Upload
muhammad-safie
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Artikel alat berat loaderPOSTED BY INDRACHIEEZ ⋅ APRIL 6, 2011 ⋅ LEAVE A COMMENT
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi teknik sipil dengan skala menengah sampai besar hampir selalu
melibatkan alat berat dalam pelaksanaannya, sehingga estimasi produktivitas alat berat harus
dihitung sebaik mungkin agar dapat mendekati kenyataan di lapangan. Produktivitas alat berat
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kapasitas alat, waktu siklus dan faktor koreksi. Faktor koreksi
atau faktor efisiensi terdiri dari berbagai hal,diantaranya adalah kondisi medan tempat alat bekerja,
kondisi mesin, dan tingkat keahlian operator.Tingkat keahlian operator akan sangat mempengaruhi
produktivitas alat berat.Pengkategorian operator alat berat yang selama ini dilakukan dibedakan
menjadi 3, yaitu sangat baik, rata-rata baik dan kurang yang berlaku umum untuk semua jenis alat
berat Alat berat memiliki tingkat kesukaran atau kerumitan yang berbeda pula dalam
pengoperasiannya. Kerumitan pengoperasian sebuah excavator lebih besar dibandingkan
pengoperasian sebuah dump truck. Karena lebih sederhana dalam pengoperasinnya, operator yang
baru mengoperasikan dumptruck mungkin akan memiliki faktor efisiensinya yang lebih tinggi
dibandingkan operator yang juga pemula dalam pengoperasian excavator. Berdasarkan pemikiran
tersebut, maka penulistertarik untuk melakukan suatu kajian untuk menghitung tingkat efisiensi atau
faktor koreksi operator pada salah satu alat berat. Pada penelitian ini akan diambil contoh kasus untuk
alat beratwheel loader.
Loader Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan konstruksi adalah sebagai alat pemuat,
terutama untuk memuat material ke dalam dumptruck. Alat ini juga sering digunakan di stock pile
untuk memindahkan material hasil pemecahan dari stone crusher.
Loader terbagi atas dua jenis, yaitu
a. Crawler Loader
Loader jenis ini menggunakan ban dari besi (track) yang cocok digunakan pada daerahdengan kondisi
medan berat dengan permukaan tanah yang tidak rata.
b. Wheel Loader
Wheel loader menggunakan ban karet sehingga memiliki mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan crawler loader.
2 LANDASAN TEORI
2.1 Kenerja Alat Berat Loader
Wheel loader adalah suatu alat berat yang mirip dengan dozer shovel,tetapi beroda karet (ban)
sehingga baik kemampuan maupun kegunaanya sedikit berbeda yaitu : hanya mampu beroprasi di
daerah yang keras dan rata,kering tidak licin karena traksi di daerah basah akan rendah,tidak mampu
mengambil tanah “bank” sendiri atau tanpa dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu
denganbulldozer.
Foto Alat Berat Wheel Loader
Foto Alat Berat Crawler Loader
Metode pemuatan pada alat pemuat / loader baik track shovel maupun wheel
Loader dikenal 3 (tiga) macam,yaitu:
1. I- shape / cross loading
2. V- shape loading
3. Pass loading,dan metode lain yang jarang digunakan adalah “load and carry”
Kelebihan wheel loader adalah mobilitasnya yang tinggi dan maneuver daerah pemuatan loading point
lebih sempit dibanding dengan track shovel dan kerusakan permukaan loading point lebih kecil karena
menggunakan ban karet. Salah satu kekuranganya adalah dalam menempatkan muatan ke dalam
dump truck kurang merata bahkan kadang-kadang bisa miring,walaupun factor ini sangat dipengaruhi
oleh skill operator.
Pada prakteknya,wheel loader diperoleh dengan menambahkan bucket container yang dipasang
dipasang di bagian depan.kontruksinya dapat dilihat pada Gambar 2-10 dan
Gambar 2-11
Gambar. 2-10 Kontruksi whell loader
Bucket digunakan untuk menggali,memuat tanah atau material yang granual,mengangkatnya dan
diangkat untuk kemudian di buang (dumping ) pada suatu ketinggian pada dump dan
sebagainya,loader ini sangat kaku ,untuk menggerakan bucket dapat dengan cable atau
hydraoulic.Tenaga gali pada keadaan horizontal ( bucket tidak diangkat) di dapat dari gerakan prime
movernya,sehingga praktis baik kendali cable maupun hydraulic hanya mempunyai fungsi untuk
menggerakkan bucket ke atas dank e bawah.Untuk menggali,bucket harus didorong pada material
dibongkar pada material,jika telah penuh,traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk
selanjutnya material dibongkar di tempat yang telah di tentukan.Untuk saat ini umumnya loader
dibuat dengan kendali hydraulic yang di lengkapi dengan “tangan-tangan (arms)” yang kaku untuk
mengoprasikan bukcetnya.
Gambar 2-11. Kontruksi Wheel Loader
Ukuran bucket bervariasi antara ¼ cuyd sampai 25 cuyd kapasitas munjung terbesar. Yang biasa
dipakai dan tersedia banyak adalah loader dengan ukuran bucket sampai 5 cuyd.Loader bucket
sifatnya lebih permanen dipasang pada traktor dibanding dengan blade bulldozer dengan
memperhatikan perbandingan proporsional ukuran bucket dengan tractor.sehingga suaktu loader
bekerja dengan bucket penuh pada keadaan ekstrim tidak sampai terguling kedepan
(terjungkal).Produsen alat berat biasanya memberikan angka keamanan 2
Untuk mengimbangi “terjungkalnya”loader ke depan,artinya perbandingan berat imbang dengan berat
bucket pada waktu penuh dalam keadaan ekstrim adalah dua kalai.Untuk memperbesar angka
keamanan terhadap bahaya guling .berat traktor biasanya diperbesar 40 sampai 60% lebih besar dari
“kapasitas muatan terguling (tipping load capacity)”. Dengan demikian ukuran bucket dan traktor
harus betul-betul proporsiaonal.
Sebagai contoh,jika kapasitas nominal bucket B dengan factor keamanan terhadap guling2, maka
berat loader T=2B,dan diperbesar 40% sampai 60%,atau kira-kira 50%,dengan demikian berat traktor
harus ½ T,atau kira-kira 3 kali berat bucket dalam keadaan penuh.Bucket Loader direncanakan untuk
membongkar muatan yang mempunyai ketinggian 8-15 feet,dengan ketinggian tersebut dipandang
cukup untuk membongkar muatan ke atas dump truck.Dalam pengoprasian loader antara posisi
memuat dan membongkar biasanya memerlukan jarak untuk maneuver.Jika jarak tersebut terbatas
akan menimbulkan problema.Solusinya lebih cocok digunakan traxcavator ( crawler tractor ) karena
loader tipe ini melakukan maneuver dengan perlahan-lahan.
Untuk pengoprasian bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydrolic controlled),sedangkan kendali kabel
(cable controlled ) sudah jarang digunakan pada excavator loader.Penggunaan loader biasanya adalah
untuk memuat material dan membawa,serta membongkar seperti terlihat pada Gambar 2-12.Jika
daerah sekitar material yang dikerjakan datar,maka loader dapat bergerak dengan leluasa dalam
posisi yang baik.
Gambar 2-12 Proses Kerja Loader
Penggunaan loader yang lain adalah menggali pondasi basement,dengan syarat ruangnya
memungkinkan untuk bekerjanya loader.Disamping itu dapat juga digunakan untuk memuat material
yang telah dibongkar misalnya pada pembuatan trowongan ,pada daerah pengambilan batu
(quarrying).Loader dapat juga digunakan untuk menggali butiran-butiran lepas bebatuan untuk
dibongkar ke dalam”grizly hopper”pada crusher plant.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Wheel Loader
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas alat berat dalam suatu pekerjaan
konstruksi Teknik Sipil adalah faktor efisiensi kerja operator. Faktor efisiensi untuk operator alat berat
yang tersedia selama ini masih bersifat umum yang dapat digunakan untuk seluruh alat berat.
Makalah ini bertujuan untuk menghitung angka faktor efisiensi operator pada alat berat Loader.
Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan studi literatur dan pengamatan langsung di
lapangan untuk perhitungan produktivitas alat berat dengan menggunakan tiga tingkat keahlian
operator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka faktor efisiensi operator alat
berat secara umum dengan tingkat efisiensi operator khusus pada alat wheel loader, yaitu untuk
operator sangat baik, rata-rata baik dan kurang secara berurutan didapatkan angka koreksi sebesar 1,
0,94 dan 0,85.
2.3 Produktivitas Alat Berat Wheel Loader
Produktivitas Alat Secara umum, produktivitas suatu alat berat
dihitung dengan menggunakan rumus 1: Q = q x 60 x E
Cm
dimana :
Q = produksi per-jam (m3/jam)
q = produksi persiklus (m3)
E = effisiensi kerja
Cm = waktu siklus (menit) Waktu siklus akan tergantung kepada metode pemuatan yang dilakukan
oleh loader, untuk
1. Pemuatan melintang : Cm = D/F + D/R + Z
2. Pemuatan bentuk V : Cm = [(D/F) x 2] + [(D/R) x 2] + Z
3. Muat – Angkut : Cm = [(D/F) x 2] + Z
dimana :
Cm = waktu siklus (menit)
D = jarak gusur (meter)
F = kecepatan maju (meter/menit)
R = kecepatan mundur (meter/menit)
Z = waktu tetap (menit)
CARA KERJA LOADER
Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke
alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas
permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat /menggusur), mengangkat bucket, membawa dan
membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa
cara pemuatan ialah :
a.V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
b.L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus,
c.cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,
d.overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.