16
PATOLOGENA Sulfur Pengertian Siklus Sulfur Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun protein. Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah, yaitu ketika ion- ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa- sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka gas akan semakin bau. Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara. Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri

Arsen dan Sulfur

  • Upload
    alifa

  • View
    41

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

patologena, dampak, gambaran klinis, gambaran lab dan interaksi arsen dan sulfur

Citation preview

Page 1: Arsen dan Sulfur

PATOLOGENA

Sulfur

Pengertian Siklus Sulfur

  Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.

  Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.

  Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah, yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka gas akan semakin bau.

Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.

Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap proses trasformasi adalah sebagai berikut :1. H2S → S → SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.2. SO4 → H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.3. H2S → SO4  => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.4. Sulfur organik → SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR

   Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapai, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara

Page 2: Arsen dan Sulfur

sulfur oksida itu akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.

  Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar .Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.

Fungsi Siklus Sulfur

ØMembantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.

ØMenambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.

ØMeningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).

ØBerperan penting pada proses pembulatan zat gula.

ØMemperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).

ØMemperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi & bawang merah

Arsen

Arsen di alam berada dalam bentuk Inorganik dan organik. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Arsen Inorganik Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupasubstansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan dapatterpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health(1975), arsen inorganik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis,terutama kanker Senyawa Arsen dengan oksigen, klorin atau belerang dikenal sebagai arseninorganik. Arsen trioksida (As2O3

Page 3: Arsen dan Sulfur

atau As4O6) dan arsenat/arsenit merupakan bentuk arsen inorganik berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada suhu di atas 1.073°C senyawaarsen trioksida dapat dihasilkan dari hasil samping produksi tembaga dan pembakaran batubara. Arsen trioksida mempunyai titik didih 465°C dan akan menyublim pada suhulebih rendah.

Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah, kira-kira 2% pada suhu 25°Cdan 8,2% pada suhu 98°C. Sedikit larut dalam asam membentuk asam arsenide(H3As03). Arsen trioksida sangat cepat larut dalam asam khlorida dan alkalis (Durrant& Durrant, 1966; Carapella, 1973) (Sukar, 2003). 

Arsen Trioksida dari hasil samping produksi tembaga mencemari udara,tanah danair. Dalam hal ini kami,menspesifikasikan pencemaran Arsen Trioksida hasil samping produksi tembaga dalam air tanah. Arsen trioksida berupa bubuk berwarna putih yang larut dalam air.

Arsen Organik Senyawa dengan Carbon dan Hydrogen dikenal sebagai Arsen Organik. Arsen bentuk organik yang terakumulasi pada ikan dan kerang-kerangan, yaitu arsen obetainedan arsenokolin mempunyai sifat nontoksik. Sebagaimana diketahui bahwa arseninorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Senyawa arsen organik sangat jarangdan mahal. Ikatan carbon-arsen sangat stabil pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensiteroksidasi. Beberapa senyawa methylarsenic sebagaimana di dan trimethylarsenesterjadi secara alami, karena merupakan hasil dari aktivitas biologik. Di dalam air senyawa ini bisa teroksidasi menjadi methylarsenic acid Senyawa arsen organik lainnya.

 MEKANISME MASUKNYA ARSEN DALAN TUBUH / PATOGENESIS:

Pemajanan Arsen Trioksida ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, darimakanan/minuman yang tercemar Arsen dari air tanah karena karakteristik dari ArsenTrioksida sendiri yang mudah larut dalam air. Arsen yang tertelan secara cepat akan diseraplambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).

 

Arsen trioksida mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-selhidup, melalui berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvatdehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangatreaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang

DAMPAK POSITIF

Dampak Positif Belerang dapat digunakan untuk industry kertas sulfit, pupuk,fungisida, mengsterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering dan , merupakan insulator yang baik.

Page 4: Arsen dan Sulfur

DAMPAK NEGATIF

Sulfur

Unsur Sulfur tidak beracun, tapi banyak turunan sulfur sederhana seperti sulfur dioksida

(SO2) dan hidrogen sulfida bersifat beracun. Sulfur umum ditemukan di alam sebagai sulfida,melalui

berbagai proses, sulfur bisa berkaitan dengan unsur lain sehingga menghasilkan senyawa yang

berbahaya bagi manusia dan hewan. Berbagai senyawa ini mungkin akan menimbulkan bau

menyengat dan beracun.

Efek merugikan yang mungkin timbul antara lain memicu iritasi mata dan tenggorokan,

kerusakan otak melalui gangguan fungsi hipotalamus, serta kerusakan sistem saraf. Tes juga

menunjukan bahwa bentuk-bentuk tertentu sulfur dapat memicu kerusakan janin dan cacat bawaan.

Dampak negatif sulfur juga dapat menyebabkan hujan asam. Air hujan yang masih dalam bentuk

titik2 air, memiliki permukaan yang luas. Ditambah energi matahari yang begitu intens di atas sana,

menjadikan campuran air dan SO2 menjadi H2SO4. 

Jika polutan SO2 terdapat dalam jumlah besar hingga sampai terhirup, maka penghirupnya

dapat mengalami kesulitan bernafas dan berujung pada kematian. Pada dasarnya Hujan asam

disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya

dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia

terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami.

Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan

logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan

batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang

dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat

(Soemarwoto O, 1992). 

Arsen

Peracunan arsenik dapat terjadi secara akut akibat konsumsi arsen berlebih atau kronis akibat

terpapar terus-menerus meski dalam kadar rendah (misalnya karena meminum air yang

terkontaminasi arsen melebihi batas ambang aman tertinggi).

Masuknya arsenik dalam jumlah besar ke dalam tubuh secara mendadak menyebabkan

serangan akut berupa rasa sangat sakit perut akibat sistem pencernaan rusak, muntah,diare,

rasa haus yang hebat, kram perut, dan akhirnya syok, koma, dan kematian. Paparan dalam jangka

waktu lama, seperti meminum air terkontaminasi arsen, dapat menyebabkan napas

berbau, keringat berlebih, otot lunglai, perubahan warna kulit (menjadi gelap), penyakit pembuluh

tepi, parestesia tangan dan kaki (gangguan saraf),blackfoot disease dan kanker kulit.

Arsen memiliki berbagai macam warna sesuai dengan bentuknya, yakni arsen trioksida

(As2O3) berwarna putih, dan berwarna abu-abu namun jarang ditemukan bentuk seperti ini.

Page 5: Arsen dan Sulfur

Kadmium merupakan salah satu logam berat yang berwarna putih perak. Kadmium sering dipakai

pada industri pelapisan logam, dan merupakan hasil akhir dalam industri pengolahan biji logam.

Kadmium mempunyai efek buruk terhadap lingkungan dan manusia, karena dapat mengakibatkan

kanker payudara, gangguan pernafasan, gagal ginjal serta kematian. Kasus yang terjadi di dunia, yaitu

kasus pencemaran arsen di Bangladesh pencemaran kadmium yakni itai-itai disease yang terjadi di

Jepang.Peraturan dan perundang-undangan telah banyak mengatur mengenai pencegahan hingga

penanganan logam berat oleh industri, yakni PP no. 18 tahun 1999 juncto PP no. 85 tahun 1999

tentang Limbah B3, serta PP No. 74 tahun 2001 tentang bahan berbahaya dan beracun turut mengatur

limbah yang dapat merusak lingkungan tersebut.

GAMBARAN LABORATORIUM

Arsen

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan kolestasis, hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.

  Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen trivial dan arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan kanker kulit.

Sulfur

Elemen sulfur merupakan padatan kristalin kuning cerah. Kimia, belerang dapat bereaksi baik sebagai oksidan atau mengurangi agen. Ini mengoksidasi logam yang paling dan beberapa nonmetals, termasuk karbon, yang mengarah untuk mengisi negatif dalam senyawa organosulfur kebanyakan, tetapi mengurangi oksidan yang kuat beberapa, seperti oksigen dan fluor.

Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni dan sulfida dan mineral sulfat. Kristal elemen sulfur biasanya dicari oleh kolektor mineral untuk bentuk cerah mereka polyhedron berwarna.

Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.

Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4,garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.Dari cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan ± 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi total.

Page 6: Arsen dan Sulfur

GAMBARAN KLINIK

Arsen

Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akan lebih parah dari pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.

   Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah berkurang),terutama neutropeni (sel darah putih menurun). Produksi sel darah merah berhenti dan adanya gambaran basophilic stippling. Anemia yang ada hubungannya dengan defisiensi asam folat juga terlihat.

Sulfur

Sodium lauryl sulfate (SLS), sodium laurilsulfate atau sodium dodecyl sulfate (SDS atau NaDS) (C12H25SO4Na) adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk pembersih.

Telah diteliti bahwa SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun dikonsumsi. Tetapi dari percobaan ditemukan SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan wajah ketika dioleskan dalam waktu yang lama dan terus menerus (lebih dari 1 jam) pada remaja.  Studi klinik terhadap 30 pasien yang sering mengeluhkan sariawan, membuktikan pasta gigi yang mengandung SLS dapat menyebabkan sariawan lebih besar dibandingkan dengan pasta gigi bebas detergen. Sebuah studi klinik lain membuktikan tidak ada efek yang signifikan untuk penderita sariawan ketika dibandingkan menggunakan pasta gigi dengan dan tanpa SLS.

SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun dikonsumsi. Review di dalam literatur ilmiah menyebutkan "SLS negatif dalam tes ames (tes mutasi bakterial), tes mutasi gen dan test pertukaran kromatid pada sel mamalia, juga di studi mikronukleus pada tikus. Hasil yang negatif ini membuktikan SLS tidak berinteraksi dengan DNA.

Sebuah studi awal menyimpulkan SLS di dalam pasta gigi menyebabkan munculnya sariawan.Studi ini menunjukan secara statistik penurunan drastis dalam jumlah sariawan dari 14,3 menggunakan pasta gigi SLS menjadi 5,1 menggunakan pasta gigi bebas SLS. Hasil dari studi klinik saat membandingkan kemungkinan terjadi sariawan dengan penggunaan pasta gigi mengandung atau bebas SLS, menyimpulkan individu dengan penderita sariawan dianjurkan menggunakan pasta gigi bebas SLS.

Page 7: Arsen dan Sulfur

PENATALAKSANAAN

Sulfur

1. Menstabilkan kondisi tubuh pasien

2. Membenahi Status Gizi Pasien , dengan cara memberikan Asupan yang cukup . seperti

memberikan sumber protein hewani.

3. Perawatan yang berlangsung secara perlahan-laha.

Arsen

1. Menstabilkan Kondisi tubuh pasien

2. Membenahi status gizi pasien , dengan cara menghindari sumber makanan yang cukup tinggi

kandungan Arsen, misalnya beras merah .

3. Perawatan yang berlangsung secara perlahan-lahan

KAITAN PERILAKU & LINGUNGAN TERHADAP PENGGUNAAN ARSEN DAN SULFUR

Arsen

Dalam berbagai kondisi lingkungan alamiah, arsenik mudah berubah valensi dan bentuk

kimiawinya. Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi valensi arsen dan spesiasinya adalah : pH

lingkungan ( dalam kisaran pH = 4 - 10, As (V) spesies bermuatan negatif dalam air, dan spesies

netral As(III) menjadi dominan); potensial redoks; kehadiran ion kompleks (belerang, besi, dan

kalsium); aktivitas mikroba (Vance, 2001.).

Toksisitas arsenik dan mobilitasnya telah terbukti bervariasi dengan bentuk kimiawi dan

keadaan valensinya. Dalam air laut dan air permukaan, arsenit dan arsenat merupakan spesies yang

dominan. Berbagai tingkat toksisitas dan kelarutan arsenik dapat dibuktikan dalam senyawa kimia

yang mengandung arsenik (National Research Council, 1999). Mobilisasi arsenik dalam air tanah

Page 8: Arsen dan Sulfur

dikendalikan oleh beberapa reaksi yaitu pelarutan/ pengendapan, adsorpsi / ko-presipitasi, dan

reduksi/ oksidasi.

Toksisitas arsenik sangat tergantung pada dua bentuk kimiawinya, yaitu arsen anorganik dan

arsen organik. Spesies arsenik anorganik (arsenit dan arsenat) dalam air tanah telah menyebabkan

gangguan wabah keracunan yang luar biasa di seluruh dunia. Spesies arsenik organik (biasanya

MMA, DMA) merupakan metabolit yang lazim ditemukan dalam tubuh manusia dan toksisitasnya

relatif rendah. Konsentrasi total arsenik tidak dapat digunakan untuk menjelaskan toksisitas arsenik

dalam lingkungan.

Tanah yang terkontaminasi arsenik merupakan salah satu sumber utama polutan arsenik

dalam air minum. Fitoremediasi berbasis tanaman dikembangkan untuk menghilangkan kontaminan

beracun dari tanah dan air, teknologi ini telah menerima banyak perhatian dari para ilmuwan.

Meskipun sejumlah tanaman telah diidentifikasi sebagai hyperaccumulators untuk phytoextraction

berbagai logam, dan beberapa jenis tanaman telah digunakan dalam aplikasi lapangan, namun belum

ada hiperakumulator untuk arsenik yang telah dilaporkan sebelumnya hingga ditemukannya jenis

Pakis-Brake (Pteris vittata), yang dapat hyperaccumulate arsenik dari tanah.

Distribusi Arsen (As) dan toksikologi nya dalam lingkungan merupakan masalah yang serius,

jutaan orang di seluruh dunia terpengaruh oleh toksikosis As ini. Sumber kontaminasi As bersifat

alamiah dan antropogenik , dan skala kontaminasi As ini berkisar dari lokal hingga regional. Ada

banyak bidang penelitian yang sedang aktif dilakukan untuk mengatasi masalah kontaminasi As. Hal

ini termasuk metode baru skrining As di lapangan, menentukan epidemiologi As pada manusia, dan

mengidentifikasi risiko paparan As di bidang pertanian. Remediasi pasokan air yang tercemar As

sangat penting dan penelitian penilaian potensi perbaikan alamiah serta fitoremediasi. Bidang lain

penelitian mikrobiologis diarahkan untuk proses mediasi interaksi biogeokimia As dalam lingkungan.

Pada tahun 2005, sebuah konferensi diadakan untuk mempertemukan ilmuwan yang terlibat dalam

banyak bidang yang berbeda –beda dalam penelitian As. Bhattacharya et al. (2007) mengkaji

masalah –masalah As yang telah lama diteliti oleh para peneliti, dan temuan-temuan baru yang

disajikan dalam konferensi ini. Tulisan ini memberikan latar belakang ilmiah bagi isu-isu yang

dibahas dalam konferensi , bersama-sama dengan kajian isu-isu kontemporer dan sejarah pencemaran

As serta dampaknya terhadap kesehatan manusia.

Dalam air hujan biasanya kondisi oksidasi arsenik bervariasi sesuai dengan sumber arsenik.

Bentuk arsenik yang dominan adalah As (III)2O3 kalau polutan arsenik dalam air hujan ini berasal

dari smelter, pembakaran batu bara dan sumber vulkanik; sedangkan spesies organik dapat diperoleh

melalui penguapan dari tanah; arsine (As(III-)H3) dapat berasal dari tempat pembuangan sampah dan

tanah-tanah reduksi (tanah gambut) dan arsenat mungkin juga berasal dari aerosol laut. Bentuk-bentuk

arsenik reduksi dapat mengalami oksidasi oleh O2 di atmosfer dan reaksi-reaksi dengan SO2 atmosfer

atau O3.

Page 9: Arsen dan Sulfur

Sulfur

Bahan-Bahan Pencemar yang Terutama Mengganggu Saluran Pernafasan Organ pernafasan

merupakan bagian yang diperkirakan paling banyak mendapatkan pengaruh karena yang pertama

berhubungan dengan bahan pencemar udara. Sejumlah senyawa spesifik yang berasal dari gas buang

kendaraan bermotor seperti oksida - oksida sulfur dan nitrogen, partikulat dan senyawa-senyawa

oksidan, dapat menyebabkan iritasi dan radang pada saluran pernafasan. Walaupun kadar oksida

sulfur di dalam gas buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin relatif kecil, tetapi tetap

berperan karena jumlah kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar makin meningkat. Selain itu

menurut studi epidemniologi, oksida sulfur bersama dengan partikulat bersifat sinergetik sehingga

dapat lebih meningkatkan bahaya terhadap kesehatan.

Oksida sulfur dan partikulat Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas buang yang larut dalam air

yang langsung dapat terabsorbsi di dalam hidung dan sebagian besar saluran ke paru-paru. Karena

partikulat di dalam gas buang kendaraan bermotor berukuran kecil, partikulat tersebut dapat masuk

sampai ke dalam alveoli paru-paru dan bagian lain yang sempit. Partikulat gas buang kendaraan

bermotor terutama terdiri jelaga (hidrokarbon yang tidak terbakar) dan senyawa anorganik (senyawa-

senyawa logam, nitrat dan sulfat). Sulfur dioksida di atmosfer dapat berubah menjadi kabut asam

sulfat (H2SO4) dan partikulat sulfat. Sifat iritasi terhadap saluran pernafasan, menyebabkan SO2 dan

partikulat dapat membengkaknya membran mukosa dan pembentukan mukosa dapat meningkatnya

hambatan aliran udara pada saluran pernafasan. Kondisi ini akan menjadi lebih parah bagi kelompok

yang peka, seperti penderita penyakit jantung atau paru-paru dan para lanjut usia.

Sulfur oksida dan Nitrogen merupakan dua zat utama yang menyebabkan terjadinya hujan

asam. Kedua zat ini bersal dari hasil pembakaran, terutama bahan bakar fosil (minyak dan batubara).

Dari aktivitas tersebut, kedua senyawa ini akan berkumpul di udara dan bergabung dengan uap air.

Akibatnya, ketika hujan turun, akan terjadi hujan asam. Upaya pencegahan terjadinya hujan asam

dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar yang mengandung sulfur, dan nitrogen

tinggi.

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN TERHADAP PENGGUNAAN ARSEN DAN SULFUR

Setiap saat, ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat, perubahan tersebut dianggap sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu bisa terjadi, tetapi tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa obat hanya dipengaruhi oleh makanan tertentu. Interaksi obat-makanan dapat terjadi dengan obat yang diresepkan oleh dokter, obat yang dibeli bebas, produk herbal, dan suplemen diet. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau bahkan fatal pada kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya tidak akan menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan anda.

Page 10: Arsen dan Sulfur

Sulfur Dapat berupa unsur (elemental) sulfur atau ikatan (compound) sulfur. Menurut Mills dan Kligman

(1972) untuk sulfur bersifat komedogenik.

Interaksi Obat Acne Vulgaris Pada Penanganan Lesi Inflamasi dan Komedo Tertutup dan Terbuka

Cara Kerja Obat :

Tretinoin bekerja dengan mengeliminasi peningkatan keratinisasi dan penebalan epitel folikel dengan cara mempercepat pergantian sel. Clindamycin phospate bekerja dengan menghambat produksi enzim dan inflamasi atau aktivitas oleh P. acnes pada sebum.

Interaksi Obat :

- Dengan sabun atau kosmetik yang mengandung obat atau bersifat abrasive.

- Cleanser atau preparat jerawat yang mengandung peeling agent seperti resorcinol,      salicylic acid, sulfur.

- Preparat topikal yang mengandung alkohol seperti after-shave lotion, astringent, perfumed toiletris, shaving cream atau lotion.

- Kosmetik atau sabun yang mempunyai sifat mengeringkan.

- Dengan produk untuk rambut seperti semir rambut atau penghilang bulu.

- Obat-obat yang membuat fotosensitif seperti fluoroquinolone, phenothiazine, sulfonamide, thiazide diuretic.

Arsen

Arsen merupakan  logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal (steel-grey). Senyawa arsen didalam alam  berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan  berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air panas .

Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa  arsen trioksida  misalnya pernah digunakan sebagai  tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan  tonikum ini ternyata telah menyebabkan  timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen dalam dosis kecil sampai saat ini  juga masih digunakan sebagai obat pada  resep homeopathi .

Page 11: Arsen dan Sulfur

Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam bidang pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit, natrium arsenit, kalsium arsenat dan senyawa arsen organik digunakan sebagai pestisida. Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi pestisida yang mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok.

http://tralalaikrima.blogspot.com/2012/04/makalah-toksikologi-arsen-as.html

http://defiandhayani.blogspot.com/2012/10/interaksi-obat.html

http://www.farmasi-id.com/kegunaan-mineral-bagi-tubuh/

http://oktafianaoka.blogspot.com/2012/12/belerang.html