askep anak TBC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

by: pevi p

Citation preview

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    1/16

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

    DENGAN TUBERCULOSIS

    A. KONSEP DASAR

    1. Definisi

    a. Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosis.

    Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun

    saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ

    tubuh lainya(Depkes RI, 2002).

    b. Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman

    ini pada umumnya menyerang paru - paru dan sebagianlagi dapat menyerang di luar paru -

    paru, seperti kelenjar getah bening(kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak, dan

    sebagianya(Laban, 2008).

    2. Etiologi

    Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mycobacterium

    tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm

    dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang

    membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.

    Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-

    tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat

    dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberculosis aktif kembali. Sifat lain

    kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi

    kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada

    bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis.

    Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil mycobacterium

    tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli,

    maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat

    dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam

    perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberculosis paru primer,

    peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mycobacterium.

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    2/16

    Tuberculosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut

    tuberculosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi

    penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.

    Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh mycobakterium tuberculosis :

    a.

    Herediter: resistensi seseorangterhadap infeksi kemungkinan diturunkan secara genetik.

    b. Jenis kelamin: pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka kematian dan kesakitan lebih

    banyak terjadi pada anak perempuan.

    c. Usia: pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi

    d. Pada masa puber dan remaja dimana terjadi masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan

    infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat

    e.

    Keadaan stress: situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi, stress

    emosional, kelelahan dan kronik)

    f.

    Anak yang mendapatkan terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebih mudah.

    g. Nutrisi: status nutrisi yang kurang

    h. Tidak mematuhi aturan pengobatan

    3. Patofisiologi

    Berbeda dengan TBC pada orang dewasa, TBC pada anak tidak menular. Pada TBC

    anak, kuman berkembang biak di kelenjar paru-paru. Jadi, kuman ada di dalam kelenjar,

    tidak terbuka. Sementara pada TBC dewasa, kuman berada di paru-paru dan membuat

    lubang untuk keluar melalui jalan napas. Nah, pada saat batuk, percikan ludahnya

    mengandung kuman. Ini yang biasanya terisap oleh anak-anak, lalu masuk ke paru-paru

    (Wirjodiardjo, 2008).

    Proses penularan tuberculosis dapat melalui proses udara atau langsung, seperti saat

    batuk. Terdapat dua kelompok besar penyakit ini diantaranya adalah sebagai berikut:

    tuberculosis paru primer dan tuberculosis post primer. Tuberculosis primer sering terjadi

    pada anak, proses ini dapat dimulai dari proses yang disebut droplet nuklei, yaitu statu

    proses terinfeksinya partikel yang mengandung dua atau lebih kuman tuberculosis yang

    hidup dan terhirup serta diendapkan pada permukaan alveoli, yang akan terjadi eksudasi

    dan dilatasi pada kapiler, pembengkakan sel endotel dan alveolar, keluar fibrin serta

    makrofag ke dalam alveolar spase. Tuberculosis post primer, dimana penyakit ini terjadi

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    3/16

    pada pasien yang sebelumnya terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis

    (Hidayat, 2008).

    Sebagian besar infeksi tuberculosis menyebar melalui udara melalui terhirupnya nukleus

    droplet yang berisikan mikroorganisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi.

    Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas yang diperantarai

    oleh sel dengan sel elector berupa makropag dan limfosit (biasanya sel T) sebagai sel

    imuniresponsif. Tipe imunitas ini melibatkan pengaktifan makrofag pada bagian yang

    terinfeksi oleh limfosit dan limfokin mereka, responya berupa reaksi hipersentifitas

    selular (lambat). Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolar membangkitkan

    reaksi peradangan yaitu ketika leukosit digantikan oleh makropag. Alveoli yang terlibat

    mengalami konsolidasi dan timbal pneumobia akut, yang dapat sembuh sendiri sehingga

    tidak terdapat sisa, atau prosesnya dapat berjalan terus dengan bakteri di dalam sel-sel

    (Price dan Wilson, 2006).

    Drainase limfatik basil tersebut juta masuk ke kelenjar getah bening regional dan

    infiltrasi makrofag membentuk tuberkel sel epitelloid yang dikelilingi oleh limfosit.

    Nekrosis sel menyebabkan gambaran keju (nekrosis gaseosa), jeringan grabulasi yang

    disekitarnya pada sel-sel epitelloid dan fibroblas dapat lebih berserat, membentukjatingan parut kolagenosa, menghasilkan kapsul yang mengeliligi tuberkel. Lesi primer

    pada paru dinamakan fokus ghon, dan kombinasi antara kelenjar getah bening yang

    terlibat dengan lesi primer disebut kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami

    kalsifikasi dapat terlihat dalam pemeriksaan foto thorax rutin pada seseorang yang sehat

    (Price dan Wilson, 2006).

    4.

    Tanda dan Gejala

    Menurut Wirjodiardjo (2008) gejala TBC pada anak tidak serta-merta muncul. Pada saat-

    saat awal, 4-8 minggu setelah infeksi, biasanya anak hanya demam sedikit. Beberapa

    bulan kemudian, gejalanya mulai muncul di paru-paru. Anak batuk-batuk sedikit. Tahap

    berikutnya (3-9 bulan setelah infeksi), anak tidak napsu makan, kurang gairah, dan berat

    badan turun tanpa sebab. Juga ada pembesaran kelenjar di leher, sementara di paru-paru

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    4/16

    muncul gambaran vlek. Pada saat itu, kemungkinannya ada dua, apakah akan muncul

    gejala TBC yang benar-benar atau sama sekali tidak muncul. Ini tergantung kekebalan

    anak. Kalau anak kebal (daya tahan tubuhnya bagus), TBC-nya tidak muncul. Tapi bukan

    berarti sembuh. Setelah bertahun-tahun, bisa saja muncul, bukan di paru-paru lagi,

    melainkan di tulang, ginjal, otak, dan sebagainya. Ini yang berbahaya dan butuh waktu

    lama untuk penyembuhannya.

    Riwayat penyakit TBC anak sulit dideteksi penyebabnya, Penyebab TBC adalah kuman

    TBC (mycobacterium tuberculosis). Sebetulnya, untuk mendeteksi bakteri TBC (dewasa)

    tidak begitu sulit. Pada orang dewasa bisa dideteksi dengan pemeriksaan dahak langsung

    dengan mikroskop atau dibiakkan dulu di media. Mendeteksi TBC anak sangat sulit,

    karena tidak mengeluarkan kuman pada dahaknya dan gejalanya sedikit. Diperiksa

    dahaknya pun tidak akan keluar, sehingga harus dibuat diagnosis baku untuk

    mendiagnosis anak TBC sedini mungkin. Yang harus dicermati pada saat diagnosis TBC

    anak adalah riwayat penyakitnya. Apakah ada riwayat kontak anak dengan pasien TBC

    dewasa. Kalau ini ada, anak positif TBC (Wirjodiardjo, 2008).

    Gejala-gejala lain untuk diagnosa antara lain (Wirjodiardjo, 2008):

    a.

    Apakah anak sudah mendapat imunisasi BCG semasa kecil. Atau reaksi BCG sangatcepat. Misalnya, bengkak hanya seminggu setelah diimunisasi BCG. Ini juga harus

    dicurigai TBC, meskipun jarang.

    b. Berat badan anak turun tanpa sebab yang jelas, atau kenaikan berat badan setiap bulan

    berkurang.

    c. Demam lama atau berulang tanpa sebab. Ini juga jarang terjadi. Kalaupun ada, setelah

    diperiksa, ternyata tipus atau demam berdarah.

    d. Batuk lama, lebih dari 3 minggu. Ini terkadang tersamar dengan alergi. Kalau tidak

    ada alergi dan tidak ada penyebab lain, baru dokter boleh curiga kemungkinan anak

    terkena TBC.

    e. Pembesaran kelenjar di kulit, terutama di bagian leher, juga bisa ditengarai sebagai

    kemungkinan gejala TBC. Yang sekarang sudah jarang adalah adanya pembesaran

    kelenjar di seluruh tubuh, misalnya di selangkangan, ketiak, dan sebagainya.

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    5/16

    f. Mata merah bukan karena sakit mata, tapi di sudut mata ada kemerahan yang khas.

    g. Pemeriksaan lain juga dibutuhkan diantaranya pemeriksaan tuberkulin (Mantoux

    Test, MT) dan foto. Pada anak normal, Mantoux Test positif jika hasilnya lebih dari

    10 mm. Tetapi, pada anak yang gizinya kurang, meskipun ada TBC, hasilnya

    biasanya negatif, karena tidak memberikan reaksi terhadap MT.

    5.

    Penatalaksanaan Medis

    Menurut Price dan Wilson (2006) pengobatan TBC terutama berupa pemberian obat

    antimikroba dalam jangka waktu lama. Obat-obat ini juga dapat digunakan untuk

    mencegah timbulnya penyakit klinis. ATS (1994) menekankan tiga prinsip dalam

    pengobatan tuberculosis yang berdasarkan pada:

    a.

    Regimen harus termasuk obat-obat multiple yang sensitif terhadap mikroorganisme.

    b. Obat-obatan harus diminum secara teratur.

    c. Terapi obat harus dilakukan terus menerus dalam waktu yang cukup untuk

    menghasilkan terapi yang paling efektif dan paling aman pada waktu yang paling

    singkat.

    Obat anti tuberculosis (OAT) harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang

    bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan dari pengobatan ini adalah

    (FKUI, 2001):

    a. Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat mungkin melalui

    kegiatan bakterisid.

    b. Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama estela pengobatan dengan kegiatan

    sterilisasi.

    c. Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan

    imunologis.

    6.

    Penatalaksanaan Keperawatan

    Menurut Hidayat (2008) perawatan anak dengan tuberculosis dapat dilakukan dengan

    melakukan:

    a. Pemantauan tanda-tanda infeksi sekunder

    b. Pemberian oksigen yang adekuat

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    6/16

    c. Latihan batuk efektif

    d. Fisioterapi dada

    e. Pemberian nutrisi yang adekuat

    Intervensi yang dapat dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan perkembangan anak

    yang mengalami tuberculosis dengan membantu memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai

    dengan usia dan tugas perkembangan, yaitu (Suriadi dan Yuliani, 2001) :

    a. Memberikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan, ketrampilan

    tangan, vidio game, televisi)

    b. Memberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulus yang bervariasi bagi

    anak

    c.

    Melibatkan anak dalam mengatur jadual harian dan memilih aktivitas yang diinginkan

    d. Mengijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah sakit,

    menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui telepon jika

    memungkinkan

    7. Komplikasi

    a. Meningitis

    b. Spondilitis

    c. Pleuritis

    d. Bronkopneumoni

    e. Atelektasis

    8. Pemeriksaan Diagnostik

    a. Reaksi hipersensitivitas : Tes Kulit Tuberkulin

    1) Tes tuberkulin intradermal (Mantoux)

    2)

    Tes tuberkulin dengan suntikan jet3) Tes tuberkulin tusukan majemuk

    4) Pemeriksaan radiografik

    b. Gambaran TBC milier berupa bercak-bercak halus tersebar merata pada seluruh

    lapangan paru. Gambaran radiology lain yang sering menyertai TBC paru adalah

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    7/16

    penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio

    lusen dipinggir paru atau pleura).

    c. Pemeriksaan Bakteriologik

    Pemeriksaan ini penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis dapat

    dipastikan. Kriteria sputum BTA positip adalah sekurang-kurangnya ditemukan 3

    batang kuman BTA pada satu sediaan.

    (http://posyandu.org/tbc-pada-anak.html)

    http://posyandu.org/tbc-pada-anak.htmlhttp://posyandu.org/tbc-pada-anak.html
  • 5/19/2018 askep anak TBC

    8/16

    9. Pathway

    Udara tercemar dihirup individu rentan

    Mycobacterium

    tuberculosis masuk paru

    menempel alveoli

    reaksi inflamasi/peradangan------

    penumpukkan eksudat dalam alveoli

    tuberkel produksi secret berlebih-----

    meluas secret sukar dikeluarkan dibatukkan/bersin

    penyebaran terhirup orang lain

    hematogen

    limfogen

    Peritoneum sistem pernapasan menggangu perfusi dan difusi O2

    mual, anoreksia MK :

    Gangguan pertukaran gas

    MK :

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

    MK :

    Bersihan jalan napas

    Tidak efektif

    t/g :

    sesak

    batuk

    t/g :

    demam

    t/g :

    BB turun

    Tdk napsu

    makan

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    9/16

    B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengkajian

    a. Identitas

    Penyakit Tuberkulosa dapat menyerang dari mulai anak sampai dengan dewasa

    dengan komposisi antara laki-laki dan perempuan yang hampir sama menderita. Biasanya

    timbul pada lingkungan rumah dengan kepadatan tinggi yang tidak memungkinkan cahaya

    matahari masuk ke dalam rumah.

    TB pada anak dapat terjadi pada usia berapa pun, namun usia paling umum adalah

    antara 1-4 tahun.. Anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru (extrapulmonary)

    dibanding TB paru-paru dengan perbandingan 3:1.1, TB luar paru-paru dan TB yang berat

    terutama ditemukan pada usia < 3 tahun. Angka kejadian (prevalensi) TB paru-paru pada

    usia 5-12 tahun cukup rendah, kemudian meningkat setelah masa remaja di mana TB paru-

    paru menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai lubang/kavitas pada paru-paru).

    b. Riwayat Kesehatan

    Keluhan yang sering muncul antara lain :

    1) Demam : subfebris, febris (40-41 C) hilang timbul.

    2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi untuk membuang

    /mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai dengan batuk purulen

    (menghasilkansputum).

    3) Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.

    4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura

    sehingga menimbulkan pleuritis.

    5) Malaise : ditemukan berupa anorexia, nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit

    kepala, nyeri otot, keringat malam.

    6) Pada atelektasis terdapat gejala berupa : cyanosis, sesak nafas, kolaps. Bagian dada klien

    tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto

    thorax tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.

    7) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul bukan

    karena sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular.

    c. Pemeriksaan Fisik

    1) Pada tahap dini sulit diketahui

    2) Ronchi basah kasar dan nyaring

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    10/16

    3) Hipersonor/ timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberikan

    suara umforik.

    4) Pada keadaan lanjut Atropi dan retraksi interkostal dan fibrosis

    5) Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)

    a.

    Pemeriksaan Penunjang

    1) Sputum Culture : Positif untuk mycobacterium tuberkulosa pada stadium aktif.

    2) Ziehl Neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body fluid) : positif untuk BTA

    3) Skin Test (PPD, Mantoux, Tine, Vollmer Patch) : reaksi positif (area indurasi 10 mm

    atau lebih, timbul 48 72 jam setelah injeksi antigen intradermal) mengindikasikan

    infeksi lama dan adanya antibodi tetapi tidak mengindikasikan penyakit sedang aktif.

    4)

    Chest X-Ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di bagian paru-paru

    bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer yang membaik atau cairan pada

    effusi.Perubahan mengindikasikan TB yang lebih berat dapat mencakup area berlubang

    dan fibrous.

    5) Histologi atau Culture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan CSF, biopsi

    kulit) : positif untuk mycobacterium tuberkulosa.

    6) Needle Biopsi of Lung Tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel besar yang

    mengindikasikan nekrosis.

    7) Elektrolit : mungkin abnormal tergantung dari lokasi dan beratnya infeksi; misalnya

    hiponatremia mengakibatkan retensi air, mungkin ditemukan pada TB kronik lanjut .

    8)

    ABGs : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan paru.

    9)

    Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus

    atau kerusakan paru karena TB.

    10) Darah:lekositosis,LEDmeningkat.

    11)

    Test Fungsi Paru : VC menurun, Dead Space meningkat, TLC meningkat dan

    menurunnya saturasi oksigen yang merupakan gejala sekunder dari fibrosis/infiltrasi

    parenchim paru dan penyakit pleura

    b.

    Pola fungsi kesehatan.

    1) Pola persepsi sehat dan penatalaksanaan kesehatan.

    Keadaan umum: alergi, kebiasaan, imunisasi.

    2) Pola nutrisi - metabolik.

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    11/16

    Anoreksia, mual, tidak enak diperut, BB turun, turgor kulit jelek, kulit kering

    dan kehilangan lemak sub kutan, sulit dan sakit menelan, turgor kulit jelek.

    3) Pola eliminasi

    Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas

    dan hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.

    4) Pola aktifitas latihan

    Sesak nafas, fatique, tachicardia,aktifitas berat timbul sesak nafas (nafas

    pendek).

    5) Pola tidur dan istirahat

    Iritable, sulit tidur, berkeringat pada malam hari.

    6) Pola kognitifperseptual

    Kadang terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum, takut,

    masalah finansial, umumnya dari keluarga tidak mampu.

    7) Pola persepsi diri

    Anak tidak percaya diri, pasif, kadang pemarah.

    8) Pola peranhubungan

    Anak menjadi ketergantungan terhadap orang lain (ibu/ayah)/tidak mandiri.

    9) Pola seksualitas/reproduktif

    Anak biasanya dekat dengan ibu daripada ayah.10) Pola kopingtoleransi stres

    Menarik diri, pasif.

    2. Diagnosa Keperawatan

    a. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

    b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.

    c. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

    produksi sputum/batuk, dyspnea atau anoreksia

    3. Intervensi

    a. Diagnosa : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

    Tujuan : Bersihan jalan napas efektif.

    Intervensi :

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    12/16

    a) Auskultasi area paru, catat area penurunan/tidak ada aliran udara dan bunyi napas

    adventisius, misal krekels, mengi.

    Rasional : penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.

    Bunyi napas bronkhial dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronkhi

    dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respons terhadap

    pengumpulan cairan/sputum.

    b) Mengkaji ulang tanda-tanda vital (irama dan frekuensi,s erta gerakan dinding dada)

    Rasional : takipnea, pernapasan dangkal dan gerakan dada tidak simetris terjadi

    karena ketidaknyaman gerakan dinding dada dan atau cairan paru-paru

    c) Bantu pasien latihan napas sering dengan cara meniup balon atau terapi benam.

    Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, misalnya menekan dada

    dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.

    Rasional : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru/jalan napas lebih

    kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami membantu silia

    untuk mempertahankan jalan napas paten.

    d) Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan

    upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.

    Rasional : merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada

    pasien yang tidak mampu melakukan karena batuk tidak efektif atau penurunantingkat kesadaran.

    e) Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari (kecuali kontraindikasi). Tawarkan air

    hangat dari pada dingin.

    Rasional : Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan sekret.

    f) Berikan cairan tambahan, misalnya IV, oksigen humidifikasi .

    Rasional : Cairan diperlkukan untuk menggantikan kehilangan (termasuk yang

    tidak tampak) dan memobilisasikan sekret.

    g)

    Memberikan obat yang dapat meningkatkan efektifnya jalan nafas (seperti

    bronchodilator)

    Rasional : alat untuk menurunkan spasme bronkhus dengan memobilisasi sekret,

    obat bronchodilator dapat membantu mengencerkan sekret sehingga mudah untuk

    dikeluarkan.

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    13/16

    b. Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar

    kapiler.

    Tujuan : Pertukaran gas efektif.

    Kriteria hasil :

    1)

    Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

    2) Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

    Intervensi :

    a) Berikan oksigen humidifier bagi anak dengan dispnea

    Rasional : Dispnea masih dapat terjadi, hingga pemberian obat kemoterapetik

    dimulai untuk mendapatkan efeknya, oksigen humidifier mengurangi dispnea dan

    meningkatkan oksigenasi

    b) Tinggikan bagian kepala tempat tidur

    Rasional : Peninggian kepala menyebabkan otot diagframa mengembang

    c) Berikan obat batuk ekspektoran sesuai dengan kebutuhan

    Rasional : Ekspektoran membantu melepaskan mucus.

    c. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

    produksi sputum/batuk, dyspnea atau anoreksia

    Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat

    Kriteria hasil :

    1)

    Menu makanan yang disajikan habis2)

    Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

    Intervensi :

    a) Kaji nafsu makan anak dan fasilitasi anak dengan menyediakan makanan yang

    menarik dan hangat.

    Rasional : Dapat menjadi dasar dalam melakukan pendekatan pada anak saat

    memberi makan sehingga anak akan dapat meningkatkan nafsu makannya.

    b) Ijinkan anak untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak

    meningkat.

    Rasional : memungkinkan anak akan mengkomsumsi makanan ektra sebagai

    tambahan suplay nutrisi.

    c) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan

    kualitas intake nutrisi.

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    14/16

    Rasional : dalam mengobati penyakit tuberkulosis diperlukan gizi yang cukup

    sehingga pemberian makanan dengan diet tinggi protein dan kalori sangan

    diperlukan.

    d) Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui oral

    tidak mencukupi kebutuhan gizi anak.

    Rasional : pemberian makanan parenteral sangat perlu dilakukan jika anak tidak

    menelan makanan atau muntah yang terus menerus.

    e) Menilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan, lingkar lengan dan

    membran mukosa)

    Rasional : indikator penilaian status nutrisi dapat menentukan jumlah nutrisi yang

    dibutuhkan oleh anak.

    f)

    Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan porsi kecil

    tetapi sering.

    Rasional : porsi kecil tetapi sering memungkinkan anak dapat mengkomsumsi

    makanan dengan cukup.

    g) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang

    sama.

    Rasional : untuk memantau status gizi atau perbaikan gizi anak.

    h)

    Mempertahankan kebersihan mulut anak.Rasional : dapat meningkatkan nafsu makan anak.

    i) Menjelaskan pentingnya intake nutrsisi yanga dekuat untuk penyembuhan

    penyakit.

    Rasional : pendidikan kesehatan tentang nutrisi akan membuat orang tua dapat

    berpartisipasi dalam memberikan gizi yang baik bagi anaknya.

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    15/16

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

    DENGAN TUBERCULOSIS

    Oleh:

    Ardana Wahyu S. (1.09.016)Diena Gustiana (1.09.027)

    Pevi Primasnia (1.09.078)

    Proborini Putri P. (1.09.080)

    Suci Marliana S. (1.09.106)

    PROGRAM STUDI PRA PROFESI

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

    SEMARANG

    2013

  • 5/19/2018 askep anak TBC

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Abraham M. Rudolh. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol.1. Jakarta: EGC

    Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes

    Hidayat, A.A. 2008.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Cetakan I. Jakarta :

    Penerbit salemba Medika

    http://www.slideshare.net/gwenelevent/asuhan-keperawatan-pada-anak-tbc diperoleh pada 10 Agustus

    2013

    Laban, Yoannes. 2008. TBC Penyakit Dan Cara Pencegahannya. Yogyakarta: Kanisius

    P. Shelov Steven. 2004. Perawatan untuk bayi dan balita. Jakarta : Arcan

    Price, A. S., Wilson M. L. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

    Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

    Speer, Kathleen Morgan. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical Pathways.

    Jakarta : EGC

    Suriadi & Rita Yuliani. 2001.Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta : CV Sagung Seto

    Wirjodiardjo, M. (2008). TBC Anak: Bahaya Di Balik Berat Badan Merosot

    http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0608/29/123336.htm. Diperoleh tanggal 10 Agustus 2013

    http://www.slideshare.net/gwenelevent/asuhan-keperawatan-pada-anak-tbchttp://www.slideshare.net/gwenelevent/asuhan-keperawatan-pada-anak-tbc