Upload
yogant3ng
View
234
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
1/24
REFRESHING
ANESTESI PADA PENDERITA HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Yoga Eka Pratama
2!"#!!$
Pem%im%ing :
&r' Ir(an S)'An
PROGRA* PENDIDI+AN PROFESI DO+TER,AGIAN I-*. ANESTESI
FA+.-TAS +EDO+TERAN DAN +ESEHATAN
.NI/ERSITAS *.HA**ADIYAH 0A+ARTA
RS' IS-A* 0A+ARTA S.+AP.RA
2!1
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
2/24
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
3/24
,A, II
HIPERTENSI
2'!' Deinisi
&engukuran tekanan darah dipengaruhi oleh banyak variabel, termasuk postur, aktu
siang atau malam, kondisi emosional, kejadian terkini, pemberian obat-obatan dan peralatan serta
teknik yang digunakan.)iagnosis hipertensi tidak dapat dilakukan dengan pembacaan tunggal
tapi juga memerlukan informasi riayat kenaikan tekanan darah sebelumnya. alaupun
kecemasan saat preoperatif atau nyeri sering menghasilkan beberapa derajat hipertensi bahkan
pada pasien normal, pasien dengan riayat hipertensi umumnya menunjukkan peningkatan
tekanan darah yang lebih besar saat preoperative.
)efinisi hipertensi sistemik sering berubah-ubah tetapi hipertensi umumnya dianggap
sebagai tekanan darah tinggi secara konsisten yaitu tekanan sistolik lebih besar dari +30-+0
mmHg dan tekanan diastol lebih besar dari *0-*5 mmHg.
Ta%el !'lasifikasi 1ekanan )arah
+ategori Tekanan sistolik 3mmHg4 Tekanan &iastolik
3mmHg4
/ormal 4 +0 4 5Highnormal +0 5 6 *Hipertensi )erajat + 7 8ingan +30 6 +5* *0 6 ** )erajat 2 7 9edang +0 6 +:* +00 6 +0* )erajat 7 ;erat +0 6 20* ++0 6 ++* )erajat379angat berat
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
4/24
2'!'2' E)i&emiologi
&enyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang
berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk
pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. &enyakit ini telah menjadi masalah utama dalam
kesehatan masyarakat yang ada di ndonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
9emakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan
besar juga akan bertambah.
Hipertensi umumnya dimulai pada usia muda, sekitar 5 sampai +0% pada 20 - 0
tahun.;agi pasien yang berusia antara 30 6 :0 tahun, setiap peningkatan tekanan darah sistoliksebesar 20 mmHg atau tekanan darah diastolik sebesar +0 mmHg akan meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular. ;erdasarkan kriteria baru, prevalensi hipertensi tingkat + dan 2 di tiga
kecamatan daerah =akarta 9elatan pada tahun 200: mencapai angka 30,+% pada lelaki dan
33,3% pada anita. )i !merika 9erikat insiden hipertensi lebih tinggi di kalangan orang-orang
!sia dibandingkan dengan kelompok >ropa, penyebabnya atau dasarnya tidak diketahui.
2'!'#' Etiologi
;eberapa faktor yang pernah dikemukakan relevan terhadap mekanisme penyebab
hipertensi adalah sebagai berikut?
@enetik)ibandingkan dengan orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih
banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat hipertensinya dan lebih besar tingkat
morbiditas dan mortalitasnya, sehingga diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan
perbedaan genetik. @eografi dan lingkungan
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
5/24
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
6/24
)isfungsi sel endotel&enderita hipertensi mengalami penurunan respon vasodilatasi terhadap nitrat
oksida, dan endotel mengandung vasodilator seperti endotelin-, meskipun kaitannya
dengan hipertensi tidak jelas.
2'!'$' Diagnosis &an +lasiikasi Hi)ertensi
)iagnosis suatu keadaan hipertensi dapat ditegakkan bila ditemukan adanya peningkatan
tekanan arteri diatas nilai normal yang diperkenankan berdasarkan umur, jenis kelamin dan ras.
;atas atas tekanan darah normal yang diijinkan adalah sebagai berikut ?
)easa ? +307*0 mmHg )easa muda "remaja ? +007:5 mmHg !nak usia prasekolah ? 5755 mmHg !nak 4 + tahun "infant ? :0735 mmHg
'enurut 1he =oint /ational Committee : "=/C : pada pertemuan mengenai &encegahan,
)eteksi, >valuasi dan &enatalaksanaan Hipertensi tahun 200, klasifikasi hipertensi dibagi atas
prehipertensi, hipertensi derajat + dan 2 "lihat Ta%el 2.
Ta%el 2'lasifikasi Hipertensi menurut =/C :
+ategori Sistole 3mmHg4 Diastole 3mmHg4
/ormal D +20 4 0
&re hipertensi+20-+*
0-*0
Hipertensi tahap + +30-+5* *0-**
Hipertensi tahap 2 E +0E +00
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
7/24
lasifikasi di atas untuk deasa usia+ tahun ke atas. Hasil pengukuran tekanan darah
"1) dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk posisi dan aktu pengukuran, emosi, aktivitas,
obat yang sedang dikonsumsi dan teknik pengukuran 1). riteria ditetapkan setelah
dilakukan2 atau lebih pengukuran 1) dari setiap kunjungan dan adanya riayat peningkatan 1)
darah sebelumnya.&enderita dengan klasifikasiprehipertensi mempunyai progresivitas yang
meningkat untuk menjadi hipertensi./ilai rentang 1) antara +0-+*70-* mmHg mempunyai
risiko 2 kali berkembang menjadi hipertensi dibandingkan dengan nilai 1) yang lebih rendah
dari nilai itu. )isamping itu klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya, dapat dibagi dalam
2 penyebab dasar, yaitu sebagai berikut?+. Hipertensi primer
Hipertensi primer disebut juga hipertensi esensial atau idiopatik dan merupakan *5% dari
kasus-kasus hipertensi.1ekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi vaskular,
sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vaskular perifer
bertambah atau keduanya. 'eskipun mekanisme yang berhubungan dengan penyebab hipertensi
melibatkan perubahan-perubahan tersebut, hipertensi sebagai kondisi klinis biasanya diketahui
beberapa tahun setelah kecenderungan ke arah sana dimulai. &ada saat tersebut, beberapa
mekanisme fisiologis kompensasi sekunder telah dimulai sehingga kelainan dasar curah jantung
atau resistensi perifer tidak diketahui dengan jelas.
&ada hipertensi yang baru dimulai, curah jantung biasanya normal atau sedikit meningkat
dan resistensi perifer normal.&ada tahap hipertensi lanjut, curah jantung cenderung menurun dan
resistensi perifer meningkat.!danya hipertensi juga menyebabkan penebalan dinding arteri dan
arteriol, mungkin sebagian diperantarai oleh faktor yang dikenal sebagai pemicu hipertrofi
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
8/24
vaskular dan vasokonstriksi, sehingga menjadi alasan sekunder mengapa terjadinya kenaikan
darah.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat masalah primer lain. &enyebab hipertensi sekunder
dapat digolongkan menjadi empat kategori, yaitu?
a Hipertensi kardiovaskular, biasanya berkaitan dengan peningkatan kronik resistensi
perifer total yang disebabkan oleh aterosklerosis.b Hipertensi renal dapat terjadi akibat dua defek ginjal, yaitu oklusi parsial arteri renalis
atau penyakit jaringan ginjal itu sendiri.
c Hipertensi endokrin terjadi akibat gangguan endokrin seperti feokromositoma dan9indrom Conn.
d Hipertensi neurogenik yang terjadi akibat lesi saraf.
2'!'5' Patoisiologi
Hipertensi dapat bersifat idiopatik "esensial atau yang jarang terjadi dapat bersifat
sekunder yang diakibatkan oleh kondisi medis lain seperti penyakit ginjal, hiperaldosteronisme
primer, sindrom Cushing, akromegali, kehamilan, atau terapi estrogen.Hipertensi primer terjadi
pada 0-*5% kasus dan mungkin disebabkan oleh hasil kerja jantung yang abnormal, resistensi
vaskuler sistemik "9$8, atau keduanya.&eningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan
resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri sehingga beban kerja jantung
bertambah.9ebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
9/24
kontraksi.!kan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan
hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung.=antung
menjadi semakin terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner. ;ila proses
aterosklerosis berlanjut, penyediaan oksigen miokardium berkurang. &eningkatan kebutuhan
oksigen pada miokardium terjadi akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung
sehingga akhirnya menyebabkan angina atau infark miokardium.
2'!'1'Tera)i 0angka Pan6ang
1erapi obat telah terbukti mengurangi penyakit hipertensi, mencegah terjadinya stroke,gagal jantung kongestif, penyakit arteri koroner, dan kerusakan ginjal.
ebanyakan pasien dengan hipertensi ringan hanya membutuhkan terapi obat tunggal,
yang dapat terdiri dari beta-bloker, angiotensin-converting enByme "!C> inhibitor, calcium
channel blockers, atau diuretik.&enyakit yang muncul bersamaan yang mempengaruhi pemilihan
obat termasuk penyakit paru-paru bronchospastik, penyakit arteri koroner, gagal jantung
kongestif, diabetes, dan hiperlipidemia, !C> inhibitor dan beta blocker adrenergik umumnya
kurang efektif pada pasien kulit hitam. 9elain itu, pengobatan dengan beta bloker adrenergik saja
mungkin juga kurang efektif pada pasien usia lanjut.
&asien dengan hipertensi sedang sampai berat sering membutuhkan obat kedua atau
ketiga.)iuretik kurang sering digunakan sebagai pilihan pertama karena alasan efek samping
elektrolit dan metabolik serta meningkatkan kejadian aritmia. !gen ini sering digunakan untuk
melengkapi beta bloker adrenergik dan !C> inhibitor hanya jika terapi obat tidak efektif. !C>
inhibitor telah terbukti dapat memperpanjang usia hidup pada pasien dengan gagal jantung atau
disfungsi ventrikel kiri. 9elain itu, !C> inhibitor dapat mempertahankan fungsi ginjal pada
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
10/24
pasien dengan diabetes dan pasien dengan insufisiensi ginjal. eakraban dengan nama dan
mekanisme kerja agen antihipertensi yang umum digunakan adalah ajib untuk anestesi.
Ta%el #'!gen antihipertensi oral
+ategori Golongan O%at
)iuretik 1hiaBide-type ChlorothiaBideChlorthalidoneHydrochlorothiaBidendapamide'etolaBone
&otassium-sparing 9pironolactone1riamterene!miloride
#oop ;umetanide!sam ethacrynicAurosemide1orasemide
9ymphatolytics ;eta blockers !cebutolol!tenolol;etaFolol;isoprololCarteolol'etoprolol
/adolol&enbutolol1imolol
!lpha blockers G+ )oFaBosin 1eraBosinG+G2 &henoFybenBamine
!lpha dan beta blockers #abetalolCarvedilol
Central G2-agonists Clonidine@uanabenB@uanfacine'ethyldopa
&ostganglionic blocker @uanethidine8eserpine
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
11/24
$asodilators Calcium channel blockers;enBothiaBepine
)iltiaBem
&henylalkylamines $erapamil
)ihydropyridines !mlodipine
Aelodipinesradipine/icardipine/ifedipine/isoldipine
!C> inhibitors ;enaBeprilCaptopril>nalaprilAosinopril#isinopril
'oeFipril&erindropilIuinapril8amipril1randropil
!ngiotensin-reseptor antagonists Candesartan>prosartanrbesartan#osartan1elmisartan$alsartan
)irect vasodilators HydralaBine'inoFidil
.
2'2' Anestesi )a&a Pasien Hi)ertensi
2'2'!' Penilaian Preo)erati &an Persia)an Preo)erati Pasien Hi)ertensi
9ebuah pertanyaan yang sering muncul dalam praktek anestesi adalah derajat hipertensi
preoperasi yang dapat diterima pada pasien yang dijadalkan untuk operasi elektif.ecuali untuk
pasien yang dikontrol secara optimal, kebanyakan pasien hipertensi masuk ke ruang operasi
dengan beberapa derajat hipertensi.'eskipun padasaat preoperatif pasien memiliki hipertensi
sedang "tekanan4diastolik *0-++0 mm Hg namun hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
12/24
komplikasi pasca operasi.&enelitian lainnya menunjukkan baha pasien hipertensi yang tidak
diobati atau tidak terkontrol lebih cenderung untuk mengalami episode iskemia intraoperatif
infark, aritmia, atau hipertensi, dan hipotensi.&enyesuaian intrabedah selama anestesi serta
penggunaan obat vasoaktif diharapkan dapat mengurangi insiden komplikasi postoperasi yang
disebabkan preoperatif tidak memadai untuk mengontrol hipertensi.
&enilaian preoperatif penderita-penderita hipertensi esensial yang akan menjalani
prosedur pembedahan, harus mencakup 3 hal dasar yang harus dicari, yaitu?
=enis pendekatan medikal yang diterapkan dalam terapi hipertensi
&enilaian ada tidaknya kerusakan atau komplikasi target organ yang telah terjadi
&enilaian yang akurat tentang status volume cairan tubuh penderita
&enentuan kelayakan penderita untuk dilakukan tindakan teknik hipotensi, untuk
prosedur pembedahan yang memerlukan teknik hipotensi.
9emua data-data di atas bisa didapat dengan melakukan anamnesis riayat perjalanan
penyakit, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin dan prosedur diagnostik lainnya.&enilaian
status volume cairan tubuh adalah menyangkut apakah status hidrasi yang dinilai merupakan
yang sebenarnya ataukah suatu hipovolemia relatif "berkaitan dengan penggunaan diuretika dan
vasodilator.)isamping itu penggunaan diuretika yang rutin, sering menyebabkan hipokalemia
dan hipomagnesemia yang dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya aritmia. Jntuk
evaluasi jantung, >@ dan rontgen toraks akan sangat membantu. !danya #$H dapat
menyebabkan meningkatnya risiko iskemia miokardial akibat ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.Jntuk evaluasi ginjal, urinalisis, serum kreatinin dan ;J/ sebaiknya
diperiksa untuk memperkirakan seberapa tingkat kerusakan parenkim ginjal.=ika ditemukan
ternyata gagal ginjal kronis, maka adanya hiperkalemia dan peningkatan volume plasma perlu
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
13/24
diperhatikan.Jntuk evaluasi serebrovaskuler, riayat adanya stroke atau 1! dan adanya
retinopati hipertensi perlu dicatat.1ujuan pengobatan hipertensi adalah mencegah komplikasi
kardiovaskuler akibat tingginya 1), termasuk penyakit arteri koroner, stroke, CHA, aneurisme
arteri dan penyakit ginjal.
9ementara itu pasien yang harus menjalani operasi elektif idealnya hanya bisa dilakukan
ketika tekanan darah dalam batas normal, pendekatan ini tidak selalu layak atau selalu diinginkan
karena gangguan autoregulasi serebral.&enurunan tekanan darah yang berlebihan dapat
mengganggu perfusi serebral. 9elain itu, keputusan apakah akan menunda atau melanjutkan
dengan intervensi bedah harus bersifat individual, tergantung pada beratnya elevasi tekanan
darah sebelum operasi, kemungkinan iskemi miokard, disfungsiventrikel atau komplikasi
vaskularisasi serebral atau ginjal, dan pembedahan "jika perubahan besar yang disebabkan
operasi di aal jantung atau afterload yang diperbolehkan. )alam banyak kasus, hipertensi saat
preoperative terjadi karena ketidakpatuhan pasien dengan pola obat yang diberikan.)engan
sedikit pengecualian, antihipertensi harus dilanjutkan sampai operasi. ;eberapa dokter
mempertahankan pemberian !C> inhibitor di pagi hari sebelum operasi karena hubungannya
dengan peningkatan insiden hipotensi intraoperatif.!C> inhibitor diketahui dapat mencegah
terjadinya risiko hipertensi perioperatif dan mampu mencukupi kebutuhan antihipertensi
parenteral. (perasi pada pasien dengan tekanan diastolik preoperatif lebih besar dari++0 mmHg,
terutama pada pasien yang telah diketahui pasti mengalami kerusakan organ akhir maka operasi
harus ditunda sampai tekanan darah lebih terkontrol selama beberapa hari.
2'2'2' Preme&ikasi
&remedikasi ialah pemberian obat +-2 jam sebelum induksi anesthesia dengan tujuan
untuk?
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
14/24
'eredakan kecemasan dan ketakutan
'emperlancar induksi anesthesia
'engurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
'eminimalkan jumlah obat anestesi
'engurangi mual-muntah pasca bedah
'enciptakan amnesia
'engurangi isi cairan lambung
'engurangi reflek yang membahayakan
&remedikasi bertujuan mengurangi kecemasan pra operasi dan sangat dibutuhkan pada
pasien hipertensi.&reoperatif hipertensi ringan hingga menengah sering sembuh setelah
pemberian agen anxiolytic, seperti midaBolam.pemberian antihipertensi preoperatif harus
dilanjutkan sesuai jadal dan dapat diberikan dengan sedikit tegukan air. 9eperti disebutkan
sebelumnya, beberapa dokter melanjutkan pemberian !C> inhibitor karena diketahui dapat
mencegah menurunkan tekanan darah intraoperatif.&emberian G2adrenergik agonis sentral dapat
dijadikan sebagai tambahan yang berguna untuk premedikasi penderita hipertensi, pemberian
sedasi tambahan klonidine dosis 0,2 mgdapat mengurangi penggunaan obat anestesi intraoperatif
dan mengurangi terjadinya hipertensi perioperative. 9ayangnya, pemerian klonidine selama
selain dapat menimbulkan hipotensi tapi juga menyebabkan terjadinya bradikardi selama
operatisi.
2'#' *ana6emen Intrao)erati
2'#'!' O%6ekti
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
15/24
9ecara keseluruhan tujuan anestesi untuk pasien dengan hipertensi adalah menjaga
kestabilan tekanan darah pasien.&asien batas akhir hipertensi dapat diobati seperti pasien dengan
tekanan darah normal. &ada pasien usia lanjut atau pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol
telah terjadi perubahan autoregulasi aliran darah serebral dimana tekanan darah yang tinggi
mempertahankankan aliran darah otak yang memadai. &ada sebagian besar pasien dengan
hipertensi yang lama harus dipikirkan kemungkinan terjadinya penyakit arteri koroner dan
hipertrofi jantung,sehingga peningkatan tekanan darah yang berlebihan dapat
dihindari.Hipertensi, terutama dalam kaitannya dengan takikardia, dapat memicu terjadinya
iskemia miokard, disfungsi ventrikel bahkan keduanya.1ekanan darah arteri umumnya harusdijaga dalam +0-20% dari tingkat pra operasi.=ika hipertensi terjadi sebelum operasi dimana
tekanan darah lebih dari +07+20 mmHg, maka tekanan darah arteri harus dipertahankan dalam
batas normal, yaitu +50-+307*0-0 mm Hg.
2'#'2' Pemantauan
9ebagian besar pasien hipertensi tidak memerlukan pemantauan intraoperatif
khusus.&emantauan tekanan darah harus terus menerus dilakukan pada pasien dengan tekanan
darah yang tidak stabil dan pasien dengan prosedur pembedahan utama yang terkait dengan
perubahan yang cepat atau ditandai dengan preload jantung atau afterload.&emantauan
elektrokardiografibertujuan untuk mengetahui dengan cepat tanda-tanda iskemia.&roduksi urin
harus dipantau melalui kateter urin terutama pada pasien gangguan ginjal yang sedang menjalani
tindakan dan diharapkan dapat bertahan lebih dari 2 jam.9elama pemantauan hemodinamik
invasive dilakukan, pemenuhan kebutuhan ventrikel sering berkurang terutama pada pasien
dengan hipertrofi ventrikel.
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
16/24
1ujuan pencapaian hemodinamik yang diinginkan selama pemeliharaan anestesia adalah
meminimalkan terjadinya fluktuasi tekanan darah yang terlalu tinggi. 'empertahankan
kestabilan hemodinamik selama periode intraoperatif adalah sama pentingnya dengan
pengontrolan hipertensi pada periode preoperative. &ada hipertensi kronis akan menyebabkan
pergeseran tekanan autoregulasi dari serebral dan ginjal. 9ehingga pada penderita hipertensi ini
akan mudah terjadi penurunan aliran darah serebral dan iskemia serebral jika tekanan darah
diturunkan secara tiba-tiba. 1erapi jangka panjang dengan obat antihipertensi akan mengubah
kembali kurva autregulasi kekiri kembali ke normal. )alam mengukur autoregulasi serebral
dapat digunakan beberapa acuan yang sebaiknya diperhatikan, yaitu?
&enurunan '!& sampai dengan 25% adalah batas baah yang maksimal yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi.
&enurunan '!& sebesar 55% akan menyebabkan timbulnya gejala hipoperfusi otak.
1erapi dengan antihipertensi secara signifikan menurunkan angka kejadian stroke.
&engaruh hipertensi kronis terhadap autoregulasi ginjal kurang lebih sama dengan yang
terjadi pada serebral.
!nestesiaakan aman jika dipertahankan dengan berbagai teknik tapi dengan
memperhatikan kestabilan hemodinamik yang kita inginkan. !nestesia dengan volatile "tunggal
atau dikombinasikan dengan /2(, anestesia imbang "balance anesthesia dengan opioid /2(
pelumpuh otot, atau anestesia total intravena bisa digunakan untuk pemeliharaan anestesia.
!nestesia regional dapat dipilih sebagai teknik anestesia, namun perlu diingat baha anestesia
regional sering menyebabkan hipotensi akibat blok simpatis dan ini sering dikaitkan pada pasien
dengan keadaan hipovolemia. =ika hipertensi tidak berespon terhadap obat-obatan yang
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
17/24
diberikan, maka penyebab yang lain harus dipertimbangkan seperti
phaeochromacytoma,carcinoid syndrome dan tyroid storm.
2'#'#' In&uksi Anestesi
nduksi anestesia dan intubasi endotrakea sering menyebabkan gangguan hemodinamik
pada pasien hipertensi.9aat induksi sering terjadi hipotensi namun saat intubasi sering
menimbulkan hipertensi.Hipotensi terjadi akibat vasodilatasi perifer terutama pada keadaan
kekurangan volume intravaskuler sehingga pemberian cairan sebelumnya penting dilakukan
untuk tercapainya normovolemia sebelum induksi. )isamping itu hipotensi juga sering terjadiakibat depresi sirkulasi karena efek dari obat anestesi dan efek dari obat antihipertensi yang
sedang dikonsumsi oleh penderita, seperti !C> inhibitor dan angiotensin receptor blocker.
Hipertensi yang terjadi biasanya diakibatkan stimulus nyeri karena laringoskopi dan intubasi
endotrakea yang bisa menyebabkan takikardia dan iskemia miokard.!ngka kejadian hipertensi
akibat tindakan laringoskopi-intubasi endotrakea bisa mencapai 25%.)urasi laringoskopi
dibaah +5 detik dapat membantu meminimalisir terjadinya fluktuasi hemodinamik ;eberapa
teknik dibaah ini bisa dilakukan sebelum tindakan laringoskopi-intubasi untuk menghindari
terjadinya hipertensi.
)alamkan anestesia dengan menggunakan gas volatile yang poten selama 5-+0 menit.
&emberian opioid "fentanil 2,5-5 mikrogram7kgbb, alfentanil +5-25 mikrogram7kgbb,
sufentanil 0,25- 0,5 mikrogram7kgbb, atau ramifentanil 0,5-+ mikrogram7 kgbb.
&emberian lidokain +,5 mg7kgbb secara intravena atau intratrakea.
&enggunakan beta-adrenergik blockade dengan esmolol 0,-+,5 mg7kgbb, propanolol +-
mg, atau labetatol 5-20 mg.
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
18/24
&enggunakan anestesia topikal pada jalan napas.
2'#'$' Pemilihan o%at anestesi
A' O%at in&uksi
eunggulan dari setiap obat induksi dan teknik yang dilakukan belum jelas bagi agen
hipertensi.'eskipun dengan anestesi regional, penurunan tekanan darah yang tajam justru
lebih sering terjadi pada pasien hipertensi dibandingkan dengan pasien
normotensi.;arbiturat, benBodiaBepin, propofol, dan etomidare adalah induksi anestesi yang
paling aman diberikan pada pasien hipertensi.&emberian ketamin merupakan kontraindikasi
untuk tindakan operasi karena dapat memicu terjadinya hipertensi namun hal ini dapat
dihilangkan dengan pemberian dosis kecil bersama dengan agen lainnya, terutama
benBodiaBepin atau propofol.
,' Rumatan
!nestesi bisa aman dilanjutkan dengan agen volatile "tunggal atau dengan oksida
nitrous, suatu teknik seimbang "oksida opioid nitrous relaksan otot, atau sama sekali
teknik intravena. 1erlepas dari teknik pengobatan primer, penambahan agen volatile atau
vasodilator intravena umumnya memungkinkan kontrol lebih memuaskan tekanan darah
intraoperatif.vasodilatasi )epresi dan miokard yang relatif cepat dan reversibel yang
diberikan oleh agen volatile dapat berpengaruhterhadap tekanan darah arteri.(leh sebab itu,
beberapa dokter percaya baha pemberian opioid dan sufentanil dapat menekansaraf otonom
serta mengontrol tekanan darah.
7' Pelum)uh otot
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
19/24
)engan beberapa pengecualian seperti pankuronium, setiap pelumpuh otot dapat
digunakan secara rutin.&ankuronium memiliki efek memblokade syaraf vagal dan
melepaskan katekolamin sehingga dapat memperburuk keadaan pasien hipertensi yang tidak
terkontrol.etika pankuronium diberikan perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit akan terjadi
peningkatan detak jantung serta naiknya tekanan darah. 1etapi pankuronium berguna utnuk
mengimbangi kekuatan vagal berlebihan yang disebabkan oleh manipulasi opioid atau
bedah.&emberian obat hipotensi seperti tubocurarine, merocurine, acracurium, atau mungkin
mivacurium dapat dijadikan pilihan untuk pasien hipertensi.
D' /aso)ressors
&enderita hipertensi dapat menampilkan respon berlebihan untuk kedua ranjau-
catechola endogen "dari inkubasi atau stimulasi bedah dan agonis simpatik eksogen
diberikan.=ika seorang vasopresor diperlukan untuk mengobati hipotensi berlebihan, dosis
kecil agen langsung penuaan seperti fenilefrin "25-50 KLg mungkin lebih baik untuk agen
langsung./amun demikian, dosis kecil efedrin "5-+0 mg lebih tepat bila tinggi nada vagal.
esabaran sympatholytics diambil sebelum operasi mungkin menunjukkan respon jatuh ke
vasopressors, terutama efedrin.
2'$' Hi)ertensi Intrao)erati
Hipertensi intraoperatif yang tidak menanggapi peningkatan kedalaman anestesi
"terutama dengan agen volatile dapat diobati dengan berbagai agen parenteral menyebabkan
reversible siap seperti kedalaman anestesi yang tidak memadai, hipoksemia, atau hypercapnia
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
20/24
harus selalu dikecualikan sebelum memulai terapi antihipertensi. &emilihan agen hipotensi
tergantung pada ketajaman, keparahan, dan menyebabkan hipertensi, fungsi dasar ventrikel,
tingkat hem, dan adanya penyakit paru-paru bronchospasticM-adrenergik blokade sendiri atau
sebagai dukungan-plement merupakan pilihan yang baik untuk pasien dengan fungsi ventrikel
yang baik dan detak jantung tinggi tetapi kontraindikasi pada pasien dengan penyakit
bronchospastic. /icardipine mungkin lebih baik untuk pasien dengan penyakit bronchospastic.
8efleF tachycardia berikut nifedipin sublingual telah associted dengan infark
ischernia./itroprusside tetap menjadi agen yang paling cepat dan efektif untuk pengobatan
intraoperarive hipertensi sedang sampai parah./itrogliserin mungkin kurang efektif tetapi jugaberguna dalam mengobati atau mencegah iskemia miokard.Aenoldopam juga merupakan agen
yang berguna dan dapat meningkatkan atau mempertahankan fungsi ginjal. HydralaBine
berkelanjutan menyediakan kontrol tekanan darah namun memiliki onset tertunda dan sering
dikaitkan dengan takikardi refleks. Nang terakhir ini tidak terlihat dengan labetalol karena
kombinasi blockade G dan M adrenergik.
2'5' *ana6emen Posto)erati
Hipertensi pascaoperasiharus diantisipasi terutama pada pasien dengan hipertensi kurang
terkontrol.&emantauan tekanan darah harus terus dilanjutkan baik di ruang pemulihan dan
periode pasca operasi dini.skemia miokard dan gagal jantung kongestif dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan darah sehingga terjadi hematoma dan luka pada garis jahitan
gangguan pembuluh darah.
Hipertensi pada periode pemulihan sering multi-faktorial dan ditingkatkan dengan
gangguan pernapasan, rasa sakit, volume overload, atau distensi kandung kemih.'asalah
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
21/24
tambahan harus diatasi dan pemberian obat antihipertensi parenteral dapat dilakukan jika
perlu.&emberian nicardipine melalui intravena berguna dalam mengontrol tekanan darah
terutama jika dicurigai iskemia miokard dan bronkospasme.etika pasien kembali mendapatkan
asupan oral, maka pengobatan preoperatif harus ulang diulang kembali.
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
22/24
,A, III
+ESI*P.-AN
+. Hipertensi adalah penyebab utama kematian dan cacat dalam sebagian besar masyarakat
barat dan kelainan yang paling umum terjadi pada pasien sebelum operasi pembedahan
dengan prevalensi keseluruhan 20-25%. Hipertensi tidak terkontrol yang dibiarkan lama
akan mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kerusakan organ. Hipertensi merupakan
faktor resiko utama untuk penyakit jantung, otak, ginjal dan pembuluh darah. 9emakin
meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan
besar juga akan bertambah. ;eberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertensi antaralain adalah genetik, geografi dan lingkungan, janin, natrium, sistem renin-angiotensin,
hiperaktivitas simpatik, resistensi insulin atau hiperinsulinemia, dan disfungsi sel endotel.2. )iagnosis suatu keadaan hipertensi dapat ditegakkan bila ditemukan adanya peningkatan
tekanan arteri diatas nilai normal yang diperkenankan berdasarkan umur, jenis kelamin
dan ras.'enurut 1he =oint /ational Committee : "=/C : pada pertemuan mengenai
&encegahan, )eteksi, >valuasi dan &enatalaksanaan Hipertensi tahun 200, klasifikasi
hipertensi dibagi atas prehipertensi, hipertensi derajat + dan 2.. !nestesi pada pasien hipertensi dilakukan dengan penilaian preoperatif terlebih dahulu
yaitu mengenai jenis pendekatan medikal yang diterapkan, ada tidaknya kerusakan target
organ, status volume cairan tubuh, dan kelayakan penderita untuk dilakukan teknik
hipotensi. &ada intraoperatif yang terpenting adalah mempertahankan kestabilan
hemodinamik. &emantauan tekanan darah harus terus dilanjutkan baik di ruang
pemulihan dan periode pasca operasi dini. 9ecara keseluruhan tujuan anestesi untuk
pasien dengan hipertensi adalah menjaga kestabilan tekanan darah pasien.3. )alam pemilihan obat anestesi bagi pasien hipertensi, barbiturat, benBodiaBepin,
propofol, dan etomidare adalah induksi anestesi yang paling aman. !nestesi rumatannya
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
23/24
adalah pemberian opiopd dan sufentanil yang dapat menekan saraf otonom serta
mengontrol tekanan darah. 9ebagai pelumpuh otot, pemberian obat hipotensi seperti
tubocurarine, merocurine, acracurium, atau mungkin mivacurium dapat dijadikan pilihan
untuk pasien hipertensi.
7/26/2019 Anestesi Pada Penderita Hipertensi
24/24
DAFTAR P.STA+A
=ohn, A ;utterorth , etc . 20+.Morgan &Mikhails : Clinical Anesthesiology Fifth edition. !
#!/@> medical book
Chobanian !$, ;akris @#, ;lack H8, Cushman C, @reen #!, BBo =#, et al. 1he seventhreport of the =oint /ational Committee on prevention, detection, evaluation, and
treatment of highblood pressure? 1he =/C : report. =!'!. 200O2*"+*?250-:2.9herood , #auralee. 20++.Fisiologi Manusia.>@C ? =akarta&rice, 9ylvia. 2005.Patofisiologi :Konsep Klinis Proses- proses Penyakit, edisi 6, Jakarta: EGC.