41
1. Judul Penelitian Dampak Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Terhadap Semangat Konservasi Mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan 2. Ruang Lingkup Penelitian ini berusaha mendeskripsikan Mata Kuliah Pembelajaran Lingkungan Hidup pada mahasiswa PGSD UNNES ngaliyan yang telah menempuh mata kuliah tersebut terhadap program konservasi unnes, jadi mahasiswa yang selajutnya disebut sebagai subyek penelitian adalah mahasiswa angkatan 2009 dan 2010 yang dalam kurikulumnya ada mata kuliah tersebut dan telah menempuh mata kuliah tersebut. 3. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Semarang mencanangkan diri sebagai Universitas Konservasi sebagai jalan untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan dan juga dalam rangka masuk dalam jajaran universitas kelas dunia Salah satu wujud dari program Universitas Konservasi adalah dengan memasukkan mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata kuliah umum yang wajib diambil oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang. (Tim Penyusun Bahan Ajar PLH 2010:ii), pengadaan program mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup diharapkan dapat membekali mahasiswa Universitas Negeri Semarang untuk berwawasan lingkungan yang nantinya menjadikan manusia yang sadar dengan lingkungan.

Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

1. Judul Penelitian

Dampak Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Terhadap Semangat

Konservasi Mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan

2. Ruang Lingkup

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan Mata Kuliah Pembelajaran

Lingkungan Hidup pada mahasiswa PGSD UNNES ngaliyan yang telah

menempuh mata kuliah tersebut terhadap program konservasi unnes, jadi

mahasiswa yang selajutnya disebut sebagai subyek penelitian adalah mahasiswa

angkatan 2009 dan 2010 yang dalam kurikulumnya ada mata kuliah tersebut dan

telah menempuh mata kuliah tersebut.

3. Latar Belakang Masalah

Universitas Negeri Semarang mencanangkan diri sebagai Universitas

Konservasi sebagai jalan untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan

dan juga dalam rangka masuk dalam jajaran universitas kelas dunia Salah satu

wujud dari program Universitas Konservasi adalah dengan memasukkan mata

kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata kuliah umum yang wajib

diambil oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang. (Tim Penyusun Bahan

Ajar PLH 2010:ii), pengadaan program mata kuliah Pendidikan Lingkungan

Hidup diharapkan dapat membekali mahasiswa Universitas Negeri Semarang

untuk berwawasan lingkungan yang nantinya menjadikan manusia yang sadar

dengan lingkungan.

Akan tetapi pelaksanaan PLH yang dilaksanakan dalam 2 sks akan tetapi

bernilai 0 sks sangat mengkhawatirkan karena tidak memberikan reward

sepadan dibanding lamanya waktu belajar, selain itu tidak ada pembeda antara

mahasiswa yang rajin dan bersemangat belajara dengan mahasiswa yang biasa-

biasa saja dalam perkuliahan PLH karena mahasiswa yang rajin dan biasa

mendapat nilai sama yakni 0. Hal ini kurang sesuai dengan teori dari Abraham

Maslow dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality (1954)

menggolongkan kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) sebagai suatu

kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan akan

penghargaan menjurus pada timbulnya kepercayaan akan diri sendiri. Seseorang

yang memiliki kepercayaan diri yang cukup akan lebih mampu menunjukkan

kemampuan terbaiknya dan lebih produktif. Pendapat tersebut ditunjang dengan

Page 2: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

pengertian belajara yang disampaiakn Hilhard Bower dalam buku Theories of

Learning (1975). “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan kematangan” imbas dari

berlakunya dua teori tersebut adalah saat kebutuhan seseorang tidak terpenuhi

dari sebuah kegiatan maka akan sangat sulit proses perubahan perilaku nantinya.

Oleh karena PLH yang bobotnya 0 sks mengancam tercapainya tujuan dari PLH

itu sendiri, jika PLH gagal kemungkinan konservasi UNNES juga dikawatirkan

hanya terlihat secara fisik bukannya masuk kedalam jiwa warga UNNES

khususnya mahasiswa padahal dalam salah satu tujuan PLH dibidang

kesadaran yang tercantum dalam bahan ajar PLH, PLH bertujuan membantu

kelompok sosial dan individu untuk mendapatkan kesadaran dan kepekaan

terhadap lingkungan secara keseluruhan beserta isu-isu yang menyertainya,

pertanyaan, dan permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan dan

pembangunan. Tentunya ini menjadi sangat penting sekali untuk mengetahui

dampak pelaksanaan PLH telah memberikan kontribusi positif dalam

konservasi.

Jurusan PGSD sebagai jurusan yang nantinya mengemban sebuah

amanat memberikan bekal awal pada anak pendidikan dasar, pendidikan dasar

sangatlah penting karena pendidikan dasar menjadi pondasi pendidikan

selanjutnya oleh karena itu saat anak sudah mulai dikenalkan pengetahuan dan

kesadaran lingkungan dari dini implikasinya akan sangat besar kemungkinan

siswa selanjutnya akan sadar terhadap lingkungan. Oleh karena itu perlu bagi

guru sd untuk mengetahui, sadar dan berketrampilan dalam hal lingkungan jadi

penting mahasiswa calaon guru sd belajar mengenai lingkungan.

4. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yakni:

a. Bagaimana pendapat mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan terhadapmata

kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup?

b. Adakah perubahan perilaku mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan dalam hal

konservasi setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup?

Page 3: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

c. Adakah perubahan cara berpikir (Mind Set) mahasiswa PGSD UNNES

Ngaliyan setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup?

5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan pendapat mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan mengenai

mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup

b. Mengetahui ada atau tidak perubahan perilaku mahasiswa PGSD UNNES

Ngaliyan setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup?

c. Mengetahui ada atau tidak perubahan cara berpikir (Mind Set) mahasiswa

PGSD UNNES Ngaliyan setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan

Lingkungan Hidup.

6. Luaran Penelitian

Luaran yang diharapkan setelah penelitian ini adalah :

a. Memberikan gambaran nyata mengenai pendapat mahasiswa PGSD UNNES

Ngaliyan mengenai mata kuliah PLH

b. Munculnya kesimpulan/hasil analisis sebagai bahan pertimbangan lebih

lanjut bagi lembaga untuk menyempurnakan program konservasi melalui

mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup

7. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memberikan kontribusi/kegunaan yaitu:

a. Memberikan gambaran nyata mengenai kesadaran mahasiswa PGSD

UNNES Ngaliyan dalam program konservasi setelah menjalani perkuliahan

Pendidikan Lingkungan Hidup

b. Memberikan saran membangun mengenai pelaksanaan perkuliahan

Pendidikan Lingkungan Hidup

8. Tinjauan Pustaka

A. Hakikat Konservasi

1. Pengertian Konservasi

Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat

agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik

(Piagam Burra, 1981). Konservasi adalah pemeliharaan dan

perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk

Page 4: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter

Salim dan Yenny Salim, 1991).

2. Kegiatan Konservasi

Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan suatu kawasan,

kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan

fungsi utama lindung atau budidaya (UU No. 24 Tahun 1992). Kawasan

lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya

alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna

kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan budidaya adalah

kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan

atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,

dan sumber daya buatan

3. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Mulai tahun 1970-an konservasi sumber daya alam di Indonesia

berkembang dan memiliki suatu strategi yang bertujuan untuk:

a. Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga

kehidupan.

b. Menjamin keanekaragaman genetik.

c. Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem.

Peranan kawasan konservasi dalam pembangunan meliputi:

a. Penyelamat usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan.

b. Pengembangan Ilmu Pendidikan.

c. Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan devisa.

d. Pendukung pembangunan bidang pertanian.

e. Keseimbangan lingkungan alam.

f. Manfaat bagi manusia.

Berdasarkan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1990 dan Strategi

Konservasi Dunia kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya meliputi kegiatan:

a. Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok

dalam sistem-sistem penyangga kehidupan.

Page 5: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta

ekosistemnya.

c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya.

4. Kawasan dan Kegiatan Konservasi Hayati

Menurut UU No. 5 Tahun 1990, Kawasan Suaka Alam adalah

kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan

yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan

keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga

berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.

Kawasan Suaka Alam terdiri dari:

a. Cagar Alam.

b. Suaka Margasatwa.

c. Daerah perlindungan Plasma Nutfah.

d. Daerah pengungsian satwa.

e. Hutan Wisata.

Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas

tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi

perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara

lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam kegiatan

pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam

kawasan (konservasi insitu) ataupun di luar kawasan (konservasi

exsitu). Konservasi insitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang

dilakukan di habitat aslinya baik di hutan, di laut, di danau, di pantai,

dan sebagainya. Konservasi exsitu adalah konservasi jenis flora dan

fauna yang dilakukan di luar habitat aslinya.

5. Konservasi Sumber Daya Alam Non Hayati

a. Konservasi Tanah dan Air

Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang

tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah

Page 6: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang

diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan konservasi air

pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien

mungkin, dan pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir

yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.

Persoalan konservasi tanah dan air adalah kompleks dan memerlukan

kerjasama yang erat antara berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti

ilmu tanah, biologi, hidrologi, dan sebagainya. Pembahasan tentang

konservasi tanah dan air ini selalu tidak akan terlepas dari pembahasan

tentang siklus hidrologi. Siklus hidrologi ini meliputi proses-proses

yang ada di dalam tanah, badan air, dan atmosfer, yang pada intinya

terdapat dua proses yaitu evaporasi dan presipitasi yang dikendalikan

oleh energi matahari.

b. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi

oleh batas alam (topografi) di mana aliran permukaan yang jatuh akan

mengalir ke sungai-sungai kecil menuju ke sungai besar akhirnya

mencapai danau atau laut. Pengelolaan DAS berupaya untuk

menselaraskan dikotomi kepentingan ekonomi dan ekologi.

Kepentingan ekonomi jangka pendek akan terancam bila kepentingan

ekologi diabaikan. Sebaliknya gerakan perbaikan ekologi yang

melibatkan masyarakat tidak akan terpelihara secara terus menerus

tanpa memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan

ekonomi masyarakat. Untuk mencapai tujuan pengelolaan DAS

diperlukan upaya pokok dengan sasaran:

a. Pengelolaan Lahan

b. Pengelolaan Air

c. Pengelolaan Vegetasi.

c. Erosi dan Metode Konservasi Tanah dan Air

Erosi merupakan proses pengikisan tanah yang kemudian

diangkut dari suatu tempat ke tempat lain oleh tenaga seperti: air,

gelombang atau arus laut, angin, dan gletser. Ada dua jenis utama erosi

yaitu erosi normal/geologi dan erosi yang dipercepat. Erosi normal

Page 7: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

yaitu proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi di bawah keadaan

vegetasi alami. Proses erosi ini berlangsung sangat lama dan proses ini

yang menyebabkan kenampakan topografi yang terlihat sekarang ini,

seperti: tebing, lembah, dan sebagainya. Sedangkan erosi dipercepat

adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah akibat

aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses

pembentukan dan pengangkutan tanah. Menurut bentuknya erosi

dibedakan menjadi: erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing

sungai, longsor, dan erosi internal. Faktor-faktor utama yang

mempengaruhi erosi adalah iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan, tanah,

dan manusia. Eischemeier (1976) mengembangkan persamaan rata-rata

tahunan kehilangan tanah yaitu: A = R K L S C P, di mana A adalah

banyaknya tanah yang tererosi, R adalah faktor curah hujan dan aliran

permukaan, K adalah faktor erodibilitas tanah, L adalah faktor panjang

lereng, S adalah faktor kecuraman lereng, C adalah faktor vegetasi

penutup tanah dan pengelolaan tanaman, dan P adalah faktor konservasi

tanah. Beberapa metode konservasi tanah dapat dibagi dalam tiga

golongan utama, yaitu: (1) metode vegetatif, (2) metode mekanik, dan

(3) metode kimia.

6. Upaya konservasi

Saat ini upaya konservasi cenderung dipilah menjadi 2 kategori

besar, yaitu konservasi in situ dan konservasi eksitu. Konservasi in situ

adalah upaya konservasi suatu species di habitat aslinya, sebaliknya

konservasi ek situ adalah upaya konservasi suatu species di luar habitat

aslinya. Kalo melihat pengertian awalnya sebenarnya upaya konservasi

sudah terbagi habis menjadi 2 kelompok tadi, dimana konservasi dibagi

menjadi di dalam dan diluar habitat aslinya.

Pada perkembangannya, terminologi konservasi ek situ cenderung

terspesialisasi menjadi suatu upaya konservasi yang dilakukan di luar

habitat manusia dengan intervensi manusia yang cukup intensif, sehingga

rujukan contoh kawasan konservasi eksitu adalah kebun binatang (zoos),

Page 8: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

kebun raya (botanical garden), sea world (aquaria), bank genetik, kebun

plasma nutfah dsb.

Pendekatan konservasi eksitu memiliki kritik berkaitan dengan (1)

minimnya jumlah jenis yang dikonservasi, karena terutama hanya berfokus

pada mamalia, reptilia dan aves, sementara takson lain diabaikan, (2)

membutuhkan pendanaan yang cukup besar, (3) membutuhkan keahlian

khusus, sehingga cenderung ekslusif dimana tidak semua orang mampu

melakukannya, hanya yang memiliki keahlian atau ketrampilan tertentu, (4)

etika yang berkaitan dengan kesejahteraan hewan (animal welfare).

Sedangkan konservasi insitu juga memiliki kelemahan yang

berkaitan dengan (1) kebutuhan luasan yang cukup luas, saat ini sulit

mengalokasikan lahan yang cukup luas agar tidak bertabrakan dengan

kepentingan ekonomi masyarakat setempat, dan (2) jaminan kelestarian

populasi sulit dipertanggungjawabkan selama konflik sosial ekonomi masih

ada.

7. Konservasi Sumber Daya Buatan Dan Cagar Budaya

Sumber daya buatan adalah hasil pengembangan buatan dari sumber

daya alam hayati atau non hayati yang ditunjuk untuk meningkatkan

kualitas, kuantitas dan atau kemampuan daya dukungnya. Pengertian

tersebut di atas menggambarkan bahwa sumber daya buatan adalah sumber

daya alam yang karena intervensi manusia telah berubah menjadi sumber

daya buatan. Bentuk sumber daya buatan ini dapat dilihat pada kawasan

budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, maupun kawasan cagar

alam. Fungsi kawasan-kawasan tersebut dapat sebagai pelindung kelestarian

lingkungan hidup, dibudidayakan, permukiman, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan

manusia dan kesinambungan pembangunan.

a. Benda Cagar Budaya

Benda Cagar Budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau

tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-

bagiannya, atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima

puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa

Page 9: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan. Benda Cagar Budaya, juga dapat berupa benda alam yang

dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan. Benda Cagar Budaya berada dalam suatu lokasi yang

disebut dengan situs, sedangkan situs berada dalam suatu kawasan yang

disebut dengan kawasan cagar budaya. Bentuk benda cagar budaya

dalam konteks lingkungan kota atau kawasan perkotaan dapat berupa

satuan areal, satuan visual atau landscape, dan satuan fisik.

b. Konservasi Sumber Daya Buatan dan Cagar Budaya

Konservasi sumber daya buatan dapat meliputi seluruh kegiatan

pemeliharaan yang mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi,

adaptasi, dan revitalisasi. Adapun kriteria konservasi sumber daya buatan

dapat ditinjau dari estetika, kejamakan, kelangkaan, peranan sejarah,

memperkuat kawasan didekatnya, dan keistimewaan dari sumber daya

buatan tersebut.

c. Strategi Konservasi Alam Indonesia

Strategi Konservasi Alam Indonesia sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (sekarang UU No. 23

Tahun 1997). Strategi konservasi sumber daya alam disusun dengan

maksud untuk memberikan pedoman kepada para pengelolaan sumber

daya alam dalam menggunakan sumber daya alam tersebut untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Menurut UU No.

22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Kewenangan daerah

mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali

kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,

peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lain.

Kewenangan lain yang dimaksud meliputi kebijaksanaan tentang antara

lain pendayagunaan sumber daya alam serta konservasi. Kebijakan ini

Page 10: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

dijelaskan lebih lanjut dalam PP No. 25 Tahun 2000 tentang Tugas

Pemerintah yang berkaitan dengan konservasi sumber daya hayati.

B. Pendidikan Lingkungan Hidup

1. Pengertian PLH

Pendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan upaya

mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak

atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-

nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya

dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya

pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi

sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup

mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan

pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan

konservasinya

2. Tujuan PLH

Selain ada tujuan perkuliahan PLH, maka secara global ada 5

tujuan pendidikan lingkungan yang disepakati usai pertemuan di

Tbilisi 1977 oleh dunia internasional. Fien dalam Miyake, dkk. (2003)

mengemukakan kelima tujuan yaitu sebagai berikut.

a. Di bidang pengetahuan: membantu individu, kelompok dan

masyarakat untuk mendapatkan berbagai pengalaman dan

mendapat pengetahuan tentang apa yang diperlukan untuk

menciptakan dan menjaga lingkungan yang berkelanjutan.

b. Di bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu

untuk mendapatkan kesadaran dan kepekaan terhadap

lingkungan secara keseluruhan beserta isu-isu yang

menyertainya, pertanyaan, dan permasalahan yang

berhubungan dengan lingkungan dan pembangunan.

c. Di bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan

masyarakat untuk memperoleh serangkaian nilai perasaan

peduli terhadap lingkungan dan motivasi untuk berpartisipasi

aktif dalam perbaikan dan perlindungan lingkungan.

d. Di bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan

Page 11: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

masyarakat untuk mendapatkan ketrampilan untuk

megidentifikasi, mengantisipasi, mencegah, dan memecahkan

permasalahan lingkungan.

e. Di bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan

motivasi terhadap individu, kelompok dan masyarakat

untuk terlibat secara aktif dalam menciptakan lingkungan

yang berkelanjutan.

9. Metode Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah sampel mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan

yang telah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup, dari

jumlah total mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan Pendidikan

Lingkungan Hidup yakni angkatan 2009 dan 2010 total 649 diambil 40 %

yakni 240 dari jumlah total hal ini didasari pendapat Krejcie dan Morgan

(1970) dalam Uma Sekaran (1992)

b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu selama tiga bulan akni buan Juli

sampai September, penelitian ini akan dilaksanakan di kampus PGSD

UNNES Ngaliyan Jalan Beringin Raya No. 15 Wonosari Ngaliyan Semarang

c. Pendekatan dan Metode

1) Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari segi pendekatan terhadap pokok masalah, penelitian

ini bersifat gabungan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pendekatan kuantitatif bersifat obyektif, bersandar pada positivisme

logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala sosial dengan

mengesampingkan keadaan individu-individu. Sedangkan pendekatan

kualitatif bersandar pada fenomenologisme, perhatian tertuju pada

pemahaman tingkah laku manusia dari sudut pandangan pelaku itu

sendiri. Penelitian kualitatif bersifat mendasar (grounded), menyeluruh

(holistic), ditujukan pada penemuan (discovery-oriented), menekankan

pada perluasan (expansionist), bersifat deskriptif, dan induktif (Richard

dan Cook dalam Abdullah Fajar, 1992)

Page 12: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

2) Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-

cirinya akan diduga (Mantra dan Kasto 1989:152). Sedangkan sampel

merupakan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasinya (Sugiarto, dkk 2001:2). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang. Sedangkan untuk mendapatkan sampel digunakan teknik

Random Sampling, yakni sampel yang diambil dari populasi dan setiap

anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai sampel ( Singarimbun dan Efendi, 1987:162 )

Selanjutnya Singarimbun menyebutkan bahwa untuk

mempergunakan Teknik Random sampling perlu memperhatikan

beberapa syarat yaitu (1) Harus tersedia daftar kerangka sampling, (2)

Sifat populasi harus homogeny, (3) keadaan populasi tidak terlalu

tersebar secara geografis.

3) Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah simple random sampling yaitu teknik sampling ini member

kesempatan yang sama kepada elemen populasi (Nasution 1987:116,

119, 124; Arikunto 2002:116).

Untuk jumlah elemen yang dipakai menjadi subyek penelitian

peneliti menggunakan pendapat Krejcie dan Morgan (1970) dalam

Uma Sekaran (2001) jumlah elemen yang dijadikan subyek adalah 40%

dari jumlah populasi

4) Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan metode sebagai berikut :

Page 13: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

a. Metode Angket

Angket merupakan alat penilaian berupa daftar pertanyaaan

untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (Nasution

1987:165; Nawawi (dalam Tika 2005:54), mengungkap pendapat,

keadaan, kesan yang ada pada diri orang tersebut maupun di luar

dirinya (Arikunto 1988:53) (dalam Dimyati dan Mudjiono 1994:215).

Penyebaran angket penelitian sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

Sebelum angket tersebut disebarkan, terlebih dahulu diadakan uji coba

untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang menuntut

adanya pertemuan langsung atau komunikasi langsung antara peneliti

dengan responden (Dimyati dan Mudjiono 1994:216). Metode

wawancara digunakan untuk memperoleh data yang digunakan untuk

melengkapi informasi atau data yang diperlukan dari metode angket.

Secara umum teknik wawancara terbagi menjadi dua jenis, yaitu

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang disebut

wawancara mendalam (in-depth interviewing) (Sutopo, 2002:58).

Wawancara terstruktur atau terfokus biasanya digunakan dalam

penelitian kuantitatif, maasalah ditentukan oleh peneliti sebelum

wawancara dilakukan dan pertanyaan telah dirumuskan secara pasti

oleh peneliti dan responden diharapkan menjawab sesuai dengan

kerangka kerja pewawancara dan definisi permasalahannya. Sedangkan

wawancara tidak terstruktur atau sering disebut sebagai teknik

wawancara mendalam karena peneliti merasa tidak tau apa yang belum

diketahuinya. Wawancara demikian dilakukan dengan pertanyaan yang

bersifat openended dan mengarah pada kedalaman intonasi, serta

dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna

menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang

sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi

masyarakat secara lebih jauh dan mendalam (Sutopo: 1996:59).

Page 14: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dengan

pertimbangan agar data yang diperoleh lebih dapat mendalam.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen

rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto,

2002: 206) Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data

yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa.

Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan

kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas

belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.

5) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan metode

kuisioner/angket,wawancara dan dokumentasi. Angket atau kuesioner

merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung

(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen

atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh

responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan

jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya, sedangkan wawancara

(Wikipedia.org) adalah Wawancara (bahasa Inggris: interview)

merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung

antara narasumber dan pewawancara.

Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di

mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk

dijawab oleh orang yang diwawancarai.Ankur Garg, seorang psikolog

menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan

oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu

posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang

kepribadian seseorang ataupun mencari informasi. Dokumentasi

digunakan untuk mengabadikan proses penelitian.

Page 15: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

6) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara/teknik yang digunakan untuk

menganalisis data yang disesuaikan dengan bentuk problematik dan

jenis data (Arikunto 1988:44-47) dalam Dimyati dan Mudjiono

1994:214. Teknik analisis data yang berupa data kuantitatif yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sedangkan

untuk data kualitatif teknik analisa data yang digunakan adalah metode

kualitatif, yakni untuk pedoman wawancara, menurut Payto dalam

buku Moleong (2000 : 103), metode kualitatif adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan

satuan uraian dasar. Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan empat tahap, yaitu:

1) Pengumpulan data.

Yaitu pencarian data yang diperlukan,yang dilakukan terhadap

berbagai jenis data dan berbagai bentuk data yang ada pada

lampangan penelitian serta pencatatan didata lapangan.

2) Reduksi data.

Menurut Mathew B Miles (1992 : 16), reduksi data diartikan sebagai

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan dan

pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatyan tertulis dari lapangan.

3) Sajian data atau display.

Menurut Mathew B Miles (1992 : 17), sajian data adalah kesimpulan

informasi tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

4) Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagai satu kegiatan dan

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasikan

selama penelitian brelangsung (Miles,1992 : 19). Dalam penarikan

kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang

merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian

Page 16: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

7) Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan jenis alat pengumpulan informasi yang

diperlukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang diterapkan

(Arikunto 1988:44-47). Instrumen dalam penelitian ini berupa angket,

pedoman wawancara dan dokumentasi. Angket atau kuesioner berupa

pilihan ganda dengan 4 (empat) pilihan jawaban yang sudah disediakan.

Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk “semi

structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan

serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu

diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian

jawaban yang diperoleh dari mahasiswa peserta mentoring 2011 bisa

meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan

mendalam.

Page 17: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

10. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Tempat

1. Perencanaan, meliputi :

- Konsultasi dengan dosen

- Pembuatan instrumen

- Wacana pemilihan lokasi

penelitian

Minggu I Kampus

2. - Pemilihan tempat penelitian

- Perijinan

Minggu II s.d

minggu III

Kampus

3. - Penyebaran angket

- Wawancara

- Observasi

Minggu IV s.d

minggu VI

Kampus

4. Analisis data instrument Minggu VII Kampus

5. Penyusunan laporan akhir dan

artikel ilmiah

Minggu VIII s.d

minggu XII

Kampus

6. Evaluasi Minggu XIII Kampus

Page 18: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

11. Personalia Penelitian

Ketua Kelompok

1. Nama Lengkap : Arief Juang Nugraha

2. NIM : 1401409104

3. Semester : IV

4. Jurusan/Program Studi : PGSD/S1

5. Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

6. Universitas :Universitas Negeri Semarang (UNNES)

7. Waktu untuk penelitian ini : 3 Bulan

Anggota Pelaksana I

1. Nama : Nanang Sholikhin

2. NIM : 1402408304

3. TTL : Grobogan, 25 September 1990

4. Alamat : Ds. Guci Kecamatan Gadong Kabupaten

Grobogan

5. Fakultas/Program Studi : FIP/PGSD

6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

7. Waktu Penelitian : 3 Bulan

Anggota Pelaksana II

1. Nama : Aan Dwi Alfriyanto

2. NIM : 1402408211

3. TTL : Jepara, 7 September 1989

4. Alamat : Desa Srobyong 2/I Mlonggo Jepara

5. Fakultas/Program Studi : FIP/PGSD

6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

7. Waktu Penelitian : 3 Bulan

Page 19: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

12. Anggaran Biaya Penelitian

Pengeluaran jumlah Harga

     Bahan dan peralatan penelitian RP

a. Bahan Habis

1. HVS @ 40.000

2. Tinta printer @ 35.000

3. Baterai@ 7.500

4. Penjilidan

5. Instrument Penelitian @2000

Jumlah I

2

4

8

4

50

80.000

140.000

60.000

20.000

100.000

400.000

b. Alat

1. ATK 100.000

c. Sewa Alat

1. Sewa [email protected]/hari

2. Sewa Kamera [email protected]/hari

3. Sewa [email protected]/hari

Jumlah II

2

3

2

500.000

150.000

100.000

750.000

Perjalanan

1. Bensin @ 30.000,

2. Konsumsi [email protected]/hari

Jumlah III

3

3

90.000

60.000

150.000

  Laporan Penelitian

1. Pengadaan

a) Pembuatan

b) [email protected]

2. Pengiriman

Jumlah IV

1

5

100.000

250.000

10.000

360.000

Seminar

1. Biaya Penyelenggaraan

2. [email protected]

Jumlah V

10

150.000

50.000

250.000

Jumlah 2010.000

Page 20: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

13. Lampiran – Lampiran

1) Daftar Pustaka

2) Kisi Kisi instrument penelitian

3) Curiculum vitae

Page 21: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

Lampiran I

Daftar Pustaka

Burhan Bungin, 2001. Metode Penelitian Sosial; Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press.

Mathew B Miles, 1992. Penelitian Kualitatif . Jakarta: Universal Indonesia Press.

Nawawi, Hadari dan H. Martini, (1995), Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup, 2002, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: KMNLH.

Soemartono, R.M. Gatot P., (1996), Hukum Lingkungan Indonesia, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.

Soeriaatmadja, R.E., (1997), Ilmu Lingkungan, Penerbit ITB, Bandung.

Page 22: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA

DAMPAK MATA KULIAH

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

TERHADAP SEMANGAT KONSERVASI

MAHASISWA PGSD UNNES NGALIYAN

Oleh :

Nanang Sholikhin / NIM: 1402408304

Arief Juang Nugraha / NIM:1401409104

Aan Dwi Alfriyanto / NIM: 1402408211

JURUSAN PGSD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Juni 2011

Program Penelitian Institusional Mahasiswa

Page 23: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN INSTITUSIONAL MAHASISWA

1. Judul Penelitian : Dampak Mata Kuliah pendidikanLingkungan Hidup Terhadap Semangat Konservasi Mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan

2. Bidang Penelitian : Penelitian Institusional FIP UNNES3. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Arief Juang Nugrahab. NIM : 1401409104c. Semester : VId. Jurusan : PGSDe. Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikanf. Universitas : Universitas Negeri Semarangg. Alamat Rumah : Desa Dersalam RT 3 RW 1 Kecamatan Bae

kabupaten Kudush. Telepon/HP/Email : [email protected]

4. Jumlah Anggota Peneliti : II oranga. Nama Anggota I / NIM : Nanang Sholikhinb. Nama Anggota II / NIM : Aan Dwi Alfriyantoc. Nama Anggota III / NIM :-

5. Lokasi Penelitian : Kampus PGSD Ngaliyan FIP UNNES Semarang6. Jangka Waktu Penelitian : 2 Bulan7. Biaya Penelitian :

a. Sumber dari DIPA FIP : Rp 2000.000,00b. Sumber lain (Peneliti) : Rp. 10.000,00c. Jumlah Biaya Penelitian : Rp 2.010.000,00

8. Dosen Pendamping :a. Nama Lengkap & Gelar : Arif Widagdo, S.Pdb. NIP : NIP 19790328 200501 1 001c. Alamat Rumah & HP : Jalan Bligo No. 17 Pondok Beringin Ngaliyan

Semarang, 08156555943

MenyetujuiKetua Jurusan

PGSD FIP UNNES

Drs. A. Zaenal Abidin, M.PdNIP 195605121982031003

Semarang, Juni 2011Ketua Peneliti

Nanang SholikhinNIM 1402408304

A.n. Dekan FIPPembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan,

FIP UNNES

Dr. Achmad Rifai, R.C., M.PdNIP 195908211984310

Dosen Pendamping

Arif Widagdo, S.Pd NIP 19790328 200501 1 001

Page 24: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

Curiculun Vitae

a. Ketua Peneliti

1) Nama Lengkap : Arief Juang Nugraha

2) NIM : 1401409104

3) Semester : IV

4) Jurusan/Program Studi : PGSD/S1

5) Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

6) Universitas :Universitas Negeri Semarang

(UNNES)

7) Alamat : Desa Dersalam 03/01 Kec. Bae

Kab. Kudus

8) TTL : Kudus, 24-08-91

9) No :085740666277

10) Riwayat Organisasi : -

Semarang, 15 Juni 2011

Arief Juang Nugraha

NIM. 1401409104

Page 25: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

b. Anggota I

1) Nama Lengkap : Nanang Sholikhin

2) NIM : 1402408304

3) Semester : VI

4) Jurusan/Program Studi : PGSD/S1

5) Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

6) Universitas :Universitas Negeri Semarang

(UNNES)

7) Alamat : Desa Guci 02/02 Kec. Godong

Kab.

Grobogan

8) TTL : Grobogan, 25-09-90

9) No : 085879160340

10) Riwayat Penelitian : Penelitian Institusional tahun

2010

Semarang, 15 Juni 2011

Nanang Sholikhin

NIM. 1402408304

Page 26: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

c. Anggota II

1) Nama Lengkap : Aan Dwi Alfrianto

2) NIM : 1402408211

3) Semester : VI

4) Jurusan/Program Studi : PGSD/S1

5) Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

6) Universitas :Universitas Negeri Semarang

(UNNES)

7) Alamat : Desa Srobyong 2/I Mlonggo

Jepara

8) TTL : Jepara, 7 September 1989

9) No : 08985571714

10) Riwayat Penelitian : -

Semarang, 15 juni 2011

Aan Dwi Alfriyanto

NIM. 1402408211

Page 27: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

Lampiran 2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

JUDUL: PENGARUH MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN

HIDUP TERHADAP SEMANGAT KONSERVASI MAHASISWA PGSD

UNNES NGALIYAN

No Variabel Indikator Sumber data Alat/Instrumen

1 Pemahaman

mahasiswa

PGSD

Ngaliyan FIP

UNNES

terhadap PLH

1) Mengemukakan

pengertian universitas

konservasi

2) Mengetahui 4 pilar

konservasi

3) Memahami

pentingnya PLH bagi

kehidupan

4) Pemahaman tujuan

adanya PLH

1) Video

2) Foto

3) Angket

4) Catatan

lapangan

1) Angket

2) Catatan

Lapangan

2 Aktifitas

mahasiswa

PGSD

Ngaliyan FIP

UNNES

setelah

menerima PLH

1) Antusias dan aktif

mengikuti kegiatan

yang berkaitan

dengan konservasi

2) Peka terhadap

keadaan lingkungan

3) Terampil

mengemukakan ide

sebagai pembaharuan

lingkungan

4) Menampilkan hasil

pelestarian

lingkungan organik

1) Mahasiswa

2) Foto

3) Wawancara

4) Angket

5) Observasi

1) Pedoman

wawancara

2) Angket

3) Lembar

observasi

Page 28: Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)

5) Menampilkan hasil

pelestarian

lingkungan anorganik

6) Memotivasi teman

yang lain untuk ikut

merawat lingkungan

7) Memupuk rasa cinta

lingkungan

3 Kesadaran

mahasiswa

1) Kegiatan menanam

pohon

2) Pengelolaan sampah

organik dan anorganik

3) Penghematan

penggunaan kertas

4) Pembelajaran

mengutamakan e

learning

5) Perkuliahan berbasis

lingkungan

6) Sebagi Agen

sosialisasi konservasi