4
ASAL MULA “BATU KINYANG CIMERANG” Antara Sukabumi – Sagaranten, ada suatu kampong subur makmur, yang bernama Kampung Cimerang. Di kampong tersebut banyak terdapat batu yang mengkilap.batu-batu tersebut biasa dujadikan bermacam-macam perhiasan, seperti mata cincin, liontin kalung, mata giwang, dan sebagainya. Orang-orang menyebut batu tersebut “Batu Kinyang”. Mengapa di Cimerang banyak terdapat batu kinyang? Sebenarnya ada ceritanya. Sudah tahu ceritanya? Begini ceritanya. Dahulu, di Sukabumi ada satu Negara kecil yang bernama Negara Gegerwitung. Negara ini termasuk kepada wilayah Pajajaran. Oleh karena itu, ketika Pajajaran diserang musuh dari Timur, maka Gegerwitung pun ikut diserbu juga. Suatu saat, Keraton Gegerwitung diporakporandakan oleh musuh. Raja beserta keluarganya hampir semua gugur, hanya seorang yang selamat yaitu putrinya yang bernama Putri Laras Pandan Layung. Ia selamat, karena ketika itu ia sedang menghadapi musuh-musuh di sebelah barat. Putri Laras Pandan Layung sangat sedih, ketika mengetahui keluarganya telah meninggal, apalagi kini kerajaannya telah dikuasai musuh. Kemudian ia pergi mengembara meninggalkan kerajaan yang dicintainya. Putri menuju daerah selatan, menyusuri jalan setapak. Tujuannya hendak sembunyi, mencari tempat yang aman. Akhirnya ia sampai di suatu lembah. Ia duduk bersimpuh dan menangis di atas akar sebuah pohon, menumpahkan semua kesedihannya. Semakin lama tangisan Putri semakin keras, yang asalnya hanya terisak-isak, kini ia menangis sejadi-jadinya. Semakin lama tangisan Putri semakin keras, yang asalnya hanya terisak-isak, kini ia menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba, ada suara tanpa ada orangnya. “Hai Putri, kau tidak usah sedih dan bingung. Sekarang coba cari petapaan Ki Resi Girang Madenda yang ada di Curug Cimerang. Di sanalah Putri akan dijadikan tempat peringatan semua orang. Cepat silakan car!” Suasana hening, Putri tengadah, mencari dari mana asal suara tersebut, tapi tak ada. Hatinya kini agak tenang, karena ia merasa ada orang yang akan menolongnya. Walau sebenarnya, hatinya tetap saja bingung untuk mencari “Curug Cimerang”. Tapi, sesaat kemuadian ia sadar, bahwa ia keturunan Pajajaran, yang selalu berani dan pantang menyerah pada keadaan.

Asal Mula Batu Kinyang Cimerang (Kab. Sukabumi) Bhs. Indonesia Version

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asal Mula Batu Kinyang Cimerang (Kab. Sukabumi) Bhs. Indonesia Version

ASAL MULA “BATU KINYANG CIMERANG”

Antara Sukabumi – Sagaranten, ada suatu kampong subur makmur, yang bernama Kampung Cimerang. Di kampong tersebut banyak terdapat batu yang mengkilap.batu-batu tersebut biasa dujadikan bermacam-macam perhiasan, seperti mata cincin, liontin kalung, mata giwang, dan sebagainya. Orang-orang menyebut batu tersebut “Batu Kinyang”.

Mengapa di Cimerang banyak terdapat batu kinyang? Sebenarnya ada ceritanya. Sudah tahu ceritanya? Begini ceritanya.

Dahulu, di Sukabumi ada satu Negara kecil yang bernama Negara Gegerwitung. Negara ini termasuk kepada wilayah Pajajaran. Oleh karena itu, ketika Pajajaran diserang musuh dari Timur, maka Gegerwitung pun ikut diserbu juga.

Suatu saat, Keraton Gegerwitung diporakporandakan oleh musuh. Raja beserta keluarganya hampir semua gugur, hanya seorang yang selamat yaitu putrinya yang bernama Putri Laras Pandan Layung. Ia selamat, karena ketika itu ia sedang menghadapi musuh-musuh di sebelah barat.

Putri Laras Pandan Layung sangat sedih, ketika mengetahui keluarganya telah meninggal, apalagi kini kerajaannya telah dikuasai musuh. Kemudian ia pergi mengembara meninggalkan kerajaan yang dicintainya.

Putri menuju daerah selatan, menyusuri jalan setapak. Tujuannya hendak sembunyi, mencari tempat yang aman. Akhirnya ia sampai di suatu lembah. Ia duduk bersimpuh dan menangis di atas akar sebuah pohon, menumpahkan semua kesedihannya. Semakin lama tangisan Putri semakin keras, yang asalnya hanya terisak-isak, kini ia menangis sejadi-jadinya. Semakin lama tangisan Putri semakin keras, yang asalnya hanya terisak-isak, kini ia menangis sejadi-jadinya.

Tiba-tiba, ada suara tanpa ada orangnya.

“Hai Putri, kau tidak usah sedih dan bingung. Sekarang coba cari petapaan Ki Resi Girang Madenda yang ada di Curug Cimerang. Di sanalah Putri akan dijadikan tempat peringatan semua orang. Cepat silakan car!”

Suasana hening, Putri tengadah, mencari dari mana asal suara tersebut, tapi tak ada. Hatinya kini agak tenang, karena ia merasa ada orang yang akan menolongnya. Walau sebenarnya, hatinya tetap saja bingung untuk mencari “Curug Cimerang”.

Tapi, sesaat kemuadian ia sadar, bahwa ia keturunan Pajajaran, yang selalu berani dan pantang menyerah pada keadaan.

Putri Laras, berangkat kembali, menyusuri, bukit, lembah, dan hutan. Ia hanya makan dedaunan, akar-akaran, umbi-umbian, dan meminum air sungai.

Hari berganti minggu, minggu berbanti bulan. Genaplah sebulan pengembaraan Putri Laras, ketika ia sampai di sebuah sungai kecil, yang airnya jernih dihiasi ikan-ikan kecil yang berenang di antara batu-batu kecil. Putrid terus menyusuri sungai itu sampai ke hulu. Ia berharap akan menemui petapaan Ki resi Girang Madenda. Ia yakin, bahwa sungai itu adalah sungai “Cimerang”.

Akhirnya putri sampai di sebuah “curug”(air terjun). Di sekitar curug tersebut terdapat sebuah gubug. Samar-samar terlihat, dalam gubug itu ada kakek-kakek memakai ikat kepala, berjenggot panjang dan putih, menghadapi sebuah dupa.

Page 2: Asal Mula Batu Kinyang Cimerang (Kab. Sukabumi) Bhs. Indonesia Version

Lalu Putri masuk ke dalam gubug tersebut.

“Mengapa, engkau datang kemari, Nak?” kakek bertanya.

“Begini, Kek, …, aku mendapat petunjuk bahwa aku harus ke sini menghadap kakek. Apakah benar kakek yang bernama Ki Resi Girang Madenda?”

Putri lalu menceritakan tujuan, dan penyebab ia sampai ke tempat itu, setelah ia merasa yakin bahwa kakek itu adalah Ki Resi Girang Madenda. Ia bercerita sambil menyapu air matanya oleh selendang yang ia pakai. Ia teringat kembali kepada orang tuanya, kepada rakyatnya, kepada negaranya yang telah porak poranda. Oleh Ki Resi putrid dinasehati dan dihibur, serta ia disuruh bertapa di atas batu di bawah air terjun “Curug Cimerang”.

Putri Laras melaksanakan perintah Ki Resi. Ia bertapa di atas batu, di bawah air terjun, sedangkan Ki Resi melanjutkan bertapanya di dalam gubug. Putri bertapa dengan tenang . Putri tak terpengaruh oleh bermacam-macam godaan. Ia memohon kepada Yang Mahakuasa agar meninggal dalam keadaan sempurna dan ada pada ridho-Nya.

Genap setahun bertapanya Putri, jasadnya mendadak hilang. Hilangnya jasad Putri diiringi harum semerbak mewangi di sekitar Curug Cimerang tersebut. Di atas batu bekas tempat duduknya, terdapat “sabuk” jimat kerajaan. Hilangnya jasad Putri Laras Pandang Layung, diiringi suara gemuruhnya air sungai. Airnya mendadak bergelombang, seperti kena badai. Sungai yang asalnya kecil, mendadak berubah jadi sungai yang besar.

Ki Resi terbangun dari pertapaannya, karena suara tersebut. Ia melihat ke arah batu tempat Putri bertapa. Hanya “sabuk berhiaskan permata” yang ia dapati di sana. Ia berkata

“Tibalah saatnya engkau pergi, Putri.

Meninggalkan bumi suci

Batu Kinyang beranakan,

Cimerang jadi babakan (perkampungan).

Kini aku kan pulang,

Memantau masa kan datang “

Setelah itu, Ki Resi bersimpuh di depan gubug, seperti yang sedang semedi. Tak lama kemudian, Ki Resi pun hilang tak berbekas. Yang ada hanyalah sebuah gubug tempatnya bertapa.

Konon, permata kinyang dari ‘sabuk” Putri bertambah banyak menjadi batu yang gemerlap mengkilap. Bersebaran di sepanjang Sungai Cimerang dan tanah sekitarnya. Bahkan kini tempat tersebut menjadi kampong besar yang bernama kampong Cimerang.

Diterjemahkan dari buku “Sagara Basa” Pangajaran Kompetensi Basa Sunda pikeun SMP Kelas VIIA

Page 3: Asal Mula Batu Kinyang Cimerang (Kab. Sukabumi) Bhs. Indonesia Version

ASAL MULA “BATU KINYANG CIMERANG”

Di ceritakan oleh :LAIFA NUR FATHIRA HERLIN

Pembimbing & Pengarah TheatrikalUCKE RAKHMAT GADZALI,S.Pd

PEMERINTAH KOTA SUKABUMIDINAS PENDIDIKAN

UPT TK/ SD KECAMATAN CIBEUREUM SEKOLAH DASAR NEGERI CIBEUREUMHILIR 5

Jl. Pembangunan No. 01 (0266) 234 867 Kota Sukabumi 43163

Page 4: Asal Mula Batu Kinyang Cimerang (Kab. Sukabumi) Bhs. Indonesia Version