10
ARTIKEL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOMPOKKAN WARNA MELALUI PERMAINAN DENGAN BAHAN ALAM BATU PELANGI PADA ANAK KELOMPOK A TK PGRI 3 KALIBATUR KECAMATAN KALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh : NUR WAHYU SRI PUJI ASTUTI NPM. 13.1.01.11.0281 Dibimbing oleh : 1. ISFAUZI HADI NUGROHO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

ARTIKEL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOMPOKKAN WARNA …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/... · didalam suatu cahaya sempurna (b erwarna putih). Sedangkan Sadjiman

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOMPOKKAN WARNAMELALUI PERMAINAN DENGAN BAHAN ALAM BATU PELANGI

PADA ANAK KELOMPOK A TK PGRI 3 KALIBATUR KECAMATANKALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh :

NUR WAHYU SRI PUJI ASTUTINPM. 13.1.01.11.0281

Dibimbing oleh :1. ISFAUZI HADI NUGROHO, M.Psi.2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRITAHUN 2017

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 1||

SURAT PERNYATAANARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini:Nama Lengkap : NUR WAHYU SRI PUJI ASTUTI

NPM : 13.1.01.11.0281

Telepun/HP : 0812-1786-6324

Alamat Surel (Email) : [email protected]

Judul Artikel : Meningkatkan Kemampuan Mengelompokkan Warna

Melalui Permainan dengan Bahan Alam Batu Pelangi

Pada Anak Kelompok A TK PGRI 3 Kalibatur

Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung Tahun

Pelajaran 2016/2017

Fakultas – Program Studi : Keguruan – PG PAUD

Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Alamat Perguruan Tinggi : Jl. KH. Achmad Dahlan No. 76 Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa :

a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan

bebas plagiarisme;

b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari

ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,

saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengetahui Kediri, 11 Agustus 2017

Pembimbing I

Isfauzi Hadi Nugroho, M.Psi.NIDN. 0701038303

Pembimbing II

Anik Lestariningrum, M.Pd.NIDN. 0708027803

Penulis,

Nur Wahyu Sri Puji AstutiNPM. 13.1.01.11.0281

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 2||

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOMPOKKAN WARNAMELALUI PERMAINAN DENGAN BAHAN ALAM BATU PELANGI

PADA ANAK KELOMPOK A TK PGRI 3 KALIBATUR KECAMATANKALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

NUR WAHYU SRI PUJI ASTUTI13.1.01.11.0281

FKIP - Prodi PG PAUDEmail : [email protected]

Isfauzi Hadi Nugroho, M.Psi., dan Anik Lestariningrum, M.Pd.UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini hasil pengamatan dan pengalaman peneliti,bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di TK PGRI 3 Kalibatur KecamatanKalidawir Kabupaten Tulungagung diantaranya : kurangnya motivasi dalampembelajaran mengelompokkan warna, media yang digunakan kurang bervariasi,kurang siapnya guru maupun anak secara fisik, mental, maupun emosional.Akibatnya suasana kelas menjadi pasif dan membosankan, sehingga pada akhirnyakemampuan kognitif anak terutama kemampuan mengelompokkan warna rendah.Hal tersebut diketahui dari hasil observasi di kelompok A TK PGRI 3 KalibaturKecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, saat peneliti melaksanakanobservasi awal hasil adalah dari 20 anak diketahui hanya 5 anak yang mendapatbintang (empat), 3 anak yang mendapat bintang (tiga), 8 anakmendapat bintang (dua) dan 4 anak mendapat bintang (satu).

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)model Kemmis dan McTaggart jumlah subyek penelitian 20 anak kelompok A TKPGRI 3 Kalibatur. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, menggunakanteknik penilaian unjuk kerja. Pada kegiatan pra siklus ketuntasan yang dicapaiadalah 40%, kemudian pada siklus I ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 55%meningkat sebanyak 15% dari kegiatan pra siklus, dilanjutkan pada siklus IImeningkat menjadi 65% terjadi peningkatan sebesar 10% dari siklus I danmeningkat lagi pada siklus III yaitu sebesar 80% meningkat 15% dari siklus II,sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus III ini pembelajaran dikatakanberhasil karena nilai persentase lebih dari 75%, yaitu permainan dengan bahanalam Batu Pelangi dapat meningkatkan kemampuan mengelompokkan warna padaanak kelompok A TK PGRI 3 Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten TahunPelajaran 2016-2017.

Kata kunci : kemampuan mengelompokkan warna, permainan bahan alambatu pelangi

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 3||

I. LATAR BELAKANGAnak usia dini adalah anak yang

berada pada rentan usia 0-6 tahun

(Undang-undang Sisdiknas tahun 2003)

dan 0-8 tahun menurut para pakar

pendidikan anak. Menurut Beichler dan

Snowman (dalam Yulianti, 2010: 7), anak

usia dini adalah anak yang berusia antara

3-6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia

dini menurut Augusta (dalam Mulyasa,

2012: 17) adalah individu yang unik

dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,

sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan

komunikasi yang khusus yang sesuai

dengan tahapan yang sedang dilalui oleh

anak tersebut. Dari berbagai definisi,

peneliti menyimpulkan bahwa anak usia

dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun

yang sedang dalam tahap pertumbuhan

dan perkembangan, baik fisik maupun

mental.

Kognitif menurut Gagne (dalam

Jamaris, 2006:18) adalah proses yang

terjadi secara internal di dalam pusat

susunan syaraf pada waktu manusia

sedang berfikir. Sedangkan Menurut

Susanto (2012:47) kognitif adalah suatu

proses berfikir yaitu kemampuan individu

untuk menghubungkan, menilai, dan

mempertimbangkan suatu kejadian atau

peristiwa.

Berdasarkan beberapa pendapat

diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan kognitif adalah penampilan

yang dapat diamati dari aktivitas mental

(otak) untuk memperoleh pengetahuan

melalui pengalaman sendiri. Pengaturan

aktivitas mental dengan menggunakan

kaidah dan konsep yang telah dimiliki

yang kemudian direpresentasikan melalui

tanggapan, gagasan, atau lambang.

Menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI Nomor 58 tahun

2009, menerangkan bahwa : “Tingkat

pencapaian perkembangan kognitif dengan

lingkup perkembangan konsep bentuk,

warna, ukuran dan pola usia 4-5 tahun

antara lain : 1) mengklasifikasikan benda

berdasarkan bentuk atau warna atau

ukuran, 2) mengklasifikasikan benda

kedalam kelompok yang sama atau

kelompok yang sejenis atau kelompok

berpasangan dengan dua variasi, 3)

mengurutkan benda berdasarkan 5 serasi

ukuran atau warna”.

Secara harfiah arti klasifikasi adalah

penggolongan atau pengelompokkan. Ada

beberapa pengertian mengenai klasifikasi,

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

klasifikasi adalah penyusunan bersistem

dalam kelompok atau golongan menurut

kaidah atau standar yang ditetapkan.

Harrolds Librarians Glossary menyebutkan

bahwa klasifikasi adalah pengelompokkan

benda secara logis menurut ciri-ciri

kesamaannya.

Menurut Sulistyo Basuki, klasifikasi

adalah proses pengelompokkan benda atau

entitas yang sama, serta memisahkan

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 4||

benda atas entitas yang tidak sama.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

dari kemampuan mengklasifikasikan yang

ada pada indikator kemampuan kognitif

anak itu mempunyai makna sama dengan

kata “mengelompokkan”.

Menurut Haidar (2009: 23), warna

adalah spektrum tertentu yang terdapat

didalam suatu cahaya sempurna (berwarna

putih). Sedangkan Sadjiman Ebdi Sanyoto

(2005: 9) mendefinisikan warna secara

fisik dan psikologis. Warna secara fisik

adalah sifat cahaya yang dipancarkan,

sedangkan secara psikologis sebagai

bagian dari pengalaman indera

penglihatan. Ali Nugraha (2008: 34)

mengatakan bahwa warna adalah kesan

yang diperoleh mata dari cahaya yang

dipantulkan oleh benda–benda yang

dikenai cahaya tersebut. Terdapat tiga

unsur yang penting dari pengertian warna,

yaitu benda, mata dan unsur cahaya.

Secara umum, warna didefinisikan sebagai

unsur cahaya yang dipantulkan oleh

sebuah benda dan selanjutnya

diintrepetasikan oleh mata berdasarkan

cahaya yang mengenai benda tersebut.

Bermain adalah dunia anak, dengan

bermain anak dapat memperoleh

pengalaman secara langsung dan dapat

mengoptimalkan seluruh aspek

perkembangan anak, baik perkembangan

sikap pengetahuan, keterampilan dan

kreativitas yang diperlukan oleh anak

untuk dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya serta untuk pertumbuhan

dan perkembangan pada tahapan

berikutnya.

Montolalu (2008: 1.18)

menyatakan bahwa bermain bagi anak-

anak mempunyai arti yang sangat penting

karena melalui bermain anak dapat

menyalurkan segala keinginan dan

kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya.

Melalui bermain anak dapat melakukan

kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul

dengan teman sebaya, membina sikap

hidup positif, mengembangkan peran suatu

jenis kelamin, menambah perbendaharaan

kata, dan menyalurkan perasaan tertekan.

Diharapkan melalui bemain dapat

memberi kesempatan anak bereksplorasi,

menemukan, mengekspresikan perasaan,

berkreasi, dan belajar secara

menyenangkan.

Pembelajaran anak usia dini

menganut pendekatan bermain sambil

belajar atau belajar sambil bermain. Dunia

anak-anak adalah dunia bermain. Dengan

bermain anak-anak menggunakan otot

tubuhnya, menstimulasi indera tubuhnya,

mengeksplorasi dunia sekitarnya,

menemukan seperti apa diri mereka

sendiri.

Pelaksanaan kegiatan bermain batu

pelangi pada penelitian ini adalah:

1. Mengenalkan media kepada anak.

2. Anak mengenal warna

3. Guru membimbing anak dan peneliti

mengamati kemampuan anak.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 5||

Melalui bermain batu dapat terlihat

pemahaman anak mengenai konsep warna.

Kegiatan mengelompokkan warna

dilakukan menggunakan benda konkret

yaitu batu sehingga lebih memudahkan

anak dalam memahami konsep warna

karena dilakukan melalui obeservasi

secara langsung dan anak terlibat secara

aktif.

II. METODEA. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini yaitu

anak kelompok A TK PGRI 3 Kalibatur

Kecamatan Kalidawir Kabupaten

Tulungagung yang berjumlah 20 orang

anak yang terdiri dari 8 orang anak

perempuan dan 13 orang anak laki-laki.

Tempat penelitian ini dilakukan di TK

PGRI 3 Kalibatur Kecamatan Kalidawir

Kabupaten Tulungagung.

B. Prosedur PenelitianRancangan penelitian yang

dipergunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) merupakan salah satu pendekatan

dalam penelitian yang berbasis kelas atau

sekolah untuk melakukan pemecahan

berbagai permasalahan yang digunakan

dalam rangka peningkatan kualitas

pendidikan (Tim Pelatih Proyek PGSM,

1999:1-2). Menurut Sukarnyana (2002:11),

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan salah satu cara yang strategis

bagi guru untuk meningkatkan layanan

pendidikan melalui penyempurnaan

praktik pembelajaran di kelas. Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan

model kolaborasi yang mengutamakan

kerjasama antara kepala sekolah, guru dan

peneliti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ini merupakan upaya untuk mengkaji apa

yang terjadi dan telah dihasilkan atau

belum tuntas pada langkah upaya

sebelumnya. Hasil refleksi digunakan

untuk mengambil langkah lebih lanjut

dalam upaya mencapai tujuan penelitian.

Dengan kata lain refleksi merupakan

pengkajian terhadap keberhasilan atau

kegagalan terhadap pencapaian tujuan

tindakan pembelajaran.

Adapun rancangan (desain)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model Kemmis dan

McTaggart. Menurut Kemmis dan

McTaggart (dalam Depdiknas, 2004:2),

pelaksanaan tindakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur

(langkah): (1) perencanaan tindakan; (2)

pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan

(4) refleksi. Alur (langkah) pelaksanaan

tindakan dimaksud dapat dilihat pada

gambar berikut :

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 6||

Penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari siklus I, II, dan III

dengan masing-masing kegiatan

meliputi :

1. Tahap perencanaan tindakan

2. Tahap pelaksanaan tindakan

3. Tahap observasi

4. Tahap refleksi

C. Analisis DataUntuk menguji hipotesis tindakan

teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teknik kuantitatif komperatif

yakni untuk mengetahui perbandingan

kemampuan anak atau ketuntasan belajar

anak sebelum dan sesudah dilakukan

tindakan penelitian.

Prosedur analisis data dalam

penelitian ini adalah:

Menghitung distribusi frekuensi

perolehan tanda bintang () dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F x 100 %

N

Keterangan :

P = Prosentase anak yang

mendapatkan bintang ()

tertentu

F = Jumlah anak yang memperoleh

bintang () tertentu

N = Jumlah anak Keseluruhan

Membandingkan ketuntasan belajar

anak mulai pratindakan, siklus 1 sampai

siklus

Adapun norma yang dipakai dalam

pengujian hipotesis adalah hipotesis

diterima atau tindakan dinyatakan berhasil

jika terjadi peningkatan kemampuan

motorik halus dengan penggunaan metode

demonstrasi dalam pemanfaatan bahan

bekas tingkat ketuntasan belajar mencapai

sekurang-kurangnya 75%.

III. HASIL DAN KESIMPULAN

A. PembahasanBerdasarkan data pada

siklus I bahwa kemampuan

mengelompokkan warna anak TK

PGRI 3 Kalibatur Kecamatan

Kalidawir masih rendah, karena

karena dari 20 anak yang

mengalami tuntas belajar hanya

sebesar 55% (11 anak). Peneliti

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 7||

kemudian melakukan perbaikan

tindakan pada siklus II.

Pada siklus II terjadi

peningkatan kemampuan

mengelompokkan warna melalui

permainan bahan alam batu pelangi

yaitu dari 20 anak yang mengalami

tuntas belajar sebesar 65% (13

anak). Ada beberapa hal yang

menjadi catatan peneliti, baik

positif maupun negatif diantaranya

adalah untuk memperoleh hasil

yang maksimal peneliti harus lebih

teratur dalam mengatur waktu, dan

memberi pengarahan kepada anak

didik tentang konsep dasar

pengenalah warna. Dikarenakan

pada siklus II ini keberhasilan yang

dicapai belum sesuai dengan

indikator keberhasilan yang

ditetapkan, maka diadakan

perbaikan tindakan pada siklus III.

Hasil dari tindakan pada

siklus III adalah dari 20 anak yang

mengalami tuntas dalam kegiatan

mengelompokkan warna melalui

permainan bahan alam batu pelangi

sebesar 80% (16 anak). Karena

Presentase keberhasilan yang

dicapai pada siklus III ini sudah di

atas indikator keberhasilan yang

ditetapkan maka peneliti

mengangap penelitian ini sudah

selesai.

Hal ini didasarkan dari

beberapa alasan diantaranya

melalui kegiatan bermain dengan

bahan alam anak menjadi tertarik

dan senang dalam kegiatan,

keberhasilan peneliti dalam

merangsang kemampuan

mengelompokkan warna

mendapatkan hasil yang meningkat

sehingga pembelajaran berjalan

dengan lancar.

Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan. Hasil belajar

anak didik dari kegiatan pra siklus,

siklus I, siklus II dan siklus III dari

data diatas didapatkan nilai yang

terus meningkat. Berdasarkan data

tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan

mengelompokkan warna melalui

permainan bahan alam batu

pelangi. Hasil yang telah dicapai

dapat dilihat pada keterangan dan

tabel berikut ini :

Tabel 4.1Ketuntasan Mengelompokkan Warna

NoHasil

Penilaian

Pra

Tindakan

Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

1. 20% 15% 10% 0%

2 40% 30% 25% 20%

3 15% 25% 35% 40%

4 25% 30% 30% 40%

JUMLAH 100% 100% 100% 100%

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 8||

Dari data tabel di atas dapat

disajikan dalam bentuk grafik di

bawah ini :

Gambar 4.1Grafik Ketuntasan Kegiatan

Mengelompokkan Warna MelaluiPermainan Bahan Alam

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang

berbunyi “Melalui Kegiatan

Permainan dengan Bahan Alam

batu pelangi dapat Meningkatkan

Kemampuan Mengelompokkan

Warna Pada Anak Kelompok A

TK PGRI 3 Kalibatur Kecamatan

Kalidawir Kabupaten Tulungagung

Tahun Pelajaran 2016/2017”

diterima.

IV. DAFTAR PUSTAKADepdiknas. 2004. Perpustakaan

Perguruan Tinggi: Buku Pedoman,edisi ketiga. Jakarta: Depdiknas.

Hernia, Hesti. 2013. KemampuanMengenal Warna Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Segugus IIIKecamatan Panjatan KabupatenKulon Progo. Skripsi Fakultas IlmuPendidikan Universitas NegeriYogyakarta : Tidak diterbitkan.

http://ilmu-perpustakaan.blogspot.co.id/2012/03/dikutip pada hari rabu, 13 Juni 2017.

Kurnia, Sholikhah D. 2014, MeningkatkanKemampuan Kognitif MelaluiPermainan Klasifikasi BerdasarkanWarna Bentuk dan Ukuran PadaKelompok B TK Dharmawanita KotaBengkulu. Skripsi Jurusan IlmuPendidikan Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan UniversitasBengkulu : Tidak diterbitkan.

Moeslichatoen R. 2004. MetodePengajaran Di Taman Kanak -Kanak. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Montolalu, dkk. 2008. Bermain danPermainan Anak. Jakarta :Universitas Terbuka.

Mulyasa, 2012. Standar Kompetensi danSertifikasi Guru. Bandung: RemajaRosda Karya

Nugraha, Ali dan Rahmawati, Yeni. 2008.Metode Pengembangan SosialEmosional. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Patmonodewo, Soemiarti. 2003.Pendidikan Anak Prasekolah.Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RINomor 58 tahun 2009

Putra Daulay, Haidar. 2009. SejarahPertumbuhan PembaharuanPendidikan Islam di Indonesia.Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Sanyoto, Ebdi S. 2005. Dasar-Dasar TataRupa dan Desain. Yogyakarta.

Saputra, Yudha dan Rudyanto. 2005.Pembelajaran Kooperatif UntukMeningkatkan Keterampilan AnakTK. Jakarta: Depdiknas.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

PraTindakan

Siklus I Siklus II Siklus III

Ketuntasan

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Nur Wahyu Sri Puji Astuti | NPM. 13.1.01.11.0281Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Prodi PG PAUD

simki.unpkediri.ac.id|| 9||

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak UsiaDini. Yogyakarta : PEDAGOGIA.

Suyanto, Slamet. 2005. Konsep DasarAnak Usia Dini. Jakarta :Departemen Pendidikan

Yulianti, Dwi. 2010. Bermain SambilBelajar Sains di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Indeks.

Yus, Anita. 2005. PenilaianPerkembangan Belajar Anak TamanKanak-kanak, Direktorat PembinaanPendidikan Tenaga Kependidikandan Ketenagaan Perguruan Tinggi:Jakarta.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA