24

Click here to load reader

Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

  • Upload
    lebao

  • View
    220

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

PROSES PRODUKSI PESAN HUMOR STAND UP COMEDY(Studi Kasus Proses Produksi Pesan Humor Oleh Anggota

Stand Up Comedy Solo)

Ardina Ferri SaputraSri Hastjarjo

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

The world of entertainment has grown rapidly nowadays. For example: comedy entertainment. If we used to see a comedy performed in a group, now we can see a comedy performed individually or that is now well-known as “Stand Up Comedy”. Stand Up Comedy is a comedy program that is presented by a comedian on the stage which usually performs a monologue and delivers a topic or material. Communication theory in the production process using the opinion of Charles Berger in cognitive planning and Barbara O'Keefe on stage of the drafting of the message (the expressive logic, logic, and logic is rhetorical).

The purpose of this study was to describe how is the process of humour message production among comics in Stand Up Comedy especially in the community of Stand Up Solo. Data validation using triangulation data with methods of analysis using the techniques of YIN, namely by way of comparing the patterns that are based upon empirical patterns predicted.

The method of research are qualitative case study Research subjects the offender stand up comedy (komika) on communities stand up comedy Solo. Data source using primary and secondary data. Method of collecting data use interviews and documentation. Data validation using triangulation data with methods of analysis using the techniques of YIN.

The results showed that the production process the humor message komika in stand up comedy is analyzed based on theory and American logic according to Charles Berger and Barbara O'Keefe consists of several stages, namely the planning stages, the stages of the drafting of the message (the logic of conventional logic, expressive, and rhetorical logic), and goals. Based on the results of the study known message production process performed by komika has differences and similarities. (1) there are Differences in the stage of planning: (a) in accordance with the capabilities of the informant's knowledge, (b) at the stage of drafting of the message (the logic of conventional logic, expressive, and rhetorical logic) with thoughts about the messages are exposed and reactive. On the conventional logic and decency rules using the informant fit in society. Rhetorical logic used by the informants using logic in General, and (c) the purpose is achieved there are successful and some failed. (2) the equation on the purpose of planning, each informant have in common the goal to entertain the audience.

Keyword :message production, humour, stand up comedy.

1

Page 2: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Pendahuluan

Dunia hiburan memang sudah berkembang pesat dewasa ini. Seperti hiburan

komedi contohnya, jikalau dahulu hiburan komedi biasa di lakukan beramai-ramai

atau berkelompok sekarang bisa dilakukan hanya seorang diri atau yang biasa kita

sebut stand up comedy. Di sini stand up comedy adalah sebuah acara komedi yang

dibawakan seorang pelawak di atas panggung kemudian melakukan monolog di

depan audiensnya dan menyampaikan suatu topik atau materi. Secara umum stand

up comedy adalah lawakan atau komedi yang dilakukan diatas panggung oleh

seseorang yang melontarkan serangkaian lelucon yang berdurasi 10 menit sampai

45 menit, dan seseorang yang melakukan stand up comedy disebut sebagai comic

(Nugroho, 2012 : 1).

Meski stand up comedy merupakan bagian dari dunia lawakan, namun ada

yang unik dari pola pembawaannya atau dalam perspektif komunikasi, gaya

komunikasi para comic dalam ber-stand up comedy tidak sekedar bicara seperti

layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu

pada kritikan dan sindiran yang dikemas dengan gaya komediannya sehingga

selain untuk menghibur juga menyalurkan aspirasi masyarakat terhadap fenomena

yang terjadi saat ini dan itu juga menjadi pengetahuan baru bagi khalayak

(Katayama, 2009: 126).

Produksi pesan merupakan salah satu dalam ranah teori komunikasi.

Produksi pesan bisa dikatakan bahwa individu membuat interpretasi berdasarkan

aturan-aturan sosialnya. Individu dalam situasi sosial pertama-tama didorong oleh

keinginan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan menerapkan aturan-

aturan untuk mengetahui segala sesuatu (O’Keefe & Bruce, 2002 : 115).

Sehingga penelitian ini termasuk dalam riset komunikasi. Dalam stand up

comedy produksi pesan artinya komika mempersiapkan sebuah materi untuk di

berikan kepada audiens. Dari penampilan comic tersebut saat menampilkan

materinya dapat dilihat bahwa si komedian melakukan proses produksi pesan

komunikasi yang diberikan kepada audiens. Karena proses yang memungkinkan

seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang

verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan) (Mulyana, 2015:68).

2

Page 3: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Stand up comedy merupakan berbicara di depan umum yang berdasarkan

pesan humor. Humor yang dimaksud adalah pesan untuk menyenangkan orang

lain yang dimaksud adalah audiens. Dalam humor harus dilandaskan presentasi

persuasif menjalankan beberapa fungsi : (1) memperkuat keyakinan, sikap, atau

nilai pendengar; (2) membantah keyakinan, aksi nilai pendengar; (3) mengubah

keyakinan tindakan, atau nilai pendengar; (4) mengajak pendengar untuk

melakukan tindakan. Seperti didalam presentasi informative, pola yang digunakan

untuk menata informasi dalam presentasi persuasif itu sendiri merupakan alat

untuk mencapai tujuan (O’Hair, 2009: 529).

Penelitian produksi pesan dalam stand up comedy berhubungan dengan

humor. Humor yang bagus adalah membuat orang (public) terpancing untuk

tertawa atas materi humor tersebut (Hunter, dkk., 2016: 33). Selanjutnya, produksi

pesan tersebut dianalisis berdasarkan teori Charles Berger mengemukakan sebuah

ketrampilan komunikator merangkai kata dalam memproduksi pesan adalah

mendeteksi tujuan rencana, membangun, kesamaan, menyesuaikan produksi pesan

dengan penonton dan keadaannya rencana pesan tersebut dianggap efektif. Teori

perencanaan dalam bidang komunikasi dibuat oleh Charles Berger untuk

menjelaskan proses individu melakukan perencanaan dalam prilaku komunikasi

(Craiger, 2010: 44).

Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi, sebagaimana yang

dikemukakan pada latar belakang masalah, maka melahirkan permasalahan

sebagai berikut, Bagaimanakah bagaimana proses produksi pesan humor para

comic dalam stand up comedy khususnya di komunitas stand up Solo?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka yang menjadi

tujuan peneliti ini adalah untuk menjelaskan proses produksi pesan humor para

comic dalam stand up comedy khususnya di komunitas stand up Solo.

3

Page 4: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Komunikasi

Mulyana (2008:41) menuturkan bahwa istilah “komunikasi” atau

communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communicatio,

kemudian kata tersebut berawal dari kata communis yang berarti “sama”. Sama

yang dimaksudkan disini adalah maknanya. Komunikasi merupakan bagian dari

kehidupan yang tidak dipisahkan, setiap manusia lahir sudah melakukan

komunikasi. Apalagi sebagai makhluk sosial manusia selalu ingin berhubungan

dengan manusia yang lain. Hubungan tersebut membutuhkan komunikasi agar

terhubung antara manusia yang satu dengan yang lain.

Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah

perilaku orang lain (Mulyana, 2008: 62). Komunikasi terjadi bila ada pertukaran

pesan atau informasi antara pengirim dan penerima pesan sehingga diharapkan

penerima pesan ini mengerti isi pesan yang disampaikan kepadanya dan

memberikan respon, maka proses komunikasi dapat dikatakan berlangsung.

Komunikasi adalah ilmu, dan ilmu komunikasi ini termasuk ke dalam ilmu sosial

yang meliputi intrapersonal communication, interpersonal communication, group

communication, mass communication, intercultural communication, dan

sebagainya (Effendy, 2005: 6). Oleh karena itu, mass communication merupakan

satu bidang saja dari sekian banyak bidang yang dipelajari ilmu komunikasi.

2. Pesan Sebagai Unsur Komunikasi

Salah satu dimensi yang menarik dalam kehidupan sesama manusia adalah

masalah komunikasi. Di antara sesama manusia selalu terjadi hubungan, dan

berhasilnya hubungan dimaksud hanya dapat terjadi jika berlangsung komunikasi.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang

kepada orang lain melalui media tertentu yang dipahaminya. Di tinjau dari asal

kata, komunikasi (communication) berasal dari kata latin communicatio, dan

bersumber dari communis yang berarti sama. Sama dalam artian sama makna

(Effendy, 2005:9).

4

Page 5: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

3. Produksi Pesan

Produksi pesan merupakan cara penyampaian pesan dalam konteks interaksi

dan kultural. Elemen ini menjelaskan bagaimana menciptakan apa yang di tulis,

ucapkan dan ekspresikan dengan orang lain. Di samping itu, tujuan dari produksi

pesan juga menjadi dasar penting untuk elemen ini. Di balik produksi pesan

biasanya ada kepentingan-kepentingan yang mempengaruhinya (aspek politis).

Dalam penelitian ini bagamana seorang komika memproduksi pesannya dari

perolehan idenya sampai pengemasan materi stand up comedy.

Menurut paradigma Laswell seorang komunikator menyandi (encode) pesan

yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti Komunikator

memformulasikan pikiran dan memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke

dalam pesan yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan (Mulyana,

2007:69).

Dalam produksi pesan dan penerimaan pesan mempunyai tiga masalah

psikologis, yang berfokus pada penjelasan mengenai sifat individual (trait

explanation), penjelasan mengenai keadaan (state explanation), dan penjelasan

mengenai proses (process explanation). (Littlejohn dan Foss, 2009:175)

a. Produksi Pesan Model Logika

Desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam

memanajemen tujuannya untuk kepentingan sampainya tujuan melalui

pesan yang dipilihnya. B.J. O’Keefe dan Delia menyatakan bahwa

pesan berbasis diri lebih kompleks dalam tindakannya karena mereka

menentukan tujuan yang beragam. Logika desain pesan menyatakan

bahwa setiap orang mempunyai alur pikiran berbeda yang digunakan

dalam mengurus tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

5

Page 6: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Mode produksi pesan secara logika menurut Barbara, sebagai

berikut:

1) logika desain ekspresif, merefleksikan pandangan bahwa komunikasi

adalah keterusterangan proses pengkodean pikiran dan perasaan.

Logika pesan ekspresif bersifat literal dan langsung.

2) logika desain konvensional, merefleksikan pandangan bahwa

interaksi adalah permainan kooperatif yang dimainkan berdasarkan

aturan, kesepakatan, dan prosedur-prosedur tertentu. Tujuan-tujuan

yang bertentangan dalam situasi tertentu kadang dibagi dalam logika

konvensional namun secara khusus melalui tambahan-tambahan

dalam interaksi atau melewati bentuk-bentuk jebakan kesopanan

seperti tolong, silahkan (please)”.

3) logika desain retoris, merefleksikan pandangan bahwa komunikasi

mengabdi pada struktur dan membentuk realitas. Dengan demikian,

pelaku interaksi retoris menggunakan komunikasi untuk menetapkan

situasi dalam cara yang akan memfasilitasi pertemuan beragam

instrumen dan tujuan yang dihadapi. (Ardianto dan Q-Aness,

2007:165)

b. Produksi Plain And Goals Theory (Berger)

Pengembangan teori produksi pesan ini adalah mempertimbangkan

perencanaan dan tujuan. Teori ini memberikan kerangka pemahaman

tentang struktur kognitif dan bagaimana mereka mempengaruhi struktur

verbal dan perilaku nonverbal. Menurut Berger (1995) dalam Miller

(2005:116) konsepsi mengenai ”tujuan dan rencana” sering dilakukan

untuk menjelaskan bagaimana memahami perilaku orang lain dan

tindakan simbolisnya dalam teks naratif. Dalam hal ini terdapat tiga

aspek tentang konsep tujuan terkait area kerja teori ini, yaitu : pertama,

individu akan mempunyai beraneka ragam tujuan dalam berbagai

interaksi.

6

Page 7: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Teori ini memberikan penjelasan tentang bagaimana rencana

dibuat dan dirumuskan. Teori perencanaan dalam bidang komunikasi

dibuat oleh Charles Berger untuk menjelaskan proses individu

melakukan perencanaan dalam prilaku komunikasi mereka (Littlejohn

& Foss, 2009:126).

4. Humor

Kata humor berasal dari bahasa Latin, yaitu ”Umor” yang berarti cairan

dalam tubuh (Dagun, 2006: 365). Konsep mengenai cairan ini berasal dari bahasa

Yunani Kuno, dimana terdapat ajaran mengenai bagaimana pengaruh cairan tubuh

terhadap suasana hati seseorang. Cairan tersebut adalah darah atau sanguis, dahak

atau phlegmatis, empedu kuning atau choleris dan empedu hitam atau

melancholis. Kelebihan salah satu cairan tersebut akan membawa suasana hati

tertentu. Humor bermakna lembab, basah atau cairan berubah maknanya dalam

bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran abad pertengahan humor berkaitan

dengan watak manusia. Sejak saat itu pengertian humor berpindah dari kata benda

menjadi kata sifat dan humor senantiasa dikaitkan dengan suasana menyenangkan

(Martin dan Lefcourt, 2006: 12).

5. Stand up comedy

Stand up comedy merupakan bentuk dari seni komedi atau melawak yang

disampaikan secara monolog kepada penonton. Biasanya ini dilakukan secara live

dan komedian akan melakukan one man show. Pemain yang umumnya dikenal

sebagai komik, komik stand up, pelawak, atau hanya stand up. Meskipun disebut

dengan stand up comedy, komedian tidaklah selalu berdiri dalam menyampaikan

komedinya. Ada beberapa komedian yang melakukannya dengan duduk dikursi

persis seperti orang yang sedang bercerita.

Dalam masalah penampilan, pertunjukan ini bisa dikatakan tidaklah terlalu

susah mengaturnya. Begitu sederhananya bentuk pertunjukan ini, seorang

komedian bisa tampil meski dengan hanya memakai t-shirt dan celana pendek.

Meski demikian, tetaplah tidak mudah untuk menjadi pelaku stand up comedy.

Selain faktor harus bisa melucu, tekanan mental juga pasti akan hadir selama

7

Page 8: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

penampilan. Jika lelucon yang diberikan tidak dimengerti atau bahkan tidak

dianggap lucu, para audiens tentu tidak akan tertawa dan yang lebih parah mereka

malah mencibir komedian yang tampil (Katayama, 2009: 29).

6. Produksi Pesan dalam Humor Stand Up Comedy

Pada haketnya pesan adalah suatu elemen komunikasi yang tidak bisa

terpisahkan. Dalam proses komunikasi, pesan merupakan sekumpulan lambang

komunikasi yang memiliki makna dan kegunaan dalam menyampaikan suatu ide

gagasan kepada manusia lain. Pesan dirancang oleh komunikator untuk

disampaikan kepada komunikan melalui saluran komunikasi tertentu. Pada

produksi pesan sendiri menunjukan peran dari tingkah laku seseorang dalam

menyampaikan sebuah pesan dan bagaimana pesan itu diproduksi, diolah,

disampaikan serta dinilai oleh audien atau khalayak. Karena sifat dan tingkah laku

merupakan komposisi dari sebuah pesan agar dapat dinilai dalam menyampaikan

serta mengkomunikasikan sebuah pesan (Choi, dkk., 2015: 31). Dalam hal ini

bagaimana seorang komika mencari ide untuk bahan materinya untuk ber stand up

comedy.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, artinya penelitian ini

menjelaskan suatu fenomena yang ada tentang proses produksi pesan humor di

stand up comedy. Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki

fenomena di dlam kehidupan nyata bilamana batas – batas antara fenomena –

fenomena dan konteks tampak tegas dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan

(Yin, 1997: 18). Sementara Patton (2002: 447) melihat bahwa studi kasus

merupakan upaya menyimpulkan dan mengorganisasikan serta menganalisis data

tentang kasus kasus tertentu berkenaan dengan permasalahan- permasalahan yang

menjadi perhatian peneliti untuk kemudian data tersebut dibandngkan atau

dihubungkan satu dengan lainnya dan tetap berpegang teguh pada prinsip holistik

dan konesektual. Mereka yang menjadi fokus utama dalam penilitian ini karena

8

Page 9: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

yang dapat menjadi sumber data. Sebab produksi pesan homor hanya bisa di

dilakukan oleh komika atau pelaku stand up comedy.

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan

wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini merupakan studi kasus, oleh

karenanya tehnik analisis data menggunakan Yin (1997:63) yang

merekomendasikan tipe sumber informasi seperti yang telah dikemukakan pada

bagian pengumpulan data. Tipe analisis dari data ini dapat berupa analisis holistik,

yaitu analisis keseluruhan kasus atau berupa analisis terjalin, yaitu suatu analisis

untuk kasus yang spesifik, unik atau ekstrim. Dalam penelitian proses produksi

pesan humor stand up comedy merupakan penelitian yang unik tentang bagaimana

tahap komika dalam membuat materi stand up comedy. Untuk analisisnya

menggunakan tehnik penjodohan pola.

Sajian & Analisis Data

Teori tentang penyusunan pesan menggambarkan sebuah skenario yang

lebih kompleks, dimana pelaku komunikasi benar-benar menyusun pesan yang

sesuai dengan maksud-maksud mereka dalam situasi yang mereka hadapi

(Littlejohn, 2014:184). Menurut Cangara (2012 : 121-125) dalam bukunya

Pengantar Ilmu Komunikasi, ada dua model dalam penyusunan pesan yaitu;

“penyusunan pesan yang bersifat informatif” dan “penyusunan pesan yang bersifat

persuasif”.

Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan

pada perluasan wawasan atau pengetahuan dan kesadaran khalayak. Prosesnya

lebih banyak bersifat difusi (penyebaran), sederhana, jelas dan tidak banyak

menggunakan jargon yang kurang populer di kalangan masyarakat. Ada 4 macam

penyusunan pesan bersifat informatif:

1. Space Order (penyusunan pesan berdasarkan kondisi tempat atau ruang)

2. Time Order (penyusunan pesan berdasarkan waktu)

3. Deductive Order (penyusunan pesan dari umum ke khusus.

4. Inductive Order (penyususunan pesan dari yang khusus ke umum

9

Page 10: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Model pengelolaan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk

mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi, antara lain:

1. Fear Appeal (metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan

menimbulkan rasa ketakutan pada khalayak).

2. Emotional Appeal (cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan

berusaha menggugah emosional khalayak).

3. Reward Appeal (cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan

menawarkan janji-janji pada khalayak).

4. Motivational Appeal (penyusunan atau penyampaian pesan yang dibuat bukan

karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis

khalayak).

5. Humorious Appeal ( penyusunan atau penyampaian pesan yang disertai

dengan gaya humor).

Model penyusunan pesan ini termasuk kedalam tradisi sosio psikologi

(komunikasi sebagai pengaruh antar pribadi). Teori-teori dari tradisi sosio

psikologi berfokus pada bagaimana pelaku komunikasi mengatur pesan. Tradisi

ini juga memandang pilihan individu dan strategi untuk meraih tujuan dari sebuah

pesan. Sosio psikologi memandang individu sebagai makhluk sosial. Tradisi Sosio

psikologi memberikan perhatiannya antara lain pada perilaku individu, pengaruh,

kepribadian dan sifat individu atau bagaimana individu melakukan persepsi.

Teori perencanan dikemukakan oleh Charles Berger untuk menjelaskan

proses yang dilalui dalam merencanakan perilaku komunikasi guna untuk mecapai

tujuan. Berger menulis bahwa rencana-rencana dari perilaku komunikasi adalah

“representasi kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan”.

Rencana-rencana tersebut merupaka gambaran dari langkah-langkah yang akan

diambil seseorang untuk memenuhi sebuah tujuan. Dan disebut hierarki karena

tindakan-tindakan tertentu diperlukan untuk menyusun segala sesuatunya,

sehingga tindakan-tindakan lain akan dapat diambil. Oleh karena itu, perencanaan

adalah proses rencana-rencana tindakan. Perencanaan pesan merupakan perhatian

utama karena komunikasi sangat penting dalam meraih tujuan.

10

Page 11: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Teori Berger memperkirakan bahwa semakin banyak yang seseorang tahu

(khusus dan umum), akan semakin kompleks rencana orang tersebut atau dapat

dikatakan juga apabila seseorang memiliki banyak motivasi dan pengetahuan,

maka orang tersebut akan menciptakan rencana lebih kompleks serta jika motivasi

dan pengetahuan seseorang rendah, maka rencana orang tersebut mungkin tidak

akan berkembang.

Perencanaan dan pencapian tujuan sangat berhubungan dengan emosi kita.

Jika tujuan kita terhalangi, maka kita cendeung bereaksi negatif, dan sebaliknya

jika rencana kita berhasil, maka kita sering kali merasa terangkat. Perasaan-

perasaan negatif yang kita alami ketika gagal mencapai tujuan, bergantung pada

seberapa pentingnya tujuan tersebut serta seberapa keras kita berusaha untuk

mencapainya dan seberapa dekat kita pada tujuan yang sebenarnya kita dapatkan.

(Littlejohn, 2014:184-188). Selanjutnya yaitu “Teori Logika Penyusunan Pesan”,

di kemukakan oleh Barbara O’Keefe dalam tesisnya yang menyatakan bahwa

manusia berpikir dengan cara yang berbeda tentang komunikasi dan pesan serta

mereka menggunakan logika yang berbeda dalam memutuskan apa yang akan

dikatakan kepada orang lain dalam sebuah situasi. Ia menggunakan istilah logika

penyusunan pesan (message design logic) untuk menjelaskan pemikiran di balik

pesan yang kita ciptakan. O’keefe menggaris bawahi tiga logika penyusunan

pesan yang mungkin mencakup dari orang yang kurang memusatkan diri hingga

orang yang paling memusatkan diri, diantaranya yaitu:

1. Logika ekspresif, pesan dalam cara ini bersifat terbuka dan reaktif, dengan

adanya sedikit perhatian pada kebutuhan atau keinginan orang lain.

2. Logika konvensional, bertujuan untuk menyusun pesan-pesan yang sopan,

tepat, dan didasarkan pada aturan-aturan yang diketahui setiap orang.

3. Logika retoris, pesan-pesan yang disusun dengan logika ini cenderung luwes,

berwawasan, dan terpusat pada seseorang. Mereka cenderung mengerangkakan

kembali situasi, sehingga tujuan yang beragam tersebut termasuk persuasi dan

kesopanan tergabung dalam sebuah kesatuan yang kuat (Littlejohn, 2014:188-

189)

11

Page 12: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

Di dalam membuat perencanaan humor untuk para komika, selain

pelanggaran prinsip kerja sama juga ada yang melakukan pelanggaran kesantunan.

Dalam wacana bukan humor umumnya para penutur banyak melanggar prinsip

kerja sama untuk mematuhi kesantunan. Namun, dalam humor pelanggaran

prinsip kerja sama bukan untuk mematuhi kesantunan, melainkan sebagai

kontribusi pengungkapan humor.

Hasil penelitian pada bagian logika ekspresif bahwa Kesuksesan

membangun sebuah perusahaan online start up tidak terlepas dari bagaimana

perusahaan tersebut mengoptimalisasikan penggunaan medianya. Salah satunya

dengan perencanaan pesan dan pemilihan strategi yang tepat agar informasi yang

ingin disampaikan dapat tercapai sesuai dengan tujuannya. Dalam logika

ekspresif, terjadi proses komunikasi untuk pengungkapan pesan yang bersifat

terbuka dan reaktif.

Logika konvensional, dalam logika konvensional, komunikasi dianggap

sebagai sebuah permainan yang dimainkan dengan peraturan. Logika ini bertujuan

untuk menyusun pesan-pesan yang sopan, tepat, dan didasarkan pada aturan-

aturan yang diketahui setiap orang. Disini dapat terlihat bagaimana perencanaan

strategi bekerja untuk menyajikan informasi atau pesan pada masyarakat sesuai

pada aturan-aturan yang diketahui dan disetujui oleh komunikator maupun

komunikan.

Logika Retoris, dalam logika retoris, pesan-pesan yang disusun cenderung

luwes, berwawasan, dan terpusat. Pada logika ini pula terlihat bagaimana pesan

direncanakan dan diatur, guna strategi yang telah dibuat dapat menjadi satu

kesatuan yang kuat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Hasil penelitian ini masing-masing responden berbeda dalam memproduksi

pesan masing-masing responden memiliki perbedaan yang tergantung dari “jam

terbang” yang tinggi seorang komika akan mampu menemukan sendiri ciri khas

atau karakter seorang komika tersebut. Karena untuk menumbuhkan karakter atau

ciri khas tidak bisa dilakukan hanya sebentar saja namun dibutuhkan “jam

terbang” yang tinggi untuk mengetahui dimana sisi yang bisa ditonjolkan oleh

seorang komika agar bisa disampaikan dalam setiap penampilannya. Ciri khas

12

Page 13: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

merupakan tanda seseorang bagaimana orang lain bisa mengenali tanda tersebut

sehingga disetiap penampilannya orang lain bisa langsung menebak ciri khasnya.

Karena dengan ciri khas, seorang komika mampu menarik minat jual seorang

audiens terhadap penampilannya. Selain itu juga ciri khas seorang komika bisa

menimbulkan efek terhadap audiens dan komika. Diantaranya adalah:

1. Menjadikan nilai jual tersendiri bagi komika terhadap di setiap

penampilannya. Nilai jual disini adalah daya tarik komika atau pelaku stand

up comedy dalam membawakan materinya apakah diterima oleh audiens atau

tidak.

2. Menjadikan hiburan stand up comedy sebagai pelepas lelah dengan canda

tawanya.

3. Menjadikan audiens lebih cerdas dalam mengexplore materinya sehingga

penampilannya lebih menarik lagi dengan hiburan canda tawa yang

mencerdaskan dari penampilan seorang komika.

4. Menjadikan seorang komika menemukan gaya atau style di setiap

penampilannya dengan melakukan hiburan yang lebih lama dan “jam terbang”

yang tinggi.

Kesimpulan

Proses produksi pesan humor para komika dalam stand up comedy dianalisis

berdasarkan teori perencaan dan logika menerut Charles Berger dan Barbara

O’Keefe terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap penyusunan

pesan (logika ekspresif, logika konvensional, dan logika retoris), tujuan, dan

keberhasilan antara tujuan dengan perencanaan sebagai komika dalam stand up

comedy. Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada masing-masing informan

sesuai dengan proses produksi pesan sebagai komika memiliki perbedaan dan

persamaan. Persamaan pada tujuan dan keberhasilan tujuan sebagai comic dalam

stand up comedy dan perbedaan pada pemikiran atau kemampuan logika informan

dalam perencanaan komunikasi penyampaian pesan kepada penonton.

Perbedaan terdapat pada tahap perencanaan sesuai dengan kemampuan

pengetahuan informan. Semakin luas wawasan pengetahuan yang dimiliki

13

Page 14: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

informan, maka perencanaan yang dibuat semakin komplek. Sebaliknya wawasan

informan dalam pengetahuan rendah, maka perecanaan yang dibuat kurang

bervariasi.

Pada tahap penyusunan pesan (logika ekspresif, logika konvensional, dan

logika retoris). Sama seteperti tahap perencanaan, yang membedakan adalah

kemampuan informan yang dihubungan dengan pemikiran tentang pesan-pesan

bersifat terbuka dan reaktif, serta pada kebutuhan (logika ekspresif), pada logika

konvesional ada dua informan yang menggunakan aturan dan kesopanan sesuai di

masyarakat dan satu informan yang cenderung melanggar aturan masyarakat.

Logika retoris yang digunakan oleh informan hanya ada satu informan yang

menggunakan logika cenderung luwes dan berwawasan secara umum. Dua

informan kurang luwes dalam menggunakan logika dan cenderung terpusat pada

diri informan.

Persamaan pada tujuan dan keberhasilan antara tujuan dengan perencanaan.

Masing-masing informan memiliki kesamaan dalam tujuan untuk menghibur

penonton dan kebehasilan yang sama, yaitu ada yang berhasil dan gagal dalam

membuat penonton tertawa. Keberhasilan komika membuat penonton tertawa

berhubungan dengan isi materi masing-masing informan yang up to date,

pengalaman, dan cirri khas yang dimiliki masing-masing komika.

Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, beberapa saran yang dapat

disampaikan sebagai berikut.

1. Dalam penciptaan humor untuk stand up comedy, bagi komika disarankan

untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara mermbaca atau melihat youtube

tentang isi pesan yang disampaikan oleh kommika yang sudah terkenal,

sehingga wawasan pengetahuan semakin luas dan komika semakin tinggi

kemampuan dalam merencanakan pesan informasi dan berhasil mencapai

tujuan untuk memberikan hiburan yang bermanfaat bagi penonton.

2. Penyampaian materi humor sebaiknya berdasarkan pada logika ekspresif,

konvensional, dan retoris, sehingga komika dalam menyampaikan pesan sesuai

14

Page 15: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

aturan dan kesopanan di masyakat, yang memungkinkan isi materi disukai

penonton.

3. Penelitian ini belum dapat menjawab secara tuntas penciptaan humor yang

dilihat dari segi kebahasaan. Masih banyak permasalahan yang belum

terpecahkan. Oleh karena itu, peneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan

untuk melengkapi penelitian ini.

Daftar Pustaka

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. (2007). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Cangara, Hafied. (2012). Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Choi, Charles W., James M. Honeycutt, dan Graham D. Bodie. (2015). Effects of Imagined Interactions and Rehearsal on Speaking Performance. Communication Education. Vol. 64, No. 1, pp. 25–44.

Craiger, Sarah Rae Meadows. (2010). Planning for Secret Disclosure: Applying Berger's Planning Theory to the Disclosure of Secrets. Theses, Dissertations and Capstones. Marshall University.

Dagun, M. Save. (2006). Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Lembaga Pengkajian Jakarta : Kebudayaan Nusantara.

Effendy, Onong Uchjana. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta : Remaja Rosdakarya.

Hunter, Simon C., Claire L. Fox., dan Si’an E. Jones. (2016). Humor Style Similarity and Difference in Friendship Dyads. Journal of Adolescence ,46 (2016) 30-37.

Katayama, Hanae. (2009). A Cross-Cultural Analysis of Humor in Stand-Up Comedy in The United States And Japan. JoLIE 2:2. Detroit, Michigan: Wayne State University Press.

Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. (2009). Teori Komunikasi (Theories Of Human Communication) edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.

Martin, R. A. dan Lefcourt, H. M. (2006). Sense of Humor as a Moderator of Relation Between Stressors and Moods. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 45, No 6, 1313-1324.

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikas: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____________. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu SosialLainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_____________. (2015). Human Comunication: Konteks- Konteks Komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Nugroho, Panji. (2012). Potret Stand Up Comedy : Strategi Menjadi Comedian Handal. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

15

Page 16: Ardina Ferri Saputra.docx · Web viewtidak sekedar bicara seperti layaknya pelawak dan gaya lawakan konvensional namun di sini lebih mengacu pada kritikan dan sindiran yang dikemas

O’Hair Dan. (2009). Strategic Communication: In Business And The Profession. Bandung: Kencana.

O’Keefe, B. J. dan Bruce L. L. (2002). Effect of Message Design Logic on The Contentand Communication of Situation Presentasion. Indiana : University ofIllinois.

Patton, Michael Quinn. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods. USA : Sage Publication Inc.

Yin K. Robert. (1997). Studi Kasus: Desain dan Metode. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

16