Upload
truongbao
View
353
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
STRUKTUR DAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL RINDU
KARYA TERE LIYE
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
OLEH:
ZAINUN
NIM 130388201035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Zainun.2017.Struktur dan Nilai-Nilai Religius dalam Novel Rindu Karya Tere Liye
Pembimbing I : Tessa Dwi Leoni, M.Pd,
Pembimbing II : Siti Habibah, Lc., M.Ag
Kata Kunci : Nilai Religius,Struktur, Novel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan nilai religius yang terkandung
dalam novel Rindu karya Tere Liye. Objek penelitian ini adalah novel yang berjudul
Rindu KaryaTere Liye yang berisikan 544 halaman dan diterbitkan oleh Republika, di
Jakarta pada tahun 2014. Instrumen penelitian menggunakan human instrumen yaitu
peneliti sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan penelitian adalah
dengan cara analisis data dan mencari data. Teknik mengumpulkan data yang
digunakan oleh peneliti adalah teknik dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reduksi data artinya merangkum data, memilih hal-hal
yang pokok. Berdasarkan hasil penelitian mencakup dua rumusan masalah yaitu
sebagai berikut. Pertama, struktur intrinsik (tema, alur, latar dan penokohan) yang
terkandung dalam novel Rindu karya Tere Liye yang ditemukan adalah dengan total
satu tema, dua alur yaitu alur maju dan alur mundur, lattar/setting terbagi menjadi dua
lattar tempat dan lattar waktu yaitu sepuluh lattar tempat (Kita sudah sampai di kota
Semarang) dan tiga puluh latttar waktu (Kapal tiba di Banda Aceh keesokan hari,
petang, pukul setengah lima), sedangkan penokohan terdiri dari empat belas
penokohan. Kedua nilai – nilai religius yang terdapat dalam novel Rindu KaryaTere
Liye yaitu Nilai Akidah (Perjalanan ini adalah panggilan Allah, Anna. Daeng
Andipati tersenyum, semoga mereka selalu sehat dan dimudahkan), nilai akidah
memiliki dua puluh delapan. Nilai Syariah memiliki enam puluh delapan,yaitu (Sore
pertama di kapal besar itu, hanya Daeng Andipati yang berangkat ke masjid kapal.
Sisa rombongannya tetap tinggal, shalat di kabin), dan Nilai Akhlak memiliki seratus
enam belas (Assalamu’alaikum, Bonda Upe! Itu suara Anna). Dapat di simpulkan
bahwa dari tiga unsur nilai religius tersebut yang lebih banyak yaitu nilai akhlak.
ABSTRACT
Zainun.2017.Religious Structure and Values in Novel Rindu Karya Tere Liye
Counselor I: Tessa Dwi Leoni, M.Pd,
Counselor II: Siti Habibah, Lc., M.Ag
Keywords: Religious Value, Structure, Novel
This study aims to find out the structure and religious values thatContained in Tere
Liye's novel Rindu. The object of this research is novel entitled Rindu Karya Tere
Liye which contains 544 pages and published by Republika, in Jakarta in 2014.The
research instrument using human instrument is the researcher himself.The method
used in this research is descriptive qualitative research method. The research
technique used by research is by way of data analysis and searching data.The
technique of collecting data used by the researchers is the documentation
technique.Analytical technique used in this research is data reduction means
summarizes the data, choosing the principal things.Based on the results of the study
includes two problem formulation that is as follows.First, the intrinsic structure
(theme, plot, background and characterization) contained in Tere Liye's Rindu novel
found is a total of one theme, two grooves of forward and backward flow, lattar /
setting divided into two lattar places and lattar time ten lattar places (We have arrived
in Semarang) and thirty latttar time (The ship arrived in Banda Aceh the next day,
evening, at half past five),While the characterization consists of fourteen
characterizations.The two religious values contained in Rindu KaryaTere Liye's novel
is the Value of Aqeedah(This journey is God's call, Anna Daeng Andipati smile, may
they always be healthy and ease), the value of aqid has twentyeight.Sharia value has
sixty-eight, ie (The first afternoon on boardGreat that, only Daeng Andipati who went
to the ship mosque.Rest his entourage remained, the prayers in the cabin), and the
Absolute Value had one hundred and sixteen (Assalamu'alaikum, Bonda Upe! That's
Anna's voice).It can be concluded that from the three elements of religious values are
more the moral values.
1. Pendahuluan
Sastra merupakan sarana ekpresi imajinasi manusia. Segala bentuk pemikiran dan
keindahan seni kehidupan manusia dapat diekpresikan melalui sastra. Sastra bisa
disebut juga karya seni, karena mempunyai sifat yang sama dengan karya seni
yang lain, seperti seni suara, seni lukis, seni pahat dan lain-lain. Tujuannya pun
sama yaitu untuk membantu manusia menyikapkan rahasia keadaannya, untuk
memberi makna pada eksistensinya, serta untuk membuka jalan kebenaran, yang
membedakannya dengan seni yang lain adalah bahwa sastra memiliki aspek
bahasa.
Sastra dilihat dari media yang digunakan, sastra dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra lisan adalah sastra yang
menggunakan sastra lisan. Sastra tulis adalah sastra yang menggunakan media
tulisan.
Sastra berfungsi memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada
pembacanya. Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi menjadi tiga jenis, yakni
prosa, puisi, dan drama. Salah satu karya sastra berbentuk prosa yaitu novel.
Novel adalah suatu cerita dengan suatu alur yang cukup panjang mengisi satu
buku atau lebih, yang menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif.
Kisah novel berawal dari kemunculan persoalan yang dialami oleh tokoh hingga
tahap penyelesaianya. Struktur novel memiliki dua unsur yaitu unsur intrinsik dan
ektrinsik.
Unsur intrinsik merupakan sebuah unsur yang membangun dari dalam karya
sastra itu sendiri. Unsur ini terdiri atas tema, alur, latar, penokohan, sudut
pandang, amanat, gaya bahasa, dsb. Dari ke tujuh unsur intrinsik inilah sehingga
pengarang bisa mengembangkan hasil karyanya dimulai dari menentukan tema
dalam suatu karangan novel.
Unsur intrinsik tidak bisa dipisahkan dengan karya sastra novel begitupun
juga dengan unsur ektrinsik, Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra dari luar, seperti paham politik, ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan agama (religius), kehidupan sosial budaya pengarang,
psikologi, sejarah dan sebagainya.
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam karya
sastra. Salah satu diantaranya yakni nilai religius yang termasuk ke dalam unsur
ekstrinsik yang merupakan hal yang mempengaruhi karya sastra yang ditulis.
Didalam novel unsur intrinsik karya sastra sangatlah penting selain latar, alur,
tema, dan penokohan yang menarik perhatian pembaca untuk membaca suatu
novel dan bisa mempengaruhi minat para pembaca, bahwa ingin selalu membaca
novel yang memiliki unsur intrinsik. Apalagi di zaman sekarang minat membaca
masyarakat sangatlah rendah, dengan cara latar, alur, penokohan, dan tema yang
menarik dalam novel masyarakat akan selalu ingin membaca, membaca, dan terus
ingin membaca novel tersebut. Dan tidak kalah pentingnya dengan unsur ektrinsik
yaitu seperti nilai religius dalam sebuah karya sastra novel.
Dengan adanya nilai religius, dapat memberi kesadaran batin untuk membuat
kebaikan, dan perlu ditanamkan kesadaran tentang pemahaman dan penghayatan
terhadap nilai religius terutama pada zaman globalisasi sekarang ini sangat
diperlukan sebuah karya fiksi berupa novel atau roman memiliki nilai religius
sebagai pembangun iman.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan mengangkat
judul tentang “Struktur dan Nilai-Nilai Religius dalam Novel “Rindu” karya Tere
Liye”. Hal yang menarik didalam novel Tere Liye yaitu latar tempat, di novel ini
memakai latar sebuah kapal uap yang bernama “Blitar Holland”. Kapal yang akan
melakukan sebuah perjalanan panjang nan suci. Kapal tangguh di jamannya untuk
menuju ke tanah suci. Sebuah perjalanan yang dipenuhi dengan perasaan
kerinduan melihat baitullah dan beribadah di sana. Sebuah perjalanan yang ketika
itu ditempuh bukan hanya dalam waktu sehari dua hari atau seminggu dua
minggu tapi perjalanan yang akan menempuh waktu hingga satu bulan lamanya.
Hal tersebutlah yang melatarbelakangi peneliti lebih memilih novel Rindu
karya Tere Liye sebagai bahan penelitian. Berdasarkan dari latar belakang yang
telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis struktur dan
nilai-nilai religius yang ada dalam novel Rindu karya Tere Liye. Alasan penulis
lebih memilih struktur dan nilai-nilai religius, karena peneliti memandang penting
nilai keagamaan dalam setiap bidang kehidupan, karena menurut penulis sangat
penting nilai-nilai religius pada suatu karya sastra dengan melihat di zaman
sekarang ini bahwa banyak teknologi-teknologi yang akan mudahnya
mempengaruhi pikiran generasi bangsa untuk beribadah kepada sang pencipta
atau sang khalik. Dengan ada sastra mengandung nilai religius mudah-mudahan
anak bangsa lebih semangat lagi dan tanamkan dalam hati nya bahwa masih ada
dunia kehidupan selain dunia ini dan menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Objek penelitian ini
adalah novel yang berjudul Rindu KaryaTere Liye yang berisikan 544 halaman
dan diterbitkan oleh Republika, di Jakarta pada tahun 2014. Kemudian dari novel
tersebut penulis akan mengkaji tema, alur, latar, penokohan dan nilai akidah, nilai
syariah, dan nilai akhlak yang terdapat pada novel Rindu karya Tere Liyesesuai
dengan tujuan penelitian. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan cara analisis data dan mencari data yang berkaitan dengan hal-hal
yang termasuk kedalam struktur berupa tema, alur, latar, dan penokohan
sedangkan nilai-nilai religius berupa nilai aqidah, nilai syariah, dan nilai
ahlak.Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi sesuai dengan metode
penelitian. Tempat penelitian ini tidak terikat pada suatu tempat karena penelitian
ini berupa teks sastra yaitu novel Rindu karya Tere Liye.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian Struktur dan Nilai-Nilai Religius dalam Novel Rindu
Karya Tere Liye.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Struktur dan Nilai-Nilai
Religius dalam Novel Rindu Karya Tere Liye. Objek penelitian ini adalah novel
yang berjudul Rindu KaryaTere Liye yang berisikan 544 halaman dan diterbitkan
oleh Republika, di Jakarta pada tahun 2014 sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui struktur dan nilai religius yang terkandung dalam novel Rindu
karya Tere Liye. Adapun Struktur dan Nilai Religius dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Struktur Novel
a. Tema : Agama (Religius).
b. Alur terbagi dua yaitu alur maju dan alur mundur.
Alur Maju : “Saya bersedia, Gurutta. Akhirnya satu suara jamaah perempuan
dibelakang terdengar, saya mengajar mengaji anak-anak di pesantren Kota
Palu. Akan meneyenangkan jika bisa mengajar juga di kapal ini. Sebelum kita
mulai, Bonda ingin tahu sudah seberapa jauh bacaan masing-masing. Jadi
kalian bisa bergiliran menyetor bacaan terakhir sebelum kalian naik kapal”
(Hal 56 dan 91). Dari kutipan tersebut, alur yang ditemukan adalah alur maju hal
ini sesuai dengan teori (Nurgiyantoro : 2005-237) dalam kaitannya dengan
sebuah teks cerita, alur berhubungan dengan berbagai hal seperti peristiwa,
konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai klimaks, serta bagaimana kisah itu
diselesaikan . alur berkaitan dengan masalah bagaimana peristiwa, tokoh, dan
segala sesuatu itu digerakkan, dikisahkan sehingga menjadi sebuah rangkaian
cerita yang padu dan menarik.
Alur Mundur : “Kita harus ikut, Bou. Kita tidak mungkin tiba-tiba batal
berangkat. Gurutta sendiri mengajak kita. Suaminya berkata lembut. Bonda Upe
menggeleng. Ujung matanya basah, aku tidak mau menjejakkan kaki Batavia,
Ko. Kau tau persis . Aku tidak mau. Aku tahu itu. Tapi semua masa lalu itu sudah
jauh sekali tertinggal di belakang. Apa yang kau cemaskan? Mereka akan tahu ,
Ko. Bagaimana kalau anak-anak tahu guru mengajinya seorang…..” Kalimat
Bonda Upe tercekat di ujungnya, samar terdengar” (Hal 209). Dari kutipan
tersebut, alur yang ditemukan adalah alur mundurhal ini sesuai dengan teori
(Nurgiyantoro : 2005-237) dalam kaitannya dengan sebuah teks cerita, alur
berhubungan dengan berbagai hal seperti peristiwa, konflik yang terjadi, dan
akhirnya mencapai klimaks, serta bagaimana kisah itu diselesaikan . alur
berkaitan dengan masalah bagaimana peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu
digerakkan, dikisahkan sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan
menarik.
c. Lattar/Setting terbagi menjadi dua yaitu lattar tempat dan lattar waktu
Lattar Tempat : Pelabuhan Makassar
“Masa-masa itu, Pelabuhan Makassar sudah terbiasa kedatangan kapal”
(Hal 2)
Dari kutipan di atas, latar yang ditemukan adalah latar tempat yaitu
Pelabuhan Makassar. Hal ini sesuai dengan teori (dalam
Nurgiyantoro,1995:227) yang menyarankan pada lokasi terjadinya
peristiwa diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial
tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Sedangkan menurut
Siswanto (2008:151), latar tempat menunjukan pada pengertian tempat
pada mana cerita yang dikisahkan itu terjadi. Pengertian tempat luas
dimana saja, seperti dirumah reyot, gedung sekolah, gedung megah, di
ruang kelas, di halaman sekolah di tanah lapang, jalan raya, jalan becek
pedesaan, di kebun. Di hutan, di lain-lain tergantung pada tuntutan alur
cerita.
Lattar Waktu : Pagi hingga malam selama perjalanan menuju kota Mekah
“Matahari baru sepenggalah naik ketika pagi itu, sebuah kapal besar
merapat di Pelabuhan Makassar (Hal 1), dan tidak hanya jamaah shalat
Maghrib (malam) pertama perjalanan itu” (Hal 51). Dari kutipan tersebut
ditemukan adalah latar waktu yaitu saat pagi matahari mulai naik ketika
kapal berlabuh dan malam saat para jamaah menunaikan shalat Maghrib
mulainya perjalanan menuju tanah suci. Hal ini sesuai dengan teori (dalam
Siswanto, 2008:151), yang menyatakan bahwa latar waktu adalah latar
yang dapat dipahami sebagai kapan berlangsungnya berbagai peristiwa
yang dikisahkan dalam cerita fiksi dalam banyak kasus masalah waktu
lazimnyadikaitkan dengan waktu kejadian yang ada di dunia nyata, waktu
faktual, waktu yang mempunyai refenrensi sejarah.
2. Nilai Religius
a. Nilai Akidah : Akan aku doakan kau di sana. Insya Allah. (Halaman:16)
Gurutta mengangguk, mendoakan semoga Allah memberikan kesembuhan.
(Halaman:103)
“Jangan berhenti berdoa, Andi. Semoga Anna selamat.” Gurutta berusaha
menghibur. (Halaman:131). Beberapa kutipan di atas termasuk dalam nilai
akidah yang di dalamnya terdapat tauhid uluhiyah. Tauhid uluhiyah adalah
mengesakan Allah Swt dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat
yang disyariatkan seperti doa, nazar, kurban, pengharapan, takut tawakal,
senang, dan tobat ( Shalih, 2012:39) karena kutipan di atas merupakan
perbuatan yang mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya
kepada Allah dan karenanya semata.
b. Nilai Syariah : Sore pertama di kapal besar itu, hanya Daeng Andipati
yang berangkat ke masjid kapal. Sisa rombonganya tetap tinggal, shalat
di kabin. (Halaman:50)
Karena kapal adalah benda yang terus bergerak, shalat di atas kapal
memiliki masalah tersendiri saat menentukan arah kiblat. (Halaman:52)
Tetapi meski sedikit, shalat Maghrib tetap berlangsung khusyuk. Bacaan
surah Al Fatihah yang dibaca Gurutta. (Halaman:54). Beberapa kutipan
di atas termasuk dalam nilai syariah yang di dalamnya terdapat hukum
wajib. Hukum wajib yaitu perbuatan yang apabila dilakukan mendapat
pahala apabila ditinggalkan berdosa. Toto Suryana, (1997:107). karena
kutipan di atas merupakan perbuatan yang apabila dilakukan mendapatkan
pahala dan apabila ditingggalkan berdosa atau siksa.
c. Nilai Akhlak : “Ya Rabbi. Terima kasih, Gurutta. Terima kasih.” Mata
Dale berkaca-kaca, ia jadi terharu. (Halaman:17)
Jika kalian memerlukan sesuatu, ruangan ku ada di lantai atas, dekat
ruang kemudi. Jangan sungkan. (Halaman:21)
“Terima kasih, Kapten.”Daeng Andipati balas menjabat tangan Kapten
Philips. (Halaman:23).
Beberapa kutipan teks di atas termasuk dalam nilai akhlak yang di
dalamnya terdapat hubungan sesama manusia, karena kutipan di atas
merupakan benar (as-shidqatu), ialah suatu perbuatan seseorang yang
berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan seorang
insan. Akhlak merupakan perilaku yang tampak (terlihat) dengan jelas,
baik dalam kata-kata maupun perbuatan yang dimotivasi oleh dorongan
karena Allah. Namun demikian, banyak pula aspek yang berkaitan
dengan sikap batin ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang berkaitan
dengan berbagai aspek, yaitu pola prilaku kepada Allah, sesama manusia,
dan pola prilaku kepada alam. Toto Suryana, (1997:189)
4.Simpulan dan Saran
Simpulan
Dalam novel Rindu karya Tere Liye terdapat empat struktur unsur intrinsik,
yaitu: tema, alur, latar/setting, dan penokohan. Sedangkan nilai religius terdapat
tiga unsur agama Islam, yaitu: akidah, syariah, dan akhlak.
Struktur intrinsik yaitu:
a. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita.
b. Alur
Merupakan sebuah teks cerita,yang berhubungan dengan berbagai hal seperti
peristiwa, konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai klimaks, serta
bagaimana kisah itu diselesaikan . alur berkaitan dengan masalah bagaimana
peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu digerakkan, dikisahkan sehingga
menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik.
c. Latar/setting
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam
suatu cerita.
d. Penokohan
Penokohan ialah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita.
Sedangkan Nilai-nilai Religius sebagai berikut:
a. Nilai akidah
Aqidah berasal dari kata “ aqada” artinya ikatan dua utas tali dalam satu buhul
sehingga bersambung. Aqad berarti pula janji, ikatan ( kesepakatan ) antara
dua orang yang mengadakan perjanjiannya. Aqidah menurut terminology
adakah sesuatu yang mengharuskan hati, membenarkannya, membuat jiwa
tenang, dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbingan dan keraguan.
Aqidah islamiayah selalu dikaitkan dengan rukun iman yang meliputi iman
kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab
Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari akhir ( kiamat ), dan iman
kepada qadha dan qadar. “Gurutta mengangguk, mendoakan semoga Allah
memberikan kesembuhan”(103).
b. Nilai syariah.
Syari’ah menurut bahasa berarti jalan, sedangkan menurut istilah adalah
sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Syaria’ah
merupakan aspek norma atau hukum dalam ajaran Islam yang keberadaanya
tidak terlepas aqidah Islam. Syari’ah adalah hukum yang mengatur kehidupan
manusia di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaanya di dunia dan akhirat.
Syariat adalah aturan-aturan Allah yang berisi perintah Allah untuk ditaati dan
dilaksanakan, serta aturan-aturan tentang larangan Allah untuk dijauhi dan
dihindarkan. Nilai – nilai pendidikan syariah (ibadah) diantaranya yaitu,
Perintah mengerjakan shalat, Perintah menuntut ilmu, Perintah beramal
dengan ikhlas, Berzikir kepada Allah, dan Berdoa kepada Allah. “Mereka
baru kembali ke kabin saat adzan Ashar terdengar. Mengambil mukena,
Alquran, dan peralatan belajar mengaji”(112).
c. Nilai akhlak
Ahlak menurut bahasa berarti tingkah laku, perangai atau tabiat sedangkan
menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk,
mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan
pekerjaannya.
Ahlak pada dasarnya melekat pada diri seseorang, bersatu dengan perilaku
atau perbuatan. Jika perilaku melekat itu buruk, maka disebut ahlak yang
buruk atau ahlak mazmumah. Sebaliknya apabila perilaku tersebut baik
disebut akhlakul mahmudah. Yang termasuk dalam akhlakul mahmudah yaitu,
Ahlak terhadap Allah, Ahlak terhadap manusia (akhlak terhadap orang tua,
akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap tetangga), dan Ahlak
terhadap lingkungan. “Kami minta maaf jadinya merepotkan. Seharusnya
kami yang datang, yang muda menyapa lebih dulu” (182)
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel Rindu karya Tere Liye terdapat
struktur dan nilai-nilai religius. struktur intrinsik dalam novel Rindu karya Tere Liye
mencakup tema, alur, latar/setting, penokohan, dan nilai religius yaitu akidah,
syariah, dan akhak.
Saran
Setelah pembahasan hasil analisis dalam novel Rindu karya Tere Liye, hasil
penelitian yang berhubungan dengan struktur dan nilai-nilai religius (agama) yang
terdapat pada novel Rindu karya Tere Liye struktur intrinsiknya meliputi empat aspek
kajian berupa tema, alur, latar/setting, dan penokohan. Sedangkan nilai religiusnya
meliputi tigas aspek kajian yang berupa nilai akidah, nilai syariah, dan nilai akhlak.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini pembaca mampu mengaplikasikan
struktur dan nilai-nilai religius yang terdapat didalam novel Rindu karya Tere Liye
didalam kehidupan sehari-hari di dunia dan juga di kehidupan akhirat nanti, maupun
di dunia sastra. Karena nilai religius ini sangat erat kaitannya dengan akhirat
bahwasannya agama ini adalah mengenai hubungan manusia dengan Tuhannya.
Mudah-mudahan penelitian ini membawa banyak pesan baik dan manfaat bagi
pembaca dan juga peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arnedi, Rio. 2013. Analisi Nilai-Nilai Religius Novel Zie Zie Mencari Jalan Rasul
Karya Muhammad B Anggoro.Tanjungpinang:UMRAH Press. (Skripsi).
Berten, K. 2007.Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Depdiknas. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djojosuroto, Kinayati, M.L.A. Sumaryati. 2010. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian
Bahasa dan Sastra. Bandung:Nuansa.
E. Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung:Yrama Widya.
Erlinggawati, Eni.2012. Analisis Nilsi-Nilai Keagamaan Dalam Novel Simpul
Terujung Karya Citra Pandiangan. Tanjunpinang: Skripsi Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi penelitian sastra. Yokyakarta:PT. Buku Seru.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press Anggota IKAPI.
Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
2012. Pengantar TeoriSastra. Yokyakarta: PT.Buku Seru.
Soemardjan, Selo. 1984. Budaya Sastra. Jakarta:Rajawali.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.
Suryana dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara
Suhardi. 2011. Sasra Kita, Kritik, Dan Lokalitas. Depok: Komodo Books
Semi, M.Atar.2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung:Refika Aditama.
Suryana, Toto Dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara
Putri Ramadhani, Darlia. 2012. Analisis Nilai-Nilai Religius Novel Burung-Burung
Cahaya Karya jusuf A.N Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji
(skripsi).
Tri Priyatni, Endah. 2012. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi
Kritis.Jakarta:Bumi Aksara.