNET 23.64

17 LUCK 4.92

18 MLPT 76.44

Page 100: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

79

19 MTDL 168.85

Rata-rata 121.13

Minimum 4.92

Maksimum 762.97

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi EPS pada

tabel 4.16, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi EPS

pada perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah

sebesar 121,13. Tingkat estimasi EPS tertinggi dimiliki oleh

Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) sebesar 762,97. Tingkat

estimasi EPS terendah dimiliki oleh PT Sentral Mitra

Informatika Tbk (LUCK) sebesar 4,92.

Tabel 4. 19 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang

Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)

1 ICON 9.23

2 INPP 14.74

3 KPIG 1.48

4 PZZA 13.31

5 BEST 6.61

6 CTRA 55.92

7 DILD 29.42

8 DMAS 17.83

9 JRPT 82.71

10 MTLA 61.62

11 NZIA 1.28

12 PLIN 202.86

13 PPRO 3.67

14 PWON 20.63

15 RDTX 963.56

16 SMRA 14.48

Rata-rata 93.71

Page 101: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

80

Minimum 1.28

Maksimum 963.56

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi EPS pada

tabel 4.17, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi EPS

pada perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah

sebesar 93,71. Tingkat estimasi EPS tertinggi dimiliki oleh

Roda Vivatex Tbk (RDTX) sebesar 963,56. Tingkat estimasi

EPS terendah dimiliki oleh PT Nusantara Almazia Tbk

(NZIA) sebesar 1,28.

b. Menghitung Estimasi Price Earning Ratio (PER)

Setelah melakukan perhitungan menggunakan

metode PER, maka didapatkan hasil estimasi PER atas nilai

intrinsik saham. Nilai PER menggambarkan tingkat valuasi

dari harga saham, yang artinya bahwa semakin tinggi nilai

PER, berharti semakin mahal harga perusahaan tersebut, dan

sebaliknya. Jika PER suatu perusahaan rendah namun

didukung oleh pertumbuhan prospek yang baik, maka akan

ada kemungkinan harga perusahaan akan naik di masa depan

(Kausari, 2019). Adapun estimasi PER dari perusahaan yang

terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 20 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan PER

Page 102: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

81

1 AGII 76.77

2 DPNS 14.62

3 EKAD 11.38

4 INCI 5.05

5 MDKI 19.07

6 MOLI 36.06

7 SRSN 8.98

8 UNIC 6.93

9 DVLA 14.10

10 KLBF 27.57

11 MERK 12.29

12 PEHA 12.72

13 SIDO 25.34

14 TSPC 10.48

15 ASGR 22.59

16 DNET 138.74

17 LUCK 28.02

18 MLPT 13.46

19 MTDL 10.77

Rata-rata 26.05

Minimum 5.05

Maksimum 138.74

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi PER pada

tabel 4.18, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi PER

pada perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah

sebesar 26,05. Tingkat estimasi PER tertinggi dimiliki oleh

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) sebesar

138,74. Tingkat estimasi PER terendah dimiliki oleh

Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) sebesar 5,05.

Tabel 4. 21 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan PER

1 ICON 8.87

Page 103: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

82

2 INPP 48.39

3 KPIG 105.89

4 PZZA 54.90

5 BEST 26.05

6 CTRA 21.54

7 DILD 7.73

8 DMAS 12.73

9 JRPT 7.39

10 MTLA 7.58

11 NZIA 122.31

12 PLIN 12.36

13 PPRO 22.03

14 PWON 22.23

15 RDTX 6.16

16 SMRA 66.72

Rata-rata 34.56

Minimum 6.16

Maksimum 122.31

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi PER pada

tabel 4.19, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi PER

pada perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah

sebesar 34,56. Tingkat estimasi PER tertinggi dimiliki oleh

PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) sebesar 34,56. Tingkat

estimasi PER terendah dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk

(RDTX) sebesar 6,16.

c. Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning

Ratio (PER)

Valuasi harga saham menggunakan metode PER

dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga saham

dengan nilai intrinsik yang telah didapatkan dari mengalikan

Page 104: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

83

estimasi EPS dengan estimasi PER. Perbandingan ini akan

menentukan kondisi saham tersebut apakah berada dalam

kondisi undervalued, correctly valued atau overvalued.

Adapun valuasi harga saham menggunakan metode PER

pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-

19 sebagai berikut.

Tabel 4. 22 Valuasi Harga Saham Menggunakan

Metode Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan

yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PER

Valuasi

1 AGII 1,360 1,440.66 Undervalued

2 DPNS 276 288.19 Undervalued

3 EKAD 1,200 1,295.49 Undervalued

4 INCI 900 998.02 Undervalued

5 MDKI 248 242.54 Overvalued

6 MOLI 1,075 1,087.72 Undervalued

7 SRSN 59 61.02 Undervalued

8 UNIC 4,780 5,287.38 Undervalued

9 DVLA 2,400 2,540.94 Undervalued

10 KLBF 1,470 1,700.34 Undervalued

11 MERK 3,230 3,515.82 Undervalued

12 PEHA 1,335 1,433.78 Undervalued

13 SIDO 795 937.34 Undervalued

14 TSPC 1,465 1,583.31 Undervalued

15 ASGR 795 820.75 Undervalued

16 DNET 3,210 3,280.00 Undervalued

17 LUCK 126 137.80 Undervalued

18 MLPT 1,120 1,028.83 Overvalued

19 MTDL 1,595 1,818.50 Undervalued

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham

menggunakan metode PER pada tabel 4.20, dapat diketahui

Page 105: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

84

bahwa terdapat 17 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19 mengalami undervalued, yaitu Aneka Gas Industri

Tbk (AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS),

Ekadharma International Tbk (EKAD), Intanwijaya

Internasional Tbk (INCI), Madusari Murni Indah Tbk

(MOLI), Indo Acidatama Tbk (SRSN), Unggul Indah

Cahaya Tbk (UNIC), Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA),

Kalbe Farma Tbk (KLBF), Merck Tbk (MERK), Phapros

Tbk (PEHA), Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

(SIDO), Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), Astra Graphia

Tbk (ASGR), Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET),

PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK), dan Metrodata

Electronics Tbk (MTDL). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik

lebih besar dibandingan harga saham. Terdapat juga 2

perusahaan yang mengalami overvalued, yaitu Emdeki

Utama Tbk (MDKI) dan Multipolar Technology Tbk

(MLPT) dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingan

harga saham.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode PER

adalah membeli 17 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19, yaitu AGII, DPNS, EKAD, INCI, MOLI, SRSN,

UNIC, DVLA, KLBF, MERK, PEHA, SIDO, TSPC, ASGR,

Page 106: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

85

DNET, LUCK, dan MTDL karena saham-saham tersebut

berada dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk

investor yang telah memiliki saham tersebut, keputusan yang

tepat adalah menambah kepimilikan saham ataupun

menahan saham tersebut dengan harapan harga saham akan

meningkat di masa yang akan datang. Selanjutnya adalah

tidak membeli saham MDKI dan MLPT karena berada

dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila investor telah

memiliki saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut

karena ada kemungkinan harga akan jatuh.

Tabel 4. 23 Valuasi Harga Saham Menggunakan

Metode Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan

yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PER

Valuasi

1 ICON 82 81.86 Overvalued

2 INPP 710 713.41 Undervalued

3 KPIG 143 157.17 Undervalued

4 PZZA 760 730.61 Overvalued

5 BEST 159 172.24 Undervalued

6 CTRA 1,155 1,204.53 Undervalued

7 DILD 206 227.40 Undervalued

8 DMAS 234 227.02 Overvalued

9 JRPT 560 611.24 Undervalued

10 MTLA 428 467.06 Undervalued

11 NZIA 156 156.63 Undervalued

12 PLIN 2,450 2,507.41 Undervalued

13 PPRO 82 80.87 Overvalued

14 PWON 550 458.69 Overvalued

15 RDTX 5,300 5,935.54 Undervalued

16 SMRA 825 966.41 Undervalued

Page 107: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

86

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan perhitungan hasil valuasi harga saham

menggunakan metode PER pada tabel 4.12, diketahui bahwa

terdapat 11 perusahaan yang terdampak negatif Covid-19

mengalami undervalued, yaitu Indonesian Paradise Property

Tbk (INPP), MNC Land Tbk (KPIG), Bekasi Fajar Industrial

Estate Tbk (BEST), Ciputra Development Tbk (CTRA),

Intiland Development Tbk (DILD), Jaya Real Property Tbk

(JRPT), Metropolitan Land Tbk (MTLA), PT Nusantara

Almazia Tbk (NZIA), Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN),

Roda Vivatex Tbk (RDTX), dan Summarecon Agung Tbk

(SMRA). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik lebih besar

dibandingan harga saham. Terdapat juga 5 perusahaan dalam

kondisi overvalued, yaitu Island Concepts Indonesia Tbk

(ICON), Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), Puradelta Lestari

Tbk (DMAS), PP Properti Tbk (PPRO), dan Pakuwon Jati

Tbk (PWON) dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil

dibandingkan dengan harga saham.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode PER

adalah membeli 11 perusahaan yang terdampak negatif

Covid-19, yaitu INPP, KPIG, BEST, CTRA, DILD, JRPT,

MTLA, NZIA, PLIN, RDTX, dan SMRA karena berada

Page 108: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

87

dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk investor yang

telah memiliki saham tersebut, maka keputusan yang tepat

adalah menambah kepimilikan saham ataupun menahan

saham tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat

di masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli

saham ICON, PZZA, DMAS, PPRO, dan PWON karena

berada dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila

investor telah memiliki saham tersebut, lebih baik menjual

saham tersebut karena ada kemungkinan harga akan jatuh.

5. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode

Dividend Discounted Model (DDM)

a. Menghitung Estimasi Dividen yang Diharapkan

Setelah menghitung tingkat pertumbuhan dividen

dan tingkat return yang diharapkan investor maka dapat

diketahui perhitungan estimasi dividen yang diharapkan

dengan mengalikan dividen terakhir yang dibagikan oleh

perusahaan dengan (1+g). Adapun estimasi dividen yang

diharapkan dari perusahaan yang terdampak positif dan

negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 24 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)

1 AGII 3.26

2 DPNS 3.07

3 EKAD 37.17

Page 109: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

88

4 INCI 21.81

5 MDKI 9.10

6 MOLI 6.04

7 SRSN 2.10

8 UNIC 184.30

9 DVLA 112.80

10 KLBF 17.66

11 MERK 143.31

12 PEHA 87.47

13 SIDO 30.65

14 TSPC 53.67

15 ASGR 5.13

16 DNET 2.04

17 LUCK 5.00

18 MLPT 118.48

19 MTDL 37.39

Rata-rata 46.34

Minimum 2.04

Maksimum 184.30

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi dividen yang

diharapkan pada tabel 4.22, diketahui bahwa tingkat rata-rata

estimasi dividen yang diharapkan dari perusahaan yang

terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 46,34. Tingkat

estimasi dividen tertinggi dimiliki oleh Unggul Indah

Cahaya Tbk (UNIC) sebesar 184,30. Tingkat estimasi

dividen terendah dimiliki oleh Indoritel Makmur

Internasional Tbk (DNET) sebesar 2,04.

Tabel 4. 25 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)

1 ICON 0.26

2 INPP 4.59

Page 110: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

89

3 KPIG 5.86

4 PZZA 28.80

5 BEST 9.03

6 CTRA 8.45

7 DILD 2.14

8 DMAS 45.02

9 JRPT 26.20

10 MTLA 6.97

11 NZIA 1.00

12 PLIN 101.30

13 PPRO 0.58

14 PWON 5.94

15 RDTX 97.51

16 SMRA 5.55

Rata-rata 21.83

Minimum 0.26

Maksimum 101.30

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi dividen yang

diharapkan pada tabel 4.23, diketahui bahwa tingkat rata-rata

estimasi dividen yang diharapkan dari perusahaan yang

terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 21,83. Tingkat

estimasi dividen tertinggi dimiliki oleh Plaza Indonesia

Realty Tbk (PLIN) sebesar 101,30. Tingkat estimasi dividen

terendah dimiliki oleh Island Concepts Indonesia Tbk

(ICON) sebesar 0,26.

b. Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend

Discounted Model (DDM)

Valuasi harga saham menggunakan metode DDM

dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga saham

dengan nilai intrinsik yang telah didapatkan dari estimasi

Page 111: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

90

dividen dibagi dengan (k-g). Perbandingan ini akan

menentukan kondisi saham tersebut apakah berada dalam

kondisi undervalued, correctly valued atau overvalued.

Adapun valuasi harga saham menggunakan metode DDM

pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-

19 sebagai berikut.

Tabel 4. 26 Valuasi Harga Saham Menggunakan

Metode Dividend Discounted Model (DDM) Pada

Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

DDM

Valuasi

1 AGII 1,360 1,365.53 Undervalued

2 DPNS 276 282.04 Undervalued

3 EKAD 1,200 1,274.44 Undervalued

4 INCI 900 981.27 Undervalued

5 MDKI 248 250.73 Undervalued

6 MOLI 1,075 1,129.85 Undervalued

7 SRSN 59 62.06 Undervalued

8 UNIC 4,780 5,243.85 Undervalued

9 DVLA 2,400 2,530.13 Undervalued

10 KLBF 1,470 1,622.70 Undervalued

11 MERK 3,230 3,560.74 Undervalued

12 PEHA 1,335 1,373.23 Undervalued

13 SIDO 795 937.14 Undervalued

14 TSPC 1,465 1,572.40 Undervalued

15 ASGR 795 815.48 Undervalued

16 DNET 3,210 3,269.65 Undervalued

17 LUCK 126 125.95 Overvalued

18 MLPT 1,120 997.76 Overvalued

19 MTDL 1,595 1,806.99 Undervalued

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham

menggunakan metode DDM pada tabel 4.24, diketahui

Page 112: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

91

bahwa terdapat 17 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19 mengalami undervalued, yaitu Aneka Gas Industri

Tbk (AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS),

Ekadharma International Tbk (EKAD), Intanwijaya

Internasional Tbk (INCI), Emdeki Utama Tbk (MDKI),

Madusari Murni Indah Tbk (MOLI), Indo Acidatama Tbk

(SRSN), Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC), Darya-Varia

Laboratoria Tbk (DVLA), Kalbe Farma Tbk (KLBF), Merck

Tbk (MERK), Phapros Tbk (PEHA), Industri Jamu dan

Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), Tempo Scan Pacific Tbk

(TSPC), Astra Graphia Tbk (ASGR), Indoritel Makmur

Internasional Tbk (DNET), dan Metrodata Electronics Tbk

(MTDL). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik lebih besar

dibandingan harga saham. Terdapat juga 2 perusahaan yang

berada pada kondisi overvalued, yaitu PT Sentral Mitra

Informatika Tbk (LUCK) dan Multipolar Technology Tbk

(MLPT) dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingkan

harga saham.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode DDM

adalah membeli 17 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19, yaitu AGII, DPNS, EKAD, INCI, MDKI, MOLI,

SRSN, UNIC, DVLA, KLBF, MERK, PEHA, SIDO, TSPC,

Page 113: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

92

ASGR, DNET, dan MTDL karena berada dalam kondisi

undervalued atau murah. Untuk investor yang telah memiliki

saham tersebut, maka keputusan yang tepat adalah

menambah kepimilikan saham ataupun menahan saham

tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat di

masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli

saham LUCK dan MLPT karena berada dalam kondisi

overvalued atau mahal. Apabila investor telah memiliki

saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut karena

ada kemungkinan harga akan jatuh.

Tabel 4. 27 Valuasi Harga Saham Menggunakan

Metode Dividend Discounted Model (DDM) Pada

Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

DDM

Valuasi

1 ICON 82 85.03 Undervalued

2 INPP 710 723.89 Undervalued

3 KPIG 143 139.64 Overvalued

4 PZZA 760 730.79 Overvalued

5 BEST 159 164.01 Undervalued

6 CTRA 1,155 1,220.49 Undervalued

7 DILD 206 220.93 Undervalued

8 DMAS 234 229.03 Overvalued

9 JRPT 560 611.31 Undervalued

10 MTLA 428 473.81 Undervalued

11 NZIA 156 156 Correctly

Valued

12 PLIN 2,450 2,506.90 Undervalued

13 PPRO 82 85.04 Undervalued

14 PWON 550 467.02 Overvalued

15 RDTX 5,300 5,742.07 Undervalued

16 SMRA 825 916.39 Undervalued

Page 114: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

93

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham

menggunakan metode DDM pada tabel 4.25, diketahui

bahwa terdapat 11 perusahaan yang terdampak negatif

Covid-19 mengalami undervalued, yaitu Island Concepts

Indonesia Tbk (ICON), Indonesian Paradise Property Tbk

(INPP), Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), Ciputra

Development Tbk (CTRA), Intiland Development Tbk

(DILD), Jaya Real Property Tbk (JRPT), Metropolitan Land

Tbk (MTLA), Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), PP

Properti Tbk (PPRO), Roda Vivatex Tbk (RDTX), dan

Summarecon Agung Tbk (SMRA). Hal ini dikarenakan nilai

intrinsik lebih besar dibandingan harga saham. Terdapat juga

4 perusahaan dalam kondisi overvalued, yaitu Putra Delta

Lestari (DMAS), MNC Land Tbk (KPIG), Sarimelati

Kencana Tbk (PZZA), dan Pakuwon Jati Tbk (PWON)

dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingkan dengan

harga saham. Serta terdapat 1 perusahaan dalam kondisi

correctly valued, yaitu PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA)

dikarenakan nilai intrinsik sama dengan harga saham.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode DDM

adalah membeli 11 perusahaan yang terdampak negatif

Page 115: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

94

Covid-19, yaitu ICON, INPP, BEST, CTRA, DILD, JRPT,

MTLA, PLIN, PPRO, RDTX, dan SMRA karena berada

dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk investor yang

telah memiliki saham tersebut, maka keputusan yang tepat

adalah menambah kepimilikan saham ataupun menahan

saham tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat

di masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli

saham DMAS, KPIG, PZZA, dan PWON karena berada

dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila investor telah

memiliki saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut

karena ada kemungkinan harga akan jatuh. Serta menahan,

tidak membeli ataupun menjual saham NZIA karena dalam

kondisi correctly valued.

6. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price

to Book Value (PBV)

a. Menghitung Price to Book Value (PBV) Ratio

PBV Ratio mengukur seberapa besar pasar

menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar PBV

Ratio menggambarkan semakin besar kepercayaan pasar

akan prospek perusahaan. PBV Ratio menunjukkan sejauh

mana perusahaan dapat menciptakan nilai perusahaan relatif

terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin besar

rasionya maka semakin besar pula nilai pasar (market value)

Page 116: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

95

dibandingkan dengan nilai buku (book value) (Darmadji &

Fakhruddin, 2001). Adapun PBV Ratio dari perusahaan yang

terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 28 PBV Ratio dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan PBV Ratio

1 AGII 1.27

2 DPNS 0.37

3 EKAD 0.96

4 INCI 0.48

5 MDKI 0.76

6 MOLI 2.33

7 SRSN 0.67

8 UNIC 0.73

9 DVLA 1.98

10 KLBF 4.04

11 MERK 2.42

12 PEHA 1.60

13 SIDO 7.35

14 TSPC 1.14

15 ASGR 0.69

16 DNET 4.87

17 LUCK 0.68

18 MLPT 2.76

19 MTDL 1.71

Rata-rata 1.94

Minimum 0.37

Maksimum 7.35

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan PBV Ratio pada tabel

4.26, diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV Ratio dari

perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah sebesar

1,94. Tingkat PBV Ratio tertinggi dimiliki oleh PT Industri

Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk sebesar 7,35. Tingkat

Page 117: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

96

PBV Ratio terendah dimiliki oleh Duta Pertiwi Nusantara

Tbk (DPNS) sebesar 0,37.

Tabel 4. 29 PBV Ratio dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan PBV Ratio

1 ICON 0.51

2 INPP 1.38

3 KPIG 0.50

4 PZZA 1.85

5 BEST 0.35

6 CTRA 1.45

7 DILD 0.42

8 DMAS 1.99

9 JRPT 1.04

10 MTLA 0.88

11 NZIA 0.69

12 PLIN 0.75

13 PPRO 1.26

14 PWON 1.85

15 RDTX 0.53

16 SMRA 1.67

Rata-rata 1.07

Minimum 0.35

Maksimum 1.99

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan PBV Ratio pada tabel

4.27, diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV Ratio dari

perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar

1,07. Tingkat PBV Ratio tertinggi dimiliki oleh Puradelta

Lestari Tbk (DMAS) sebesar 1,99. Tingkat PBV Ratio

terendah dimiliki oleh Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk

(BEST) sebesar 0,35.

Page 118: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

97

b. Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book

Value (PBV)

Valuasi harga saham menggunakan metode PBV

dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga saham

dengan nilai intrinsik yang telah didapatkan dari mengalikan

PBV perusahaan dengan PBV Ratio rata-rata industri.

Perbandingan ini akan menentukan kondisi saham tersebut

apakah berada dalam kondisi undervalued, correctly valued

atau overvalued. Adapun valuasi harga saham menggunakan

metode PBV pada perusahaan yang terdampak positif dan

negatif Covid-19 sebagai berikut.

Tabel 4. 30 Valuasi Harga Saham Menggunakan

Metode Price to Book Value (PBV) Pada Perusahaan

yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PBV

Valuasi

1 AGII 1,360 2,075.63 Undervalued

2 DPNS 276 1,464.57 Undervalued

3 EKAD 1,200 2,433.76 Undervalued

4 INCI 900 3,639.43 Undervalued

5 MDKI 248 634.86 Undervalued

6 MOLI 1,075 892.53 Overvalued

7 SRSN 59 170.90 Undervalued

8 UNIC 4,780 12,676.29 Undervalued

9 DVLA 2,400 2,343.33 Overvalued

10 KLBF 1,470 704.88 Overvalued

11 MERK 3,230 2,585.27 Overvalued

12 PEHA 1,335 1,618.82 Undervalued

13 SIDO 795 209.65 Overvalued

14 TSPC 1,465 2,480.49 Undervalued

15 ASGR 795 2,244.57 Undervalued

Page 119: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

98

16 DNET 3,210 1,275.99 Overvalued

17 LUCK 126 358.69 Undervalued

18 MLPT 1,120 785.17 Overvalued

19 MTDL 1,595 1,803.18 Undervalued

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham

menggunakan metode PBV pada tabel 4.28, diketahui bahwa

terdapat 12 perusahaan yang terdampak positif Covid-19

mengalami undervalued, yaitu Aneka Gas Industri Tbk

(AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS), Ekadharma

International Tbk (EKAD), Intanwijaya Internasional Tbk

(INCI), Emdeki Utama Tbk (MDKI), Indo Acidatama Tbk

(SRSN), Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC), Phapros Tbk

(PEHA), Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), Astra Graphia

Tbk (ASGR), PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK),

dan Metrodata Electronics Tbk (MTDL). Hal ini

dikarenakan nilai intrinsik lebih besar dibandingan harga

saham. Terdapat juga 7 perusahaan dalam kondisi

overvalued, yaitu Madusari Murni Indah Tbk (MOLI),

Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), Kalbe Farma Tbk

(KLBF), Merck Tbk (MERK), Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul Tbk (SIDO), Indoritel Makmur Internasional

Tbk (DNET), dan Multipolar Technology Tbk (MLPT)

dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingkan harga

saham.

Page 120: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

99

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode PBV

adalah membeli 12 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19, yaitu AGII, DPNS, EKAD, INCI, MDKI, SRSN,

UNIC, PEHA, TSPC, ASGR, LUCK, dan MTDL karena

berada dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk

investor yang telah memiliki saham tersebut, maka

keputusan yang tepat adalah menambah kepimilikan saham

ataupun menahan saham tersebut dengan harapan harga

saham akan meningkat di masa yang akan datang.

Selanjutnya adalah tidak membeli saham MOLI, DVLA,

KLBF, MERK, SIDO, DNET, dan MLPT karena berada

dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila investor telah

memiliki saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut

karena ada kemungkinan harga akan jatuh.

Tabel 4. 31 Valuasi Harga Saham Menggunakan

Metode Price to Book Value (PBV) Pada Perusahaan

yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PBV

Valuasi

1 ICON 82 171.18 Undervalued

2 INPP 710 550.40 Overvalued

3 KPIG 143 303.83 Undervalued

4 PZZA 760 439.14 Overvalued

5 BEST 159 484.07 Undervalued

6 CTRA 1,155 850.15 Overvalued

7 DILD 206 530.00 Undervalued

Page 121: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

100

8 DMAS 234 126.06 Overvalued

9 JRPT 560 574.90 Undervalued

10 MTLA 428 519.79 Undervalued

11 NZIA 156 241.76 Undervalued

12 PLIN 2,450 3,497.09 Undervalued

13 PPRO 82 69.71 Overvalued

14 PWON 550 318.50 Overvalued

15 RDTX 5,300 10,694.47 Undervalued

16 SMRA 825 530.29 Overvalued

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham

dengan metode PBV pada tabel 4.29, diketahui bahwa

terdapat 9 perusahaan yang terdampak negatif Covid-19

mengalami undervalued, yaitu Island Concepts Indonesia

Tbk (ICON), MNC Land Tbk (KPIG), Bekasi Fajar

Industrial Estate Tbk (BEST), Intiland Development Tbk

(DILD), Jaya Real Property Tbk (JRPT), Metropolitan Land

Tbk (MTLA), Nusantara Almazia Tbk (NZIA), Plaza

Indonesia Realty Tbk (PLIN), dan Roda Vivatex Tbk

(RDTX). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik lebih besar

dibandingan harga saham. Terdapat juga 7 perusahaan dalam

kondisi overvalued, yaitu Indonesian Paradise Property Tbk

(INPP), Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), Ciputra

Development Tbk (CTRA), Puradelta Lestari Tbk (DMAS),

Puradelta Lestari Tbk (PPRO), Pakuwon Jati Tbk (PWON),

dan Summarecon Agung Tbk (SMRA) dikarenakan nilai

intrinsik lebih kecil dibandingkan harga saham.

Page 122: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

101

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode PBV

adalah membeli 9 perusahaan yang terdampak negatif

Covid-19, yaitu ICON, KPIG, BEST, DILD, JRPT, MTLA,

NZIA, PLIN, dan RDTX karena berada dalam kondisi

undervalued atau murah. Untuk investor yang telah memiliki

saham tersebut, maka keputusan yang tepat adalah

menambah kepimilikan saham ataupun menahan saham

tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat di

masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli

saham INPP, PZZA, CTRA, DMAS, PPRO, PWON, dan

SMRA karena berada dalam kondisi overvalued atau mahal.

Apabila investor telah memiliki saham tersebut, lebih baik

menjual saham tersebut karena ada kemungkinan harga akan

jatuh.

7. Perbandingan Nilai Intrinsik Saham Metode PER, DDM, PBV

dengan Harga Saham

Perbandingan nilai intrinsik saham yang diperoleh dari

metode Price Earning Ratio (PER), Dividend Discounted Model

(DDM), dan Price to Book Value (PBV) dengan harga saham

dilakukan untuk mengetahui seberapa beda (different) dari masing-

masing nilai intrinsik dengan harga sahamnya. Adapun

perbandingan nilai intrinsik PER, DDM, dan PBV dengan harga

Page 123: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

102

saham pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-

19 adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 32 Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan

Metode PER, DDM, dan PBV dengan Harga Saham Pada

Perusahaan yang Terdampak Positif dan Negatif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham NI PER

NI

DDM NI PBV

1 AGII 1,360 1,440.66 1,365.53 2,075.63

2 DPNS 276 288.19 282.04 1,464.57

3 EKAD 1,200 1,295.49 1,274.44 2,433.76

4 INCI 900 998.02 981.27 3,639.43

5 MDKI 248 242.54 250.73 634.86

6 MOLI 1,075 1,087.72 1,129.85 892.53

7 SRSN 59 61.02 62.06 170.90

8 UNIC 4,780 5,287.38 5,243.85 12,676.29

9 DVLA 2,400 2,540.94 2,530.13 2,343.33

10 KLBF 1,470 1,700.34 1,622.70 704.88

11 MERK 3,230 3,515.82 3,560.74 2,585.27

12 PEHA 1,335 1,433.78 1,373.23 1,618.82

13 SIDO 795 937.34 937.14 209.65

14 TSPC 1,465 1,583.31 1,572.40 2,480.49

15 ASGR 795 820.75 815.48 2,244.57

16 DNET 3,210 3,280.00 3,269.65 1,275.99

17 LUCK 126 137.80 125.95 358.69

18 MLPT 1,120 1,028.83 997.76 785.17

19 MTDL 1,595 1,818.50 1,806.99 1,803.18

20 ICON 82 81.86 85.03 171.18

21 INPP 710 713.41 723.89 550.40

22 KPIG 143 157.17 139.64 303.83

23 PZZA 760 730.61 730.79 439.14

24 BEST 159 172.24 164.01 484.07

25 CTRA 1,155 1,204.53 1,220.49 850.15

26 DILD 206 227.40 220.93 530.00

27 DMAS 234 227.02 229.03 126.06

28 JRPT 560 611.24 611.31 574.90

29 MTLA 428 467.06 473.81 519.79

30 NZIA 156 156.63 156.08 241.76

31 PLIN 2,450 2,507.41 2,506.90 3,497.09

Page 124: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

103

32 PPRO 82 80.87 85.04 69.71

33 PWON 550 458.69 467.02 318.50

34 RDTX 5,300 5,935.54 5,742.07 10,694.47

35 SMRA 825 966.41 916.39 530.29

Sumber: Data Diolah, 2021

8. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test

Uji beda t-Test dalam penelitian ini untuk

membandingkan nilai harga pasar saham dengan nilai

intrinsik yang dinilai dengan metode Price Earning Ratio

(PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan Price to

Book Value (PBV).

Pedoman pengambilan keputusan dalam uji Paired

Samples T-Test berdasarkan nilai signifikansi (Sig.) hasil

output SPSS adalah sebagai berikut (Santoso, 2014):

a. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka H₀ ditolak dan Ha

diterima.

b. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka H₀ diterima dan Ha

ditolak.

Berikut adalah hasil uji paired samples t-test untuk

membandingkan nilai harga saham dengan nilai intrinsik

yang diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan PBV pada

perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19.

Page 125: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

104

Tabel 4. 33 Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai

Intrinsik Saham yang Dinilai dengan Metode PER,

DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak

Covid-19

Paired Samples Test

Paired Differences Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Pair

1

Harga

Saham

- NI

PER

-84.50057 147.48880 .002

Pair

2

Harga

Saham

- NI

DDM

-69.57971 125.07865 .002

Pair

3

Harga

Saham

- NI

PBV

-

544.5814

3

1735.9448

3

.072

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.34 di atas,

diketahui nilai Sig. (2-tailed) pada metode PER dan DDM

adalah 0,002 yang merupakan lebih kecil dari 0,05 (0,002 <

0,05), maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji Paired Samples T-Test dapat disimpulkan bahwa

H₀ ditolak Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan signifikan antara nilai intrinsik

saham dengan metode PER dan DDM terhadap harga pasar

saham perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Page 126: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

105

Covid-19, artinya dapat diambil keputusan investasi yang

tepat karena nilai intrinsik saham tidak sama dengan harga

saham. Maka dapat disimpulkan bahwa metode PER dan

DDM dapat memvaluasi harga saham dengan tepat.

Sedangkan, untuk metode PBV diketahui nilai Sig.

(2-tailed) adalah 0,072 yang merupakan lebih besar dari 0,05

(0,072 > 0,05), maka sebagaimana dasar pengambilan

keputusan dalam uji Paired Samples T-Test dapat

disimpulkan bahwa H₀ diterima Ha ditolak, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan

signifikan antara nilai intrinsik saham dengan metode PBV

terhadap harga pasar saham perusahaan yang terdampak

positif dan negatif Covid-19, artinya tidak tidak dapat

diambil keputusan investasi yang tepat karena nilai intrinsik

sama dengan harga saham. Maka dapat disimpulkan bahwa

metode PBV tidak dapat memvaluasi harga saham dengan

tepat.

b. Hasil Uji Root Mean Square Error (RMSE)

Perbandingan metode Price Earning Ratio (PER),

Dividend Discounted Model (DDM), dan Price to Book

Value (PBV) dilakukan untuk mengetahui metode manakah

yang memiliki penyimpangan paling kecil atau perhitungan

Page 127: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

106

yang paling tepat. Semakin kecil nilai RMSE menandakan

semakin kecil pula penyimpangan yang terjadi pada metode

tersebut. Adapun nilai RMSE pada metode PER, DDM, dan

PBV dari perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19 adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 34 Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada

Perusahaan yang Terdampak Positif dan Negatif Covid-

19

Perusahaan yang

Terdampak Positif

Covid-19

Perusahaan yang

Terdampak Negatif

Covid-19

Metode RMSE Metode RMSE

PER 169.46 PER 166.57

DDM 158.46 DDM 118.39

PBV 1,965.79 PBV 1,388.14

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan nilai RMSE pada

tabel 4.33, dapat diketahui bahwa nilai RMSE terkecil pada

perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19

adalah pada metode DDM, yaitu sebesar 158,46 dan 118,39.

Semakin kecil nilai RMSE maka semakin akurat pendekatan

yang digunakan. Artinya, penyimpangan nilai intrinsik

terhadap harga saham yang dimiliki metode DDM yang

paling kecil dibandingkan dengan metode PER dan PBV.

Karena itu metode yang paling akurat dan mendekati harga

pasarnya adalah metode DDM. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Cole, 2020; Hasanah &

Page 128: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

107

Rusliati, 2017; Sutjipto & Setiawan, 2020; Sutjipto et al.,

2020 yang mengatakan bahwa metode DDM lebih akurat

karena konsep DDM didasari pada dividen yang merupakan

imbal hasil dari investasi jangka panjang yang diterima oleh

investor di masa yang akan datang. Maka dapat disimpulkan

bahwa metode DDM dapat memvaluasi harga saham dengan

tepat.

c. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk

memperkuat hasil metode pengujian hipotesis menggunakan

uji beda dan RMSE.

Berikut adalah hasil uji regresi linear berganda nilai

intrinsik yang diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan

PBV pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19.

Tabel 4. 35 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada

Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang

Terdampak Covid-19

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

1 (Constant) 24.18

9

17.77

7

1.361 .184

NI PER .207 .331 .626 .536

NI DDM .737 .332 2.218 .034

Page 129: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

108

NI PBV -.015 .008 -1.815 .080

Terdampa

k

-2.545 22.50

6

-.113 .911

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.35 di atas, hasil

uji regresi linear berganda diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

𝑌 = 24,189 + 0,207(𝑃𝐸𝑅) + 0,737(𝐷𝐷𝑀) − 0,015(𝑃𝐵𝑉)

− 2,545(𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘) + 𝜀

Hasil uji regresi linear berganda mencangkup:

1) Uji F Statistik

Uji F bertujuan sebagai alat prediksi untuk

menguji seberapa besar variabel bebas mampu

menjelaskan fenomena dari variabel tak bebas (A.

Kuncoro, 2001).

Berikut adalah hasil uji F nilai intrinsik yang

diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan PBV

pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19.

Tabel 4. 36 Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM,

dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak

Covid-19

ANOVAa

Model df F Sig.

Page 130: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

109

1 Regression 4 3375.

312

.000b

Residual 30

Total 34

a. Dependent Variable: Harga Saham

b. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV,

NI DDM, NI PER

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.36 di

atas, diketahui nilai F hitung sebesar 3.375,312.

Sedangkan berdasarkan F tabel dengan n = 35 dan k

= 4, maka F tabel menunjukkan nilai 2,64. Dengan

demikian 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3.375,312 > 2,64), maka

sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji

F dapat disimpulkan bahwa H₀ ditolak Ha diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan secara simultan antara nilai

intrinsik menggunakan metode Price Earning Ratio

(PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan

Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham

pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19, yang artinya secara simultan metode PER,

DDM, dan PBV dapat memvaluasi harga saham

dengan tepat.

2) Uji t Statistik

Page 131: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

110

Uji t bertujuan sebagai alat prediksi untuk

menguji hipotesis penelitian, yaitu seberapa besar

pengaruh variabel bebas dengan variabel tak bebas

secara individu (A. Kuncoro, 2001). Hipotesis

dirumuskan sebagai berikut:

Berikut adalah hasil uji t nilai intrinsik yang

diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan PBV

pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19.

Tabel 4. 37 Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM,

dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak

Covid-19

Coefficientsa

Model

B t Sig.

1 (Constant) 24.189 1.361 .184

NI PER .207 .626 .536

NI DDM .737 2.218 .034

NI PBV -.015 -1.815 .080

Terdampak -2.545 -.113 .911

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.37 di

atas, dapat diketahui bahwa nilai n = 35 pada

signifikan 5% sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar

1,689572. Nilai Sig. metode PER adalah 0,536 yang

merupakan lebih besar dari 0,05 (0,536 > 0,05). Hasil

Page 132: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

111

perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh

nilai t hitung sebesar 0,626 yang berarti 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,626 < 1,689572) yang berarti nilai intrinsik

saham dengan metode PER tidak berpengaruh

terhadap harga saham. Maka dapat disimpulkan

bahwa metode PER tidak dapat memvaluasi harga

saham dengan tepat. Nilai Sig. metode DDM adalah

0,034 yang merupakan lebih kecil dari 0,05 (0,034 <

0,05). Hasil perhitungan pada regresi linier berganda

diperoleh nilai t hitung sebesar 2,218 yang berarti

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (2,218 > 1,689572) yang berarti nilai

intrinsik saham dengan metode DDM berpengaruh

positif terhadap harga saham, artinya apabila terjadi

kenaikan 1% dari nilai intrinsik DDM, maka harga

pasar saham akan mengalami kenaikan sebesar

0,737. Maka dapat disimpulkan bahwa metode DDM

dapat memvaluasi harga saham dengan tepat.

Nilai Sig. metode PBV adalah 0,80 yang

merupakan lebih besar dari 0,05 (0,80 > 0,05). Hasil

perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh

nilai t hitung sebesar -1,815 yang berarti 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (-1,815 < 1,689572) yang berarti nilai intrinsik

dengan metode PBV tidak berpengaruh terhadap

Page 133: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

112

harga saham. Maka dapat disimpulkan bahwa

metode PBV tidak dapat memvaluasi harga saham

dengan tepat. Nilai Sig. Terdampak adalah 0,911

yang merupakan lebih besar dari 0,05 (0,911 > 0,05).

Hasil perhitungan pada regresi linier berganda

diperoleh nilai t hitung sebesar -0,113 yang berarti

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (-0,113 < 1,689572) yang berarti

perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19 tidak berpengaruh terhadap harga saham.

3) Uji koefisien determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan

untuk mengetahui persentase pengaruh variabel

bebas terhadap perubahan variabel tak bebas. Berikut

adalah hasil uji koefisien determinasi nilai intrinsik

yang diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan

PBV pada perusahaan yang terdampak positif dan

negatif Covid-19.

Tabel 4. 38 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada

Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan

yang Terdampak Covid-19

Model Summary

Mo

del

R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

1 .999a

.998 .997 64.03705

Page 134: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

113

a. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV, NI

DDM, NI PER

Sumber: Data Diolah, 2021

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.38 di

atas, diketahui nilai adjusted R square sebesar 0,997,

artinya sebesar 99,7% harga saham dapat dijelaskan

oleh nilai intrinsik dengan metode PER, DDM, PBV

pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19. Sedangkan sisanya sebesar 0,3% harga

saham dijelaskan oleh variabel diluar model

penelitian.

C. Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji beda paired

samples t-test dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara nilai

intrinsik dengan harga saham menggunakan metode Price Earning Ratio

(PER) dan Dividend Discounted Model (DDM), yang artinya metode PER

dan DDM dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengujian hipotesis

menggunakan Root Mean Squared Error (RMSE) dapat dikatakan bahwa

nilai RMSE metode PER dan DDM tidak jauh berbeda, namun metode

DDM-lah yang memiliki penyimpangan paling kecil berdasarkan RMSE,

yang artinya metode DDM dapat memvaluasi harga saham dengan tepat.

Karena baik metode PER dan DDM tidak memiliki nilai yang cukup jauh

Page 135: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

114

maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji pendukung, yaitu

regresi linear berganda untuk memperkuat hasil pengujian hipotesis

menggunakan uji beda dan RMSE, yang menghasilkan nilai intrinsik

dengan metode Dividend Discounted Model (DDM) memiliki pengaruh

positif terhadap harga saham, yang artinya metode DDM dapat memvaluasi

harga saham dengan tepat. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan

uji beda, RMSE, dan regresi linear berganda dapat disimpulkan bahwa

metode DDM-lah yang memiliki ketepatan model dalam memvaluasi harga

saham. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Cole, 2020; Hasanah &

Rusliati, 2017; Sutjipto & Setiawan, 2020; Sutjipto et al., 2020) yang

menyatakan bahwa metode DDM lebih tepat dibandingkan metode lain

dalam memvaluasi harga saham.

Berdasarkan metode Dividend Discounted Model (DDM), adapun

saham-saham yang layak dibeli pada masa Covid-19 berdasarkan metode

DDM adalah saham dari sektor kimia, yaitu Unggul Indah Cahaya Tbk

(UNIC) karena pada masa Covid-19 ini saham-saham dari sektor kimia

mengalami peningkatan karena adanya kebutuhan akan produk petrokimia

sekeperti masker dan Alat Perlindungan Diri (APD). Saham dari sektor

farmasi, yaitu Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), Kalbe

Farma Tbk (KLBF) dan Merck Tbk (MERK) karena pada masa Covid-19

ini saham-saham dari sektor farmasi mengalami peningkatan karena adanya

kebutuhan untuk menggunakan obat-obatan baik herbal maupun kimia dan

pembuatan vaksin. Saham dari sektor teknologi, yaitu Metrodata

Page 136: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

115

Electronics Tbk (MTDL) karena pada masa Covid-19 ini saham-saham dari

sektor teknologi mengalami peningkatan karena hampir seluruh kegiatan

masyarakat dilakukan dengan berbasis teknologi, mulai dari berbelanja,

perkantoran, maupun pendidikan.

Adapun saham-saham yang tidak layak untuk dibeli pada masa

Covid-19 berdasarkan metode DDM adalah saham dari sektor Restoran,

Hotel dan Pariwisata, yaitu Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan MNC

Land (KPIG) karena pada masa Covid-19 sektor ini mengalami penurunan

paling tajam menurut Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham dari sektor

Properti dan Real Estate, yaitu Pakuwon Jati Tbk (PWON), Putra Delta

Lestari (DMAS), dan Nusantara Almazia Tbk (NZIA). Hal ini diakibatkan

karena tingkat virus Covid-19 yang semakin tinggi yang mengharuskan

Pemerintah Indonesia untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB) yang sangat berdampak pada sektor-sektor di atas.

Page 137: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

116

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan dari hasil analisis valuasi saham menggunakan metode

Price Earning Ratio (PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan Price

to Book Value (PBV) pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif

Covid-19, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian hipotesis, Price Earning Ratio (PER) tidak

dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode PER adalah

membeli 17 perusahaan yang terdampak positif Covid-19 karena

saham-saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau

murah dan tidak membeli 2 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19 karena saham-saham tersebut berada dalam kondisi

overvalued atau mahal. Selanjutnya adalah membeli 11 perusahaan

yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham tersebut

berada dalam kondisi undervalued atau murah dan tidak membeli 5

perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham

tersebut berada dalam kondisi overvalued atau mahal.

2. Berdasarkan pengujian hipotesis, Dividend Discounted Model

(DDM) dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengambilan

Page 138: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

117

keputusan investasi dengan menggunakan metode DDM adalah

membeli 17 perusahaan yang terdampak positif Covid-19 karena

saham-saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau

murah dan tidak membeli 2 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19 karena saham-saham tersebut berada dalam kondisi

overvalued atau mahal. Selanjutnya adalah membeli 11 perusahaan

yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham tersebut

berada dalam kondisi undervalued atau murah dan tidak membeli 4

perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham

tersebut berada dalam kondisi overvalued atau mahal. Serta

menahan, tidak membeli ataupun menjual saham NZIA karena

dalam kondisi correctly valued.

3. Berdasarkan pengujian hipotesis, Price to Book Value (PBV) tidak

dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengambilan

keputusan investasi dengan menggunakan metode PBV adalah

membeli 12 perusahaan yang terdampak positif Covid-19 karena

saham-saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau

murah dan tidak membeli 7 perusahaan yang terdampak positif

Covid-19 karena saham-saham tersebut berada dalam kondisi

overvalued atau mahal. Selanjutnya adalah membeli 9 perusahaan

yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham tersebut

berada dalam kondisi undervalued atau murah dan tidak membeli 7

Page 139: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

118

perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham

tersebut berada dalam kondisi overvalued atau mahal.

4. Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa metode

Dividend Discounted Model (DDM) paling tepat dalam memvaluasi

harga saham dibandingkan metode Price Earning Ratio (PER) dan

Price to Book Value (PBV).

B. Saran

Valuasi harga saham menggunakan metode Price Earning Ratio

(PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan Price to Book Value (PBV)

bukanlah satu-satunya metode dalam melakukan penilaian harga saham,

akan tetapi metode ini dapat dijadikan referensi bagi investor dalam

pengambilan keputusan investasi pada masa Covid-19. Adapun saran yang

dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebaiknya investor tidak hanya menggunakan metode PER, DDM,

dan PBV saja dalam melakukan valuasi harga saham, karena analisis

yang digunakan dalam ketiga metode tersebut merupakan hasil dari

estimasi tentang sesuatu hal yang bersifat tidak pasti dan berpotensi

mengandung kesalahan. Selain itu, valuasi harga saham

menggunakan ketiga metode tersebut hanya didasarkan pada kondisi

fundamental perusahaan yang bersifat keuangan, sehingga kurang

memperhatikan kondisi makro dan faktor-faktor lainnya. Maka

Page 140: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

119

disarankan investor menggunakan teknik analisis lainnya agar

memiliki banyak referensi yang semakin membantu dalam

pengambilan keputusan investasi yang lebih akurat.

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan

metode-metode lain dalam melakukan valuasi harga saham, seperti

metode Free Cash Flow to Firm (FCFF), Free Cash Flow to Equity

(FCFE) maupun Discount Cash Flow (DCF). Dengan tujuan untuk

melengkapi penelitian sebelumnya agar dapat menggambarkan

keadaan yang sebenarnya dalam valuasi harga saham, sehingga

investor dapat lebih cermat dalam mengambil keputusan

berinvestasi.

Page 141: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

120

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, E., & Asma, R. (2019). Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan.

Analisis Valuasi Harga Saham Dengan Price Earning Ratio, Free Cash Flow

to Equity Dan Free Cash Flow to Firm Pada Perusahaan Manufaktur, 3(2),

111–123.

Aldin, I. U. (2020). Beberapa Perusahaan Publik Kebal dan Raih Untung saat

Pandemi Covid-19. Retrieved January 6, 2021, from

https://katadata.co.id/ekarina/finansial/5ecdde5b6d588/beberapa-perusahaan-

publik-kebal-dan-raih-untung-saat-pandemi-covid-19

Alhazami, L. (2020). Valuasi Saham yang Masih Layak untuk Dikoleksi di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada Saat Pandemik Covid -19. Jurnal Ilmiah Akuntansi

Dan Keuangan (JIAK), 9(2), 139–149.

Anguera-torrell, O., Aznar-alarcón, J. P., & Vives-perez, J. (2020). COVID-19 :

hotel industry response to the pandemic evolution and to the public sector

economic measures. Tourism Recreation Research, 1–10.

https://doi.org/10.1080/02508281.2020.1826225

Asnawi, S. K., & Wijaya, C. (2005). Riset Keuangan: Pengujian-Pengujian

Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Astront, J., & Minerva, K. (2019). P / E Usage as a Tool for Share Valuation in

Global Market Conditions Historical P / E. Borneo Research Bulletin, 37, 1–

10.

Aswath Damodaran. (2002). Investment Valuation Tools and Techniques for

Determining the value of Any Asset. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Aswath Damodaran. (2006). Damodaran on Valuation: Security Analysis for

Investment and Corporate Finance (6th ed.). Hoboken: N.J: John Wiley &

Sons.

Page 142: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

121

Ayed, W. Ben, Medini, F., & Lamouchi, R. A. (2020). Stock Market under the

Global Pandemic: Evidence from Tunisia during the Early Stage of the Covid-

19 Pandemic. SRSN Electronic Journal.

https://doi.org/https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3598726

Beyaz, E., Tekiner, F., Zeng, X., & Keane, J. A. (2018). Comparing Technical and

Fundamental indicators in stock price forecasting. 2018 IEEE 20th

International Conference on High Performance Computing and

Communications; IEEE 16th International Conference on Smart City; IEEE

4th International Conference on Data Science and Systems

(HPCC/SmartCity/DSS), 1607–1613.

https://doi.org/10.1109/HPCC/SmartCity/DSS.2018.00262

Bhat, R. B., & Suresh, V. N. (2020). Inter-linkages and performance of Asian stock

markets amidst COVID 2019. International Journal of Financial Engineering,

7(3), 1–10. https://doi.org/10.1142/S2424786320500280

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi

(9th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Böni, P., & Zimmermann, H. (2020). Are Stock Prices driven by Expected Growth

rather than Discount Rates ? Evidence based on the Covid-19 crisis. SRSN

Electronic Journal, 1–26. https://doi.org/https://doi.org/10.2139/ssrn.3626959

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2018). Fundamentals of Financial Management

(14th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Carter, D., Mazumder, S., Simkins, B., & Sisneros, E. (2021). The stock price

reaction of the COVID-19 pandemic on the airline, hotel, and tourism

industries. Finance Research Letters, (1), 1–15.

https://doi.org/10.1016/j.frl.2021.102047

Chai, T., & Draxler, R. R. (2014). Root mean square error ( RMSE ) or mean

absolute error ( MAE )? – Arguments against avoiding RMSE in the literature.

Geoscientific Model Development, 7, 1247–1250.

Page 143: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

122

https://doi.org/10.5194/gmd-7-1247-2014

Chang, C., Mcaleer, M., & Wong, W. (2020). Risk and Financial Management of

COVID-19 in Business , Economics and Finance. Journal of Risk and

Financial Management, 13(102), 1–7. https://doi.org/10.3390/jrfm13050102

Charumathi, B., & Sudhakar, S. (2015). Comparing Stock Valuation Models for

Indian Bank Stocks Comparing Stock Valuation Models for Indian Bank

Stocks. International Journal of Accounting and Taxation, 2(2), 111–127.

Cole, A. (2020). Fundamental Valuation of The General Motors Company

Assessing the value in the midst of a pandemic. Norwegian School of

Economics.

Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2001). Pasar Modal Indonesia, Pendekatan

Tanya Jawab. Salemba Empat.

Dayag, A. J., & Trinidad, F. (2019). Research in Business & Social Science

Assessment of the correlation between price-earnings ratio and stock market

returns of universal banks in the Philippines. International Journal of

Research in Business and Social Science, 8(5), 172–181.

Dharmastuti, C. F. (2004). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan Terhadap

Harga Saham Perusahaan Go Publik di BEJ. Jurnal Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Atmajaya, 1(1).

Didit Herlianto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:

Wimaya Press.

Fayana, E., & Jatmiko, S. (2012). Penilaian Harga Wajar Saham Dengan

Menggunakan Metode Dividend Discount Model (DDM) Dan Metode Price

To Book Value Ratio (PBV Ratio) Pada Sektor Perbankan yang Termasuk

Saham LQ45 di BEI. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma Jakarta.

Gacus, R. B., & Hinlo, J. E. (2018). The Reliability of Constant Growth Dividend

Discount Model ( DDM ) in Valuation of Philippine Common Stocks

Page 144: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

123

International Journal of Economics &. International Journal of Economics

and Management Sciences, 7(1), 1–9. https://doi.org/10.4172/2162-

6359.1000487

Halim, A. (2005). Analisis Investasi (2nd ed.). Jakarta: Salemba.

Harijito, A. (2009). Keuangan Perilaku Menganalisis Keputusan Investor (1st ed.).

Yogyakarta: Ekonisia.

Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (11th ed.). Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

Hasanah, R. S., & Rusliati, E. (2017). Harga Saham dengan Metode Dividend

Discount Model dan Price to Book Value. Jurnal Riset Bisnis Dan

Manajemen, 10(2), 1–10.

Horan, M., & College, W. (2012). Are buybacks increasing eps? Accounting &

Taxation, 4(1), 11–24.

Huda, N., & Nasution, M. E. (2007). Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

IDX. (2021). Panduan IDX Industrial Classification.

Indrayono, Y. (2019). Predicting Returns with Financial Ratios: Evidence from

Indonesian Stock Exchange. Management Science Letters, 9, 1901–1908.

https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.6.003

Intan, T. (2009). Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share Terhadap

Harga Saham Pada Perushaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

Ju, H., Yeon, J., & Lee, S. (2021). International Journal of Hospitality Management

Impact of the COVID-19 pandemic : Evidence from the U . S . restaurant

industry. International Journal of Hospitality Management, 92, 1–7.

https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2020.102702

Kausari, I. (2019). Analisis Valuasi Harga Saham dalam Pengambilan Keputusan

Investasi di Pasar Modal Syariah, 1–103.

Page 145: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

124

Kuncoro, A. (2001). Menggunakan dan Memaknai Analisis Asumsi Klasik (1st ed.).

Bandung: Alfabeta.

Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Meythi, & Hartono, S. (2012). Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Terhadap

Harga Saham. Akurat: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7(3), 1–17.

Natalia, D., E.R, C. W., & Yulita, I. K. (2019). Stock Valuation Analysis Using The

Dividend Discount Model, Price Earning Ratio and Price to Book Valued for

Investment Decisions. Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen, 7(3), 276–285.

Natarsyah, S. (2000). Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko

Sistematik Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia,

15(3), 294–312.

Nazir, M. (1988). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Noor, M. S., & Satyawan, M. D. (2014). Analisis Penilaian Harga Wajar Saham

Studi Kasus Pada PT Multi Bintang Indonesia, Tbk. Jurnal Ilmu Manajemen,

2(3), 1095–1105.

Nugraha, D. P. (2021). Comparative Analysis of Risk and Return on Indonesian

Islamic Stock Index Different Economic Conditions. Jurnal Ekonomi Dan

Manajemen, 51–64.

Nurhaliza, S. (2020). Sembilan Sektor Paling Parah Kena Dampak, No.2 Rugi

hingga USD812 Juta. Retrieved January 6, 2021, from

https://www.idxchannel.com/infografis/sembilan-sektor-paling-parah-kena-

dampak-no2-rugi-hingga-usd812-juta

Perdana, D., Brilliand, E., & Darmawan, A. (2015). Analisis Fundamental dalam

Penilaian Harga Saham dengan Menggunakan Metode Dividend Discounted

Model dan Price Earning Ratio, 37(2), 206–211.

Prastowo, D., & Julianti, R. (2008). Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan

Aplikasi) (2nd ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Page 146: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

125

Rahmawantari, D. M., & Puspitaningtyas, A. (2019). P/E Ratio dalam Valuasi

Saham untuk Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Ekonomi Dan

Industri, 20(2), 1–10.

Salisu, A. A., Vinh, X., & Lucey, B. (2021). Research in International Business and

Finance Gold and US sectoral stocks during COVID-19 pandemic. Research

in International Business and Finance, 57, 1–11.

https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2021.101424

Santoso, S. (2014). Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Septadi, R. A., Rodhiyah, & Hidayat, W. (2013). Analisis Pengaruh Return On

Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Tingkat Inflasi Terhadap PER

(Price Earning Ratio) Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Food and

Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of

Social and Politic, 1–8.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Supriyatna, I., & Djailani, M. F. (2020). Industri Farmasi Raup Untung Besar di

Tengah Pandemi Covid-19. Retrieved January 6, 2021, from

https://www.suara.com/bisnis/2020/05/27/114012/industri-farmasi-raup-

untung-besar-di-tengah-pandemi-covid-19

Suryanto. (2016). Stock Valuation by Using Price Earning Ratio (PER) in Stock

Index LQ45. Jurnal AdBispreneur, 1(2), 137–144.

Sutjipto, E., & Setiawan, W. (2020). Accuracy of dividend discount model and p /

e ratio valuation in Indonesia stock exchange. The 3rd International

Conference on Eductaion and Social Science Research (ICESRE 2020),

(November), 1–13.

Sutjipto, E., Setiawan, W., & Ghozali, I. (2020). Determination of Intrinsic Value:

Dividend Discounted Model and Discounted Cash Flow Methods in Indonesia

Page 147: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

126

Stock Exchange. International Journal of Management (IJM), 11(11), 1842–

1852. https://doi.org/10.34218/IJM.11.11.2020.175

Tambunan, A. P. (2007). Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi (1st ed.).

Yogyakarta: Kanisius.

Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi.

Yogyakarta: Kanisius.

Thomsett, M. C. (2015). Getting Started in Stock Analysis. Hoboken, Singapore:

John Wiley Publishing.

Tiwari, R. (2016). Intrinsic value estimates and its accuracy : Evidence from Indian

manufacturing industry. Future Business Journal, 2(2), 138–151.

https://doi.org/10.1016/j.fbj.2016.10.001

Tripathi, V., & Aggarwal, P. (2018). Value effect in Indian stock market : an

empirical analysis. International Journal Public Sector Performance

Management, 4(2), 146–168.

https://doi.org/https://doi.org/10.1504/IJPSPM.2018.090735

Tryfino. (2009). Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka.

Ulfah, F. U. (2021). IDX Sektor Teknologi Naik Tajam, Investor Harus Hati-Hati.

Retrieved March 25, 2021, from

https://market.bisnis.com/read/20210129/189/1349552/warning-idx-sektor-

teknologi-naik-tajam-investor-harus-hati-hati

Willem, & Jayani. (2016). Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan

Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45 Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012. Jurnal Terapan

Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 25–46.

Willmott, C. J., & Matsuura, K. (2005). Advantages of the mean absolute error (

Page 148: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

127

MAE ) over the root mean square error ( RMSE ) in assessing average model

performance, 30, 79–82.

Yulfita, U. (2013). Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 - 2011). Jurnal EMBA, 1(3), 1089–1099.

Zeren, F., & Hizarci, A. E. (2020). THE IMPACT OF COVID-19

CORONAVIRUS ON STOCK MARKETS : EVIDENCE. Muhasebe Ve

Finans Incelemeleri Dergisi, 3(1), 78–84.

https://doi.org/10.32951/mufider.706159

Zhou, Q., & Liu, Y. (2021). The Effectiveness of the Value Investment Theory

During the COVID-19 Pandemic : Using the Heavy Asset Industry as an

Example. International Conference on Enterprise Management and Economic

Development (ICEMED 2021), 178, 211–220.

Page 149: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

128

LAMPIRAN

Lampiran 1: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

ClosingPrice 19 59 4780 1444.16

Valid N

(listwise)

19

Lampiran 2: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

ClosingPrice 16 82 5300 862.50

Valid N

(listwise)

16

Lampiran 3: Harga Saham (Closing Price) Perusahaan yang Terdampak

Positif dan Negatif Covid-19

Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19

No Emiten Closing Price No Emiten Closing Price

1 AGII 1,360 1 ICON 82

2 DPNS 276 2 INPP 710

3 EKAD 1,200 3 KPIG 143

4 INCI 900 4 PZZA 760

5 MDKI 248 5 BEST 159

6 MOLI 1,075 6 CTRA 1,155

7 SRSN 59 7 DILD 206

8 UNIC 4,780 8 DMAS 234

9 DVLA 2,400 9 JRPT 560

10 KLBF 1,470 10 MTLA 428

11 MERK 3,230 11 NZIA 156

Page 150: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

129

12 PEHA 1,335 12 PLIN 2,450

13 SIDO 795 13 PPRO 82

14 TSPC 1,465 14 PWON 550

15 ASGR 795 15 RDTX 5,300

16 DNET 3,210 16 SMRA 825

17 LUCK 126

18 MLPT 1,120

19 MTDL 1,595

Lampiran 4: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Emiten ROE (%)

1 AGII 1.78%

2 DPNS 2.59%

3 EKAD 9.21%

4 INCI 10.15%

5 MDKI 3.86%

6 MOLI 6.38%

7 SRSN 7.51%

8 UNIC 11.14%

9 DVLA 14.47%

10 KLBF 16.18%

11 MERK 20.52%

12 PEHA 12.78%

13 SIDO 29.72%

14 TSPC 11.37%

15 ASGR 3%

16 DNET 3.56%

17 LUCK 2.65%

18 MLPT 19.84%

19 MTDL 17.07%

Rata-rata 10.73%

Minimum 1.78%

Maksimum 29.72%

Page 151: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

130

Lampiran 5: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten ROE (%)

1 ICON 5.71%

2 INPP 2.84%

3 KPIG 0.58%

4 PZZA 3.35%

5 BEST 1.43%

6 CTRA 6.68%

7 DILD 5.13%

8 DMAS 13.93%

9 JRPT 13.83%

10 MTLA 12.07%

11 NZIA 0.49%

12 PLIN 5.37%

13 PPRO 4.43%

14 PWON 8.14%

15 RDTX 9.28%

16 SMRA 2.63%

Rata-rata 5.99%

Minimum 0.49%

Maksimum 13.93%

Lampiran 6: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Emiten EPS (Rp)

1 AGII 18.69

2 DPNS 19.29

3 EKAD 107.19

4 INCI 181.26

5 MDKI 12.58

6 MOLI 28.7

7 SRSN 6.46

8 UNIC 695.48

9 DVLA 170.94

10 KLBF 55.87

11 MERK 259.5

12 PEHA 109.58

13 SIDO 31.38

14 TSPC 140.76

Page 152: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

131

15 ASGR 35.42

16 DNET 23.21

17 LUCK 4.92

18 MLPT 85.8

19 MTDL 149.04

Rata-rata 112.42

Minimum 4.92

Maksimum 695.48

Lampiran 7: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten EPS (Rp)

1 ICON 8.9

2 INPP 14.46

3 KPIG 1.52

4 PZZA 13.84

5 BEST 6.41

6 CTRA 52.92

7 DILD 27.43

8 DMAS 18.22

9 JRPT 75.77

10 MTLA 55.66

11 NZIA 1.28

12 PLIN 198.26

13 PPRO 3.54

14 PWON 24.3

15 RDTX 889.38

16 SMRA 13.04

Rata-rata 87.81

Minimum 1.28

Maksimum 889.38

Lampiran 8: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Emiten DPS (Rp)

1 AGII 14.42

2 DPNS 3

3 EKAD 35

4 INCI 19.99

Page 153: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

132

5 MDKI 9

6 MOLI 5.75

7 SRSN 2

8 UNIC 89.65

9 DVLA 106.89

10 KLBF 20

11 MERK 130.01

12 PEHA 85.02

13 SIDO 12.50

14 TSPC 50

15 ASGR 5

16 DNET 11.09

17 LUCK 5

18 MLPT 133

19 MTDL 33

Rata-rata 40.54

Minimum 2

Maksimum 133

Lampiran 9: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten DPS (Rp)

1 ICON 3.13

2 INPP 4.50

3 KPIG 7.68

4 PZZA 29.72

5 BEST -7.71

6 CTRA 8

7 DILD -11.32

8 DMAS 21.00

9 JRPT 25.57

10 MTLA 6.30

11 NZIA 1.15

12 PLIN 112.51

13 PPRO 0.58

14 PWON 69.34

15 RDTX 90.01

16 SMRA -41.89

Rata-rata 19.91

Minimum -41.89

Page 154: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

133

Maksimum 112.51

Lampiran 10: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Emiten DPR (%)

1 AGII 77.16%

2 DPNS 15.55%

3 EKAD 32.65%

4 INCI 11.03%

5 MDKI 71.52%

6 MOLI 20.03%

7 SRSN 30.96%

8 UNIC 12.89%

9 DVLA 62.53%

10 KLBF 35.80%

11 MERK 50.10%

12 PEHA 77.59%

13 SIDO 39.84%

14 TSPC 35.52%

15 ASGR 14.11%

16 DNET 47.80%

17 LUCK 101.54%

18 MLPT 155.01%

19 MTDL 22.14%

Rata-rata 48.09%

Minimum 11.03%

Maksimum 155.01%

Lampiran 11: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten DPR (%)

1 ICON 35.21%

2 INPP 31.11%

3 KPIG 505.13%

4 PZZA 214.73%

5 BEST -120.21%

6 CTRA 15.12%

7 DILD -41.26%

8 DMAS 115.24%

Page 155: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

134

9 JRPT 33.75%

10 MTLA 11.32%

11 NZIA 89.83%

12 PLIN 56.75%

13 PPRO 16.43%

14 PWON 285.35%

15 RDTX 10.12%

16 SMRA -321.20%

Rata-rata 58.59%

Minimum -321.20%

Maksimum 505.13%

Lampiran 12: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Emiten PBV (Rp)

1 AGII 1,071.45

2 DPNS 756.02

3 EKAD 1,256.32

4 INCI 1,878.69

5 MDKI 327.72

6 MOLI 460.73

7 SRSN 88.22

8 UNIC 6,543.56

9 DVLA 1,209.64

10 KLBF 363.86

11 MERK 1,334.53

12 PEHA 835.64

13 SIDO 108.22

14 TSPC 1,280.44

15 ASGR 1,158.66

16 DNET 658.67

17 LUCK 185.16

18 MLPT 405.31

19 MTDL 930.81

Rata-rata 1,097.56

Minimum 88.22

Maksimum 6,543.56

Page 156: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

135

Lampiran 13: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Emiten PBV (Rp)

1 ICON 159.85

2 INPP 513.97

3 KPIG 283.72

4 PZZA 410.08

5 BEST 452.03

6 CTRA 793.88

7 DILD 494.92

8 DMAS 117.72

9 JRPT 536.85

10 MTLA 485.39

11 NZIA 225.76

12 PLIN 3,265.63

13 PPRO 65.10

14 PWON 297.42

15 RDTX 9,986.65

16 SMRA 495.19

Rata-rata 1,161.51

Minimum 65.10

Maksimum 9,986.65

Lampiran 14: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)

1 AGII 0.0041

2 DPNS 0.0219

3 EKAD 0.0620

4 INCI 0.0903

5 MDKI 0.0110

6 MOLI 0.0510

7 SRSN 0.0518

8 UNIC 0.0970

9 DVLA 0.0542

10 KLBF 0.1039

11 MERK 0.1024

12 PEHA 0.0286

13 SIDO 0.1788

14 TSPC 0.0733

Page 157: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

136

15 ASGR 0.0258

16 DNET 0.0186

17 LUCK -0.0004

18 MLPT -0.1091

19 MTDL 0.1329

Rata-rata 0.0525

Minimum -0.1091

Maksimum 0.1788

Lampiran 15: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)

1 ICON 0.0370

2 INPP 0.0196

3 KPIG -0.0235

4 PZZA -0.0384

5 BEST 0.0315

6 CTRA 0.0567

7 DILD 0.0725

8 DMAS -0.0212

9 JRPT 0.0916

10 MTLA 0.1070

11 NZIA 0.0005

12 PLIN 0.0232

13 PPRO 0.0370

14 PWON -0.1509

15 RDTX 0.0834

16 SMRA 0.1108

Rata-rata 0.0273

Minimum -0.1509

Maksimum 0.1108

Lampiran 16: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan

yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g

1 AGII 0.0065

2 DPNS 0.0327

3 EKAD 0.0912

4 INCI 0.1125

Page 158: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

137

5 MDKI 0.0473

6 MOLI 0.0564

7 SRSN 0.0857

8 UNIC 0.1322

9 DVLA 0.0988

10 KLBF 0.1148

11 MERK 0.1426

12 PEHA 0.0923

13 SIDO 0.2115

14 TSPC 0.1074

15 ASGR 0.0321

16 DNET 0.0192

17 LUCK 0.0393

18 MLPT 0.0096

19 MTDL 0.1536

Rata-rata 0.0835

Minimum 0.0065

Maksimum 0.2115

Lampiran 17: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan

yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g

1 ICON 0.0400

2 INPP 0.0259

3 KPIG 0.0185

4 PZZA 0.0010

5 BEST 0.0865

6 CTRA 0.0636

7 DILD 0.0822

8 DMAS 0.1754

9 JRPT 0.1345

10 MTLA 0.1218

11 NZIA 0.0069

12 PLIN 0.0636

13 PPRO 0.0439

14 PWON -0.1381

15 RDTX 0.1004

16 SMRA 0.1168

Rata-rata 0.0589

Minimum -0.1381

Page 159: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

138

Maksimum 0.1754

Lampiran 18: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)

1 AGII 18.77

2 DPNS 19.71

3 EKAD 113.84

4 INCI 197.63

5 MDKI 12.72

6 MOLI 30.16

7 SRSN 6.79

8 UNIC 762.97

9 DVLA 180.21

10 KLBF 61.67

11 MERK 286.07

12 PEHA 112.72

13 SIDO 36.99

14 TSPC 151.08

15 ASGR 36.33

16 DNET 23.64

17 LUCK 4.92

18 MLPT 76.44

19 MTDL 168.85

Rata-rata 121.13

Minimum 4.92

Maksimum 762.97

Lampiran 19: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor

dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)

1 ICON 9.23

2 INPP 14.74

3 KPIG 1.48

4 PZZA 13.31

5 BEST 6.61

6 CTRA 55.92

7 DILD 29.42

8 DMAS 17.83

Page 160: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

139

9 JRPT 82.71

10 MTLA 61.62

11 NZIA 1.28

12 PLIN 202.86

13 PPRO 3.67

14 PWON 20.63

15 RDTX 963.56

16 SMRA 14.48

Rata-rata 93.71

Minimum 1.28

Maksimum 963.56

Lampiran 20: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan PER

1 AGII 76.77

2 DPNS 14.62

3 EKAD 11.38

4 INCI 5.05

5 MDKI 19.07

6 MOLI 36.06

7 SRSN 8.98

8 UNIC 6.93

9 DVLA 14.10

10 KLBF 27.57

11 MERK 12.29

12 PEHA 12.72

13 SIDO 25.34

14 TSPC 10.48

15 ASGR 22.59

16 DNET 138.74

17 LUCK 28.02

18 MLPT 13.46

19 MTDL 10.77

Rata-rata 26.05

Minimum 5.05

Maksimum 138.74

Page 161: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

140

Lampiran 21: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan PER

1 ICON 8.87

2 INPP 48.39

3 KPIG 105.89

4 PZZA 54.90

5 BEST 26.05

6 CTRA 21.54

7 DILD 7.73

8 DMAS 12.73

9 JRPT 7.39

10 MTLA 7.58

11 NZIA 122.31

12 PLIN 12.36

13 PPRO 22.03

14 PWON 22.23

15 RDTX 6.16

16 SMRA 66.72

Rata-rata 34.56

Minimum 6.16

Maksimum 122.31

Lampiran 22: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning

Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PER

Valuasi

1 AGII 1,360 1,440.66 Undervalued

2 DPNS 276 288.19 Undervalued

3 EKAD 1,200 1,295.49 Undervalued

4 INCI 900 998.02 Undervalued

5 MDKI 248 242.54 Overvalued

6 MOLI 1,075 1,087.72 Undervalued

7 SRSN 59 61.02 Undervalued

8 UNIC 4,780 5,287.38 Undervalued

9 DVLA 2,400 2,540.94 Undervalued

10 KLBF 1,470 1,700.34 Undervalued

11 MERK 3,230 3,515.82 Undervalued

12 PEHA 1,335 1,433.78 Undervalued

Page 162: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

141

13 SIDO 795 937.34 Undervalued

14 TSPC 1,465 1,583.31 Undervalued

15 ASGR 795 820.75 Undervalued

16 DNET 3,210 3,280.00 Undervalued

17 LUCK 126 137.80 Undervalued

18 MLPT 1,120 1,028.83 Overvalued

19 MTDL 1,595 1,818.50 Undervalued

Lampiran 23: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning

Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PER

Valuasi

1 ICON 82 81.86 Overvalued

2 INPP 710 713.41 Undervalued

3 KPIG 143 157.17 Undervalued

4 PZZA 760 730.61 Overvalued

5 BEST 159 172.24 Undervalued

6 CTRA 1,155 1,204.53 Undervalued

7 DILD 206 227.40 Undervalued

8 DMAS 234 227.02 Overvalued

9 JRPT 560 611.24 Undervalued

10 MTLA 428 467.06 Undervalued

11 NZIA 156 156.63 Undervalued

12 PLIN 2,450 2,507.41 Undervalued

13 PPRO 82 80.87 Overvalued

14 PWON 550 458.69 Overvalued

15 RDTX 5,300 5,935.54 Undervalued

16 SMRA 825 966.41 Undervalued

Lampiran 24: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang

Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)

1 AGII 3.26

2 DPNS 3.07

3 EKAD 37.17

4 INCI 21.81

5 MDKI 9.10

6 MOLI 6.04

Page 163: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

142

7 SRSN 2.10

8 UNIC 184.30

9 DVLA 112.80

10 KLBF 17.66

11 MERK 143.31

12 PEHA 87.47

13 SIDO 30.65

14 TSPC 53.67

15 ASGR 5.13

16 DNET 2.04

17 LUCK 5.00

18 MLPT 118.48

19 MTDL 37.39

Rata-rata 46.34

Minimum 2.04

Maksimum 184.30

Lampiran 25: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang

Terdampak Negatif Covid-19

No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)

1 ICON 0.26

2 INPP 4.59

3 KPIG 5.86

4 PZZA 28.80

5 BEST 9.03

6 CTRA 8.45

7 DILD 2.14

8 DMAS 45.02

9 JRPT 26.20

10 MTLA 6.97

11 NZIA 1.00

12 PLIN 101.30

13 PPRO 0.58

14 PWON 5.94

15 RDTX 97.51

16 SMRA 5.55

Rata-rata 21.83

Minimum 0.26

Maksimum 101.30

Page 164: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

143

Lampiran 26: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend

Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-

19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

DDM

Valuasi

1 AGII 1,360 1,365.53 Undervalued

2 DPNS 276 282.04 Undervalued

3 EKAD 1,200 1,274.44 Undervalued

4 INCI 900 981.27 Undervalued

5 MDKI 248 250.73 Undervalued

6 MOLI 1,075 1,129.85 Undervalued

7 SRSN 59 62.06 Undervalued

8 UNIC 4,780 5,243.85 Undervalued

9 DVLA 2,400 2,530.13 Undervalued

10 KLBF 1,470 1,622.70 Undervalued

11 MERK 3,230 3,560.74 Undervalued

12 PEHA 1,335 1,373.23 Undervalued

13 SIDO 795 937.14 Undervalued

14 TSPC 1,465 1,572.40 Undervalued

15 ASGR 795 815.48 Undervalued

16 DNET 3,210 3,269.65 Undervalued

17 LUCK 126 125.95 Overvalued

18 MLPT 1,120 997.76 Overvalued

19 MTDL 1,595 1,806.99 Undervalued

Lampiran 27: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend

Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-

19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

DDM

Valuasi

1 ICON 82 85.03 Undervalued

2 INPP 710 723.89 Undervalued

3 KPIG 143 139.64 Overvalued

4 PZZA 760 730.79 Overvalued

5 BEST 159 164.01 Undervalued

6 CTRA 1,155 1,220.49 Undervalued

7 DILD 206 220.93 Undervalued

8 DMAS 234 229.03 Overvalued

Page 165: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

144

9 JRPT 560 611.31 Undervalued

10 MTLA 428 473.81 Undervalued

11 NZIA 156 156 Correctly Valued

12 PLIN 2,450 2,506.90 Undervalued

13 PPRO 82 85.04 Undervalued

14 PWON 550 467.02 Overvalued

15 RDTX 5,300 5,742.07 Undervalued

16 SMRA 825 916.39 Undervalued

Lampiran 28: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode Perusahaan PBV Ratio

1 AGII 1.27

2 DPNS 0.37

3 EKAD 0.96

4 INCI 0.48

5 MDKI 0.76

6 MOLI 2.33

7 SRSN 0.67

8 UNIC 0.73

9 DVLA 1.98

10 KLBF 4.04

11 MERK 2.42

12 PEHA 1.60

13 SIDO 7.35

14 TSPC 1.14

15 ASGR 0.69

16 DNET 4.87

17 LUCK 0.68

18 MLPT 2.76

19 MTDL 1.71

Rata-rata 1.94

Minimum 0.37

Maksimum 7.35

Lampiran 29: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-

19

No Kode Perusahaan PBV Ratio

1 ICON 0.51

2 INPP 1.38

Page 166: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

145

3 KPIG 0.50

4 PZZA 1.85

5 BEST 0.35

6 CTRA 1.45

7 DILD 0.42

8 DMAS 1.99

9 JRPT 1.04

10 MTLA 0.88

11 NZIA 0.69

12 PLIN 0.75

13 PPRO 1.26

14 PWON 1.85

15 RDTX 0.53

16 SMRA 1.67

Rata-rata 1.07

Minimum 0.35

Maksimum 1.99

Lampiran 30: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book

Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PBV

Valuasi

1 AGII 1,360 2,075.63 Undervalued

2 DPNS 276 1,464.57 Undervalued

3 EKAD 1,200 2,433.76 Undervalued

4 INCI 900 3,639.43 Undervalued

5 MDKI 248 634.86 Undervalued

6 MOLI 1,075 892.53 Overvalued

7 SRSN 59 170.90 Undervalued

8 UNIC 4,780 12,676.29 Undervalued

9 DVLA 2,400 2,343.33 Overvalued

10 KLBF 1,470 704.88 Overvalued

11 MERK 3,230 2,585.27 Overvalued

12 PEHA 1,335 1,618.82 Undervalued

13 SIDO 795 209.65 Overvalued

14 TSPC 1,465 2,480.49 Undervalued

15 ASGR 795 2,244.57 Undervalued

16 DNET 3,210 1,275.99 Overvalued

17 LUCK 126 358.69 Undervalued

Page 167: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

146

18 MLPT 1,120 785.17 Overvalued

19 MTDL 1,595 1,803.18 Undervalued

Lampiran 31: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book

Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham

Nilai

Intrinsik

PBV

Valuasi

1 ICON 82 171.18 Undervalued

2 INPP 710 550.40 Overvalued

3 KPIG 143 303.83 Undervalued

4 PZZA 760 439.14 Overvalued

5 BEST 159 484.07 Undervalued

6 CTRA 1,155 850.15 Overvalued

7 DILD 206 530.00 Undervalued

8 DMAS 234 126.06 Overvalued

9 JRPT 560 574.90 Undervalued

10 MTLA 428 519.79 Undervalued

11 NZIA 156 241.76 Undervalued

12 PLIN 2,450 3,497.09 Undervalued

13 PPRO 82 69.71 Overvalued

14 PWON 550 318.50 Overvalued

15 RDTX 5,300 10,694.47 Undervalued

16 SMRA 825 530.29 Overvalued

Lampiran 32: Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan Metode PER,

DDM, dan PBV dengan Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdampak

Positif dan Negatif Covid-19

No Kode

Perusahaan

Harga

Saham NI PER

Dif

(%) NI DDM

Dif

(%) NI PBV

Dif

(%)

1 AGII 1,360 1,440.66 6% 1,365.53 0.4% 2,075.63 34%

2 DPNS 276 288.19 4% 282.04 2% 1,464.57 81%

3 EKAD 1,200 1,295.49 7% 1,274.44 6% 2,433.76 51%

4 INCI 900 998.02 10% 981.27 8% 3,639.43 75%

5 MDKI 248 242.54 -2% 250.73 1% 634.86 61%

6 MOLI 1,075 1,087.72 1% 1,129.85 5% 892.53 -20%

7 SRSN 59 61.02 3% 62.06 5% 170.90 65%

8 UNIC 4,780 5,287.38 10% 5,243.85 9% 12,676.29 62%

Page 168: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

147

9 DVLA 2,400 2,540.94 6% 2,530.13 5% 2,343.33 -2%

10 KLBF 1,470 1,700.34 14% 1,622.70 9% 704.88 -109%

11 MERK 3,230 3,515.82 8% 3,560.74 9% 2,585.27 -25%

12 PEHA 1,335 1,433.78 7% 1,373.23 3% 1,618.82 18%

13 SIDO 795 937.34 15% 937.14 15% 209.65 -279%

14 TSPC 1,465 1,583.31 7% 1,572.40 7% 2,480.49 41%

15 ASGR 795 820.75 3% 815.48 3% 2,244.57 65%

16 DNET 3,210 3,280.00 2% 3,269.65 2% 1,275.99 -152%

17 LUCK 126 137.80 9% 125.95 -0.04% 358.69 65%

18 MLPT 1,120 1,028.83 -9% 997.76 -12% 785.17 -43%

19 MTDL 1,595 1,818.50 12% 1,806.99 12% 1,803.18 12%

20 ICON 82 81.86 -0.2% 85.03 4% 171.18 52%

21 INPP 710 713.41 0.5% 723.89 2% 550.40 -29%

22 KPIG 143 157.17 9% 139.64 -2% 303.83 53%

23 PZZA 760 730.61 -4% 730.79 -4% 439.14 -73%

24 BEST 159 172.24 8% 164.01 3% 484.07 67%

25 CTRA 1,155 1,204.53 4% 1,220.49 5% 850.15 -36%

26 DILD 206 227.40 9% 220.93 7% 530.00 61%

27 DMAS 234 227.02 -3% 229.03 -2% 126.06 -86%

28 JRPT 560 611.24 8% 611.31 8% 574.90 3%

29 MTLA 428 467.06 8% 473.81 10% 519.79 18%

30 NZIA 156 156.63 0.4% 156.08 0% 241.76 35%

31 PLIN 2,450 2,507.41 2% 2,506.90 2% 3,497.09 30%

32 PPRO 82 80.87 -1% 85.04 4% 69.71 -18%

33 PWON 550 458.69 -20% 467.02 -18% 318.50 -73%

34 RDTX 5,300 5,935.54 11% 5,742.07 8% 10,694.47 50%

35 SMRA 825 966.41 15% 916.39 10% 530.29 -56%

Lampiran 33: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada Perusahaan yang

Terdampak Positif dan Negatif Covid-19

Perusahaan yang Terdampak

Positif Covid-19

Perusahaan yang Terdampak

Negatif Covid-19

Metode RMSE Metode RMSE

PER 169.46 PER 166.57

DDM 158.46 DDM 118.39

PBV 1,965.79 PBV 1,388.14

Page 169: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

148

Lampiran 34: Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai Intrinsik Saham

yang Dinilai dengan Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang

Terdampak Covid-19

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-

tailed)

Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Harga

Saham - NI

PER

-

84.500

57

147.488

80

24.93016 -

135.1647

5

-

33.83640

-

3.38

9

34 .002

Pair 2 Harga

Saham - NI

DDM

-

69.579

71

125.078

65

21.14215 -

112.5457

3

-

26.61370

-

3.29

1

34 .002

Pair 3 Harga

Saham - NI

PBV

-

544.58

143

1735.94

483

293.4282

3

-

1140.899

34

51.73648 -

1.85

6

34 .072

Lampiran 35: Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Metode PER, DDM,

dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 24.189 17.777 1.361 .184

NI PER .207 .331 .228 .626 .536

NI DDM .737 .332 .799 2.218 .034

NI PBV -.015 .008 -.032 -1.815 .080

Terdampak -2.545 22.506 -.001 -.113 .911

a. Dependent Variable: Harga Saham

Lampiran 36: Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada

Perusahaan yang Terdampak Covid-19

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Page 170: ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

149

1 Regression 55365158.364 4 13841289.591 3375.3

12

.000b

Residual 123022.321 30 4100.744

Total 55488180.686 34

a. Dependent Variable: Harga Saham

b. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV, NI DDM, NI PER

Lampiran 37: Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada

Perusahaan yang Terdampak Covid-19

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardize

d

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 24.189 17.777 1.361 .184

NI PER .207 .331 .228 .626 .536

NI DDM .737 .332 .799 2.218 .034

NI PBV -.015 .008 -.032 -

1.815

.080

Terdampak -2.545 22.506 -.001 -.113 .911

a. Dependent Variable: Harga Saham

Lampiran 38: Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada Metode PER, DDM, dan

PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .999a .998 .997 64.03705

a. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV, NI DDM, NI

PER