18
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP KONSEP DAN IMPLEMENTASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh : Deni Sopari *) Latar Belakang . onsep pendidikan kecakapan hidup atau life skill education dalam kurun waktu 3-4 tahun terakhir menjadi wacana yang gencar dikumandangkan jajaran Departemen Pendidikan Nasional , dan pada saat ini telah menjadi suatu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan . Hal ini terlihat dari terakomodasinya kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pencapaian kecakapan hidup bagi setiap peserta didik dalam rancangan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK). Posisi pendidikan kecakapan hidup ini diperkuat dengan terbitnya PP nomor 19 Tahun 2005 Pasal 13 seperti yang tersurat pada ayat ( 1 ) dinyatakan bahwa “ kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup “. Hal itu sejalan dengan panduan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP kurikulum untuk semua jenjang pendidikan formal maupun non-formal dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup Atas dasar itu, baik sekolah formal maupun non-formal memiliki kepentingan untuk mengembangkan pembelajaran berorientasi kecakapan hidup. K Yang menjadi masalah pendidikan kecakapan hidup di sekolah-sekolah formal terutama di tingkat SD SMP dan SMA masih terdapat perbedaan pandangan baik secara konsep maupun pengimplementasiannya, sehingga life skill diartikan terbatas kepada satu kegiatan pembekalan dalam keterampilan tertentu yang sifatnya vocasional saja ( hard skill). Sehingga hakekat pendidikan life skill dalam proses pembelajaran yang sebenarnya kecenderungan minim sekali bahkan menjadi hilang. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang (LP3

Artikel Lif Skill

  • Upload
    safa

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artikel Lif Skill

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP KONSEP DAN IMPLEMENTASI

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Oleh : Deni Sopari *)

Latar Belakang .

onsep pendidikan kecakapan hidup atau life skill education dalam kurun

waktu 3-4 tahun terakhir menjadi wacana yang gencar dikumandangkan jajaran

Departemen Pendidikan Nasional , dan pada saat ini telah menjadi suatu kebijakan

pemerintah dalam bidang pendidikan . Hal ini terlihat dari terakomodasinya kegiatan-

kegiatan yang mengarah kepada pencapaian kecakapan hidup bagi setiap peserta didik

dalam rancangan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK). Posisi pendidikan kecakapan

hidup ini diperkuat dengan terbitnya PP nomor 19 Tahun 2005 Pasal 13 seperti yang

tersurat pada ayat ( 1 ) dinyatakan bahwa “ kurikulum untuk SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK atau bentuk lain yang sederajat

dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup “. Hal itu sejalan dengan panduan

KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP kurikulum untuk semua jenjang pendidikan formal

maupun non-formal dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup Atas dasar itu, baik

sekolah formal maupun non-formal memiliki kepentingan untuk mengembangkan

pembelajaran berorientasi kecakapan hidup.

K

Yang menjadi masalah pendidikan kecakapan hidup di sekolah-sekolah formal

terutama di tingkat SD SMP dan SMA masih terdapat perbedaan pandangan baik secara

konsep maupun pengimplementasiannya, sehingga life skill diartikan terbatas kepada

satu kegiatan pembekalan dalam keterampilan tertentu yang sifatnya vocasional saja (

hard skill). Sehingga hakekat pendidikan life skill dalam proses pembelajaran yang

sebenarnya kecenderungan minim sekali bahkan menjadi hilang. Hal ini terlihat dari

hasil penelitian dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas

Negeri Malang (LP3 UM) menyatakan bahwa kenyataan pengimplementasi

pembelajaran yang berorientasi kepada kecakapan hidup atau soft skill ini di sekolah dan

perguruan tinggi masih minim Kamdi ( 2008 ). Padahal sekitar 70 persen pekerjaan

sekarang membutuhkan kecakapan sosial, personal dan emosional untuk bisa bekerja

sama. Tidak ada orang yang bisa bekerja sendiri untuk mendesain sebuah

komputer,".Dimana kecakapan-kecakapan tersebut dominan terlaksana dalam proses

pembelajaran . Untuk itu pengimplementasian muatan kecakapan hidup dalam aktivitas

pembelajaran. dinilai bisa menjawab tuntutan akibat perubahan yang sangat cepat yang

memunculkan tantangan yang lebih komplek dan meningkat dari lingkungan

di abad ke -21 ini.

Apa itu konsep life skill dan bagaimana pengimplementasiannya dalam proses

pembelajaran, tulisan ini mencoba untuk mengungkapnya.

Page 2: Artikel Lif Skill

Konsep Kecakapan Hidup

Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian kecakapan

hidup ( life skill) bukan sekedar keterampilan untuk bekerja ( vocasional ) tetapi memiliki

makna yang lebih luas. Claver ( 2005) mengemukakan ”A skill is a learned

ability to do something well. Life skills are abilities individuals can

learn that will help them to be successful in living a productive and

satisfying life.”

Dalam mendapatkan kesuksesan dalam produktifitas dan kesenangan hidupnya seorang

individu harus mempunyai kemampuan adaptif dan keteguhan di dalam menghadapi

segala tantangan Pendapat ini sejalan dengan definisi dari WHO ( depdiknas 2006 )

mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk

dapat beradaftasi dan berprilaku positif , yang memungkinkan seseorang mampu

menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif .

Maka untuk itu seorang individu dituntut untuk minimal memiliki 5 kecakapan yaitu : (1)

kecakapan mengenal diri sendiri, (2) kecakapan berfikir (3) kecakapan sosial (4)

kecakapan akademik, dan ( 5 ) kecapan kejuruan. Brolin ( Depdiknas : 2006 )

mengartikan lebih sederhana yaitu kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai

pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Sebagaimana

yang diungkapkan Mc Kenly ( 2006).”Life Skills – competencies that help people

function well in their environments.” Dengan kemandiriannya ini seorang individu akan

mampu berperan dengan baik di lingkungannya.

Depdiknas ( 2006 ) Sejalan dengan pengertian di atas konsep kecakapan hidup

bisa dibagi menjadi :

a) Kecakapan hidup generic/umum ( generic life skill/GLS),dan

b) Kecakapan hidup spesifik/ khusus ( spesifik life skill/SLS )

Masing-masing jenis kecakapan ini dibagi menjadi sub kecakapan , Kecakapan hidup

generic terdiri atas kecakapan personal ( personal skill), dan kecakapan sosial ( social

skill ). Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam memahami diri ( self awareness

skill ) dan kecakapan berpikir ( thinking skill ) . Kecakapan mengenal diri pada dasarnya

merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota

masyarakat dan warga negara , serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan

kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal dalam dirinya untuk meningkatkan

sebagai individu yang bermamfaat bagi lingkungannya . Kecakapan berpikir mencakup

antara lain kecakapan mengenali dan menemukan informasi , mengolah dan mengambil

keputusan , serta memecahkan masalah secara kreatif. Sedangkan dalam kecakapan sosial

mencakup kecakapan berkomunikasi ( communications skill ) dan kecapakapan

bekerjasama ( collaboration skill ).

Kecakapan spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan dan keadaan

tertentu . Kecakapan ini terdiri dari kecapakan akademik ( academic skill ) atau

keckapan intelektual ( intellectual skill ) , dan kecakapan vocasional ( vocational skill ).

Page 3: Artikel Lif Skill

Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran

atau kerja intelektual . Kecakapan vocasional terkait dengan pekerajaan yang lebih

memerlukan keterampilan motorik . Kecakapan vocasional terbagi menjadi kecakapan

vocasional dasar ( basic vocational skill ) dan kecakapan vocasional khusus (

occupational skill )

. Konsep kecakapan hidup ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Dari pengertian dan konsep di atas kecapan hidup tidak semata-mata mempunyai

kemampuan tertentu ( vocasionaljob ) , namun juga memiliki kemampuan dasar

pendukung secara fungsional seperti : membaca, menulis , memecahkan masalah,

bekerjasama dan penggunaan teknologi. kecakapan hidup merupakan kecakapan-

kecakapan secara praktis dapat membekali seorang individu dalam mengatasi bebagai

macam persoalan hidup dan kehidupan . Kecakapan itu termasuk aspek pengetahuan

sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental serta kecakapan kejuruan.

Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup

Unesco ( 2008 ). Berdasarkan hasil laporan dari pertemuan akhli pendidikan

menengah yang diadakan di Peking tahun 2001, merekomendsikan bahwa pendidikan di

abad ke-21 perlu adanya keseimbangan antara pengembangan keterampilan dan

pendidikan akademis , yang mencakup teknis dan pendidikan kejuruan ditingkat

pendidikan menengah. Hal ini perlu dilakukan mengingat pada abad ke 21 terjadi

perubahan yang sangat cepat yang memunculkan tantangan yang lebih komplek dan

meningkat dari lingkungan. Hal ini bagi generasi muda menimbulkan ketidakpastian

dalam hidup mereka bagaimana menghadapi masa depan yang tidak pasti,

mengasumsikan kedewasaan maupun dalam memasuki dunia kerja.

Dari laporan di atas terlihat bahwa tujuan dari pendidikan kecakapan hidup adalah

untuk membantu generasi muda didalam menghadapi perubahan yang sangat cepat

sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dari perubahan tersebut melalui

LIFESKILL

KECAKAPAN HIDUP GENERIK

KECAKAPAN HIDUP SPESIFIK

KEC. HIDUP PERSO-NAL

KEC. HIDUP SOSIAL

KESADARAN DIRI

KECAKAPAN BERPIKIR

KECAKAPAN KOMUNIKASI

KECAKAPAN KERJASAMA

KECAKAPAN AKADEMIK

KECAKAPAN VOKASIONAL

Page 4: Artikel Lif Skill

pendidikan keterampilan . Hal ini sejalan dengan rekomendasi dari Develovment Basic

Education ( Puskur : 2007 ) Kecakapan hidup adalah berbagai jenis ketrampilan yang

memampukan remaja-remaja menjadi anggota masyarakat yang aktif, produktif dan

tangguh.

Depdiknas ( 2006 ) membagi tujuan pendidikan kecakapan hidup ini menjadi dua

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum kecakapan hidup bertujuan

memfungsikan pendidikan sesuai fitrahnya , yaitu mengembangkan potensi peserta didik

dalam menghadapi perannya dimasa yang akan datang. Sedangkan secara khusus adalah :

Kesatu , mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk

memecahkan problem yang dihadapi, Kedua, memberikan wawasan yang luas dalam

pengembangan karir peserta didik. Ketiga, memberikan bekal dengan latihan dasar

tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari . Keempat, memberikan

kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan

kontekstual dan yang kelima, mengoptimalkan pemamfaatan suberdaya di lingkungan

sekolah , dengan memberi peluang pemamfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat

dengan prinsif manajement berbasis sekolah.

Tujuan di atas, diharapkan akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu seperti

yang diungkapkan oleh UNESCO ( 2008 ), diantaranya, yaitu :

1). Kebutuhan akan ketrampilan ,kemampuan dan wewenang sosial antar budaya yang

mencakup tingkah laku, tanggung jawab, dan toleransi . 2). Kebutuhan untuk belajar

bagaimana cara belajar, untuk menjelajahi dari satu pengetahuan ke pengetahuan lainnya

dan dari satu satuan ketrampilan ke lainnya dengan perasaan senang. 3). Kebutuhan akan

kemampuan komunikasi yang kritis, analitis, fleksibel dan kreatif

4). Kebutuhan untuk memperoleh tugas pengembangan yang mendukung, pada

kemampuan menghadapi masalah dan tuntutan dalam perubahan ketrampilan dalam

hubungan dengan perubahan ekonomi 5.) Kebutuhan untuk menyesuaikan kepada

perubahan permintaan ekonomi yang berkembang dari industri dan jasa layanan ke

arah, teknologi tinggi 6.) Kebutuhan untuk menguasai atau belajar ketrampilan baru,

seperti kemampuan beradaptasi dan memecahkan masalah , daya saing. Disamping

ketrampilan hidup memprakarsai dan memotivasi jiwa kewiraswastaan.

7.)Kebutuhan untuk mengimbangi permintaan pola pekerjaan baru yang memerlukan

kemampuan; menyesuaikan ke perubahan, berpikir kreatif dan inovatif serta bisa

menggunakan teknologi baru dan 8.) Kebutuhan individu untuk dapat menyesuaikan diri

secara fleksibel dalam rangka keterlibatan dalam berbagai jabatan sepanjang hidup

mereka.

Dengan terpenuhinya kebutuhan kecakapan hidup tersebut diharapkan akan mampu

mempersiapkan generasi muda didalam menghadapi perubahan yang sangat cepat di abad

ke-21 ini. Sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dari perubahan tersebut

Page 5: Artikel Lif Skill

melalui pendidikan keterampilan dengan jalan mengembangkan potensi peserta didik

dalam menghadapi perannya dimasa yang akan datang

Pengimplementasian Pendidikan Kecakapan Hidup

Seperti halnya pengimplementasian pembelajaran berbasis lainnya, pembelajaran

berbasis kecapakan hidup ini diimplementasikan melalui model ; Kesatu, dengan

mengintegrasikan pada setiap mata pelajaran. Pengimplementasian secara integratif

pendidikan kecakapan hidup melekat dan terpadu dalam program-program kurikuler,

kurikulum yang ada, dan atau mata pelajaran yang ada. Berbagai program kurikuler dan

mata pelajaran yang ada seharusnya bermuatan atau berisi kecakapan hidup sehingga

secara struktur tidak berdiri sendiri.. Pendidikan kecapan hidup sudah menjadi kebijakan

seiring dengan berlakunya standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi

acuan daerah/sekolah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

( KTSP ) pada masing-masing tingkat jenjang pendidikan. Oleh sebab itu pengintegrasian

pendidikan kecakapan hidup ke dalam mata pelajaran harus mengacu kepada standar-

standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah terutama yang menyangkut standar isi dan

standar kompetensi yang yang menjadi acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dibawah ini disajikan analisis pengintegrasian Kecakapan Hidup dalam Muatan

wajib yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..

NoMata

PelajaranTujuan Pendidikan

Pengembangan Kecakapan Hidup

KecakapanPersoanal

Kecakapan Sosial

Kecakapapan Akademik

Kecakapan Vocasional

1 Pendidikan Agama

Membentuk peserta didik menjadi manusia beriman

2 PKN Membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki wawasan dan rasa kebersamaan cinta tanah air serta bersikap dan berprilaku demokratis

3 Bahasa Membentuk peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif sesuai denga etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan

4 Matematika Mengembangkan model logika dan kemampuan berpikir peserta didik

Page 6: Artikel Lif Skill

6 IPS Mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisis sosial masyarakat

7 Seni dan Budaya

Membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya

8 Pendidikan Jasmani Olah Raga, dan Kesehatan

Membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani , serta menumbuhkan rasa sportivitas

9 Ketrampilan bahasa Asing dan TIK

Membentuk peserta didik yang memiliki keterampilan

10 Muatan Lokal Membentuk pemahaman terhadap potensi sesuai dengan ciri khas di daerah tempat tinggalnya.

11 Pengembangan diri

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan dan minat , dan bakat.

Sumber Depdiknas 2008

Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengimplementasia

pendidikan kecapakan hidup secara terintegrati ini yaitu : Prinsif pelakasanaan

pengembagan dan penekanan program . Prinsif pengembangan kecakapan hidup dalam

aktivitas pembelajaran banyak direkomendasikan oleh beberapa ahli diantarannya dari

Delor ( 1996 ) Pentingnya memasukan empat pilar pendidikan yang disarankan oleh

UNESCO supaya lebih epektif dan berhasil dengan memasukkan kemampuan bagaimana

seseorang belajar mengetahui, belajar berbuat , belajar menjadi diri sendiri dan belajar

untuk hidup bersaman .”order to impart essential skills effectively and successfully to the

youth, Secondary Education must take into account the four pillars of education , i.e.

learning to know, learning to do, learning to live and learning to be.” Dionisius ( 2008 )

Untuk mencapai upaya tersebut maka sistem activitas belajar harus dirubah dari TCL

(teacher centered learning) ke aktifitas SCL (Student Centre Learning). Siswa harus

lebih aktif dalam belajar melalui diskusi kelompok, pemecahan masalah, analisa,

perbandingan dengan fakta lapangan, disamping itu perlu juga diperhatikan prinsip

sebagai berikut ; pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup tidak mengubah system

pendidikan yang berlaku , tidak mengubah kurikulum yang berlaku, belajar kontekstual

Page 7: Artikel Lif Skill

dengan menggunakan potensi lingkungan sekitar sebagai wahana pendidikan dan

mengarah kepada tercapainya hidup sehat dan berkualitas, memperluas wawasan dan

pengetahuan serta memliki akses untuk memenuhi standar hidup secara layak

Pengimplementasian pendidikan kecakapan hidup pada tiap tingkatan satuan

pendidikan terdapat perbedaan penekanan hal ini berhubungan dengan tingkat

perkembangan psikologis dan fisiologis tiap jenjang pendidikan . Pada Jenjang

TK/SD/SMP lebih menekankan kepada kecakapan hidup umum (generic skill ), yaitu

mencakup aspek kecakapan personal ( personal skill) dan kecakapan sosial ( social skill )

dua kecakapan ini merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang

ini. Kedua kecakapan ini penekanannya kepada pembentukan akhlak sebagai dasar

pembentukan nilai-nilai dasar kebajikan ( basic goodness ), seperti ; kejujuran,

kebajikan, kepatuhan, keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan , serta

kemampuan bersosialisasi. Untuk jenjang SMA lebih ditekankan pada kecapan akademik

( akademik skill ), yaitu kemampuan berpikir yang lebih diarahkan kepada kemampuan

bersikap ilmiah, kritis, objekti dan transparan sehingga mempunyai kecakapan dalam hal

; menidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu merumuskan

hipotesis dan melaksanakan penelitian . Kemampuan ini perlu dimiliki pada jenjang

SMA karena mereka diproyeksikan untuk melanjutklan ke Perguruan Tinggi. Sedangkan

untuk jenjang SMK penekan kecakapan hidup ditekankan kepada kecakapan kejuruan

(vokasional skill ) karena mereka dipersiapkan untuk terjun langsung dilapangan yang

sesuai dengan spesifikasi keahlian yang diajarkannya. Dari penekanan program ini

terlihat bahwa untuk jenjang SD, SMP dan SMA lebih condong kepada penekanan

kecapan yang sifatnya soft skill yang meningkat kadarnya sesuai dengan peningkatan

jenjang pendidikan , tapi bukan berarti untuk tingkatan ini tidak layak untuk menekuni

bidang kejuruan ( vocasional ) dan yang perlu diperhatikan mengintegrasikan aspek

kecakapan hidup dalam topik materi tidak boleh dipaksakan. Artinya jika suatu topik

pelajaran hanya dapat mengembangkan satu aspek kecakapan hidup maka hanya satu

aspek tersebut yang dikembangkan dan tidak perlu dipaksakan mengkaitkan aspek yang

lainnya, namun jika ada topik pelajaran yang dapat menumbuhkan beberapa aspek

kecakapan hidup maka pengembangan aspek kecakapan hidup perlu dioptimalkan pada

topik tersebut seperti yang tersaji dalam tabel pilihan kecakapan hidup di atas. Artinya

peran guru dalam mengembangkan kecakapan hidup memiliki porsi yang sangat besar

dalam menentukan keberhasilannya terutama kreativitas dalam melakukan reorientasi

pembelajaran.

Model ini memerlukan kesiapan dan kemampuan tinggi dari sekolah, kepala

sekolah, dan guru mata pelajaran. Kepala sekolah dan guru harus pandai dan cekatan

menyiasati dan menjabarkan kurikulum, mengelola pembelajaran, dan mengembangkan

penilaian. Ini berarti, mereka harus kreatif, penuh inisiatif, dan kaya gagasan.

Keuntungannya, model ini relatif murah, tidak membutuhkan ongkos mahal, dan tidak

menambah beban sekolah terutama kepala sekolah, guru, dan peserta didik.

Page 8: Artikel Lif Skill

Kedua, melalui kegiatan ekstrakurikuler. Out put pendididkan akan lebih berhasil

apabila selama proses pembelajaran siswa dilibatkan langsung secara nyata dengan

permasalahan yang terjadi dilingkungannya, begitu juga dengan tujuan pencapaian

pendidikan kecakapan hidup perlu ada action langsung siswa terhadapat lingkungan

nyata di lapangan. Untuk memenuhi harapan tersebut kegiatan ekstrakurikuler merupakan

wadah yang tepat. , selain dapat menutupi kekurangan dari pelaksanaan kurikuler yang

banyak disorot lebih menitik beratkan kepada unsur kognetif juga siswa dapat langsung

mengimplementasikan teori-teori dan prinsif tentang kecakapan hidup dalam kehidupan

nyata. Dalam forum ini juga siswa dapat menanyakan apa saja tentang materi yang

sedang dibahas , sementara guru, instruktur dapat memberikan materi secara utuh tanpa

harus mengintegrasikan pada pelajaran tertentu. Kegiatan ektrakurikuler yang berpotensi

bisa dimasukan dalam pendidikan kecakapn hidup antara lain : OSIS. Pramuka,kesenian,

PMR, KIR dan pencinta alam.

Ketiga Sistem dikrit. Melalui model ini pelaksanaannya dapat berupa

pengembangan program kecakapan hidup yang dikemas dan disajikan secara khusus

kepada peserta didik. Penyajiannya dilakukan dengan menintegrasikan paket-paket diklat

pravocasional dan program kecakapan vocasional bagi siswa SD,SMP, SMA baik

dilaksanakan dilingkunan sekolah, BLK maupun di SMK yang telah dikembangkan

menjadi comunity collage ( Parjono : 2002 ). Model ini membutuhkan persiapan yang

matang, ongkos yang relatif besar, dan kesiapan sekolah yang baik. Selain itu, model ini

memerlukan perencanaan yang baik agar tidak salah penerapan. Meskipun demikian,

model ini dapat digunakan membentuk kecakapan hidup peserta didik secara

komprehensif dan leluasa.

Kemampuan guru dalam Pendidikan Kecakapan Hidup

Untuk mencapai tujuan pendidikan kecakapan hidup ini tidak akan lepas dari

peran guru sebagai pelaksana kurikulum, fasilitator dan motivator bagi siswa melalui

kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga siswa memiliki bekal kompetensi untuk

bekerja dan bermasyarakat dalam mengarungi kehidupan. Kurikulum sebagai petunjuk

jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mata pelajaran sebagai kendaraan yang

membawa peserta didik mencapai kompetensi tertentu dimana guru berperan sebagai

sopir untuk mengantarkan peserta didik sampai ke tujuan pembelajaran sesuai standar

kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu kreativitas guru dalam mengembangkan

kecakapan hidup di dalam setting kelas sesuai dengan mata pelajaran yang di

ampunya.sangat di perlukan.

Pendidikan kecakapan hidup bukanlah sesuatu yang baru dan karenanya juga

bukan topik yang orisinil.  Yang benar-benar baru adalah bahwa kita mulai sadar dan

berpikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan kehidupan nyata perlu ditingkatkan

intensitas dan efektivitasnya. Hal ini berarti proses pembelajaran yang selama ini

dilakukan di sekolah sebenarnya juga telah menumbuhkan kecakapan hidup namun

Page 9: Artikel Lif Skill

ketercapaiannya masih sebatas sebagai efek pengiring (nurturant efect) yang secara

otomatis terbentuk seiring terkuasainya subtansi mata pelajaran. Sementara itu

berdasarkan konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup bahwa aspek-aspek

kecakapan hidup harus sengaja dirancang untuk ditumbuhkan dalam kegiatan belajar.

Perancangan dimulai dari penyusunan program pembelajaran, penyusunan satuan

pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan sistem evaluasinya. Hal ini menuntut guru

untuk melakukan reorientasi pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya guna

mengembangkan kecakapan hidup.

Depdiknas ( 2006 ) Reorientasi pembelajaran dalam pengimplementasian

pendidikan kecakapan hidup dalam kativitas pembelajaran perlu dilakukan , karena

pendidikan kecakapan hidup bukan mata pelajaran sehingga dalam pelaksanaannya tidak

perlu merubah kurikulum dan menciptakan pelajaran baru . Yang diperlukan disini adalah

mereorientasikan pendidikan dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan

hidup melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan yang prinsipnya membekali peserta

didik terhadap kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat diterapkan dalam kehidupan

seharian pesera didik, Pemahaman ini memberi arti bahwa mata pelajaran dipahami

sebagi alat dan bukan tujuan untuk mengembangkan kecakapan hidup yang nantinya

akan digunakan oleh peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata.

Kemampuan mengorientasikan pembelajaran kecakapan hidup seorang guru harus

mampu : Kesatu melakukan identifikasi unsur kecakapan hidup yang dikembangkan

dalam kehidupan nyata yang dituangkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran, kedua

melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang mendukung

kecakapan hidup, ketiga mengklasifikasikan dalam bentuk topik /tema dari mata

pelajaran yang sesuai dengan kecakapan hidup , keempat menentukan metode

pembelajaran yang cocok untuk mendukung pendidikan kecakapan hidup dan yang

kelima merancang bentuk dan jenis evaluasi yang sesuai dengan kompetensi yang telah

dirumuskan . Dengan kemampuan-kemampuan itu diharapkan seorang guru mampu

mengimplementasikan pembelajaran berbasis kecapan hidup ini dengan baik dan benar.

Pertanyaan mendasar, siapkan guru-guru dengan segala kreativitasnya melakukan itu dan

mencoba mengimplentasikan dalam seting-seting kelasnya dan seluruh instansi di

lingkungan pendidikan baik langsung atau tidak komitmen dalam mendukung program

kecakapan hidup ini ? Kesadaran bersama inilah yang perlu dikaji bukan hanya tertuju

kepada guru saja .Kamarga ( 2008 ) Banyak penelitian menunjukkan bahwa lingkungan

kerja memberi kontribusi signifikan terhadap peningkatan prestasi kerja. Apabila tidak

ada dukungan dari lingkungan kerja, maka guru akan berpikir untuk apa saya

menerapkan kreativitas. Untuk itu kesadaran dalam peningkatan mutu pendidikan harus

merupakan komitmen bersama dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia, baik

sebagai manusia pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Pendidikan

yang mampu mengembangkan potensi peserta didik agar berani menghadapi problem

yang dihadapi tanpa tertekan , mau dan mampu, serta senang mengembangkan diri untuk

Page 10: Artikel Lif Skill

menjadi manusia unggul sehingga mampu bersaing baik dalam skala lokal maupun

global. Meir (2005:41) Apalagi tugas pendidikan pada abad ke -21 ini adalah

mempersiapkan orang untuk hidup yang pasang surut , yaitu dunia tempat setiap orang

harus mengerahkan seluruh kekuatan pikiran dan hati mereka sepenuhnya dan bertindak

berdasarkan kreatifitas yang penuh kesadaran , bukan sesuatu yang mudah diramalkan

dan tidak membutuhkan pikiran . Bukan menghasilkan manusia fotocopy tapi tokoh

orisinal yang mampu mengerahkan energi potensia dan menjanjikan. Untuk itulah bentuk

inovasi pendidikan kecakapan hidup ini merupakan salah satu alternatif yang perlu

dipertimbangkan dalam memberikan solusi mencapai tujuan tersebut yang perlu

diadopsi dan diimplementasikan di setiap jenjang pendidikan.

Apabila hal ini dapat dicapai , diharapkan perdebatan para akhli selama ini

mengenai sejauh mana dunia pendidikan dapat diharapkan menjadi sarana persiapan

siswa memasuki dunia kerja atau menghasilkan siswa yang siap bekerja menemui titik

terang. Dengan demikian ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan ,

yang berakibat pada meningkatnya angka penggangguran , dapat diturunkan , yang

berarti produktifitas nasional dapat meningkat secara bertahap. Hal tersebut sangat

mungkin tercapai karena kebutuhan kecakapan individu ( peserta didik ) untuk hidup di

dalam masyarakat sudah disiapkan selama siswa mengikuti pelajaran di ruang-ruang

kelasnya.

Kesimpulan

1. Pendidikan kecakapan hidup ( life Skill education ) adalah upaya

mempersiapkan generasi muda didalam menghadapi perubahan yang sangat cepat

sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dari perubahan tersebut

melalui pendidikan keterampilan dengan jalan mengembangkan potensi peserta

didik dalam menghadapi perannya dimasa yang akan datang

2. Kecakapan hidup (life skill) tidak hanya menyangkut kecakapan vocasional saja

tapi meliputi kecapan mental dan fisik

3. Pengimplementasian pendidikan kecakapan hidup dalam aktivitas pembelajaran

yaitu dengan mengintegrasikan kedalam mata-pelajaran yang ada pada muatan

wajib kurikulum melalui reorientasi program mulai dari perencanaan, pelaksanan

dan evalusi yang berorientasi kepada pendidikan kecakapan hidup.

4. Pendidikan kecakapan hidup merupakan salah satu alternatif yang perlu

dipertimbangkan dalam solusi mencapai tujuan pendidikan di abad ke-21 yang

perlu diadopsi dan diimplementasikan di setiap jenjang pendidikan.

*) Penulis adalah guru di SMP N 14 Kota Serang – Banten

Page 11: Artikel Lif Skill

DAFTAR PUSTAKA

1. Claver.J.Phillip ( 2005 ), Life Skill Develovment, Pennstate College of Agricultural Science. http://4hembryology.psu.edu

2. Delor ( 1996 ), UNESCO, Life Skill, Educational Scondary Education. http://portal.Unesco.org

3. Dionisaunus,Ir. ( 2008 ). Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan Student Centered Learning (SCL). . http://www.jawapos.co.id/radar/index

4. Depdiknas ( 2006 ) , Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup Puskur Balitbang Depdiknas . www.puskur.net

5. Depdiknas ( 2008 ), Konsep Dasar Kecakapan Hidup, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. http://www.mbs-sd.org

6. Kamarga Hanyswara, 2008, Evaluasi Kurikulum . Materi Kuliah S.2 UPI Bandung.

7. Fitrihana Noor ( 2007 ) Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup.8. Mc. Kenly . Steve, Positive Youth Develovment & Life skill Develovment, Iowa

State University, http://www.extention.iastate9. Meir Dave, (2005 ) The Accelererated Learning ( Hand Book), Kaifa. Bandung 10. UNESCO, Life skill http://portal.Unesco.org11. Khamdi, Waras ( 2008 ) , Pengintegrasian Kecakapan Hidup dalam Aktivitas

Pembelajaran . http://www.jawapos.co.id/radar/index

Page 12: Artikel Lif Skill