32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keseimbangan pada manusia umumnya terbagi menjadi dua, yaitu sistem penglihatan dan sistem pendengaran. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Lokasi dan fungsi dari telinga, hidung dan tenggorokan berhubungan erat. Kelainan pada organ-organ tersebut didiagnosis dan diobati oleh dokter spesialis yang disebut otolaringologis. Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh. 1

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

  • Upload
    nindya

  • View
    53

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANFIS SARAF

Citation preview

Page 1: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem keseimbangan pada manusia umumnya terbagi menjadi dua, yaitu sistem

penglihatan dan sistem pendengaran.

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang

paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang

atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian

visual.

Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat dibelakangnya

terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat merubah ukurannya secara

otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat

padanya.

Lokasi dan fungsi dari telinga, hidung dan tenggorokan berhubungan erat.

Kelainan pada organ-organ tersebut didiagnosis dan diobati oleh dokter spesialis yang

disebut otolaringologis.

Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari

telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh

telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang

kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan

tubuh.

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran

dan keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang

dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan

pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara

tergantung pada kemampuan mendengar.

1.2. Tujuan Penulisan

a.       Tujuan Khusus

Untuk memenuhi tugas pada skil lab praktikum blok Sistem Persepsi Sensori.

1

Page 2: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

b.      Tujuan Umum

Untuk menambah pengetahuan penulis itu sendiri maupun untuk siapa saja yang membaca

makalah ini.

2

Page 3: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Anatomi Sistem Peraepsi Sensori

2.1.1 Anatomi Sistem Penglihatan

Indra penglihatan terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli

assesoria (alat bantu mata) dan okulus(bola mata). Saraf indra penglihatan, saraf

optikus (urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam retina,

bergabung untuk membentuk saraf optikus.

2.1.1.1 Organ Okuli Assesoria

Organ Okuli Assesoria (Alat Bantu Mata), terdapat disekitar bola mata

yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari :

1. Kavum Orbita

Kavum Orbita merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut

dengan puncaknya mengarah ke depan, danke dalam. Dinding rongga

mata dibentuk oleh tulang Os Frontalis, Os Zigomatikum, Os

Sfenodial,Os Etmoidal.Os Palatum, Os Lakrimal.

Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan

rongga mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmodialis dan

sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf,

pembuluh darah dan aparatus lakrimalis.

2. Supersilium

Supersilium (Alis Mata) merupakan batas orbita dan potongan kulit

tebal yang melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi

sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari

sinar matahari yang sangat terik.

3. Fisura Palpebra

Fisura Palpebra (Kelopak Mata) merupakan dua buah lipatan atas dan

bawah kulit yang terletak didepan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih

lebar dari kelopak mata bawah. Kelopak mata terdiri dari dua bagian

kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Fungsinya adalah pelindung

sewaktu – waktu kalau ada gangguan pada mata(menutup dan membuka

3

Page 4: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

mata). Tarsus merupakan bagian dari kelopak mata yang berlipat – lipat.

Padakedua tarsus terdapat beberapa kelenjar : Kelenjar tarsaliadan

kelenjar sebase dan kelenjar keringat. Fungsi kelopak mata sebagai

pelindung mata terhadap gangguan pada bola mata.

4. Kantus Medial dan Lateral

Kantus medial terbentuk dari sambungan medial kelopak mata atas dan

bawah Kantus Lateral terbentuk dari sambungan lateral kelopk mata atas

dan bawah.

5. Karunkel

Karunkel merupakan elevasi kecil pada sambungan medial. Bagian ini

berisis kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

6. Lempeng Tarsal

Lempeng Tarsal padasetiap kelopak mata adalah hubungan jaringan

ikat yang rapat. Kelenjar Meibomian, yangmerupakan pembesaran

kelenjar sebasea pada lempeng tarsal, mensekresi barier berminyak untuk

mencegah air mata yang berlebihan pada kelopak mata bagian bawah.

7. Aparatus Lakrimalis (Air Mata)

Aparatus Lakrimalis (Air Mata) dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis

superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk ke

dalam sakus konjungtiva. Melalui bagian depan bola mata terus kesudut

tengah bola mata ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus

nasolakrimalis terus ke meatusnasalis inferior.

8. Muskulus okuli (Otot Mata)

Muskulus okuli (Otot Mata) merupakan otot ekstrinsik mata, terdiri

dari 7 buah otot, 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum

orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas

a. Muskulus LevatorPalpebralis Superior Inferior, Fungsinga mengangkat

kelopsk mata

b. Muskulus Orbikularis Okuli Otot Lingkar Mata, Fungsinya untuk

menutup mata.

c. Muskulus Rektus Okuli Inferior (otot disekitar mata), Fungsinya untuk

menutup mata.

d. Muskulus Rektus Okuli Medial (otot disekitar mata), Fungsinya

menggerakan mata dalam (bola mata).

4

Page 5: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

e. Muskulus Obliques Okuli Inferior, Fungsinya menggerakan bola mata

ke bawah dan ke dalam.

f. Muskulus Obliques Okuli Superior, Fungsinga memutar mata ke atas

ke bawah dan ke luar.

Muskulus rektus Okuli Beriongo pada anulus tendineus komunis, yang

merupakan sarung fibrous yang menyelubungi nervus optikus.

Strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya atatu paralisis

kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.

9. Konjungtiva

Konjungtiva merupakan permukaan kelopak mata disebut konjungtiva

palpebra merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan

kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada

konjungtiva ini banyak sekali kelenjar – kelenjar limfe dan pembuluh

darah. Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis. Kadang – kadang

terlihat granulasi kelenjar – kelenjar telah membentuk jaringan parut.

2.1.1.2 Okulus

Okulus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf

otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak

dan merupakan bagian penting dari organ visus.

1. Tunika Okuli

Tunika Okuli terdiri dari :

a. Kornea

Kornea merupakan selaput tembus cahaya, melalui kornea kita dapat

melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari

sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior

(bowmen), 3 substansi propina, 4 lamina elastika posterior dan 5

endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,

anatara korne ke sklera disebut sclero corneal junction.

b. Sklera

Sklera merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian

dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata. Bagian depan

sklera tertutup oleh kantong konjungtiva.

2. Tunika Vaskulosa Okuli

5

Page 6: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Tunika Vaskulosa Okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka

oleh rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi

menjadi tiga bagian :

a. Koroid

Koroid merupakan selaput yang tipis lembab merupakan bagian

belakang tunikavaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada tunika.

b. Korpus Siliaris

Korpus Siliaris merupakan lapisan yangtebal terbentang mulai dari

oraserata sampai ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin . korpus

siliaris terdiri dari orbikus siliaris, korona silirais dan muskulus siliaris.

Bagian ini terdapat luar korpus siliaris antara sklera dan korona siliaris.

Fungsinya untuk terjadinya akomodasi. Pada prosesmelihat muskulus

siliaris harus berkontraksi.

c. Iris

Iris merupakan bagian terdeepan tunika vaskulosa okuli, berwarna

karena mengandung pigmen,berbentuk bulat seperti piring dengan

penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak bagian lubang yang

disebut pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke

mata. Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata,

sedangkan ujung tepinya melanjutkan sampai ke korpus siliaris. Pdairis

terdapat 2buah otot muskulus sfringter pupilapada pinggir iris,dan

muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak

mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radan, bisa

menjalar ke korpus siliaris.

3. Tunika Nervosa

Tunika Nervosa merupakan lapisan teralambola mata, disebut retina.Retina

terbagi menjadi :

a. Pars Optika Retina

Pars Optika Retina dimulai dari kutub belakang bola mata sampai

didepan khatulistiwa bila mata.

b. Pars Siliaris

Pars Siliaris merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.

c. Pars Iridika

Pars Iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.

6

Page 7: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Retina terdapat dibagian belakang yang berlanjut sampai ke nervus optikus.

Secara histologis retina terdiridari 10 lapisan.

Padadaerah makula lutea, retina mengalami penyederhanaan sesuai

denganfungsinya untuk melihat dengan jelas. Semua akson dari neuron

ganglion berkumpul pada bagian belakang dari diskus optikus (papila).

Diskus optikus disebut juga titik buta oleh oleh karena cahaya jatuh didaerah

ini memberikan kesan dapat melihat. Bulbus Okuli berisi tiga jenis cairan

refracting media masing – masingcairan mempunyai kekentalan yang

berlainan.

Cairan Akueus, cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata.

Cairan diperkirakan dihasilkan oleh prosessus siliariskemudian masuk ke

dalam kamera okuli posterior, melalui celah fontana (sudut iris) masuk ke

dalam kamera okuli anterior. Setelah masuk melalui saluran Schlem

menghilang ke dalam pembuluh vena siliaris anterior.

Lensa kristalina merupakanmassa tembuscahaya berbentuk

bikonkaf,terletak antara iris dan korpus vitrouas yang sangat elastis. Kedua

ujung lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri 5

lapisan.

Korpus vitrous merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara

lensa danretina. Isinya merupakan 4/5 bagian dari bulbus okuli, sehingga

bola mata ini tidak kempes.

10. Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam

rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.

Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat

melekatnya bola mata

Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya

Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk

beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor

Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.

Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa

7

Page 8: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi

mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.

Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut

Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata

Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata

Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata

Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa,

dan tunica nervosa.

1)      Tunica Vibrosa.

Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat.

Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapatkornea, yaitu lapisan

yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian

memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga

keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea dan sclera

terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus

humor bola mata.

2)      Tunica Vasculosa.

Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang

terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid. Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan

pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Coba

Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah

perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat,

adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya

perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.

Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea

tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda

masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan

melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi,

demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan

berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang

8

Page 9: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang

dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk.

Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang

disebutMusculus Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang

selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak

yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat

benda dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot

lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan

penglihatan pada benda-benda tersebut.

Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening

yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat

memperkokoh kedudukan bola mata

3)      Tunica Nervosa.

Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian

belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun

tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-

sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel

merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel

konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka

pada sedikit cahaya.

a.       Sel Batang tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga

sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu

pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun dapat

mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya

remang-remang.

b.      Sel Kerucut atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaituiodopsin yang

terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya

merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna

yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel

kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.

Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke

neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu

9

Page 10: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

syaraf otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini

disebut dengan discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel

kerucut, maka cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga

disebut dengan bintik buta.

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf

kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf

lainnya.

a.       Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak.

b.      Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.

c.       Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada

tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,

sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah

ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

Alat-alat Tambahan Mata

Alat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus

lakrimalis.

a.       Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk

melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.

b.      Kelopak mata : ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari

kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak

mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang

melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2

kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit”

nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang

mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).

c.       Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow.

Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi

kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).

d.      Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis,

dan ductus nassolacrimalis.

10

Page 11: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

2.2.  Fisiologi Sistem Penglihatan

Cahaya merupakan salah satu dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik.

Panjang gelombang cahaya adalah 400-700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell)

dan kerucut (cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita. Gelombang cahaya antara 400-

700nm ini akan terlihat sebagai suatu spectrum.

Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan

diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan

terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang

berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus

osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan

menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian

diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami

kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola

matanya sehat.

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya

tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini

akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik

meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda

akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik

buta pada retina

2.3. Anatomi Sistem Pendengaran

11

Page 12: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan. Telinga

terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam .Gelombang suara yang diterima

oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran timpani. Getaran ini

kemudian di perkuat oleh tulang-tulang padat di ruang telinga tengah (tympanic cavity) dan

diteruskan ke telinga dalam. Telinga dalam merupakan ruangan labirin tulang yang diisi oleh

cairan perilimf yang berakhir pada rumah siput / koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang

terdapat labirin membran tempat terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab

untuk pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan. Rangsang sensorik yang masuk ke

dalam seluruh alat-alat vestibular diteruskan ke dalam otak oleh saraf akustik (N.VIII).

Secara umum telingan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian

tengah dan telinga bagian dalam.

1.      Telinga Bagian Luar

Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus accus-ticus

externus) dan gendang telinga (membran timpani).

a.       Daun telinga /aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang

melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik

yang pada manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada binatang yang lebih

rendah yang mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik ini lebih menonjol.

b.       Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun telinga melintasi

tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian permukaannya mengandung

tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar

12

Page 13: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

sebasea dan modifikasi kelenjar keringat yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret

kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar serumen merupakan komponen penyusun serumen.

Serumen merupakan materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi

sebagai pelindung.

2.      Telinga Bagian Tengah

Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna. Permukaan

luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm, sedangkan lapisan

sebelah dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid rendah turunan dari endoderm.

Di antara keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis dan fibroblas. Gendang telinga

menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat udara lewat liang telinga luar.

Gelombang suara ini akan menggetarkan membran timpani. Gelombang suara lalu diubah

menjadi energi mekanik yang diteruskan ke tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.

Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang terletak

di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah posterior dengan

ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring melalui saluran (tuba

auditiva) Eustachius.

Epitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan di dalamnya merupakan

epitel selapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba

auditiva (tuba Eustachius) epitelnya selapis silindris bersilia. Lamina propria tipis dan

menyatu dengan periosteum.

Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus,

inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang.

Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan inkus tergantung pada

ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes melekat pada tingkap celah oval

(fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada dua otot kecil yang berhubungan dengan ketiga

tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditiva,

tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol

tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke

dalam gagang maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid

dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-

otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.

Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes, memisahkan

rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh karenanya getaran-getaran

13

Page 14: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang pendengaran ke perilimf telinga

dalam. Untuk menjaga keseimbangan tekanan di rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup

pengaman yang terletak dalam dinding medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap

oval dan diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra

rotundum). Membran ini memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani

koklea.

Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan nasofarings

lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya saling

berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat, selapis silindris

bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba saling terpisah

sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah. Dengan demikian

tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.

3.      Telinga Bagian Dalam

            Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang

temporalis. Telinga tengah di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa)  yang di da-lamnya

terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimf sedangkan labirin

membranasea berisi cairan endolimf.

a.       Labirin Tulang

Labirin tulang terdiri atas tiga komponen yaitu kanalis semisirkularis, vestibulum, dan

koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan dengan endosteum, sedangkan di

bagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang terdapat di dalam labirin tulang oleh

ruang perilimf yang berisi cairan endolimf.

Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan

rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap oval (fenestra ovale).

Ke dalam vestibulum bermuara 3 buah kanalis semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis

anterior, posterior dan lateral yang masing-masing saling tegak lurus.  Setiap saluran

semisirkularis mempunyai pelebaran atau ampula. Walaupun ada 3 saluran tetapi muaranya

hanya lima dan bukan enam, karena ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula

menyatu dengan ujung medial saluran anterior yang tidak bermapula dan bermuara ke dalam

bagian medial vestibulum oleh krus kommune. Ke arah anterior rongga vestibulum

berhubungan dengan koklea tulang  dan tingkap bulat (fenestra rotundum).

Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk keseluruhannya mirip

kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea tulang di sebut mediolus. Tonjolan

tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral dengan suatu tumpukan tulang

14

Page 15: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

yang disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini terdapat pembuluh darah dan ganglion

spiralis, yang merupakan bagian koklear nervus akustikus.

b.      Labirin Membranasea.

Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem saluran

yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin ini dipisahkan

dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf. Pada beberapa tempat

terdapat lembaran-lembaran jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah melintasi ruang

perilimf untuk menggantung labirin membranasea.

Labirin membranasea terdiri atas:

1.      Kanalis semisirkularis membranasea

2.      Ultrikulus

3.      Sakulus

4.      Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan duktus sakularis.

5.      Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus.

6.      Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus koklearis.

7.      Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ pendengaran.

Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran semisirkularis (krista

ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus (makula sakuli dan ultrikuli) yang berfungsi

sebagai indera statik dan kinetik.

c.       Sakulus dan Ultrikulus

Dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal yang

mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng

sampai selapis kuboid rendah. Pada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang

disebut makula sakuli dan makula ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada

dinding sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula

ultrikuli terletak kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan

horizontal lurus.

Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan II

serta sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari bagian vestibular

nervus  vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi sel-sel neuroepitel ini.

Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang membulat berisi inti

dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas badan akhir saraf dengan

15

Page 16: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II

berbentuk silindris dengan badan akhir saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian

bawahnya.  Kedua sel ini mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi

stereosilia terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel berbentuk

silindris tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada permukaan apikal

dengan beberapa granul sekretoris.

Pada permukaan makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22

mikrometer yang dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini mengandung banyak

badan-badan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau otolit yang mengandung kalsium

karbonat dan suatu protein. Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel

rambut terbenam dalam membran otolitik. Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan

dalam tekanan atau tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan pada

sel rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di antara sel-sel

rambut.

d.      Kanalis Semilunaris

Kanalis semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang oval. Pada

permukaan luarnya terdapat suatu ruang perilimf yang lebar dilalui oleh trabekula. Pada

setiap kanalis semisirkularis ditemukan sebuah krista ampularis, yaitu badan akhir saraf

sensorik yang terdapat di dalam ampula (bagian yang melebar) kanalis. Tiap krista ampularis

di bentuk oleh sel-sel penyokong dan dua tipe sel rambut yang serupa dengan sel rambut pada

makula. Mikrovili, stereosilia dan kinosilianya terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang

disebut kupula  serupa dengan membran otolitik tetapi tanpa otokonia.

Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan endolimf akibat

percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan tergeraknya stereosilia dan

kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga terangsang tetapi perubahan posisi kepala dalam

ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh

membran otolitik.

e.       Koklea (Rumah Siput)

Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang juga

merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur ke dinding luar

koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan membran basilaris ke dinding luar

koklea terdapat penebalan periosteum yang dikenal sebagai ligamentum spiralis. Di samping

itu juga terdapat membran vestibularis (Reissner)  yang membentang sepanjang koklea dari

16

Page 17: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

lamina spiralis ke dinding luar. Kedua membran ini akan membagi saluran koklea tulang

menjadi tiga bagian yaitu :

1.      Ruangan atas (skala vestibuli)

2.      Ruangan tengah (duktus koklearis)

3.      Ruang bawah (skala timpani).

Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran vestibularis 

(Reissner). Antara duktus koklearis dengan skala timpani dipisahkan oleh membran basilaris.

Skala vesibularis dan skala timpani mengandung perilimf dan di dindingnya terdiri atas

jaringan ikat yang dilapisi oleh selapis sel gepeng yaitu sel mesenkim, yang menyatu dengan

periosteum disebelah luarnya. Skala vestibularis berhubungan dengan ruang perilimf

vestibularis dan akan mencapai permukaan dalam fenestra ovalis. Skala timpani menjulur ke

lateral fenestra rotundum yang memisahkannya dengan ruang timpani. Pada apeks koklea

skala vestibuli dan timpani akan bertemu melalui suatu saluran sempit yang disebut

helikotrema.Duktus koklearis berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens tetapi

berakhir buntu dekat helikotrema pada sekum kupulare.

Pada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat ganglion

spiralis yang sebagian diliputi tulang. Dari ganglion keluar berkas-berkas serat saraf yang

menembus tulang lamina spiralis untuk mencapai organ Corti. Periosteum di atas lamina

spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai limbus spiralis. Pada

bagian bawahnya menyatu dengan membran basilaris.

Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh serat-serat

kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi oleh jaringan ikat

fibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel.  Membran vestibularis

merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi oleh epitel selapis gepeng pada

bagian yang menghadap skala vestibuli.

f.       Duktus Koklearis

Epitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada lokasinya,

diatas membran vestibularis epitelnya gepeng dan mungkin mengandung pigmen, di atas

limbus epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. Di lateral epitelnya selapis silindris rendah

dan di bawahnya mengandung jaringan ikat yang banyak mengandung kapiler. Daerah ini

disebut stria vaskularis dan diduga tempat sekresi endolimf.

g.      Organ Corti

17

Page 18: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Organ Corti terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-sel rambut. Sel-sel yang terdapat di organ

Corti adalah :

1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian basal  yang

lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta bagian leher yang  sempit dan

agak melebar di bagian apeks.

2.      Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya lebih  panjang.

Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.

3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada membrana basilaris.

Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang bagaian basal sel rambut luar yang

mengandung serat-serat saraf aferen dan eferen pada bagian basalnya yang melintas di antara

sel-sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel rambut luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut

luar terdapat dalam suatu ruang yaitu terowongan Nuel. Ruang ini akan berhubungan dengan

terowongan dalam.

4.      Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel falangs luar sel

ini juga menyanggah sel rambut dalam. 

5.      Sel batas membatasi sisi dalam organ corti.

6.   Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak antara sel

falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel Claudius terletak di atas

sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.

Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana tektoria yang

merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa.  Dalam keadaan hidup membran ini

menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.

h.      Ganglion Spiralis

Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang bermielin dan

berjalan bersama membentuk nervus akustikus. Dendrit yang bermielin berjalan dalam

saluran-saluran dalam tulang yang mengitari ganglion, kehilangan mielinnya dan berakhir

dengan memasuki organ Corti untuk selanjutnya berada di antara sel rambut. Bagian

vestibular N VIII memberi persarafan bagian lain labirin. Ganglionnya terletak dalam meatus

akustikus internus tulang temporal dan aksonnya berjalan bersama dengan akson dari yang

18

Page 19: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

berasal dari ganglion spiralis. Dendrit-dendritnya berjalan ke ketiga kanalikulus

semisirkularis dan ke makula sakuli dan ultrikuli.

Telinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi getaran-getaran

oleh membran timpani. Getaran-getaran ini kemudian diteruskan oleh rangkaian tulang –

tulang pendengaran dalam telinga tengah ke perilimf dalam vestibulum, menimbulkan

gelombang tekanan dalam perilimf dengan pergerakan cairan dalam skala vestibuli dan skala

timpani. Membran timpani kedua pada tingkap bundar (fenestra rotundum) bergerak bebas

sebagai katup pengaman dalam pergerakan cairan ini, yang juga agak menggerakan duktus

koklearis dengan membran basilarisnya. Pergerakan ini kemudian menyebabkan tenaga

penggunting terjadi antara stereosilia sel-sel rambut dengan membran tektoria, sehingga

terjadi stimulasi sel-sel rambut. Tampaknya membran basilaris pada basis koklea peka

terhadap bunyi berfrekuensi tinggi , sedangkan bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima pada

bagian lain duktus koklearis. 

2.4. Fisiologi Sistem Pendengaran

Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan

mengenai membran timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke

tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.  Selanjutnya stapes

menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli.

Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfe dan membran

basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga foramen

rotundum terdorong ke arah luar.

Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya

membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik  ini berubah menjadi

rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang  diteruskan ke

cabang-cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran

di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

19

Page 20: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Pada sistem penglihatan apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang

tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan

terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang

berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus

osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan

menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian

diinterpretasikan.

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya

tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini

akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik

meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat.

Pada sistem pendengaran apabila ada getaran suara ditangkap oleh daun telinga maka

akan diteruskan ke liang telinga dan mengenai membran timpani sehingga membran timpani

bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama

lain.  Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe

dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong

endolimfe dan membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala timpani akan

bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar.

Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya

membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik  ini berubah menjadi

rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang  diteruskan ke

cabang-cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran

di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.

3.2. Saran

Penulis berpesan kepada diri sendiri pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya,

jagalah baik-baik anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bersyukurlah kita

diberi mata agar kita bisa melihat dan diberi telinga agar kita bisa mendengar apa yang ada di

sekeliling kita. Maka oleh sebab itu pergunakanlah anugerah itu dengan hal-hal yang positif.

Penulis juga sadar akan kekurangan dari makalah ini, penulis sangat menunggu kritik serta

saran yang bersifat membangun demi kebaikan kita bersama.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam Buku Ajar 

Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta,   Indonesia Hal.574-583.

Fawcett, D.W (1994), The Ear in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett), 

12th edition, Chapman and Hall, New York, USA, pp. 919-941diFiore,

MSH (1981), Organs of Special Sense and Associated Structures, in Atlas of Human Histology,

5th edition,  Lea and Febiger, Philadelphia, USA, pp.256-257.

Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in Wheater’s Functional   Histology,

4th edition, Churchill Livingstone, London, UK, pp 380-405

Gartner, LP and Hiatt, J.L. (1997), Special Senses in: Color Textbook of Histology,  W.B. Saunder

Company, USA, pp. 422-442

http://ridhoirwanto.blogspot.com/2011/11/makalah-anatomi-sistem-keseimbangan.html

21