Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANTISIPASI PLAGIARISME DALAMPENULISAN JURNAL ILMIAH
Oleh: Prapti Leguminosa, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
Selasa, 3 Oktober 2017
Urgensi Mengkaji Plagiarisme Akademik?
Plagiarisme dan Jenis-jenisnya
Sanksi bagi Plagiator
Bagaimana Menghindari Plagiasi?
MENGAPA PERLU MEMBAHAS
PLAGIARISME?
Plagiarisme masih marak terjadi dikalangan akademisi
Pemahaman tentang plagiarisme masih minim
Adanya tuntutan membuat karya akademi berupa penelitian dan
menulis jurnal ilmiah bagi dosen
Adanya Permendiknas No. 17, tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
DEFINISI PLAGIARISME
Permendiknas No. 17 Tahun 2010
“Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja
dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai
untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”
Council of Writing Program Administrators (2003)
“In an instructional setting, plagiarism occurs when a writer
deliberately uses someone else’s language, ideas, or other original
(not common-knowledge) material without acknowledging its source”
JENIS-JENIS PLAGIARISME
Plagiarisme tidak disengaja (inadvertent plagiarism)
• Terjadi karena penulis tidak memahami cara mengutipdan menulis sumber pustaka, atau disebabkan penulistidak mengikuti perkembangan ilmu dalam bidangnya.
Plagiarisme yang disengaja (deliberate plagiarism)
• Penulis sengaja menggunakan karya ilmiah orang lain dan dipublikasikan sebagai hasil karya sendiri.
Sumber: Zulkarnain (2012)
KATEGORI PLAGIARISME
Plagiarisme atas karya orang lain
Plagiarisme atas karya sendiri
1
2
BENTUK-BENTUK PLAGIARISME ATAS KARYAORANG LAIN
Mengakui tulisan orang lain sebagai
tulisan sendiri (copy paste dari internet,
mengutip tanpa menuliskan sumber)
Mengakui gagasan orang lain sebagai
pemikiran sendiri
Mengakui karya kelompok sebagai
kepunyaan atau hasil sendiri
Mengganti identitas penulis dari karya
tulis orang lain sehingga seolah-olah
menjadi miliknya
Meringkas dan memparafrase (mengutip
tidak langsung) tanpa menyebutkan
sumbernya
Penggunaan uraian, ungkapan, atau
penjelasan orang lain dalam karya tulis
tanpa memberi tanda kutip atau tanpa
menuliskan sumbernya.
Penggunaan fakta (data, informasi,
dokumentasi foto, video, tabel, data
statistik, audio/wawancara, milik orang lain
tanpa mengemukakan identitas sumbernya
Mengambil materi audio, visual, materi test,
software, maupun kode program tanpa
menyebutkan sumbernya dan menampilkan
seolah-olah karya sendiri.
PLAGIARISME KARYA SENDIRI
Dikenal dengan istilah Self-plagiarism atau Auto-Plagiarisme
Penulis menggunakan ide/gagasan dari tulisan-tulisan sendiri
yang telah diterbitkan sebelumnya pada tulisan yang baru,
namun penulis tidak mencantumkan rujukan atau sitasinya
Penulis mempublikasikan data penelitian yang sama pada
jurnal yang berbeda
Satu data hasil penelitian boleh diregistrasi/dipublikasikan
hanya sekali.
SANKSI BAGI PLAGIATOR
Permendiknas No. 17 Tahun 2010 dalam pasal 12 mengatur sanksi bagi
Plagiator, yaitu mahasiswa:
Teguran
Peringatan tertulis
Penundaan pemberian hak sebagai mahasiswa
Pembatalan satu atau beberapa nilai yang diperoleh mahasiswa
Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program
SANKSI BAGI PLAGIATOR
Permendiknas No. 17 Tahun 2010 dalam pasal 12 mengatur sanksi bagi
Plagiator, yaitu Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan:
Teguran
Peringatan tertulis
Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan
Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional
Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli
peneliti/tenaga kependidikan
Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga
kependidikan
Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai
dosen/peneliti/tenaga kependidikan
Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan
SANKSI BAGI PLAGIATOR
Permendiknas No. 17 Tahun 2010 dalam pasal 12 mengatur sanksi
bagi Plagiator, yaitu Dosen dengan jabatan akademik/fungsional
Guru Besar, maka dosen yang bersangkutan dijatuhi SANKSI
TAMBAHAN berupa:
Pemberhentian dari jabatan guru besar / professor/ ahli peneliti
utama oleh Mentri atau pejabat yang berwenang atas usul Perguruan
Tinggi yang diselenggarakan oleh pmerintah atau atas usul
Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui
Kopertis
UPAYA MENGHINDARI PLAGIARISME?
1. Setiap karya ilmiah yang dihasilkan di perguruan tinggi dilengkapi
dengan pernyataan bebas plagiat dan ditandatangani oleh penulis
2. Pimpinan perguruan tinggi perlu mengunggah semua karya ilmiah
yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi ke titik akses elektronik
yang ditetapkan DIKTI, misalnya ke portal Garuda (Garba Rujukan
Digital)
3. Penulis naskah perlu memperhatikan petunjuk bagi penulis (Instruction
for Authors) dan mengikuti gaya selingkung penulisan artikel
4. Menyatakan secara jelas dan benar saat menggunakan ide atau
pendapat orang lain, menyatakan fakta, data statistik, dan lain-lain
yang bukan merupakan common knowledge
UPAYA MENGHINDARI PLAGIARISME?
5. Jika hendak menuliskan ide/pernyataan orang lain secara
langsung atau murni tanpa mengubah susunan kata/kalimat,
maka perlu memberi tanda petik (“....”) dengan tetap
menyebutkan sumber.
6. Melakukan paraphrase (menyatakan ide orang lain
menggunakan kalimat sendiri tanpa mengubah maknanya) dan
tetap menyebutkan sumber
7. Note-taking: mencatat informasi-informasi dengan bahasa sendiri
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang
suatu topik
CONTOH PLAGIASI KUTIPANLANGSUNG
Pendapat Pledmont tahun 2009: Religiusitas memiliki pengaruh terhadap
kesehatan mental dan fisik karena religiusitas dapat membantu coping
stress, kelelahan dan kematian pada individu.
Dianggap plagiasi, jika penulis tidak memberikan tanda petik (“…”)
dalam kutipan langsung meskipun menyebutkan sumber
Religiusitas memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental dan fisik
karena religiusitas dapat membantu coping stress, kelelahan dan
kematian pada individu (Pledmont 2009:103).
KUTIPAN LANGSUNGYANG TIDAK MENGANDUNG UNSUR PLAGIASI
Penulisan kutipan langsung di dalam teks ditandai dengan tanda
baca petik (“…”)
“Religiusitas memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental dan fisik
karena religiusitas dapat membantu coping stress, kelelahan dan
kematian pada individu” (Pledmont 2009:103)
sedangkan bagian yang tidak dikutip dituliskan dengan tanda baca
elipsis (…)
Pledmont (2009:103) menyatakan bahwa “…religiusitas dapat
membantu coping stress…”
CONTOH PLAGIASI KARENA KESALAHAN DALAM MELAKUKAN PARAFRASE
Teks Asli:
Indonesia perlu menurunkan impor terigunya yang telah
mencapai 12 juta metrik ton per tahun, karena hal ini
membebani anggaran negara. Salah satu caranya adalah
dengan mengembangkan berbagai jenis tepung dari bahan
lokal. Sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman
hayati tertinggi kedua di dunia, Indonesia memiliki banyak
jenis tanaman sumber tepung. Contohnya adalah pisang,
umbi- umbian, sukun, biji-bijian seperti jagung, sorgum, biji
jali, kara- karaan, kacang-kacangan, sagu, dan biji buah-
buahan. Bahan- bahan sumber tepung itu perlu diidentifikasi
dan dikaji sifat tepungnya terlebih dahulu. Tahap berikutnya
adalah mengkaji penggunaannya dalam berbagai jenis
produk. Kadang diperlukan modifikasi struktur tepung untuk
meningkatkan daya gunanya bagi suatu produk tertentu
Parafrase yang tidak bisa diterima:
Indonesia perlu mengurangi pembelian terigunya yang
telah mencapai 12 juta metrik ton per tahun, karena hal
ini membebani perekonomian bangsa. Salah satu
caranya adalah dengan menggunakan berbagai jenis
tepung asli Indonesia. Sebagai negara yang memiliki
tingkat keanekaragaman hayati tertinggi kedua di
dunia, Indonesia mempunyai berjenis-jenis tanaman
sumber tepung. Contohnya adalah pisang, umbi-
umbian, sukun, biji-bijian seperti jagung, sorgum, biji
jali, kara- karaan, kacang-kacangan, sagu, dan biji
buah-buahan. Bahan- bahan sumber tepung itu perlu
ditengarai dan diteliti sifat tepungnya terlebih dahulu.
Tahap berikutnya adalah mempelajari aplikasinya
dalam berbagai jenis produk. Sering diperlukan
perubahan struktur tepung untuk meningkatkan daya
gunanya bagi suatu produk tertentu.
(Penulis hanya mengganti beberapa kata tanpa mengubah struktur kalimat asli)
Teks Asli:
Indonesia perlu menurunkan impor terigunya yang telah mencapai 12 juta metrik ton per tahun,
karena hal ini membebani anggaran negara. Salah satu caranya adalah dengan
mengembangkan berbagai jenis tepung dari bahan lokal. Sebagai negara dengan tingkat
keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia, Indonesia memiliki banyak jenis tanaman
sumber tepung. Contohnya adalah pisang, umbi- umbian, sukun, biji-bijian seperti jagung, sorgum,
biji jali, kara- karaan, kacang-kacangan, sagu, dan biji buah-buahan. Bahan- bahan sumber
tepung itu perlu diidentifikasi dan dikaji sifat tepungnya terlebih dahulu. Tahap berikutnya
adalah mengkaji penggunaannya dalam berbagai jenis produk. Kadang diperlukan modifikasi
struktur tepung untuk meningkatkan daya gunanya bagi suatu produk tertentu.
Parafrase yang diterima:
Indonesia perlu memproduksi berbagai jenis tepung untuk pemenuhan kebutuhan tepung
nasional. Ada berbagai jenis sumber tepung yang tersedia dalam jumlah banyak di
Indonesia, yang dapat berasal dari serealia, umbi-umbian, buah-buahan, dan sagu.
Tepung-tepung tersebut dapat digunakan dalam bentuk aslinya atau dalam bentuk
termodifikasi untuk meningkatkan kualitasnya.
NOTE-TAKING
Caranya:
Baca, beri tanda kata-kata penting
Baca, tutup sumber informasi, tulis dengan bahasa sendiri
Tandai ekspresi asli sumbernya, bedakan dengan kalimat
Anda sendiri
Segera mencatat sumber informasi
CONTOH HASIL NOTE TAKING
Impor terigu membebani perekonomian negara, naik terus
setiap tahun, naik 200% di akhir tahun 2011 (Republika, 29
Januari 2012)
Terigu satu-satunya tepung yang mengandung gluten yang
penting untuk pengembangan roti (Atwell, 2011)
Terigu dalam cake bisa digantikan oleh MOCAF yaitu tepung
singkong termodifikasi oleh enzim (Kompas, 12 Februari 2012)
SUMBER:
Council of Writing Program Administeators. 2003. Defining andAvoiding Plagiarism: The WPA Statement on Best Practices. Diaksespada tanggal 1 Oktober 2017 dari http://www.wpacouncil.org
Zulkarnain. 2012. Menghindari Perangkap Plagiarisme dalam
Menghasilkan Karya Tulis Ilmiah. Diakses pada tanggal 12September 2017 dari http://www.unja.ac.id/2013/04/10/prof-dr-ir-h-zulkarnain-mhortsc/
Slides “Hindari Plagiarism dalam Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah” oleh
Myrta Artaria, Tim Pengembangan Jurnal Ilmiah UniversitasAirlangga, Diakses pada tanggal 10 September 2017