7
ProsidingPertemuan Ilrniah SainsMateri 1996 ANOMALI BEBERAPA SIFAT FISIS KONDUKTOR SUPERlQNIK AgY Arie Widowati2, Marsongkohadi3, RochimSuratman4 ABSTRAK ANOMALI BEBERAPA SIFAT FISIS KONDUKTOR SUPERIONIK AgI. Transisi rasa konduktor superionik AgI telah diperoleh melalui pengukuran-pengukuran difraksi sinar-x, kalorimetrik, konduktivitas ionik dan ekspansi termallinier. Transisi rasa tunggal diperoleh pada (153x5)OC yang berhubungan dengan transisi rasa 6-a. Pengukuran difral[Si sinar-x menunjukkan adanya transisi rasa secara struktUral dari rasa 13 yang berstruktur heksagonal ke rasa a yang berstruktur bcc. Suatu anomali konduktivitas ionik yang tinggi dengan perubahan diskontinu yang besar pada plot Arrheniusnya terjadi di atas ltemperatur transisi, demikian pula perubahan kapasitas panas dan ekspansi tennallinier terhadap ternperatur juga menunjukkan anomali pada rasa a nya. Harga kapasitas panas, koefisien ekspansi tennal linier dan konduktivitas ionik a-AgI maksimum masing-masing adalah 19,7 cal/g mol, O,O31/'C dan O,O46/Qcm. ABSTRACT ANOMALIES SOME PHYSICAL PROPERTIES OF SUPERIONIC CONDUCTOR AgI. 11"he phase transition of superionic conductor Agi was investigated by X-ray diffi"action, calorimetric, ionic conductivity and linear thennal expansion measurements. A single phase transition was found (153:f:5)"C at which corresponds to the I3-a transition. X-ray diffi"action measurement showed a structural phase transition from hexagonal structure B-phaseto the bcc structure a-phase. An anomalously high ionic conductivity with a large discontinous change in the Arrhenius plot, was found above the transition temperature, whereas the temperature changes of the heat capacity and linear thermal expansion also showed anomalies in the a- phase. The maximum heat capacity, linear expansion coefficient and ionic conductivity of AgI were found to be:f: 19.7 cal/g mol, 0.0311"C and 0.0464/0 cm, respectively. PENDAHULUAN Pada umumnya kristal ionik menunjukkan gejala konduktivitas ionik hanya pada temperaturtinggi. Akan tetapi beberapa bahan yang tergolong dalam konduktor superionik mempunyai konduktivitas listrik yang sangat tinggi pada temperatur jauh di bawah titik leburnya , bahkan pada temperatur kamar. Superionik adalahsuatu bahan yang mempunyai sifat fisis diantara zat kristalin normal yang struktur kristal teratur daDion- ionnya tidak mobil, dengan elektrolit cair tanpa struktur tetapi ion-ionnyamobil. Bahan superionik mempunyai konduktivitas listrik tinggi (10-4-10-1).0. -lcm-l, setara dengan konduktivitas listrik elektrolit cair. Sedangkan konduktivitas elektronnya umumnya rendah (bilangan transfer elektronnya, 4 < 10-4), karena pembawa muatan utamanya adalah ion. Menurut cara konduksinya bahan superionik terdiri daTi dua kelompok yaitu (1) bahan jenis cacattitik (point defect type) daD (2) bahan jenis subkisi lebur (molten sub lattice). Pada jenis (1), konduksi ion terjadi melalui cacat Frenkel atau Schottky 1. Dipresentasikan padaPertemuan Ilmiah gains : 2. Pusat Penelitian gainsMateri, BAT AN 3. Jurusan Fisika, MlPA ITB 4. Jurusan Teknik Mesin, FfI ITB 442 sehingga dengan meningkatnya temperatur maka semakin banyak cacat yang terjadi. Pada jenis (2), konduksi menggunak~m cacat Frenkel, tetapi jumlah tempatyang mungkin ditempati dalam subkisinya jauh lebih besar daripada jumlah ionnya, sehinggasemua ion dapat loncat (hopping) atau bergerak seperti ion bebas. Secara visual dibedak1m dari bentuk kurva anomali kondulktivitas listriknya. Pada jenis (1) kurva kondulktivitas listriknya berbentuk seperti garis IUTUS, sedangpada jenis (2), kurva kondulktivitas listriknya berbentuk seperti tangga. Akhir-akhir ini yang banyak diperhatikan orang adalah bahan su~lerionik dari keluarga peTak, rnisalnya senyaw'a biller AgI. Hal ini disebabkan karena ternlperafur transisi rasa yang relatif rendail1 hila dibandingkan dengan senyawa-senyawa superionik lainnya. Di samping ifu ko]rlduktor superionik keluarga peTak mempunyai potensi yang cukup baik dalam rangka penerapan teknologinya, misalnya untuk batelrei zat padat, selbahan bakardan sebagainya. Superionik AgI pada dasamya mempunyai tiga rasa yaifufasa y (kubik FCC, zincblende) daD rasa /3 (heksagonal, r1ateri

ANOMALI BEBERAPA SIFAT FISIS KONDUKTOR SUPERlQNIK …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1410-2897-1996-1-442.pdf · Pada makalah ill akan dibahas ... alat ukur tahanan listrik

  • Upload
    dodung

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Pertemuan Ilrniah Sains Materi 1996

ANOMALI BEBERAPA SIFAT FISISKONDUKTOR SUPERlQNIK AgY

Arie Widowati2, Marsongkohadi3, Rochim Suratman4

ABSTRAKANOMALI BEBERAPA SIFAT FISIS KONDUKTOR SUPERIONIK AgI. Transisi rasa konduktor superionik

AgI telah diperoleh melalui pengukuran-pengukuran difraksi sinar-x, kalorimetrik, konduktivitas ionik dan ekspansi termallinier.Transisi rasa tunggal diperoleh pada (153x5)OC yang berhubungan dengan transisi rasa 6-a. Pengukuran difral[Si sinar-x

menunjukkan adanya transisi rasa secara struktUral dari rasa 13 yang berstruktur heksagonal ke rasa a yang berstruktur bcc. Suatuanomali konduktivitas ionik yang tinggi dengan perubahan diskontinu yang besar pada plot Arrheniusnya terjadi di atas ltemperaturtransisi, demikian pula perubahan kapasitas panas dan ekspansi tennallinier terhadap ternperatur juga menunjukkan anomali padarasa a nya. Harga kapasitas panas, koefisien ekspansi tennal linier dan konduktivitas ionik a-AgI maksimum masing-masingadalah 19,7 cal/g mol, O,O31/'C dan O,O46/Qcm.

ABSTRACTANOMALIES SOME PHYSICAL PROPERTIES OF SUPERIONIC CONDUCTOR AgI. 11"he phase

transition of superionic conductor Agi was investigated by X-ray diffi"action, calorimetric, ionic conductivity and linear thennal

expansion measurements. A single phase transition was found (153:f:5)"C at which corresponds to the I3-a transition. X-raydiffi"action measurement showed a structural phase transition from hexagonal structure B-phase to the bcc structure a-phase. Ananomalously high ionic conductivity with a large discontinous change in the Arrhenius plot, was found above the transitiontemperature, whereas the temperature changes of the heat capacity and linear thermal expansion also showed anomalies in the a-phase. The maximum heat capacity, linear expansion coefficient and ionic conductivity of AgI were found to be:f: 19.7 cal/g mol,0.0311"C and 0.0464/0 cm, respectively.

PENDAHULUANPada umumnya kristal ionik

menunjukkan gejala konduktivitas ionikhanya pada temperatur tinggi. Akan tetapibeberapa bahan yang tergolong dalamkonduktor superionik mempunyaikonduktivitas listrik yang sangat tinggi padatemperatur jauh di bawah titik leburnya ,bahkan pada temperatur kamar.

Superionik adalah suatu bahan yangmempunyai sifat fisis diantara zat kristalinnormal yang struktur kristal teratur daD ion-ionnya tidak mobil, dengan elektrolit cairtanpa struktur tetapi ion-ionnya mobil. Bahansuperionik mempunyai konduktivitas listriktinggi (10-4 -10-1).0. -lcm-l, setara dengankonduktivitas listrik elektrolit cair.Sedangkan konduktivitas elektronnyaumumnya rendah (bilangan transferelektronnya, 4 < 10-4), karena pembawamuatan utamanya adalah ion.

Menurut cara konduksinya bahansuperionik terdiri daTi dua kelompok yaitu (1)bahan jenis cacat titik (point defect type) daD(2) bahan jenis subkisi lebur (moltensub lattice). Pada jenis (1), konduksi ionterjadi melalui cacat Frenkel atau Schottky

1. Dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah gains :2. Pusat Penelitian gains Materi, BAT AN3. Jurusan Fisika, MlPA ITB4. Jurusan Teknik Mesin, FfI ITB

442

sehingga dengan meningkatnya temperaturmaka semakin banyak cacat yang terjadi.Pada jenis (2), konduksi menggunak~m cacatFrenkel, tetapi jumlah tempat yang mungkinditempati dalam sub kisinya jauh lebih besardaripada jumlah ionnya, sehingga semua iondapat loncat (hopping) atau bergerak sepertiion bebas. Secara visual dibedak1m daribentuk kurva anomali kondulktivitaslistriknya. Pada jenis (1) kurva kondulktivitaslistriknya berbentuk seperti garis IUTUS,sedang pada jenis (2), kurva kondulktivitaslistriknya berbentuk seperti tangga.

Akhir-akhir ini yang banyakdiperhatikan orang adalah bahan su~lerionikdari keluarga peTak, rnisalnya senyaw'a billerAgI. Hal ini disebabkan karena ternlperafurtransisi rasa yang relatif rendail1 hiladibandingkan dengan senyawa-senyawasuperionik lainnya. Di samping ifu ko]rlduktorsuperionik keluarga peTak mempunyai potensiyang cukup baik dalam rangka penerapanteknologinya, misalnya untuk batelrei zatpadat, sel bahan bakar dan sebagainya.

Superionik AgI pada dasamyamempunyai tiga rasa yaifufasa y (kubik FCC,zincblende) daD rasa /3 (heksagonal,

r1ateri

Fasa ~-AgI yang terjadi disini 1belum100% single phase, sehingga ontukmendapatkan rasa ~-AgI perlu dilaJkukanproses pemurnian dengan cara melarutkannyake dalam larutan KI pekat hingga t(:rlarutsempurna, kemudian ditambahkan aqllIadesthingga terbentuk endapan. Setelah endapandisaring, dilakukan proses dekantasi endapanAgI tersebut hingga terbebas dari ekses JKI.

Sedangkan AgI(y) merupakarl AgIyang dibeli dari MERCK dengan l1omorkataIog 12335, namon umumnya memilikirasa campuran, yaitu rasa ~-AgI yangberstruktur heksagonal dan rasa y-AgI yangberstruktur kubik FCC. Untuk mendapatkanrasa ~-AgI murni perlu dilakukan prosespemurnian seperti yang dilakukan padaAgI(x).

wurtzite), keduanya terjadi di bawahtemperatur transisi (T If) dan rasa a (kubik,BCC) di atas temperatur transisi. Senyawasuperionik AgI melakukan transisi rasastruktural dan transisi order~sorder padatemperatur transisi (Ttr). Sifat superionikpada senyawa superionik AgI terjadi padatemperatur tersebut (T If).

Tujuan penelitian ill adalah untukmenentukan temperatur transisi rasa,mengetahui perubahan struktur sertamengamati anomali dari beberapa sifat-sifatfisis bahan superionik AgI seperti kapasitaspanas, koefisien muai linier sertakonduktivitas listrik. Temperatur transisi rasapada AgI diperoleh melalui pengukurandengan difraksi sinar-x., pengukurankapasitas panas dilakukan denganmenggunakan peralatan DifferentialScanning Calorimetry, pengukuran koefisienmuai termal linier dengan peralatanThermomechanical Analysis danpengukuran konduktivitas listrik ionikdengan metoda AC bridge.

Pada makalah ill akan dibahasmengenai anomali yang terjadi padapengukuran-pengukuran sifat-sifat fisisnya,seperti pengukuran kapasitas panas koefisienmuai linier daD konduktivitas listrik.Pengamatan puncak-puncak anomali padakurva-kurva basil pengukuran-pengukurantersebut, dapat merupakan bukti yang kuatadanya efek transisi rasa terdisorder padasenyawa superionik AgI tersebut.

2. Tata Cara Percobaan2.1. Penentuan Temperatur Transisi Fasa

dengan XRDPada penelitian ini, peru~ntuan

temperatur transisi rasa, dilakukan den!~an X-ray Diffractometer (XRD) buatanSHIMADZU type XD-610 di laboratoriumBalai Teknofisika PPSM-BATAN Serpong.Pengukuran intensitas difIraksi menggumakanmode kontinu pada temperatur 50, 100, ISO,200 dan 250°C, daei"ah sudut pengukuran,2e~20o-60°.

Pengukuran dilakukan pada cuplikanAgI(x) dan AgI(y) dengan kondisi operasisebagai berikut :

Cu30kV30mA1 detik2°/menit0,5 kcps1°1°O,6mm

TargetTeganganAresPreset timeScan speedSkala penuhDivergence slitScatter slitReceiving slit

2.2. Pengukuran Kapasitas PanasPada penelitian ini, peng1lJkuran

kapasitas panas AgI dilakukan denganmenggunakan peralatan DU PON1r 910Differential Scanning Calorimetry selrta DUPONT 9900 Computerized TJlermalAnalyser yang ada di laboratorium ProsesRadiasi, Pusat Aplikasi Isotop dan R~diasi,BAT AN. Pengukuran dilakukan padacuplikan AgI(x) dan AgI(y). Se~rngkan

BAHAN DAN TATA KERJA1. Penyiapan Cuplikan

Dalam penelitian ini, cuplikan yangdigunakan ada dua macam yaitu AgI(x) daDAgI(y). AgI(x) merupakan AgI yang dibuatsendiri di laboratorium Balai Teknokimia,Pusat Penelitian Sains Materi, BAT ANdengan meng~ prosedur yang adapada Handbook of Preparation InorganicChemistry(l) yaitu dengan cara mereaksikanlarutan Perak Nitrat (AgNO3) dengan larutanKalium Iodida (KI) dengan persamaan reaksisebagai berikut :

AgNO3.'I+KI.'I~KNO3.'I+AgI ,J,Endapan AgI yang terjadi kemudian dicucidengan aquadest sehingga ion K+ yangterkandung dalam air cuciannya dapatditolerir dengan cara dilakukan pengetesandengan menggunakan kromatografi ion.Kemudian dikeringkan.

443

untuk mengetahui nilai kapasitas panasnya,

diperlukan pengukuran cuplikan standar,yang daIam hal ini digunakan Ag murni sertapengukuran base yaitu pengukuran tanpa

cuplikan, hanya wadahnya saja. Pemanasandilakukan pada temperatur ruang hingga250°C (:t: 100°C di atas Ttr). Cuplikan AgIberupa serbuk diletakkaD dalam wadahaluminium SHIMADZU, kemudiandiletakkan daIam bilik kaIorimeter dan dialiri

gas Argon.

alat ukur tahanan listrik High ][»recisionLCR Meter DELICA Mini Brid~:e modelDlS dan alat ukur temperatur DigitalThermometer model 2168A FLUKE4357004 dengan termokopel tipe IK modelSK3002-IS-03000. Pen~ran clilakukanpada daerah temperatur ruang hingg:i IJOO°Cpada cuplikan yang sebelumnya telall disinterhingga temperatur :t300°C. Dari pengukurantersebut diperoleh harga taharian cup.likan, R.

BASIL DAN PEMBABASAN1. Analisis Data Difraksi

Dari data pengukuran difraksi,dengan meng~nakan hukum Bra.~g yahgdinyatakan sebagai berikut :

2 dhkl sin8hkl =.1.. (1)

2.3. Pengukuran Koefisien Muai TermalLinier

Pengukuran koefisien muai termaltinier dilakukan dengan menggunakanperalatan Thermomechanical Analysis(TMA) buatan SEIKO FSC 5000 yang acta diLaboratorium Balai Penelitian danPengembangan Fisika Bahan, PusatPenelitian dan Pengembangan FisikaTerapan, LIPI, Bandung. Untuk pengukurandengan peralatan TMA, cuplikan hamsdipadatkan serta dibuat lempengan berbentuklingkaran dengan diameter :t 5 mm dan tebal:t 0,5 mm dengan menggunakan mesin presShimadzu 3194 dengan tekanan 500 kgf/cm2dalam suasana vakum (10-1 Torr),Pengukuran dilakukan dalam suasana gas N2dengan laju aliran ga~ 260 mlImenit dan lajupemanasan 10°C/menit. Temperatur cuplikandiukur dengan menggunakan termokopelchromel-alumel (tipe K).

denganA

dhkl

8hkl

panjang gelombang sinar-xjarak antar bidang (h k I)sudut hamburan

dapat diperoleh nilai konstanta kisi clari tiap-tiap rasa, seperti terlihat pada Tabel I.

Pada data konstanta kisi (Tabel 1.),terlihat bahwa pada temperatur kur:mg dari155°C, rasio cIa nya lebih besar dari Jl, hal inimenunjukkan bahwa AgI pada temperaturtersebut masih berstruktur heksagonal danberfasa 13, sedangkan mulai temperatur200°C, AgI rasio cIa nya sarna dengaJll 1 yangartinya AgI tersebut berstruktur kubik yangdalam hal ini rasa cx.. Nilai konstanta kisi (ao)pada rasa cx. sedikit berubah karenaperpanjangan (di/atasi) parameter kisi akibatpengaruh termal. Sedangkan perbe~m hargarasio cIa antara AgI(x) dengan AgI(y) terjadikarena adanya perbedaan kemurnian rasa 13-AgI.

2.4. Pengukuran Konduktivitas Listrik.Pengukuran konduktivitas listrik

AgI, menggunakan metoda AC-Bridge.Cuplikan berupa pelet silindris berukuranpanjang :i:5,5 mm dan diameter :i:l0 mm.Pengukuran dilakukan dengan menggunakantungku LINN High Therm model VMK 10,

Tabella. Konstanta Kisi rasa A I x Fun si Suhu.Temperatur ° cia rasa

(Oc) a (A)

50100150155200250

4,56904,56954,56424,53895,03905,0619

7,48197,4991

7,49107,50345,03905,0619

1,64011,64291,64131,65311,0000J,OOOO

f3

f3

f3

f3cx.

cx.

444

se1bagaidenganJadi temperatur transisi terjadi padatemperatur pemanasan antara155°C~~200°C. Ketepatan nilai temperaturtransisi dapat dilihat pada basil pengukurandengan DSC.

persamaantemperaturberikut3):

(3)

dengan T = temperatur (K)Dari basil pengukuran de:ngan

peralatan DSC serta dengan menggurlakanpersamaan (2) dan (3), diperoleh nilaikapasitas panas untuk cuplikan AgI Sl~pertiterlihat pada Gambar 2. Pada gamb:lr 2.tersebut terlihat bahwa untuk AgI(x) padatemperatur :t:153,5°C mulai terjadi antJrnalikapasitas panas dengan puncaknya padatemperatur :t:155,4°C daD berakhir padatemperatur :t:1.59,2°C. Sedangkan padacuplikan AgI(y) mulai terjadi anlDmalikapasitas panas pada temperatur :t:151.,5°C,dengan puncaknya pada tempc~ratur:t:153,5°C, serta berakhir pada tempc~ratur:t:155,4°C. Hal ill menunjukkan bahwa padatemperatur tersebut terjadi reaksi yangdiakibatkan oleh adanya transisi rasa yaitutransisi rasa /3-AgI menjadi rasa a-AgIo Nilaikapasitas panas maksimum untuk cuplikanAgI(x) sebesar 15,2 kal/g mol, sedaJ.1gkanuntuk AgI(y) sebesar 19,7 kaUg mol.

AgI2. Kapasitas Panas, Cp

Kapasitas panas cuplikandihitung menurut persamaan(2) :

Yc MsCpo XCps (2)=-x-

Ys Mc

dengan

Cpc

Cpa

-

Yc =

kapasitas panas cuplikan AgIkapasitas panas cuplikan standar(Ag)selisih antara tinggi kurva DSCuntuk wadah kosong dengancuplikan AgIselisih antara tinggi kurva DSCuntuk wadah kosong dengancuplikan standarberat cuplikan standarberat cuplikan AgI

YI =

M.Me

-

3. Koefisien Muai Termal LinierPada analisa ternlomelcanik,

cuplikan diberikan beban tekan, kemudiandilatasi yang terjadi diukur. Hasilnya direkamsebagai fungsi temperatur cuplikan,sementara cuplikan dipanaskan dengall lajupemanasan linier. Pada pengukuran dlenganmenggunakan peralatan tersebut, kO(:fisienmuai ternlal linier cuplikan diteIJltukanberdasarkan rumus sebagai berikut (4):

{4)d[ &. (I) -& b (I)] + Pr (f)

/1T

IPs (I) = "L;j(j30

Sedangkan kapasitas panas jeniscuplikan standar (Cpo) merupakan fungsi

dengan

445

TLa

- daerah temperatur transisi (136°C~rS157°C),sedangkan untuk cuplikan AgI(y) terjadi padatemperatur (142°CSTS158°C). 1rerjadinyaperbedaan antara temperatur transisi padaAgI(x) dengan AgI(y) disebablcan olehadanya perbedaan kemurnian cuplikan yangdiakibatkan oleh proses pembuatan <:uplikan.

Menurut definisi, SuaUl bahandikatakan telah memasuki rasa konduktorsuperionik apabila konduktivitas listrikioniknya (O"ioJ> 1 0-2 .0.-1 cm-l. Berdasarkankriteria ini, maka AgI diamati mem:ilsuki rasakonduktor superionik pada t(~mperatur(1 36°CSTS 157°C) untuk AgI(x) clan padatemperatur (142°CSTSI58°C) untUk AgI(y).Dari bentuk grafiknya dapat dikatakan bahwaAgI mengalami transisi klas I, serta dapatdigolongkan pada bahan superionik jenis ke-2. Konduktivitas listrik maks:imumnyaadalah O,0464a1cm-1 untuk A~:I(x) danO,O34a1cm-1 untuk AgI(y).

AI. =

~lb =

f3r=

P.

temperatur (OC)panjang cuplikan padatemperatur 20°Cpengukuran TMA (~m) padatemperatur T bila cuplikandiukurpengukuran TMA (~m) padatemperatur T bila beban diukurkoefisien muai terrnal linier(If C) standarkoefisien muai termal linier(If C) cuplikan

=

Dari basil pengukuran dengan TMA,serta menggunakan persamaan (4), diperolehgrafik koefisien muai termal linier sepertiterlibat pada Gambar 3. Pada gambartersebut, terlibat adanya puncak anomali padagrafik koefisien muai termal linier terhadaptemperatur yang cukup tajam pada temperaturtinggi yaitu pada :t221,8°C dengan bargakoefisien muai termal liniemya sebesarO,O31?C untuk AgI(x) daD pada temperatur:t228,9°C dengan harga koefisien termalliniemya sebesar O,OO225?C untuk AgI{y).Hal ini disebabkan karena adanya pembahanrasa yang disertai dengan pembaban struktur.Perbedaan letak puncak anomali antaraAgI(x) dengan AgI{y), terjadi akibatperbedaan ketidak-mumian pada rasa /3-AgInya (masih adanya pengamh ion-ion asing).

KESIMPULANDari basil-basil pengukulran dan

analisis yang telah dilakukan maka dapatdisimpulkan sebagai berikut :I. Telah terjadi transisi rasa yanJ~ disertai

dengan perubahan struktur pada cuplikanAgI(x) rnaupun AgI(y) pada ~lat diberi

perlakuan panas.2. Temperatur transisi rasa cupliJkan AgI,

baik AgI(x) maupun AgICY) yangdiperoleh daTi pengukuran kapasitaspanas, muai termal dan konduktivitaslistrik ionik menunjukkan basil yangtidak jauh berbeda yaitu pad:i daerah

temperatur (153:!::5)OC.~ .Pada temperatur tersebut terjadi transisi

rasa dari j3-AgI menjadi a-AgI yangbersifat konduktor superionik. Hal ini

tampak adanya perubahan kerniringanpada kurva logaritma basil peJ:lgukurankonduktivitas listrik ioniknya.

.Dari bentuk grafik koncluktivitaslistriknya, maka AgI terrnasll1k padabahan superionikjenis ke-2.

4. Konduktivitas Listrik IonikDari pengukuran dengan

menggunakan metoda AC bridge, diperolehharga tahanan listrik, R. Kemudian untukmendapatkan nilai konduktivitas listrik ionikdigunakan persamaan-(5) dan (6) berikut ini,

R = p ~ (5)A

3

dimanaL =A =p =

panjang cuplikanluas penampang cuplikanresistansi listrik 4

maka nilai konduktivitas listrik ionik, 0-adalah

--,.., (6)p

Dan basil pengukuran konduktivitaslistrik seperti disebutkan di atas diperolehgrafik seperti terlihat pada Gambar 4. Darigambar tersebut terlihat bahwa padapengukuran AgI(x) terjadi kenaikankonduktivitas listrik ionik yang tajam pada

rr= UCAPAN TERIMA KASmUcapan tt1ima kasih kami

sampaikan kepada semua pihak yaing telahmembantu dalam pelaksanaan penelitian iniantara Ian kepada :I. Kepala Balai Teknokimia, PPSM-

BAT AN yang telah memberi ijin

446

penggunaan laboratorium untukpembuatan cuplikan.Kepala Balai Teknofisika, KepalaInstalasi Spektometri Neutron, KepaiaBidang Fisika Zat Mampat, PPSM-BAT AN, serta Kepaia Pusat AplikasiIsotop dan Radiasi, BAT AN, KepaiaPuslitbang Fisika Terapan LIPI,Bandung,atas ijin penggunaan peralatan.Bapak Agus Sunardi, Bapak RifaiMuslich, Bapak Johanes A.M. dariPPSM-BATAN, Ibu Isni Marlijanti dariPAIR-BAT AN, serta Ibu Dra. Pujiastutidari Puslitbang Fisika Terapan, LIPI,Bandung, atas bantuannya dalampengoperasian peraiatan serta pembuatancetakan cuplikan.Rekan-rekan lain yang tidak dapatdisebutkan satu persatu.

2.

3.

4.

3. LYNCH, CHARLES T., Handbo(,k ofMaterial Science, Vol I, 156-165, CRCPress Inc., Boca Raton, Florida, USA,1974.

4. SEIKO INC, Instruction Manual TMA100 SEIKO FSC 5000, Seiko Inc., ~rapan.

5. SHIMADSU CORPORATION, Instrl~ctionManual XD-610, X-Ray Dif/ractOJMer,Shimadsu Corporation, Kyoto, Ja~m.

6. LADDERNET PROJECT, SUMITOMOCoRPORATION, In.ltruction ManualDELICA Mini Bridge MOdel D1S, FinalDocument Part-2, BAT AN MPR-SL,Phase 3, Laddemct ~ SumitomoCorporation, Tokyo, Japan, 1991.

7. CuLUTY, B.D., Element of ),(-RayDif/raction, Addison Wesley PublilshingCo. Inc., London, 1959.

8. HOSHINO, SADAO., J:P1Iys-Soc.J(rpan.,41(5), 1976.

9. CHANDRA., S., Superionic .Yolid,Principples and Application., :NorthHolland Publishing Co., Nethelrland,1961.

10. WfDOWATI, ARIE., Anomali Beb,erapaSifat Filii Konduktor Superionik AgI,Tesis S2, ITB, Bandung, 1995.

DAFT AR PUSTAKA1. BRAUER, GEORGE, Handbook of

Preparation Inorganic Chemistry, Vol.2, 2nd ed, Academic Press, NY.2. Du PONT INSTRUMENT InstructionManual DSC 910, Do Pont InstrumentCo., 1985

(b)Gambar 2. Kapasitas Panas (8) AgI(x) (b) AgI(y)

.t.t7

-I, ! '" ,;',j,t,- ';~!l.;t f'i ,1.\\ i i'l~f!,!if:ii

,11!" ; 6j-'.,,~},;,?.!;" ",:',;[1 ,:;ff;!1JA,,-""h"'C';;' ""'I"",

~I;.I,""\""""'I"{ "-;~;i:~: f:I

fA .cp 1. .):, "J.F\ !. ,"

~;~~(t~

.tl!WbiI~ai\ ){£Q x 8

.I."."

.rl~I,~,,; cJ

'

A CJ \.if" '

! "

CA"!""'?i '1

1 " [ '"1 " \ (J

Au.}jj.", .

ji?i1u'\ n/,h

""i" IE-~ ,..';""~'

(a) :,~1(1"1;!1~ n£J"'~ n.6:':I:~;JGf)gfl, .

-.Jltl!IIQuJ fIt;,!!)':I:.I

fiA;)'!o.m,:JtjI.,! '

I ,,",. i",",,"1 i",. ,..

,Prosiding PertemuanllIniah Sains Materi 1996." .A "' I] . 1 ' 1';1 ,,', ij c...,; ",;\

.6 {,.nOt"! ":)"., ',.' ',,",,"

.to,(?!

"I """;'~,.!~ r.II,qJ)! ,.15:4",,\

i;O11U:ji.

£

!II

...~'t \\\\\1\D~ ..l ..r'..~'> R'.,C, , ~'~.'", \'" I '., ".~,.nnqs ,.Jfu O./lLjt. .\1".' 'o.OJ,:'; n1.",', "\,, In "',,.1""~" \ ,..u,,~..,. "I'i'" I,.; ) ,,:;;ft~ .~~'~,I\ ,.-". '" ".."It., t ",. ;.O""

, .0,015'

\"\,;)~M~\~I\,w(l I:.':,) ~ 0,01 \i\""'li\#" ,i'~l.! niJ' f (,;4ii,i"""" l At"'J-.J 4 ["t,' ~"", _

I ",'t'"""'1;" ,1RV..n ~ ,'..., "",,\.. ",', '"'ici",11'~.,

()MOTll~:J2 .,I I 0015 ;) ish:" :,"::1, .,L~Gfiii2

"--- ".. nOI ft'-_tU\~ I\(iih'c i :111&1 (lsni'1 :1.\(1 \~ ~ 0,005

J2-5fqIvl; ~AT 0 ~"'-'-- I.100 200 2SO 300

omojtmlJG .~ 1; -o,oos

,tEl;Ql .moqSl..~S\-'I- \t) \t\c~:;:.,sntri2iiouQ ~W -

.Q-te...~ \:,1\... t:.)C)'l..a'{.~. '"

YTWU~

0.8

IlOO2ST '!1.o~) i';'~"iL "_)1j "1Y H"() ! ' -, 0.062 Inl Q ,) t

i ,!1 .(~)l "", :. IlOOt! ,".),,\1;,.\,!.. -,.J. ){O'Ml{J \: :'.:.

f.!:I\,-\~'.)Nf\ '\I!q bnGUf)}; I~ .

i,Ol c 300

I :0.0005r T""Pft".,.. (d.. C)

~

I ",;jj

,\\5\(\'/..

rftlijl.1

.00sl1: 'iJl;il-'i

"" ) " a ""'~

C, ~1~i,.t1

' I " ';" It,,-""..oJ,!,."

, ~1O\\,",,\,).\:r,:JlI\q, ! 1:0"1'r.,} ~ ""., iI( a 1("( I J".J ...4

1.1l \1)" ~..?8<1! ,. ~

~\\,b,,~6~s.

i\DIt\\!I"t'c;\'i~ ii"o:.'\~M'l. ,\)\

.?<!Q'!' ,3iiU

(b)

i, )i:..+' ,1 ,ii', c(b) ';;-"i'(i",i ~ ...i""",;Gambar 4. Konduktivitas Listrik (a) AgI(x) (b) AgI«y)

448