Upload
others
View
22
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 1
ARTIKEL ILMIAH
IDENTIFIKASI TUMBUHAN PERDU DI KEBUN BOTANI BIOLOGI FKIP
UNIVERSITAS JAMBI SEBAGAI PENGAYAAN MATA KULIAH
TAKSONOMI TUMBUHAN
OLEH
DITA OKTOFISI
RSA1C413020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2018
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 2
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 3
IDENTIFICATION OF SHRUBS IN BOTANIC GARDEN OF BIOLOGY FKIP
UNIVERSITY OF JAMBI AS ENRICHMENT OF PLANT TAXONOMY
COURSE
Dita Oktofisi1)
, Muswita2)
, Upik Yelianti3)
1)(Student Of Biology Education Jambi University), e-mail : [email protected]
2)3)Lecturer Of Biology Education Jambi University
By:
Dita Oktofisi
Abstract. Botanical Gardens of Biology FKIP University of Jambi is an educational garden for
biology students, where students can recognize and observe various types of plants that exist
around the garden to be used as a subject material or practicum materials courses of plants. The
plants contaned in the garden is various, one of them is a shrubs plant. This plant is a woody
plant that has many branched stems. This research aims to determine the type of shrubs in the
Botanic Garden of Biology FKIP University of Jambi. This research was conducted from May
to July 2017. Sampling is done by using descriptive explorative method with sampling
technique and documentation by exploring. The results of this research found 30 species of
shrubs are Crossandra infundibuliformis, Graptophylum pictum, Allamanda cathartica,
Tabernaemontana divaricata, Polyscias filicifolia, Schefflera arboricola, Tithonia diversifolia,
Vernonia amygdalina, Acalypha hispida, Breynia fruticosa, Codiaeum variegatum, Excoecaria
cochinchinensis, Jatropha integerrima, Sauropus androgynus, Kopsia flavida, Cordyline
fruticosa, Dracaena reflexa, Lawsonia inermis, Hibiscus archeri, Hibiscus rosa-sinensis,
Clidemia hirta, Medinilla astronioides, Melastoma malabathricum, Punica granatum, Ixora
coccinea, Morinda citrifolia, Citrus sp, Evodia ridleyi, Solanum torvum and Eurya acuminata.
Based on the results of this study it can be concluded from all species of shrubs plants found 30
species of 15 families. The most commonly found family is Euphorbiaceae as many as 5
species, then from Apocynaceae and Melastomaceae family found 3 species, 2 species in family
of Acanthaceae, Araliaceae, Asteraceae, Lythraceae, Malvaceae, Rubiaceae, and Rutaceae and
found 1 type of each family Gentinaceae, Liliaceae, Phyllanthaceae, Solanaceae, and Theaceae.
Further research is suggested to complete the data of plant in the Botanic Garden of Biology
FKIP University of Jambi and preservation the types of plants that exist in the environment of
Botanic Garden.
Key Word: identification, shrubs, biological garden of biology.
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 4
I PENDAHULUAN
Kebun botani biologi FKIP
Universitas Jambi merupakan salah satu
wadah pelestarian tumbuh-tumbuhan yang
ada di lingkungan kampus, baik tumbuhan
yang susah ditemukan seperti Anggrek,
maupun tumbuhan familiar. Selain sebagai
wadah pelestarian tumbuh-tumbuhan,
kebun botani juga merupakan kebun
pendidikan bagi mahasiswa biologi dimana
mahasiswa dapat mengenali dan mengamati
berbagai jenis tumbuhan yang ada di sekitar
kebun tersebut untuk dijadikan sebagai
bahan mata kuliah ataupun bahan
praktikum mata kuliah tumbuhan seperti
mata kuliah morfologi tumbuhan, fisiologi
tumbuhan, dan taksonomi tumbuhan.
Dalam mata kuliah taksonomi
tumbuhan, identifikasi merupakan salah
satu topik utama yang menjadi pokok
bahasan sistem klasifikasi. Taksonomi
tumbuhan tidak lepas dari bahasan sistem
pengklasifikasian, sehingga bagi mahasiswa
pendidikan biologi yang sedang
mempelajari tentang klasifikasi tumbuhan,
berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun
botani biologi FKIP Universitas Jambi akan
memudahkan mahasiswa dalam
mempelajari materi tentang identifikasi
tumbuhan serta menambah pengetahuan
mahasiswa tentang jenis-jenis suatu
tumbuhan secara ilmiah.
Tumbuh-tumbuhan yang ada di
kebun botani biologi FKIP Universitas
Jambi umumnya merupakan tumbuh-
tumbuhan yang dibawa oleh mahasiswa
pendidikan biologi Universitas Jambi.
Sebelum lahan untuk pembuatan kebun
botani tersebut dibuka, tumbuh-tumbuhan
yang ditemukan disekitarnya adalah pohon
akasia (Acacia mangium Willd.), pulai
(Alstonia scholaris L.), dan beberapa jenis
rumput-rumputan (Graminea). Kemudian
lahan kebun botani yang telah dibuka saat
ini masih ditumbuhi oleh pohon akasia
(Acacia mangium Willd.), pulai (Alstonia
scholaris L.), semak, rumput-rumputan
(Graminea), herba, liana, dan perdu.
Menurut Yudhoyono (2013:466)
terdapat sekitar 30.000 species tumbuhan
perdu yang ada di dunia, sebagian besar
merupakan tumbuhan berbunga, perdu
menyebar di seluruh penjuru dunia dengan
keanekaragaman tertinggi di kawasan hutan
hujan tropis. Tumbuhan perdu merupakan
tumbuhan berkayu yang memiliki beberapa
batang yang bercabang dari dekat akarnya
dan tingginya dapat mencapai 6 m. salah
satu contoh dari tumbuhan perdu adalah
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
L.). Tumbuhan dimasukkan kedalam
kelompok perdu merupakan sistem
pengelompokan tumbuhan berdasarkan
habitus. Menurut Daniel (2015:23) habitus
merupakan perawakan tumbuhan yang
berdasarkan bentuk dan tekstur seperti
herba memiliki perbedaan yang sangat jauh
dengan perdu. Batang tumbuhan dengan
perawakan herba lebih lemah dibandingkan
dengan batang tumbuhan perdu karena
banyak mengandung air sedangkan batang
tumbuhan perdu memiliki bentuk yang
tegap dan berkayu.
Tumbuhan perdu di kebun botani
FKIP terlihat cukup banyak, namun belum
ada penelitian yang berkaitan dengan
identifikasi tumbuhan perdu yang ada di
kebun botani biologi FKIP Universitas
Jambi. Dalam hal ini, identifikasi sangat
diperlukan untuk menentukan jenis-jenis
tumbuhan perdu yang ada di kebun botani
biologi sebagai kebun pendidikan yang
menambah pengetahuan mahasiswa
terhadap tumbuhan yang ada di kebun
botani.
Jenis-jenis dari tumbuhan perdu
memiliki banyak kegunaan di lingkungan
sekitar. Salah satunya sebagai tanaman
pembatas atau tanaman pagar seperti
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
L.), sebagai tanaman sayur-sayuran seperti
Rimbang (Solanum torvum), sebagai hiasan
taman seperti bunga Terompet bidadari atau
Kecubung (Brugmansia versicolor),
sebagai tanaman obat seperti menurut
Agung dan Tinton (2008:116) Katu
(Sauropus androgynus) merupakan
tumbuhan dengan perawakan perdu yang
dapat digunakan sebagai tanaman obat
untuk mengatasi demam, sebagai antiseptik,
dan pelancar ASI. Namun jenis-jenis dari
tanaman perdu yang ada di kebun botani
biologi FKIP Universitas Jambi belum
sepenuhnya diketahui. Oleh sebab itu
perlunya dilakukan pendataan dan
identifikasi lanjut.
Beberapa hasil penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan
tumbuhan perdu diantaranya penelitian
Karmilasanti (2011) Menemukan 5 jenis
tanaman perdu yang digunakan sebagai
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 5
tumbuhan obat di kawasan Tane’ Olen Desa
Setulang Malinau, Kalimantan Timur yang
diantaranya Akha kerek (Leea indica), Beke
(Senna alata), Boo (Blumea balsamifera),
Daeng pung (Callicarpa longifolia), Ucung
ace (Solanum torvum). Kemudian penelitian
Syamsiah (2014) Menemukan 2 jenis
tumbuhan obat dengan habitus perdu, yakni
Delima (Punica garanatum) dan Jarak
pagar (Jatropha curcas). Selanjutnya
penelitian Narendreswari (2014)
Menemukan 3 jenis tumbuhan perdu di
jalur hijau jalan Laksada Adisucipto, Urip
Sumoharjo, dan Jendral Sudirman
Yogyakarta yakni Puring (Codiaeum
variegatum), Hanjuang Merah (Cordyline
terminalis), dan Drasena (Dracaena
sanderiana), penelitian Oktaviani, dkk
(2015) juga menemukan 3 jenis tumbuhan
perdu di Kecamatan Tanjung Lago,
Sumatera Selatan yakni Karamunting
(Melastoma malabathricum), Eupatorium
inulifolium, dan Mussaenda sp.
Penelitian lainnya yang juga terkait
dengan tumbuhan perdu yaitu penelitian
Irawati, dkk (2015) Menemukan 10 jenis
tumbuhan obat yang berhabitus perdu,
yakni Patuku (Cycas revoluta), Daun patah
tulang (Euphorbia tirucalli),
Taharuminsiang (Gompandra sp.),
Tumpepa (Desmodium ormocarpoides),
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis),
Limbaua (Mussaenda frondosa), Mengkudu
utan (Morinda bracteata), Kupare laut
(Microcos tomentosa), Sese Wanua
(Clerodendron sp.), dan Leilem
(Clerodendrum minahassae). Serta
penelitian Wibisono dan Azham (2017)
Menemukan 8 jenis tumbuhan yang
berkhasiat obat dengan habitus perdu, yakni
Kayu kayan (Fordia splendidissima), Kayu
kupu (Lepisanthes amoena), Girang atau
Mali-mali hantu (Leea indica), Pasak bumi
(Eurycoma longifolia), Harendong bulu
(Clidemia hirta), Karamunting atau
Senggani (Melastoma malabathricum),
Empalis (Goniothalamus macrophyllus),
Mengkudu hutan (Fagraea racemosa).
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka dirasa perlu melakukan
penelitian mengenai “Identifikasi
Tumbuhan Perdu di Kebun Botani
Biologi FKIP Universitas Jambi sebagai
Pengayaan Mata Kuliah Taksonomi
Tumbuhan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan
perdu yang terdapat di kebun botani biologi
FKIP Universitas Jambi.
II METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif eksploratif yaitu pendataan
sampel dan dokumentasi dengan cara
menjelajahi area kebun botani biologi FKIP
Universitas Jambi, kemudian dilakukan
pendataan serta pendeskripsian mengenai
ciri-ciri morfologis tumbuhan perdu yang
ditemukan.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat tulis, kamera HP,
gunting tanaman, sprayer, jarum jahit, sasak
dan oven. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
alkohol 70%, koran bekas, kertas manila
ukuran 30 x 40 cm, benang jahit, dan kertas
label.
2.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini meliputi
beberapa tahap, yaitu pembuatan
herbarium, identifikasi tumbuhan dan
analisis data hasil identifikasi.
2.4 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan
dengan mencocokkan spesimen yang telah
teridentifikasi seperti gambar atau foto yang
terdapat dalam literatur taksonomi
tumbuhan dan buku acuan. Spesimen
tumbuhan juga diidentifikasi langsung ke
Herbarium Universitas Andalas (ANDA),
Padang
2.5 Analisis Data
Hasil identifikasi jenis tumbuhan
disusun berdasarkan famili untuk dianalisis
sesuai dengan ciri-ciri morfologisnya.
Selanjutnya hasil identifikasi digabung
dengan studi pustaka yang mendukung
untuk ditabulasikan secara sistematis dan
dianalisis secara deskriptif.
2.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari
bulan Mei sampai dengan Juli 2017.
Tempat pengambilan sampel dilakukan di
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 6
Kebun Botani Biologi FKIP UNJA, dan
identifikasi sampel dilakukan di
Laboratorium Herba Universitas Andalas
(ANDA) Padang
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di Kebun Botani Biologi FKIP
Universitas Jambi ditemukan sebanyak 30
jenis tumbuhan perdu dari 15 famili. Data
jenis tumbuhan perdu disajikan dalam
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Famili, Species dan Nama Lokal
Tumbuhan Perdu di Kebun Botani
Biologi FKIP Universitas Jambi
No. Famili Spesies Nama
Lokal
1. Acanthaceae
Crossandra
infundibulif
ormis (L.)
Nees
Bunga
petasan
Graptophyl
um pictum
(L) Griff.
Daun
ungu
2. Apocynacea
e
Allamanda
cathartica
L.
Alaman
da
Kopsia
flavida
Blume
Bunga
menteg
a
Tabernaem
ontana
divaricata
(L.) R.Br.
ex Roem.
& Schult.
Mondo
kaki
3. Araliaceae
Polyscias
filicifolia
(C.Moore
ex
E.Fourn.)
L.H.Bailey
Mangk
ukan
Schefflera
arboricola
(Hayata)
Merr.
Wali
songo
4. Asparagacea
e
Dracaena
reflexa
Lam.
Drakae
na
5. Asteraceae
Tithonia
diversifolia
(Hemsl.)
A.Gray
Kemba
ng
bulan
Vernonia Akar
amygdalina
Delile
ular
putih
6. Euphorbiace
ae
Acalypha
hispida
Burm.f.
Ekor
kucing
Codiaeum
variegatum
(L.)
Rumph. Ex
A.Juss
Puring
Excoecaria
cochinchin
ensis Lour.
Samban
g darah
Jatropha
integerrima
Jacq.
Bunga
batavia
Sauropus
androgynus
(L.) Merr.
Katu
7. Liliaceae Cordyline
fruticosa
(L.)
A.Chev
Hanjua
ng
8. Lythraceae
Lawsonia
inermis L.
Pacar
cina
Punica
granatum
L.
Delima
9. Malvaceae
Hibiscus
archeri W.
Watson
Kemba
ng
sepatu
Hibiscus
rosa-
sinensis L.
Kemba
ng
sepatu
10. Melastomat
aceae
Clidemia
hirta (L.)
D. Don
Harend
ong
bulu
Medinilla
astronioide
s Triana
Parijoto
Melastoma
malabathri
cum L.
Karamu
nting
11. Phyllanthac
eae
Breynia
fruticosa
(L.)
Mull.Arg.
Hujan
panas
12. Rubiaceae
Ixora
coccinea L.
Kemba
ng soka
Morinda
citrifolia L.
Mengk
udu
13. Rutaceae Citrus sp. Jeruk
Evodia
ridleyi
Hochr.
Tengge
k
burung
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 7
14. Solanaceae Solanum
torvum Sw.
Rimban
g
15. Theaceae Eurya
acuminata
DC.
Bonsai
3.2 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.1 spesies
tumbuhan perdu yang banyak ditemukan
yaitu dari famili Euphorbiaceae sebanyak 5
spesies. Spesies-spesies tersebut antara lain:
Acalypha hispida, Codiaeum variegatum,
Excoecaria cochinchinensis, Jatropha
integerrima dan Sauropus androgynus.
Berdasarkan hasil tersebut dikarenakan
tumbuhan dari famili Euphorbiaceae sangat
mudah ditemukan di lingkungan beriklim
tropis. Suhono (2010:45) menjelaskan
bahwa spesies dari suku Euphorbiaceae
hidup kosmopolit di seluruh dunia dengan
keanekaragaman tertinggi terdapat di
daerah tropis. Famili Euphorbiaceae
merupakan famili dengan keanekaragaman
spesies terbanyak pada beberapa lokasi
penelitian, seperti di Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan Provinsi Lampung (Arifiani
dan Ridha, 2012:152), di Hutan Pantai
Cagar Alam Tangkoko (Irawati, dkk,
2015:3), dan di Cagar Alam Tangkoko
Bitung Sulawesi Utara (Suryawan, dkk,
2013:102).
Famili Apocynaceae dan
Melastomaceae masing-masing ditemukan
3 jenis tumbuhan berhabitus perdu,
seterusnya famili Acanthaceae, Araliaceae,
Asteraceae, Lythraceae, Rubiaceae, dan
Rutaceae ditemukan masing-masing 2 jenis
tumbuhan yang berhabitus perdu dan
tumbuhan perdu yang paling sedikit
ditemukan jenisnya adalah dari famili
Asparagaceae, Liliaceae, Rutaceae,
Solanaceae dan Theaceae yang ditemukan 1
jenis tumbuhan berhabitus perdu.
Berikut dijelaskan mengenai ciri
morfologis spesies-spesies tumbuhan
berhabitus perdu yang ditemukan di kebun
botani biologi FKIP Universitas jambi:
1. Family Acanthaceae
a. C. infundibuliformis dengan nama lokal
bunga petasan merupakan tumbuhan
hias di kebun botani. Tumbuhan ini
memiliki ciri-ciri sistem perakaran
tunggang, batangnya berkayu dan
bercabang banyak dekat tanah, daunnya
berwarna hijau tua mengkilap dan
memiliki bunga yang berwarna oranye.
b. G. pictum dengan nama lokal daun
ungu ini memiliki sistem perakaran
tunggang, batangnya berkayu dan
bercabang banyak, daunnya berwarna
ungu kehitaman. G. pictum merupakan
tumbuhan perdu yang tingginya
mencapai 3 m dan memiliki bunga
berwarna merah tua yang tersusun
dalam satu rangkaian tandan.
2. Family Apocynaceae
a. A. cathartica dengan nama lokal
alamanda. Merupakan tumbuhan perdu
yang memiliki ciri-ciri sistem perakaran
tunggang, batang berkayu berwarna
cokelat. Tumbuhan perdu ini tumbuh
lurus dengan cabang yang lurus dan
tinggi batang mencapai 6 m. Daun yang
teramati memiliki warna hijau tua
mengilap. Daun alamanda merupakan
daun tunggal yang letaknya berhadapan
atau berkarang dengan 3-4 daun
berbentuk lonjong. Memiliki daun
mahkota berwarna kuning cerah.
b. K. flavida dengan nama lokal bunga
mentega merupakan tumbuhan perdu
yang memiliki sistem perakaran
tunggang, batang berkayu berwarna
cokelat muda, daun berwarna hijau
muda dengan panjang 5-6 cm, memiliki
mahkota berwarna putih dan beraroma
harum dengan daun mahkota berbagi
menjadi 5 bagian.
c. T. divaricata dengan nama lokal
mondokaki merupakan tanaman hias
dengan perawakan perdu. Ciri-cirinya
memiliki sistem perakaran tunggang,
batang berkayu berwarna putih
kecoklatan, memiliki banyak cabang
yang rapat, daun kecil dan lonjong
berwarna hijau tua mengilap, mahkota
berwarna putih berbentuk bintang, tiap-
tiap mahkota memiliki 5 daun mahkota.
3. Family Araliaceae
a. P. filicifolia dengan nama lokal
mangkukan merupakan tumbuhan
perdu yang ditanam sebagai tanaman
hias. Memiliki ciri-ciri sistem perakaran
tunggang, batang berkayu berwarna
cokelat muda dan bercabang, Daun
berwarna hijau muda dengan tepi daun
bergerigi. Dari ciri-ciri yang diamati
tumbuhan perdu ini juga memiliki
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 8
tulang daun yang berwarna cokelat
kemerahan.
b. S. arboricol dikenal juga dengan nama
lokal wali Songo. Terdapat dua ragam
yang berbeda dari tumbuhan ini yakni
yang memiliki daun berwarna hijau
polos dan yang berwarna hijau berpadu
dengan warna kuning. Tumbuhan ini
merupakan tanaman hias yang banyak
ditanam sebagai tanaman pagar. Dilihat
dari ciri-cirinya, akarnya berupa
tunggang, batangnya berkayu dan
bercabang banyak. Daunnya lonjong
dan tebal yang dilapisi dengan lapisan
kayu yang mengkilap. Setiap daun
memiliki 7-9 helaian anak daun
sepanjang 4-6 cm yang disusun dalam
lingkaran tangkai daun dan memiliki
mahkota berwarna kuning kehijauan.
Tumbuhan perdu ini tumbuh di wilayah
yang beriklim tropis, tumbuhan ini
berasal dari Taiwan, tingginya
mencapai 2.5-4 m (Anonim, 2017).
4. Family Asparagaceae
D. reflexa dengan nama lokal
drakaena merupakan tumbuhan perdu yang
ditanam sebagai tanaman hias. Memiliki
ciri-ciri batang berkayu berwarna cokelat
muda dan bercabang, daunnya tersusun
spiral dan memanjang 4-6 cm, berwarna
hijau yang bergaris putih kekuningan.
Tumbuhan ini juga memiliki mahkota yang
berwarna putih, mahkotanya kadang diikuti
oleh buah yang berbentuk bulat kecil
berwarna merah. Tumbuhan ini berasal dari
Madagaskar dan tumbuh baik di daerah
beriklim tropis. Selain itu tumbuhan ini
juga hidup liar di alam bebas dan bisa
tumbuh setinggi 6-15 m atau lebih
(Anonim, 2017).
5. Family Asteraceae
a. T. diversifolia atau dikenal dengan
nama lokal kembang bulan memiliki
akar berupa tunggang, batangnya bulat
berwarna hijau tua, memiliki empulur
berwarna putih, dan memiliki 2 daun
penumpu pada setiap pangkal daun.
Daun yang teramati berwarna hijau,
bertangkai dengan bangun daun bulat
telur dan berangsur runcing hingga
pangkal, daun berlekuk dangkal 3
sampai 5, bercangap 3 sampai 5 dan
bergerigi. Daun mahkota berwarna
kuning keemasan yang berbentuk
lanset. Memiliki bongkol yang terletak
terminal dan bertangkai panjang.
Buahnya keras dan kosong, bijinya
sempit dan dimahkotai oleh cawan kecil
yang bergigi tak teratur dengan 2 taju
berbentuk jarum (Steenis, 1997:416).
b. V. amygdalina dengan nama lokal akar
ular putih memiliki sistem perakaran
tunggang, batangnya bulat berwarna
hijau tua, daunnya bulat panjang
berwarna hijau. Memiliki bunga
berwarna putih kecil-kecil.
6. Family Euphorbiaceae
a. A. hispida dengan nama lokal ekor
kucing merupakan tumbuhan yang
berhabitus perdu menurut Sugiarto dan
Putra (2008:69-70) tinggi tumbuhan
berhabitus perdu ini dapat mencapai 3
m. Tumbuahn ini ditanam sebagai
tanaman hias karena memiliki bunga
yang cantik berwarna merah terang dan
panjang seperti ekor kucing.
b. C. variegatum dengan nama lokal
puring ini merupakan tumbuhan
berhabitus perdu yang ditanam sebagai
tanaman hias. Menurut Sugiarto dan
Putera (2008:207) C. variegatum
merupakan tanaman perdu dengan
tinggi mencapai 3 m. Akar berupa
tunggang dan berwarna kuning, batang
berkayu keras berbentuk bulat,
bercabang, dan berwarna cokelat
kehitaman. Daun berbentuk tunggal
dengan tepi rata, pangkal runcing,
pertulangan menyirip, dan berwarna
hijau berbintik. Bunganya majemuk
berbentuk tandan, dengan warna putik
kuning muda atau kuning. Bijinya kecil
seperti pasir dan berwarna cokelat.
c. E. cochinchinensis dengan nama lokal
Sambang darah memiliki sistem
perakaran tunggang, batangnya berkayu
berwarna cokelat muda dan memiliki
cabang yang banyak, percabangannya
memiliki getah berwarna putih dan
beracun. Daun berupa daun tunggal
berbentuk lanset memanjang dengan
ujung dan pangkal daunnya runcing,
berwarna hijau belang putih
kekuningan dan pada bagian bawah
daun berwarna merah hati. Bunganya
kecil keluar dari ujung percabangan
berwarna kuning, tersusun dalam
rangkaian berupa tandan, dan bunga
jantan lebih banyak dari pada bunga
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 9
betina. Buah berkeping tiga dan
berbentuk bundar dengan diameter 1
cm (Sugiarto dan Putra, 2008:214).
d. J. integerrima dengan nama lokal
bunga batavia memiliki sistem
perakaran tunggang, batang berkayu
dan memiliki cabang yang banyak.
Daun berwarna hijau mengilap
bentuknya memanjang dengan ujung
meruncing, mahkota bunga berwarna
merah muda.
e. S. androgynus dengan nama lokal katu
memiliki sistem perakaran tunggang,
batangnya berkayu berbentuk teres,
pada bagian batang tua berwarna
keabu-abuan dan berwarna hijau tua
pada bagian batang muda. Pada bagian
batang yang dekat pucuknya berwarna
hijau muda lembut dan mudah patah.
Daun berwarna hijau tua, berbentuk
bulat lonjong kecil, dan memiliki bunga
berwarna merah. Menurut Sugiarto dan
Putera (2008:116) bunganya berupa
bunga majemuk berbentuk payung yang
terletak di ketiak daun. Buahnya
merupakan buah buni berbentuk bulat
yang beruang tiga dengan diameter
lebih kurang 1,5 mm dan berwarna
hijau keputih-putihan.
7. Family Liliaceae
C. fruticosa atau hanjuang
merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi
2-4 m. Berdasarkan ciri-ciri yang diamati
tumbuhan ini memiliki batang berkayu dan
bercabang. Rantingnya memiliki berkas
daun rontok yang berbentuk cincin.
Daunnya berwarna merah muda terang
bergaris merah hati. Helaian daun bentuk
garis atau lanset dengan panjang 5-13 cm.
Pangkal daun berbentuk baji dengan ujung
yang runcing dan tangkai daun berbentuk
talang. Malai bunga di ketiak daun
bertangkai panjang dan bercabang melebar
serta memiliki daun pelindung yang besar
pada pangkal cabang. Buahnya berupa buah
buni berbentuk bola berwarna merah
mengkilat dan bijinya hitam mengkilat
(Steenis, 1997:143).
8. Family Lythraceae
a. L. inermis dengan nama lokal pacar
cina merupakan tumbuhan perdu
dengan tinggi 1.5-4 m. Berdasarkan
ciri-ciri yang diamati, akar berupa
tunggang, batang berkayu berwarna
putih kecoklatan dan bercabang banyak,
memiliki duri, ranting muda bersegi
empat tajam. Daunnya bulat elips kecil
berwarna kuning, daunnya berhadapan
dengan ujung dan pangkal yang lancip
sepanjang 1-3 cm. Bunga berwarna
kuning muda dan kerap kali kemerahan.
Bakal buah beruang 2-4. Buahnya
duduk di atas tabung kelopak yang
datar dan bijinya berbentuk pyramid
terbalik (Steenis, 1997:305-306).
b. P. granatum atau delima memiliki
sistem perakaran tunggang, batang
berkayu keras dan bercabang banyak
yang berwarna putih kecoklatan.
Rantingnya berduri yang duduk di
ketiak. Daun bertangkai berbentuk
lanset. Daun mahkota membulat dengan
panjang 1,5-3 cm berwarna merah atau
putih. Tangkai sarinya melengkung saat
menjadi kuncup. Buahnya merupakan
buah buni dengan diameter 5-12 cm
berwarna putih hijau kekuningan
hingga cokelat merah atau ungu hitam
dan bila matang akan sobek terbuka dan
terdapat biji yang berwarna merah
(Steenis, 1997:308).
9. Family Malvaceae
a. H. archeri atau kembang sepatu
memiliki ciri-ciri yang sama dengan H.
rosa-sinensis namun yang
membedakannya adalah pada H.
archeri memiliki bunga yang berlapis-
lapis seperti mawar. Bunganya yang
mekar berwarna merah terang dan
berlapis-lapis seperti mawar, sedangkan
bunganya yang belum mekar sempurna
berwarna merah kehitaman. Batang
muda berwarna hijau sedangkan batang
tuanya berkayu keras dan berwarna
keabu-abuan.
b. H. rosa-sinensis atau kembang sepatu
merupakan tumbuhan perdu tegak
dengan tinggi 1-4 m. Sistem perakaran
tunggang, batang memiliki tekstur
berkayu yang keras dan memiliki
percabangan yang banyak, daunnya
berbentuk bulat telur dengan ujung
yang runcing. Tepi daun bergerigi kasar
dan memiliki tangkai daun yang
panjang. Kepala sarinya berwarna
kuning tumbuh mengelilingi putik.
Letak kepala putik lebih tinggi dari
kepala sari. Bakal buah beruang 5 dan
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 10
bijinya kecil berwarna hitam (Suhono,
2010:128-129).
10. Family Melastomataceae
a. C. hirta dengan nama lokal harendong
bulu memiliki daun berwarna hijau
berbulu dan bunganya berwarna putih
di ketiak daun. C. hirta merupakan
tumbuhan perdu dengan tinggi 1-2 m
dan tubuhnya ditutupi bulu yang jarang.
Daun bertangkai berhadapan, bangun
daunnya bulat telur memanjang dengan
pangkal yang berbentuk jantung dan
ujung yang meruncing. Daun
mahkotanya jorong atau bulat telur
terbalik dengan panjang 6-7 mm dan
berwarna putih. Buahnya merupakan
buah buni berbentuk telur berwarna
hitam kebiruan dan dimahkotai oleh
taju kelopak (Steenis, 1997:319).
b. M. astronioides atau parijoto tingginya
mencapai 2 m. Daunnya besar, kasar
agak mengkilap dengan 7 garis tulang
daun. Bunganya kecil dengan 4 kelopak
berwarna merah muda. Benang sari
berwarna keunguan. Buahnya bulat
berdaging berwarna merah muda dan
bila matang berwarna magenta hingga
merah selama beberapa minggu
(Anonim, 2013).
c. M. malabathricum atau dengan nama
lokal karamunting tingginya mencapai
4 m, sistem perakaran berupa tunggang,
batangnya berkayu berwarna cokelat
tua. Bangun daun bulat telur
memanjang dengan ujung runcing
dengan kedua sisi yang berbulu.
Bunganya terletak pada ujung dan di
ketiak daun yang tertinggi. Tabung
kelopak berbentuk lonceng dan
bersisik, taju kebanyakan lebih pendek
dari pada tabung. Daun mahkota bulat
telur terbalik, dengan panjang 2-3 cm
dan berwarna ungu merah. Benang
sarinya berjumlah 10, bakal buah
beruang 5 dan buahnya merupakan
buah buni berbentuk periuk yang bila
membuka berwarna merah tua (Steenis,
1997:319).
11. Family Phyllanthaceae
B. fruticosa dengan nama lokal
hujan panas memiliki sistem perakaran
tunggang, pada bagian batang yang tua
berwarna cokelat dan berkayu keras
sedangkan batang yang muda berwarna
hijau tua. Daunnya berbentuk bulat elips
kecil berwarna hijau tua dan ketika terpisah
dari tubuhnya dan mengering akan
berwarna hitam. Bunganya tidak terlihat
ketika diamati namun penulis menemukan
buahnya yang berwarna merah berbentuk
bulat kecil yang terletak di ketiak tangkai
daun. Menurut Fern, dkk (2014) B. fruticosa
adalah tumbuhan perdu yang tingginya
mencapai 5 m. Habitat tumbuhan ini di
lahan dasar hutan cemara atau gugur, hutan
dipterocarp kering, vegetasi semak belukar,
pinggir hutan, pinggir jalan, tempat berbatu
terbuka dan sepanjang sungai di berbagai
tanah dengan ketinggian 300-1.300 meter
dpl.
12. Family Rubiaceae
a. I. coccinea atau asoka merupakan
memiliki sistem perakaran tunggang,
batang berkayu keras dan memiliki
cabang yang banyak. Daunnya kecil
memanjang berwarna hijau mengilap.
Bunganya bergerombol berwarna
merah seperti jarum.
b. M. citrifolia (mengkudu) merupakan
tumbuhan perdu dengan tinggi 3-8 m.
Sistem perakaran tunggang, batang
berkayu keras dan bercabang banyak.
Daunnya bulat telur memanjang dengan
ujung runcing, bersilang berhadapan
dan bertangkai pendek. Sisi atas
daunnya hijau tua mengkilat. Buahnya
merupakan buah bongkol berbenjol-
benjol tidak teratur, jika masak
berdaging dan berair berwarna kuning
kotor dan pada bagian tengah buahnya
keras seperti tulang (Steenis, 1997:388-
389).
13. Family Rutaceae
a. Citrus sp. merupakan tumbuhan perdu
yang memiliki ciri-ciri sistem perakaran
tunggang, daunnya hijau tua mengkilap
dan memiliki aroma jeruk yang khas.
Batang berwarna keruh, dan berkayu
keras. Tingginya 2,5 m. menurut
Sugiarto dan Putera (2008:101) jeruk
merupakan tanaman perdu yang
memiliki banyak dahan dan ranting.
Batang berkayu, keras, dan permukaan
kulit luarnya berwarna tua atau kusam.
b. E. ridleyi dengan nama lokal tenggek
burung merupakan tumbuhan hias
dengan perawakan perdu. Berdasarkan
ciri-ciri yang diamati tumbuhan ini
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 11
memiliki sistem perakaran tunggang.
Batangnya berkayu keras berwarna
cokelat keruh dan bercabang banyak.
Daun berbentuk elips memanjang
berwarna kuning dan bergelombang.
14. Family Solanaceae
S. torvum atau rimbang merupakan
tumbuhan berhabitus perdu. Tingginya
mencapai 5 m. Berdasarkan ciri-ciri yang
diamati tumbuhan ini memiliki sistem
perakaran tunggang, batang berbentuk teres
berkayu dan memiliki banyak cabang serta
dilengkapi dengan duri tempel yang besar.
Tangkai daun berambut rapat. Daunnya
bulat telur memanjang, berlekuk menyirip
dengan taju yang tumpul, pada sisi bawah
tulang daun yang besar memiliki duri
tempel. Mahkota berbentuk bintang
berwarna putih. Buahnya merupakan buah
buni berbentuk bola, pada waktu masak
buahnya akan berwarna kuning oranye
(Steenis, 1997: 367-368).
15. Family Theaceae
E. acuminata atau bonsai memiliki
sistem perakaran tunggang dengan batang
yang berkayu keras berwarna putih
kecokelatan keruh. Batang memiliki cabang
yang banyak dan dikelilingi oleh daun yang
bulat memanjang kecil-kecil. Daunnya
berwarna hijau mengilap dan di ketiak
tangkai daun terdapat buah berbentuk bulat
kecil berwarna hijau. Menurut Fern, dkk
(2014) E. acuminata merupakan tumbuhan
perdu yang dapat tumbuh setinggi 15 m dan
habitat aslinya di hutan berbukit pada
ketinggian 1.000-2.800 m dpl
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan sebanyak 30 jenis tumbuhan
perdu yakni: Crossandra infundibuliformis
(L.) Nees., Graptophylum pictum (L) Griff.,
Allamanda cathartica L., Kopsia flavida
Blume., Tabernaemontana divaricata (L.)
R.Br. ex Roem. & Schult., Polyscias
filicifolia (C.Moore ex E.Fourn.)
L.H.Bailey., Schefflera arboricola (Hayata)
Merr., Dracaena reflexa Lam., Tithonia
diversifolia (Hemsl.) A.Gray., Vernonia
amygdalina Delile., Acalypha hispida
Burm.f., Codiaeum variegatum (L.)
Rumph. Ex A.Juss., Excoecaria
cochinchinensis Lour., Jatropha
integerrima Jacq., Sauropus androgynus
(L.) Merr., Cordyline fruticosa (L.)
A.Chev., Lawsonia inermis L., Punica
granatum L., Hibiscus archeri W. Watson.,
Hibiscus rosa-sinensis L., Clidemia hirta
(L.) D. Don., Medinilla astronioides
Triana., Melastoma malabathricum L.,
Breynia fruticosa (L.) Mull.Arg., Ixora
coccinea L., Morinda citrifolia L., Citrus
sp., Evodia ridleyi Hochr., Solanum torvum
Sw., dan Eurya acuminata DC
4.2 Saran
Setelah dilaksanakan penelitian di
Kebun Botani Biologi FKIP Universitas
Jambi disarankan untuk peneliti selanjutnya
melengkapi jenis data tumbuhan yang ada
di kebun tersebut serta pengembangan
lainnya seperti berbentuk web Kebun
Botani Pendidikan Biologi UNJA dan
perlestarian jenis tumbuh-tumbuhan yang
ada di lingkungan kebun tersebut yang
kiranya dapat bermanfaat sebagai wadah
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2013. Medinilla astronioides,
National Parks Board, Singapore.
https://florafaunaweb.nparks.gov.
sg/Special-Pages/plant-
detail.aspx?id=33-26. Diakses 5
Agustus 2017.
_______. 2017. Dracaena reflexa.
https://wildlifeofhawaii.com/flowe
rs/1373/-dracaena-reflexa-song-
of-india/. Diakses 5 Agustus
2017.
_______. 2017. Schefflera arboricola 'Gold
Capella', The Royal Horticultural
Society.
https://www.rhs.org.uk/Plants/589
35/Schefflera-arboricola-Gold-
Capella/-Details. Diakses 5
Agustus 2017.
Arifiani, Deby., Mahyuni, Ridha. 2012.
Keanekaragaman Flora di Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan
Provinsi Lampung. Berita
Biologi. Vol 11(2):149-160.
Chairani, Okti., 2016. Identifikasi Bakteri
Tanah di Kebun Botani Biologi
Dita Oktofisi (RSA1C413020) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 12
FKIP Universitas Jambi. Skripsi,
Universitas Jambi.
Daniel, M. 2015. Taksonomi Perjalanan
Evolusi. Jakarta: ECG.
Irawati, Diah., Arini, Dwi., Kinho, Julianus.
2015. Keragaman Tumbuhan
Berkhasiat Obat di Hutan Pantai
Cagar Alam Tangkoko Diversity
Of Medicinal Plants On Coastal
Forest In Tangkoko Natural
Reserve. Jurnal WASIAN. Vol
2(1):1-8.
Fern, Ken., Fern, Ajna., Morris, Richard.
2014. Breynia fruticosa.
http://tropical-
.theferns.info/viewtropical.php?id
=Breynia+fruticosa. Diakses 5
Agustus 2017.
_______. 2014. Eurya acuminata.
http://tropical.theferns.info/view-
tropical.php-
?id=Eurya+acuminata. Diakses 5
Agustus 2017.
Karmilasanti dan Supartini., 2011.
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Obat dan Pemanfaatannya di
Kawasan Tane’ Olen Desa
Setulang Malinau, Kalimantan
Timur, Jurnal Penelitian
Dipterokarpa. Vol 5(1):30-34.
Narendreswari, R.A., Trisnowati, Sri.,
Irwan, R.N.S. 2014. Kajia Fungsi
Tanaman Lansekap di Jalur Hijau
Jalan Laksada Adisucipto, Urip
Sumoharjo, dan Jendral Sudirman
Yogyakarta. Jurnal Vegetalika.
Vol 3(1):1-11.
Oktaviani, I.S., Santri, J.D., Dayat, Endang.
2015. Keanekaragaman Vegetasi
Rawa di Kecamatan Tanjung
Lago. Jurnal Lahan Suboptimal.
Vol 4(2):133-148.
Sugiarto, Agung dan Putera, D. Tinton.
2008. Buku Pintar Tanaman
Obat. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Steenis, van C.G.G.J. 1997. FLORA (Untuk
sekolah di Indonesia). Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
Suhono, Budi. 2010. Ensiklopedia Flora 1.
Jakarta: PT Kharisma Ilmu.
_______. 2010. Ensiklopedia Flora 2.
Jakarta: PT Kharisma Ilmu.
_______. 2010. Ensiklopedia Flora 3.
Jakarta: PT Kharisma Ilmu.
_______. 2010. Ensiklopedia Flora 4.
Jakarta: PT Kharisma Ilmu.
_______. 2010. Ensiklopedia Flora 5.
Jakarta: PT Kharisma Ilmu.
_______. 2010. Ensiklopedia Flora 6.
Jakarta: PT Kharisma Ilmu.
Suhono, Budi. 2012. Kamus Botani.
Jakarta: PT Ensiklopedia Nasional
Indonesia.
Suryawan, Ady., Kinho, Julianus., dan
Mayasari, Anita. 2013. Struktur
dan Sebaran Jenis-Jenis Suku
Euphorbiaceae di Cagar Alam
Tangkoko, Bitung, Sulawesi
Utara. INFO BPK Manado. Vol
3(2):89-102.
Syamsiah. 2015. Eksplorasi Tumbuhan
Obat Tradisional di Kecamatan
Pamboang Kabupaten Majene
Sulawesi Barat. Jurnal Bionature.
Vol 15(2):127-136.
Wibisono, Yusub dan Azham, Zikri. 2017.
Inventarisasi Jenis Tumbuhan
yang Berkhasiat sebagai Obat
pada Plot Konservasi Tumbuhan
Obat di KHDTK Samboja
Kecamatan Samboja Kabupaten
Kutai Kartanegara. Jurnal
AGRIFOR. Vol 16(1):133-139.
Yudhoyono, Ani., Sukarya, G. Daniek.
2013. 3500 Plant Species of the
Botanic Gardens of Indonesia.
Jakarta: PT Sukarya dan Sukarya
Pandetama.