13
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bioteknologi yang membahas tentang Cloning Gen Sr100 Dalam Rangka Produksi Protein Rekombinan Sebagai Model Imunogen Untuk Menghasilkan Antibodi. Terima kasih kami ucapkan kepada :. 1. Ibu Dr. Mellova Amir, M.Sc. Apt. selaku dosen mata kuliah Bioteknologi 2. Ibu Dra. Tatat Hayati selaku dosen mata kuliah Bioteknologi 3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil. 4. Teman – teman yang memberikan masukan dan saran kepada kami. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna penyempurnaaan makalah ini dimasa mendatang. Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun pembaca. Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.

Anti Bodi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Anti Bodi

Citation preview

Page 1: Anti Bodi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan

ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bioteknologi yang

membahas tentang Cloning Gen Sr100 Dalam Rangka Produksi Protein Rekombinan Sebagai

Model Imunogen Untuk Menghasilkan Antibodi.

Terima kasih kami ucapkan kepada :.

1. Ibu Dr. Mellova Amir, M.Sc. Apt. selaku dosen mata kuliah Bioteknologi

2. Ibu Dra. Tatat Hayati selaku dosen mata kuliah Bioteknologi

3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.

4. Teman – teman yang memberikan masukan dan saran kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna

serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna

penyempurnaaan makalah ini dimasa mendatang.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan

kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami. Semoga

makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun

pembaca. Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.

Jakarta, November 2012

Penyusun

Page 2: Anti Bodi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Strategi ...................................................................................................... 3

2.2 Formulasi Strategi .................................................................................................... 4

2.3 Proses Manajemen Strategi ...................................................................................... 5

2.4 Rumusan Strategi ..................................................................................................... 7

2.5 Tingkat – Tingkat Strategi ....................................................................................... 8

2.6 Jenis – Jenis Strategi ................................................................................................ 9

2.7 Manfaat Manajemen Strategi ................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... iii

Page 3: Anti Bodi

DAFTAR PUSTAKA

http://wonecay.blogspot.com//2011/05/teori-konsep-strategi-sumber-daya.html?m=1

http://id.shvoong.com//social-sciences//education/2179270-strategi-formulasi-strategi-

formulation/#ixzz2BaNA56Yy

http://hajatil.wordpress.com/2011/12/31/formulasi-strategi

Page 4: Anti Bodi

http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi

Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur

tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,[2] sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut.[3] Sistem imunitas manusia ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi

untuk melawan antigen. Antibodi dapat ditemukan

pada darahatau kelenjar tubuh vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan

tubuhuntuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing

seperti bakteri dan virus.Molekul antibodi beredar di dalam  pembuluh darah dan

memasuki jaringan tubuhmelalui proses peradangan. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar

yang disebutrantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan.

Terdapat beberapa tipe berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang

berbeda, yang dimasukan ke dalam kelas (en:isotype) yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai

berat. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia dan memainkan

peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda

asing berlainan yang masuk ke dalam tubuh,[5]yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE, yang

mempunyai perbedaan area C.

http://www.sentra-edukasi.com/2011/09/pembentukan-macam-struktur-cara-

kerja.html#.ULg5WmES01U

Tubuh dapat dengan cepat merespon infeksi suatu kuman penyakti apabila di dalam tubuh

sudah terdapat antibodi untuk jenis antigen tertentu yang berasal dari kuman. Bagaimana

antibodi dapat terbentuk dalam tubuh?

a. Macam & Pembentukan Antibodi

Berdasarkan cara mendapatkan imun atau kekebalan, dikenal dua macam kekebalan, yaitu

kekebalan aktif dan pasif.

1) Kekebalan Antibodi Aktif

Kekebalan aktif terjadi jika seseorang kebal terhadap suatu penyakit setelah diberikan

vaksinasi dengan suatu bibit penyakit. Perhatikan Gambar 11.4. Jika kekebalan itu diperoleh

Page 5: Anti Bodi

setelah orang mengalami sakit karena infeksi suatu kuman penyakit maka disebut

kekebalan aktif alami. Sebagai contohnya adalah seseorang yang pernah sakit campak

maka seumur hidupnya orang tersebut tidak akan sakit campak lagi. Apakah Anda ingat

bahwa pada saat masih kecil mendapatkan imunisasi polio? Sekarang ini di Indonesia sudah

dilaksanakan imunisasi polio untuk anak-anak balita. Hal ini dilakukan agar Indonesia

terbebas dari virus polio. Apa sebenarnya yang terkandung di dalam vaksin?

Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau dinonaktifkan, dimana pada bibit

penyakit tersebut masih mempunyai antigen yang kemudian akan direspon oleh sistem

imun dengan cara membentuk antibodi.

Sel B dan sel T (sel limfosit) ikut berperan dalam menghasilkan antibodi. Sel B (B limfosit)

membentuk sistem imunitas humoral, yaitu imunitas dengan cara membentuk antibodi yang

berada di darah dan limfa. Sel B berfungsi secara spesifik mengenali antigen asing serta

berperan membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri, seperti Streptococcus,

Meningococcus, virus campak, dan Poliomeilitis. Antibodi ini kemudian melekat pada antigen

dan melumpuhkannya.

Sel B ini juga mampu membentuk sel pengingat (memory cell). Sel ini berfungsi untuk

membentuk kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Sebagai contoh jika terdapat antigen

yang sama masuk kembali ke dalam tubuh maka sel pengingat ini akan segera

meningkatkan antibodi dan membentuk sel plasma dalam waktu cepat. Sel plasma adalah

sel B yang mampu menghasilkan antibodi dalam darah dan limfa.

Sel T (T limfosit) membentuk sistem imunitas terhadap infeksi bakteri, virus, jamur, sel

kanker, serta timbulnya alergi. Sel T ini mengalami pematangan di glandula timus dan

bekerja secara fagositosis. Namun T limfosit tidak menghasilkan antibodi. T limfosit secara

langsung dapat menyerang sel penghasil antigen. Sel T kadang ikut membantu produksi

antibodi oleh sel B.

Page 6: Anti Bodi

Sel T dan sel B berasal dari sel limfosit yang diproduksi dalam sumsum tulang. Perhatikan Gambar 11.5 Sel limfosit yang melanjutkan pematangan selnya di sumsum tulang akan menjadi sel B.

Baik sel B maupun sel T dilengkapi dengan reseptor antigen di dalam plasma membrannya. Reseptor antigen pada sel B merupakan rangkaian membran molekul antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu. Reseptor antigen dari sel T berbeda dari antibodi, namun reseptor sel T mengenali antigennya secara spesifik. Spesifikasi dan banyaknya macam dari sistem imun tergantung reseptor pada setiap sel B dan sel T yang memungkinkan limfosit mengidentifikasi dan merespon antigen.

Saat antigen berikatan dengan reseptor yang spesifik pada permukaan limfosit, limfosit akan aktif untuk berdeferensiasi dan terbagi menaikkan populasi dari sel efektor. Sel ini secara nyata melindungi tubuh dalam respon imun. Dalam sistem humoral, sel B diaktifkan oleh ikatan antigen yang akan meningkatkan sel efektor yang disebut dengan sel plasma. Sel ini mensekresi antibodi untuk membantu mengurangi antigen.

2) Kekebalan Antibodi Pasif

Setiap antigen memiliki permukaan molekul yang unik dan dapat menstimulasi pembentukan berbagai tipe antibodi. Sistem imun dapat merespon berjuta-juta jenis dari mikroorganisme atau benda asing. Bayi dapat memperoleh kekebalan (antibodi) dari ibunya pada saat masih berada di dalam kandungan. Sehingga bayi tersebut memiliki sistem kekebalan terhadap penyakit seperti kekebalan yang dimiliki ibunya.

Kekebalan pasif setelah lahir yaitu jika bayi terhindar dari penyakit setelah dilakukan suntikan dengan serum yang mengandung antibodi, misanya ATS (Anti Tetanus Serum). Sistem kekebalan tubuh yang diperoleh bayi sebelum lahir belum bisa beroperasi secara penuh, tetapi tubuh masih bergantung pada sistem kekebalan pada ibunya. Imunitas pasif hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja.

Page 7: Anti Bodi

b. Struktur Antibodi

Setiap molekul antibodi terdiri dari dua rantai polipeptida yang identik, terdiri dari rantai berat dan rantai ringan. Struktur yang identik menyebabkan rantai-rantai polipeptida membentuk bayangan kaca terhadap sesamanya. Empat rantai pada molekul antibodi dihubungkan satu sama lain dengan ikatan disulfida (-s-s-) membentuk molekul bentuk Y. Dengan membandingkan deretan asam amino dari molekul-molekul antibodi yang berbeda, menunjukkan bahwa spesifikasi anti-gen-antibodi berada pada dua lengan dari Y. Sementara cabang dari Y menentukan peran antibodi dalam respon imun. Struktur antibodi dapat Anda amati pada Gambar 11.6 di samping ini untuk memudahkan dalam membayangkan bentuk antibodi.

c. Cara Kerja Antibodi

Cara kerja antibodi dalam mengikat antigen ada empat macam. Prinsipnya adalah terjadi pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan dimakan oleh sel makrofag. Berikut ini adalah cara pengikatan antigen oleh antibodi.

1) Netralisasi

Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi.

2)    Penggumpalan

Page 8: Anti Bodi

Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan anti-gen-antigen yang berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat.

3)    Pengendapan

Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah dalam menangkapnya.

4)    Aktifasi Komplemen

Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis. Perhatikan Gambar 11.7.

Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah dimasukkan ke dalam tubuh, disebut memori imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder dalam sistem imun yang berkaitan dengan memori imun. Berikut ini adalah gambaran respon primer dan sekunder.

Page 9: Anti Bodi

Gambar 11.8 menunjukkan bahwa setelah injeksi antigen A yang kedua, respon imun

sekunder jauh lebih besar dan lebih cepat daripada respon primer. Dengan demikian respon

sekunder sebenarnya lebih penting peranannya dalam sistem imun.

Demikian artikel "Pembentukan, Macam, Struktur & Cara Kerja Antibodi" ini saya

susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ): 

Biologi Kelas IX  karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto. 

Biologi SMA / MA Kelas IX  karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif. 

Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari

Wijayati. 

Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A. 

http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi_M

Page 10: Anti Bodi

Molekul IgM mengandung 5 unit dasar.

1: Unit dasar.

2: Rantai panjang.

3: Rantai pendek.

4: Rantai J.

5: Ikatan disulfida antarmolekul.

Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin)[1] adalah antibodi dasar yang berada

pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk

pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen [2]  sebagai

respon imunitas awal (en:primary immune response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk

monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit-B dan reseptor sel-B.

IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia

dan berkembang secara fitogenetik (en:phylogenetic).[3] Fragmen konstanIgM adalah bagian yang

menggerakkan lintasan komplemen klasik.

Pada serum normal, IgM sering dijumpai mengikat antigen tertentu, meski tidak terdapatimunisasi sebelumnya.

Oleh sebab itu IgM sering disebut sebagai "antibodi alami" (en:natural antibody). Hal ini kemungkinan memang

disebabkan karena avidity IgM yang tinggi, sehingga dapat mendeteksi dan mengikat antigen kurang reaktif

yang sering dijumpai. Sebagai contoh, IgM yang mengikat sel darah merah yang tercemar antigen A dan B

dimungkinkan sebagai akibat dari paparan IgM terhadap substansi A dan B yang terdapat pada bakteri pada

awal proses fitogenik. IgM juga bertanggung jawab terhadappenggumpalan sel darah merah setelah transfusi

darah pada saat sel darah merah donor tidak sesuai dengan tipe sel darah merah penerima.

Antibodi alami

Manusia dan primata lain diketahui mempunyai antibodi alami yang berada di dalam serum sebelum

terjadi infeksi. Antibodi alamiadalah antibodi yang diproduksi sebelum terjadinya infeksi, vaksinasi, atau

paparan terhadap antigen, maupun imunisasi pasif.

http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi_G

Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris yang terbentuk dari

dua rantai berat dan rantai ringanγ, yang saling mengikat dengan ikatan disulfida, dan mempunyai

dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi cukup merata di

dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada manusia[1] dan waktu paruh 7 hingga 23

Page 11: Anti Bodi

hari bergantung pada sub-tipe. Molekul IgG dibentuk dan diedarkankan oleh sel plasma dalam 4 sub-tipe IgG1,

IgG2, IgG3, IgG4.

IgG adalah antibodi pertama yang terlibat dalam respon imunitas lanjutan. Keberadaan IgG tertentu pada

umumnya diartikan sebagai puncak respon antibodi terhadap antigen.[2]

IgG dapat mengikat beragam patogen, seperti virus, bakteri, fungi dengan dua rantai epitop dan

melindungi tubuh dengan cara aglutinasidan immobilization, dan aktivasi sistem kekebalan

komplemen dengan lintasan klasik, menggunakan fragmen konstan mengikat patogen dalam opsonisasi untuk

ditelan makrofaga dan neutrofil dengan proses fagositosis, dan netralisasi toksin. IgG juga memainkan peran

penting dalam mengikat sel NK pada ADCC (en:antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity). IgG juga

dihubungkan denganHipersensitivitas tipe II dan tipe III.