Upload
bephy-setya
View
190
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Keluarga
2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua
orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu
punya peran masing-masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat,
ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-
istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga .
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /
lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut :
Diikat tali perkawinan
ada hubungan darah
ada ikatan batin
tanggung jawab masing–masing
ada pengambil keputusan
kerjasama diantara anggota keluarga
interaksi antar keluarga
1
2.1.2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga (ikatan darah) terdiri dari :
1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah
2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
2.1.3 Kelompok Keluarga Di Indonesia
Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar
antara lain :
1. PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran
agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah
satu /lebih indikator KS tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan 2
kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur
minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang,
Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan
tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup
2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
4. KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian
berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan
ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun
terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.
2
5. KS TAHAP III PLUS, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,
pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III + (ditambah),
memberikan sumbangan.
2.1.4. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
2.2. Pasangan Baru menikah
2.2.1. Tahap – tahap psangan baru menikah
Saat masing – masing individu laki – laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing – masing Mempersiapkan keluarga
yang baru. Butuh penyesuain peran dan fungsi sehari – hari belajar hidupbersama,
beradaptasi, dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dan 3 keluarga yaitu
keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing – masing menghadapi perpisahab dengan
keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok
sosial pasangan yang perlu diputuskan: kapan dan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak.
2.2.2. Tugas Perkembangan keluarga baru menikah
Tugas perkembangan keluarga baru menikah menurut Duval ( Socialgical Perspective ) adalah
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
3
4. Merencanakan penambahan anggota baru
5. Mendiskusikan rencana punya anak.
2.3. Masalah keperawatan kesehatan keluarga
Komunikasi keluarga disfungsional
Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua,
konflik peran orangtua
Perubahan penampilan peran
Gangguan citra tubuh
Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan
koping keluarga
risiko terhadap tindak kekerasan
perilaku mencari bantuan kesehatan,
gangguan tumbuh kembang,
risiko penularan penyakit,
2.4. Proses Keperawatan keluarga
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua
tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan
keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian
terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan,
rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004)
dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan
mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan
untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan
membina komunikasi dua arah dengan keluarga .
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat : harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, Tahu tingkat pencapaian
keluarga dalam melakukan fungsinya, Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan
4
tugas perkembangannya pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga
memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (Keluarga Baru Menikah).
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
1. Mempersiapkan keluarga yang baru
2. Butuh penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari
3. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri, dan masing-masing
mengahadapi perpisahan dengan dengan keluarga-keluarga sendiri.Orang tuanya , mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan.
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan bersama yang
baru – Sumber-sumber dari dua orang yang digabungkan.- peran berubah-
fungsi baru diterima. – belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan
kepribadian yang mendasar – saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil
yang bersifat rutinitas.
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat
pasangan.
2 .Menghubungakan memisahkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan mengahadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar
lainnya. Loyalitas utam harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan
yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan.
Peran Perawat Dalam Keluarga Berencana
Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk
memilih metode kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi,
kecenderungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh
5
karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode
kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan metode kontrasepsi terjadi disebabkan karena
kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasepsi itu sendiri sehingga
memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosial dan budaya
terhadap kehamilan tersebut. Maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan
pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi.
Pengkajian karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi
wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien.
Rendahkan suara ketika mengkaji untuk meningkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan
rasa percaya diri yang tinggi klien. Selain pengkajian umum (identitas klien , riwayat
kesehatan , riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi
peran sebagai eduktor dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metode kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita terssebut berencana untuk
memiliki anak. Kemudian tanyakan metode apaa yang sedanng direncanakan akan dipakai
oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis metode perawat dapat menanyakan alasan
penggunaan metode tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-
masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannnya.
2. Pengetahuan tentang tekhnik penggunaan metode kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan
tingkat pengetahuan klien tentang tekhnik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan
tentang bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spersimida dioleskan
atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali
tingkat pengetahuan klien dan perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metode kontrasepsi klien terhadap metode
kontrasepsi yang sedang dipakai
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek
samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyatan klien tentang
kenyamanannya menggunakan metode kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada
6
pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metode
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metode
tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metode kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-
pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan
metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari
metode kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk
mencegah kehamilan.
Adapun kontra indikasi penggunaan metode kontrasepsi yang berkaitan dengan
riwayat kesehatan adalah :
A. Kontrasepsi oral
• Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, peredaran
abnormal, hepatitis, kejang, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok,
usia lebih dari 35 tahun, pengidap DM, epilepsi, dan penderita hipertensi tidak
dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
• Mini pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala
jenis metode hormonal, atau yang menjalani pengobatan kejang.
B. Kontrasepsi hormonal
• Hormone implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, peredaran yang tidak
diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima
tahun.
• Hormone injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
7
C. Kontrasepsi mekanik
• Diafragma dan kap. Serviks
Diafragma dan kap. Serviks tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks
dan riwayat toksik shock syndrome.
• IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiki tinggi terkene penyakit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan / aborsi,
kehamilan ektopik,metroragia dismenorrhea, anemia, dan belum pernah hamil, mola.
D. Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan
bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk
mempunyai anak.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan
sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan
cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan
dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga .
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
8
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
o Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
o Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang
penting dalam penggelolaan penyakit.
o Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan
ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
4) Status Sosial Ekonomi
o Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
o Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .
5) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan
dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh
terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
9
6) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya
suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .
7) Data Lingkungan
o Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan
dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
o Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.
8) Struktur keluarga
o Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan
rasa kepedulian yang tinggi.
o Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang
otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
o Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran
yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik
dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
9) Fungsi keluarga
o Fungsi afektif
keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan
suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.
o Fungsi sosialisasi .
keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya,
10
maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam
status emosi menjadi labil dan mudah stress.
o Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang
perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.
3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.
4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang
diperlukan
11
5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara
lingkungan dimasa mendatang.
7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana
pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan
dan rehabilitasi).
10). Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga .
5. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga .
F. Stress dan Koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
12
4. Strategi adaptasi disfungsional
5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
H. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
10) Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang
belum terselesaikan.
11) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga
dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga .
Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
12) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
13) Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
13
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah
Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang Pengetahuan
Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa keperawatan
lain yang dapat timbul yaitu:
1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda
kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi
Rencana Intervensi
1. Resiko Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d kurangnya pengetahuan terhadap
pemiliharaan dan Ketersediaan metode kontrasepsi
Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi,pasangan akan :
o Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metode
kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya
o Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metode
kontrasepsi yang dipilih.
o Melaporkan adanya kepuasan terhadap metode kontrasepsi yang
dipilih
14
o Menggambarkan metode lain yang dapat dipakai dan memilih salah
satu dari metode tersebut bila pasangan ingin mengganti metode
kontrasepsi
Intervensi
o Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
o Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
o Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan
Intervensi secara umum yang biasa dilakukan perawat
o Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak
ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
o Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga
memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan
berikutnya.
o Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga
disfungsional.
o Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses
perkembangan keluarga.
o Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga
secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan
keluarga).
o Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi
primer.
15
o Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif
yang beda dalam kehidupan keluarga.
16