34
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KASUS BARU TB PARU PADA KELUARGA PENDERITA TB PARU BTA (+) DI PUSKESMAS KARANGDORO KOTA SEMARANG

Apkom Print

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Apkom Print

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KASUS BARU TB PARU PADA KELUARGA PENDERITA TB PARU BTA

(+) DI PUSKESMAS KARANGDORO KOTA SEMARANG

Page 2: Apkom Print

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang 1. TB paru (di Indonesia) pembunuh no.1 diantara

penyakit menular lain

2. TB paru (di Indonesia) urutan no.3 dalam daftar 10 penyakit kematian utama, setelah penyakit jantung, pembuluh darah dan penyakit saluran pernafasan akut

3. Data profil kota semarang & catatan medik puskesmas Karangdoro• Tahun 2005 TB paru BTA (+) 27 kasus• Tahun 2006 TB paru BTA (+) 48 kasus• Tahun 2006 TB paru BTA (+) 46 kasus

Page 3: Apkom Print

Rumusan Masalah

Adakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kasus baru TB paru pada

keluarga penderita TB paru BTA (+) di Puskesmas Karangdoro Kota Semarang?

Page 4: Apkom Print

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

• Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kasus baru TB paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+) di puskesmas Karangdoro kota Semarang.

Tujuan Khusus• Mendeskripsikan umur,pendidikan ,pengetahuan,lama kontak,pendapatan,kepadatan hunian penderita TB paru BTA (+).

• Menganalisis hubungan umur,pendidikan ,pengetahuan,lama kontak,pendapatan,kepadatan hunian dgn kejadian kasus baru TB paru pd keluarga penderita .

Page 5: Apkom Print

Manfaat Penelitian

Informasi bagi dinas kesehatan kota Semarang dan puskesmas Karangdoro dalam memberikan pelayanan dan penyusunan rencana kegiatan penanggulangan penyakit TB

Sebagai bahan informasi kepada masyarakattentang faktor risiko TB paru

Page 6: Apkom Print

Bidang Ilmu

Penelitian ini termasuk bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya

epidemologi penyakit menular langsung, yaitu TB paru.

Page 7: Apkom Print

Keaslian PenelitianPeneliti Judul Penelitian

Setiyadhi, 2007

Faktor-faktor sanitasi rumah berhubungan dengan kejadian penyakit TBC paru di desa belik Kabupaten Pemalang

Widarto Agus Supriyono,2007

Hubungan Faktor Karakteristik,Cara Minum Obat dan Kedisiplinan Minum Obat TBC Paru dengan Tingkat Keberhasilan Pengobatan Paket TBC Paru di Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus Tahun 2007

Fitriatun Rosidah,2006

Beberapa faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pengobatan TB paru di BP$ Tegal tahun 2006

Ridwanto,2005

Hubungan faktor karakteristik dan pengetahuan Tbc-paru di puskesmas Selogiri Kab Wonogiri

Page 8: Apkom Print

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Tuberkulosis

1. Tuberkulosis (TBC)

2. Kuman TB paru

3. Cara penularan

4. Riwayat terjadinya Tuberkulosis

5. Gejala klinis TB paru

6. Klasifikasi TB paru

7. Cara pencegahan dan pemberantasan RB paru

8. Diagnosis penderita TB paru

9. pengobatan

Page 9: Apkom Print

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kasus baru TB paru

1. Umur

2. Pendidikan

3. Lama kontak keluarga dengan penderita TB paru

4. Perialku

5. Pengetahuan

6. Status ekonomi

7. Kepaadatan hunian

8. Kebiasaan merokok

Page 10: Apkom Print

Kerangka TeoriPredisposing factors :

-pengetahuan tentang TB paru-sikap responden tentang TB paru

Lingkungan :

-kepadatan hunian-ventilasi-pencahayaan-kelembaban-kondisi lantai-suhu

Enabling factors / faktor pendukung :

-petugas kesehatan-jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan-ketersediaan obat TB paru

Reinforcing factors / faktor penguat :

-sikap dan perilaku petugas-anggota keluarga yang menderita TB paru

Faktor ekonomi :

-status gizi-pendapatan per kapita

Karakteristik responden:

-umur-pendidikan-jenis kelamin

TB paru BTA (+)

Perilaku :

-Lama kontak dengan penderita TB paru-kebiasaan merokok-kebiasaan meludah-tidak menutup mulut saat batuk

Kejadian kasus baru TB paru pada keluarga

Ket. Tebal = variabel yg ditelitiTidak tebal = variabel yg tidak diteliti

Sumber : Modifikasi teori Lewrence Green dan H.L. Blum16

Page 11: Apkom Print

Kerangka Konsep

Umur

Lama kontak

Pendidikann

Kejadian kasus baru TB paru pada keluarga

Pendapatan per Kapita

Pengetahuan

Kepadatan hunian

TB paru BTA positif

Page 12: Apkom Print

hipotesis• Ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian TB paru pada keluarga.

• Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian TB paru pada keluarga.• Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan degan kejadian TB paru pada keluarga.

• Ada hubungan yang signifikan antara lama kontak penderita dengan kejadian TB paru pada keluarga• Ada hubungan yang signifikan antara pendapatan per kapita dengan kejadian TB paru pada keluarga.

• Ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian dengan kejadian TB paru pada keluarga.

Page 13: Apkom Print

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan

Jenis penelitian menggunakan Explanatory research dengan pendekatan cross sectional

Metode yang digunakan adalah survei dan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi

Page 14: Apkom Print

Populasi dan Sampel

• Populasi penelitian adalah semua penderita TB paru BTA (+) yang berumur 15 – 70 tahun baik yang sedang pengobatan maupun sudah sembuh (mantan penderita TB paru) di puskemas Karangdoro tahun 2008 dengan jumlah 35 orang.

• sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua total populasi yang ada yaitu 35 orang.

Page 15: Apkom Print

Variabel penelitian

• Variabel Bebasumur, pendidikan, pengetahuan, lama kontak, pendapatan per kapita dan kepadatan hunian.

• Variabel Terikatkejadian kasus baru TB paru pada keluarga.

Page 16: Apkom Print

Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Skala

Umur masa hidup penderita sejak lahir hingga dilakukan penelitian, dihitung dari ulang tahun yang terakhir dengan alat bantu Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Akta kelahiran.

Rasio

Tingkat pendidikan

Jenjang sekolah formal tertinggi yang telah ditamatkan penderita sampai pada saat penelitian ini.

Ordinal

Pengetahuan Kemampuan responden dalam menjawab seluruh pertanyaan tentang pengertian TB Paru, gejala, pencegahan dan pengobatan TB paru yang diukur dengan kuesioner.

Interval

Lama kontak dengan penderita

Lama tinggal responden dengan penderita yang diukur dalam bulan.

Rasio

Page 17: Apkom Print

Lanjutan...

Variabel Definisi Skala

Pendapatan per kapita

Jumlah pendapatan dari seluruh anggota keluarga dibagi dengan jumlah seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan di dalam keluarga.

Rasio

Kepadatan hunian Perbandingan luas kamar tidur dengan jumlah penghuni.

Rasio

Kejadian kasus baru TB paru pada keluarga

Ada tidaknya keluarga penderita TB paru yang tertular TB paru yang dikategorikan menjadi ada kasus baru dan tidak ada kasus baru berdasarkan hasil pemerikasaan puskesmas.

Nominal

Page 18: Apkom Print

Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data• Primer ( wawancara dan kuesioner)• Sekunder (dokumen pencatatan dan

laporan )2. Alat dan bahan

• Kuesioner• Kertas• Alat tulis

Page 19: Apkom Print

Lanjutan..3. Prosedur Penelitian

• Mengumpulkan data dari responden • Pembuatan proposal penelitian• Melakukan uji validitas dan reliabilitas pada keluarga

dan penderita TB paru di wilayah kerja puskesmas Bangetayu kota Semarang.

• Melakukan survei dan wawancara pada responden untuk pengisian kuesioner tentang umur, pendidikan, pengetahuan, lama kontak, pendapatan per kapita dan kepadatan hunian di Puskesmas Karangdoro Kota Semarang19.

• Mengolah dan menganalisis data.• Membuat laporan penelitian.

Page 20: Apkom Print

Metode Pengolahan Data

1. Editing2. Koding3. Entry4. Cleaning

Metode Analisis Data5. Analisis Univariat

Menggambarkan variabel dengan membuat tabel distribusi frekuensi atau grafik

2. Analisis BivariatMenilai besar risiko variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan perhitungan Rasio Odds (OR).

Page 21: Apkom Print

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Lokasi Penelitian:

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Karangdoro kota Semarang

Page 22: Apkom Print

2. Analisis Univariat

Umur

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Umur responden

frekuensi Persentase (%)

Produktif 28 80,0

Tidak produktif 7 20,0

jumlah 35 100,0

Page 23: Apkom Print

Pendidikan

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan responden

frekuensi Persentase (%)

SD 12 34,3SMP 8 22,9SMU 9 25,7PT 6 17,1jumlah 35 100,o

Page 24: Apkom Print

Pengetahuan

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan responden

frekuensi Persentase (%)

Kurang 22 62,9

Cukup 6 17,1

Baik 7 20,0

jumlah 35 100,0

Page 25: Apkom Print

Lama kontak

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kontak

Lama kontak frekuensi Persentase (%)

>3 bulan 12 34,3

<3 bulan 23 65,7

jumlah 35 100,0

Page 26: Apkom Print

Pendapatan per kapita

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan per kapita

frekuensi Persentase

Rendah 26 74,3

Tinggi 9 25,7

jumlah 35 100,0

Page 27: Apkom Print

Kepadatan hunian

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepadatan Hunian

Kepadatan hunian

frekuensi Persentase (%)

Padat 20 57,1

Tidak padat 15 42,9

jumlah 35 100,0

Page 28: Apkom Print

Kejadian kasus baru TB paru

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Kasus Baru TB Paru

Kejadian kasus baru TB paru

frekuensi Persentase

Ada 13 37,1Tidak ada 22 62,9jumlah 35 100,0

Page 29: Apkom Print

3. Analisis bivariat

a. Hubungan antara umur dengan kejadian kasus baru TB paru; hasil uji stat. Diperoleh nilai p=0,383 maka “tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian kasus baru TB”

b. Hubungan antara pendidikan dengan kejadian kasusu baru Tb paru; hasil uji stat. Diperoleh nilai p=0,016 maka “ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian kasus baru TB paru”

Page 30: Apkom Print

Lanjutan..

c. Hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kasus baru TB paruHasil uji stat. Diperoleh nilai p=0,086 maka “tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kasus baru TB paru”

d. Hubungan antara lama kontak dengan kejadian kasus baru TB paruHasil uji stat. Diperoleh nilai p=0,000 maka “ada hubungan yang signifikan antara lama kontak dengan kejadian kasus baru TB paru”

Page 31: Apkom Print

Lanjutan..

e. Hubungan antara pendapatan per kapita dengan kejadian kasus baru Tb paruHasil uji stat. Diperoleh nilai p=0,109 maka “ tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan per kapita dengan kejadian kasus baru Tb paru”

f. Hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian kasus baru TB paruHasil uji stat. Diperoleh nilai p=0,030 maka “ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian dengan kejadian kasus baru Tb paru”

Page 32: Apkom Print

B. pembahasan

Page 33: Apkom Print

BAB VKesimpulan dan Saran

KESIMPULAN• Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian

kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,355 (p > 0,05).• Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian

kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,016 ( p < 0,05).• Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

kejadian kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,086 ( p > 0,05).• Ada hubungan yang signifikan antara lama kontak dengan kejadian

kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,001 ( p < 0,05).• Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan per kapita

dengan kejadian kasus baru TB paru dengan p = 0,140 ( p > 0,05).• Ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian dengan

kejadian kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,030 ( p < 0,05).

Page 34: Apkom Print

Lanjutan..

SARAN

1. Kepada Puskesmas Karangdoro dan dinas kesehatan kota Semarang agar lebih meningkatkan :

• penyuluhan tentang TB paru khususnya mengenai pengertian TB paru, tanda/gejala TB paru, pengobatan TB paru dan cara penularan TB paru bagi penderita maupun masyarakat secara berkesinambungan.

• Lakukan pemeriksaan kontak serumah (contact tracing).

2. Kepada masyarakat umum disarankan:• Penderita TB paru BTA (+) dipisahkan kamar tidurnya

dengan anggota keluarga yang sehat untuk menghindari tertularnya kuman penyakit TB paru.

• Lakukukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke unit pelayanan kesehatan terdekat untuk mermudahkan penemuan penderita baru TB paru BTA (+).