Artikel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hjghjgh

Citation preview

Evaluasi Program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang Periode Januari sampai dengan November 2015Muhammad Hanif bin Umar

Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Kristen Krida Wacana

[email protected]

Abstrak

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu . Tujuan dari program Family Planning 2020 sejalan dengan target ke 5 Millenium Development Goals. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indicator untuk menilai derajat kesejahteraan dan kesehatan perempuan. Hasil SDKI 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.00 kelahiran hidup. Salah satu target keberhasilan kegiatan KB adalah cakupan peserta KB aktif. Target peserta KB aktif pada bulan Januari sampai dengan November tahun 2015 harus mencapai 64.2%. Evaluasi program dilakukan dengan pendekatan system dengan menilai masukan, proses, keluaran, dampak, umpan balik, dan lingkungan. Materi evaluasi didapatkan dari data data sekunder, pencatatan dan laporan program KB di Puskesmas Tempuran. Didapatkan cakupan peserta KB aktif 64.2%, peserta KB IUD 1.48%, MOW 1.91 % , KB implant 9.17%, KB MOP 1.12%. didapatkan masalah yg menjadi prioritas yaitu cakupan KB IUD masih kurang (1.48 %) dari target sebesar 11.98%, jadi besarnya masalah sebesar 87.6% dan cakupan Peserta KB MOW masih kurang (1.91%) dari target sebesar 8.25%, jadi besarnya masalah sebesar 76.85%.

Kata kunci : Keluarga Berencana, Pasangan Usia Subur, Peserta KB, Kontrasepsi

I. Pendahuluan

A.Latar BelakangIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke-empat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat.Jumlah penduduk di Indonesia sebesar 3,41% dari jumlah penduduk di dunia, dimana jumlah penduduk dunia menurut Population Reference Bureau tahun 2012 adalah 7.057.075.000 jiwa.Menurut publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 237.641.326 jiwa.1,2 Pada tahun 2011, jumlah ini dipastikan meningkat kepada 241 juta jiwa. Data jumlah penduduk dapat diketahui dari hasil Sensus Penduduk (SP).Sensus penduduk yang telah dilakukan adalah SP 1971, SP 1980, SP 1990, SP 1995, SP 2000 dan yang terakhir SP 2010.3Hasil penelitian UN-Deutsche Bank tahun 2009, menyatakan bahwa Indonesia menyumbang sekitar 6,0% penduduk di Asia.2,3Dalam tahun 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49% per tahun dan tidak berubah pada periode tahun 2000-2010. Hal ini melebihi angka yang diproyeksikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yaitu 1,20%. Bahkan sangat mungkin dapat melampaui prediksi jumlah tersebut jika masalah kesehatan reproduksi atau Keluarga Berencana (KB) tidak mendapat perhatian yang semestinya.Oleh karena itu pengendalian pertumbuhan penduduk harus tetap menjadi agenda penting dalam pembangunan agar persoalan yang dihadapi bangsa ini tidak menjadi lebih kompleks.5,6Laporan pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan dalam angka prevalensi kontrasepsi di Indonesia dari 50% pada tahun 1991 menjadi 62% pada tahun 2012. Data BKKBN tahun 2012 menunjukkan jumlah peserta KB baru di Indonesia sebanyak 9.581.469 akseptor.Merujuk pada statistik rutin BKKBN Jabar, sampai Juni 2014 ini jumlah peserta aktif (PA) atau contraceptive prevalence rate (CPR) mencapai 73,74 persen dari total pasangan usia subur (PUS).Proporsi MKJP (peningkatan metode kontrasepsi jangka panjang) juga masih rendah. Pengguna MKJP masih terhambat pada angka 20,44%. Sementara targetnya sekitar 22,70%. Bahkan, empat daerah mencatat pemakaian MKJP di bawah 15 persen. Keempat daerah itu meliputi: Kabupaten Karawang (13,88%), Kabupaten Sukabumi (13,54%), Kabupaten Bogor (12,92%), dan Kabupaten Indramayu (12,50%). Hasil SDKI 2012 juga menunjukkan sebanyak 39% dari wanita usia produktif yang tidak menggunakan kontrasepsi dengan sebaran 19% di daerah desa dan 20% di daerah kota. Distribusi pola pemakaian kontrasepsi yang digunakan adalah suntik sebesar 31,6%, pil sebesar 13,2%, Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sebesar 4,8%, Implant sebesar 2,8%, Kondom sebesar 1,3%, Medis Operatif Wanita (MOW) sebesar 0,2%, Pantang berkala sebesar 1,5%, Senggama terputus sebesar 2,2% dan metode-metode lain 0,4%.4,7Hasil SDKI tahun 2012 menyatakan bahawa Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goal (MDG), AKI ditetapkan pada angka 102/100.000 kelahiran pada tahun 2015. Sedangkan angka fertilitas total (Total fertility Rate/TFR) menurun dari 5,6 menjadi 2,6 pada tahun 2012 berdasarkan hasil SDKI 2012. 6,7Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana yang dinaungi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) yang berdiri berdasarkan keputusan presiden RI nomor 8 tahun 1970, menggantikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang berdiri November 1968. . Tingginya jmlah penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yaitu, angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR), angka fertilitas total (Total Fertility Rate/TFR), angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan persentase jumlah pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi/akseptor Keluarga Berencana dimana dalam program KB diperlihatkan sebagai cakupan peserta KB aktif. Cakupan peserta KB aktif ini sesuai dengan kunci ketiga dalam kebijakan Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan.Bagi mengetahui masalah, penyebab masalah dan memecahkan permasalahan program KB di Tempuran maka dilakukan evaluasi program KB periode Januari - November 2015 sehingga diharapkan masukan yang diberikan akan dapat membantu meningkatkan keberhasilan program ke depannya.

A. PermasalahanBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah :1. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa.2. Masih tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia, yakni sebesar 1,49% pertahun.3. Stagnannya Total Fertility Rate (TFR) dalam 10 tahun terakhir di angka 2,6 dan masih tingginya AKI di Indonesia, yakni sebesar 359/100.000 kelahiran hidup sedangkan yang diharapkan dari MDG adalah 102/100.000 kelahiran hidup. 4. Perempuan berstatus kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi (unmet need) masih cukup tinggi yaitu 8.6%. 5. Masih tingginya angka Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) sekitar 7.2% dan masih tingginya angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu yaitu sebesar 62.7%.Masih rendahnya proporsi MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) di Jawa Barat terhambat pada angka 20,44% sedangkan target yang ingin dicapai adalah 22% .

B.TujuanUmumDiketahui penyebab dan penyelesaian masalah pada pelaksanaan program Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Tempuran Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang pada periode Januari 2015 sampai dengan November 2015 dengan menggunakan pendekatan system. Khususa) Diketahuinya cakupan peserta KB baru di Puskesmas Tempuran Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan November 2015.b) Diketahuinya cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Tempuran Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan November 2015.c) Diketahuinya jumlah pasangan usia subur (PUS) di wilayah kerja Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan November 2015.d) Diketahuinya cakupan penanganan efek samping dan komplikasi di Puskesmas Tempuran Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan November 2015.e) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan KB di Puskesmas Tempuran kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan November 2015.f) Diketahuinya prioritas masalah dan penyebab masalah pada program KB di Puskesmas Tempuran Kecamatan Tempuran periode Januari 2015 sampai dengan November 2015.g) Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Tempuran Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan November 2015II. Materi dan MetodeA. Materi1.Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas mengenai program KB di Puskesmas Klari Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, pada periode Januari 2015- Agustus 2015, yang berisi kegiatan:-1. Konseling2. Pelayanan kontrasepsi3. Pembinaan dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)4. Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan5. Pelayanan rujukan6. Pencatatan dan pelaporan

B. MetodeEvaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program KB di Puskesmas Tempuran, Kabupaten Karawang periode Januari - November 2015 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang ada dari pelaksanaan program KB di puskesmas Tempuran, di mana setelah itu dilakukan usulan dan saran sebagai pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

III. Kerangka TeoritisA.Metode Pendekatan SistemMenurut pemahaman Ryan, sistem adalah satu gabungan dari elemen yang saling berhubungan dalam satu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Elemen-elemen yang diterapkan adalah:-a) Masukan (input)Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk berfungsinya sistem tersebut.b) Proses (process)Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi dalam mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.c) Keluaran (output)Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistemd) Umpan Balik (feedback)Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebute) Lingkungan (environment)Dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistemf) Dampak (impact)Akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem

B.Tolok UkurTolok ukur yang dipakai terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, dampak, lingkungan dan umpan balik. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam Program Keluarga Berencana.

IV. Hasil serta Pembahasan MasalahDari hasil evaluasi program KB yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Tempuran periode Januari - November 2015, didapatkan hasil:-

Tabel 1. Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari Desember 2012VariabelTolok UkurPencapaian

Persentase Peserta KB IUD13%1,48%

Persentase Peserta KB MOW9%1,91 %

Persentase Peserta KB Implant10%4,04 %

Persentase Peserta KB MOP2%1,12 %

Persentase Peserta KB Suntik19%50,3%

Persentase Peserta KB Pil17%41%

Cakupan pembinaan peserta KB100%100%

Cakupan pelayanan efek samping dan komplikasi3,18%3,36%

Cakupan pelayanan rujukan KBTidak ada kasus yang dirujuk100%

Tabel 2. Masalah Pada Variabel Masukan Program KB Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari Desember 2012No.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.

Implant

50 Set

30 set

(+)

2.IUD Copper T100 buah25 buah (+)

3.Pil KB1200 strip1000 strip(+)

Tabel 3. Masalah Pada Variabel Lingkungan Program KB Puskesmas Klari periode Mei 2014-April 2015No.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.

2.Pendidikan (Non-Fisik)

Agama (non fisik)Pendidikan sedang tinggi.

Tidak menjadi faktor penghambat.Mayoritas berpendidikan rendah

Menjadi faktor penghambat (+)

(+)

Tabel 4. Masalah Pada Variabel Umpan Balik Program KB Puskesmas Klari periode Mei2014-April 2015No.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.

Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai Ada dan lengkap

Belum lengkap(+)

Dari hasil di atas ditemukan masalah menurut keluaran:1. Cakupan peserta KB IUD masih kurang (1,48) dari target sebesar 13%, jadi besarnya masalah sebesar 87,6%.2. Cakupan Peserta KB MOW masih kurang (3%) dari target sebesar 9%, jadi besarnya masalah sebesar 76,85%3. Cakupan Peserta KB Implant yang berlebihan (2,43%) dari target sebesar 10%, jadi besarnya masalah sebesar 55,94%4. Cakupan Peserta KB MOP masih kurang (0,27%) dari target sebesar 2% jadi besarnya masalah sebesar 38,80%.

Masalah lainMasalah menurut masukan1. Jumlah Implant yang kurang (30 set) berbanding yang diharapkan (50 set)2. Jumlah IUD Copper T yang kurang (25 buah) berbanding yang diharapkan (100 buah)3. Jumlah Pil KB Kombinasi yang kurang (1000 Strip) berbanding yang diharapkan (1200 Strip)4. Dana APBD II yang tidak tersedia5. Dana BOK tidak tersedia

Masalah menurut umpan balik1. Pencatatan dan pelaporan program KB termasuk data peserta KB baru periode Januari sampai dengan November 2015 secara lengkap tidak ada.2. Pencatatan dan pelaporan program KB setiap bulan dan sesuai waktu yang ditentukan masih belum lengkap

Masalah menurut lingkungana) Lingkungan Non fisik menunjukkan tingkat pendidikan, pengetahuan dan tingkat ekonomi penduduk yang mayoritas rendahb) Lingkungan Non Fisik menunjukkan agama yang menjadi faktor penghambat kepada masyarakat dalam program KB

Masalah yang mendapat prioritas1. Cakupan peserta KB IUD masih kurang (1,48) dari target sebesar 13%, jadi besarnya masalah sebesar 87,6%.

2. Cakupan Peserta KB Implant yang berlebihan (2,43%) dari target sebesar 10%, jadi besarnya masalah sebesar 55,94%

V. Penyelesaian MasalahMasalah 1 :. Cakupan peserta KB IUD masih kurang (1,48) dari target sebesar 13%, jadi besarnya masalah sebesar 87,6%.Penyebab:-a) Masukan:Money: Dana yang tidak mencukupi dari BKKBN dan tidak ada dari pemerintah daerahMaterial: Sarana alat kontrasepsi alat kontrasepsi IUD T 380 A dan sarana penunjang pelayanan seperti IUD kit masih kurang.Man: Kurangnya bidan yang terlatih yang mampu melakukan kontrasepsi IUDInformation: Belum meratanya promosi dan KIE tentang yang menjangkau ke seluruh masyarakat tentang keuntungan serta kerugian memakai metode IUD.

b) Proses: Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi tidak lengkap dan tidak tepat waktu.

c) Lingkungan: Mayoritas penduduk di kecamatan Klari berpendidikan rendah Mayoritas perempuan akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan Mayoritas mempunyai persepsi dengan IUD, kepuasan aktifitas seksual bisa terganggu dan tidak terpenuhi. Kebanyakan PUS (pasangan usia subur) masih memikirkan agama sebagai faktor penghambat

Aternatif Penyelesaian Masalaha) Masukan: Money: Mengajukan permintaan dari pemerintah daerah (APBD).Material: Mengajukan sarana alat kontrasepsi alat kontrasepsi IUD T 380 A dan sarana penunjang pelayanan seperti IUD kit kepada badan terkait melalui pelaporan bulanan. sesuai dengan perkiraan permintaan penduduk (PPM) Man: Melaksanakan lebih banyak pelatihan kepada bidan /PLB tentang cara melakukan kontrasepsi IUD yang benarInformation:-Para bidan dan petugas PLKB perlu secara aktif mempromosikan pesan pencegahan kehamilan 4 Terlalu dan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) .-Penyuluhan yang diberikan tidak hanya untuk kelompok wanita, namun juga dilakukan untuk kelompok pria (suami) untuk meningkatkan tingkat pengetahuan tentang keuntungan serta kerugian memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD.

b) Proses: Selain pelatihan tentang pelayanan KB turut dilakukan pelatihan tentang pencatatan dan pelaporan ke bidan desa/swasta dan PLKB dan pertemuan tiap bulan untuk melakukan verifikasi data

c) Lingkungan: Mengingat mayoritas penduduk di kecamatan Klari mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, maka penyuluhan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang menarik ataupun poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti. Bekerjasama dengan tokoh agama dalam membantu pemahaman masyarakat terhadap persepsi KB karena adanya perbedaan ajaran agama tentang jenis jenis KB yang dapat digunakan.

Masalah 2: Cakupan Peserta KB Implant yang berlebihan (2,43%) dari target sebesar 10%, jadi besarnya masalah sebesar 55,94%.Penyebab:1. Masukan:2. Money: Dana yang tidak mencukupi dari BKKBN dan tidak ada dari pemerintah daerah.3. Material Sarana alat kontrasepsi alat kontrasepsi Implant dan sarana penunjang pelayanan seperti Implant Removal Kit masih kurang.

4. Man: Kurangnya bidan yang terlatih yang mampu melakukan kontrasepsi Implant.5. Information: Belum meratanya promosi dan KIE tentang yang menjangkau ke seluruh masyarakat tentang keuntungan serta kerugian memakai metode Implant.b) Proses: Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi tidak lengkap dan tidak tepat waktu.

c)Lingkungan: Mayoritas penduduk di kecamatan Klari berpendidikan rendah. Mayoritas perempuan akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan Kebanyakan PUS (pasangan usia subur) masih memikirkan agama sebagai faktor penghambat.Alternatif Penyelesaian MasalahMaterial: Mengajukan sarana alat kontrasepsi alat kontrasepsi Implant dan sarana penunjang pelayanan seperti Implant Removal Kit kepada badan terkait melalui pelaporan bulanan. sesuai dengan perkiraan permintaan penduduk (PPM) Man: Melaksanakan lebih banyak pelatihan kepada bidan /PLKB tentang cara melakukan kontrasepsi Implant yang benarInformation: Para Bidan dan pekerja lapangan perlu lebih aktif memberikan penyuluhan kepada seluruh masyarakat khususnya pada Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai pentingnya penggunaan alat kontrasepsi metode jangka panjang terutama implant, serta keuntungan bagi PUS yang tidak ingin memiliki anak lagi, maupun kerugiannya karena sebagian masyarakat takut takut memasukkan alat kedalam tubuh.

b) Proses: Selain pelatihan tentang pelayanan KB turut dilakukan pelatihan tentang pencatatan dan pelaporan ke bidan desa/swasta dan PLKB dan pertemuan tiap bulan untuk melakukan verifikasi data c) Lingkungan: Mengingat mayoritas penduduk di kecamatan Tempuran mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, maka penyuluhan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang menarik ataupun poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti. Bekerjasama dengan tokoh agama dalam membantu pemahaman masyarakat terhadap persepsi KB karena adanya perbedaan ajaran agama tentang jenis jenis KB yang dapat digunakan

VI. Kesimpulan dan SaranDari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Tempuran Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang periode periode Januari sampai dengan November 2015, dapat disimpulkan bahawa ditemukan masalah pada program ini karena masih ada beberapa variabel yang belum sesuai dengan tolok ukur yang telah ditentukan beserta beberapa masalah lain yang harus diperbaiki. Berikut merupakan hasil evaluasi secara singkat:-1. Cakupan Konseling mencapai 100%1. Cakupan Peserta KB Aktif mencapai 66,3%1. Cakupan Peserta KB Aktif Berdasarkan Alat Kontasepsi IUD mencapai 1,48% MOW mencapai 1,91% MOP mencapai 1,12% Implant mencapai 4,04% Suntik mencapai 50,3% Pil mencapai 41 % Kondom mencapai 0,17% Cakupan pembinaan Peserta KB mencapai 100% Cakupan penanganan efek samping sudah mencapai target, Cakupan penanggulangan komplikasi sudah mencapai target.1. Cakupan pelayanan rujukan KB 0%

Dari hasil evaluasi tersebut, diprioritaskan dua masalah yaitu:-I. Cakupan peserta KB IUD masih kurang (1,48) dari target sebesar 13%, jadi besarnya masalah sebesar 87,6%.II. Cakupan Peserta KB Implant yang berlebihan (2,43%) dari target sebesar 10%, jadi besarnya masalah sebesar 55,94%Penyebab dari masalah-masalah di atas adalah Persepsi,kefahaman dan perasaan masyarakat terhadap metode kontrasepsi jangka panjang yang menjadi faktor hambatan Mayoritas berpendidikan rendah sehingga kurang memahami penggunaan Alat KB Mayoritas yang masih mempunyai hambatan agama dan budaya mengikuti saranan teman dan ahli keluarga tanpa mengetahui tentang metode alat kontrasepsi lainnya.

SaranSaran yang diusulkan untuk penyelesaian masalah adalah Koordinator program KB dapat memanfaatkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Kelas Ibu Hamil, Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu, termasuk Konselling Calon Pengantin untuk meningkatkan pengetahuan calon pengantin, ibu, suami dan keluarga tentang KB dan perencenaan keluarga. Memperkukuhkan konseling dengan alat penyuluhan yang lebih dan mudah difahami sehingga mereka dapat memilih dengar benar akan pemakaian alat KB yang sesuai Melakukan kerjasama dengan tokoh agama supaya pendekatan hambatan budaya dan kepercayaan dapat diatasi melalui konseling dan penyuluhan berkelompok. Sebaiknya mengajukan permintaan sarana dan teknologi alat kontrasepsi bagi pelayanan KB IUD dan KB Implant supaya dapat mempertingkatkan pelayanan KB Mantap di puskesmasDengan terlaksananya saran yang telah diberikan, diharapkan masalah yang ada pada program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Tempuran akan dapat terselesaikan dan tidak akan berulang kembali pada masa mendatang.

Daftar Pustaka1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Evaluasi pelayanan Keluarga Berencana bagi masyarakat miskin (Keluarga Prasejahtera/KPS dan Keluarga Sejahtera-I/KS-I). 2011. Diunduh dari http://www.bappenas.go.id/node/64/3040/evaluasi/, 21 Disember 2015.2. Badan Pusat Statistik. Jumlah penduduk Indonesia menurut Propivinsi. Diunduh dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12, 18 Disember 2015.3. Data Statistik Indonesia. 2011. Keluarga Berencana. Diunduh dari http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/330/330/4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta; Depkes RI, 20095. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas: Keluarga Berencana. Jakarta: Depkes RI; 20126. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Depkes RI: 2014.7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia: Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional [article online]. Diunduh dari http://www.datastatistik-indonesia.com/sdki/. 20128. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. Kajian Implementasi Kebijakan Penggunaan Kontrasepsi IUD. BKKBN. Jakarta; 2011. 9. Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana Upaya menuju Pelayanan KB Berkualitas. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Jakarta, 201210. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 2011.