9
ARTIKEL TENTANG KURIKULUM Tugas ini disusun untuk Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu : Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D dan Dr. Achmad Sopyan, M.Pd Di susun oleh Nama : Wakid Rima Oktafianto NIM : 0403514012 PROGRAM PASCA SARJANA

Artikel Kurikulum Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perjalanan kurikulum di Indonesia

Citation preview

Page 1: Artikel Kurikulum Indonesia

ARTIKEL TENTANG KURIKULUM

Tugas ini disusun untuk Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu : Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D dan Dr. Achmad Sopyan, M.Pd

Di susun oleh

Nama : Wakid Rima Oktafianto

NIM : 0403514012

PROGRAM PASCA SARJANA

PENDIDIKAN FISIKA

UNVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Artikel Kurikulum Indonesia

Kurikulum di Indonesia

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga

penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada

peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata

pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam

penyelenggaraan pendidikan tersebut. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya

disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum

ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang

dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

B. Sejarah Perkembangan Kurikulum

Perjalanan kurikulum di Indonesia 20 tahun terakhir diuraikan sebagai berikut.

Kurikulum Periode 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan

dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu

dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan

yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi

kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan

pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal

dan pemecahan masalah. Kurikulum 1994 mengupayakan untuk mengkombinasikan

antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984. Akan tetapi, perpaduan tujuan dan proses

belum berhasil sehingga kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu

berat yaitu dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan

kebutuhan daerah masing-masing. Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super

padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum

1999.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan

struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai

Page 3: Artikel Kurikulum Indonesia

konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi

Daerah. Sehingga dikembangkan kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada

pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai

dengan standar performance yang telah ditetapkan. Pendidikan mengacu pada upaya

penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah

ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis

kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Awal tahun 2006 ujicoba KBK dihentikan dan diganti dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Penyusunan KTSP oleh sekolah

dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang

diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22

Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang

dikeluarkan oleh BSNP.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun

pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu

sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan

muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang

Pelaksanaan SI dan SKL.

Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan

kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab

itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian

program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan

Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan

pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang

bersangkutan.

Pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada

intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan

KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila

Page 4: Artikel Kurikulum Indonesia

perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah

dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi

masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

C. Sistem Pendidikan di Finlandia sebagai Kiblat Pendidikan

Kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Finlandia. Di Finlandia setiap

pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang

menurutnya sudah dia kuasai. Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga

akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang

paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.

Di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan

berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam

memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas. Gurulah yang

berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau

dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang. Sistem ini telah

berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk

pikuknya politik nasional negaranya.

Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya

dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Guru-guru Finlandia

adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10

besar lulusan terbaik. Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi.

Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang

memadai. Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat

Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru. Bahkan guru berkuasa

penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan

bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian

dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Para guru sangat menghindari

kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan.

Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak

dengan siswa lainnya. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.

Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang

dianggap terbaik di kelasnya.

Page 5: Artikel Kurikulum Indonesia

D. Pelaksanaan dan Evaluasi Kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 diwarnai keluh kesah dan protes dimana-mana,

terutama pada masalah ketidaksiapan guru dan ketiadaan buku pegangan. Ketidaksiapan guru

karena pelatihan terlalu singkat dan kurang praktik sehingga seperti penataran. Masalah yang

lebih pelik lagi, ketiadaan buku pegangan karena terkait dengan pihak ketiga, yaitu penyedia

buku atau percetakan. Pada intinya, segala permasalahan pada implementasi bermula karena

serba terburu-buru.

Namun, masih ada waktu untuk memperbaiki atau menyempurnakan Kurikulum

2013. Butuh solusi konkret dan cepat dari Kemendikbud. Langkah yang seharusnya

dilakukan yaitu tidak perlu menyalahkan pemerintahan sebelumnya dan membongkar semua

kebijakan Mendikbud sebelumnya. Akan tetapi, hendaknya kita melanjutkan yang sudah

terencana dengan baik dan memperbaiki yang masih kurang.

Sembari sedang dievaluasi, ada baiknya pemerintah menyempurnakan Kurikulum

2013. Dimulai dari gagasan atau cita-cita harapan arah pembangunan bangsa dan wujud

generasi yang hendak dilahirkan untuk mencapai harapan itu. Jika hal mendasar itu sudah

jelas dan rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang juga jelas, maka

akan jelas pula jenis kurikulum yang dibutuhkan.

Dalam dua tahun terakhir, sebagian guru, terutama di kota, mengakui anak-anak

lebih senang belajar dengan cara ini karena tidak membosankan. Suasana kelas menjadi lebih

hidup. Namun sebagian guru masih kesulitan karena belum terbiasa. Pelatihan 52 jam tak

cukup, karena perlu pelatihan lanjutan yang disesuaikan dengan kelemahan guru masing-

masing. Pelatihan model ini sudah masuk agenda rencana Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Kemendikbud. Berdasarkan hasil uji kompetensi guru yang dilakukan 2-3

tahun lalu, setiap guru dijanjikan akan mendapat pelatihan yang didesain khusus sesuai

kebutuhan dan kelemahan setiap guru. Catatan atau rapor guru ini sudah ada di Kemendikbud

dan tinggal ditindaklanjuti.

Pelatih guru Itje Chodidjah menilai bentuk pelatihan guru terlalu sederhana dan

seragam tanpa memperhatikan perbedaan kualitas guru, siswa, sekolah, dan tradisi atau

kekayaan lokal. Guru tidak dilatih cara mengelola kelas sesuai jenis sekolahnya. Pelatihan

guru yang ideal seharusnya kontekstual sesuai karakter daerah meskipun materinya sama.

Pelatihan yang benar disertai pendampingan materi dan cara mengajar yang rutin lambat laun

akan bisa mengubah pola pikir guru karena sudah bukan zamannya lagi guru yang kaku.

Masalahnya, menurut Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Sunaryo Kartadinata, sejauh

Page 6: Artikel Kurikulum Indonesia

ini belum ada model pelatihan yang mampu mengubah pola pikir guru. Hal ini bisa diperbaiki

sambil jalan dan sekaligus solusi jangka panjang seperti memperbaiki “pabrik guru”, yaitu

lembaga pendidikan tenaga kependidikan.

Kemendikbud sudah memutuskan Kurikulum 2013 hanya akan diterapkan di 6.221

sekolah yang sejak Juli 2013 sudah menjalani uji coba. Sisanya kembali ke Kurikulum 2006

sampai betul-betul siap. Keputusan di pengujung tahun ajaran ini tidak mudah karena akan

mengubah seluruh proses pembelajaran di sekolah. Namun, menurut tim evaluasi Kurikulum

2013, keputusan ini pilihan kompromis mengakomodasi pandangan pro kontra mengenai

Kurikulum 2013. Meskipun kemudian dikoreksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies

Baswedan.

Ada tiga pilihan dari tim evaluasi Kurikulum 2013. Pertama, menghentikan total

Kurikulum 2013. Kedua, sekolah yang tidak bermasalah dengan Kurikulum 2013 silakan

lanjut, tetapi sekolah yang belum siap silakan kembali ke Kurikulum 2006. Ketiga, tetap jalan

seperti sekarang untuk semua sekolah, tetapi dengan evaluasi kekurangan. Pilihan jatuh pada

penghentian Kurikulum 2013 di semua sekolah dan konsentrasi hanya pada 6.221 sekolah.

Pilihan ini memunculkan pertanyaan lanjutan. Jika ada sebagian sekolah memakai

Kurikulum 2013 dan sebagian lagi memakai Kurikulum 2006, lalu bagaimana dengan proses

evaluasi hasil belajar siswa, standar evaluasi seperti apa yang dibutuhkan, dan apakah ujian

nasional masih relevan dengan dua kurikulum yang diterapkan. Masalah-masalah ini

barangkali masih dibahas tim evaluasi Kurikulum 2013.

Pada dasarnya, kurikulum dibuat sesuai perkembangan zaman. Hal ini setidaknya

sudah dilakukan dalam Kurikulum 2013. Secara teori, Kurikulum 2013 menekankan

pembelajaran aktif dengan materi tematik integratif dan pendidikan ilmiah. Memang,

persoalan pendidikan tak akan pernah habis. Dengan terbatasnya waktu, kita harus bergegas

menentukan prioritas dan bergerak. Saatnya menyingsingkan lengan baju dan bekerja.