Upload
hizriawan-owen
View
67
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SIMULASI ALIRAN FLUIDA DENGAN METODELATTICE GAS AUTOMATA (LGA)
Oleh Nur Anggraeni Budi Rahayu
ABSTRAK
LATAR BELAKANG
Persamaan dasar dari aliran fluida diperkenalkan oleh Navier pada tahun 1823, dan
beberapa tahun kemudian ditempat yang berbeda diperkenalkan oleh Stokes. Simulasi
aliran fluida dapat digambarkan dengan menyelesaikan persamaan tersebut. Persamaan
Navier-Stokes merupakan persamaan diferensial parsial nonlinier orde dua. Selama ini
belum terdapat solusi analitik penyelesaian persamaan tersebut. Metode yang digunakan
untuk mensimulasikan aliran fluida selama ini adalah metode Euler yaitu Finite Element
(FE) dan Finite Difference (FD) yang menggunakan anggapan bahwa, fluida
merupakan sistem yang kontinyu dan mengikuti hukum-hukum gerak Newton. Cara ini
sangat tidak efektif untuk dilakukan mengingat persamaan Navier-Stokes merupakan
persamaan yang sangat kompleks.
Stephen Wolfram dalam bukunya yang berjudul A New Kind Of Science,
memperkenalkan suatu metode Lattice Gas Automata (LGA) untuk mensimulasikan
aliran fluida dengan menganggap fluida sebagai sekumpulan partikel yang bergerak
pada ruang diskrit dan interval waktu yang diskrit. Hasil akhir simulasi aliran fluida
dengan plat penghalang statik ditunjukkan dalam buku tersebut tetapi tidak ditunjukkan
programnya secara lengkap.
Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat program untuk mensimulasikan aliran fluida
dengan plat penghalang statis yang menghalangi gerakan fluida dan sistem fluida yang
Persamaan Navier-Stokes merupakan persamaan diferensial parsial nonlinier orde dua untuk aliran fluida. Simulasi aliran fluida dapat dilakukan dengan mencari solusi dari persamaan Navier-Stokes tersebut. Namun, persamaan Navier-Stokes sulit diselesaikan dengan metode analitik maupun metode numerik karena persamaan tersebut merupakan persamaan yang kompleks. Pada skripsi ini dihasilkan suatu program komputer bernama Program LGA yang menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7.0 untuk mensimulasikan dua sistem fluida, yaitu fluida yang bergerak pada ruang terbatas tanpa plat penghalang dan fluida yang bergerak pada ruang tak terbatas dengan plat penghalang, dengan menggunakan metode Lattice Gas Automata (LGA) FHP model lain. Metode LGA adalah suatu metode yang menganggap fluida sebagai sekumpulan partikel yang bergerak pada ruang diskrit dan interval waktu yang diskrit serta mengikuti aturan tumbukan tertentu. Metode LGA ini lebih sederhana karena tidak melibatkan persamaan matematis yang rumit untuk mensimulasikan aliran fluida. Hasil simulasi Program LGA untuk sistem fluida yang bergerak pada ruang terbatas tanpa plat penghalang menunjukkan pola-pola yang sama dengan pola yang dihasilkan dengan menyelesaikan persamaan Navier-Stokes. Kelakuan partikel pada hasil simulasi aliran fluida untuk sistem fluida yang bergerak pada ruang tak terbatas dengan plat penghalang pada 10000 interval waktu sama dengan kelakuan partikel yang ditunjukkan Wolfram, tetapi mempunyai perbedaan pada jumlah sel, jumlah partikel, dan jarak antar sel yang digunakan.
bergerak pada ruang terbatas dengan menggunakan metode Lattice Gas Automata FHP
model lain. Hasil akhir program untuk mensimulaiskan aliran fluida dengan plat
penghalang statis diharapkan akan sesuai dengan hasil yang ditunjukkan Wolfram
(Wolfram, 2002:380).
KAJIAN PUSTAKA
A. Persamaan Navier Stokes
Persamaan Navier-Stokes didapatkan dengan mensubstitusi hukum ketiga Newton
kedalam elemen fluida dV. Bentuk umum persamaan Navier-Stokes dituliskan pada
persamaan (1) (Gilson, 2005).
……………………(1)
F adalah gaya luar dan µ adalah viskositas fluida. Untuk fluida yang tidak
termampatkan, maka persamaan harus disubtitusikan pada sistem. Jika
persamaan tersebut dikombinasikan dengan persamaan (1) maka persamaan Navier-
Stokes untuk fluida tidak termampatkan (misalnya air) dapat dituliskan pada persamaan
berikut.
………………….. (2)
………………………. (3)
Simulasi aliran fluida dapat dilakukan dengan mencari solusi persamaan Navier-Stokes.
Selama ini belum terdapat solusi analitik persamaan Navier-Stokes tersebut, karena itu
untuk mencari solusi persamaan Navier-Stokes dapat dilakukan dengan metode
numerik. Syarat awal dan syarat batas juga diperlukan dalam simulasi aliran fluida.
Secara umum, syarat awal yang digunakan adalah , dan
syarat batas untuk simulasi aliran fluida pada permukaan S dituliskan pada persamaan 4.
|s=0 ..................................... (4)
Metode numerik yang digunakan adalah metode Euler yaitu Finite Difference (FE) dan
metode Smothed Particle hydrodinamics (SPH). Hasil Simulasi dengan menggunakan
dua metode ini ditunjukkan pada Gambar 1. (Vesely, 2006
).
B. METODE LATTICE GAS AUTOMATA
Metode Lattice Gas Automata adalah metode cellular automata yang digunakan untuk
mensimulasikan sistem fluida. Model ini menganggap fluida sebagai sekumpulan
partikel yang bergerak pada ruang diskrit serta interval waktu yang diskrit. Dalam
model ini partikel dapat menempati kisi (ruang) yang bisa memiliki banyak arah
kecepatan. Lattice Gas Automata memiliki beberapa model yaitu model HPP dan model
FHP.
2.3.1 Model HPP (HardyPomeau Pazzis)
Model HPP adalah model Lattice Gas Automata pertama yang diperkenalkan
oleh Hardy, Pomeau, dan de Pazzis. Partikel hanya dapat bergerak pada arah
, dari kisi persegi seperti Gambar 2
Setiap partikel bergerak dengan kecepatan tertentu dari satu kisi ke kisi lain yang
merupakan tetangga terdekatnya pada setiap interval waktu. Prinsip dasar dari model ini
adalah tidak ada dua partikel atau lebih yang boleh menempati satu kisi yang sama
dengan arah kecepatan yang sama pula. Hal ini berarti bahwa satu kisi hanya boleh
ditempati oleh maksimum empat partikel pada setiap interval waktu. Apabila ada dua
atau lebih partikel menuju kisi yang sama, maka partikel-partikel tersebut akan
bertumbukan sesuai dengan aturan tumbukan seperti pada Gambar 3: apabila partikel
yang datang pada setiap kisi memenuhi konfigurasi pada kolom sebelah kiri, partikel
akan bertumbukan dan pada interval waktu berikutnya akan menghasilkan konfigurasi
Gambar 1 Hasil Simulasi aliran fluida dengan menggunakan metode numerik. (a) dan (c) menggunakan metode Euler. (b) dan (d) menggunakan metode SPH.
(a) (b)
(c) (d)
c3
c1
c4 c2
Gambar 2 Kisi segi empat yang digunakan dalam model HPP
seperti pada kolom sebelah kanan. Apabila konfigurasi partikel yang datang tidak
ditunjukkan pada Gambar 3, maka pada interval waktu berikutnya partikel akan
bergerak lurus. Berdasarkan aturan tumbukan tersebut dapat diamati bahwa jumlah
partikel dan momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama hal ini berarti
hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan momentum terpenuhi.
Aplikasi dari model HPP sangat terbatas karena kisi persegi memiliki kesimetrian
yang terbatas, hal ini menyebabkan persamaan Navier-Stokes bersifat anisotropik.
Kelemahan tersebut tidak akan di dapatkan apabila digunakan kisi berbentuk segitiga
samasisi atau menggunakan simetri heksagonal.
2.3.2 Model FHP (Frisch Hasslecher Pomeau)
Model FHP diperkenalkan oleh Frisch, Hasslecher, dan Pomeau pada tahun
1986. Model FHP ini didasarkan pada kisi heksagonal. Keenam arah kecepatan,
, ditunjukkan pada Gambar 4 berikut.
, seperti pada model HPP, partikel bergerak dengan arah
kecepatan tertentu dan prinsip dasar dari model ini adalah bahwa tidak boleh ada dua
atau lebih partikel yang menempati kisi yang sama dengan arah kecepatan yang sama,
sehingga dalam satu kisi maksimum hanya dapat diisi oleh enam partikel pada setiap
interval waktu. Partikel dalam keadaan diam pun diperbolehkan dalam model ini, pada
arah e0, tetapi dapat bertumbukan dengan partikel lain yang datang pada kisi tersebut.
Gambar 3 Aturan tumbukan pada model HPP. Kolom sebelah kiri menunjukkan
konfigurasi partikel yang datang dan kolom sebelah kanan menunjukkan
konfigurasi partikel yang terjadi setelah tumbukan
Konfigurasi pada t=0 Konfigurasi pada t=1
c5
c4
c3 c2
c1
c6
Gambar 4 Kisi heksagonal yang digunakan pada model FHP
Contoh aturan tumbukan pada kisi heksagonal ditunjukkan pada Gambar 5. Apabila
aturan tumbukan pada Gambar 6 dirotasikan dengan kelipatan sudut , maka akan
didapatkan aturan tumbukan secara lengkap. Kolom sebelah kanan pada Gambar 5
menggambarkan konfigurasi partikel yang datang pada suatu kisi pada saat t, sedangkan
kolom sebelah kanan menggambarkan konfigurasi setelah tumbukan pada saat t+1.
Untuk konfigurasi masukan yang mempunyai kemungkinan konfigurasi keluaran yang
lebih dari satu, maka konfigurasi keluaran akan dipilih secara acak diantara
konfigurasi-konfigurasi keluaran yang mungkin. Dapat dilihat bahwa konfigurasi pada
Gambar 5 memenuhi hukum kekekalan jumlah partikel dan hukum kekekalan
momentum.
Beberapa model FHP antara lain diuraikan sebagai berikut.
atau
atau
atau
(g)
(c)
(e)
(f)
(d)
(a)
(b)
Gambar 5 Aturan tumbukan pada model FHP. Kisi digambarkan dengan sebuah titik
sedangkan partikel yang berada pada keadaan istirahat digambarkan dengan
lingkaran kosong.
atau
a. FHP Model I
Mengikuti aturan tumbukan (a) dan (b) pada Gambar 5.
b. FHP Model II
Mengikuti aturan tumbukan (a), (b), (c), dan (d) pada Gambar 5.
c. FHP model III
Mengikuti aturan tumbukan (a), (b), (c), (d), (e), (f), dan (g) pada Gambar 5
diitambah dengan aturan tumbukan antara empat atau lima partikel.
d. FHP Model Lain
Mengikuti aturan tumbukan FHP Model I tetapi aturannya boleh ditambah,
misalnya aturan tumbukan antara empat atau lima partikel.
METODE PEMROGRAMAN
Simulasi ini ditujukan untuk dua sistem fluida. Sistem fluida yang pertama adalah fluida
cair, misalnya air, yang terletak dalam bidang x, y tanpa plat penghalang. Domain dua
dimensi ini dianggap sebagai tampak atas dari fluida cair tiga dimensi yang bergerak
pada ruang terbatas. Sistem fluida yang kedua adalah fluida cair, misalnya air, yang
terletak pada bidang x, y dan terdapat penghalang statik berupa plat yang menghalangi
gerak fluida. Domain dua dimensi ini dianggap sebagai tampak atas dari sistem fluida
cair tiga dimensi yang mengalir dari atas ke bawah pada bidang yang panjang dan
lebarnya tidak terhingga.
Metode Komputasi
Program ini menggunakan model Lattice Gas Automata FHP model lain untuk
mensimulasikan aliran fluida yang bergerak pada ruang terbatas tanpa plat penghalang
dan untuk mensimulasikan aliran fluida yang bergerak pada ruang tak terbatas dengan
penghalang statis yang menghalangi gerak fluida. Partikel fluida dianggap sebagai
partikel diskrit dan menempati sel yang diskrit serta bergerak dengan interval waktu
yang diskrit.
Untuk menggambarkan setiap kejadian pada setiap interval waktu dalam model
FHP, digunakan variabel boolean, misalnya untuk menentukan ada atau tidaknya
partikel dalam satu kisi. Setiap partikel dalam FHP diasumsikan mempunyai kelajuan
serta massa yang sama dan bergerak pada interval waktu diskrit. Prinsip dasar dari
model ini adalah tidak ada dua atau lebih partikel yang menempati kisi sama dengan
arah kecepatan yang sama pula. Variabel boolean yang digunakan harus
merepresentasikan semua keadaan pada setiap kisi.
KEMUNGKINAN KONFIGURASI PARTIKEL PADA FHP MODEL LAIN
Gambar 6 adalah semua kemungkinan konfigurasi partikel pada FHP model lain, setiap
konfigurasi bisa digambarkan dengan notasi 6 bit, misalnya dalam satu sel yang tidak
terdapat partikel dapat ditulis dengan (000000), satu sel yang terisi penuh oleh partikel
dapat ditulis dengan (111111). Konfigurasi partikel hasil tumbukan diarsir dengan
warna merah.
Tetangga terdekat
Tetangga terdekat dari sebuah sel adalah heksagonal, maksudnya setiap sel hanya
bisa berinteraksi dengan enam sel lainnya yang mengelilingi sel tersebut (lihat Gambar
7). Tetangga terdekat dibedakan menjadi dua, yaitu tetangga terdekat untuk sel yang
terletak pada baris genap dan tetangga terdekat untuk sel yang berada pada baris ganjil.
Tetangga terdekat untuk sel r[i,j] yang terletak pada baris genap adalah:
t1[i,j]=r[i+1,j].c4, t2[i,j]=r[i,j+1].c5, t3[i,j]= r[i-1,j+1].c6, t4[i,j]= r[i-1,j].c1
t5[i,j]= r[i-1,j-1].c2, t6[i,j]= r[i,j-1].c3. Sementara tetangga terdekat untuk sel r[i,j]
yang terletak pada baris ganjil adalah:
t1[i,j]= r[i+1,j].c4, t2[i,j]= r[i+1,j+1].c5, t3[i,j]= r[i,j+1].c6, t4[i,j]= r[i-1,j].c1
t5[i,j]= r[i,j-1].c, t6[i,j]= r[i+1,j-1].c3.
t1[i,j], t2[i,j], t3[i,j], t4[i,j], t5[i,j], t6[i,j] bernilai 0 apabila tidak terdapat partikel dan
bernilai 1 apabila terdapat partikel.
000 001 100 011 101 110 111010
000
001
100
011
101
110
111
010
Gambar 6 Kemungkinan konfigurasi pada satu sel heksagonal FHP model lain
t6[i,j]
Gambar 7 Tetangga terdekat dari sel r[i,j]. Panah hitam menunjukkan kemungkinan arah kecepatan partikel.
t1[i,j]
t5[i,j]
t4[i,j]
t3[i,j] t2[i,j]
ATURAN TUMBUKAN
a. Tumbukan Antar Partikel
Aturan tumbukaan antar partikel sesuai dengan Gambar 8.
b. Tumbukan Partikel Dengan Dinding (Bidang Batas)
Aturan tumbukan antara partikel dan dinding sesuai dengan Gambar 9.
c. Tumbukan Partikel Dengan Plat Penghalang
Aturan tumbukaan antara partikel dengan plaat penghalang sama dengan aturan
tumbukan antara partikel dengan dinding.
atau
Konfigurasi sebelum Konfigurasi setelah tumbukan tumbukan
atau
atau
Gambar 3.5 Aturan tumbukan antar partikel pada FHP model lain. Kolom kanan
menunjukkan konfigurasi sebelum tumbukan dan kolom kiri menunjukkan
konfigurasi setelah tumbukan.
Arah Kecepatan Sesaat Sebelum
Menumbuk Plat
Arah Kecepatan Sesaat Setelah
Menumbuk Plat
arah c1 arah c4
arah c6 arah c2
Arah c2 Arah c4
Gambar 3.6 Aturan tumbukan dengan plat penghalang