8
KEBAKARAN AKIBAT ARUS LISTRIK PENDAHULUAN Seringkali kita mendengar atau melihat disekitar kita musibah kebakaran ataupun kesetrum yang diakibatkan oleh pekerjaan instalasi listrik yang tidak benar. Tidak sedikit orang yang mengabaikan akan pentingnya sistem instalasi listrik yang benar. Ingatlah bahwa dalam pemasangan instalasi listrik kita harus benar-benar memperhatikan keselamatan dan kenyamanan, serta mengoptimalkan fungsi dari arus listrik tersebut. Akhir-akhir ini kita lihat media informasi di Indonesia menayangkan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi di kota-kota besar yang di akibatkan oleh konsleting listrik. Hal yang paling mendasar apakah ada yang salah dengan pemasangan instalasi listrik atau kelalaian dari pengguna lisrik yang meninggalkan barang elektronik mereka dalam keadaan menyala. Memang sangat disayangkan bila kebakaran ini disebabkan oleh kelalaian konsumen. Untuk itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik. Disini kita akan membahas tentang bagaimana mencegah terjadinya kebakaran yang di akibatkan oleh arus listrik.berdasarkan kesalahan konsumen dan pekerja instalasi listrik.

Artikel K3 IBEF

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artikel K3 IBEF

KEBAKARAN AKIBAT ARUS LISTRIK

PENDAHULUAN

Seringkali kita mendengar atau melihat disekitar kita musibah kebakaran ataupun kesetrum yang diakibatkan oleh pekerjaan instalasi listrik yang tidak benar. Tidak sedikit orang yang mengabaikan akan pentingnya sistem instalasi listrik yang benar.

Ingatlah bahwa dalam pemasangan instalasi listrik kita harus benar-benar memperhatikan keselamatan dan kenyamanan, serta mengoptimalkan fungsi dari arus listrik tersebut.

Akhir-akhir ini kita lihat media informasi di Indonesia menayangkan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi di kota-kota besar yang di akibatkan oleh konsleting listrik. Hal yang paling mendasar apakah ada yang salah dengan pemasangan instalasi listrik atau kelalaian dari pengguna lisrik yang meninggalkan barang elektronik mereka dalam keadaan menyala. Memang sangat disayangkan bila kebakaran ini disebabkan oleh kelalaian konsumen. Untuk itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik.

Disini kita akan membahas tentang bagaimana mencegah terjadinya kebakaran yang di akibatkan oleh arus listrik.berdasarkan kesalahan konsumen dan pekerja instalasi listrik.

Page 2: Artikel K3 IBEF

ABSTRAK

Risiko akibat pemakaian listrik diperkenalkan dalam IEC30364; Electrical Installations in Buildings atau SLI 173-1-2-3-4 dan 7; Instalasi Listrik untuk Bangunan. Kebakaran menyebabkan kehilangan nyawa dan tak hanya meliputi seseorang saja, tetapi dapat terjadi di tempat-tempat di mana banyak manusia berkumpul, seperti pabrik, pusat perbelanjaan dsb.nya. Selain kehilangan nyawa manusia, juga mengakibatkan kerugian besar dalam hal materi.

Kita mengambil contoh di daerah DKI, angka-angka yang didapatkan dari dinas kebakaran DKI, bahwa kerugian kebakaran selama periode 1993 s/d September 1998 adalah kira-kira 487 milyar Rupiah. Sebetulnya untuk mendapat kepastian apa penyebab utama dari kebakaran sering kali sangat sulit. Biasanya bukti yang nyata telah dimusnahkan oleh api, dan tambahan pula kerusakan yang disebabkan pada instalasi listrik karena api sering ditujukan ke busur api (arcing) antara konduktor, karena kerusakan isolasi, dengan demikian diambil kesimpulan yang tentunya salah besar, bahwa terjadinya kebakaran asal mulanya dari listrik.

Dari statistik DKI penyebab utama kebakaran selama periode Januari - September 1998 adalah listrik (48%) dan obyek yang banyak terbakar adalah perumahan (di Perancis gedung-gedung perkantoran). Kejadian-kejadian dari kebakaran tersebut di atas ini dapat dikurangi hanya dengan mendidik pemakai dan dapat dihalangi dengan persediaan peraturan untuk instalasi listrik dan persediaan peralatan canggih. Tetapi kerusakan dalam instalasi dapat dan mengakibatkan kebakaran dan dalam tulisan ini ditinjau apa penyebab kebakaran dan bagaimana dapat dicegah dengan perencanaan dan seleksi pemasangan peralatan untuk instalasi listrik.

Page 3: Artikel K3 IBEF

ISI

kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur : 1. bahan-bahan yang mudah menyala serta harus adanya suhu cetusan api

(biasanya 200º - 500º),2. energi menyala menghasilkan suatu sumber panas dengan daya yang

cukup dan lama pengaruhnya,3. adanya gas oksigen dalam jumlah yang cukup.

Bila tiga unsur di atas tidak lengkap, maka persyaratan bahwa dapat terjadinya kebakaran tidak dapat dipenuhinya. Jadi hubung singkat dan gangguan listrik ke bumi adalah kemungkinan sebab terjadinya kebakaran, tetapi belum tentu sumber kebakaran. Bersamaan dengan koneksi atau sambungan kabel yang tak sempurna, suatu fenomena yang disebut bersamaan dengan "tracking" (jejakan) adalah sumber utama dari kebakaran yang akan dibahas di bawah ini.

Tracking adalah suatu gejala atau kejadian alam, di mana suatu lapisan konduktif didirikan di atas permukaan bahan isolasi. Bila terdapat kerusakan pada isolasi kabel, maka pada mulanya arus yang sangat kecil (miliamper atau mikroamper) secara sebentar-bentar intermittent atau sedikit demi sedikit mengalir di atas permukaan bahan isolasi. Tracking pada kabel yang berdekatan juga biasa menyebabkan terjdinya konsleting.kabel kecil yang berarus besar dan berdekatan itulah yang sering kali mudah konslet karena adanya arus yang mengalir diatas permukaan isolasi atau luar kabel karena besar arus.

Percikan api yang terjadi karena kesalahan isolasi ini sangat minimal dan gejala tersebut dapat berjalan sangat lama, berbulan-bulan kadang-kadang bertahun-tahun. Jadi tiap-tiap waktu arus mengalir di atas permukaan bahan isolasi, bila sifatnya organik, akan terjadi karbonasi, tetapi sangat sedikit. Bila lembab bertemu dengan kotoran, debu yang kotor di atas permukaan isolasi, maka akan menghasilkan hubungan konduktif jembatan. Dalam keadaan tersebut, arus rambat (creepage current) yang juga disebut arus tracking akan mengalir dalam tiap-tiap peristiwa tersebut dan kerusakan yang terjadi karenanya akan menambah sampai arus tracking dipertahankan.

Semula arus kecil sekali yang kurang dari 1 mA dan tak menimbulkan banyak panas, yang pada mulanya cukup untuk mengeringkan lembab, sehingga arus rambat tersebut berhenti mengalir dan baru muncul lagi bila adanya pengaruh lembab yang baru, di mana terdapat percikan api pada celah-celah yang tadinya dalam keadaan kering. Karena proses tersebut berlangsung cukup lama terhadap permukaan isolasi, dan dengan demikian dapat merusak isolasi, sehingga terbentuknya jembatan-jembatan arang (coal bridges). Titik-titik gangguan ini perlahan-lahan pasti akan memperbesar, begitu pula arus gangguan dan bila terdapat lembab berikutnya, akan menghasilkan arus yang lebih besar, kira-kira 5-50 mA dan mengalir pada kerusakan permukaan di mana adanya jembatan-jembatan arang. Untuk arus yang lebih besar lagi melebihi 150 mA dan kemungkinan di sekitarnya adanya bahan yang mudah terbakar, karena pengembangan panas pada titik-titik gangguan (P=UxI) = 230 x 150 mA = 33 Watt, jumlah percikan api bertambah pula.

Page 4: Artikel K3 IBEF

Karena jembatan ini yang juga disebut "tahanan konduktif panas", yang dalam keadaan panas lebih banyak mengalirkan arus dari pada dalam keadaan dingin, maka proses tersebut akan dipercepat. Dengan menambah jumlah percikan api, permukaan arang akan melebar, dan arus rambat akan terus berkembang dan akan mencapai nilai 300 - 500 mA. Antara jembatan-jembatan arang akan timbul jembatan cetusan api yang panas, dan arus gangguan tiba-tiba akan berobah menjadi busur api. Bila busur api menyala, maka terbentuk kelompok-kelompok arang dan setelah setengah gelombang, arang atau karbon tersebut akan menyala dan memancarkan juga elektron-elektron, sehingga busur api tepat menyala dan material akan membakar.

Busur api menyala, sampai arus sisa (leakage current) dapat dieliminir atau diputuskan hanya oleh SPAS (Sakelar Pemutus Arus Sisa) atau elcb (earth leakage circuit breaker) dan bias juga sekring yang semua orang tahu 500 mA atau padam sendiri. Jadi pengamanan pertama untuk menghindari tracking dalam instalasi listrik adalah memilih dengan tepat instalasi dan peralatan supaya cocok dalam lingkungannya di mana peralatan tersebut dipasang. Pengamanan yang kedua adalah dengan dipasangnya SPAS, karena pengamanan dengan dipasangnya SPAS adalah sangat efektif bila adanya gangguan isolasi ke bumi. Seperti telah dikatakan di atas bahwa gangguan tracking adalah gangguan antara penghantar dan netral atau bumi, maka akan menyebkan elcb atau SPAS bekerja.

Keterangan yang tertera diatas adalah analisa klinis dari asal mula kebakaran dan berdasarkan pada kerja instalasi yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku PUIL(Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 1987. Tetapi instalasi yang baik dapat dihalangi oleh penyalahgunaan instalatir atau pemakai yang menyebabkan kesulitan yang disebut di atas dan juga dalam tulisan Ir. Deni Almanda.

Salah satu penyalahgunaan dalam instalasi listrik yang khas adalah penggunaan yang tidak tepat dari kotak kontak, yang menurut Mr. Latimer merupakan masalah yang umum di seluruh dunia. Sebagai pencegahan diusulkan untuk diadakan pengecekan secara teratur oleh instansi yang berwenang terhadap instalasi listrik dan disediakan kotak kontak yang cukup dalam tempat sesuai kebutuhan pemakai.

Page 5: Artikel K3 IBEF

Kesimpulan

Kebakaran adalah bahaya yang nyata yang timbul karena pemakaian listrik. Ini mengakibatkan kerusakan material yang cukup besar dan juga kehilangan nyawa manusia. Untuk mengamankan terhadap musibah kebakaran tergantung dari 4 faktor :

1. Peralatan yang dipilih untuk dipasang dalam instalasi listrik harus memenuhi standar yang berlaku dan harus sesuai dengan lingkungannya.

2. Pemasangan peralatan harus mentaati ketentuan dalam PUIL, dan bila cocok sesuai instruksi pabrik peralatan.

3. Instalasi listrik harus diadakan pemeriksaan dan pengujian secara teratur terhadap penyalahgunaan, kerusakan atau pelaksanaan pemasangan yang jelek, termasuk sambungan-sambungan yang lepas.

4. Dipasangnya pengamanan yang cocok terhadap arus bocor, seperti SPAS atau Sekring.

Saran

Percayakan pemasangan instalasi rumah/bangunan anda pada ahlinya. Biasanya seorang ahli yang terdaftar sebagai anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu tempat karena sambungan seperti itu akan terus menerus menumpuk panas yang akhirnya dapat mengakibatkan korsleting listrik. Periksa setiap kabel listrik yang terkelupas atau terbuka. Karena itu sangat bahaya terkena benda cair, dan langsung perbaiki atau ganti. Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar walaupun harganya murah. Tetapi memiliki sertifikat Sistim Pengawasan Mutu (SPM). Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang bukan fungsinya karena setiap sekring telah diukur kemampuan menerima beban tertentu. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel, bila ada isolasi yang terkupas atau telah menipis agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali. Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya. Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini Circuit breaker (MCB) tidak berfungsi dengan baik, matikan segera listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber kebakaran dengan air bila masih ada arus listrik. Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau korsleting adalah kontak langsung antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang terpadu dengan kWh dan OA Kast yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban melebihi kapasitas daya sekaligus sebagai pengaman bila terjadi hubungan arus pendek.