Upload
dian-kasihsa-sondi
View
530
Download
57
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Askep Bunuh diri.ppt
Citation preview
PENDAHULUAN
Bunuh diri bukan diagnosis / gangguan tetapi merupakam perilaku mencederai diri langsung
> 90% Individu yang mengalami gangguan psikiatri
Australia :> 15 sampai dengan 24 tahun (1960 dan 1994) > Pria : 4 x lipat dari 6,8 s.d. 26,8 per 100.000
penduduk> Wanita : 2 x lipat dari 2,0 s.d. 4,3 per 100.000
penduduk > Bunuh diri merupakan Kedaruratan Psikiatri.
FAKTOR EPIDEMIOLOGI
Kira – kira 30.000 orang di usia mengakhiri hidup dengan bunuh diri
Perilaku Bunuh diri : Ke – 5 untuk orang dewasa Ke 2 untuk remaja Masalah kesehatan terbesar di usiah
RENTANG RESPON BUNUH DIRI
Respon adaptif Respon maladaptif
Peningkatan Pertumbuhan- perilaku Pencederaan BunuhDiri peningkatan destruktif diri diri berisiko diri tidak langsung
(Stuart dan Sudeen 1998, h.386)
PERNYATAAN / MITOS YANG SALAHTENTANG BUNUH DIRI
Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk menarik
perhatian dan tidak perlu dianggap serius.
Bunuh diri tidak memberi tanda.
Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien
Kecendrungan bunuh diri adalah keturunan.
FAKTOR RESIKO
A. Status pernikahan
Belum menikah 2 x lebih besar dari menikah
‘single’ janda / duda cerai rata-rata 4-5 x lebih besar dari meninkah
B. Agama
Agama memegang peranan kuat dalam meningkatkan kekuatan seseorang yang rasa percaya dirinya kurang.
C. Jenis Kelamin Tingkat bunuh diri pria
70% dan wanita 30 % Wanita bunuh diri
karena over dosis, pria dengan menggunakan senjata api
D. Etnik
Penelitian menunjukkan
risiko bunuh diri tertinggipada etnik kulit putih Amerika dubandingkan dengan pribumi dan Asia.
E. Usia
Laju bunuh diri wanita menetap dan pria meningkat khususnya pada masa remaja, puncaknya usia 30-40 th, berakhir usia 65 tahun meningkat kembali pada sisa kehidupannya.
F. Status sosial – ekonomi
Status sosial ekonomi tinggi dan status sosial ekonomi rendah lebih tinggi bunuh dirinya dibandingkan status sosial ekonomimenegah
G. Faktor risiko yang lain Gangguan alam perasaan
(depresi mayor dan gangguan bipolar)
Depresi Klien psikoaktif dengan
penyalagunaan zat, skizofrenia,organik pada otak, gangguan kepribadian, dan klien dengan panik
Faktor risiko pada remaja karena agama kurang, penyakit psikiatri (pemakai obat, penyalagunaan alkohol), riwayat keluarga, tidak punya pekerjaan
Pekerja profesional seperti eksekutif bisnis,farmasi, dokter gigi, pengacara dan insyinyur berisiko tinggi bunuh diri, sedangkan bunuh diri rendah pekerja kebun, tl kebun, kayu.
Insomnia berat tanpa depresi
Psikosis dengan halusinasi
Pengguna alkohol, kombinasi
pengguna alkohol dan barbiturat.
FAKTOR PENYEBAB : TEORI BUNUH DIRI
A. Teori Psikologi
1. Marah yang diarahkan pada diri sendiri, Freud mengatakan : rasa benci pada diri
yang terus menerus, seperti orang kemasukan
setan
Perasaan yang ditekan
terus menerus untuk
melakukan bunuh diri Bunuh diri bisa dilakukan
pada diri sendiri / orang lain
2. Kehilangan harapan dan perasaan bersalah
kehilangan harapan, individu tidak berdaya, tetapi ia juga merasakan perubahan yang tidak sesuai pada dirinya.
Perasaan bersalah dan menuduh diri aspek dari kehilangan harapan
3. Keputusan Faktor dasar terjadinya
bunuh diri (ghost dan
victor, 1994)
4. Riwayat agresi dan kekerasan Perilaku bunuh diri
dilakukan pada individu dalam keadaan sadar melakukan kekerasan.
Marah merupakan faktor
penting psikologi untuk
perilaku diri.
5. Perasaan malu dan penghinaan dapat dilihat dari
mekamisme ekspresi
wajah rasa malu akibat
kegagalan sosial yaitu
status dan pendapatan
6. Stressor perkembangan Remaja dan dewasa
muda karena konflik, perceraian / perpisahan dan penolakan
Usia 40-40 thn karena masalah ekonomi
B. TEORI SOSIAL (FAKTOR PENYEBAB)
Kategori bunuh diri secara sosial :1. Bunuh diri egoistik
Integrasi terhadap sosial kurang Hubungan sosial buruk
2. Bunuh diri altruistik Lawan dari bunuh diri egoisitik Individu masuk dalam kelompok terlalu berlebihan Masuk kelompok karena adanya ikatan budaya,agama
dan politik Juga karena kepatuhan terhadap adat dan kebiasaan
3. Bunuh diri anomik Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan
pada individu (perceraian, kehilangan pekerjaan). Perasaan persiapan dan kurang dukungan klpk
c. TEORI BIOLOGI (FAKTOR PENYEBAB)
1. GenetikKembar monozigotik lebih berisiko dari kembar dizigotik
2. Faktor neurokimia Perilaku bunuh diri ada berhubungannya dengan fungsi neurokimia dengan sistem saraf pusat Setelah kematian terjadi penurunan kadar serotini di batang otak pada korban bunuh diri Fokus pada neurotrasmitter, bahwa setelah kematian terjadi peningkatan reseptor beta adrenergik dan Penurunan ikatan faktor pelepasan kortikotropin pada
klien yang bunuh diri
APLIKASI PROSES KEPERAWATAN DENGAN KLIEN BUNUH DIRI
A. Pengkajian demografi gejala yang tampak atau diagnosa medis psikiatri ide bunuh diri atau tindakan bunuh diri sistem pendukung interpersonal analisis krisis bunuh diri riwayat psikistri/pengobatan/keluarga mekanisme koping.
A. PENGKAJIAN
1. Demografi
* Usia risiko tinggi pada
usia 50 thn dan remaja
* Jenis kelamin: pria
lebih tinggi dari wanita
* Etnik: kulit putih
Amerika dan Eropa
dari kulit pribumi
* Status menikah: belum
menikah janda/duda
dan cerai berisiko
dibandingkan menikah
2. Gejala yang tampak /
diagnosisi medis-
psikiatri.
* Gangguan alam
perasaan (depresi
mayor dan gangguan
bipolar)
* Penyakit fisik kronik dan
terminal.
* Status sosial-
ekonomi:status sosial
ekonomi tinggi dan
rendah berisiko
dibandingkan status
sosial ekonomi menegah
* Pekerjaan : bidang kesehatan atau tanaga profesional dan eksekutif bisnis berisiko.
3. Sistem pendukung
interpersonal
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain secara memuaskan menyebabkan risiko bunuh diri
* Metode : penggunaan senjata tajam berisiko dibandingkan dengan pemakai obat (overdosis).
* Riwayat keluarga : keluarga yang mempunyai riwayat berisiko
4. Riwayat Psikiatri / pengobatan / keluarga,
* pengkajian perlu untuk
klien depresi dan alkohol
* persentase riwayat
medis dilihat dari
penyakit kronik, terminal
atau akut.
B. PENGKAJIAN
5. Ide bunuh diri atau tindakan bunuh diri. * dilihat dari 2 aspek yaitu
perilaku perilaku dan ucapan verbal mendukung tindakan bunuh diri.
* Contoh perilaku : memberikan hadiah, saling memberikan uang, menulis bunuh diri pada buku catatan.
6. Analisis krisis bunuh diri * Stressor pencetus :
terjadi karena peningkatan perubahan emosi, berupa orang yang disayangi hilang aakibat kematian / perceraian, perubahan peran atau penyakit fisik yang serius.
* riwayat yang berhubungan biasanya berupa kegagalan, penolakan.
* Verbal bisa berupa ucapan langsung dan tidak
langsung * Contoh berupa/perkataan
langsung: “saya ingin mati”, “saya akan bunuh diri”
* Contoh ucapan / perkataan tidak langsung
> “hidup ini lama, kamu yakin seperti saya > “Saya tidak mempunyai apa-apa di kehidupan ini untuk beberapa orang
* isu terhadap kehidupan kemampuan mentoleransi terhadap kehilangan dan ketidak puasan ditekan (contoh :remaja, dewasa muda)
7. Mekanisme koping. > Bagaimana individu menagani masalah krisis situasi? > Bagaimana situasi itu berbeda dari masalah yang lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Contoh :Risiko tinggi terhadap bunuh diri b.d keputusasaan.
Masalah keperawatan :1. Keputusasaan2. Ketidak berdayaan3. Kecemasan4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah5. Gangguan konsep diri : gangguan citra tubuh6. Berduka disfungsional7. Koping individu tak efektif8. Penatalaksaan regimen terapeutik tak efektif9. Koping keluarga tak efektif : ketidakmampuan
C. INTERVENSI
1. Melindungi Mencegah klien
melukai dirinya Jelaskan semua
presedur, tempatkan di tempat yang aman, bukan isolasi
Pengawasan yang ketat
Tindakan : krisis intervensi
2. Meningkatkan harga diri Bantu klien Mengekspresikan
perasaan positif dan negatif.
Berikan pujian pada hal yang positif
Bersama klien identifikasi sumber kepuasan dan rencana aktivitas.
Dorong klien menuliskan hasil yang dicapai
3. Menguatkan koping yang
kontrruktif. Kuatkan koping yang
konstruktif Modifikasi koping
yang destruktif
4. Menggali perasaan bantu klien mengenal
perasaannya. cari faktor penyebab
resiko yang mempengaruhi perila klien.
5. Menggerakkan dukungan sosial
gerakan dukungan sosial : keluarga,
teman dekat, lembaga
pelayanan dimasyarakat untuk mengontrol perilaku klien. tingkatkan pola dan
kualitas komunikasi antara keluarga dan klien.
beri pengetahuan pada keluarga mengenai tanda dan gejala perilaku bunuh diri serta fasilitas yang dapat menolong situasi krisis.
beri pengetahuan pada keluarga mengenai tanda dan gejala perilaku bunuh diri serta fasilitas yang dapat menolong situasi krisis.
D. EVALUASI
Merupakan proses yang kontinyu dari pengkajian dan juga dihubungkan dengan tujuan akhir yang akan dicapai.
Tujuan akhir untuk individu dan kelompok adalah:1. mengembangkan dan mempertahankan konsep diri
yang positif2. belajar secara efektif dalam mengungkapkan
perasaan pada orang lain3. sukses membina hubungan dengan orang lain
4. perasaan menerima orang lain dan mempunyai rasa memiliki