Askep CA Paru & Diagnosa Keperawatan pre-post ops

Embed Size (px)

Citation preview

ASKEP PADA PASIEN DENGAN CA PARU

Di Susun Oleh : Aries Febrianto Eka Dwi Agustina Ika Agustina S. Naela Fadilah

Tingkat II-B

AKADEMI KEPERAWATAN RUSPAU JAKARTA Halim Perdanakusuma

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT , berkat , rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul ASKEP PADA PASIEN DENGAN CA PARU dengan baik dan sesuai harapan. Pada kesempatan ini kami tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada : 1.Dosen pemberi tugas yaitu Ibu Wiwin 2.Dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan yaitu Ibu Lince Gultom 3.Orang tua yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan tugas ini 4.Rekan-rekan yang telah membantu kami Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah dirasa masih banyak kekurangan kekurangan dikarenakan keterbatasan pengalaman serta pengetahuan yang kami miliki . Namun demikian kami telah berusaha sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang ada untuk mencapai hasil yang terbaik . Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat berguna dikemudian hari.

Jakarta, Oktober2010

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan wanita. Selam 50 tahun terdapat suatu peningkatan insidensi paru-paru yang mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meninggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000 / tahun, di inggris 40.000 /tahun, sedangkan di Indonesia menduduki peringakat 4 kanker terbanyak. Sebagian besar kanker paru mengenai pria ( 65 % ) tau sama dengan 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyk pada pria. Puncak kanker paru terjadi antara usia 55-65 tahun. 1.2. Ruang Lingkup Masalah A. B. C. D. E. F. G.. Pengertian Ca Paru Etiologi Manifestasi Klinik Patofisiologi Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Paru

1.3.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari malakah ini adalah : a. Tujuan Umum 1. Agar mahasiswa / i tahu apa saja faktor penyebab kanker paru itu bisa terjadi pada setiap manusia. b. Tujuan Khusus 1. Agar mahasiswa / i mampu memahami pengertian ca paru, etiologi,pemeriksaan diagnostic, patofisiologi, penatalaksanaan,dan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker paru. 2. Sebagai bahan ajar dan pertimbangan rekan-rekan dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru. 1.4. Metode Penulisan Metode penulisan yang gunakan yaitu melalui media internet. 1.5 Sistematika Penulisan JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Limgkup Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Metode Penulisan 1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Ca Paru 2.2 Etiologi 2.3 Manifestasi Klinik 2.4 Patofisiologi 2.5 Penatalaksanaan 2.6 Pemeriksaan Diagnostik 2.7 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Paru

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Askep Pada Pasien Ca Paru 2.1 Pengertian Ca Paru Tumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru. Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru. 2.2 Etiologi Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum pernah diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru: a. Merokok Merokok merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang definitif telah ditegakkan antara perokok berat ( lebih dari 20 batang sehari ) dan kanker paru ( karsinoma bronkogenik ). b. Iradiasi Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang-penambang Kobalt di Schneeberg ( lebih dari 50% meninggal akibat kanker paru ) berkaitan dengan adanya bahan radiokatif dalam bentuk radon. c. Kanker Paru Akibat Kerja Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel ( pelebur nikel ) dan arsenut ( pembasmi rumput ). Pekerja pemecah hematie ( paru-paru hematite ) dan orang-orang yang bekerja dengan asbestos peningkatan insiden. d. Polusi Udara Mereka yang tinggal dikota mempunyai angka kanker paru yang lebih dan dengan kromat juga mengalami

tinggi daripada mereka yang tinggal didesa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer dikota. e. Genetik Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru.yakni : a. Proton Oncogen. b. Tumor Supperessor Gene. c. Gene Encoding Enzyme. 2.3 Manifestasi Klinik a. Gejala Awal Stridor lokal dan dispenea obstruksi bronkus. b. Gejala Umum 1. Batuk Kemungkinan akibat iritasi yang dusebabkan oleh masa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder. 2. Hemoptisis Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi. 3. Anoreksia,lelah,berkurangnya berat badan. ringan yang mungkin disebabkan oleh

2.4

Patofisiologi

Dari

etiologi

yang

menyerang

percabangan

segmen/sub

ronkus

menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia,dan displasia . Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia,hyperplasia,dan displasia menembus ruang pleura,bisa timbul efusi pleura,dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dn korpus vertebrata. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti supurasi di bagian distal. Gejala-gejala terdekat yang seperti timbul kelenjar dapat berupa batuk,hemoptysis,demam dan dingin. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur limfe,dinding esofagus,pericardium,otak dan tulang rangka. 2.5 Pemeriksaan Diagnostik a. Radiologi 1. Foto Thorax posterior-anterior ( PA ) dan leteral serta tomografi dada. 2. Bronkhografi,untuk melihat tumor di percabangan bronkus. b. Laboratorium 1. Sitologi (sputum pleural),untuk mengkaji adanya tahap karsinoma. 2 Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. 3. Tes kulit, jumlah absolute limfosit ( untuk mengevaluasi kompetensi umum pada kanker paru ). c. Histopatologi 1. Bronkoskopi, memungkinkan visualisai, pencucian bagian dan pembersihan sitologi lesi ( besarnya karsinomo bronkogenik dapat diketahui ). 2. Biops Trans Torakal ( TTB ), terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm.

3. Torakoskopi,biopsi tumor di daerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi . 4. Mediastinosopi, untuk mendapatkan tumor metastasis/ kelenjar getah bening yang terlibat. 5. Torakotomi, untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam-macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor. d. .Pencitraan 1. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim dan pleura. 2.6 Penatalaksanaan Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : a. Kuratif Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. b. Paliatif Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup. c. Rawat Rumah ( pada kasus terminal ) Mengurangi dampak fisik maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga. d. Supotif Menunjang pengobatan kuratif,paliatif,dan terminal seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah,obat anti nyeri dan anti infeksi. 1. Pembedahan Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain. Untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak terkena paru .

a. Toraktomi eksplorasi Untuk mengkonfirmasikan diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsi. b. Pneumonektomi ( pengangkatan paru ) Karsinoma bronkogenik bilamana dengan lobektomi tidak sesuai lesi bisa diangkat. c. Lobektomi ( pengangkatan lobus paru ) Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis atau bila emfisematosa, infeksi jamur,tumor jinak tuberkulosi . d. Resesi segmental Merupakan pngangkatan atau lebih segmen paru. e. Resesi baji Tumor jinak dengan batas tegas,tumor metas metik atau penyakit peradangan yang terlokalisis,merupakam pengangkatan dari permukaan paru-paru berbentuk baji ( potongan es ). f. Dekortikasis Merupakan pengangkatan bahan-bahan fibrin dari pleura viscelaris. 2. Radiasi Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan juga bisa sebagai terapi adjuvant/paliatif pada tumor dengan komplikasi ,seperti mengurangi efek obstruksi / penekanan terhadap pembuluh darah /bronkus.

3. Kemoterapi Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metasfasi luas serta untuk melengkapi bedah / terapi radiasi

. 2.7 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Paru 1. Pengkajian a. Preoperasi 1). Aktifitas / istirahat a). Lemah, kelesuan. b). Ketidakmampuan mempertahankan kebiasan rutin. c). Dispenea karena aktifitas. 2). Sirkulasi a). Tanda : Takikardi dan disritmia. 3). Integritas ego a). Perasaan takut terhadap pembedahan. b). Menolak kondisi yang beratt / potensi keganasan. c). Tanda : kegelisahan,insomnia,pertanyaan yang berulangulang. 4). Eliminasi a). Gejala : Diare yang hilang ( karsinoma sel kecil ). b). Peningkatan frekuensi, jumlah urine. 5). Makanan / cairan a). Gejala : Penurunan berat badan,nafsu makan buruk. b). Kesulitan menelan c). Tanda : kurus,penampilan kurang berbobot. 6). Nyeri / Kenyaman a). Gejala : - Nyeri dada ( biasanya pada tahap lanjut ) - Nyeri bahu dan tangan. - Nyeri abdomen hilang timbul.

7). Pernapasan

a). Gejala : - Batuk ringan / perubahan pola batuk dari biasanya dan produksi sputum. - Napas Pendek - Pekerja yang behubungan langsung debu industri. - Serak,paralysis pita suara Riwayat merokok -Tanda : Dispnea. 8). Keamanan a). Tanda : - Demam mungkin ada. - Kemerahan, kulit pecah. 9). Seksualitas a). Impotent. 10). Penyuluhan a). Gejala : - Faktor resiko keluarga. - Kanker ( khususnya paru ). b. Pasca Operasi - Karakteristik dan kedalaman pernapasan dan warna kulit pasien. - Frekuensi dan warna jantung. - Pemerikasaan laboratorium yang terkait ( GDA,Hb dan Ht ). - Pemantauan tekanan vena sentral. - Status nutrisi - Kondisi dan karakteristik water seal drainase.

2.8

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi a). Kriteria Hasil - Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernapasan. - Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam kemampuan atau situasi. b). Intervensi - Kaji status pernapasan dengan sering,catat peningkatan frekuensi / upaya peningkatan /perubahan pola napas. Rasional : Dispnea merupakan mekanisme kompensasi adanya tahanan jalan napas. - Catat ada atau tidak adanya bunyi tambahan dan adanya bunyi tambahan,misalnya mengi. Rasional : Bunyi napas dapat menurun,tidak sama atau tak ada pada area yang sakit. Mengi adalah bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan napas berhubungan dengan edema serta tumor. - Kaji adanya sianosis Rasional : Penururnan oksigenasi bermakana terjadi sebelum sianosis,Sianosis sentral dari organ hangat. Contoh lidah,bibir, dan daun telinga adalah paling indikatif. - Kolaborasi : Pemberian oksigen lembab sesuai indikasi. Rasional : Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran. 2. Bersihkan jalan napas - Kehilangan fungsi silia jalan napas. - Peningkatan jumlah. - Meningkatnya tahanan jalan napas

a.Kriteria hasil : - Menunjukkan hilangnya dispne - Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih. - Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan. - Menunkukkan perilaku untuk mempertahankan jalan napas. b.Intervensi -Catat perubahan upaya dan pola napas Rasional : Penggunaan otot interkostal dan pelebaran nasal menunjukkan peningkatan upaya bernapas. - Observasi penurunan ekspensi dada Rasional : Ekspansi dada terbatas atau tidak sama sehubungan dengan akumulasi cairan,edema sekret dalam seksi lobus. - Catat karakteristik batuk ( menetap.efektif dan tidak efektif ) juga produksi dan karakteristik sputum Rasional : Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebaba gagal perbatasan. - Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan alat jalan napas sesuai kebutuhan. Rasional : Memudahkan jalan napas paten bila jlan napas pasien dipengaruhi. - Kolaborasi : Pemberian bronkodiator, contoh aminofilin,albuterol dll. Awasi untuk efek samping merugikan dari obat contoh takikardi,hipertensi,tremor,insomnia. Rasional : Obat diberikan untuk menurunkan viskositas sekret dan memudahkan pmbuangan sekret.

3.Nyeri ( akut )

Dapat dihubungkan : - Insisi bedah,trauma jaringan dan gangguan saraf internal. - Adanya selang dada. - Invasi kanker ke pleura,dinding dada. a. Kriteria hasil - Klien mengatakan nyeri hilang / terkontrol. - Tampak rileks dan tidur/ istirahat dengan baik. - Klien dapat berpartisipasi dalam aktifitas yang di inginkan. b. Intervensi - Kaji skala nyeri klien. Buat rentang intensitas pada skala 0-10. Rasional : Membantu dalam mengevaluasi gejala nyeri kaerna Kanker.Penggunaan skala rentang membantu klien dalam mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat untuk evaluasi ke ekfektifan analgesik,meningkatkan kontrol nyeri. - Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien. Rasional : Ketidaksesuaian antar petunjuk verbal /non verbal dapat memberi tahukan petunjuk derajat nyeri ke efektifan intervensi. - Berikan tindakan kenyaman.Dorong dan ajarkan penggunaan teknik relaksasi. Rasional : Dalam meningkatkan relaksasi rasa nyeri klien dapat Di alihkan. 4.Ketakutan / Anxietas Dapat dihubungkan : - Krisis situasi - Ancaman terhadap perubahan status kesehatan,takut mati. - Faktor psikologis. a. Kriteria hasil - Menyatakan kesadaran terhadap anxietas dan cara sehat untuk mengatasinya.

- Mendiskusikan rasa takut. - Klien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani. b. Intervensi - Observasi peningkatan gelisah,emosi labil Rasional : Memburuknya penyakit dapat menyebabkan meningkatnya ansietas. - Pertahankan lingkungn dengan sedikit rangsangan. - Membantu dengan teknik relaksasi,bimbingan imajinasi. Rasional : Memberikan kesempatan untuk pasien menangani ansietas sendiri dan merasa terkontrol. - Identifikasi persepsi klien terhadap ancaman yang ada oleh situasi. Rasional : Membantu pengenalan ansietas / takut dan mengidentifikasi tindakan yang dapat membantu untuk individu. - Dorong pasien untuk mengakui dan menyatakan perasaan. Rasional : Langkah awal dalam mengatasi perasaan adalah Dengan mengidentifikasi ekspresi. 5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi,tindakan,prognosis berhubungan dengan: - Kurang informasi - Kesalahan interprestasi informasi a. Kriteria hasil - Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi. - Menggambarkan pola diet obat dan program aktifitas - Mengidentifikasi dengab benar tanda dan gejala yang memerlukan Perhtian medis. - Membuat perencanaan untuk perawatan lanjut. b. Intervensi - Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan pasien. Berikan informasi dalam cara yang jelas dan singkat.

Rasional : Sembuh dalamgangguan ca paru dapatsanagat menghambat lingkup perhatian pasien,konsentrasi dan energi untuk penerimaan informasi /tugas baru. - Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat. Rasional : Pemberian intruksi penggunaan obat yang aman memampukan pasien untuk mengikuti dengan tepat program pengobotan. Kolaborasi - Kaji konsultasi nutrisi tentang rencana mkan dengan ahli gizi atau dietisien : kebutuhan makanan kalori tinggi. Rasional : Pasien dengan masalah pernaasan berat biasanya mengalami penurunan berat badan dan anoreksi sehingga memerlukan peningkatan nutrisi untuk menyembuhkan.

BAB III

PENUTUP

3.1

Kesimpulan a. Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker paru wanita maupun pria,yang sering kali disebabkan oleh merokok. b. Karena tidak ada penyembuhan dari kanker, penekanan utama adalah pada pencegahan misalnya dengan berhenti merokok karena perokok mempunyai peluang 10 x lebih besar untuk mengalami kanker paru di bandingkan bukan perokok, dan menghindari lingkungan polusi.

3.2

Saran a. Dalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker paru diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat. b. Informasi atau pendidikan kesehatan berguna untuk klien dengan kanker paru misalnya mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, memperhatikan lingkungan kerja terkait dengan polusi.

Daftar Pustaka