Upload
ade-alfionita
View
105
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian
kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan dan bidang
lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.
Mengenai Asuhan Kebidanan Keluarga ini disesuaikan dengan jangka dan
kemampuan penyusun agar dalam pelaksanaan dapat memberikan bantuan
terutama dibahas pada laporan ini adalah tentang kesehatan ibu dan anak (KIA)
ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, imunisasi
dan KB. Dalam hal ini mahasiswa terjun kemasyarakat tertentu membantu
masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khususnya dalam keluarga,
membantu mengatasi masalah tersebut bersama-sama masyarakat desa tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan
Kebidanan Keluarga dan juga agar mahasiswa dapat secara nyata dalam
memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga secara komprehensif.
Tujuan khusus
1. Dapat melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan.
2. Mampu menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah kesehatan.
3. Dapat menyusun skala prioritas masalah kesehatan.
4. Mampu menyusun rencana Asuhan Kebidanan yang dilakukan.
5. Mampu melaksanakan rencana Asuhan Kebidanan Keluarga.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam Asuhan Kebidanan Keluarga ini hanya pada masalah kesehatan
keluarga.
D. METODE PENULISAN
Metode penulisan data yang akan digunakan penulis dalam pembuatan Asuhan
Kebidanan pada keluarga Tn.E ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan
deskriptif dengan melakukan tinjauan kasus melalui :
1. Wawancara baik kepada Tn. E maupun anggota keluarganya
2. Melakukan observasi perilaku dan keadaan anggota keluarga
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Studi pustaka
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Depkes RI, 1988, 32).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th. 1989, Keluarga dalah dua tahun
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinn,
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama
lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.
(Effendy, 1998, 32).
Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989, 4)
Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilineal
Adalah spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan
dengan suami atau istri.(Effendy, 1998,33)
Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing
(Effendy, 1998:33)
Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.(Effendy, 1998, 33)
Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ayah
b. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ibu
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
Ciri-ciri Keluarga
1. Diikat dalam satu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing – masing anggotanya
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerja sama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam suatu rumah
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.(Effendy, 1998, 33)
Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi biologis
1. Untuk meneruskan keturunan
2. Memelihara dan membesarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4. Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1. Membina sosialaisasi pada anak
2. Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3. Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk
prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2. Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perananya sebagai orang dewasa
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.keseimbangan
kepribadian masing-masing anggotanya. Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan
cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.
f. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penulis.
Tipologi Masalah Kesehatan Keluarga
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar, yaitu :
1. Ancaman kesehatan : adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit, kecelakaan, dan kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan. Yang termasuk dalam ancaman kesehatan adalah:
1. Penyakit keturunan, seperti Asma Bronkiale, Diabetes Mellitus dan
sebagainya.
2. Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular,
seperti TBC, Gonore, Hepatitis dan sebagainya.
3. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti anak terlalu banyak
sedangkan penghasilan keluarga kecil.
4. Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam
diletakkan sembarangan, tangga rumah terlalu curam.
5. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota
keluarga
6. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:
a. Hubungan keluarga yang kurang harmonis
b. Hubungan orang tua dan anak tegang
c. Orang tua yang tidak dewasa
7. Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya:
a. Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
b. Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat
c. Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum
d. Selokan/tempatpembuangan air limbah yang tidak memenuhi
syarat
e. Sumber air minum tidak memenuhi syarat
f. Kebisingan
g. Polusi udara
8. Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan:
a. Merokok
b. Minuman keras
c. Tidak memakai alas kaki
d. Makan obat tanpa resep
e. Kebiasaan makan daging mentah
f. Higiene personal kurang
9. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
10. Riwayat persalinan sulit
11. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita
memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki-laki
memainkan peranan ayah
12. Imunisasi anak tidak lengkap
2. Kurang/tidak sehat : adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Yang termasuk di dalamnya adalah:
1. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa
2. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak
sesuai dengan pertumbuhan normal
3. Situasi krisis: adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya
keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah:
1. Perkawinan
2. Kehamilan
3. Persalinan
4. Masa nifas
5. Menjadi orang tua
6. Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
7. Abortus
8. Anak masuk sekolah
9. Anak remaja
10. Kehilangan pekerjaan
11. Kematian anggota keluarga
12. Pindah rumah
Ketidakmampuan Keluarga Dalam Melaksanakan Tugas-Tugas Kesehatan :
1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan
karena:
1. Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
2. Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3. Sikap dan falsafah hidup
2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena:
1. Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan lausnya masalah
2. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga
4. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga
6. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7. Takut dari akibat tindakan
8. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
9. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10. Kurang percaya terhadap petugas dan lemabga kesehatan
11. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan
karena:
1. Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab,
penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya serta
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang
dibutuhkan
3. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4. Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
misalnya keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab,
fasilitas fisik untuk perawatan.
5. Sikap negatif terhadap yang sakit
6. Konflik individu dalam keluarga
7. Sikap dan pandangan hidup
8. Perilaku yang mementingkan diri sendiri
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga,
disebabkan karena:
1. Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,
tanggung jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat
2. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan rumah
3. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
4. Konflik personal dalam keluarga
5. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
6. Sikap dan pandangan hidup
7. Ketidakompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri,
tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang
mempunyai masalah
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara
kesehatan, disebabkan karena:
1. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
4. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
5. Rasa takut pada akibat dari tindakan
6. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
7. Tidak adanya fasilitas yang diperlukan
8. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
9. Sikap dan falsafah hidup.
6. Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga.
Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat Masalah
Skala :
o Ancaman Kesehatan
o Tidak / kurang sehat
o Krisis
2
3
1
1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
o Dengan mudah
o Hanya sebagian
o Tidak dapat
2
1
0
2
3. Potensi masalah untuk diubah
Skala :
o Tinggi
o Cukup
o Rendah
3
2
1
1
4. Menonjolnya masalah
Skala :
o Masalah berat harus ditangani
o Masalah yang tidak perlu ditangani
o Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
SKORING
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
3. Jumlahkanlah skor untuk setiap criteria.
4. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.
B. Konsep Teori MP ASI
Pengertian
Bagi bayi usia enam bulan, perlu dilengkapi pemberian makanan tambahan yang
disebut MPASI (Makanan Pendamping ASI). MPASI dapat bermacam-macam
bentuknya, misalnya nasi tim, bubur tepung,biskuit, pisang atau pepaya yang
dilembutkan, aneka jus buah, dan sebagainya
Kesiapan Bayi Diberikan MP ASI
a. Usia 6 bulan, organ-organ pencernaan dan ginjal bayi sudah Semakin sempurna.
Untuk itu, perlu mulai dilatih mengonsumsi makananyang lunak terlebih dahulu.
Seiring bertambahnya usia, anak pun telah mampu makan sendiri. Maka, secara
bertahap bayi dapat diperkenalkan menu sehari-hari orang dewasa.
b. Pada usia 6 bulan, kebutuhan kalori dan gizi bayi tidak lagi memadai jikahanya
mengandalkan ASI. Pada usia itu, ASI hanya mencukupi sebagiandan seluruh
kebutuhan gizinya.
c. Cadangan vitamin dan mineral yang diperoleh bayi saat masih dalam kandungan
telah menurun. Karenanya, diperlukan asupan tambahan melalui MPASI.
d. Biasanya bayi usia 6 bulan sudah mulai tumbuh gigi-giginya. Dengan begitu,
pemberian MPASI melatihnya agar mampu mengunyah sekaligus mengenalberagam
rasa dan tekstur makanan.
e. Biasanya bayi berusia 6 bulan telah mampu duduk tegak sehingga sudah mampu
dilatih dalam posisi duduk.
Bentuk Makanan
Ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan dalam pemberian makanan
pendamping ASL yakni fungsi pencernaan bayi, kebutuhan makan bayi, serta tingkat usia
bayi. Ketiga faktor tersebut akan memengaruhi bentuk makanan yang harus diberikan
kepada bayi.
a. Usia 6-7 bulan
Usia 6-7 bulan merupakan usia awal bayi mengenal makanan. Fungsi pencernaan
bayi sudah cukup berkembang baik, walaupun belum optimal. Selama enam
bulan pertama, bayi hanya memperoleh ASI sebagai makanan utama sehingga
pada tahap awal pengenalan makanan pendamping ASI, sebaiknya bayi diberi
pure atau makanan yang sudah dihaluskan, encer dan lembut. Tujuan pemberian
pure agar sistem pencernaan bayi tidak kaget saat menerima makanan selain ASI,
sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan. Pure terbuat dan buah dan
sayur.
b. Usia 7 - 9 bulan
Pada usia mi, sistem pencernaan bayi sudah semakin berkembang. Gigi-geligi
mulai tumbuh. Tingkat keinginan bayi untuk mengeksplorasi makananjuga mulai
tumbuh, karena itu di usia 7-8 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
berbentuk lembek dan lembut. Pada usia 8-9 bulan dapat diperkenalkan dengan
bubur saring yang memiliki tekstur sedikit lebih kasar daripada bubur lembek
yang diberikan pada usia 7-8 bulan.
c. Usia 9-12 bulan
Pada usia mi gigi geligi bayi sudah tumbuh banyak. Perkembangan motorik bayi
juga berkembang pesat. Bayi mulai dapat berjalan serta aktif bergerak. Sistem
pencemaan bayijuga mulai berfungsi baik. Pada usia ml, bayi mulai
diperkenalkan dengan bentuk makanan semi padat, seperti nasi tim dan makanan
yang dicincang kasar. Makanan berbentukjari (finger foods),juga mulai dapat
diberikan kepada bayi karena bayi telah mempunyai kemampuan menggenggam
yang baik.
Jenis-jenis MP ASI dapat dibedakan menjadi berikut :
1. Berdasarkan tekstur dan kepadatannya, MPASI terdiri atas:
a. MPASI cair: air tomat, air jeruk, air teh, dan sebagainya.
b. MPASI dihaluskan: aneka buah-buahan (seperti pisang, pepaya, dan kentang
yang dihaluskan [diblender]), bubur saring/nasi tim, dan sebagainya.
c. MPASI padat: bubur padat, roti, finger food (jenis makanan kecil seukuran jari
yang mudah digenggam jemari bayi), biskuit, dan sebagainya.
2. Berdasarkan cara membuatnya, MPASI dibedakan atas:
a. MPASI instan, yaitu berupa produk dalam kemasan buatan pabrikan, Seperti
bubur susu instan aneka rasa,finger food, roti, dan sebagainya.
b. MPASI yang diolah sendiri oleh para ibu di rumah dengan aneka kreasi dan
variasi. Akan sangat bermanfaat jika para Ibu mampu dan sempat membuat
sendiri aneka MPASI mi. Sebab, pemilihan dan cara pengolahan bahan-bahannya
dapat lebih terjamin.
Bahan Makanan
Tidak sembarang bahan makanan dapat diperkenalkan kepada bayi. Orangtua
harus cermat memilih bahan makanan yang mudah dicerna dan aman untuk bayi karena
sistem pencernaan bayi masih dalam tahap perkembangan.
a. Usia 6-7 bulan
Pada tahap awal pengenalan makanan pendamping, sebaiknya diberikan makanan
yang tidak menimbulkan reaksi alergi, seperti buah dan sayuran. Buah yang
dipilih harus yang sudah matang, bertekstur renyah dan manis secara alami.
Selain mengandung berbagaijenis vitamin, buahjuga mengandung karbohidrat
alami yang berasal dan gula buah. Vitamin berfungsi meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit, sedangkan karbohidrat menjadi sumber tenaga bagi
bayi.
b. Usia 7-9 bulan
Pada usia 7-9 bulan, bayi sudah dapat diperkenalkan dengan makanan yang
mengandung pati seperti karbohidrat kompleks dan sayuran. Protein baru dapat
diberikan saat bayi berusia delapan bulan ke atas. Proses pencernaan
karbohidratpada bayi sudah mulai kompleks dan rumit, apalagi bila ditambah
dengan protein. Biarkan sistem pencernaan bayi bekerja secara perlahan. Gandum
dan produk olahan juga baru dapat diperkenalkan kepada bayi saat dia berusia
delapan bulan ke atas, karena mengandung gluten yang sulit dicerna.
c. Usia 9-12 bulan
Pada usia mi bayi sudah dapat diperkenalkan dengan beragam jenis makanan
dengan rasa dan tekstur yang lebih kaya. Namun putih telur belum bisa diberikan
untuk menghindari alergi. Jangan memberikan jajanan seperti bakso, makanan
berpengawet, makanan yang mengandung pewarna dan makanan yang
mengandung penguat rasa buatan. Jikamemungkinkan gunakan produk nabati dan
hewani organik untuk menghindariresidu pestisida yang berbahaya bagi
kesehatan bayi. Bila ingin memberikan makanan selingan kepada bayi, orangtua
dapat membuat sendiri. Pemberian garam dan gula juga tetap harus dibatasi,
karena gula dapat menimbulkan obesitas, merusak gigi, dan memberatkan kerja
hati dan ginjal bayi.
Alergi dan Intolerance pada MP ASI
Terkadang pada anak muncul reaksi setelah diberikan makanan dengan
menunjukkan tanda-tanda tertentu tetapi tidak melibatkan sistem imunitas, ini disebut
intolerance makanan. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak bisa mencerna secara
sempurna. Berbeda dengan alergi makanan, karena reaksinya melibatkan sistem imunitas
tubuh saat antibodi dilepas untuk melawan makanan penyebab alergi (allergen). Jika
dalam keluarga ada yang mempunyai alergi sebaiknya bayi yang lahir diberikan ASI
setidaknya selama 6 bulan sebelum mendapat makanan pendamping sebab akan
mempermudah nantinya dalam pemberian makanan pendamping untuk diperkenalkan.
Tanda-tanda intolerance makanan :
a. Pada kulit timbul bercak-bercak kemerahan, muncul eksim
b. Infeksi telinga atau asma
c. Diare
d. Pilek, tanda seperti flu
e. Mata merah dan berair
f. Mual dan muntah
Tanda-tanda alergi :
a. Masalah sesak nafas, batuk dan nafas berbunyi
b. Mata, bibir dan lidah membengkak
c. Muntah
d. Bercak merah dikulit
e. Diare
Pedoman pemberian MP ASI
Terdapat beberapa pedoman penting pemberian MPASI pada bayi dan balita,
yakni:
a. Pada tahap awal, pemberian MPASI bertujuan mengenalkan aneka rasa, tekstur,
dan aroma makanan. Jadi, belum sepenuhnya diorientasikan untuk memenuhi
kebutuhan gizinya secara penuh.
b. Gunakan peralatan makan yang aman dan menarik.
c. Mulailah memberi makanan yang agak halus (lumat). Lalu secara bertahap,
beranjak pada makanan yang padat.
d. Upayakan agar menu yang disajikan bervariasi
e. Pada tahap awal, jangan memaksa bayi Anda untuk menghabiskan porsi makanan
yang banyak.
f. Sebaiknya, pemberian makan jangan dilakukan berdekatan waktu dengan
pemberian AS!. Sebab, bayi masih terlalu kenyang.
g. Melatih dan mengajari anak makan memerlukan kesabaran dan ketelatenan.
h. Hentikan dahulu pemberian daging, ikan, telur, dan makanan laut lainnya, jika
ternyata menimbulkan gangguan alergi pada bayi.
i. Untuk pemberian jus, sebaiknya dibuatkan sendiri aneka jus segar dengan
memisahkan biji-bijinya lewat cara disaring.
j. Biasakan menjadwal pemberian makan dengan waktu yang sama setiap harinya.
BAB III
DATA KELUARGA DAN PERENCANAAN
i. PENGKAJIAN DATA
Tanggal 1 APRIL 20014 jam 15.30 WIB
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama KK : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh tani
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 36 RW.09 Dusun Mentaraman
b. Data Anggota Keluarga
N
o
Nam
a
Umu
r
L/
P
Agam
a
Hubunga
n
Keluarga
Pendidika
n
Pekerjaa
n
1 Tn. E 39 L Islam Suami SLTA Buruh tani
2 Ny. N 37 P Islam Istri SLTA IRT
3 An.M 7 L Islam Anak SD Pelajar
4 An. F 4 P Islam Anak BS -
5 An. E 1 P Islam Anak BS -
c. Genogram
Keterangan :
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Nama Pemeriksaan Fisik Keterangan
Tn. Erwandi BB : 70 kg
TB : 172 cm
KU : baik
TD : 120/80 mmhg
N : 72x/menit
S : 36,5ºC
R : 22x/menit
Ny. Nur BB : 56kg
TB : 155cm
KU : baik
TD : 110/90 mmhg
N : 80x/menit
S : 36ºC
R : 24x/menit
An. Maula BB : 22kg
TB : 130cm
KU : baik
TD : -
N : -
S : 36ºC
R : 22x/menit
An. Fitri BB : 17kg
TB : 100cm
KU : baik
TD : -
N : -
S : 36ºC
R : 22x/menit
An. Erna BB : 6,3 Kg
TB : 70cm
KU : buruk
TD : -
N : -
S : 35,5ºc
R : 16x/menit
e. Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan memutuskan suatu
permasalahan dalam keluarga lebih banyak dikuasi oleh Tn. E yang
sebelumnya sudah di musyawarahkan dengan istri dan anggota keluarga
lainnya.
f. Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga, baik antara ibu dan anak atau antara anak dengan
bapak atau antara istri dengan suami cukup baik. Meskipun kadang terjadi
pertengkaran antara keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut.
Dalam mengasuh ke-3 anak lebih banyak dilakukan oleh ibu karena suami
bekerja .
g. Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebutuhan Nutrisi
o Untuk memenuhi nutrisi keluarga sehari-hari dengan memasak sendiri
dengan komposisi : nasi, sayur, tempe, tahu. Keluarga TN. E jarang
masak telur dan ikan karena keadaan ekonomi.Makan buah-buahan yang
berasal dari pohon sendiri yaitu rambutan dan pisang. Jarang minum
susu, jika ada rejeki lebih saja.
o Setiap anggota keluarga punya frekuensi makan yang teratur yaitu 3x
sehari. Kecuali anak terakhir An.E sangat sulit makan. Keadaan fisik
anggota keluarga tidak ada yang terlalu gemuk dan terlalu kurus dan
berat badan anggota keluarga berada dalam batas normal kecuali An.E
yang ada di bwah garis merah pada KMS.
2. Kebutuhan Istirahat
Kebiasaan istirahat kelarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan
kesibukan masing-masing:
o Tn. E Pada siang hari tidur kurang lebih 1-2 jam, karena harus menjaga
anak yang terakhir, malam tidur sekitar 7-8 jam / hari.
o Ny. N. pada siang hari selalu menyempatkan diri untuk tidur biarpun
cuma 1 atau 2 jam, dan pada malam hari ibu kadang-kadang mengalami
susah tidur namun ibu selalu berusaha untuk dapat tidur.
o An. M.tidur siang jarang dilakukan karena setelah pulang sekolah anak
langsung pergi main dan mengaji
o An. F. dan An E suka tidur siang sekitar 2 jam, malam hari tidur pukul
19.00 WIB dan bangun pukul 07.00 WIB.
3. Kebersihan Diri
Dalam sehari anggota keluarga mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari
menggunakan pasta gigi, anggota kelaurga mengganti pakaian 1 x sehari
4. Eliminasi
Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dan
tidak gangguan ataupun keluhan.
5. Olah Raga
Keluarga tidak pernah melakukan olahraga apapun.hanya pada An. M
melakukan olahraga pada hari jum at disekolahnya.
6. Rekreasi
Bapak mengatakan tidak pernah pergi untuk rekreasi
7. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
o Penghasilan
- Anggota keluarga mencari nafkah adalah suami kadang-kadang
ibu memebantu sebagai buruh tani.
- Penghasilan suami tiap bulan tidak tetap sekitar Rp.250.000,00
sampai 500.000,00 / bulan
- Pengeluaran rata-rata untuk makan kurang lebih 5000 – 7000/
hari untuk lauk pauk , sedang untuk beras rata-rata Rp.
75000/bulan, bayar listrik kurang lebih Rp 30.000,00 / bulan .
bayar untuk sekolah kakak di SD sebesar Rp 10. 000,00 / bul
o Hubungan dengan Keluarga
o Hubungan anggota keluarga dengan tetangga tidak ada konflik, ibu sering
ikut kegiatan yasinan, tahlilan.
8. Faktor Lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. E adalah milik sendiri, dengan luas tanah >
36 m3.terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar untuk sholat, 1 Ruang tamu, 1
KM, 1 R. makan+dapur.
b. Denah rumah
c. Jenis Bangunan
Lantai rumah dari tegel, diding tembok, ventilasi jendela terbuka,
penerangan listrik, pencahayaan cukup
d. Kebersihan
Halaman rumah tampak bersih, pada pekarangan hanya terdapat sedikit
daun-daun rambutan yang tidak di sapu.
e. Pemakaian Air
Air berasal dari sumur, keadaan keruh, agak berbau dan berasa, kedaanya
kurang baik.
f. Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air 8 meter. Dan
status jamban milik sendiri.
g. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui selokan yang mengalir.
h. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar.
i. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. E berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit dan
dirasa cukup parah. Bila tidak ibu cukup membeli obat-obatan yang
dijual diwarung-warung.
2. Psikologis
Dalam keluarga suka bergurau, dan selalu bermusyawarah, dan dalam keluarga
terbiasa bersikap terbuka.
3. Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Imunisasi
Anak pertama ibu lupa, anak kedua dan ketiga imunisasi lengkap (imunisasi polio
1, 2, 3, 4, BCG, HB 1, 2, 3, DPT 1, 2, 3, campak)
b. Keluarga berencana
Sekarang ibu menggunakan KB pil setelah kelahiran anak ketiga. Tetapi dulu
setelah kelahiran anak pertama dan kedua ibu tidak menggunakan KB apapun,
karena alasan ekonomi.
c. Riwayat persalinan
Anak pertama lahir di dukun.Anak kedua dan ketiga lahir di bidan. Menurut
pengakuan ibu, selama hamil dan melahirkan ibu tidak mengalami kelainan.
d. Penyakit pernah diderita
- Tn. E : saat ini bapak dalam keadaan sehat, suka merokok, suka
minum kopi. Tn E mempunyai alergi dingin, dimana setiap pagi bapak
selalu bersin-bersin.
- Ny. N : Ibu mengatakan saat ini tidak mengeluh apa-apa hanya
terkadang capek. Ibu suka minum jamu.
- An M : Saat ini tidak mengeluh apa-apa.
- An F : Anak tidak pernah mengalami penyakit berat. Hanya kadang-
kadang anak mengalami flu biasa batuk pilek, dan selesai setelah dibawa
periksa ke bidan .
ii. MENENTUKAN DIAGNOSAS/MASALAH KEBIDANAN
1. Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI
- DS : Ibu mengatakan memberikan MP ASI pada anaknya mulai umur 2 bln
yaitu nasi pisang.
- DO : ibu tidak dapat menjawab pertanyaan mulai kapan bayi / anak mulai
boleh diberikan nasi pisang dan bubur susu (MP ASI).
2. Masalah : kurangnya kebersihan air sumur dan jarak jamban kurang dari 10 meter
- DS : ibu mengatakan air sumur kotor.
- DO : air sumur terlihat keruh dan berbau.
Pengetahuan tentang MP ASI
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Skala :
Ancaman kesehatan
tidak/kurang sehat
Krisis
2.Kemungkinan masalah
untuk diubah
Dengan mudah
Dengan sebagian
Tidak dapat
3.Potensi masalah dapat
diubah
Tinggi
Cukup
rendah
4.Penonjolan masalah
masalah berat harus
ditangani
masalah yang tidak
perlu ditangani
masalah tidak
dirasakan
23
×1
22
×2
33
×1
22
×1
23
1
1
1
Masalah dapat diubah dengan
pemberian informasi yang tepat
dan dukungan dari keluarga
Ada kemauan dari keluarga untuk
tau dan mengerti tentang MP ASI
Kebiasaan pemberian MP ASI
dapat diubah melalui tambahan
pengetahuan
Keluarga tidak menyadari
kurangnya pengetahuan tersebut
merupakan masalah yang harus
segera ditangani.
Total skor 3 2/3
Sanitasi lingkungan buruk
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Ancaman kesehatan
tidak/kurang sehat
Krisis
2.Kemungkinan masalah
untuk diubah
Dengan mudah
Dengan sebagian
Tidak dapat
3.Potensi masalah dapat
diubah
Tinggi
Cukup
rendah
4. Menonjolnya masalah
masalah berat harus
ditangani
masalah yang tidak
perlu ditangani
masalah tidak
dirasakan
23
×1
12
×2
23
×1
12
×1
23
1
23
12
Ancaman kesehatan
Ada kemauan dari keluarga untuk
memperbaiki saluran jamban demi
menghasilkan air bersih.
Sanitasi air dapat diubah melalui
memperbaiki saluran jamban . 10
meter dari sumur
Kebersihan sanitasi air tidak
dianggap sebagai masalah yang
sangat berarti, karena belum
menimbulkan suatu penyakit di
keluarga.
Total Skor 2 1/6
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah yaitu,
1. Balita dengan status gizi kurang.
2. Sanitasi air yang buruk.
iii. IMPLEMENTASI
TANGGAL MASALAH
KESEHATAN
IMPLEMENTASI
12/01/2014 - Memperkenalakan diri dengan keluarga
- Menjelaskan tujuan kunjungan , membuat
janji untuk melakukan kunjugan ulang.
- Megkaji status keluarga dan lingkungan dengan
wawancara dan pengamatan.
20/01/2014 -
Kurangnya
pengatahuan Ibu
tentang MPASI
- Menjelaskan tentang MPASI adalah makanan
selain ASI.
- Manfaat MPASI adalah :
• Makanan tambahan diperlukan untuk mengisi
kesenjangan energi karena jumlah makanan
yang dibutuhkan meningkat sewaktu anak
bertambah usianya jika kesenjangan tidak diisi
anak akan berhenti pertumbuhannya atau
tumbuh kembang anak lambat.
• Dua jenis makanan tambahan
- Makanan yang dibuat khusus
- Makanan keluarga sehari-hari yang
dimodifikasi agar mudah dimakan dan
mengandung cukup nutrien.
- Cara pembuatan makanan MPASI dengan
bahan-bahan yang mudah di dapat
1. Air jeruk.
Bahan : 1 buah jeruk garut atau jeruk siam.
Cara membuat :
- Jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang
lalu diperas dan disaring.
- Air jeruk yang didapat kurang lebuh 7 sdm
- Cara pemberian untuk pertama kali jeruk
diencerkan dengan air putih masak dengan
perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1
sdt.
2. Air tomat
Bahan : 1 buah tomat
Cara membuat :
- Tomat dicuci bersih dimasukkan kedalam panci
ditutup dan biarkan 3-5 mnt angkat tomat dari
air panas, kupas kulit arinya lalu disaring air
tomat yang didapat kurang lebih 6 sdm.
- Untuk pemberian untuk pertama kali air tomat
diencerkan dengan air putih masak dengan
perbandinagan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1
sdt.
3. Pepaya saring
Bahan : 1 potong pepaya masak dengan masak
dengan berat kurang lebih 100 gr.
Cara membuat :
Pepaya dicuci bersih dan dikupas, buang biji
dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong
atau dihaluskan lalu di saring. Pepaya halus
yang didapat kurang lebih 9 sendok makan.
4. Pisang ambon
Bahan : 1 buah pisang Ambon
Cara membuat :
- Pisang dicuci bersih lalu dikupas
- Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke
dalam cangkir, pisang yang telah dikerik
sebaliknya dicampur dengan air jerik / air
tomat.
5. Bubur susu
Bahan : 150 cc susu ( ¾ gelas )
50 cc air putih ¼ gls
10 gr gula putih 1 sdm
20 gr tepung beras 2 sdm
garam sedikit
Cara membuat :
- susu didihkan
- Tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan
dimasukkan kedalam susu yang telah mendidih
22-01-2014 Sanitasi air yang
buruk
sampai masak masukkan gula pasir kedalam
bubur tersebut dan ditambahkan garam
kemudian diangkat.
6. Tim saring
Bahan : 20 gr beras ( 2 sdm )
10 gr kacang hijau ( 1 sdm )
25 gr hati ayam ( 1 potong )
atau hati sapi , daging cincang atau
daging atau daging ikan atau 1
butir telur ayam.
10 gr daun bayam ( 1 genggam )
20 gr tomat ( 1 buah sedang )
20 gr wortel ( 1 potong sedang )
Cara membuat :
Beras dan kacang hijau yang telah direndam
semalam dicuci lalu ditim dengan 150 cc ( ¾
gls ) air. Bila sudah ½ masukkan hati dan
wortel kedalamnya, biarkan sebentar sampai
hati atau penggantinya agak lunak kemidian
masukkan bayam, tomat, dan garam tunggu
sampai masak angkat lalu saring dengan
saringan.
Menjelaskan tentang pentingnya menjaga
kebersihan air dan akibat dari sanitasi
lingkungan yg buruk :
Beberapa penyakit yang ditimbulkannya,
seperti diare, menyebar dengan cepat dan
dapat mengakibatkan banyak kematian
.
Penyakit lainnya yang ditimbulkan kuman-
kuman dan cacing dapat menyebabkan sakit
yang menahun dan mengarah pada masalah
kesehatan
lainnya seperti dehidrasi, infeksi,
anemia
(kurang darah),
dan kekurangan gizi
.
Karena gejala yang paling umum dari
penyakit yang disebabkan oleh kuman dan
cacing adalah
diare maka penyakit-penyakit ini seringkali
disebut penyakit diare
menganjurkan keluarga untuk merenovasi
saluran jamban.
.
iv. EVALUASI
Tanggal 20 -01-2014 Pukul 15.30 WIB
1. Masalah : sanitasi lingkungan buruk
- DS : Ny N mengatakan telah mengerti penjelasan yang telah diberikan
petugas
- DO : Ibu dapat memahami keadaan sanitasi lingkungan yang buruk dan saat
ditanya tentang kerugian yang terjadi akibat sanitasi lingkungan buruk.
- A : Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan air dan sanitasi air yang
bersih.
- P : kaji ulang pengetahuan keluarga.
2. Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MPASI.
- DS : Ny N mengatakan telah mengerti penjelasan petugas
- DO : Saat evaluasi sesaat Ny N diajak mempraktekan cara membuat MPASI
dari pisang ambon.
- A : Kurangya pengetahuan tentang cara pembuatan MPASI
- P : Kaji ulang pengetahuan ibu.
Ibu disuruh menjelaskan cara membuat MP ASI yang lain.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn E muncul
masalah An. E dengan usia 1 thn dengan status gizi kurang dan kurangnya pengetahuan
ibu tentang MP ASI. Intervensi yang telah diberikan sesuai dengan masalah yang ada
seperti anjuran untuk ke posyandu secara rutin setiap bulannya dengan tujuan berat badan
anak terpantau, Mengajarkan ibu untuk menyajikan makanan yang bervariasi walaupun
dengan lauk yang sederhana, Mengajarkan ibu untuk membuat MPASI dengan bahan-
bahan yang ada sehingga ibu tidak harus mengeluarkan uang. Membuat saluran jamban
yang baru dengan jarak . 10 meter dari sumber air. Dapat diambil kesimpulan bahwa
masalah yang timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga dan juga
faktor ekonomi yang tidak begitu mendukung.
Faktor kurangnya pengetahuan ini menimbulkan ketidak mampuan keluarga
untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga dan itulah
yang lazim terjadi.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada Ny N dapat
diambil kesimpulan yaitu muncul 2 masalah yaitu An E umur 1 thn
dengan status gizi BGM dan kurangnya pengetahuan ibu tentang PASI.
b. Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn E
dapat diambil kesimpulan bahwa sanitasi air yang buruk karena
kurangnya pengetahuan keluarga tentang kebersihan air.
c. Dari intervensi yang direncanakan pada implementasi dapat dilaksanakan
semuanya sesuai dengan intervensi dan evaluasi untuk masalah I dan
masalah II evaluasi dapat langsung dilakukan sekaligus.
B. SARAN
a. Meningat kelurga ini termasuk kelurga yng tidak mampu,maka sudah
selayaknya bidan desa untuk memperhatikan, khususnya dalam
pengurusan askes Gakin
b. Perlu kiranya keseriusan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan
masalah-masalah kesehatan seperti buruknya lingkungan termasuk dalam
hal ini adalah pamong desa.
c. Bila menghadapi masalah seperti pada Ny N adalah pada tingkat
pengetahuan atau pendidikan makla dari dibutuhkan suatu kerja sama
antara berbagai pihak untuk dapat melakukan penyuluhan agar
pengetahuan masyarakat dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1983. Perawatan Kesehatan Keluarga. Petunjuk bagi perawat
Kesehatan. Jakarta
Effendy. I. N. 1998, Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC,. Jakarta
Salvilion. G Bailon. Et All. 1979. family Health Nursing The Proces . Up College Of
Nursing Diliman. Quezon city. Philippness