Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
1
MODUL PENDAMPINGAN ROLE MODEL PADA REMAJA DENGAN OBESITAS
“SUKSES MENJADI ROLE MODEL”
Peneliti I : Ani Nuraeni SKp MKes, Peneliti II : Ii Solihah SKp MKM
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
2
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
3
DAFTAR ISI
A . Pe n g ant a r … ………………………… ……… … … ………… ……… ……… ……… .…… ……… . 4
B . T u j u an ………… ………………… ……… ……… … … ……… ………… ……… ……… ……… …… 5
1 . T u j u an Um um …………… ………… … … ……… ……… ……… ……… … …… ……… … 5
2 . T u j u an K hu su s ……………… ……… … … ………… ……… ……… ……… ……… … . . … 5
C . B ah an B ac aan …………… ………… ……… …… ……… ……… ……… ……… ……… ……… 6
1 . O bes i t a s ………………………… ……… … … ……… ……… ……… ……… … …… ……… . . 6
2 . B ag ai m an a c ar a me n g ur an g i pr ev a len s i o be s i t a s ? . . . . . . . . . . . . . 9
3 . A pa y ang d i l akukan r o le m od e l d a l am m e ng e nd a l ik an
o be s i t a s ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1 2
4. Apa yang harus dilakukan sekolah dan keluarga untuk mengendalikan
obesitas? …………………………………………………………………………………………………………………………
1 3
D . Pe n i l a i an …… ……………………… ……… …… ……… ……… ……… ……… …… … ………… . 1 5
E . U m pan B a l ik …………………… ……… …… ……… ……… ……… ………… … …… ……… … 1 6
F . D a f t a r Pus t ak a …………… ……… ……… … … ……… ……… ………… ……… ……… …… 1 6
L amp i r an
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
4
MODUL PENDAMPINGAN ROLE MODEL PADA
REMAJA OBESITAS
Peneliti Utama : Ani Nuraeni SKp. MKes, Anggota Peneliti : Ii Solihah SKp MKM
A . P E NG AN TA R
Modul ini akan mengingatkan saudara tentang obesitas . Obesitas yang dimaksud adalah
kelebihan lemak tubuh. Seseorang dianggap obesitas bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu
ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2. Modul ini memberikan pengetahuan untuk
meningkatkan upaya dalam menanggulangi obesitas pada remaja . Usia remaja (10-18
tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu pertama remaja
memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik. Kedua,
adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Ketiga, remaja mempunyai
kebutuhan zat gizi khusus contohnya kebutuhan atlet. Kebiasaan makan yang berubah
salah satunya terjadi karena adanya globalisasi secara luas. Remaja merupakan salah satu
kelompok sasaran yang berisiko mengalami obesitas. Obesitas pada remaja ditandai dengan
berat badan yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan
remaja sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam
jaringan lemak tubuh . Prevalensi kegemukan tahun 2010 pada anak usia 16-18 tahun secara
nasional sebesar 1,4%. Ditemukan11 provinsi yang memiliki kegemukan pada remaja usia 16-
18 tahun di atas prevalensi nasional. Sementara itu, pada penduduk usia di atas 18 tahun,
tercatat 21,7% kategori berat badan lebih (overweight) dan obesitas. Prevalensi kegemukan
(overweight) relatif lebih tinggi pada remaja perempuan dibanding dengan remaja laki-laki
(1,5% perempuan dan 1,3% laki-laki). Obesitas pada masa anak-anak (0-18 tahun) perlu
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
5
diwaspadai, terutama bila obesitas terjadi pada masa remaja. Mengapa? Karena
kemungkinan besar dapat berlanjut hingga dewasa.
Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak yang ditandai dengan berat badan
diatas rata-raya dari indeks massa tubuhnya (Body Mass Index) yang diatas normal. Obesitas
yang terjadi pada remaja perlu mendapatkan perhatian, sebab apabila berlanjut hingga
dewasa akan sulit diatasi dengan secara konvensional (diet dan olah raga). Obesitas pada
remaja tidak hanya menjadi masalah kesehatan di kemudian hari, tetapi juga membawa
masalah bagi kehidupan social dan emosi yang cukup berarti pada remaja. Beberapa contoh
penyakit yang disebabkan oleh obesitas adalah penyakit jantung, stroke, dan juga diabetes
atau kencing manis. Penyakit-penyakit ini apabila tidak ditangani dengan cepat dan benar
dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, yuk cegah obesitas pada anak dan
remaja sejak dini.
Manfaat materi yang tersaji dalam modul ini memberikan pemahaman bagi role model
untuk selalu memberikan teladan dan berperilaku yang bisa diikuti oleh teman sebaya
terutama yang menmiliki berat badan lebih atau obesitas.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan yang diharapkan role model mampu memberikan pendampingan dalam
suatu tindakan yang mencerminkan suatu sikap yang baik yang dapat dijadikan sebagai
acuan atau dicontoh oleh remaja (responden) yang memiliki obesitas sehingga dapat
menurunkan berat badannya.
2. Tujuan Khusus
Responden dengan bantuan pendampingan role model mampu:
a. Mengenali obesitas pada dirinya
b. Mengenali potensi dirinya dalam mengendalikan obesitas.
c. Mengenali dan memahami daya juang yang dilakukannya dalam mengendalikan obesitas
d. Mampu menjadi role model bagi yang lain dalam mengendalikan obesitas.
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
6
C. BA HA N BA CAA N
Di bawah ini akan dibahas tentang obesitas serta peran role model :
1. Obesitas
Obesitas merupakan suatu keadaan yang melebihi dari berat badan relatif seseorang
sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama karbohidrat, lemak dan protein. Obesitas
pada anak sekolah merupakan masalah serius karena akan berlanjut hingga usia
dewasa serta merupakan faktor risiko terjadinya penyakit metabolik dan degeneratif.
tan Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang
disebabkan penumpukan adipose (adipocytes: jaringan lemak khusus yang disimpan
tubuh) secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki
berat badan yang lebih berat dibandingkan berat idealnya yang disebabkan terjadinya
penumpukan lemak di tubuhnya
a. Apa itu obesitas ?
Obesitas (kegemukan) adalah keadaan terdapatnya timbunan lemak berlebihan
dalam tubuh. Secara klinik biasanya dinyatakan dalam bentuk Indeks Masa Tubuh
(IMT) > 30 kg/m2. Untuk orang Asia, kriteria obesitas apabila IMT > 25kg/m2.23
b. Bagaimana mendiagnosis obesitas pada remaja?
Obesitas didiagnosis berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) seseorang. Cara
menghitung IMT adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat dari
tinggi badan (dalam meter).
IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m) 2
Setelah nilai IMT didapatkan, maka plotkan atau tentukan titiknya pada grafik IMT
CDC 2000 (khusus untuk anak usia 2-20 tahun) sesuai usia dan jenis kelamin. Anak
usia > 2 tahun disebut overweight jika nilai IMT sedangkan untuk anak < 2 tahun
disebut overweight jika nilai IMT anak berada di atas Z-skor +2, dan obesitas jika di
atas Z-skor +3. Penilaian IMT menggunakan standard Indeks Masa Tubuh menurut
Umur IMT/U.
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
7
c. Apa penyebab obesitas pada remaja ?
1) Pola makan yang tidak sehat
Pola makan yang sering ditambah dengan camilan yang tidak sehat (contoh :
kentang goreng, makanan ringan dalam kemasan, gorengan), serta minum teh
manis atau softdrink setiap makan akan berisiko mengalami obesitas. Konsumsi
makanan tinggi kalori dan lemak seperti makanan fast food atau cepat saji, sosis,
baso, pizza, dan softdrink juga dapat memicu terjadinya obesitas. Hal ini
diperparah dengan tidak ada atau kurangnya asupan buah dan sayur/sumber
serat pada makanan sehari-hari.
2) Kurangnya aktivitas fisik
Tuntutan kuliah yang tinggi, jadwal dan tugas kuliah yang begitu padat secara
tidak langsung membatasi waktu olahraga remaja. Selain itu, dengan adanya
gadget aktivitas fisik menjadi berkurang. Remaja lebih tertarik untuk bermain
dengan gadget di dalam ruangan dibandingkan bermain dengan teman di luar
rumah seperti bermain bola atau bersepeda.
Untuk mencegah terjadinya obesitas maka sangat disarankan untuk melakukan
olahraga secara teratur. Olahraga yang baik dilakukan dengan melihat intensitas
latihan (frekuensi dan lama latihan). Latihan fisik olahraga dengan frekuensi 3-5
kali seminggu dengan durasi waktu minimal 30 menit sangat membantu untuk
mempertahankan kesehatan fisik. Kategori aktifitas olahraga) adalah:
a). Ringan, jika melakukkan <3 kali/minggu
b). Sedang, jika malakukan 3-5 kali/minggu, minimal 30 menit setiap latihan
c). Berat, jika melakukan > 5 kali/minggu, minimal 30 menit setipa latihan
3). Memiliki keluarga yang obesitas
Obesitas dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya
didalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua
yang obesitas cenderung memiliki anak-anak yang obesitas pula. Dalam hal ini
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
8
nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur
sel lemak dalam tubuh.
d. Apakah faktor resiko terjadinya obesitas ?
1) Faktor genetik
Obesitas cenderung untuk diturunkan sehingga diduga memiliki penyebab
genetic. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata factor genetic memberikan
kontribusi 33% terhadap berat badan seseorang
2) Faktor lingkungan
Yang termasuk factor lingkungan dalam hal ini adalah perilaku atau pola gaya
hidup, misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan, serta
bagaimana aktifitas setiap hari.
3) Faktor hormonal
Pada usia lanjut terjadi penurunan metabolism basal tubuh sehingga mempunyai
kecenderungan untuk meningkatkan berat badannya. Selain hormone tiroid,
hormone insulin juga dapat menyebabkan kegemukan
4) Faktor psikososial
Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan
5) Faktor perkembangan
Penambahan ukuran dan atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas
yang menjadi gemuk pada masa anak-anak dapat memiliki sel lemak sampai
lima kali lebih banyak dibandingkan dengan orang berat badan normal
6) Faktor fisik
Seseorang dengan aktifitas fisik yang kurang dapat meningkatkan prevalensi
obesitas
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
9
e. Apakah dampak negatif obesitas ?
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah fisik maupun psikis, masalah fisik
seperti ortopedik sering disebabkan karena obesitas, termasuk nyeri punggung
bagian bawah, dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah pinggul, lutut,
dan pergelangan kaki). Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih
banyak. Sering juga ditemukan oedema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki. Obesitas secara langsung
membahayakan kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya
sejumlah penyakit menahun antara lain sebagai berikut: Diabetes tipe 2 (timbul
pada masa remaja), Tekanan darah tinggi, Stroke, Serangan jantung, Gagal jantung,
Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar), Batu
kandung empedu dan batu kandung kemih, Gour dan arthritis, Osteoastritis, Tidur
apnea (kegagalan bernafas secara normal ketika tidur, menyebabkan
berkurangnya kadar oksigen dalam darah), Sindroma pickwiskian (obesitas disertai
wajah kemerahan, underventilasi, dan ngantuk)
2. Bagaimana cara mengurangi prevalensi obesitas?
a. Pencegahan
1) Pola makan sehat : makanan yang kita makan sehari-hari mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Piring makan yang sehat harus
terdiri dari sayur, buah, lauk-pauk, dan nasi/roti. Sayur (warna hijau) harus
dikonsumsi paling banyak di antara yang lain. Hampir setengah piring harus diisi
oleh sayur-sayuran. Setengah piring lagi dibagi dua untuk nasi (warna cokelat) dan
juga lauk-pauk (warna oranye). Lalu, sisanya diisi oleh buah.
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
10
2) Berikan sarapan dan bekal untuk anak
3) Perbaiki Teknik mengolah makanan
4) Tetapkan aturan makan
5) Batasi kegiatan menonton, computer atau video games
6) Berikan anak kegiatan yang memerlukan aktifitas fisik. Kurangi kegiatan santai
anak paling tidak dua jam setiap hari untuk melakukan kegiatan fisik. Lakukan
kegiatan berupa permainan yang membutuhkan kegiatan fisik, daripada
mengajak anak berolahraga yang membosankan bagi mereka
b. Modifikasi Perilaku
1) Menahan keinginan untuk makan di luar jam makan.
2) Belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi, serta
mengurangi makanan camilan.
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
11
3) Pilihlah makanan yang berkalori rendah seperti sayur, buah, dan makanan
yang tidak digoreng.
4) Hindari karbohidrat berlebih dan kue-kue manis.
5) Imbangi dengan melakukan olahraga
c. Program penurunan berat badan
Ada beberapa program dalam penurunan berat badan pada penderita obesitas
1) Diet harus aman dan memenuhi kebutuhan harian (rendah kalori)
2) Program harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan
dan stabil
3) Sebelum program harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh
4) Melakukan pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan
tercapai.
d. Komitmen
Komitmen dalam mengatasi obesitas :
1) Fokus pada tujuan agar diri lebih termotivasi
Keinginan untuk memiliki tubuh sehat,fit dan ideal menjadi focus utamanya
2) Ubahlah mindset
Menjalani diet perlu mengubah paradigma bahwa diet bukan menyiksa diri
namun lebih kepada menjalani pola hidup sehat yang menjadi gaya hidup.
3) Mengubah pola dan gaya hidup
Mengubah pola makan dan rutin berolah raga, focus menurunkan berat
badan, menjalani latihan dan kegiatan olah raga yang dipilihnya sesuai
pilihan.
4) Mengatur dan menjaga pola makan
Komitmen menjalani program diet, pola makan sehat, pola makan yang tepat
sesuai kebutuhannya
5) Support dari role model
Adanaya role model dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku remaja.
Biasanya individu akan mempelajari dan menerapkan suatu sikap, tingkah laku
dengan memperhatikan sikap, tingkah laku role model yang menjadi acuannya.
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
12
C3. Apa yang dilakukan role model dalam mengendalikan obesitas ?
Role model adalah seseorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang
bias diikuti oleh orang lain. Adanya dukungan dari role model merupakan suatu
dorongan yang menimbulkan kekuatan remaja dalam mengendalikan obesitas.
Ajakan, peringatan, candaan merupakan pesan yang digunakan remaja untuk
mengingatkan temannya dalam menjalankan komitmen mengendalikan
obesitas. Role model dapat memotivasi terutama dalam menjalankan program
diet; olah raga serta menjalankan perilaku sehat. Ingat ! dukungan tersebut
dapat menjadi energi yang melahirkan semangat, namun yang paling utama
adalah percaya diri dan komitmen dalam mencapai tujuan.
Strategi :
a. Responden membaca modul “sukses menjadi role model “.
b..Responden saling memberikan dukungan dengan cara
mengingatkan/mempengaruhi, memotivasi dalam menjalankan komitmen
penanggulangan obesitas.
c. Masing masing responden memilih cara yang baik dalam menanggulangi
obesitas.
d. Responden bertukar pengalaman dalam memilih cara yang baik dalam
menanggulangi obesitas .
e. Responden mengingatkan setiap 2 minggu( selama 2 bulan ) akan menilai
IMT masing masing.
f. Responden memberikan pujian pada temannya ketika berhasil menaggulangi
obesitas ( menurunkan berat badannya) dan memberikan dukungan pada
mereka yang belum berhasil.
g. Masing masing responden menilai role model dalam memberikan dukungan
h. Responden tetap semangat melakukan cara hidup sehat setiap hari .
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
13
a. Upaya dari pihak sekolah
1) Mensosialisasikan gaya hidup sehat dan aktif dengan membuat kebijakan-
kebijakan yang mendukung pengendalian obesitas.
Misal : menjalin kerjasama dengan dinas kesehatan dan olah raga di
lingkungan terdekat untuk memberikan penyuluhan, informasi dan
dukungan untuk pola makan sehat dan gaya hidup aktif, memberikan
evaluasi dan penilaian pada semua pihak baik siswa maupun staf sekolah
tentang pola makan sehat dan gaya hidup aktif
2) Sediakan lingkungan sekolah yang mendukung pola makan sehat dan gaya
hidup aktif
Lingkungan fisik termasuk diantaranya gedung sekolah dan gedung- gedung
lain di sekitarnya, fasilitas yang medukung gaya hidup aktif/aktifitas fisik,
pendidikan jasmani, termasuk juga kondisi lingkungan sekolah seperti pilihan
makanan/snak sehat, temperatur, kualitas udara, kualitas air, kebisingan
lingkungan, pencahayaan matahari, dan keamanan.
3) Sediakan program meal plan dan pastikan meal plan yang diberikan sesuai
dengan minat pola makan anak
Sekolah sebaiknya menyediakan cafeteria (tempat makan/kantin) yang
sudah diatur dalam menyediakan makanan yang sehat, memberikan
layanan meal plan untuk siswa maupun staf sekolah untuk mencapai
kebugaran dan kesehatan optimal
4) Terapkan program aktifitas fisik bagi anak dengan pendidikan fisik yang
berkualitas
Program komprehensif yang meliputi perencanaan aktifitas fisik baik
sebelum, selama, dan setelah proses pembelajaran di sekolah seperti aktifitas
ketika istirahat, membuat klub olahraga, membuat lomba-lomba olahraga,
4. Apa yang harus dilakukan sekolah dan keluarga untuk mengendalikan obesitas ?
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
14
anjuran berangkat sekolah dengan jalan kaki atau sepeda, dan pendidikan
fisik yang berkualitas.
5) Buatlah hubungan dan kerja sama yang baik dengan keluarga dalam
mengembangkan dan mengimplementa sikan pola makan sehat dan gaya
hidup aktif.
Meningkatkan komunikasi antara sekolah dan keluarga dengan pemberian
sosialisai dan informasi tentang pola makan sehat dan gaya hidup aktif,
melibatkan keluarga dalam staf/bagian kesehatan dan kebugaran sekolah,
memaksimalkan sumber daya dari keluarga yang dapat membantu program
pola makan sehat dan gaya hidup aktif (beberapa profesi orang tua siswa
yang dokter, ahli nutrisi, atau olahragawan), juga sekolah dapat bersama
keluarga membudayakan pola makan sehat dan gaya hidup aktif.
6) Sediakan tim atau orang khusus yang menangani konsultasi dan
pengembangan program kesehatan dan kebugaran yang meliputi pola
makan sehat, konsultasi nutrisi, kesehatan mental dan gaya hidup aktif bagi
siswa dan semua staf anggota sekolah.
b. Upaya dari pihak keluarga
1) Memberikan akses/pilihan makanan dan minuman yang sehat untuk
dikonsumsi.
Mengurangi manis gula dan perbanyak buah dan sayur. hindari/kurangi
menyediakan makanan dan minuman yang tidak sehat untuk dikonsumsi
anak di rumah seperti makanan cepat saji, makanan berpengawet, pemanis
buatan, soft drink, dan sebagainya.
2) Memberikan dukungan pada siswa dalam memulai gaya hidup sehat.
Memberikan reward/pujian kepada anak yang memulai gaya hidup sehat,
tidak memberikan hadiah berupa makanan yang tidak layak konsumsi,
membatasi aktifitas yang tidak aktif (sedentary activity) seperti menonton tv
dan main game, tidak menggunakan aktifitas fisik sebagai punishment dan
sebagainya
3) Memberikan akses pada anak untuk mengikuti klub olahraga
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
15
Aktiftas olahraga mempunyai banyak manfaat, selain menyehatkan, bisa
juga sebagai penyaluran hobi yang mungkin adalah bakatnya, mengurangi
stress, dan meningkatkan dunia sosial anak yang tentu akan membahagiakan
anak.
4) Menjadi teladan/role model dalam gaya hidup sehat
Adanya teladan menjadi penting bagi anak untuk memulai atau
menjalankan gaya hidup sehat. Dan teladan yang paling dekat dengan anak
adalah orang tuanya, maka jika orang tua ingin anaknya melakukan gaya
hidup sehat maka harus dimulai dari orang tuanya. Berikan contoh
bagaimana orang tuanya melakukan gaya hidup sehat seperti tidak
merokok, makan minum secukupnya, istirahat cukup, olah raga teratur, dan
beberapa prinsip gaya hidup sehat lain. Jika orang tua sudah menjadi teladan
dalam menerapkan gaya hidup sehat, membudayakan dalam keluarganya,
maka hal ini akan sangat berpengaruh pada gaya hidup sehat anaknya.
D. PENILAIAN
TEST FORMATIF I
Untuk mencapai tujuan dalam mengendalikan obesitas , maka peran role model yang telah
diilakukan akan dievaluasi dan akan dilakukan penilaian IMT setiap 2 minggu sekali dalam
waktu satu bulan.
TEST FORMATIF II
Untuk mencapai tujuan dalam mengendalikan obesitas, maka dukungan Role model yang
telah diilakukan akan dievaluasi dan akan dilakukan penilaian IMT setiap 2 minggu sekali
dalam waktu satu bulan.
SELAMAT DAN SUKSES
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
16
A.
B.
C.
E. UMPAN BALIK
Hitunglah nilai IMT anda dan berada pada klasifikasi mana ? Bila sudah ada penurunan
berat badan , pujilah diri, namun bila berat badan anda belum juga menunjukkan ada
penurunan, maka beri semangat dan kesempatan diri anda. Selanjutnya Katakan “ saya
akan sukses menjadi role Model”
F. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita (2001). Prinsip dasar Ilmi Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arisman (2004) . Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta:EGC
David Geldard. (2011). Konseling Remaja, Yogyakarta. Pustaka Belajar
Rahmawati (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat. (PHBS). Yogyakarta
Soetjiningsih.( 2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.Litbangkes 2010 Riskesdas 2010
Balitbang Kemenkes RI(2013). Riset Kesehatan Dasar;RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI. Teddy Dyatmika 2013. Pengaruh Terpaan Kampanye Sosial dan Role Model Pendidikan, Jurnal Komunikasi Makna . Fakultas KomunikasiVol 4, No 1 (2013) DOI: http://dx.doi.org/10.30659/jikm.4.1 Yosep Krisna Dipurwa (2017) Sinetron Dan Role Model Remaja (Analisis Resepsi Audiens Remaja Terhadap Gaya Hidup Karakter Sinetron Anak Jalanan), [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada.
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
17
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
18
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
19
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
20
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
21
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
22
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
23
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
24
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
25
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
26
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
27
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
28
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
29
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
30
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
31
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
32
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
33
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
34
Modul “Sukses Menjadi Role Model”
Kegiatan Riset 2018
35