Upload
akuf-suradal-wibisono
View
6
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Anti Bodi
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan
ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bioteknologi yang
membahas tentang Cloning Gen Sr100 Dalam Rangka Produksi Protein Rekombinan Sebagai
Model Imunogen Untuk Menghasilkan Antibodi.
Terima kasih kami ucapkan kepada :.
1. Ibu Dr. Mellova Amir, M.Sc. Apt. selaku dosen mata kuliah Bioteknologi
2. Ibu Dra. Tatat Hayati selaku dosen mata kuliah Bioteknologi
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
4. Teman – teman yang memberikan masukan dan saran kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna
penyempurnaaan makalah ini dimasa mendatang.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan
kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun
pembaca. Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.
Jakarta, November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Strategi ...................................................................................................... 3
2.2 Formulasi Strategi .................................................................................................... 4
2.3 Proses Manajemen Strategi ...................................................................................... 5
2.4 Rumusan Strategi ..................................................................................................... 7
2.5 Tingkat – Tingkat Strategi ....................................................................................... 8
2.6 Jenis – Jenis Strategi ................................................................................................ 9
2.7 Manfaat Manajemen Strategi ................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA
http://wonecay.blogspot.com//2011/05/teori-konsep-strategi-sumber-daya.html?m=1
http://id.shvoong.com//social-sciences//education/2179270-strategi-formulasi-strategi-
formulation/#ixzz2BaNA56Yy
http://hajatil.wordpress.com/2011/12/31/formulasi-strategi
http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi
Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur
tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,[2] sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut.[3] Sistem imunitas manusia ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi
untuk melawan antigen. Antibodi dapat ditemukan
pada darahatau kelenjar tubuh vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan
tubuhuntuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing
seperti bakteri dan virus.Molekul antibodi beredar di dalam pembuluh darah dan
memasuki jaringan tubuhmelalui proses peradangan. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar
yang disebutrantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan.
Terdapat beberapa tipe berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang
berbeda, yang dimasukan ke dalam kelas (en:isotype) yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai
berat. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia dan memainkan
peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda
asing berlainan yang masuk ke dalam tubuh,[5]yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE, yang
mempunyai perbedaan area C.
http://www.sentra-edukasi.com/2011/09/pembentukan-macam-struktur-cara-
kerja.html#.ULg5WmES01U
Tubuh dapat dengan cepat merespon infeksi suatu kuman penyakti apabila di dalam tubuh
sudah terdapat antibodi untuk jenis antigen tertentu yang berasal dari kuman. Bagaimana
antibodi dapat terbentuk dalam tubuh?
a. Macam & Pembentukan Antibodi
Berdasarkan cara mendapatkan imun atau kekebalan, dikenal dua macam kekebalan, yaitu
kekebalan aktif dan pasif.
1) Kekebalan Antibodi Aktif
Kekebalan aktif terjadi jika seseorang kebal terhadap suatu penyakit setelah diberikan
vaksinasi dengan suatu bibit penyakit. Perhatikan Gambar 11.4. Jika kekebalan itu diperoleh
setelah orang mengalami sakit karena infeksi suatu kuman penyakit maka disebut
kekebalan aktif alami. Sebagai contohnya adalah seseorang yang pernah sakit campak
maka seumur hidupnya orang tersebut tidak akan sakit campak lagi. Apakah Anda ingat
bahwa pada saat masih kecil mendapatkan imunisasi polio? Sekarang ini di Indonesia sudah
dilaksanakan imunisasi polio untuk anak-anak balita. Hal ini dilakukan agar Indonesia
terbebas dari virus polio. Apa sebenarnya yang terkandung di dalam vaksin?
Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau dinonaktifkan, dimana pada bibit
penyakit tersebut masih mempunyai antigen yang kemudian akan direspon oleh sistem
imun dengan cara membentuk antibodi.
Sel B dan sel T (sel limfosit) ikut berperan dalam menghasilkan antibodi. Sel B (B limfosit)
membentuk sistem imunitas humoral, yaitu imunitas dengan cara membentuk antibodi yang
berada di darah dan limfa. Sel B berfungsi secara spesifik mengenali antigen asing serta
berperan membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri, seperti Streptococcus,
Meningococcus, virus campak, dan Poliomeilitis. Antibodi ini kemudian melekat pada antigen
dan melumpuhkannya.
Sel B ini juga mampu membentuk sel pengingat (memory cell). Sel ini berfungsi untuk
membentuk kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Sebagai contoh jika terdapat antigen
yang sama masuk kembali ke dalam tubuh maka sel pengingat ini akan segera
meningkatkan antibodi dan membentuk sel plasma dalam waktu cepat. Sel plasma adalah
sel B yang mampu menghasilkan antibodi dalam darah dan limfa.
Sel T (T limfosit) membentuk sistem imunitas terhadap infeksi bakteri, virus, jamur, sel
kanker, serta timbulnya alergi. Sel T ini mengalami pematangan di glandula timus dan
bekerja secara fagositosis. Namun T limfosit tidak menghasilkan antibodi. T limfosit secara
langsung dapat menyerang sel penghasil antigen. Sel T kadang ikut membantu produksi
antibodi oleh sel B.
Sel T dan sel B berasal dari sel limfosit yang diproduksi dalam sumsum tulang. Perhatikan Gambar 11.5 Sel limfosit yang melanjutkan pematangan selnya di sumsum tulang akan menjadi sel B.
Baik sel B maupun sel T dilengkapi dengan reseptor antigen di dalam plasma membrannya. Reseptor antigen pada sel B merupakan rangkaian membran molekul antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu. Reseptor antigen dari sel T berbeda dari antibodi, namun reseptor sel T mengenali antigennya secara spesifik. Spesifikasi dan banyaknya macam dari sistem imun tergantung reseptor pada setiap sel B dan sel T yang memungkinkan limfosit mengidentifikasi dan merespon antigen.
Saat antigen berikatan dengan reseptor yang spesifik pada permukaan limfosit, limfosit akan aktif untuk berdeferensiasi dan terbagi menaikkan populasi dari sel efektor. Sel ini secara nyata melindungi tubuh dalam respon imun. Dalam sistem humoral, sel B diaktifkan oleh ikatan antigen yang akan meningkatkan sel efektor yang disebut dengan sel plasma. Sel ini mensekresi antibodi untuk membantu mengurangi antigen.
2) Kekebalan Antibodi Pasif
Setiap antigen memiliki permukaan molekul yang unik dan dapat menstimulasi pembentukan berbagai tipe antibodi. Sistem imun dapat merespon berjuta-juta jenis dari mikroorganisme atau benda asing. Bayi dapat memperoleh kekebalan (antibodi) dari ibunya pada saat masih berada di dalam kandungan. Sehingga bayi tersebut memiliki sistem kekebalan terhadap penyakit seperti kekebalan yang dimiliki ibunya.
Kekebalan pasif setelah lahir yaitu jika bayi terhindar dari penyakit setelah dilakukan suntikan dengan serum yang mengandung antibodi, misanya ATS (Anti Tetanus Serum). Sistem kekebalan tubuh yang diperoleh bayi sebelum lahir belum bisa beroperasi secara penuh, tetapi tubuh masih bergantung pada sistem kekebalan pada ibunya. Imunitas pasif hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja.
b. Struktur Antibodi
Setiap molekul antibodi terdiri dari dua rantai polipeptida yang identik, terdiri dari rantai berat dan rantai ringan. Struktur yang identik menyebabkan rantai-rantai polipeptida membentuk bayangan kaca terhadap sesamanya. Empat rantai pada molekul antibodi dihubungkan satu sama lain dengan ikatan disulfida (-s-s-) membentuk molekul bentuk Y. Dengan membandingkan deretan asam amino dari molekul-molekul antibodi yang berbeda, menunjukkan bahwa spesifikasi anti-gen-antibodi berada pada dua lengan dari Y. Sementara cabang dari Y menentukan peran antibodi dalam respon imun. Struktur antibodi dapat Anda amati pada Gambar 11.6 di samping ini untuk memudahkan dalam membayangkan bentuk antibodi.
c. Cara Kerja Antibodi
Cara kerja antibodi dalam mengikat antigen ada empat macam. Prinsipnya adalah terjadi pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan dimakan oleh sel makrofag. Berikut ini adalah cara pengikatan antigen oleh antibodi.
1) Netralisasi
Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi.
2) Penggumpalan
Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan anti-gen-antigen yang berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat.
3) Pengendapan
Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah dalam menangkapnya.
4) Aktifasi Komplemen
Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis. Perhatikan Gambar 11.7.
Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah dimasukkan ke dalam tubuh, disebut memori imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder dalam sistem imun yang berkaitan dengan memori imun. Berikut ini adalah gambaran respon primer dan sekunder.
Gambar 11.8 menunjukkan bahwa setelah injeksi antigen A yang kedua, respon imun
sekunder jauh lebih besar dan lebih cepat daripada respon primer. Dengan demikian respon
sekunder sebenarnya lebih penting peranannya dalam sistem imun.
Demikian artikel "Pembentukan, Macam, Struktur & Cara Kerja Antibodi" ini saya
susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ):
Biologi Kelas IX karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.
Biologi SMA / MA Kelas IX karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif.
Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari
Wijayati.
Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.
http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi_M
Molekul IgM mengandung 5 unit dasar.
1: Unit dasar.
2: Rantai panjang.
3: Rantai pendek.
4: Rantai J.
5: Ikatan disulfida antarmolekul.
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin)[1] adalah antibodi dasar yang berada
pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk
pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen [2] sebagai
respon imunitas awal (en:primary immune response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk
monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit-B dan reseptor sel-B.
IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia
dan berkembang secara fitogenetik (en:phylogenetic).[3] Fragmen konstanIgM adalah bagian yang
menggerakkan lintasan komplemen klasik.
Pada serum normal, IgM sering dijumpai mengikat antigen tertentu, meski tidak terdapatimunisasi sebelumnya.
Oleh sebab itu IgM sering disebut sebagai "antibodi alami" (en:natural antibody). Hal ini kemungkinan memang
disebabkan karena avidity IgM yang tinggi, sehingga dapat mendeteksi dan mengikat antigen kurang reaktif
yang sering dijumpai. Sebagai contoh, IgM yang mengikat sel darah merah yang tercemar antigen A dan B
dimungkinkan sebagai akibat dari paparan IgM terhadap substansi A dan B yang terdapat pada bakteri pada
awal proses fitogenik. IgM juga bertanggung jawab terhadappenggumpalan sel darah merah setelah transfusi
darah pada saat sel darah merah donor tidak sesuai dengan tipe sel darah merah penerima.
Antibodi alami
Manusia dan primata lain diketahui mempunyai antibodi alami yang berada di dalam serum sebelum
terjadi infeksi. Antibodi alamiadalah antibodi yang diproduksi sebelum terjadinya infeksi, vaksinasi, atau
paparan terhadap antigen, maupun imunisasi pasif.
http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi_G
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris yang terbentuk dari
dua rantai berat dan rantai ringanγ, yang saling mengikat dengan ikatan disulfida, dan mempunyai
dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi cukup merata di
dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada manusia[1] dan waktu paruh 7 hingga 23
hari bergantung pada sub-tipe. Molekul IgG dibentuk dan diedarkankan oleh sel plasma dalam 4 sub-tipe IgG1,
IgG2, IgG3, IgG4.
IgG adalah antibodi pertama yang terlibat dalam respon imunitas lanjutan. Keberadaan IgG tertentu pada
umumnya diartikan sebagai puncak respon antibodi terhadap antigen.[2]
IgG dapat mengikat beragam patogen, seperti virus, bakteri, fungi dengan dua rantai epitop dan
melindungi tubuh dengan cara aglutinasidan immobilization, dan aktivasi sistem kekebalan
komplemen dengan lintasan klasik, menggunakan fragmen konstan mengikat patogen dalam opsonisasi untuk
ditelan makrofaga dan neutrofil dengan proses fagositosis, dan netralisasi toksin. IgG juga memainkan peran
penting dalam mengikat sel NK pada ADCC (en:antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity). IgG juga
dihubungkan denganHipersensitivitas tipe II dan tipe III.