10
Prosiding Seminor Nosionol Teknologi lnovotif Pascopanen untuk Pengembongan lndustri Berbosis Pertanion APEIKASI FLUIDA SUPERKRITIS PADA EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI ABSTRAM Ekstraksi minyak atsiri dcngan mengyunakan fluida superkritis sebagai pelarut inerupakan teknologi yang telnlt berkcrnbang selama tiga dekilde ter-akltir. Proses ekstraksi dengan fluida superkritis ini didasarkarl pada kenyataan bahwa mendekati titik kritisnya, properti pelarut akan berubah secara cepat, hanya dengan sedikit variasi dari tekanan. Fluida superkritis sendiri dikarakterisasikan sebagai susltu fluida dengan densitas tinggi, viskositas rendah dan difusivitas menengah antara gas dan cairan. Properti fisik yang tidak biasa ini, justru menjadikan fluida superkritis sebagai pelarut yang ideal dan potensial. Keuntungan yang dapat diambil dari pemanfahtan teknologi ini, antara lain (1) proses ekstraksi berlangsung dengan cepat, (2) rekoveri pelarut yang cepat dan sempurna dengan kadar residu minimal dalam produk, (3) lebih ramah lingki~ngi~n jika dihaltclingkan t i c n g ; ~ ~ ~ proscs ekslraksi ~~le~lggui~i~kan polarut organik lainnya,(4) lidak bclncurl, (5) tidak ~irutlair tcrbokar ilati (6) dalwl tligtr~laka~~ pada teimpcralur n~cdiurn. C02 pada kondisi superkritis adalah salah satu pelarut yang digunakan secara luas pada proses ekstraksi. Dengat) temperatur kritis yang rendah (304,1 K) tfarl tekanarl kritis ~nenengah (7,28 MPa) menjadikan C02 sebagai pelarut ideal, karena mampu menahan komponen-komponen terekstraksi dari degradasi thermal. Minyak atsiri umunlnya tersusun atas komponen hidrokarbon terpena dan turunannya, komponen teroksigenasi, pigmen, wax, resin dan flavonoid. Hidrokarbon terpena adalail senyawa tidak jcnuh yany sangat mudah n~onplami dekomposisi karena adanya pengaruh panas, cahaya dan oksigen. Proses ekstraksi dengan menggunakan fluida superkritis ini inampu meningkatkan fraksinnsi minyak atsiri dan mengurangi kandungan senyawa terpena yang berpengaruh tcrhadnp degradasi ntinyak ntsiri. Mata klanci : Aplikasi, tluida superkritis, minyak atsiri ABSTRACT Essential oil extraction using sirpercritical fluid as solvent, has been developed for the past three decades. This process bascd on licl that itear it's critical poit~t, solveni properties changc rapidly with only slight variation of pressure. A supercritical fluids is characterized by high densities, low viscosities, and has intem~ediate diffusivities between gas and liquid. These unusual properties make supercritical fluids as an ideal and potential solvent. The main advantages of using supercritical fluids for extractions as follow : (1) extraction process is faster, (2) solvent recovery is fast and complete with minimum residues content in product, (3) more environmentally friendly than other organic solvent, (4) non-toxic, (5) non-flammable, and (6) can be used at medium temperature. Supercritical COz is one of solvents widely used for essential oil extractions. It's low critical temperature (304,i K) and ~~lediuln critical pressure (7,28 MPa), make C02 as an ideal solvent, which can retain extracted compounds from thermal degradation. Essential oils generally consist of terpene hydrocarbons and derivatives, oxygenated compounds, pigmen, wax, resin and tlavonoids. Terpene hydrocarbons are unsaturated compounds that are easilly decomposed by heat, light and oxygen. This supercritical fluid extractions is able to increase essential oil fractination and eliminate terpene hydrocarbons content that influence essential oils degradation. Keywords : application, supercritical fluid, essential oil Bolai Besor Penelition don Pengembongon Poxopanen Pertanion $01

Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminor Nosionol Teknologi lnovotif Pascopanen untuk Pengembongan lndustri Berbosis Pertanion

APEIKASI FLUIDA SUPERKRITIS PADA EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

ABSTRAM

Ekstraksi minyak atsiri dcngan mengyunakan fluida superkritis sebagai pelarut inerupakan teknologi yang telnlt berkcrnbang selama tiga dekilde ter-akltir. Proses ekstraksi dengan fluida superkritis ini didasarkarl pada kenyataan bahwa mendekati titik kritisnya, properti pelarut akan berubah secara cepat, hanya dengan sedikit variasi dari tekanan. Fluida superkritis sendiri dikarakterisasikan sebagai susltu fluida dengan densitas tinggi, viskositas rendah dan difusivitas menengah antara gas dan cairan. Properti fisik yang tidak biasa ini, justru menjadikan fluida superkritis sebagai pelarut yang ideal dan potensial. Keuntungan yang dapat diambil dari pemanfahtan teknologi ini, antara lain ( 1 ) proses ekstraksi berlangsung dengan cepat, (2) rekoveri pelarut yang cepat dan sempurna dengan kadar residu minimal dalam produk, (3) lebih ramah lingki~ngi~n jika dihaltclingkan t icng;~~~ proscs ekslraksi ~~le~lggui~i~kan polarut organik lainnya,(4) lidak bclncurl, ( 5 ) tidak ~irutlair tcrbokar ilati (6) dalwl tligtr~laka~~ pada teimpcralur n~cdiurn. C 0 2 pada kondisi superkritis adalah salah satu pelarut yang digunakan secara luas pada proses ekstraksi. Dengat) temperatur kritis yang rendah (304,1 K ) tfarl tekanarl kritis ~nenengah (7,28 MPa) menjadikan C02 sebagai pelarut ideal, karena mampu menahan komponen-komponen terekstraksi dari degradasi thermal. Minyak atsiri umunlnya tersusun atas komponen hidrokarbon terpena dan turunannya, komponen teroksigenasi, pigmen, wax, resin dan flavonoid. Hidrokarbon terpena adalail senyawa tidak jcnuh yany sangat mudah n~onplami dekomposisi karena adanya pengaruh panas, cahaya dan oksigen. Proses ekstraksi dengan menggunakan fluida superkritis ini inampu meningkatkan fraksinnsi minyak atsiri dan mengurangi kandungan senyawa terpena yang berpengaruh tcrhadnp degradasi ntinyak ntsiri.

Mata klanci : Aplikasi, tluida superkritis, minyak atsiri

ABSTRACT

Essential oil extraction using sirpercritical fluid as solvent, has been developed for the past three decades. This process bascd on licl that itear it's critical poit~t, solveni properties changc rapidly with only slight variation of pressure. A supercritical fluids is characterized by high densities, low viscosities, and has intem~ediate diffusivities between gas and liquid. These unusual properties make supercritical fluids as an ideal and potential solvent. The main advantages of using supercritical fluids for extractions as follow : ( 1 ) extraction process is faster, (2) solvent recovery is fast and complete with minimum residues content in product, (3) more environmentally friendly than other organic solvent, (4) non-toxic, (5) non-flammable, and (6) can be used at medium temperature. Supercritical COz is one of solvents widely used for essential oil extractions. It's low critical temperature (304,i K) and ~~lediuln critical pressure (7,28 MPa), make C02 as an ideal solvent, which can retain extracted compounds from thermal degradation. Essential oils generally consist of terpene hydrocarbons and derivatives, oxygenated compounds, pigmen, wax, resin and tlavonoids. Terpene hydrocarbons are unsaturated compounds that are easilly decomposed by heat, light and oxygen. This supercritical fluid extractions is able to increase essential oil fractination and eliminate terpene hydrocarbons content that influence essential oils degradation.

Keywords : application, supercritical fluid, essential oil

Bolai Besor Penelition don Pengembongon Poxopanen Pertanion $01

Page 2: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminar Nosfonal Teknologi lnovotif Pascaponen untuk Pengembangan lndusfri Berbosis Pertonion

PENDAHULUAN

Ekstraksi fluida superkritis adalah suatu proses ekstraksi menggunakan fluida superkritis sebagai pelarut. Teknologj ekstraksi ini, mengeksploitasi kekuatan pelarut dan properti fisik tambahan dari komponen mllrni atau campuran pada temperatur dan tekanan kritisriya daiam kesetiinbangan fasa (Palmer, 1995).

Properti psiko kimia dari Ruida pada keadaan superkritis berada diantara tipe gas dan cair, seperti ditun-jukkan pada gambar 1. Titik kritis terletak pada akhir k ~ ~ r v a petlguapan, dimana fasa cair dat~ gas bergabung tlntuk membentuk fasa fluids homogen tunggal. Daerah superkritis terletak pada bagian luar titik ini.

Catnbar 1. Diagralit Fasa untuk Komponen Murni (Sumber : Poliakoff, el al., 200 1 )

Fluida superkritis dikarakterisasikan dengan densitas tinggi, viskositas rendah, dan diffusivitas menengah antara gas dan cairan (Rizvi et a/., 1986). Properti yang tidak biasa ini, jctstru menjadikan fl~lida superkritis sebagai peiartit yang ideal dan potensial. Kelarutan kornponer~ dalaln fluida superkritis tergantung pada densitas dari pelanlt, juga aftinitas psiko-kin~in dari zat tcrlanrt terltadap pelarut.

C 0 2 merupakan fluida yang digunakan secara luas daiam ekstraksi fluida shperkritis, dengan penilnbangan sebagai berikut : Tidak berwarna, tidak berbau tidak beracui~, tidak mudah terbakar, mudal-r diperolel~ dengan tingkat kernurnian tir~ggi , memiliki parameter kritis yang sesuai (Tc = 304,1 K ; PC = 72,8 Mpa ), relatif murah, lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pelarut organik lainnya karena tidak meninggalkan residu, dapat mengekstrak dallam waktu singkat dan siklusnya dapat diulang (recycle).

Tabel 1 . Properti fisik dari gas, cairai~ dan fluida superkritis

Popwrti 621s Fluida superkritis Cairan Densitas (g/mI) 0,001 , 0,1 - 1 I Viskositas (cP) 0,O 1 0,l - 0,01 1 Difusifitas (D cm2/s) 0, 1 0,OO 1 - 0,000 1 <0,0000 1

802 Bolai Besor Penelition don Pengembongon Pascoponen Pertonion

Page 3: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascaponen untuk Pengembangan lndustri Berbasis Pertanian

Dari tabel 1, terlihat bahwa gas mentiliki dili~sivitas paling besar, sehingga laju transfer massanya juga terbesar. Dengan densitas terkecil, kekuatan gas sebagai pelariit kitrang. Fluidn supcrkrilis 111ctlliliki densifas da11 kcktiatan pelari~t yang llarllpir sebanding dengan cairan. Viskositas yang lebih rendah dari cairan, menyebabkan fluida superkritis tnemiliki kemampuati uniuk penetrasi matriks il-rcsl tfan solut ekstrak yang lebih baik. Keur~ggulan utama fluida superkritis dibandingkan dengan cairan adalah diffiisivitas yang lebih besar. Meskipun tidak sebesar gas, difirsivitns l l t~ida sirperkritis yang 1000 kali lebih besar dari difusivitas cairan, mengliasilkan lqjir transfer ralassa yang lebih besar.

Pengaturan teka~tan dan temperatur selania psoscs ekstraksi berlallgsuillg, selain mengubah densitas COz, juga berpengaruh terhadap kelarutan dan selektivitas dari solut ekstrak. Semakiu tinggi tekanan dan kelarutan, total hasil ekstraksi akan semakin tinggi. Fraksinasi dan hasil ekstraksi fluida superkritis dapat diatur dengan mengelola tekanan dan temperatur ekstraksi, juga tekanan evaporasi produk bawah (down stream) selama proses separasi.

Ekstraksi Ruida superkritis memberikan keuntungan lebih jika dibandingkan dengan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik tradisional, sebagai misal, sisa pelarut tidak dapat dihindari dalaln setiap proses ekstraksi dan selalu ter~skur secara kuantitatif, akan tetapi dalatn produk akhir dari ekstraksi ini tidak aka11 ditemui sisa pelarut, karena adanya pengurarlgan pada tahap proses lanjutan. C 0 2 secara urnum telah diakiri aman dan dicantiin~kan dalarn US Food clntJ Drug Adminibstration sebagai bahan tanlballar~ pangan matlusia.

SeIain itu, proscs ekstraksi dengan tcknologi iluida superkritis, menghasilkan ekstrak dengait aroma dan rasa alami, karerta pelarut C 0 2 memerlukan temperatur rendah, sehingga mampu ~ticnoilnn komponcn ynitg incl~tiiiki kontribusi terbesar terhadap rasa dan aroma yang sensitif terhadap panas. Dalaln proses tidak dihasilkan oksigen, sehingga proses oksidasi tlari ckslrak dapat dikt~sai~gi sec:\ra signifikan.

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada proses ekstraksi minyak atsiri dengat1 distilasi air maupun dengan pelarut organik lainnya, antara lain : jumlalt ekstrak yang dittasilkan sedikit, kehilangan kompor~en yang rnudah menguap, waktu ekstraksi yang panjang, sisa pelarut yang berifat toksik, degradasi'komponen tidak jenuh dan wangi yang tidak sestiai dengan yang diharapkan karena adanya pengaruh panas, tidak te jadi pada ekstraksi dengan Ruida superkritis (Ebrahimzadeh et (I!. , 2003, Szokonya and Then, 2000).

Ekstraksi minyak atsiri maupun komponen yang terkandung didalamnya dengan memanfaatkan flirida superkritis telah dilakukan pada beberapa komoditas .penghasil tninyak atsiri (Rozzi c6 td., 2001). lieverchon (19977) mer~gulas 84 artikel yang memanfaatkan fluida superkritis pada ekstraksi sampel tanaman, meliputi : lavender, paprika, peppermint, biji coriander dan sage. Ekstraksi fluida superkritis juga telah digunakan pada isolasi minyak atsiri dan komponen dari rempah eucalyptus (Della Porta et al., 1990 , Fadel et a!., 1999), bergamont ( Poiana el a!., 1999) dan sereh (Sargenti dan Lancas, 1997). Fadel et a?., f 1999) membandingkan hasil ektraksi eucalyptus antara proses distilasi air dengan ekstraks fluida superkritis. Disimpulkan bahwa ekstrak dari proses ekstraksi flirida sr~perkritis menghasilkan aktivitas a~ttioksidart yang lebih tinggi dibarldingkari ekstrak dari distilasi air.

Selektivitas dari ekstraksi fluida superkritis diteliti oleh Foiana et a!., (1999) pada ekstrak Ravedo bergamont dari kulit buah bergamont (Citrus bergamia Risso). Poiana menampilkan ektraksi pada kombinasi temperatur dan tekaitan yang berbeda: 8000 kPa dan 4Q°C, 9000 kPa dan 5Q°C, 10000 kPa dan 60°C. Hasil menunjukkan bahwa kualitas

Bafai Besar Penefitian dan Pengembangon Poscoponen Pertanion 803

Page 4: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminor Nosionof Teknologi InovotIf Pascopanen untuk Pengembongan lndustri Berbasis Pertanian

ekstrak tertinggj diperoieh dari ko~nbinasi tetnperatur 50°C dan tekanan 9000 kPa, kelarutan salah satu komponen, bargaptena, dipengaruhi oleh temperatur ekstraksi.

Beberapa penelitian tentang ekstraksi bunga chamomile (Matricaria chamornilla) dengan fluida superkritis telah dilaporkan (Sith et al., 1994, Reverchon et al., 1994). Dengan menggunakan Ruida superkritis, proses ekstraksi berlangsung cepat, degradasi kotnpo~~en ter~nolabil dari ekstrak, ~natricine, dapat ditckali clan nlcningkatkan ko~l~po~lera ekstrak yang mudah menguap (Scaiia el a/., 1999). Reverchon sr ai., (1995) menampilkan perbedaan utaina dari proses ekstraksi bunga lavender dengan tluida superkritis dail deilgan distilasi air. Knndungan litlaiyl asetat dari ekstrak lavender ctari proses ctistilasi air 12,l %, sedangkan dengan fluida superkritis diperoleh linalyl asetat 34,7%.

Ekstraksi fluida superkritis juga telah difokuskan pada fraksinasi minyak jeruk pada temperatur proses rendah. Minyak jeruk tersusun atas senyawa terpena (>95%) , komponen teroksiger~asi (<5%), wax dan pigmen. Senyawa terpena harus dipisahkan agar millyak stabil. Petnisahan terpena secara konvensional dilakukan dengan distilasi, yang tnelibatkan teinperatur proses tinggi. Akibatnya akara terjadi degradasi fhern~al minyak jeruk. Wax harus dihilar~gkar~ karena bcrpellgar~~ll terhaclap turbiditas minyak. Sejulnlah kecil kornponen tcroksigenasi herkontribusi terhaciap properti Ilavor kht~sns. Stahl dan Gerard (19861, t~lernpelajari kelanltan dan fraksinasi tninyak atsiri dala~zl fluida superkritis C02 . Tanpa fraksir~asi minyak atsiri, diperolefl minyak yang mudah menguap (volatile) bebas dari substansi yang tidak diinginkan. Penggunaan fl~lida si~perkritis untuk mengekstrak salah satu kornpollen milayak atsiri, juga men~ungkinkai~ terjadiriya fraksinasi snbstansi lait-tnya (Taylor, 1996).

PROSPEK EKSTRAMSI FLUIDA SUPERKRITIS

Proses ekstraksi minyak atsiri, flavor, lebih menguntungkan dengan menggunakan teknologi Ruida superkritis hi , tidak hanya i lntuk aplikasi pada industri makanan, tetapi juga ii~dustri parfurn dan wewangim. Penelitian darl pengembangan ekstraksi dengan Ruida superkritis selarna ini tetap konsisten pada proses ekstraksi yang sederhana, eksploitasi kelarutan tambahan dan selektivitas karakteristik karborl dioksida yang beri~ubungan dengan komponen organik berberat mofekul rendah dalarn sistem batch maupun semi batch (Palmer, W et a/., 1995). Kepekaan fluida superkritis terhadap perubahan temperatur dan tekanan, menyebabkan perlu adanya kontrol terhadap ukuran pastikel sarnpel yang akan diekstrak dan morfotoginya dalam jangkauan yang luas.

Perkembangan metoda al~alisa yang melibatkan ekstraksi fluida superkritis, akan mem butuhkan personil yang merniliki pengetahuan kimia yang cukup tinggi.

EKSTMKSI DCNGAN FLUIDA SUPERWITIS

Bahan yang akan diekstrak umumnya daun, bunga, akar, buah, kulit buah, biji dan bagian tanaman lain yang mengandung lninyak atsiri. Umumnya sarnpel dalam keadaan kering. Sebelurn proses ekstraksi berlangsung, ada periak~~all pengeringan dengan : a. freeze-drying b. oven pada temperatrir 45°C hit~gga didapatkan berat yang konstan c. vacuum rotary evaporator pada 35°C Ilingga didapatkan berat yang konstan Sampel kering digiling, sampai ukuran tertentu, disimpan dalam wadah tertutup kemudian dimasukkan ke dalarn refrigerator atau inkubator, sampai akan digunakan.

Seperti sudall diuraikan sebelumnya, C02 superkritis dengan kernurnian tinggi, digunakan sebagai pelarut dalam proses ekstraksi ini. Penamballan pelarut lain (co- solvent) juga dilakukal? dalam beberapa penelitian, dengan ti!juan i~ntuk metiambah

804 Balal Besor Penelltlan don Pengembangan Pascapanen Pertanlan

Page 5: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminar Nasional Teknologi InovatiJ Pascapanen unluk Pengen,bangan lndustri Berbosis Pertonion

polaritas pelarut. Keullggula~l penggunaan C q sebagai pelarut, antara lain : tidak mudah terbakar, tidak beracun, lebih murah dibandingkan dengan pelarut cair setir~gkat pereaksi, tersedia dengan tingkat kemurnian tinggi, dapat dibuang ke atmosfir atau digunakan ulang tanpa menyebabkan keracunan.

Komponen dasar dari ekstrakor fluida superkritis ini adalalt : 1. Persediaan C02 2. Kompressor gas atau pompa 3. Zona pemanasan atau oven 4. Tangki ekstraksi 5. Restriktor pengeluaran atau valve 6. Akumulator ekstrak atau kolektor.

Ekstraktor semi botch ini menggunakan karbon dioksida sebagai pelarut (garnbar 2). Karbon dioksida cair dari tangki penyimpanan, metewati bak pendingin (sekitar 263 K), lalu dipompa oleh dua polnpa plug. Tahap berikutnya, karbon dioksida dipanaskan dengan heat exchanger ttibular hingga lnencapai temperatur proses ekstraksi. Teka~lan diatur dengan regulator tekanan. Ekstraktor yang berisi bahatl baku, secara thermostatik dikontrol dengan tape pemanas elektrik, temperatur di dalain ekstraktor dikontr01 dengan kontroler digital. 'Tekanan keliiar ektraktor diukur det~gan tekanan gauge. Setelah rnei~i~~ggalkan ekstraktor, aliran GO2 yang mengalldung ekstrak. Mengalir melalui percabai~gan kat~ip (valve) jarum. Tekailan afiran dnlam perjalanant~ya, berkurai~g dalam 3 tingkatan menjadi tekanan atrnosfir dan ektrak millyak terkumpt~l dalam kolektor. Air dan komponen yang ~nudah menguap tci-simpan dala~n iiolektor ke-2.

Keterangan: B: pompa, D 1-2 valve pengecekan, El : kondensor, E2: penukar panas, F: filter, 51-4: valve onloff, JB 1-3: valve jaru~n (selalu tertutup), JY 1-4: valve jarum, L: pengukur uji basah , R: Regulator, 8: tekanan gauge, T: pengukur temperatur, TI : ekstraktor, 7'2-3: separator, V 1 : silinder C02, V2-3: kolektor sampel Garnbar 2. Diagram skerna dari peralatan eksperimen (sumber : Jian-Zhong Yin, et a1.,2004)

Boloi Besor Penelition d m Pengembangan Pacoponen Pertonion 805

Page 6: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminar Noslonol Teknologl lnovotif Poscoponen untuk Pengembongon Industri Berbosis Pertonion

Fraksi terekstraksi diarlalisa dcngan afat GC-MS yang clilengkapi dengan detektor penangkap ion. Proscnlase kontposisi dari rnittyak volatif da11 wax, terukur dari area puncak GC tanpa tnenggunakan L'aktor koreksi apapun. Identifikasi komponen didasarkall pada perbandingan waktu retensi dan spektra massa antara komponen dengan komponen murni.

Parameter- parameter pada prcses ekstraksi tPerlgan fluitl:a sttperkritis

Parail~eter-parameter yaug berpengarull dalain optimnsi proses ekstraksi dengan fluida superkritis ini adalak : temperatur, tekanail, ~ ~ k u r a n partikei salnpe!, laju alir pelarutwaktu ekstraksi. Seinrta para~neter in i memberikaii~ kontribusi terhadap hasil (ekstrak).

1. Pengaruh temperatur

Gambar 3. Grafik penganrh tenlperatur terhadap effisiensi ektraksi pada P = 15 Mpa (e); P= 20 MPa ( ) ; P = 25 MPa ( [ZI ); P = 30 Mpa ( 0 ). Ukuran partikel = 28 mesh; laju alir fluida: 0,2 rn3/jarn, fraksi pengisian 75% berat

Dari penelitial~ J.-2. Yin cl a/., 2004, pada awalr~ya, llasil ekstrak pada tekar~an operasi 15, 20, 25 dan 30 MPa meningkat seiring dengan kenaikan ternperatur (Gambar 3). Bertalian di nilai maksimuln pada temper;ttur 40°C, kemudian menurun pada kenaikan temperatur selanjut~~ya. Perubahan hasil rninyak ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Kenaikan temperatur diiringi dengan penurunan densitas fluida dan penurunan kelarutan minyak dalam fluida superkritis. Di lain pihak, tekanan jenuh zat terlarut (solut) dalam fluida superkritis meningkat seiring dengan kenaikan temperatur yang akan memperbaiki kelarutan.

2. Pengaruh tekanalj

Hasil penelitian J.-Z.Yin et al., 2004 fentang millyak dari bGi, kenaikan, tekanan diiringi kenaikan densitas fluida superkritis dan juga kelarutan solut (Gambar 4). Hasil ekstrak pada temperatur operasi 30, 35, 40 dan 50°C meningkat seiring dengan kenaikan- tekanan sampai pada tekanan 30 MPa.

806 80lOi Besor Penelition don Pengembongon Poscoponen Pertonton

Page 7: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminar Nasianal Teknologi lnovatif Pascaponen untuk Pengembangan lndustri Berbmis Pertanian

Gambar 4. Grafik pengaruh tekanan terhadap effisiensi ektraksi pada T= 30°C (@ ); T = 35°C ( a) ; T = 40°C ( 1; T= 50°C ( 0 ). Ukuran partikel = 28 mesh; laju alir fluida: 0,2

m3/jarn, fraksi pengisian 75% berat

3. Pengaruh ukuran partikel

Dahi penelitim B. Mira, et a1.,1999 ekstraksi minyak kulit jeruk, ditunjuMtan pada garnbar 5. G m b a r hi rnempakan plot rasio rnassa ektrak (kg ekw& kg urnpan tanpa solut) dengan rasio pelarut (kg C02 1 kg umpm tanpa solut). Laju ektraksi &an menurun seiring dengan kenaikan ukuran partikel. Pada ukuran partkel terbesar yang digunakan (5-10 mm), laju ekstraksi minyak kulit Jeruk menurun seiring dengan kenaikan laju alir fluida pengekstrak. Hal ini karena resistansi difusi intrapartikel lebih kecil daripada ukuran partikel sehingga terjadi linhsan difusi yang lebih pendek.

OD'W . I =

X Y ......"--

o m . ; I ,

T

Gambar 5. Grafik penganrh ukuran partikel terhadap laju ekstraksi

Boloi Besor Penelition chn Pengembongan'hcapanen Pertanian 807

Page 8: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminar Nasional Teknologi lnovotif Pascaponen untuk Pengembangon lndustri Berbosis Pertonion

1.40 .

Gambar 6. Grafik pengamh ukuran partikel terhadap rasio komponen teroksigenasi dengan terpena dalam minyak atsiri yang diperoleh dengan Fluida Superkritis C 0 2 pada 15 Mpa, 3 13 K d m laju alir 2,5 kg/ jam

Dari Gambar 6 menunjukkan b h w a rasio kornponen teroksigenasi dengan terpena akan meningkat seiring dengan kenaikkan ukuran partikel kulit jeruk. Kemungkinan karena adanya perbedam gaya partikel kulit jeruk rnengadsorbsi dua komponen yang berbeda. Berbeda dengan yang ditunjukkan pada Garnbar 7. Kenaikan ukuran partikel justru akan menumnkan presentase limonena pada minyak kulit jeruk.

Gambar 7. Grafik pengaruh ukuran partikel terhadap presentase limonena pada minyak atsiri yang diperoleh dengan fluida superkritis C02 pada 15 Mpa, 3 13 K dan laju alir 2,s kg/j

4. Pengaruh laju alir pelarut C02

Laju alir pelarut yang meningkat, akan mendorong kenaikan hasil ekstraksi. Hal ini karena laju alir rnassa COz yang tinggi akan meningkatkan efisiensi proses.

808 &loi Besor Penelition dun Pengembongan Pascopanen Pertonion I

Page 9: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminar Nasionol Teknologi lnovatif Pascaponen untuk Pengembangon lndustri Berbmis Pertonion

5. Pengaruh waktu ekstraksi

Waktu ektraksi terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu : ekstraksi cepat bebas solut, tahap transisi difusi internal dan pemukaan, tahap ekstraksi tambat. Waktu yang digunakan pada tahap pertama, tergantung pada kelarutan solut dalarn fluida superkritis C 0 2 dan ukuran partikel.

Ekstraksi fluida superkritis belum menjadi teknologi yang matang. Pengetahurn tentang properti kirnia mutlak diperlukan. Selain itu, ekstraktor dengan fluida superkritis rnemerlukan penanganan yang sangat serius. Perlu tenaga yang sangat ter~atik untuk mengoperasikannya. Restriktor hams diganti secara periodik, karena seringkali bengkok atau patah. Penggunaan fluida modifikasi (co-solvent) yang sedianya untuk rnenin&atkan kekuatan peiamt, justru akan merusak restriktor.

Dari uraian-uraian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekstraksi dengan Ruida superkritis (GO2) memiliki keunggufan dibanding distilasi air,

antara lain : proses e k s w s i berlmgsung lebik cepat, selektivitas yang lebih tinggi, tidak ada sisa peilarut yang tertinggal pada ekstrak yang bersifat toksik, kemungkinan hiiangnya kornponen yang mudah menguap dan tejadinya d e p d a s i themal komponen tidak jenuh dan' ekstrak dapat dicegah.

2. Komponen non volatil pada ekstrak yang kemungkinan mengalami dekomposisi sebelum rnencapai titik didihnya, dapat dipisahkan dengan ekstraksi fluida superkritis.

3. Perbandingan komposisi pada eksb-ak dapat diatur dengan rnengubah parameter- parameter ekstraksi, seperti : temperamr, tekanan, ukuran partikel sarnpel yang akan diekstrak, volume dan laju aiir pelarut serta tamanya ekstraksi.

4. Proses ekstraksi dengan tehologi fluida superkritis, menaasilkan ekstrak dengan aroma dan rasa alami, karena pelamt GO? memerlukan temperatur rendah, sehingga mampu menahan komponen yang memiIiki kontribusi terbesar terhadap rasa dan aroma yang s e n s i ~ f terhadap panas

Anonim, September 2004. Peluang Pasar Minyak Atsiri di Pasar India dan Spanyol, Disperindag -.fabar.

Chouchi, D and Barth, D., 1996. Bigarade Peel Oil by supercritical Carbon dioxide Desorption, 3. Agric. Food. Chem (44) 1 100 - 1 104.

Espinosa, S ; Diaz, s ; Brignole. EA, 2000. Optimal design of supercritical fluid processes, Computer and Chemical Engineering (24) 13 0 I - 1307.

Ilttp://'if~~iv.~~othingham.ac.uk/su~ercritical Poliakofi, M and King, P, Juli 2001. Phenomenal Fluids, Nature, Vol 4 12, hal. 125.

http:/lww.tl~art.ec11~~om/index.~h~?~a~e=abaout&~ub~age=uresentatio sfe

Martinez,JL,April 2004. SuperMitical Fluid Technology : A Powerfull tool For The Nutritional Industry, The Natural Product Industry Insider Magazine.

Balai B a r Penelition don Pengembongan Pacapanen Pertanian 809

Page 10: Aplikasi Fluida Superkritis Pada Ekstraksi Minyak Atsirirepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26190/1/prosiding... · This supercritical fluid extractions is able to

Prosiding Seminor Nosionol Teknologi lnovotif Poscoponen unfuk Pengembangon lndustri Berbosis Pertonion

Imison, B and Unthank, D, April 2004. Adding Value To Essential Oils and Other Natural Ingredients, hal. 2 - 5, Rural Industries Research & Development Corporation Publication.

Ibanez, E; Oca , A ; Murga, G ; Sebastian, SL, Tabera, J and Reglero, 6, 1999. Supercritical Fluid Extraction and Fractionation of Different Preprocessed Rosemary Plants, J. Agric. Food Chem (47) 400 - 1404.

IUlajeh, M ; Uamini, U ; Sefidkon, F ; Bahramifar, N. Comparison of essential oil composition of Carurn copticum obtained by supercritical carbon dioxide extraction and hydrodistillation methods, article in Press, Food Chemistry xxx (2003) xxx - xxx..

Ksibi, M, 2004. The Solvent, solute Interaction in Supercritical Solution at Equilibrium Modeling and Related Industrial Application, Int. J . Thennodynamics Vo1.7 (3) pp. 13 1 - 140.

Mira, B ; Blasco, M ; Berna, A ; Subirats, S, 1999. Supercritical C02 of essential oil from orange peel. E f h t of operation conditions on the extract composition, Journal of Supercritical Fluids (14) 95 - 104.

Mohamed, RS and Mansoori, GA, Juni 2002. The Use of Supercritical Fluid Extraction Technology in Food Processing, Food Technology Magazine, The World Markets 'Research Centre, London, UK.

Palmer, MV and Ting, SS 1995. Appication for Supercritical fluid Technology in food processing, Food Chemistry (52) 345 - 352.

Reverchon, E and Porta, D. Supercritical C02 and Fractionation of Lavender Essectial Oil and btaxes, J.Agric.Food Chem. 1995,43, 1654-1 658.

Rozzi, NL ; Phippen, W ; Simon, JE ; Singh, RK, 2002. Supercriticat Fluid Extraction of Essential Oil Components from Lemon - Scented Botanicals, Lebensm -Wiss. U.-Technol(35) 3 19 - 324.

Scalia, S ; Giufhda, L ; Pallado, P, 1999. Analytical and preparative supercritical fluid extraction of Chamomile flowers and its comparison with conventional methods, Journal of Phamaceuticai and biomedical Analysis ( 21) 549 - 558.

Schlieper, L. Measurement and Modelling of Mass Transfer Rates of Extraction of Useful Componen from selected herbs and Algae Using Supercritical Carbon dioxide as Solvent, Thesis

Taylor, Larry T, 1996. Supercritical Fluid Extraction p. 42 - 50, 156 - 160. John Wiley & Sons Corp, New York.

Wichterle, 1, 1993. Phase Equilibria with Supercritical Components, Pure & Appl. Chem. Vpl. 65, No. 5, pp. 1003 - 1008 .

Zhong Yin, Jian ; Qin Wang, Ai, Wei, Wei ; Liu, Yi ; Mua Shi, Wen. Analysis of The operation conditions for supercritical fluid extraction of seed oil, Separation and Purification Technology xxx (2004) xxx - xxx.

a 1 Q Baloi Besor Penelition don Pengembongon Pacoponen Pertonion I