37
(G)LOKALISASI” (G)LOKALISASI” VERSUS GLOBALISASI VERSUS GLOBALISASI Achmad Charris Zubair Achmad Charris Zubair Dosen Fakultas Filsafat UGM Dosen Fakultas Filsafat UGM Ketua Umum Dewan Ketua Umum Dewan K ebudayaan ebudayaan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta

APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

””(G)LOKALISASI” (G)LOKALISASI” VERSUS GLOBALISASIVERSUS GLOBALISASI

Achmad Charris ZubairAchmad Charris ZubairDosen Fakultas Filsafat UGMDosen Fakultas Filsafat UGM

Ketua Umum Dewan Ketua Umum Dewan KKebudayaan ebudayaan Kota YogyakartaKota Yogyakarta

Page 2: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

MENGAPA ADA WACANA MENGAPA ADA WACANA MEMBANGKITKAN MEMBANGKITKAN “(G)LOKALISASI”“(G)LOKALISASI”??

ANALOGI:ANALOGI: Kita mendapat undangan, dress code: PSL, Kita mendapat undangan, dress code: PSL,

berarti jas lengkap dengan dasi. Kita merasa berarti jas lengkap dengan dasi. Kita merasa “sumuk”, tapi memakai kain sorjan “sumuk”, tapi memakai kain sorjan lengkappun sudah tidak lengkappun sudah tidak punyapunya lagi lagi, kalau toh , kalau toh punya tidak PEDEpunya tidak PEDE. Akhirnya diputuskan . Akhirnya diputuskan memakai hem batik lengan panjang. Lumayan memakai hem batik lengan panjang. Lumayan cocok dan sudah cukup “resmi”. cocok dan sudah cukup “resmi”.

Page 3: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

ZAMAN MODERNZAMAN MODERN

Manusia Manusia sekarang hidup pada zaman sekarang hidup pada zaman “modern” ditandai dengan penggunaan “modern” ditandai dengan penggunaan hasil teknologi tinggi. hasil teknologi tinggi. Terutama Terutama pada pada teknologi transportasi dan komunikasiteknologi transportasi dan komunikasi..

TTeknologi mempengaruhi seluruh eknologi mempengaruhi seluruh bidang kehidupan manusia yang bidang kehidupan manusia yang bertempat tinggal di belahan manapun bertempat tinggal di belahan manapun di dunia ini. di dunia ini.

Page 4: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

MASYARAKAT GLOBAL YANG MASYARAKAT GLOBAL YANG INDIVIDUALISTIKINDIVIDUALISTIK

Oleh Oleh Marshall McLuhan Marshall McLuhan disebut disebut sebagai masyarakat global. Selain sebagai masyarakat global. Selain hidup di era teknologis, manusia hidup di era teknologis, manusia modern juga hidup dalam suasana modern juga hidup dalam suasana individualistikindividualistik, yang cenderung , yang cenderung mementingkan individu daripada sosialmementingkan individu daripada sosial

Page 5: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

LIBERALISTIK DAN LIBERALISTIK DAN HUMANISTIKHUMANISTIK

Bersifat Bersifat liberalistikliberalistik,, memengembangkan ngembangkan kebebasan kebebasan memengambil keputusan ngambil keputusan tindakan dalam bidang apapun, serta tindakan dalam bidang apapun, serta antroposentristikantroposentristik,, mementingkan mementingkan manusia lebih dari segalanyamanusia lebih dari segalanya

Page 6: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

SISTEM KAPITALISME EKONOMISISTEM KAPITALISME EKONOMI

Di bidang ekonomi, manusia modern Di bidang ekonomi, manusia modern mengembangkan sistem mengembangkan sistem kapitalismekapitalisme, , prinsipnya menghargai kebebasan prinsipnya menghargai kebebasan berusaha, tanpa campur tangan di luar berusaha, tanpa campur tangan di luar mekanisme pasar itu sendiri. mekanisme pasar itu sendiri.

Page 7: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KOSMOPOLITANISME VERSUS KOSMOPOLITANISME VERSUS NASIONALISMENASIONALISME

Di bidang gaya hidup, manusia Di bidang gaya hidup, manusia bersikap lebih merasa sebagai anggota bersikap lebih merasa sebagai anggota masyarakat dunia (masyarakat dunia (kosmopolitanismekosmopolitanisme) ) daripada sebagai anggota masyarakat daripada sebagai anggota masyarakat bangsa (bangsa (nasionalismenasionalisme). ).

Page 8: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

kebudayaan sebuah keutuhan kebudayaan sebuah keutuhan sistemiksistemik::

nilai budaya, pandangan hidup, nilai budaya, pandangan hidup, norma, moral, adat istiadat, hukum, norma, moral, adat istiadat, hukum, perilaku dan perilaku dan ekspresi kebudayaan. ekspresi kebudayaan.

Page 9: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KEUNIKAN MANUSIAKEUNIKAN MANUSIA

Setiap manusia, secara individual dan Setiap manusia, secara individual dan sosial, memiliki kondisi dan pengalaman sosial, memiliki kondisi dan pengalaman yang berbeda, sehingga yang berbeda, sehingga nilai, nilai, norma, norma, perilaku serta ekspresi kebudayaannya akan perilaku serta ekspresi kebudayaannya akan berbeda pula.berbeda pula.

Konsekuensi kemajemukan budaya pada Konsekuensi kemajemukan budaya pada dasarnya merupakan bagian tak terelakkan dasarnya merupakan bagian tak terelakkan dari keniscayaan kehidupan manusiadari keniscayaan kehidupan manusia

Page 10: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN SEBAGAI SOLUSISEBAGAI SOLUSI

Kebudayaan adalahKebudayaan adalah jawaban tepat jawaban tepat atas atas persoalan persoalan hidup manusia. disadari bahwa seluruh sub-sistem hidup manusia. disadari bahwa seluruh sub-sistem kebudayaan merupakan syarat dinamikakebudayaan merupakan syarat dinamikanyanya. . MMasing-masing masyarakat memiliki persoalan dan asing-masing masyarakat memiliki persoalan dan pengalaman yang berbeda, tidak bisa saling pengalaman yang berbeda, tidak bisa saling memaksakan kehendak untuk menyamakan norma, memaksakan kehendak untuk menyamakan norma, perilaku dan ekspresi kebudayaan. perilaku dan ekspresi kebudayaan.

TTidak ada standar baku bagi kebudayaan, tidak idak ada standar baku bagi kebudayaan, tidak boleh ada klaim politik, kekuasaan, ekonomi atas boleh ada klaim politik, kekuasaan, ekonomi atas kebudayaan. kebudayaan.

Kebudayaan memiliki kedaulatanKebudayaan memiliki kedaulatan berdasarkan berdasarkan kesinambungan historis dari internal masyarakat itu kesinambungan historis dari internal masyarakat itu sendiri, bukan dari yang lain. sendiri, bukan dari yang lain.

Page 11: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

TRADISIONAL VS MODERNTRADISIONAL VS MODERN Berdasarkan penjelasan di atas dikotomi Berdasarkan penjelasan di atas dikotomi

antara “tradisional” dengan “modern” tidak antara “tradisional” dengan “modern” tidak relevan. Apalagi kalau “tradisional” diartikan relevan. Apalagi kalau “tradisional” diartikan sebagai ‘mundur’ atau ‘jelek’, sementara sebagai ‘mundur’ atau ‘jelek’, sementara “modern” berarti ‘maju’ atau ‘baik-benar’. “modern” berarti ‘maju’ atau ‘baik-benar’.

PPerbedaan antara “tradisional” dengan erbedaan antara “tradisional” dengan “modern” hanyalah perbedaan dalam cara “modern” hanyalah perbedaan dalam cara mengatasi masalah bukan ukuran maju-mengatasi masalah bukan ukuran maju-mundur, benar-salah, atau baik-buruk. mundur, benar-salah, atau baik-buruk.

Page 12: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

HOMINISASI DAN HUMANISASIHOMINISASI DAN HUMANISASI

Kebudayaan memungkinkan manusia Kebudayaan memungkinkan manusia memperoleh gerakmemperoleh gerak hominisasi hominisasi, , pemanusiaan manusia, di lain pihak pemanusiaan manusia, di lain pihak kebudayaan merupakan proses kebudayaan merupakan proses humanisasihumanisasi, peningkatan martabat , peningkatan martabat manusia. Keduanya bermakna spiritual manusia. Keduanya bermakna spiritual bukan fisikal. bukan fisikal.

Page 13: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN SEBAGAI PROSESSEBAGAI PROSES

Manusia menjalankan kegiatannya untuk Manusia menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang bernilai baginya dan mencapai sesuatu yang bernilai baginya dan dengan demikian tugas kemanusiannya dengan demikian tugas kemanusiannya menjadi lebih nyata. menjadi lebih nyata.

MaMasyarakat “tradisional” maupun syarakat “tradisional” maupun masyarakat “modern” pada dasarnya telah masyarakat “modern” pada dasarnya telah melewati perjalanan kulturalnya melalui melewati perjalanan kulturalnya melalui proses panjang, bukan loncatan-loncatan proses panjang, bukan loncatan-loncatan yang menyimpang dari logika budayayang menyimpang dari logika budayanyanya..

Page 14: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

GEGAR BUDAYAGEGAR BUDAYA Persoalan Persoalan serius adalah serius adalah perubahan perubahan

mendadak dan tidak disiapkan oleh mendadak dan tidak disiapkan oleh masyarakat yang bersangkutan. masyarakat yang bersangkutan. MMisalnya, isalnya, masyarakat masyarakat tradisional tradisional mempunyai mempunyai pandangan kosmologis yang tiba-tiba saja pandangan kosmologis yang tiba-tiba saja harus berubah, karena arus teknologi harus berubah, karena arus teknologi dan dan gaya hidup gaya hidup masyarakat masyarakat lain, lain, “menimpa” “menimpa” mereka. mereka.

Perubahan mendadak tersebut telah Perubahan mendadak tersebut telah membuat masyarakat seperti “di langit tak membuat masyarakat seperti “di langit tak bergantung, di tanah tak berpijak”.bergantung, di tanah tak berpijak”.

Page 15: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

DINAMIKA ZAMANDINAMIKA ZAMAN

Kini Kini manusia hidup dalam manusia hidup dalam zaman zaman yang yang berubah dan berkembang cepat, karena berubah dan berkembang cepat, karena kemampuan manusia itu sendiri telah jauh kemampuan manusia itu sendiri telah jauh melampaui batas dari yang dapat terkontrol melampaui batas dari yang dapat terkontrol oleh perhitungan kemanusiaan itu sendiri. oleh perhitungan kemanusiaan itu sendiri.

Perubahan dan perkembangan yang di satu Perubahan dan perkembangan yang di satu pihak membawa kemajuan, tetapi di pihak pihak membawa kemajuan, tetapi di pihak lain membawa kegelisahan, serta lain membawa kegelisahan, serta kekhawatiran manusia sendiri.kekhawatiran manusia sendiri.

Page 16: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KETERASINGAN MANUSIAKETERASINGAN MANUSIA

Melebarnya jarak dirinya dengan sesama dan alam Melebarnya jarak dirinya dengan sesama dan alam lingkungannya, manusia tidak lagi merasa sebagai lingkungannya, manusia tidak lagi merasa sebagai bagian dari sosialitas dan alam semesta, tetapi telah bagian dari sosialitas dan alam semesta, tetapi telah berdiri sendiri dengan angkuh selaku individu yang berdiri sendiri dengan angkuh selaku individu yang mengatasi sesama dan alam lingkungan. mengatasi sesama dan alam lingkungan.

Terjadi jarak dengan Tuhan, karena pemahaman Terjadi jarak dengan Tuhan, karena pemahaman realitas transenden yang gaib makin tak terbayang realitas transenden yang gaib makin tak terbayang oleh rasionalitas manusia yang telah mem”bukti”kan oleh rasionalitas manusia yang telah mem”bukti”kan kemandiriannya dan telah mulai merambah pada kemandiriannya dan telah mulai merambah pada perubahan alam. perubahan alam.

Page 17: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

MASALAH INDONESIAMASALAH INDONESIA Indonesia sebagai negara dan bangsa tidak Indonesia sebagai negara dan bangsa tidak

dapat melepaskan diri dari pengaruh dunia dapat melepaskan diri dari pengaruh dunia tersebuttersebut.. P Pembangunanembangunan,, mengacu pada mengacu pada konsep modernitas yang materialistik. konsep modernitas yang materialistik.

Ukuran maju masyarakat diukur dari Ukuran maju masyarakat diukur dari pertumbuhan ekonomi, penguasaan pertumbuhan ekonomi, penguasaan teknologi tinggi, disertai dengan ukuran-teknologi tinggi, disertai dengan ukuran-ukuran yang melulu bersifat kuantitatif. ukuran yang melulu bersifat kuantitatif.

Page 18: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

BUKAN ANTI MODERNITASBUKAN ANTI MODERNITAS

TentuTentu,, apa yang kita konstatasikan apa yang kita konstatasikan bukan sikap anti modernitasbukan sikap anti modernitas..

Tapi perlu pentingnyaTapi perlu pentingnya satu satu strategi strategi kebudayaan kebudayaan sebagai upaya untuk sebagai upaya untuk membangun kemembangun kehidupanhidupan manusia manusia secara utuh. secara utuh.

Page 19: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

JATI DIRIJATI DIRI PersoalanPersoalannyanya bagaimana kita sebagai bangsa, bagaimana kita sebagai bangsa,

menguasai ilmu dan teknologi tetapi tidak menguasai ilmu dan teknologi tetapi tidak kehilangan akarbudaya, nilai-nilai luhur agama kehilangan akarbudaya, nilai-nilai luhur agama dan moral, dengan demikian nilai-nilai dan moral, dengan demikian nilai-nilai kebangsaanpun tidak terpengaruh oleh kebangsaanpun tidak terpengaruh oleh dampak negatif dari modernisasi dan dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi. globalisasi.

Untuk membangun masyarakat masa depan Untuk membangun masyarakat masa depan ideal dan memiliki kemampuan proaktif ideal dan memiliki kemampuan proaktif terhadap era ilmu pengetahuan dan terhadap era ilmu pengetahuan dan globalisasi, pendidikan dasar yang berakar globalisasi, pendidikan dasar yang berakar pada budaya menjadi institusi yang cukup pada budaya menjadi institusi yang cukup strategis.strategis.

Page 20: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

Indonesia bangsa dan negara Indonesia bangsa dan negara dengan kemajemukan paling tinggidengan kemajemukan paling tinggi

Secara geografis, terdiri atas 13.667 pulau baik yang dihuni Secara geografis, terdiri atas 13.667 pulau baik yang dihuni maupun yang tidak. maupun yang tidak.

Secara etnik, Indonesia terdapat 358 suku bangsa dan 200 sub Secara etnik, Indonesia terdapat 358 suku bangsa dan 200 sub suku bangsa. suku bangsa.

TTerdapat beberapa agama (yang diakui pemerintah) dan dipeluk erdapat beberapa agama (yang diakui pemerintah) dan dipeluk oleh penduduk Indonesia yakni: Islam 88,1%, Kristen dan Katolik oleh penduduk Indonesia yakni: Islam 88,1%, Kristen dan Katolik 7,89%, Hindu 2,5%, Budha 1% dan yang lain 1%. ada pula 7,89%, Hindu 2,5%, Budha 1% dan yang lain 1%. ada pula penduduk yang menganut agama tertentu dan diyakini oleh penduduk yang menganut agama tertentu dan diyakini oleh penganutnya, kendatipun tidak ada pengakuan dari pemerintah, penganutnya, kendatipun tidak ada pengakuan dari pemerintah, misalnya Konghucu, yang baru saja diakui sebagai agama. misalnya Konghucu, yang baru saja diakui sebagai agama.

Secara latar belakang sosial, Indonesia dibangun atas dasar Secara latar belakang sosial, Indonesia dibangun atas dasar kultur Nusantara asli, Hindu, Islam, Kristen dan juga barat kultur Nusantara asli, Hindu, Islam, Kristen dan juga barat modern (lihat Soetapa 1991:1-2).modern (lihat Soetapa 1991:1-2).

Page 21: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

BHINEKA TUNGGAL IKABHINEKA TUNGGAL IKA

Indonesia sendiri sejak permulaan Indonesia sendiri sejak permulaan sejarahnya telah bercorak majemuk. sejarahnya telah bercorak majemuk. Oleh karena itu semboyan Oleh karena itu semboyan “Bhineka “Bhineka Tunggal Ika”Tunggal Ika” yang berarti yang berarti beranekaragam tetapi tetap satuberanekaragam tetapi tetap satu,, tepat tepat untuk menggambarkan realitas ke untuk menggambarkan realitas ke IIndonesiaan. ndonesiaan.

Page 22: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

Ungkapan itu mengisyaratkan kemauan yang Ungkapan itu mengisyaratkan kemauan yang kuat, baik di kalangan para pendiri negara, kuat, baik di kalangan para pendiri negara, pemimpin maupun di kalangan rakyat, untuk pemimpin maupun di kalangan rakyat, untuk mencapai suatu bangsa dan negara mencapai suatu bangsa dan negara Indonesia yang bersatu. Indonesia yang bersatu.

Sekalipun terdapat unsur-unsur yang Sekalipun terdapat unsur-unsur yang berbeda namun kemauan untuk berbeda namun kemauan untuk mempersatukan bangsa mengatasi mempersatukan bangsa mengatasi keanekaragaman itu dengan tanpa keanekaragaman itu dengan tanpa menghapuskannya atau mengingkarinya. menghapuskannya atau mengingkarinya.

Page 23: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

Keinginan bersama untuk tetap Keinginan bersama untuk tetap menghargai keanekaragaman dan menghargai keanekaragaman dan memahaminya sebagai realitas dapat memahaminya sebagai realitas dapat menjadi potensi kesadaran etikmenjadi potensi kesadaran etikaa pluralitas pluralitas dan multikulturalitas di Indonesia. dan multikulturalitas di Indonesia.

HHal tersebut dapat membentuk al tersebut dapat membentuk kebudayaan Indonesia masa depan yang kebudayaan Indonesia masa depan yang bertumpu pada kesadaran akan bertumpu pada kesadaran akan kemajemukan bangsa Indonesia. kemajemukan bangsa Indonesia.

Page 24: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

Indonesia merupakan tempat bertemunya Indonesia merupakan tempat bertemunya bermacam suku bangsa, latar belakang bermacam suku bangsa, latar belakang agama, latar belakang sosial, yang secara agama, latar belakang sosial, yang secara fisik dipisahkan oleh geografis yang fisik dipisahkan oleh geografis yang berbeda, bahkan, kondisi geografis berbeda, bahkan, kondisi geografis tersebut secara eksklusif diakui oleh etnik, tersebut secara eksklusif diakui oleh etnik, agama maupun latar belakang sosial agama maupun latar belakang sosial tertentu sebagai wilayah “syah”nya. tertentu sebagai wilayah “syah”nya.

Page 25: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KeaKeanekaragaman atau kemajemukan nekaragaman atau kemajemukan menjadi realitas yang harus menjadi realitas yang harus dikembangkan menjadi potensi bangsa dikembangkan menjadi potensi bangsa dan mengantisipasi agar kemajemukan dan mengantisipasi agar kemajemukan atau keanekaragaman tersebut tidak atau keanekaragaman tersebut tidak menjadi masalah sosial bagi menjadi masalah sosial bagi terdorongnya perpecahan bangsa.terdorongnya perpecahan bangsa.

Page 26: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

GERAKAN BUDAYAGERAKAN BUDAYA

DDiperlukan sebuah gerakan budaya, iperlukan sebuah gerakan budaya, yang berupa program penyadaran yang berupa program penyadaran yang secara pro-aktif memberikan yang secara pro-aktif memberikan jawaban atas persoalan-persoalan jawaban atas persoalan-persoalan yang muncul akibat perkembangan yang muncul akibat perkembangan kebudayaan manusia. Kebudayaan kebudayaan manusia. Kebudayaan manusia sebagai suatu proses manusia sebagai suatu proses mengadanya manusia, menunjukkan mengadanya manusia, menunjukkan adanya dinamika dalam kehidupan adanya dinamika dalam kehidupan

manusia. manusia.

Page 27: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KEMBALI KE FITRAHKEMBALI KE FITRAH

Perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia dewasa ini, yang cenderung pada dimensi materialitas, membutuhkan antisipasi kultural yang bersifat mendudukkan permasalahan pada jalur yang benar, sesuai dengan fitrah manusia yang bertransendensi.

Page 28: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

ASPIRASI FUNDAMENTAL ASPIRASI FUNDAMENTAL MANUSIAMANUSIA

Ada peluang untuk kembali merefleksikan perkembangan dewasa ini, dengan cara kembali ke aspirasi fundamental diri manusia, yakni pemahaman atas kesatuan antara kebenaran Tuhan, Kebajikan moral, dan keindahan.

Page 29: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

PROSES KEBUDAYAANPROSES KEBUDAYAAN

Proses kebudayaan pada dasarnya merupakan proses yang menjaga keseimbangan alam dunia dan akhirat, lahir dan batin, jasmani dan ruhani, individu dan sosialitas. Sudah sewajarnya kebudayaan tradisional yang sarat dengan nilai-nilai luhur dapat dilindungi dan dilestarikan, tentu tanpa melupakan adanya dinamika manusia pendukungnya.

Page 30: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

BELA NEGARA BELA NEGARA

(1) Mengharmoniskan antara dasar-dasar penguasaan ilmu dengan nilai-nilai moral agama dan nilai-nilai luhur masyarakat bangsa. (2) Generasi muda dikenalkan dengan realitas bangsa Indonesia yang majemuk, dibekali landasan sikap serta perilaku hormat kemajemukan dan perbedaan. Nasionalisme di masa depan tidak lagi didasarkan atas kesamaan-kesamaan, melainkan juga memahami menghormati keanekaragaman

Page 31: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

BELA NEGARABELA NEGARA

(3) Imej yang memposisikan kebudayaan yang satu lebih tinggi dari yang lain, harus diubah dengan meletakkan dasar-dasar pemahaman bahwa setiap kebudayaan memiliki latarbelang dan dinamika sesuai dengan solusi yang dikembangkan tetapi dengan satu tujuan yakni ingin meningkatkan martabat manusia.

Page 32: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

BELA NEGARA BELA NEGARA 4) Pendidikan nilai sudah seharusnya memiliki 4) Pendidikan nilai sudah seharusnya memiliki

konsep yang membangun kesadaran subjek didik konsep yang membangun kesadaran subjek didik untuk mengembangkan se cara optimal potensi untuk mengembangkan se cara optimal potensi yang dimiliki, baik sebagai individu maupun potensi yang dimiliki, baik sebagai individu maupun potensi sosial bangsa. (5) Pendidikan nasionalisme yang sosial bangsa. (5) Pendidikan nasionalisme yang menekankan kebanggaan atas potensi bangsa, menekankan kebanggaan atas potensi bangsa, yang tidak harus diukur berdasarkan bangsa lain, yang tidak harus diukur berdasarkan bangsa lain, perlu dikembangkan untuk mengantisipasi era perlu dikembangkan untuk mengantisipasi era global dan kosmopolitanisme.global dan kosmopolitanisme.

  

Page 33: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

(6) Harus dihilangkan rasa rendah diri masyarakat bangsa atas potensi yang dimilikinya, terutama potensi budayanya. Sebab peluang Indonesia menjadi Negara Adidaya bukan dibidang teknologi ataupun ukuran lain, melainkan pada kebudayaan. Indonesia Adidaya dalam kebudayaan, mulai dari Nilai Luhur, Norma Pancasila,Adat Istiadat, Sikap Perilaku serta Karya Budayanya.

Page 34: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

(7) Upaya diplomatik untuk mengubah stigmatisasi Negara Maju, Negara Berkembang, Negara Terbelakang yang didasarkan standard dan patron tunggal. HARUS DILAKUKAN. Setiap bangsa dan Negara memiliki potensi masing masing, yang disebut kemajuan justru terletak pada kemampuan mengembangkan potensi, bukan dengan cara meniru bangsa Negara lain.

Page 35: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

KALAH DALAM KALAH DALAM PERANG ASIMETRISPERANG ASIMETRIS

Kekalahan fatal ketika bangsa takluk melalui “PERANG ASIMETRIS”,bukan melalui perang bersenjata dan pertumpahan darah. Tapi dengan cara membuat bangsa itu rendah diri dengan potensi budayanya, merasa rendah diri dengan bahasanya, dibuat tergantung dengan produk dari luar negeri, berhutang dengan dalih mengejar ketertinggalan. Konflik justru antar anak bangsa sendiri.

Page 36: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

PENUTUPPENUTUP KEKALAHAN MENDASAR KETIKA KEKALAHAN MENDASAR KETIKA

BANGSA:BANGSA: KEHILANGAN JATI DIRIKEHILANGAN JATI DIRI TIDAK MEMILIKI KEPERCAYAAN DIRITIDAK MEMILIKI KEPERCAYAAN DIRI MERASA RENDAH DIRIMERASA RENDAH DIRI BELA NEGARA DARI SUDUT PAMDANG BELA NEGARA DARI SUDUT PAMDANG

KEBUDAYAAN ADALAH KEBUDAYAAN ADALAH MENGHINDARKAN DIRI DARI KETIGANYAMENGHINDARKAN DIRI DARI KETIGANYA

Page 37: APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL

TerimakasihTerimakasih