12
Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1998 ANALISIS GENDER PADA USAHA TERNAK PERAH SRI WAHYUNI Barai Penelitian Temak, P .O. Box 221, Bogor 16002 ABSTRAK Untuk mendapatkan teknologi tepat guna bagi pengembangan usaha ternak sapi perah, dilapokan wawancara terhadap 240 peternak sapi perah rakyat di Desa Cibogo, Cikole clan Pagerwangi Kecamatan Lembang, Bandung, Jawa Barat selama bulan Mei sampai Juni 1996 . Jumlah sampel seluruhnya 240 inclividu, data dianalisis secara kuantitatif clan kualitatif mengacu kepada kerangaka analisis gender, disajikan secara deskriptif . Hasilnya, peternak mengalokasikan sebagian besar waktunya pada kegiatan produktif tenltama pada usaha ternak sapi perah . Dalam kegiatan rutin usaha sapi perah, suami mencuralikan waktu 7,3 jam/hari ; istri 2,7 jam/hari namun mereka sering merupakan orang pertama adanya ternak sakit clan birahi sedangkan anak mencurahkan waktu 1,5 jam per hari, istri lebih banyak mengerjakan pekerjaan reproduktif (rumah tangga) ; (3,5%) sedangkan suami 0,5 jam per hari . Kegiatan sosial di lokasi penelitian terbatas pada pertemuan kelompok clan keagamaan . Suami clan istri rnempunyai akses dan kontrol yang setara terhadap sapi clan peralatan usaha ternak naIntin hanya suami yang diikutsertakan dalam penyuluhan . Produksi susu sapi 10 - 12 liter/ekor/hari akibat rendahnya efisiensi clan efektivitas usaha . Untuk memperbaiki kondisi ini pengetahuan peternak (suatni clan istri) tentang penggunaan konsentrat analisis ekonomi usaha, servis IB clan pertolongan pertaina pada ternak sakit perlu diberikan (melalui penyuluhan yang diaclakan di masing-masing desa) . Hal ini bisa dicapai hanya jika beban kerja berat mereka difngankan terlebih dahulu dengan Inenerapkan teknologi tenltama dalam hal pakan (misalnya pembuatan hay atau silase, alat pemotong rumput sederhana clan pengemasan konsentrat yang beratnya 10 kg) clan pemerahan susu (alat pemerah sederhana) . Kata kunci : Gender, usaha ternak perah PENDAHULUAN Populasi wanita di Indonesia melebihi jumlah pria yaitu ruencapai 51% dan cenderung meningkat setiap tahunnya, sebagian besar (66%) mereka hidup di pedesaan dan bekerja di sektor pertanian . Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektor pertanian dan akan tents bertambah sampai 41,3 juta pada talitin 2000 . Oleh karena itu tingkat partisipasinya di dalarn tenaga kerja juga meningkat yaitu 46% talnin 1980, 54% tahun 1990 dan 64% tahun 1996 (BPS, 1996) . Di sisi lain terjadi kerusakan lahan dan inenyempitnya lahan pertanian telah dilaporkan sehingga mendorong pemerintah Indonesia untuk metupersiapkan wanita menjadi tenaga kerja . BAHARsYAH (1997) menyatakan bahwa di dalam pembangunan pertanian, perlu lebih banyak perhatian ditujukan untuk memberdayakan sumberdaya wanita, lebih jauh SOEGANDI (1997) menekankan bahwa perempuan sebagai bagian dari sumberdaya manusia perlu diberdayakan supaya tidak menjadi beban bagi negara . MOERPRATOMO (1992) mengemukan bahwa diversifikasi pertanian melalui integrasi peternakan ke dalam usahatani mentpakan usaha efektif. Akan tetapi masili terclapat sejumlah masalah clan hambatan di dalam memajukan usaha peternakan . Masalah utama adalah kekurangan teknologi dengan akibat rendahnya produktivitas disertai sistem pemasaran yang tidak efisien dan kurang terorganisasi (SOEIIADJI, 1991) . Menunit GBHN strategi pembangunan peternakan hanis diaralikan kepada peternak kecil yang mentiliki ciri-ciri selnua 631

ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

SeminarNasionalPeternakan don Veteriner 1998

ANALISIS GENDER PADA USAHA TERNAK PERAH

SRI WAHYUNI

Barai Penelitian Temak, P.O. Box 221, Bogor 16002

ABSTRAK

Untuk mendapatkan teknologi tepat guna bagi pengembangan usaha ternak sapi perah,dilapokan wawancara terhadap 240 peternak sapi perah rakyat di Desa Cibogo, Cikole clanPagerwangi Kecamatan Lembang, Bandung, Jawa Barat selama bulan Mei sampai Juni 1996 .Jumlah sampel seluruhnya 240 inclividu, data dianalisis secara kuantitatif clan kualitatif mengacukepada kerangaka analisis gender, disajikan secara deskriptif. Hasilnya, peternak mengalokasikansebagian besar waktunya pada kegiatan produktif tenltama pada usaha ternak sapi perah . Dalamkegiatan rutin usaha sapi perah, suami mencuralikan waktu 7,3 jam/hari ; istri 2,7 jam/hari namunmereka sering merupakan orang pertama adanya ternak sakit clan birahi sedangkan anakmencurahkan waktu 1,5 jam per hari, istri lebih banyak mengerjakan pekerjaan reproduktif (rumahtangga) ; (3,5%) sedangkan suami 0,5 jam per hari . Kegiatan sosial di lokasi penelitian terbataspada pertemuan kelompok clan keagamaan . Suami clan istri rnempunyai akses dan kontrol yangsetara terhadap sapi clan peralatan usaha ternak naIntin hanya suami yang diikutsertakan dalampenyuluhan . Produksi susu sapi 10 - 12 liter/ekor/hari akibat rendahnya efisiensi clan efektivitasusaha . Untuk memperbaiki kondisi ini pengetahuan peternak (suatni clan istri) tentang penggunaankonsentrat analisis ekonomi usaha, servis IB clan pertolongan pertaina pada ternak sakit perludiberikan (melalui penyuluhan yang diaclakan di masing-masing desa) . Hal ini bisa dicapai hanyajika beban kerja berat mereka difngankan terlebih dahulu dengan Inenerapkan teknologi tenltamadalam hal pakan (misalnya pembuatan hay atau silase, alat pemotong rumput sederhana clanpengemasan konsentrat yang beratnya 10 kg) clan pemerahan susu (alat pemerah sederhana) .

Kata kunci : Gender, usaha ternak perah

PENDAHULUAN

Populasi wanita di Indonesia melebihi jumlah pria yaitu ruencapai 51% dan cenderungmeningkat setiap tahunnya, sebagian besar (66%) mereka hidup di pedesaan dan bekerja di sektorpertanian . Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektor pertanian dan akan tents bertambahsampai 41,3 juta pada talitin 2000 . Oleh karena itu tingkat partisipasinya di dalarn tenaga kerjajuga meningkat yaitu 46% talnin 1980, 54% tahun 1990 dan 64% tahun 1996 (BPS, 1996) . Di sisilain terjadi kerusakan lahan dan inenyempitnya lahan pertanian telah dilaporkan sehinggamendorong pemerintah Indonesia untuk metupersiapkan wanita menjadi tenaga kerja . BAHARsYAH(1997) menyatakan bahwa di dalam pembangunan pertanian, perlu lebih banyak perhatianditujukan untuk memberdayakan sumberdaya wanita, lebih jauh SOEGANDI (1997) menekankanbahwa perempuan sebagai bagian dari sumberdaya manusia perlu diberdayakan supaya tidakmenjadi beban bagi negara . MOERPRATOMO (1992) mengemukan bahwa diversifikasi pertanianmelalui integrasi peternakan ke dalam usahatani mentpakan usaha efektif. Akan tetapi masiliterclapat sejumlah masalah clan hambatan di dalam memajukan usaha peternakan . Masalah utamaadalah kekurangan teknologi dengan akibat rendahnya produktivitas disertai sistem pemasaranyang tidak efisien dan kurang terorganisasi (SOEIIADJI, 1991) . Menunit GBHN strategipembangunan peternakan hanis diaralikan kepada peternak kecil yang mentiliki ciri-ciri selnua

631

Page 2: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

kegiatan

dikerjakan oleh keluarga (suami, istri, anak-anak) dan keterampilan rendah dengan alat

yang

sederhana

.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pengembangan peternakan hendaknya

ditempuh

melalui peningkatan pengetahuaan peternak disertai introduksi teknologi tepat guna

.

Tulisan

ini menyoroti pengembangan peternakan sapi perah karena kebutuhan susu terus

meningkat

sejalan dengan pertumbuhan dan perbaikan kesejahteraan secara nasional

.

Pada tahun

2000

perkiraan jumlah penduduk sekitar 212

.7

juta clan konsumsi susu per kapita 9 - 7 kg

sementara

Indonesia hanya menyediakan 15% total konsumsi tersebut (SENDJAJA et al

.,

1996)

.Karena

itu pemerintah Indonesia melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produksi susu

CHAi

et al

.

(1996) melaporkan bahwa pada dasarnya terdapat dua tujuan utama pembangunan

peternakan

sapi perah yaitu (1) untuk mencapai swasembada produksi susu clan (2) untuk

meningkatkan

kesempatan kerja dan pendapatan bagi masyarakat pedesaan

.

Tujuan studi ini

adalah

mencari teknologi tepat guna dalam usaha peternakan sapi perah rakyat

.

Kerangka

pemikiran teoritis

Untuk

inenyusun program pembangunan teknologi tepat guna clan nieningkatkan

pengetahuan

peternak, perlu diawali dengan identifikasi pemeran utama di dalam kegiatan

peternakan

(siapa lakukan apa, kapan, bagaimana dan mengapa)

.

Hasil identifikasi tersebut

digunakan

untuk menentukan bagaimana pembangunan dilaksanakan yaitu jenis teknologi yang

dibutuhkan

kepada siapa teknologi tersebut diberikan, waktu yang tepat clan terapat yang terbaik

untuk

penyampaian teknologi tersebut

.

1 .

Pro6l

kegiatan untuk menjawab siapa dan melakukan apa

.2 .

Profil

akses dan kontrol untuk mengetahui siapa yang melniliki akses clan kontrol terhadap

sumberdaya

clan keuntungan

.3 .

Faktor yang melnpengaruhi kegiatan, akses clan kontrol untuk menjawab bagaimana dar

mengapa

(KERSTAN, 1993)

.

1 .

Mendesain

program yang dapat membedakan berbagai peranan, interest clan kebutuhan laki

laki

dan wanita

.2 .

Meningkatkan

peranan produktif dari wanita tanpa nlenalnball beban mereka

.3 .

Menciptakan proyek yang mendorong kelnitraan antara laki-laki dan wanita di dalan

menentukan

masa depan mereka

.

Kedua

metode di atas sesuai untuk melnperoleh informasi yang diperlukan seperti yan)

tertera

pada tujuan studi ini

.

Hal ini juga sesuai dengan anjuran/hasil penelitian SYARIEF (1997

dan

BAHARsYAH (1997) yang menekankan pentingnya penerapan analisis gender di dalall

pembangunan

pertanian

.

Presurvai

Lokasi :

Kabupaten Bandung Jawa Barat, karena beberapa perthubangan yaitu terdapat Kec

Lembang

yang merupakan daerah pengllasll susu yang penting di Indonesia clan terdap,

sejunilah

institusi yang berhubungan dengan pengembangan peternakan yaitu BIB, BPI

63 2

Seminar

NosionalPeternakan dan Veteriner 1998

METODOLOGI

Analisis

gender adalah metode penelitian untuk identifikasi

Sementara

FAO dan IIRR (1995) menekankan bahwa analisis gender menolong dalam

Page 3: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

Pertemuan

Survai

SeminarNasionalPeternakan dan Peteriner 1998

HMT dan KPSBU. Infrastruktur yang tersedia juga cukup memadai untuk menunjangpengembangan tersebut .

1 . Pertemuan institusional dilakukan untuk memperoleh arahan, informasi, datasekunder, hal-hal teknis untuk studi tersebut .

2 . Pertemuan kelompok tani dan informasi kunci untuk melaksanakan PPWS(Pemahaman Pedesaan Waktu Singkat) tentang usaha sapi perah

Berdasarkan hasil kegiatan presurvai dan kerangka analisis gender (kegiatan, akses-kontroldan profil analisis faktor) menurut KERSTAN (l993), disusun daftar pertanyaan untuk pedomanwawancara, survai dilakukan dari tanggal 13 Mei-14 Juni 1996 oleh 5 peneliti dari berbagaidisiplin Hum yaitu Sosiologi pedesaan, Pemuliaan ternak, Ekonomi pertanian clan Lingkungan .

Sampel

Air merupakan faktor penentu dalam usaha ternak sapi perah (SUPRIAT, 1994) karena ituketersediaan air merupakan kriteria yang penting didalam memifh desa yang mewakili lokasistudi . Berdasarkan ketersedian air dipilill 3 desa yaitu Cikole, Cibogo dan Pagerwangi . Dari tigadesa dipilih 40 rumah tangga secara acak, di mana suami diwawancara secara terpisah olehpeneliti laki-laki dan istri olell peneliti wanita, dengan menggunakan pedoman wawancara yangsama sehingga total sampel adalah 240 individu .

Karakteristik rumah tangga

Indentitas responden

Suami dan istri di semua desa berusia produktif (34-43 tahun), sebagian besar merekamemiliki analc berusia dewasa yang biasanya terlibat di dalam peternakan sapi perah . Sebagianbesar berpendidikan sekolah dasar clan karena itu dapat berballasa Indonesia . Dengan pemilikantenaga kerja keluarga dan lahan (Tabel 1) mereka mampu memelillara rata-rata 5,8-6,7 ekor (Tabel2), terdiri dari 2 betina yang sedang diperah, di mana Desa Pagerwangi rata-rata pemilikan sapipaling tinggi . Pengalaman memelihara sapi bervariasi antara 2-25 tahun (sejak KPSBU berdiritahun 1971) dan sebagaian besar sudah berpengalaman 5 - 10 talum . Dengan pengalaman tersebut,produksi rata-rata per sapi 10 - 12 liter yang berarti mereka tergolong peternak biasa (Tabel 3) .Menyadari produksinya yang rendah, sebagian besar peternak berpendapat bahwa untuk dapatmemenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka perlu memiliki lebih banyak sapi di mana jumlahoptimum sapi yang sedang laktasi 3 ekor (Tabel 4) . Kenyataannya sapi perah merupakan sumberpenghasilan utama bagi petani di semua desa (Tabel 5) .

Kondisi hidup

Lebih dari 90% peternak memiliki rumah permanen beratap genteng dengan Was lantai 46-57 mZ sebagian besar berlantai semen dan sebagian lagi berlantai keramik . Semua rumah peternakberlistrik dan untuk memasak mereka menggunakan minyak tanah, disamping kayu sebagai bahanbakar untuk memasak . Alat konnmikasi yang dimiliki adalah radio dan televisi, dimiliki olell

633

Page 4: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner 1998

sebagin besar mereka . Wanita di semua desa lebih senang mendengar berita clan hiburan di radio

dan televisi sementra laki-laki mendengar juga penyuluhan pertanian clan kesehatan disamping

hiburan . Sumber air untuk keluarga berada di masing-masing desa yaitu di Cikole menggunakan

air dari pipa berasal dari reservoir untuk minum clan mencuci di kamar mandi pribadi, tetapi di

Cibogo dan Pagerwangi hanya sebagian menggunakan air dari pipa sementara sebagian besar

mengambil air dari mata air atau sumur .

Tabel 1 .

Rata-rata leas lahan (M) yang dimiliki peternak sapi perah di Kecamatan Lembang, Bandungtahun 1995

Tabel2 .

Rata-rata jumlah temak sapi perah (ekor) yang dipelihara petani di Kecamatan Lembang,Bandung tahun 1995, menunit laporan suami dan istri

Desa

Kriteria

Cikole (n=37)

Cibogo (n=41)

Pagerwangi (n=42)

HR WR HR WR HR WR

Berproduksi

2,2 2,1 2,0 2,1 2,7 2,4

Induk-

1,5 1,4

1,4

1,5

1,3

1,5

Jantan muda

1,2

1,1

1,2

1,3

1,4

1,4

Betina muda

1,4

1,2

1,3

1,3

1,3

1,3

Total

6,1 5,8 5,9 6,2

6,7

6,6

Tabel 3 .

Rata-rata produksi susu (1) sapi perah di Kecamatan Lembang, Bandung tahun 1995

Desa

Kriteria

Cikole

Cibogo

Pagerwangi

HR WR HR WR HR WR

Produksi susu kemarin 23 25 27 25 36 36

Produksi susu maksimal 34 25 36 31 50 47

Produksi susu minimal 17 10 19 15 23 24

Total 74 60 82 71 109 107

Rata-rata 25 20 27 24 36 36

Kriteria Cikole

Rata-rata

(n=37)

Persen

Desa

Cibogo

Rata-rata

(n=41)

Persen

Pagerwangi

Rata-rata

(n=42)

Persen

Milik sendiri 1,044 65 3,555 87 4,452 48

Menyewa 1,755 8 4,550 5 1,484 21

Tanpa tanah 0 27 0 8 0 31

Page 5: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

Tabel 4.

Persepsi peternak sapi perah di Kecamatan Lembang Bandung, talum 1995 tentang jumlahtemak optimum per keluarga (%)

Kriteria

Cikole

Cibogo

Pagerwangi

Berproduksi

51 51 46 46 35 42Induk

16 16 24 24 21

21Jantan muda

16

22

24

24

21

23Betina muda

20

11

17

14

23

14Total

103 100 111 108 100

100

Tabel 5.

Sumbangan pendapatan setiap kegiatan produktif (%) terhadap total pendapatan peternak sapiperah di Kecamatan Lembang, Bandung tahun 1995

Keragaan usahaternak sapiperah

Sumber makanan di setiap desa

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 1998

Desa

HR WR HR WR HR WR

Semua peternak memelihara sapi di kandang permanen, berlantai semen, tiang kayu, atapgenteng dan dikelilingi selokan walaupun tidak semua memiliki penampung kotoran kandangseperti halnya di Mole. Bak penampung air berada di samping kandang terbuat dari semen, besidan plastik Peternak melaporkan bahwa kandangnya dibersilikan dua kali sehari pada musimkemarau clan musim hujan. Untuk menjamin keamanan ternak, peternak membutuhkan kelompokyang menjaga keamanan secara bergilir di malam hari dan sebagian peternak juga memeliharaangsa dan anjing sebagai penjaga. Sistem pengamanan ini cukup berhasil karena hanya sedikitpeternak yang pernah kehilangan ternaknya.

Sebagian besar peternak di Mole mengambil hijauan dari keammnan lain (seperti Subang)sepanjang tahun karena keterbatasan lahan dibandingkan desa lainnya. Sementara peternak diCibogo dan Pagerwangl menanaln rllnlput Gajah clan untuk mencukupi kekurangan pada saatmusim kemarau mereka mengambil dari luar desanya.

63 5

Kriteria

Usahatani

Cikole

Suami Istri Suami

Desa

Cibogo

Istri

Pagerwangi

Suarni Istri

Sawah 18 13 8 17 3 4Tegalan I1 0 10 1 3 0Sapiperah 67 70 68 60 87 85Ayam 0 0 0 0 1 0Kambing/domba 0 0 0 0 0 0Buruh tani 3 10 4 6 1 1Luar Usahatani 1 7 10 14 5 9Total 100 100 100 100 100 100

Page 6: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

Gambaran aktivitas peternak sapi perah

a. Hijauan

636

SeminarNasionalPeternakan dan Veteriner 1998

Masalah indigesti rata-rata terjadi 3 kali dalam setahun menurut catatan peternak dardiperkuat oleh data dari KPSBU yang mengatakan bahwa indigesti merupakan masalah yanlpenting . Untuk mengembangkan usaha mereka, sebagian besar peternak mengisi anggota KPSBtwalaupun 80% dari pertemuan di KPSBU hanya dihadiri oleh pria . Di samping KPSBU peternaljuga membentuk kelompok di masing-masing desa yang terdiri dari pria dan istri hany ;menggantikan bila suami berhalangan hadir . Hal inilah yang menyebabkan wanita tidalmendapatkan cukup informasi yang berguna untuk peningkatan pengetahuan peternaknya .

Gambaran (prolifik) aktivitas dibagi 3 tipe yaitu

A . Kegiatan Produktif adalah kegiatan yang menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang yangmeliputi onfarm, off-farm dan nonfarm .

B . Kegiatan Reproduksi yaitu kegiatan yang bertujuan memelihara sumberdaya manusia datidak dihitung, seperti mengerjakan urusan rumah tangga.

C .

Aktivitas Sosiokultural yaitu kegiatan yang tidak hanya terbatas di lingkungan rumah tanggseperti misalnya berpartisipasi di dalam kelompok tani, sekolah, aktif dalam kelompok wanrdan ibu-ibu mengikuti pengajian.

Gambaran aktivitas di tiap desa dan alokasi waktu dari anggota keluarga dipresentasik-,pada Tabel 6 . Hasil wawacara dengan suami-suami terlihat bahwa mereka mengalokasikan lebbanyak waktu dalam tiap aktivitas dibandingkan wanita, tetapi kecenderungannya sama dengilaporan dari suami yang lebih banyak meluangkan waktu untuk kegiatan produktif sementawanita lebih banyak di kegiatan reproduktif. Baik suami maupun istri hanya sedikit memberilawaktu untuk sosial karena mereka kekurangan waktu . Dalam peternakan sapi perah suami terliadalam semua jenis kegiatan dan memberikan waktu terbanyak sesudah istri, anak-anak dbpembantu (biasanya kerabat atau orang tua atau buruh yang disewa) . Ada 8 kegiatan harian yaidapat dikelompokkan ke dalam 3 kegiatan utama yaitu : a) . Memberikan makanan (feeding), IMemerah susu (milking) dan c) . Pengawasan (controlling) . Di semua desa, mencari hijaumerupakan kegiatan yang paling banyk menyita waktu disusul oleh pemcralian susu dpengawasan . Di bawah ini penjelasan bagaimana kegiatan tersebut berjalan .

Selama musim hujan hijauan dapat diambil dari lahan umum di sekitar rumah dan kebsayuran, sedangkan pada musim panas, suami mencari hijauan di luar kecamatan sampaiKabupaten Subang dalam kelompok 4-6 orang menyewa ternak dari KPSBU. Menyadari balrhijauan merupakan bagian terpenting, seluruh anggota keluarga terlibat dalam mengumpulkhijauan sampai mereka ykin bahwa jumlahnya cukup nominal sampai keesokan pagi . Mere(suami, istri, anak-anak) mulai mencari hijuan pada pukul 8.00 dan bani kembali ke rumah papukul 11 .00-12.00 tetapi suami biasanya kembali keluar untuk mencari hijauan sesudah malsiang dan istirahat sebentar . Istirahat tidak berarti mengangur tetapi diisi dengan pekerjaan yAringan-ringan misalnya mengasah arit, atau mengembangkan keranjang rumput, sementara i;memberi makan sapi, membersihkan kandang dan halaman sambil memperhatikan kondisi sapi l(sakit atau birahi) di samping tugas utama mengatur rumah tangga . Hijauan diberikan setedipotong menjadi 10-15 cm dengan golok secara manual sehingga banyak menyita waktu .

Page 7: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

Tabel 6.

Persepsi suami dan istri tentang alokasi waktu (iam) keluarga petemak sari perah di Kec. Lembang, Bandung 1995 dalam kegiatan produktif, reproduktif dansosial

aKriteria

Cikole

Cibogo

Pagerwangi

Persepsi Suami

Persepsi Istri

Persepsi Suami

Persepsi Istri

Persepsi Suami

Persepsi Istribm

S I A L S I A L S I A L S I A L S I A L S I A La

Keterangan : S = Suami, I = Istri, A = Anak, L = lainnya

Produktif 121-:3

Sapi perah 7,77 3,13 1,8 1,4 6,7 2,6 0,8 0,2 4,4 0,5 1 0,4 5,2 0,9 0,6 0,3 6,8 2,5 0,8 1,4 6,3 5,0 2,7 0,5121-

Nonsapi perah 1,4 0,9 0 0 1,4 1,2 0 0 1,6 1,2 0,4 0 2,1 1,9 0,4 0,1 0,4 0,3 0 0,2 0,1 0,1 0 0

m

Reproduktif 0 3,53 1,2 0 0,4 2,8 0,7 0 0,6 4,0 0,3 0 0,2 4,3 1,2 0 0,1 4,4 0,6 0 2,2 2,3 0,6 0,5 mSosialkultural 9,4 5,1 3,2 1,6 0 0 3,5 0 0,4 1,1 0,8 0,3 0,2 0,6 15 0 0,2 0,6 1,2 0,5 0 0,2 2,7 0,3 b

Page 8: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

a. Konsentrat

SeminarNasionalPeternakan dan Veteriner 1998

Seperti diutarakan sebelumnya, konsentrat diberikan dan KPSBU diambil di temp,pengumpulan susu yang biasanya berada di pinggir jalan utama . Peternak tidak perlu langsunmembayar, kecuali bila mereka membutuhkan lebill dari jatah . Berhubung konsentrat disalurkadalam kantong 70 kg yang terlalu berat untuk istri dan anak-anak maka bila suami berhalangamereka harus menyewa buruh untuk mengangkut ke rumah dengan upah Rp 500,-/karunlPemberian konsentrat merupakan tugas istri yang setiap pagi pukul 7.00-12.00 mencampurnydengan air di dalam ember sebelum diberikan pada sapi . Sementara ini sumai membawa sustempat penampungan antara pukul 7 .00-7.30 .

b . Memerah susu

Pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pukul 7 .00-7 .30 pagi dan pukul 4.00-5.00 soryang merupakan sederet kegiatan di mana ketersediaan air merupakan syarat utama . Istri mulmengambil air dari mata air atau tanki penampungan . Keterlibatan istri tergantung dari junlkhewan yang diperah . Berhubung ada keterbatasan waktu di dalaln penyetoran susu, maka islharus membantu suami bila mereka lnemiliki lebih dari 2 ekor sapi yang diperah . Sebenarn,pemerahan seekor sapi hanya membutuhkan waktu 15 menit, tetapi yang menyebabkan lanadalah persiapannya, terutama di waktu pagi, karena sapi harus dicuci/dinlandikan, kandaidibersihkan, alnbing dibersihkan dengan air hangat, puting susu digosokan vaselin sebelupemerahan dimulai . Sesudah pemerahan, susu disaring lalu ditakar ke dalaln tanki berukuranliter atau 20 liter susu kelnudian disetor ke tempat penampungan olell suami clan ditakar olipetugas kolektor .

c. Pengawasan

Pengawasan meliputi pengamanan dari ancaman pencurian, pengawasan kesehat2pengawasan birahi dan saat akan melahirkan . Pengawasan di malam hari merupakan tugas sua,sedangkan pada waktu siang adalah tugas istri yang selalu berada di sekitar kandang . Peterntidak hanya bertanggung jawab atas pengawasan ternaknya di sekitar rumah tetapi juga ternyang berada di lahan bersama dengan kelompok pengamanan secara bergantian .

Kegiatan reproduksi

Kegiatan ini terdiri dari lnenyediakan makanan untuk keluarga, lnenlbersillkan rum.~mencuci, mengasuh bayi, mengambil air, mencari kayu bakar, dan nlenlbantu anak-anak belajPenyediaan makanan dilakukan 2 kali sehari di pagi hari dan sore . Sarapan disediakan sesudmemerah (sementara suami membawa susu ke tempat penampungan) terdiri dari nasi, sayur;tahu, tempe atau telur sebagai tambahan . Sisa sayuran dimakan untuk siang . Makan maldisediakan oleh istri setelah susu diantar dan biasanya dibantu oleh anak perenlpuan yang dewas

Kegiatan sosial budaya

Pertemuan keagamaan menipakan kegiatan sosial yang paling menonjol yang diadakan oibu-ibu sekali senlinggu pada pukul 4.00 sore, bergantian tempat, laki-laki tidak mengadalkegiatan tersebut karena mereka sudah berkumpul sesudah sholat junl'at untuk lnendiskusikan Ihal yang bersifat religius . Di semua desa dibentuk kelompok yang ketuanya dipilill oleh angg(dan mengadakan rapat bila ada yang perlu dibicarakan, bertempat di nmlall ketua . Rapat o

63 8

Page 9: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

KPSBU biasanya dilakukan paling sedikit sekali setahun yang merupakan satu-satunya kegiatanorganisasi di desa . Kegiatan sosial bagi anak-anak meliputi sekolah, belajar, olahraga seperti volyclan sepak bola. Ada organisasi lain di desa tapi tidak berjalan dengan baik misalnya PICK tidakada kegiatan, KUD berjalan baik karena petani melihatnya sebagai tempat memperoleh kredit ataukeperluan keluarga misalnya kredit untuk pemasangan listrik 1996 . Peternak juga membentukkelompok arisan setiap dua minggu sesuai jadwal pembayaran susu oleh KPSBU sekitar 10orang/kelompok .

Akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan keuntungan

Sapi betina merupakan milik yang berharga setelah lahan . Lahan secara legal merupakanmilik suami . Dalam hal perempuan mendapat warisan dari orang tua, luasnya tidak sebesar anaklaki-laki (EKAJATI, 1998) karena dalam peraturan keturunan anak perempuan merima 1/2 darianak laki-laki . Karena yang diperoleh perempuan biasanya sedikit, mereka lalu menjualnya untukditukarkan dengan sapi clan dengan demikian perempuan juga memiliki kontrol terhadap sapi . Bilaanak perempuan tersebut menikah dengan laki-laki yang tidak memiliki sapi, kepemilikan sapitersebut dapat berpindah ke suami . Erat kaitannya dengan hak kepemilikan tersebut adalah hakuntuk memperoleh kredit di mana perempuan tidak berhak mendapat kredit karena diperlukansertifikat tanah sebagai jaminan .

Di daerah studi dilakukan, peternak hanya menggunakan alat tradisional yang tidak tergolongberharga tetapi hanya alat biaya . Sebagian peralatan tersebut juga digunakan di dapur sehinggadengan demikian perempuan juga mempunyai akses dan kontrol langsung terhadap alat-alattersebut . Training dan kursus-kursus dilaksanakan oleh pemerintah di mana hanya pria yangmendapat akses karena biasanya diselenggarakan di kantor pemerintah . Wanita tidak dapat hadirkarena bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga . Proses pengambilan kebutuhan di dalamkeluarga pada dasarnya dilakukan oleh suami tetapi tetap berdasarkan peranan yang sama antarasuami dan istri, kecuali dalam memutuskan kebiasaan setiap hari yang ditentukan oleh istri .

Analisa faktor-faktor

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 1998

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan tenaga kerja keluarga dapat digambarkansebagai suami dan istri terlibat dalam penyediaan hijauan pakan ternak karena merupakankebutuhan utama clan keterbatasan hijauan daerahnya, peternak hanis mencarinya dari tempat lain .

Jumlah konsentrat yang disediakan KPSBU sebanyak 50% dari volume susu yang disetortetapi kenyataannya peternak membutulikan lebih dari itu untuk sapi yang behun berlaktasi . Dalamhal ini peternak membeli ampas singkong sebagai substitusi . Apabila terjadi kelebihan konsentratuntuk beberapa sapi perahnya terkadang dipinjainkan konsentrat itu ke peternak lainnya . Anaksapi di bawah 3 bulan diberi makan susu saja clan lebili tua dari 3 bulan diberi makan buburkonsentrat walaupun peternak mengetahui jumlah minimum konsentrat yang diperlukan oleh sapinamu mereka sering niengurangi junilah tersebut untuk mengurangi biaya .

Desa Cibogo clan Pagerwangi tidak memiliki cukup air walaupun pada saat musim hujansehingga mereka harus mengangkat air dari mata air sejauh 20 km (Cibogo) clan 25 kni(Pagerwangi) . Pada saat musim kemarau mata airnya kering sehingga mereka hanis membeli air .

Membersihkan kandang, memandikan sapi clan memerah, menipakan unitan kegiatan yangharus selesai dalam waktu tertentu karena waktu penyetoran susu sudah tertentu . Semua anggotakeluarga harus terlibat di dalarn kegiatan ini . Membawa susu ke tempat pengumpulan merupakan

63 9

Page 10: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

pemeraaan yang berat terutama untuk wanita karena umumnya jauh dari rumah peternak. Tetalkarena menyadari bahwa susu harus disetor untuk memperoleh uang bagi keperluan keluarg,seluruh anggota keluarga terlibat dalam kegiatan ini .

Istri-istri mengetahui bahwa setiap hewan yang sakit harus dilaporkan ke KPSBU. Untuk ilmereka biasanya melaporkan ke suami yang meneruskan ke KPSBU. Demikian juga dengakebutuhan pelayanan kawin suntik. Sayangnya pelayanan atas laporan dari petani sering terlamb ;sehingga tingkat keberhasilan menjadi rendah .

Peternak di Cibogo dan Pagerwangi melaporkan bahwa menentukan umur kebuntingimerupakan tugas inseminator tetapi di Cikole peternak mampu mendiagnosa kebuntingan dengamemperhatikan warna vagina, adanya cairan bening dan bercahaya seperti gelas . Faktor-faktiyang mempengaruhi keterlibatan gender dalam peternak sapi perah dirangkum seperti disajik~.pada Tabel 7 .

Tabel 7 .

Faktor-faktor yang mempenganihi keterlibatan gender dalam usaha tentak sapi perali

Aktivitas* mencari hijauan* membeli pakan

* pengangkutan pakan* menyediakan hijauan* mengaturjumlah dan jenis pakan

* memandikan sapi* membersihkan kandang* memerah susu

* membuat catatan produksi* transportasi susu* mengambil air* mengobati sapi sakit* mengomati adanya sapi yang sakit* deteksi birahi* mencari bantuan dan pelayanan AI* menilai kebuntingan* membantu kelahiran

* pemeliharaan anak

Pakan

Palm : Ketersediaan hijauan merupakan masalah utama bagi peternak terutama selaimusim kemarau . Cara mengatasi masalah tersebut : 1) . Adakan kerjasama dengan perusalia

640

Seminar NasionalPeternakon dan Veteriner 1998

L P

x -x -x xx xx xx xx x

Analisis* ketersediaan hiajuan sangat vital* ketersediaan pakan sangat vital* konsentrat dari KPSBU tidak cukup* petentak membeli ampas singkong sebagai substitug* terlalu berat* suami mencari hijauan dan lain-lain* istri di nimah* suami memberitalut istri cara mengatur pakan* hanis dilakukan sebelum pemerahan* harus dilakukan sebelum pemerahan* keterbatasan waktu penyetoran susu, anggotakeluarga hanis membantu

* KPSBU yang membitat catatan produksi* harus dilakukan supaya dapat uang* istri di nimah, suami bekerja di luar* istri hanya membantu* istri selalu beritahu suami* istri selalu beritahu suami* kadang-kadang saja oleh istri* menurut petemak, hal ini adalah tugas inseminator* istri merebus air untuk inembersiltkan induk dananak yang bani lahir.

* semua anggota keluarga bertanggung jawab

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Page 11: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

Pemerahan susu

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 1998

perkebunan, 2) . Memproduksi silase atau hay, dan 3) . Memperkenaikan hijauan unggul ataulegume . Peternak menggunakan peralatan tradisional untuk memotong hijauan karena itu perludiperkenalkan peralatan yang lebih efisien sehingga dapat mengurangi beban kerja terutama bagiwanita yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut.

Peternak kurang menyadari pentingnya konsentrat di dalam produksi susu . Perlu diberikaninformasi kepada peternak tentang jumlah optimal konsentrat dan bahan dari segi analisis costbenefit adalah menguntungkan bila memberikan konsentrat dalam jumlah memadai supayaanggota keluarga yang lain (istri dan anak-anak) mampu membawa konsentrat dari tempatpengumpulan susu ke rumah, usulkan agar kemasannya diperkecil menjadi 10 kg/karung sesuaikeinginan/permintaan peternak .

Peternak dan anggota keluarganya menghabiskan banyak waktu untuk mengambil air darimata air terutama di musim kemarau . Dianjurkan agar di tiap desa disediakan pompa air untukmeningkatkan produktivitas dan kualitas susu . Pemerahan susu merupakan pekerjaan yang sulitbagi peternak terutama bila terdapat lebih dari 2 induk sapi yang diperah karena mereka harusmenyetor susu pada waktu yang telah ditentukan ke tempat penampungan . Masalah ini dapatdiatasi dengan menyediakan mesin pemerah susu (milking machine) .

Pengawasan

Istri tidak dapat melapor ke dokter hewan atau inseminator karena jaraknya jauh sehinggaharus menunggu sampai suaminya menyetor susu ketempat penampungan dengan harapan sopirtruk susu akan menyampaikannya ke KPSBU. Diusulkan agar peternak dilatih untuk memberikanpertolongan pertama pada hewan sakit dan tentang keterampilan inseminasi . Demikian jugapengetahuan petani (suami dan istri) tentang feeding, breedinglreproduksi dan kesehatan hewanperlu ditingkatkan . Lembaga yang dapat menangani usaha perbaikan ini sebaiknya yang sudah adadi tiap desa disertai training, kunjungan dan belajar melalui praktek . Berhubung wanita memilikiakses dan kontrol terhadap peralatan produksi, penyediaan peralatan yang lebih efisien akanbermanfaat dalam pengembangan usaha ternak sapi perah .

DAFTARPUSTAKA

ADNYANA, M. OKA, dan K. KARYASA. 1997 . Dalnpak era globalisasi ekonomi terhadap usaha ternak sapiperah . Kajian Peluang kendala dan strategi pengembangan . JAE . 15(2) : 54-75 .

BATZZ, F.J . 1994 . The Relevance of Adoption Studies for Priority Setting. Linking Adoption Studies andPriority Setting in Dairy Research . Humboldt- Universitat Zu Berkin, ISnar & Kari .

BAHARsYAH, J . S . 1997 . Potensi, pennasalahan dan alternatif pendekatan pemberdayaan sumberdaya wanitamemasuki industrialisasi pedesaan . Lokakarya Pemberdayaan Sumberdaya Wanita PengembanganAgribisnis di Pedesaan . Jakarta, 28 Juii .

CHAT, J.C.H., P. RIETHMULLER, P. HuTABARAT, and D. SMITH . 1996 . Employment, income and efficiency ofindonesian dairy farms . Lokakarya Refonnasi Kebijakan Persusuan di Indonesia. DEPTAN dan PSE.Bogor.

EKAJATI, E . 1984 . Sundanese and the Culture . Girimukti Pusaka. Jakarta .

FAo and IIRR . 1995 . Resource Management for Upland Area in Southest Asia . An Infonnation Kit. Document2 . FAO and US, Bangkok, Thailand and IIRR, Silang Cavite, Philippines .

64 1

Page 12: ANALISISGENDERPADAUSAHATERNAKPERAHpeternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas98-78.pdf · Terdapat sekitar 15,9 juta wanita bekerja di sektorpertanian dan akan tents

SennnarNasionalPeternokan dan Veteriner 1998

GABUNGAN KoPERAsi SUSU INDONESIA . 1996 . Kebijakan pemerintah dalam pengembangan agribisnispersusuan mengliadapi era pasar bebas . Lokakarya Refonnasi Kebijakan Persusuan di Indonesia .Deptan dan PSE . Bogor.

ISNAR. 1997 . Globalization . Issue in Agriculture and Agricultural Research . Annual Report. Tlie Haque . TheNetherlands .

JANSEN, W.G . 1994 . Priority Setting in Agricultural and Natural Resource Management Research : FollowingHamlet's Dream or Macbeths Plan?. Linking Adoption Studies and Priority Setting in DairyResearch . Hnunboldt-Universitat Berkin, ISNAR & KARL

KERSTAN, B . 1993 . Introduction to the gendewr analysisi method: Aims, catagories and tools . WorkshopReport, Bandung .

MOERPRATOMO, S . 1992 . Guiding from the minister of women affair. Workshop on Gender Analysis inFanning System . Bogor, April 15-16 . CRIFC-AARD .

SENDIAIA, T ., T.M.H . HADLAN, dan T.S . UDIANTONO . 1996 . Kajian kebijakan persusuan di Indonesia .Lokakarya Reformasi Kebijakan Persusuan di Indonesia . DEPTAN dan PSE. Bogor .

SOEHADJI . 1992 . Policy on livestock industries in the acceleration stage of development. Proc . Sean . ovLivestock and Feed Development in the Tropics . UNIBRAW-Malang .

SUGANDI, M . 1997 . Sambutan inentri negara unisasn peranan wanita. LokakarynPemberdayaan StnnberdayaWanita Pengembangan Agribisnis di Pedesaan. Jakarta .

SUPRIAT, D . 1994 . Pengandi Pengontrolan Sulut Tubuh melalui Penyemprotan Air Terhadap Susu darPenibalian Faali pada Sapi Perali Laktasi . Master Tliesis . FPS-IPB .

SUTRISNO, T . 1997 . Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Peresnuan Pembukaan LokakaryaPemberdayaan Sumberdaya Wanita Pengembangan Agribisnis di Pedesaan . Jakarta .

SYARIEF, H . 1997 . Pemberdayaan suniberdaya wanita melalui industrialisasi pedesaan: Pentingnya penerapanpendekatan "gender and development" . Lokakarya Pemberdayaan Sumberdaya WanbitsPengembangan Agribisnis di Pedesaan . Jakarta .

642

TANYA JAWAB

Tolibin : Mengapa di desa Pager Wangi akses suami lebili dominan dari istri dibandingkatdengan desa lain, mohon penjelasan (atau istri tidak punya akses) .

S . Wahyuni : Mayoritas mata pencaharian istri adalah pedagang sehingga mereka sudalmempunyai sumber pendapatan sendiri dan balikan istri menyumbang modal usaha ternaksehingga walaupun tidak memiliki akses tapi justni memiliki kontrol/berperan dalam pengambilajkeputusan .

J. Manu rung : Bagaimana/apakah ada kredit bermasalah di usalia sapi perah yang ibu amati . Darusaha sapi perah, yang bekerja pendapatan/bulan +_ berapa, alasan saya apakah bisa upah kerja datas UMR.

S. Wahyuni : Tidak ada, karena apabila menunggak kredit maka tidak akan mendapatkalpelayanan selanjutnya dari KPSBU, seperti pelayanan : - Konsentrat, IB, dan pemasaran susl

Tidik/belum dihitung tetapi sebagai perbandingan harga Bensin 1 liter = Rp . 1000,- ; Aqua 1 lnte= Rp . 1000,- ; Susu 1 liter = Rp 550 - 750 (tingkat petani) .