30
APLIKASI FUNGSI TRANSISTOR 1. Transistor Sebagai Penguat Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output, transistor yang sebagi penguat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1.1. Penguat Common Base (grounded-base) Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. 1

Aplikasi Fungsi Transistor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

transistor

Citation preview

Page 1: Aplikasi Fungsi Transistor

APLIKASI FUNGSI TRANSISTOR

1. Transistor Sebagai Penguat

Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output, transistor yang

sebagi penguat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1.1. Penguat Common Base (grounded-base)

Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di

groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor.

Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.

Sifat atau karakter pada Penguat Common Base adalah :

Adanya isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil

Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang

dapat menguatkan sinyal kecil

1

Page 2: Aplikasi Fungsi Transistor

Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi (biasanya terdapat pada jalur

UHF dan VHF)

Dapat dipakai sebagai buffer atau penyangga

1.2. Penguat Common Emitor

Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di

groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor .

serta mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-

ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.

Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Emitor:

Signal output berbeda phasa 180 derajat atau berbalik phasa sebesar 180

derajat terhadap sinyal input.

Sangat memungkinkan adanya osilasi akibat feedback atau umpan balik

positif,sehingga  untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif.

Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) terutama pada sinyal

audio

Mempunyai stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan

bias transistor

2

Page 3: Aplikasi Fungsi Transistor

1.3. Penguat Common Collector

Penguat Common Collector adalah penguat  dimana kaki kolektor transistor di

groundkan / ditanahkan , lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada

kaki emitor dan penguat ini berkarakteristik sebagai penguat arus. Rangkaian ini

hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input

dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga

dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama

dengan tegangan input.

Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Collector:

Signal output dan signal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common

Emitor)

Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1

Mempunyai penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor)

3

Page 4: Aplikasi Fungsi Transistor

2. Fungsi Transistor Sebagai Saklar

Karena mempunyai Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah

sehingga cocok digunakan sebagai bufferFungsi transistor yang pertama adalah

sebagai saklar. Dengan mengontrol bias dari transistor hingga komponen ini menjadi

jenuh, akan menyebabkan seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor

dan kaki kolektor. Fenomena ini lah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor bisa

dipakai sebagai saklar elektronika.

Fungsi Transistor sebagai saklar

Perhatikan gambar diatas fungsi transistor sebagai saklar, yang merupakan

rangkaian saklar elektronic dgn memakai transistor PNP serta transistor jenis NPN.

Terlihat pula TR4 (PNP) serta TR3 (NPN) digunakan untuk mematikan dan

menghidupkan LED.

TR3 digunakan sebagai pemutus serta penyambung hubungan diantara

katoda-LED dgn ground. Dengan demikian apabila transistor dalam posisi ON maka

LED akan nyala, sedangkan bila transistor dalam keadaan OFF maka LED menjadi

mati. Dengan kaki emitor yang berhubungan dengan ground, maka kita harus

melakukan cara tertentu agar transistor menyala. Caranya dengan membuat keadaan

saklar SW1 menjadi ON hingga basis-transistor TR3 memperoleh bias yang

4

Page 5: Aplikasi Fungsi Transistor

bersumber dari tegangan positir, hal ini akan menyebabkan transistor jadi jenuh / ON

kemudian kaki emitor dengan kaki kolektor menjadi tersambung. Sebaliknya, untuk

membuat LED mati caranya adalah dengan membuat keadaan SW1 menjadi OFF.

Sebagai penyambung dan pemutus hubungan diantara tegangan positif dan

anoda LED, digunakanlah TR4. Dengan begitu apagila transistor ON maka LED jadi

menyala, sebaliknya bila transistor posisinya OFF maka LED jadi mati. Berbeda

dengan penjelasan dalam paragraf sebelumnya, disini kaki emitor berhubungan

dengan tegangan posifit. Karena itu untuk menyalakan transistor, kita harus mengatur

keadaan saklar SW2 menjadi ON hingga basis transistornya T4 memperoleh bias dr

tegangan negatif yang menyebabkan transistor jadi jenuh / ON  dengan psisi kakli

emitor tersambung dengan kaki kolektor. Cara mematika LED nya sama, yaitu

merubah posisi SW1 menjadi OFF.

Misalkan kita memiliki lampu dan ingin menyalakan dan mematikan lampu

tersebut dengan menggunakan saklar seperti ditunjukkan pada rangkaian sederhana

gambar 1a.

Sekarang kita ganti saklar pada rangkaian gambar 1a dengan transistor. Transistor

berfungsi sebagai saklar, yaitu melewatkan dan menahan aliran arus listrik menuju

lampu. Ingat bahwa arus yang dikontrol pada transistor adalah arus yang melewati

kolektor-emitor. Karena kita ingin mengontrol arus listrik yang melewati lampu,

maka kita letakkan pin kolektor dan emitor dari transistor menggantikan kedua

terminal saklar. Selain itu kita juga harus memastikan bahwa arus yang keluar dari

sumber tegangan harus searah dengan arah panah dari transistor yang digunakan.

Ingat bahwa arah arus dari transistor npn dan pnp saling berlawanan. Susunan

rangkaian untuk penggunaan transistor npn sebagai saklar ditunjukkan pada gambar

1b, sedangkan penggunaan pnp ditunjukkan pada gambar 1c.

5

Page 6: Aplikasi Fungsi Transistor

Gambar 1 (a) Rangkaian dengan saklar mekanik. (b) saklar mekanik diganti transistor

npn. (c) saklar mekanik diganti dengan transistor pnp

Mana yang harus kita pilih, transistor npn atau pnp? Pilihan itu terserah anda.

Yang perlu diperhatikan adalah arah arus nya harus sesuai dengan panah dari

transistor dan pemberian tegangan bias pada masing-masing sambungan PN nya

harus tepat.

Kita bahas tentang penggunaan transistor npn. Kita masih belum bisa

menggunakan transistor sebagai saklar pada rangkaian gambar 1b. Dibutuhkan sedikit

modifikasi dan penambahan resistor pada basis sehingga kita memiliki arus basis

seperti ditunjukkan pada gambar 2. Apabila basis dibiarkan tidak terhubung kemana-

mana, maka arus basis sama dengan nol, dan transistor tidak bisa “menyala” sehingga

lampu akan selalu padam. Ingat, untuk transistor npn, arah arus pada basis harus

diarahkan dari basis menuju ke emitor sesuai arah panah. Mungkin cara yang paling

mudah untuk mempelajari bagaimana transistor dapat mengontrol arus, kita bisa

menambahkan saklar pada bagian basisnya seperti ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2 Penggunaan transistor sebagai pengontrol lampu. (a) transistor mengalami

cutoff, lampu padam. (b) transistor mengalami saturasi, lampu menyala

6

Page 7: Aplikasi Fungsi Transistor

Apabila saklar dalam kondisi terbuka seperti ditunjukkan pada gambar 2a,

maka tidak akan ada arus yang mengalir pada basis. Untuk kasus ini, transistor

dikatakan berada dalam kondisi cutoff. Transistor yang mengalami cutoff, memiliki

resistansi yang sangat tinggi antara kolektor dan emitor nya atau bisa dikatakan antara

pin kolektor dan emitor mengalami open circuit. Karena open circuit, maka tidak ada

arus yang melewati lampu sehingga lampu padam. Apabila saklar ditutup seperti pada

gambar 2b, maka arus bisa mengalir pada basis. Untuk kasus ini, transistor

mengalami saturasi. Transistor yang mengalami saturasi memiliki resistansi yang

sangat rendah antara kolektor dan emitornya atau bisa dikatakan hampir mendekati

short circuit. Pada kondisi saturasi, arus yang mengalir dari kolektor ke emitor

memiliki nilai yang maksimum. Karena arus bisa mengalir melewati transistor, maka

lampu bisa menyala.

Sekarang anda sudah mengetahui bagaimana transistor dapat bekerja sebagai

saklar. Tapi rangkaian pada gambar 2 sepertinya adalah rangkaian yang sia-sia,

mengapa? Karena di awal pembahasan tadi kita ingin memposisikan transistor

sebagai pengganti saklar. Namun pada kenyataannya rangkaian pada gambar 2 masih

menggunakan saklar walaupun sudah memakai transistor. Lalu apa gunanya

menggunakan transistor, apakah tidak lebih baik kembali ke rangkaian awal seperti

pada gambar 1a.

Rangkaian pada gambar 2 memang tampak sia-sia, tetapi dari percobaan

sederhana tersebut kita mendapatkan fakta bahwa kita hanya memerlukan arus

pengontrol yang nilainya kecil sekali untuk mengontrol arus yang lebih besar. Ini

adalah suatu keuntungan apabila saklar yang kita gunakan memiliki rating arus yang

sangat kecil sedangkan arus yang mengalir pada lampu memiliki nilai yang jauh lebih

besar. Keuntungan lainnya adalah kita bisa mengontrol lampu menyala dan padam

dengan cara yang baru, berbeda, dan unik seperti diilustrasikan pada contoh

rangkaian berikut ini. Perhatikan gambar 3, ada solar cell yang memiliki rating

tegangan 1 V dihubungkan pada basis transistor. Nilai tegangan 1 V ini sudah cukup

untuk membuat basis emitor menjadi bias maju (forward bias) karena hanya

7

Page 8: Aplikasi Fungsi Transistor

memerlukan tegangan 0.7 V. Jadi, begitu solar cell menerima cahaya, solar cell

tersebut akan menghasilkan tegangan dan mengalirkan arusnya ke basis. Karena ada

arus yang melewati basis, maka arus bisa melewati kolektor ke emitor dan lampu

menyala. Sebaliknya, apabila tidak ada cahaya yang mengenai solar cell, maka tidak

akan ada arus pada basis dan lampu akan padam. Dengan kata lain, nyala lampu pada

rangkaian gambar 3 dikontrol oleh cahaya.

Gambar 3 Solar cell sebagai sensor cahaya untuk mengontrol lampu

Cara unik lainnya adalah mengganti solar cell dengan termokopel

(thermocouple)  untuk menghasilkan arus pada basis seperti ditunjukkan pada gambar

4. Apabila termokopel menerima energi kalor/panas yang cukup, maka akan

dihasilkan tegangan yang digunakan untuk menyuplai arus pada basis. Apabila ada

arus pada basis, maka arus bisa lewat dari kolektor ke emitor dan lampu menyala.

Jadi, apabila termokopel mendapatkan energi panas, lampu baru akan menyala.

Tetapi termokopel yang digunakan pada basis tidak cukup satu. Karena sebuah

termokopel hanya bisa menghasilkan tegangan sekitar 10 mV. Untuk bisa membuat

“on” transistor, maka setidaknya butuh tegangan sekitar 0.7 V antara basis dan

emitornya. Untuk mencapai tegangan 0.7 V, dibutuhkan beberapa termokopel yang

dirangkai seri.

8

Page 9: Aplikasi Fungsi Transistor

Gambar 4 Termokopel sebagai sensor suhu digunakan untuk mengontrol lampu

Cara unik lainnya untuk menyalakan dan memadamkan lampu adalah dengan

menggunakan energi suara yaitu dengan memanfaatkan speaker seperti ditunjukkan

pada gambar 5. Apabila speaker mendapatkan suara yang cukup keras, maka speaker

akan mengubah energi suara/getaran itu menjadi pulsa listrik. Karena pulsa listrik

dari suara berupa gelombang AC, maka kita harus menyearahkan sinyal dari speaker

tersebut sehingga menjadi tegangan DC dan digunakan untuk menyuplai basis.

Apabila tidak ada suara, lampu padam. Begitu ada suara yang cukup berisik, maka

lampu akan menyala.

Gambar 5 Mikrofon digunakan sebagai sensor suara untuk mengontrol lampu. Sinyal

dari mikrofon harus disearahkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menyuplai

tegangan bias pada basis emitornya.

Dari ketiga contoh ilustrasi rangkaian di atas, kita bisa lebih merasakan

manfaat dari transistor. Point penting yang bisa kita simpulkan dari ketiga rangkaian

tersebut adalah, kita hanya memerlukan arus listrik yang sangat kecil untuk

9

Page 10: Aplikasi Fungsi Transistor

mengontrol arus yang lebih besar yaitu arus yang digunakan untuk meyuplai lampu.

Dari contoh tersebut kita bisa melihat bahwa transistor tidak hanya berfungsi sebagai

saklar, tetapi juga berfungsi sebagai penguat arus  yaitu dengan menggunakan sinyal

dengan daya yang relatif kecil, kita dapat mengontrol arus dengan daya yang lebih

besar. Perhatikan pada tiga contoh rangkaian pengendali lampu di atas. Sinyal listrik

yang dihasilkan oleh solar cell, termokopel, dan speaker jauh lebih kecil daripada

daya yang digunakan untuk menyuplai lampu.

10

Page 11: Aplikasi Fungsi Transistor

3. Transistor Sebagai Osilator

Osilator bisa dibangun dengan beberapa teknik dasar, yaitu: Menggunakan

komponen-komponen dengan memperlihatkan karakteristik resistansi negatif, dan

lazimnya menggunakan Salah satu penggunaan yang sangat penting yang lain dari

transistor adalah fungsinya sebagai Oscillator atau pembangkit pulsa. Rangkaian

oscillator biasanya digunakan untuk pemicu rangkaian counter atau pencacah,

rangkaian lampu hias atau lampu berjalan serta sebagai pembangkit sinyal pembawa

atau carrier pada rangkaian radio baik AM ataupun FM. Dari jenis dan variasi

rangkaian oscillator banyak sekali jenisnya mulai dari yang sederhana hingga yang

paling rumit bahkan banyak yang sudah langsung jadi yang dikemas dalam IC

(Integrated Circuit).

Rangkaian oscillator diatas adalah merupakan salah satu rangkaian oscillator

yang sederhana. Pada dasarnya prinsip kerja rangkaian oscillator adalah sama, hanya

saja beberapa variasi rangkaian terkadang dibutuhkan sesuai dengan hasil yang

11

Page 12: Aplikasi Fungsi Transistor

dibutuhkan. Pada saat transistor Q1 mengalami cutoff atau terbuka kapasitor C1 akan

melakukan pengisian dan kapasior C2 akan melakukan pelepasan muatan serta Q2

akan aktif dan membuat led D2 hidup, kemudian pada saat transistor Q1 aktif maka

C1 akan melakukan pelepasan muatan melalui kolektor Q1 ke ground.

12

Page 13: Aplikasi Fungsi Transistor

4. Transistor Sebagai Penguat Suara

Transistor dapat dipakai untuk penguatan modulasi atau penguat suara. 

Rangkaiannnya ialah sebuah atau beberapa buah transistor dirangkai dengan beberapa

tahanan (resistor) dan beberapa kondensator (kapasitor).  Biasanya, transistor yang

diperlukan untuk rangkaian penguat suara ialah jenis PNP yang memang oleh pabrik

dibuat untuk keperluan ini.  Umumnya menggunakan tipe OC71, 2SB175 atau yang

sejenis.

Daftar komponen :

C1 = 5uF – 35uF

C2 = 5uF – 50uF

C3 = 30uF

R1 = 1 – 20K Ohm

R2 = 5 – 20K Ohm

R3 = 3 – 15K Ohm

B = Baterai

Q = Mikrofon

13

Page 14: Aplikasi Fungsi Transistor

Sekarang haruslah kita ketahui cara kerja dari semua komponen sebagai

perangkat transistor penguat suara ini.  C1 yaitu kondensator elco menerima getaran

suara dari mikrofon.  Sedangkan R1 (tahanan pertama) berfungsi untuk

membangkitkan potensial forward bias (arah maju).  Dengan demikian tep basis dan

emitor akan mendapatkan potensial yang besarnya tertentu.  R2 (tahanan kedua)

bertugas menyalurkan potensial ke tep kolektor dan basis transistor.  R3 (tahanan

ketiga), juga disebut resistor kolektor.  Fungsinya membangkitkan potensial suara

yang sudah dihasilkan tahanan R1.

Getaran dari potensial tahanan kolektor tadi akan menghasilkan suara Vo

(voltase output).  Sedangkan R4 (tahanan keempat) disebut Re (resistor emitor)

karena berhubungan dengan tep emitor.  Fungsinya mencegah pengaruh panas pada

transistor yang sedang bekerja.  Lalu C2 (kondensator elco kedua), penghubung

transistor potensial suara dengan transistor lain.  C2 ini juga berfungsi untuk menahan

aliran dari kaki kolektor agar tidak masuk ke kaki basis berikutnya.  Fungsi lain ialah

meneruskan getaran potensial Vo dari kaki tahanan kolektor ke transistor lain. 

Sementara C3 disebut kondensator emitor (Ce).  Fungsinya menyimpangkan aliran

AC sehingga getaran potensial suara Vi yang diterima basis tidak mengalami aliran

penentang.

14

Page 15: Aplikasi Fungsi Transistor

5. Transistor Sebagai Stabilisasi Tegangan

Stabilisasi Tegangan Charger Dengan Cut Off Relay

Skema ini sebenarnya digunakan pada Turbin Angin Pico Dengan Roda

Sepeda. Tapi bisa saja digunakan sebagai regulator pada charger (cas) aki dengan

menambahkan trafo untuk menghubung ke jaringan PLN.

Beberapa turbin angin menggunakan sistem dump load untuk membuang

kelebihan daya bila baterai terisi penuh. Sirkuit ini akan memutus daya dari turbin

angin bila baterai terisi penuh. Dengan cara ini akan membiarkan turbin angin

berputar bebas bila baterai terisi penuh, dengan demikian juga akan menyelamatkan

turbin angin dari kelebihan beban (overload). Juga ketika angin kencang, turbin angin

akan menghasilkan daya berlebihan, dan cut off regulator ini akan memutus daya ke

baterai dan membiarkan turbin angin berputar bebas untuk menghindari kerusakan.

Tapi turbin angin harus mampu bertahan terhadap gaya sentrifugal yang tinggi ketika

berputar bebas.

Karena sirkuit ini menggunakan relay 5 pin SPDT, maka dapat juga dirancang

untuk menjadi sistem dump load (beban untuk membuang daya) untuk mencegah

turbin angin berputar liar tanpa beban. Lampu 12 volt 30 watt dapat digunakan

sebagai dump load. Jika dump load terlalu besar dapat menyebabkan bilah turbin

bengkok dan dinamo terbakar saat angin kencang.

15

Page 16: Aplikasi Fungsi Transistor

Komponen-komponennya:

D adalah dioda jembatan (bridge diode) atau kuprok dengan kapasitar arus

10A, tegangan 500 volt. Dioda ini membutuhkan pendingin. Bagian input ini

dihubungkan pada dinamo yang terpasang pada turbin angin. Jika rangkaian

digunakan untuk charger aki dengan trafo, maka kabel input dihubungkan dengan

output trafo. Trafo yang cocok adalah bertegangan output 15-16 volt.

Sekring F nilainya dihitung berdasarkan kapasitas aki yang akan dicas atau

diisi-ulang. Besar arus pengisian aki adalah 10% dari kapasitas aki. Untuk aki 50AH

maka arus pengisiannya mencapai 5 ampere. Jadi nilai F juga sekitar 5 ampere.

Resistor, semuanya berdaya 1/2 watt:

R1 = 10k

R2 = 5k6

R3, 4, 5 = 820 ohm

16

Page 17: Aplikasi Fungsi Transistor

R6 = 3k3

Kondensor:

C1 = 1 mikrofarad 100 volt

C2 = 4700 mikrofarad 50 volt

Dioda zener, semua berdaya 1 watt:

Dz1 = 15 volt

Dz2, 3, 4 = 16 volt

Dz5 = 14 volt

Zener 1 (Dz1) menentukan tegangan output T1, jika nilai Dz1 adalah 15 volt

maka output T1 adalah 14.4 volt. Zener 5 (Dz5) menentukan tegangan cut-off dari

relay (relay memutus), dengan Dz5 senilai 14 volt maka relay akan aktif dan

memutus jika tegangan output sedikit diatas 14 volt. Tegangan tersebut cocok untuk

mengisi-ulang aki basah, tapi tidak cocok untuk aki kering yang mempunyai tegangan

pengisian 13.5-13.8 volt. Jika anda membutuhkan desain rangkaian dengan tegangan

yang berbeda, maka kedua zener (Dz1 dan Dz5) harus diganti.

Transistor:

T1, 2 = BD139

Transistor 1 (T1) mengalirkan arus maximal sekitar 0.1 ampere dengan

tegangan 14.4 volt. Transistor ini hanya bekerja saat relay memutus. Transistor ini

membantu relay mengalirkan arus agar relay tidak terlalu sering menyambung dan

memutus (on dan off). Tegangan 14.4 volt adalah tegangan zener 1 (Dz1) yang

sebesar 15 volt dikurangi kehilangan tegangan pada transistor yaitu sebesar 0.6 volt.

Transistor ini cukup tangguh dan mampu bertahan hingga tegangan kolektor-emitor

17

Page 18: Aplikasi Fungsi Transistor

(Vceo) 80 volt. Inilah salah satu alasan mengapa rangkaian ini digunakan untuk

regulasi tegangan pada turbin angin Pico. Transistor 1 membutuhkan pendingin.

Transistor 2 (T2) memberi arus untuk menggerakan relay agar memutus

hubungan dari dioda ke kondensor atau aki. Transistor 2 hanya akan bekerja jika

tegangan pada aki atau kondensor 2 (C2) sudah melebihi 14 volt. Tegangan 14 volt

tersebut ditentukan oleh zener 5 (Dz5). Transistor 2 ini bisa menggunakan pendingin

bisa tidak, tergantung arus yang dibutuhkan relay.

Relay: coil 12 volt  dan 400 ohm SPDT (Single Pole Double Throw), 5 kaki,

mampu mengalirkan arus 7 ampere DC. Relay hanya akan memutus jika tegangan

pada kondensor C2 sudah mencapai sekitar sekitar 14 volt. Jika ada aki pada bagian

output, relay akan memutus jika tegangan aki mencapai sekitar 14 volt. Untuk relay 7

ampere maka kapasitas aki maximal dan aman untuk dicas adalah 50 AH. Tegangan

yang dihasilkan bergantung pada relay ini, berfluktuasi antara 14.1 - 14.3 volt. Jika

aki dihubungkan pada output maka fluktuasi tegangan tidak terbaca alias stabil.

Jadi tidak ada komponen rangkaian yang bekerja atau mengkonsumsi arus

sebelum tegangan output pada kondensor 2 (C2) atau tegangan aki mencapai 14 volt,

maka rangkaian ini sangat irit daya. Hanya ada kehilangan tegangan sebesar 1.2 volt

pada dioda jembatan dan kehilangan arus pada resistor 1 (R1) yang sangat kecil.

Resistor 1 berfungsi menghilangkan tegangan tinggi dari induksi medan magnet pada

dinamo atau trafo.

Jembatan dioda atau penyearah gelombang penuh cocok digunakan jika

regulator ini disuplai oleh trafo atau alternator, sehingga semua gelombang dari arus

bolak-balik dapat dimanfaatkan. Jembatan dioda dapat diganti penyearah setengah

gelombang (satu dioda) jika regulator ini disuplai oleh dinamo yang menghasilkan

arus searah, seperti pada turbin angin. Dioda pada turbin angin dengan dinamo

berfungsi mencegah arus dari aki kembali ke dinamo. Kehilangan tegangan pada

18

Page 19: Aplikasi Fungsi Transistor

penyearah gelombang penuh adalah 1.2 volt karena arus melewati 2 dioda.

Kehilangan tegangan pada penyearah setengah gelombang hanya 0.6 volt.

Beberapa kelebihan regulator dengan cut off relay jika dibanding dengan

regulator transistor adalah: relay banyak dijual dan harganya murah, kapasitas ampere

besar, berukuran kecil dan tidak butuh pendingin, tahan tegangan tinggi. Karena

itulah diputuskan untuk menggunakan regulator dengan cut off relay untuk stabilisasi

tegangan pada charger aki yang memakai Pico wind turbine sebagai sumber daya.

19

Page 20: Aplikasi Fungsi Transistor

PENUTUP

Kesimpulan

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai

sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal

atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana

berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan

pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Transistor

through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter) Pada umumnya, transistor

memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di

satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan

yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus

output Kolektor. Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia

elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier

(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil

(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor

digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat

dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi

rangkaian-rangkaian lainnya.

20

Page 21: Aplikasi Fungsi Transistor

DAFTAR PUSTAKA

Satrio, Reza Indra. 2014. Transistor, http://www.academia.edu/6640204/Transistor, (diakses 17 September 2014)

http://www.infoservicetv.com/transistor-sebagai-saklar.html (diakses 17 September 2014)

Isparela, Yuda. 2012. Transistor Sebagai Penguat, http://www.linksukses.com/2012/03/transistor-sebagai-penguat.html, (Diakses 17 September 2014)

Ubanan, Reginem. 2014. Stabilisasi Tegangan Charger dengan Cut, http://rikirido.blogspot.com/2014/01/stabilisasi-tegangan-charger-dengan-cut.html, (Diakses 17 September 2014)

Natsir, Marina. 2014. Aplikasi Transistor, http://www.slideshare.net/bundahamka/kelompok-6aplikasi-transistor, (Diakses 17 September 2014)

2013. Transistor Sebagai Penguat Suara, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://rangkaianelektronika.info/transistor-sebagai-penguat-suara/, (Diakses 17 September 2014)

21

Page 22: Aplikasi Fungsi Transistor

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… iDAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

APLIKASI FUNGSI TRANSISTOR1. Transistor Sebagai Penguat ………………………………………………. 1

1.1. Penguat Common Base (grounded-base)………………………............. 11.2. Penguat Common Emitor………………………………………………. 21.3. Penguat Common Collector……………………………………………. 3

2. Transistor Sebagai Saklar…………………………………………………… 4

3. Transistor Sebagai Osilator………………………………………………… 11

4. Transistor Sebagai Penguat Suara………………………………………… 13

5. Transistor Sebagai Stabilisasi Tegangan…………………………………… 15

PENUTUP1. Kesimpulan .…………………….……..……………………………….…… 20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 21

22