10
Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan istilah “Shortness Of Breath”. Dyspnea atau sesak nafas di bedakan menjadi 2 yaitu : 1. Dyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada. 2. Dyspnea kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara. Anatomi Keperawatan Dyspnea Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx trachea, bronkus, dan bronkiolus. a. Hidung Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior.

ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

Embed Size (px)

DESCRIPTION

description

Citation preview

Page 1: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika

melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit dan

dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan istilah “Shortness Of

Breath”.

Dyspnea atau sesak nafas di bedakan menjadi 2 yaitu : 

                              

1.  Dyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan

ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan

(paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada.

2.  Dyspnea kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif

Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara.

Anatomi Keperawatan Dyspnea

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx

trachea, bronkus, dan bronkiolus.

a. Hidung

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu

bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi

sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung

dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk

ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini

tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi

yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa.

Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os.

Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan

menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior.

Tulang-tulang ini dilapisi oleh membran mukosa. Dasar cavum nasi dibentuk oleh os

frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang

dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada

bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus

yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os

frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.

Page 2: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang

kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan

dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :

- Lubang hidung

- Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior

- Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan

diantara concha media dan inferior

- Sinus frontalis, diantara concha media dan superior

- Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.

- Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura

nasalis posterior.

b. Faring (tekak)

adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya

dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang

larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan

sistem respirasi dan pencernaan.

c. Laring (tenggorok)

Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea,

dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.

Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:

-  Cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago

arytenoidea

- Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.

Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis

Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun.

Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya

ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat

beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.

Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.

Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago

cricoidea.

d. Epiglottis

Page 3: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis

ini melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum. Plica aryepiglottica,

berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea,

membentuk batas jalan masuk laring

e. Cartilago cricoidea

Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak

dibawah cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane

cricotyroidea. Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago

tyroidea pada setiap sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya

dengan cincin trachea I

f. Cartilago arytenoidea

Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea.

Plica vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol

kedepan

g. Membrana Mukosa

Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang

bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.

h. Plica Vokalis

Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas

ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago

thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang. Plica vocalis

palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian

ini tidak terlibat dalarn produksi suara.

i. Otot

Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea,

yang dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica

vocalis. Otot-otot tersebut diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).

j. Respirasi

Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat

keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.

k. Fonasi

Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan

dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu

Page 4: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

oleh sinus udara cranialis.

Gambaran klinis

Laring dapat tersumbat oleh:

- Benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil

- Pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi

alergi,

- Infeksi, misalnya difteri,

- Tumor, misalnya kanker pita suara.

l. Trachea atau batang tenggorok

Trachea Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.

trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan

dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium

dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan

di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 –

20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh

jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu

juga membuat beberapa jaringan otot.

m. Bronchus

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata

torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel

yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk

paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang

kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama

lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.  Bronkus kiri lebih panjang dan

lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di

belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.

Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan

kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi

bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus

terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong

udara).

Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak

diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga

Page 5: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus

terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai

penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius

yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus

alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan

akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira

0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus

Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

Paru-Paru

Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru

memilki :

- Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula

- Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada

- Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.

- Basis, terletak pada diafragma

Paru-paru juga dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam

rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan

dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri

dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan

elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus

alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru

mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk

tempat permukaan/pertukaran gas.

Suplai Darah

- Arteri Pulmonalis

- Arteri Bronkialis

Innervasi

1. Parasimpatis melalui nervus vagus

2. Simpatis mellaui truncus simpaticus

Sirkulasi Pulmonal

Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri

pulmonalis. Darah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV

Page 6: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

lainnya, yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel

kanan dan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri

pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan

kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri. Di paru arteri pulmonalis

bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler

memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua kapiler

menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena

menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang besar.

Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan

siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah

pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan

dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi

sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat

berlangsung bagi semua sel.

Etiologi Keperawatan Dyspnea

Hal-hal yang bisa menyebabkan sesak napas antara lain :

1. Faktor psikis.

2. Peningkatan kerja pernapasan.

Peningkatan ventilasi (Latihan jasmani, hiperkapnia, hipoksia, asidosis metabolik).

Sifat fisik yang berubah ( Tahanan elastis paru meningkat, tahanan elastis dinding

toraks meningkat, peningkatan tahanan bronkial).

3. Otot pernapasan yang abnormal.

Penyakit otot ( Kelemahan otot, kelumpuhan otot, distrofi).

Fungsi mekanis otot berkurang.

Semua penyebab sesak napas kembalinya adalah kepada lima hal antara lain :

1. Oksigenasi jaringan menurun.

2. Kebutuhan oksigen meningkat.

3. Kerja pernapasan meningkat.

4. Rangsangan pada sistem saraf pusat.

5. Penyakit neuromuskuler.

Mekanisme Dyspnea

Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang

fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas

Page 7: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat

sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah

sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada

saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat.

Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga

akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea.

Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurnan terhadap compliance

paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka makinbesar gradien

tekanan transmural yang harusdibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan

pengembangan paru yang normal. Penyebab menurunnya compliance paru bisa

bermacam salah satu nya adalah digantinya jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa

akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama.

Tanda dan Gejala Dyspnea

Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang

pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada

penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar,

gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma),

kecemasan (Price dan Wilson, 2006).

Parenkim paru tidak sensitif terhadap nyeri, dan sebagian besar penyakit paru tidak

menyebabkan nyeri. Pleura parietalis bersifat sensitif, dan penyakit peradangan pada

pleura parietalis menimbulkan nyeri dada.

Batuk adalah gejala umum penyakit pernapasan.

Hal ini disebabkan oleh :

-  Stimulasi refleks batuk oleh benda asing yang masuk ke dalam larink,

-  Akumulasi sekret pada saluran pernapasan bawah. Bronkitis kronik, asma,

tuberkulosis, dan pneumonia merupakan penyakit dengan gejala batuk yang mencolok

(Chandrasoma, 2006).

Pemeriksaan sputum/ dahak sangat berguna untuk mengevaluasi penyakit paru.

Sediaan apusan gram dan biakan sputum berguna untuk menilai adanya infeksi.

Pemeriksaan sitologi untuk sel-sel ganas. Selain itu, dari warna, volum, konsistensi,

dan sumber sputum dapat diidentifikasi jenis penyakitnya.

Page 8: ASKEP DYSPENUE ( sesak nafas )

Hemoptisis adalah batuk darah atau sputum dengan sedikit darah. Hemoptisis berulang

biasanya terdapat pada bronkitis akut atau kronik, pneumonia, karsinoma

bronkogenik, tuberkulosis, bronkiektasis, dan emboli paru.

Jari tabuh adalah perubahan bentuk normal falanx distal dan kuku tangan dan kaki,

ditandai dengan kehilangan sudut kuku, rasa halus berongga pada dasar kuku, dan

ujung jari menjadi besar. Tanda ini ditemukan pada tuberkulosis, abses paru, kanker

paru, penyakit kardiovaskuler, penyakit hati kronik, atau saluran pencernaan. Sianosis

adalah berubahnya warna kulit menjadi kebiruan akibat meningkatnya jumlah Hb

terreduksi dalam kapiler (Price dan Wilson, 2006).

Ronki basah berupa suara napas diskontinu/ intermiten, nonmusikal, dan pendek, yang

merupakan petunjuk adanya peningkatan sekresi di saluran napas besar. Terdapat pada

pneumonia, fibrosis, gagal jantung, bronkitis, bronkiektasis.

Wheezing/ mengik berupa suara kontinu, musikal, nada tinggi, durasi panjang.

Wheezing dapat terjadi bila aliran udara secara cepat melewati saluran napas yang

mendatar/ menyempit. Ditemukan pada asma, bronkitis kronik, CPOD, penyakit

jantung. Stridor adalah wheezing yang terdengar saat inspirasi dan menyeluruh.

Terdengar lebih keras di leher dibanding di dinding dada. Ini menandakan obstruksi

parsial pada larink atau trakea. Pleural rub adalah suara akibat pleura yang inflamasi.

Suara mirip ronki basah kasar dan banyak (Reviono, dkk, 2008).