Upload
aprilia-surya-setya-widayu
View
19
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PKM GT 2013 Balai Latihan Kerja Indonesia
Citation preview
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
OPTIMALISASI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) SEBAGAI
LANGKAH STRATEGIS PENGENTASAN PENGANGGURAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM – GT
Diusulkan Oleh :
APRILIA SURYA SETYA WIDAYU (NIM 1120049/Angkatan 2011)
NUR GIYANTI (NIM 1220040/Angkatan 2012)
AYU HERIYATI DISMA MUSFIA (NIM 1320027/Angkatan 2013)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA MANGGALA
SEMARANG
2014
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERLULIS1. Judul Kegiatan : OPTIMALISASI BALAI LATIHAN
KERJA INDUSTRI (BLKI) SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS PENGENTASAN PENGANGGURAN
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Aprilia Surya Setya Widayub. NIM : 1120049c. Jurusan : Akuntansi d. Universitas/Institut/Politeknik : STIE Widya Manggala Semarange. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jomblang Perbalan RT 004/RW 002 Kel.
Candi Kecamatan Candisari, Semarang 08985686302
f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 2 orang 5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Iin Indarti, SE, M.Si b. NIDN : 0613077101 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Ringin telu RT 01,RW 01
Kali pancur,Semarang081325501212
6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 3.000.000 b. Sumber lain (sebutkan . . . ) : Rp ...............
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 bulan
Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Menyetujui Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana KegiatanKetua Jurusan/Departemen/Program Studi/Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa
(Iin Indarti, SE, MSi) (Aprilia Surya Setya Widayu) NIDN. 0613077101 NIM. 1120049
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,
(Suhaji Nathanael,SE,MM) (Iin Indarti, SE, MSi) NIDN. 0608096806 NIDN. 0613077101
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya PKMGT(Program Kreatifitas Mahasiswa GagasanTertulis) ini
dengan judul “Optimalisasi Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) Sebagai
Langkah Strategis Pengentasan Pengangguran” sebagai pengembangan dan bahan
informasi yang layak diimplementasikan. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
kelancaran penyusunan karya tulis ilmiah ini, terutama kepada :
1. Bp. Suhaji Nathanael, SE, MM selaku Ketua STIE Widya Manggala,
2. Ibu Iin Indarti, SE, M.Si selaku Dosen Pendamping,
3. Kedua orang tua dan saudara-saudara kami yang selalu memberikan
dukungan, nasihat serta doanya,
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan motivasi.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis telah berusaha menyajikan yang
terbaik.Penulisan PKM-GT ini disusun berdasarkan buku-buku panduaan dan
literatur yang telah tersedia. Namun demikaian saran dan kritik yang bersifat
membangun kami terima dengan senang hati.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi semua pihak.
Semarang, 17 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT.................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
RINGKASAN KARYA TULIS............................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................2
Latar Belakang Masalah........................................................................................2
Tujuan....................................................................................................................3
Manfaat..................................................................................................................3
GAGASAN............................................................................................................4
Kondisi Terkini di Masyarakat..............................................................................4
Solusi yang Pernah Diterapkan.............................................................................5
Kehandalan Gagasan Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI).............7
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplementasikan
Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)................................................9
Langkah yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan Optimalisasi Balai
Latihan Kerja Industri (BLKI)...............................................................................10
KESIMPULAN.....................................................................................................11
Gagasan yang Diajukan.........................................................................................11
Implementasi Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI).........................12
Manfaat dan Dampak Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)............12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
LAMPIRAN..........................................................................................................14
OPTIMALISASI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS PENGENTASAN PENGANGGURAN
Aprilia Surya Setya Widayu, Nur Giyanti, Ayu Heriyati Disma Musfia, Jurusan Akuntansi, STIE Widya Manggala
RINGKASAN
Di Indonesia telah timbul kekurangan tenaga kerja profesional dengan ketrampilan dan daya saing tinggi yang memicu pengangguran. Jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai angka yang sangat signifikan. Pada Agustus 2013, jumlah angkatan kerja diperkirakan mencapai 118,2 juta orang. Dengan demikian, jumlah penganggur mencapai 7,39 juta orang. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya dengan peningkatan mutu sumber daya manusianya agar kualitas tenaga kerja di Indonesia pun semakin meningkat. Pemberdayaan Balai Latihan Kerja Industri merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Selama ini pemanfaatan BLKI dirasa belum maksimal dalam mengatasi pengangguran. Berdasarkan masalah tersebut, penulis mengusulkan optimalisasi BLKI sebagai langkah strategis pengentasan pengangguran.
Saat ini, program pelatihan kejuruan di BLKI diantaranya adalah kejuruan teknisi mesin jahit, kejuruan pembesian konstruksi, kejuruan operator komputer, kejuruan elektronika, kejuruan operator mesin bubut, kejuruan tata rias dan kecantikan, serta masih banyak program kejuruan lainnya. BLKI sebagai lembaga pelatihan telah melaksanakan program pelatihan, diantaranya: Program pelatihan berbasis kompetensi (PBK), program pelatihan berbasis masyarakat (PBM), program pelatihan pemagangan dalam negeri, dan program pelatihan swadana. Agar program pelatihan tersebut berjalan dengan lancar, pemerintah telah membangun berbagai fasilitas seperti gedung/kelas, bengkel, laboratorium, dan peralatan praktik.
13 BLKI UPTP (Unit Pelayanan Teknis Pusat) milik Kemenakertrans dan 252 BLKI UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) milik pemerintah daerah akan optimal bila pihak Depnakertrans Pusat, para perancang program pelatihan serta pengambil kebijakan pelatihan segera melakukan revitalisasi kegiatan Gerakan antipengangguran yang bermuatan industri kreatif berbasis lokalitas secara lebih serius, pengembangan program pelatihan harus didorong oleh manajemen agar lebih dinamis dengan menyesuaikan program sesuai kebutuhan pengguna, manajemen harus mendorong agar segenap sumber daya pelatihan menerapkan pelatihan berbasis kompetensi secara konsekuen dan konsisten, evaluasi pelatihan pada BLKI harus dilakukan oleh assessor, skema pembiayaan BLK harus dicukupi dan disertai pengawasan yang ketat agar dana tersebut tidak bocor. Selain itu BLKI segera melaksanakan dan mensukseskan Kebijakan Menakertrans tentang Program 3IN1 (three in one) yaitu suatu program yang menyatukan informasi, sertifikasi dan penempatan kerja, yang dulunya terpisah-pisah karena diselenggarakan oleh unit-unit yang berbeda.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Masalah ketenagakerjaan merupakan kunci daya saing suatu bangsa,
termasuk Indonesia yang akan menghadapi pasar bebas ASEAN atau penyatuan
masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) di 2015.
Namun, Indonesia sedang dalam kondisi darurat sumber daya manusia (SDM).
Disini telah timbul kekurangan tenaga kerja profesional dengan ketrampilan dan
daya saing tinggi yang memicu pengangguran.
Jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai angka yang sangat
signifikan. Pada Agustus 2013, jumlah angkatan kerja diperkirakan mencapai
118,2 juta orang. Dengan demikian, jumlah penganggur mencapai 7,39 juta orang.
Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,15 juta orang bila dibandingkan dengan
kondisi pada Agustus 2012.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2013 mencapai 6,25
persen. TPT menunjukkan persentase angkatan kerja yang sama sekali tidak
bekerja. Sementara angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang aktif secara ekonomi (economically active) untuk memperoleh—atau
membantu memperoleh—pendapatan. Jadi, TPT sebesar 6,25 persen bermakna
bahwa sekitar 6 dari setiap 100 angkatan kerja pada Agustus 2013 sama sekali
tidak bekerja (BPS, 2013).
Hal ini harus segera ditanggulangi agar tidak terus menambah jumlah
pengangguran yang ada di Indonesia dan meningkatkan angka kemiskinan
penduduknya. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah untuk menyelesaikan
permasalahan ini, salah satunya dengan peningkatan mutu sumber daya manusianya
agar kualitas tenaga kerja di Indonesia pun semakin meningkat, dan tidak kalah
dengan kualitas tenaga kerja asing. Dengan meningkatknya kualitas tenaga kerja
Indonesia, maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, baik di dalam maupun di
luar negeri semakin terbuka lebar, sehingga mengurangi angka pengangguran.
Pemberdayaan Balai Latihan Kerja Industri merupakan salah satu solusi untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja, khususnya bagi masyarakat yang hanya memiliki
tingkat pendidikan setara dengan SLTP dan SMA, yang biasanya memiliki
ketrampilan rendah dan tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. BLKI merupakan salah satu instrumen pengembangan sumber daya manusia
yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja
produktif .
Selama ini pemanfaatan BLKI dirasa belum maksimal dalam mengatasi
pengangguran. Banyak juga BLKI di negara ini yang kondisinya terbengkalai dan
para pengajar/instrukturnya kurang mendapatkan pengayaan atau peningkatan
wawasan. Oleh karena itu kami mengangkat judul “Optimalisasi Balai Latihan
Kerja Industri (BLKI) sebagai Langkah Strategis dalam Pengentasan
Pengangguran”, dengan harapan menjadi gagasan untuk pemerintah agar lebih
efektif dalam upaya pengentasan pengangguran.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan program ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui cara Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) dalam
mengatasi pengangguran.
2. Untuk mengetahui optimalisasi Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI)
dalam upaya pengentasan pengangguran.
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembahasan program ini adalah sebagai
berikut:
Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa, program ini sangat berguna sebagai bahan motivasi dan
referensi untuk mengkaji sarana yang disediakan pemerintah serta memberikan
informasi tentang cara memaksimalkan sarana tersebut sehingga berguna bagi
masyarakat luas.
Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, program ini sangat berguna untuk menambah wawasan
pengetahuan mereka mengenai pemanfaatan Balai Latihan Kerja Indonesia
(BLKI) agar kompentensi mereka meningkat.
Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, program ini sangat berguna sebagai bahan masukan
dalam upaya pengentasan pengangguran dan peningkatan kualitas serta daya saing
tenaga kerja di Indonesia.
GAGASAN
Kondisi Terkini di Masyarakat
Jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai angka yang sangat
signifikan. Pada Agustus 2013, jumlah angkatan kerja diperkirakan mencapai
118,2 juta orang. Dengan demikian, jumlah penganggur mencapai 7,39 juta orang.
Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,15 juta orang bila dibandingkan dengan
kondisi pada Agustus 2012.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2013 mencapai 6,25
persen atau mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen bila dibandingkan dengan
kondisi pada Agustus tahun lalu. TPT menunjukkan persentase angkatan kerja
yang sama sekali tidak bekerja. Sementara angkatan kerja adalah penduduk
berumur 15 tahun ke atas yang aktif secara ekonomi (economically active) untuk
memperoleh—atau membantu memperoleh—pendapatan. Jadi, TPT sebesar 6,25
persen bermakna bahwa sekitar 6 dari setiap 100 angkatan kerja pada Agustus
2013 sama sekali tidak bekerja. (BPS, 2013)
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyediakan fasilitas dan
program-program pelatihan kerja yang tersedia di balai-balai latihan kerja industri
(BLKI) di seluruh Indonesia untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja dan
mengurangi angka pengangguran di pusat dan daerah. Berdasarkan data
Kemenakertrans, saat ini terdapat 13 BLKI UPTP (Unit Pelayanan Teknis Pusat)
milik Kemenakertrans dan 252 BLKI UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah)
milik pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Sementara itu,
jumlah instruktur mencapai 3.132 orang.
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
mengamanatkan bahwa setiap pelatihan harus berbasis kompetensi atau berbasis
pada kebutuhan dunia industri atau pasar kerja. Materi undang-undang tersebut
dipertegas melalui Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional bahwa program pelatihan harus mengacu kepada
Standard Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) dengan pola pelatihan berbasis
kompetensi.
Dalam Harian Kompas (Jumat, 11/10/13) Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Muhaimin Iskandar menuturkan, para pencari kerja dan
pengangguran harus memanfaatkan fasilitas pelatihan kerja di berbagai daerah
agar siap bekerja dan cepat diserap oleh pasar kerja dan industri. Kemenakertrans
terus mendorong BLKI menjadi pusat dari peningkatan kompetensi masyarakat
berdasarkan kebutuhan lokal.
Berdasarkan pernyataan Dirjen Bina Pelatihan dan Pengembangan
Produktivitas Kemenakertrans, Abdul Wahab Bangkona, kondisi Balai Latihan
Kerja Industri (BLKI) di Indonesia sangat memprihatinkan. Sebagian besar
kondisi peralatan yang ada di BLKI out of date dan tidak lengkap. Selain itu,
banyak instruktur BLKI yang sudah pensiun. Hal tersebut diperparah dengan
kondisi internal BLKI yang diisi oleh mereka yang tidak memiliki background
mengenai BLKI. Adanya otonomi daerah (otoda) menyebabkan kepala BLKI
seringkali berganti-ganti dan tidak tahu harus bagaimana mengoperasikan BLKI
sesuai arahan pusat. (id.berita.yahoo.com, 23 November 2011)
Sistem nasional saat ini belum mendukung pemanfaatan fungsi sertifikat
dari BLKI. Perusahaan atau para pengusaha masih menggunakan standar
pendidikan. Sehingga sertifikasi BLKI belum dilihat sebagai standar kompetensi
para pekerja.
Solusi yang Pernah Diterapkan
Solusi yang pernah diterapkan bagi anak putus sekolah yang tidak bisa
melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi, bagi anak yang sulit mendapatkan
lapangan pekerjaan setelah menyelesaikan bangku pendidikan serta untuk
angkatan pengangguran yang terjadi, mereka dapat mengikuti pelatihan
ketrampilan di BLKI di berbagai bidang kejuruan yang ada. Saat ini, program
pelatihan kejuruan di BLKI diantaranya adalah kejuruan teknisi mesin jahit,
kejuruan pembesian konstruksi, kejuruan operator komputer, kejuruan
elektronika, kejuruan operator mesin bubut, kejuruan tata rias dan kecantikan,
serta masih banyak program kejuruan lainnya.
Berdasarkan Kepmen Nomor :06/PER.MEN/III/2006 tentang organisasi
dan tata kerja unit pelaksanaan teknis di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, tugas pokok BLKI adalah melaksanakan program pelatihan
tenaga kerja, uji coba program pelatihan, uji kompetensi serta pemberdayaan
lembaga pelatihan di bidang industri.
Pemerintah telah berupaya membangun berbagai fasilitas agar program
pelatihan di BLKI dapat berjalan dengan lancar, diantaranya:
1. Sarana gedung kantor dan perlengkapannya,
2. Bengkel/kelas,
3. Mesin dan peralatan praktik,
4. Prasarana pendukung lainnya (asrama, kantin, mushola, meubeler).
BLKI sebagai lembaga pelatihan telah melaksanakan program pelatihan,
diantaranya:
1. Program pelatihan berbasis kompetensi (PBK), yaitu program pelatihan
yang memungkinkan setiap peserta pelatihan mengikuti pelatihan
berdasarkan unit kompetensi yang ingin diikutinya, kemudian selesai
pelatihan diakhiri dengan uji kompetensi.
2. Program pelatihan berbasis masyarakat (PBM), yaitu program pelatihan
yang sebagian besar diarahkan ke daerah kabupaten/kota di seluruh
wilayah provinsi, dimana untuk pelatihan berbasis masyarakat (PBM)
ini diakhir pelatihan tidak dilakukan uji kompetensi.
3. Program pelatihan pemagangan dalam negeri, yaitu penyelenggaraan
terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja langsung
dibimbing oleh instruktur.
4. Program pelatihan swadana, adalah program pelatihan kepada
masyarakat/perusahaan untuk meningkatkan keterampilannya dengan
dana sendiri/perusahaan.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan dana
stimulus sebesar 300 milyar rupiah untuk mendirikan BLKI di 33 propinsi dan
200 kabupaten serta merevitalisasi 135 BLKI yang telah ada. (Fajar 8 Maret 2009
dan Teksline Tvone tanggal 29 Maret 2009).
Revitalisasi organisasi menurut Robert L. Laud (Berger et al, 1994), yang
dikutip oleh Cristian (2008) merupakan bagian dari Change Effect Curve yang
mencakup empat jenis upaya perubahan substansial pada organisasi yaitu
Adaptasi, Revitalisasi, Transformasi, dan Turn Arround. Revitalisasi organisasi
mencakup perubahan tetapi masih selaras dengan struktur, sistem dan proses yang
telah ada pada organisasi tersebut. Pada revitalisasi organisasi, perubahan yang
dicanangkan signifikan dan dilaksanakan dengan upaya yang besar, tetapi dengan
resiko yang tidak terlalu besar bagi organisasi.
Program Kios three in one (3 in 1)
Sebaik apapun pelatihan dan pemberian sertifikasi bagi pelaku latihan
kerja, terasa kurang jika tidak ada solusi penempatan kerja. Memperhatikan hal
itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Badan Diklat mengaplikasikan
program Kios Three in One (3 in 1). Program ini adalah kebijakan yang
mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi dan penempatan calon tenaga kerja di
dalam maupun luar negeri. Program ini juga bermanfaat bagi pemerintah
kabupaten/kota, yaitu sebagai sumber informasi dan masukan untuk merumuskan
kebijakan di bidang peningkatan dan pengendalian mutu SDM. (Suara Merdeka
Online, 08 Maret 2009).
Kehandalan Gagasan Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)
Pada era liberalisasi tenaga kerja sekarang ini segmen lapangan kerja
memerlukan standar kerja dengan cara pelatihan. Pelatihan mengacu kepada
metode yang digunakan untuk memberikan karyawan baru atau yang ada saat ini
dengan ketrampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan (Dessler,
2010:280). Bila angkatan kerja kurang terampil, maka timbullah masalah
pengangguran.
Untuk mengentaskan pengangguran, gagasan yang diajukan penulis pada
usulan program ini adalah melalui optimalisasi 13 BLKI UPTP (Unit Pelayanan
Teknis Pusat) milik Kemenakertrans dan 252 BLKI UPTD (Unit Pelayanan
Teknis Daerah) milik pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di
Indonesia. Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) akan optimal bila:
1. Pihak Depnakertrans Pusat, para perancang program pelatihan serta
pengambil kebijakan pelatihan segera melakukan revitalisasi kegiatan
Gerakan antipengangguran yang bermuatan industri kreatif berbasis
lokalitas secara lebih serius, bahkan sebaiknya menjadi kegiatan khusus
agar pelatihan benar-benar sesuai standar yang dibutuhkan oleh pasar
kerja/standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini sangat penting
untuk mengetahui prioritas kebutuhan dari sasaran pelatihan sebagai
acuan dalam merumuskan dan menyusun materi diklat, dukungan
sarana dan prasarana, kualifikasi instruktur dan kebutuhan tenaga
pengelola latihan.
2. Pengembangan program pelatihan harus didorong oleh manajemen agar
lebih dinamis dengan menyesuaikan program sesuai kebutuhan
pengguna, supaya lebih implementatif dengan banyak melakukan
rekayasa produk, modul, materi dan peralatan penunjang pelatihan yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat terkini. Diperlukan dukungan
regulasi Pemerintah Daerah yang dapat membuka akses dan memotivasi
pengguna (user) dari perusahaan dapat bekerjasama lebih intens dengan
BLKI.
3. Manajemen harus mendorong agar segenap sumber daya pelatihan
menerapkan competency based training (CBT) atau pelatihan berbasis
kompetensi secara konsekuen dan konsisten. Dengan demikian, seluruh
komponen pelatihan berkomitmen menjalankan visi organisasi yakni
“Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang kompeten dan terampil
untuk meningkatkan diri dan kesejahteraan keluarganya”, serta misi
organisasinya yakni mempersiapkan tenaga kerja profesional melalui
pelatihan kerja berbasis kompetensi.
4. Evaluasi pelatihan pada BLKI harus dilakukan oleh assessor eksternal
atau evaluasi dilakukan bukan oleh pemberi materi. Sebaiknya dibuat
tim khusus (tim penguji/assessor) yang melakukan evaluasi pada
penilaian kelulusan peserta maupun evaluasi penyelenggara pelatihan
baik pada sisi mutu pelaksanaan maupun pada kualitas pelayanannya.
5. Skema pembiayaan BLK harus dicukupi, disertai pengawasan yang
ketat agar dana tersebut tidak bocor. BLKI segera melaksanakan dan
mensukseskan Kebijakan Menakertrans tentang Program 3IN1 (three in
one) yaitu suatu program yang menyatukan informasi, sertifikasi dan
penempatan kerja, yang dulunya terpisah-pisah karena diselenggarakan
oleh unit-unit yang berbeda.
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu
Mengimplementasikan Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)
Dalam penerapan program ini diperlukan pihak-pihak yang diharapkan
dapat membantu mengimplementasikan gagasan yang diajukan penulis. Adapun
pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan ini sebagai
berikut:
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) dan Direktur Jenderal
Bina Pelatihan dan Pengembangan Produktivitas (Dirjen Binalattas)
Kemenakertrans
Menakertrans dan Dirjen Binalattas memilki peranan yang sangat penting
dalam upaya pengimplementasian gagasan dalam program ini. Hal ini disebabkan
Menakertrans dan Dirjen Binalattas merupakan lembaga tinggi di Indonesia yang
menangani masalah ketenagakerjaan. Peranannya dalam mengimplementasikan
gagasan ini dapat berupa perbaikan sarana dan prasarana BLKI, penambahan
instruktur, memberikan dana stimulus, serta pemberian sosialisasi ke masyarakat
tentang pentingnya Balai Latihan Kerja Industri (BLKI).
Masyarakat harus tahu bahwa BLKI memiliki program pelatihan usaha
mandiri, pelatihan teknis manajerial tenaga kerja, padat karya produktif,
pemagangan, teknologi tepat guna dan pendampingan serta pelatihan lainnya yang
disesuaikan dengan minat, bakat dan prestasi masyarakat.
Instruktur
Instruktur juga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
pengimplementasian gagasan pada program ini. hal ini disebabkan peranan
instruktur terhadap masyarakat yang dibinanya sangat tinggi. Instruktur harus
serius dalam melatih masyarakat agar mereka menjadi handal dan kreatif.
Manajemen BLKI
Manajemen BLKI juga memiliki peranan untuk mengimplementasikan
gagasan pada program ini. Manajemen BLKI harus mengembangkan program
pelatihan dengan banyak melakukan rekayasa produk, modul, materi dan
peralatan penunjang pelatihan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat terkini.
Masyarakat
Masyarakat sebagai sasaran utama dalam penerapan program ini memiliki
peranan yang sangat penting demi terwujudnya gagasan pada program ini. Dengan
mengikuti program pelatihan yang ada di BLKI, masyarakat akan memperoleh
peningkatan kompetensi. Jika peningkatan tersebut dimanfaatkan secara baik,
maka pengangguran di negeri ini dapat dientaskan.
Langkah yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan Optimalisasi
Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian gagasan
seperti yang telah diuraikan di atas, maka diperlukan langkah-langkah yang harus
dilakukan agar pengimplementasian gagasan tersebut dapat terwujud. Langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengadakan kunjungan ke Menakertrans dan Dirjen Binalattas untuk
menyosialisasikan tentang permasalahan pengangguran yang dialami
masyarakat dan memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan menawarkan optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri
(BLKI).
2. Mengadakan seminar ketenagakerjaan di sekolah-sekolah negeri
maupun swasta di Indonesia yang dapat diikuti oleh semua kalangan
tentang optimalisasi BLKI sebagai langkah strategis pengentasan
pengangguran.
3. Memberikan informasi dalam bentuk spanduk maupun baliho yang
berisi program-program kejuruan yang ada di BLKI dan ajakan untuk
mengikuti program tersebut.
4. Membuat artikel untuk dikirim ke berbagai media massa seperti koran
dan majalah, rajin memposting ke berbagai jejaring sosial seperti
facebook dan twitter mengenai optimalisasi BLKI sebagai solusi untuk
mengatasi pengangguran.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) akan optimal bila Pihak
Depnakertrans Pusat, para perancang program pelatihan serta pengambil
kebijakan pelatihan segera melakukan revitalisasi kegiatan training need
assessment (TNA) secara lebih serius, bahkan sebaiknya menjadi kegiatan khusus
agar pelatihan benar-benar sesuai standar yang dibutuhkan oleh pasar
kerja/standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengembangan program pelatihan
harus didorong oleh manajemen agar lebih dinamis. Diperlukan dukungan
regulasi Pemerintah Daerah yang dapat membuka akses dan memotivasi pengguna
(user) dari perusahaan dapat bekerjasama lebih intens dengan BLKI.
Manajemen harus mendorong agar segenap sumber daya pelatihan
menerapkan competency based training (CBT) atau pelatihan berbasis kompetensi
secara konsekuen dan konsisten. Evaluasi pelatihan pada BLKI harus dilakukan
oleh assessor eksternal atau evaluasi dilakukan bukan oleh pemberi materi.
Sebaiknya dibuat tim khusus (tim penguji/assessor) yang melakukan evaluasi
pada penilaian kelulusan peserta maupun evaluasi penyelenggara pelatihan baik
pada sisi mutu pelaksanaan maupun pada kualitas pelayanannya.
Skema pembiayaan BLK harus dicukupi, disertai pengawasan yang ketat
agar dana tersebut tidak bocor. BLKI segera melaksanakan dan mensukseskan
Kebijakan Menakertrans tentang Program 3IN1 (three in one) yaitu suatu program
yang menyatukan informasi, sertifikasi dan penempatan kerja, yang dulunya
terpisah-pisah karena diselenggarakan oleh unit-unit yang berbeda.
Implementasi Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)
Dalam mengimplementasikan gagasan pada program ini, teknik yang
dilakukan penulis adalah dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi ke
berbagai badan atau lembaga yang bergerak dalam bidang ketenagakerjaan.
Lembaga-lembaga tersebut yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Direktorat Jenderal Bina Pelatihan dan Produktivitas, dan BLKI di berbagai
daerah. Selain dengan cara tersebut, penulis juga mengimplementasikan dengan
cara mengadakan seminar ketenagakerjaan di sekolah-sekolah negeri maupun
swasta di Indonesia tentang pentingnya BLKI yang dapat diikuti oleh masyarakat
umum. Teknik lain yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan ini
adalah dengan menyebarluaskan informasi mengenai optimalisasi BLKI sebagai
langkah strategis pengentasan pengangguran melalui pembuatan spanduk –
spanduk maupun baliho-baliho. Teknik terakhir yang dilakukan untuk
mengimplementasikan gagasan pada program ini adalah dengan mengirimkan
artikel ke media massa seperti koran dan majalah serta memposting ke jejaring
sosial seperti facebook dan twitter mengenai optimalisasi BLKI sebagai solusi
untuk mengatasi pengangguran sehingga masyarakat dapat dengan mudah
mendapatkan informasi tersebut.
Manfaat dan Dampak Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)Gagasan pada program kreativitas mahasiswa ini diharapkan dapat
memberikan dampak positif pada dunia ketenagakerjaan. Melalui gagasan
optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) diharapkan dapat mengatasi
masalah pengangguran di Indonesia. Keberadaan BLK juga mampu membangun
positivitas yang kuat bagi calon tenaga kerja. Karena profesi apa pun bentuknya
bila ditekuni secara konsisten dan bersungguh-sungguh, hal itu akan
mendatangkan reward yang baik. Dengan demikian, visi organisasi yakni
“Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang kompeten dan terampil untuk
meningkatkan diri dan kesejahteraan keluarganya”, serta misi organisasinya yakni
mempersiapkan tenaga kerja profesional melalui pelatihan kerja berbasis
kompetensi akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Depnakertrans RI. 2007. Kebijakan “Three In One” (Pelatihan, Sertifikasi dan
Penempatan). Dirjen Binalattas. Direktorat Bina Lembaga dan Sarana
Pelatihan Kerja.
Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1, Edisi Kesepuluh.
Jakarta: PT INDEKS.
Permenakertrans No. Per 06 /MEN/III/2006 tentang struktur organisasi di
lingkungan Depnakertrans RI.
Surat Kabar Harian Fajar. Pemerintah Stimulus BLKI. Tanggal 08 Maret 2009.
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Jakarta: PT
Tata Nusa.
Admin. 2009. Peluang Kerja? Kios Three In One Jawabannya, (online),
(http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2009/03/08/55073, 08
Maret 2009).
Admin. 2012. BLK Efektif Tingkatkan Keterampilan Pencari Kerja, (online),
(http://m.okezone.com/read/2012/02/29/320/584801, 29 Februari 2012).
Cristian, K. 2008. Analisis Revitalisasi Balai Latihan Kerja. Tesis. UI
http://www.scribd.com/doc/22775139/revitalisasi.
Daniel, Wahyu. 2013. Indonesia dalam Status Darurat SDM, (online),
(http://m.detik.com/finance/read/2013/10/30/161901/2399667/4/, 30
Oktober 2013).
Fajar, Adiatmaputra. 2013. Pengangguran di Indonesia Mencapai 7,39 Juta
Orang,(online),
(http://m.tribunnews.com/bisnis/2013/11/06/pengangguran-di-indonesia-
mencapai-739-juta-orang, 06 Nopember 2013).
Puspitarini, Margaret. 2013. Rekomendasi UNESCO Atasi Pengangguran RI,
(online), (http://m.okezone.com/read/2013/03/14/373/775694, 14 Maret
2013).
LAMPIRAN
Gambar 1. Balai Latihan Kerja Industri
Gambar 2. Program Kejuruan Menjahit di BLKI
Gambar 3. Pelatihan Perakitan Mesin di BLKI
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Aprilia Surya Setya Widayu2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jurusan Akuntansi4 NIM 11200495 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 29 April 19936 E-mail [email protected] Nomor Telepon/HP 08985686302
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMANama Institusi SDN Candi 05 SMPN 08
SemarangSMKN 02 Semarang
Jurusan AkuntansiTahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -2 - - -3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 - - -2 - - -3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah “Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Sebagai Langkah Strategis Pengentasan Pengangguran”.
Semarang, 17 Januari 2014Pengusul
( Aprilia Surya Setya Widayu )
BIODATA ANGGOTA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nur Giyanti2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jurusan Akuntansi4 NIM 12200405 Tempat dan Tanggal Lahir Rembang, 20 Oktober 19906 E-mail [email protected] Nomor Telepon/HP 085727847965
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMANama Institusi SDN Jatihadi 1
Sumber-RembangSMPN 1 Sumber-
RembangSMAN 1 Sumber-
RembangJurusan IPATahun Masuk-Lulus 1997-2003 2003-2006 2006-2009
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -2 - - -3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 - - -2 - - -3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah “Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Sebagai Langkah Strategis Pengentasan Pengangguran”.
Semarang, 17 Januari 2014Pengusul
( Nur Giyanti )
BIODATA ANGGOTA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ayu Heriyati Disma Musfia2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jurusan Akuntansi4 NIM 13200275 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 28 Agustus 19956 E-mail [email protected] Nomor Telepon/HP 089669304573
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMANama Institusi SDN Pongangan
01SMP Al-Islam Gunungpati
SMK Widya Praja Ungaran
Jurusan AkuntansiTahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2009 2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -2 - - -3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 - - -2 - - -3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah “Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Sebagai Langkah Strategis Pengentasan Pengangguran”.
Semarang, 17 Januari 2014Pengusul
( Ayu Heriyati Disma Musfia )
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIMProgram
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1 Aprilia Surya
Setya
Akuntansi Ekonomi 7 jam/minggu Mencari bahan
penulisan PKM-
Widayu/1120049 GT, bertanya
kepada
narasumber,
mengolah bahan
penulisan
menjadi PKM-
GT.
2 Nur
Giyanti/1220040
Akuntansi Ekonomi 3 jam/minggu Mencari bahan
penulisan PKM-
GT.
3 Ayu Heriyati
Disma
Musfia/1320027
Akuntansi Ekonomi 2 jam/minggu Mengetik dan
menyediakan
akomodasi.
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Aprilia Surya Setya Widayu
NIM : 1120049
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM GT saya dengan judul:
“Optimalisasi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Sebagai Langkah
Strategis Pengentasan Pengangguran”
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Semarang, 17 Januari 2014Mengetahui, Yang menyatakan,Pembantu Rektor/KetuaBidang kemahasiswaan,
Meterai Rp6.000Cap dan tanda tangan Tanda tangan
( Iin Indarti ) ( Aprilia Surya Setya Widayu )NIDN. 0613077101 NIM. 1120049