Upload
nadya-azzahra
View
22
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Analisis artikel opini, media cetak, DIY, sintaksis
Citation preview
Nadya Azzahra22010112130056
Tugas Bahasa Indonesia
Analisis artikel opini di media cetak
meliputi sintaksis, diksi, EYD, paragraf, kesesuaian makna dll
Pengendara yang Menggunakan HP Harus Ditilang
(dikutip dari surat kabar Suara Merdeka 28 September 2013)
Minggu ini media gencar menampilkan ABG tanpa SIM ditilang polisi karena
mengendarai sepeda motor atau mobil. Hal ini sebagai reaksi dari kasus kecelakaan
lalu lintas yang menimpa AGJ, putra bungsu Achmad Dhani, yang berakibat
meninggalnya 6 orang korban. Menurut BBC Indonesia (11 September 2013), Polri
telah menindak ratusan ribu pengendara mtor dan mobil tanpa SIM (290 ribu kasus
selama Maret−September 2013), terutama remaja yang belum genap berusia 17
tahun. Walaupun penertiban itu terkesan reaktif, seperti setelah ada korban baru
ditindak, tetap positif daripada lebih banyak lagi korban yang meninggal. Baik yang
meninggal, maupun cedera permanen (misalnya lumpuh), diakibatkan karena
kejiwaan ABG memang masih labil sehingga belum layak berkendara sendiri.
Hal lain yang perlu tindakan segera dari polisi adalah pengendara, baik mobil
maupun motor, yang asyik ber-SMS-an saat berkendara tanpa mengindahkan lalu
lintas. Oleh karena hal itu dilakukan sambil tetap berkendara di jalan, meskipun
kecepatannya dikurangi alias pelan. Tahun 2013 ini, saya yang bekerja di RSUD di
Kota Purwokerto, menemukan 3 korban lakalantas karena menabrak kendaraan yang
berhenti saat mengendarai sepeda motor sambil ber-SMS.
Tiga korban itu: satu calon dokter berusia 23 tahun, 10 hari koma di ICU
kemudian meninggal dunia, seorang lagi mahasiswa semester III Poltekes
Purwokerto, hanya bertahan 3 jam di RS kemudian meninggal, terakhir pensiunan
bidan, berusia 58 tahun, koma 3 hari di ICU yang akhirnya juga meninggal dunia.
Belum lagi yang harus cacat pascaoperasi otak, lumpuh karena saraf tulang belakang
putus, dan lain lain. Jadi, jelas ber-SMS wajib ditilang karena membahayakan diri
sendiri dan orang lain.
Bahkan saat saya mudik ke Sumatera, sopir bus yang saya tumpangi ber-SMS
saat mengemudi. Saat saya protes, dia malah marah. Juga ketika naik angkot, sopir
Nadya Azzahra22010112130056
angkot pun sering ber-SMS-an. Sepertinya, hal itu patut diduga sebagai salah satu
penyebab tingginya lakalantas di negeri kita.
Hal yang juga membuat pengemudi tidak berkonsentrasi adalah
berkomunikasi menggunakan HP, meskipun memakai headset . Ini juga wajib
ditilang (seperti yang dilakukan di Negara Barat/Eropa dan Singapura). Semuanya
sebagai langkah antisipatif sebelum jatuh korban yang makin banyak.
Apakah ada pasal UU Lalu Lintas uang memuat hal ini sebagai dasar hukum
tindakan polisi? Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan
ANgkutan Jalan pada Pasal 283 menyebutkan: Setiap orang yang mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau
dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam
mengemudi di jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), dipidana
dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Rp
750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
Sementara pada pasal 106 ayat (1) Undang-undang No. 22 tahun 2009 berisi:
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib
mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi. Jadi pak
polisi, sudah waktunya berkomunikasi menggunakan HP saat berkendara harus
ditilang. Saya biasa menepi dulu dan berhenti untuk menjawab HP yang bordering
atau SMS yang masuk ke HP saya.
dr. AG Paulus M.Si.Med
PNS RS Margono Soekarjo
Berkoh Indah Blok EII/282
Purwokerto