Askep Halusinasi 2

  • Upload
    basten

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    1/15

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN HALUSINASI DENGAR

    DI BANGSAL P.8RSJ Prof. DR. SOEROYO MAGELANG

    Diajukan untuk menempuh tugas praktek Profesi Ners

    Disusun Oleh:

    IIP ARIF BUDIMAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON

    PROGRAM STUDI PROFESI NERS S 1 KEPERAWATANCIREBON

    2008

    BAB I

    PENDAHULUAN1.1

    1.1. Latar BelakangKesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara

    maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabakan

    kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan

    individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat mengganggukelompok dan masyarakat serta dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif

    (Hawari, 2000).

    Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan menimbulkan hendaya yang cukupskizofrenia. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang saring ditunjukan oleh adanya

    gejala positif, diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi klien terhadaplingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata atau klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata

    tanpa adanya stimulus atau rangsangan dari luar. Penanganan atau perawatan intensif perludiberikan agar klien skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang dapat

    membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.

    Dengan pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus tersebutdengan askep pada klien Tn. S dengan halusinasi Auditori dan visual di Ruang P8 RSJP Prof. Dr.

    Soeroyo Magelang Jawa Tengah.

    1.2. Tujuan Penulisan

    1 Tujuan Umum

    Setelah melakukan praktek di RSJP Prof. DR. Soeroyo Magelang Jawa Tengah diharapkanmahasiswa S1 Keperawatan STIKes Cirebon mampu memahami dan melaksanakan asuhankeperawatan pada Tn.S dengan Halusinasi Auditori dan Visual di Ruang P8 RSJP Prof.Dr.

    Soeroyo Magelang Jawa Tengah.

    2 Tujuan Khusus

    a. Mampu memahai konsep dasar halusinasi

    b. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan halusinasi

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    2/15

    c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan halusinasi

    d. Mampu menyusun tujuan dan intervensi keperawatan pada klien dengan halusinasie. Mampu melaksanakan intervensi keperawatan yang telah disusun pada klien dengan halusinasi

    f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan halusinasi.

    1.3. Ruang LingkupDalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi penyelesaian masalah keperawatan pada Tn.

    S dengan Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi di Ruang P8 RSJP Prof. Dr. Soeroyo Magelangyang dilakukan selama 6 hari dari tanggal 7 Januari s/d 12 Januari 2009

    1.4. Sistematika PenulisanMakalah ini terdiri dari 5 Bab yaitu :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup dan

    sistematika penulisan.

    BAB II : LAPORAN PENDAHULUANYang terdiri dari masalah utama, pengertian, tanda gejala, penyebab/etiologi, rentang respon,

    akibat, masalah dan data yang perlu dikaji, pohon masalah, diagnosa keperawatan.

    BAB III : TINJAUAN KASUS

    Pengkajian, analisa data, pohon masalah, masalah keperawatan, diagnosa keperawatan,intervensi dan evaluasi.BAB IV : PEMBAHASAN

    Yang terdiri dari tahap pengkajian, tahap diagnosa, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan

    tahap evakuasi.

    BAB V : PENUTUP

    Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.DAFTAR PUSTAKA

    BAB II

    LAPORAN PENDAHULUAN

    2.1 Masalah UtamaGangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi

    2.2 PengertianHalusinasi adalah salah satu cara respon maladaktif individu yang berada dalam rentang

    neurobiologis (struart dan Araira, 2001). Ini merupakan respon paling maladaktiv. Jika orang

    sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasika stimulus berdasarkan

    informasi yang diterimanya melalui panca indera. Stimulus tersebut tidak ada pada pasienhalusinasi.

    Menurut Maramis (1998) : halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan

    sesuatu sebenarnya yang tidak terjadi. Perubahan persepsi sensorik adalah suatu keadaanindividu yang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat disertai

    dengan pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau kelainan respon perubahan yang sering

    ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan dipersonalisasi (Stuart

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    3/15

    and sunden, 1998)

    Struart and Sunden, 1998 mengelompokan karakteristik halusinasi sebagai berikut :a. Halusinasi Pendengaran (Auditori)

    Karakteristik,Mendengar suara, paling sering suara orang yang membicara sesuatu.

    Perilaku Klien yang diamati Melirikan mata kekiri dan kekanan mencari orang yang berbicara

    Mendengarkan penuh perhatian pada benda mati,

    Terlihat percakapan dengan benda mati.

    b. Halusinasi Penglihatan (Visual)

    Karakteristik,Stimulus penglihat dalam bentuk pancaran cahaya atau panorama yang luas dan komplek.

    Perilaku Klien yang diamati

    Tiba-tiba, tanggap, ketakutan pada benda mati,

    Tiba-tiba lari keruang lain tanpa stimulus.

    c. Halusinasi Penghidu (Olfaktori) Karakteristik,Bau busuk, amis, kada tercium bau harum atau kemenyan.

    Perilaku Klien yang diamati

    Hidung dikerutkan, seperti menghidu bau tidak sedap,

    Menghidu bau busuk atau harum atau kemenyan,

    Kinestetik menghidu bau udara, api atau darah.

    d. Halusinasi Pengacap (Gustatorik PK)

    Karakteristik,Merasakan sesuatu yang bau busuk atua amis seperti bau darah, urin, atau peces.

    Perilaku Klien yang diamati

    Meludahkan makanan atau minuman, Menolak makanan atau minum obat.e. Halusinasi Peraba (Taktil)

    Karakteristik,Merasa sakit, tidak enak tanpa stimulus yang terlihat, merasakan sensasi listrik dari tanah atau

    benda mati

    Perilaku Klien yang diamati

    Menampar diri sendiri,

    Melompat-lompat dilantai seperti sedang menghindari sesuatu

    f. Halusinasi Kinestetik

    Karakteristik,Merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir, makanan dicerna.

    Perilaku Klien yang diamati Memperbalisasi atau obsesi terhadap proses tubuh,

    Melok untuk menyelesaikan tugas yang memerlukan tubuh klie yang diyakini tidak berfungsi.

    2.3 Tanda dan Gejala

    Klien dengan halusinasi sering menunjukan adanya (carpenito, L.J, 1998: 363, Townsend, M.C,

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    4/15

    1998, Stuart and Sunden 1998: 328-329):

    Data Subjektifa. Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat

    b. Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya: mendengar suara-suara atau

    melihat bayangan)

    c. Mengeluh cemas dan khawatirData Objektif

    a. Mudah tersinggung

    b. Apatis dan cenderung menarik diric. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi kadang berhenti bicara seolah-olah

    mendengar sesuatu

    d. Menggerakan bibirnya tanpa menimbulkan suarae. Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai

    f. Gerakan mata yang cepat

    g. Pikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendah

    h. Kadang tampak ketakutan

    i. Respon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek)

    2.4 PenyebabStuart and Sunden (1998 : 305) mengemukakan faktor predisposisi dari timbulnya halusinasi,

    antara lain:

    1. Faktor Biologisa. Abnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal dan limbic dapat menyebabkan

    respon neurobiologis

    b. Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon neurbiologis misalnya:

    dopamine neurotransmiter yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiterlain dan masalah-masalah pada sistem receptor dopamine.

    2. Faktor sosial Budaya

    Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan, dapat menunjang terjadinyarespon neurobiologis yang maladaftive.

    3. Faktor Pikologis

    Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat menyebabkan timbulnyarespon neurobiologis yang maladaftive

    Stuart and sunden (1998: 310) juga mengemukakan faktor pencetus terjadinya halusinasi antara

    lain:

    1. Faktor biologisGangguan dalam putaran balik otak yang memutar proses informasi dan abnormaltas pada

    mekanisme pintu masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan menghadapi rangsangan.

    Stres biologis ini dapat menyebabkan respon neurobiologis yang maladaftive.

    2. Faktor Stres dan LingkunganPerubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan merupakan stressor lingkungan yang dapat

    menimbulkan gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri terhadap stressor

    lingkungan yang terjadi.3. Faktor Pemicu Gejala

    a. Kesehatan

    Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan, ansietas sedang sampai berat, dan

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    5/15

    gangguan proses informasi.

    b. LingkunganTekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari), rasa

    bermusuhan dan lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan, gangguan dalam

    hubungan interpersonal, kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan

    sosial, yang kurang, dan kemiskinan.c. Sikap/ perilaku

    Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri), kehilangan motivasi untuk

    melakukan aktivitas, perilaku amuk dan agresif.

    Gangguan persepsi sensori halusinasi sering disebabkan karena panik, stress berat yangmengancam ego yang lemah, dan isolasi sosial menarik diri (Townsend, M.C, 1998:156).

    Menurut Carpenito.L.J, 1998:381). Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau

    kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan serta keinginan untuk meningkatkan

    keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak. Sedangakan menurutRawlins,R.P dan Heacock, P.E (1998:423)isolasi sosial menarik diri adalah usaha untuk

    menghindar dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyaikesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan.Isloasi sosial menarik diri sering menunjukan adanya perilaku (Carpenito, L.J 1998:382) :

    Data Subjektifa. Mengungkapkan perasaan kesepian, penolakan

    b. Melaporkan ketidaknyamanan kontak dengan situasi sosial

    c. Mengungkapkan perasaan tidak berguna

    Data Objektif

    a. Tidak tahan terhadap kontak yang lama

    b. Tidak komunikatifc. Kontak mata buruk

    d. Tampak larut dalam pikiran dan ingatan sendiri

    e. Kurang aktivitasf. Wajah tampak murung dan sedih

    g. Kegagalan berimteraksi dengan orang lain

    2.5 Rentang Respon

    Menurut Stuart and Sundeen (1998: 302) persepsi mengacu pada identifikasi dan interpretasi

    awal dari suatu stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera. Respon

    neurobiologis sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari adaptif pikiran logis, persepsi akurat,emosi konsisten, dan perilaku sesuai sampai dengan respon maladaptif yang meliputi delusi,

    halusinasi, dan isolasi sosial. Rentang respon dapat digambarkan sebagai berikut:

    Rentang Respon neurobiologis

    Respon adaptif Respon maladptif

    Pikiran logis pikiran kadang menyimpang kelaianan pikiran

    Persepsi akurat Ilusi Halusinasi

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    6/15

    Emosi konsisten Reaksi emosional berlebihan ketidakmampuan

    Perilaku sesuai Perilaku tidak lazim untuk mengalamiHubungan sosial Menarik diri emosi

    Ketidakteraturan

    Isolasi Sosial

    Rentang respon neurobiologis (Stuart and Sundeen, 1998: 302)

    2.6 Akibat

    Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko menciderai diri sendiri, orang lain

    dan lingkungan (Kelliat, BA, 1998: 27). Menurut Townsend, M.C, 1998: suatu keadaan dimanaseseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik diri sendiri dan

    orang lain.

    Seseorang yang dapat beresiko melakukan perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain

    dapat menunjukan perilaku:Data Subjektif

    a. Mengungkapkan, mendengar atau melihat objek yang mengancamb. Mengungkapkan persaan takut, cemas, dan khawatirData Objektif

    a. Wajah tegang, merah

    b. Mondar-mandirc. Mata melotot, rahang mengatup

    d. Tangan mengepal

    e. Keluar keringat banyak

    f. Mata melotot

    2.7 Masalah dan Data yang harus dikaji

    No Masalah Keperawatan Data Subjektif Data ObjektifMasalah Utama:

    Gangguan persepsi sensori halusinasi

    Masalah Keperawatan:

    - klien mengatakan melihat atau mendengar sesuatu

    - klien tidak mampu mengenal tempat, waktu dan orang

    - kien mengatakan merasa kesepian- klien mengatakan tidak berguna

    - tampak bicara dan tertawa sendiri

    - mulut seperti bicara tetapi tidak keluar suara

    - berhenti berbicara seolah melihat dan mendengarkan sesuatu- gerakan mata yang cepat

    - tidak tahan terhadap kontak mata yang lama- tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicara

    - tidak ada kontak mata

    - ekspresi wajah murung, sedih tampak larut dalam pikiran dan ingatannya sendiri, kurang

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    7/15

    aktivitas

    - tidak komunikatif

    2.8 Pohon Masalah

    Resiko Tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

    Cp Perubahan persepsi sensori: Halusinasi Auditori dan Visual

    Isolasi sosial : menarik diri

    (Pohon masalah Keliat, 1998: 6)

    2.9 Diagnosa Keperawatan

    1. Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi auditori2. Halusinasi berhubungan dengan kurangnya interaksi sosial

    3. Harga diri rendah berhubungan dengan halusinasi

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Di Ruang P 8

    RSJP Prof. Dr. Soeroyo Magelang

    Data ini didapatkan berdasarkan autoanamnesa, alloanamnesa dan status dokumentasi dari

    ruangan P 8.

    1. Identitas klien

    Nama : Tn SUmur : 37 Tahun

    Jenis kelamin : Laki-lakiAgama : Kristen

    Status : Kawin

    Suku banga : Jawa

    Pekerjaan : BuruhPendidikan : SLTA

    Alamat : Purbalinga

    Tanggal masuk : 02 Desember 2009 / 12.00 WIB

    Tanggal pengkajiaan : 07 Desember 2009 / 10.00 WIB

    No. CM : 23004Bangsal : P8

    Diangnosa medis : Halusinasi

    2. Alasan masuk

    Klien masuk Rumah Sakit jiwa diantar oleh keluarganya, menurut keluarga klien saat di rumahKlien sering mengamuk, merusak barang, bicara sendiri, sulit tidur, banyak

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    8/15

    melamun/menyendiri, percobaan bunuh diri.

    .

    3. Faktor Predisposisi

    1. Klien sebelumnya pernah mengalami riwayat dirawat di RSSM dengan keluhan yang sama

    2. Klien sering berobat atau kontrol di Banyumas, sempat berusaha kabur, terakhir di rawat bulanNovember 2007, pengobatan sebelumnya kurang berhasil.

    3. Dari pihak keluarga tidak ada yang tahu pasti tentang penyebabnya4. Dari keluarga juga ada yang mengalami gangguan jiwa (kakak) gejala tidak ada yang tahu

    pasti,melaksanakan pengobatan di puskesmas

    Masalah Keperawatan : Regiment Terapeutik InefektifMasa pertumbuhan dan perkembangan

    Masa sekolah : klien tidak pernah tinggaal kelas kecuali pada masa SMA Klien tidak lulus pada

    saat-saat tersebut klien mengalami gangguan jiwa karena klienn dikecewakan oleh

    kekasihnyasementara pada saat klien ada masalah tersebut klien merasa tidak ada yang perdulipadanya, dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa, dan pengalama\n klien

    yang tidak menyenangkan adalah ketika klien diputuskan oleh pacarnya.4. FisikKeadaan Umum : BaikTingkat Kesadaran : Composmentis

    Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/90 mmHg

    Nadi : 82x /menitSuhu : 36

    Respirasi : 23x /menit

    Ukur : Tinggi Badan : 161 cm

    Berat Badan : 65 kgKeluhan Fisik : Tidak mengalami keluhan fisik

    Pemeriksaan Fisik :

    Riwayat pengobatan penyakit fisik : Tidak pernah

    5. Psikososial

    1. Genogram

    Klien merupakan anak terakhir dari 9 bersaudara, dalam keluarga klien berperan sebagai kepalakeluarga dan memiliki 1 orang anak, klien bekerja sebagai buruh untuk menafkahi keluarganya.

    2. Konsep diri

    a. Gambaran diri

    Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada keluhanb. Identitas diri

    Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul dengan temannya dan bermain dan klien

    juga termasuk orang yang mudah bergaul. Saat kerja klien dapat melakukan dan mengertikan

    pekerjaannya dan merasa senang.. klien juga yakin bahwa dirinya laki-laki normal.c. Peran

    Klien mempunyai pekerjaan serabutan di rumahnya dan sebagi buruh.

    d. Ideal diriKlien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali dilingkungan masyarakat.

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    9/15

    e. Harga diri

    Klien merasa bangga dan senang diperhatikan oleh orang-orang terdekatnya.3. Hubungan sosial

    Pada saat di rumah klien mengatakan orang yang paling berarti dalam kehidupannya adalah

    keluarga dan saudara-saudaranya.

    Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul namun suka ada rasa malu dan terkadang sukamenyendiri tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di P8

    6. Spiritual

    Nilai dan keyakinan :Klien beragama kristen dan klien mengetahui dan meyakini Tuhannya satu.

    7. Status Mental

    1. PenampilanPenampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju cukup bersih, gigi cukup bersih, gigi cukup

    bersih, baju setiap hari selalu diganti, mandi tidak harus dimotivasi.

    2. Pembicaraan

    Klien selalu bicara keras dan agitatif

    3. Aktifitas MotorikKlien terlihat aktif mengikuti kegiatan.

    4. Alam perasaanKlien terkadang suka malu dan kadang menyendiri

    5. Afek

    Afek klien normal terhadap rangsangan.6. Interaksi selama wawancara

    Selama interaksi klien kooperatif, ada kontak mata selama berkomunikasi.

    7. PersepsiKlien mengatakan sering mendengar suara gemuruh air, suara tersebut datang ketika menjelang

    tidur malam dan lamanya suara itu datang sekitar 2 -3 menit

    8. Proses pikirKlien selalu menjawab langsung pertanyaan perawat dengan tanggap dan cepat sesuai topik

    pertanyaan yang dilontarkan.

    9. Isi pikirKlien merasa takut apabila suara itu datang kadang sering melampiaskan pada objek yang ada di

    depannya.

    10. Tingkat kesadaran

    Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu sesuai11. Memori

    Tidak ada gangguan memori.

    12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

    Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga kurang mampu dalam menjawab pertanyaanyang di lontarkan oleh perawat

    13. Kemampuan Penilaian

    Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang dijanjikan baik dari dirinya maupun dariperawat tentang waktu dan tugas.

    14. Daya Tilik diri Klien

    Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien masih butuh pengobatan.

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    10/15

    8. Kebutuhan Persiapan Pulang

    1. MakanKlien makan mandiri, cara makan klien cukup baik klien duduk dimeja makan diantara teman-

    temannya

    2. BAB/BAK

    BAB Klien mandiri kadang setiap hari tetapi terkadang 2 hari 1 kali, dalam satu hari klienbiasanya BAK 4-5 kali sehari, klien dapat BAB dab BAK secara mandiri, BAB di WC, dan

    mandi atau perawatan diri dikamar mandi, klien dapat BAB dan BAK secara mandiri

    Klien juga memakai, membersihkan dan merapikan pakaiannya sendiri.3. Mandi

    Klien mandi 2 kali sehari, memakai sabun, menyikat gigi dan klien selalu mencuci rambutnya

    setiap 2 hari 1 kali, klien menggunting kuku setiap kuku klien dirasakan telah panjang.4. Berpakaian

    Klien dapat mengenakan pakaian yang telah disediakan Rumah Sakit, klien mengambil, memilih,

    mengenakan alas kaki secara mandiri.

    5. Istirahat dan tidur

    Tidur siang klien setelah makan siang sekitar jam 13.00-15.00, dan pada malam hari klien selalutidur setiap jam 21.00-04.30 terkadang klien terbangun dimalam hari karena halusinasinya

    muncul.6. Penggunaan obat

    Klien minum obat 3 kali dalam 1 hari setiap 7.30 setelah makan pagi, 12.30 setelah makan siang,

    dan pada sore hari menjelang malam 17.45, cara klien meminum obatnya dengan cara obatdimasukkan kemudian klien meminum air, klien belum paham prinsip 5 benar dalam meminum

    obat.

    Klien hanya mempunyai sistem pendukung kakaknya.

    7. Kegiatan diluar rumahKlien mampu bersosialisasi dengan keluarga maupun lingkungannya

    8. Kegiatan didalam rumah

    Dirumah klien dapat menyiapkan makan sendiri, menjaga kerapihan pakaian, kadang membantu

    mencuci pakaian dengan istrinya.

    9. Mekanisme kopingDalam menyelesaikan masalah adaptif klien melakukan kegiatan di rumah sakit maupun di

    rumah. Maladaptif bekerja berlebihan, banyak menghindar dan diam.

    10. Masalah Psikososial dan lingkungan

    Klien mempunyai masalah dengan dukungan dari keluarganya klien merasa kurang mendapat

    perhatian dari ibunya karena klien lebih dekat dengan kakaknya, orang tua sebagai tulang

    punggung keluarga yang membiayai keenam anaknya sehingga orang tuanya kurangmemperhatikan klien terutama saat klien mempunyai masalah, Klien juga merasa bahwa

    tetangganya membencinya dan klien tidak mengetahui mengapa tetangganya membencinya.

    11. PengetahuanPengetahuan klien mengenai cara-cara menghindari halusinasinya masih kurang untuk proses

    penyembuhan.

    12. Aspek MedisCatatan medis klien :

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    11/15

    Skizoprenia tak terinci

    Terapi yang diberikan kepada klien saat ini adalah :

    THP (Trifluoperazine 2 X 1)

    Clorpromazin (1 X 100 mg)

    Trihexyphenidel (2 X 1)

    Haloperidol (21)13. Analisa DataNo Data Fokus Masalah Keperawatan

    1.

    Ds :

    Klien menyatakan kadang-kadang sering mendengarkan suara-suara air yang tidak ada

    wujudnya.

    Klien menyatakan suara-suara tersebut kadang membuat klien takut.Do :

    Klien terlihat suka duduk menyendiri.

    Klien tampak sering diamGangguan perubahan persepsi sensori : halusinasi dengar

    14. Pohon Masalah

    5. Masalah Keperawatan

    1. Perubahan persepsi sensori halusinasi dengar

    ASUHAN KEPERAWATAN

    PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI AUDITORIRencana Keperawatan

    Nama Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Skizofrenia tak terinciRuang : P8 No.CM : 23004

    DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI

    Tujuan SPPerubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri, berhubungan dengan :

    Ds :

    Klien menyatakan kadang-kadang sering mendengarkan suara-suara.

    Klien menyatakan suara-suara tersbut sering membuat klien takut.

    Do :

    Klien terlihat suka duduk menyendiri.

    Klien sering mondar-mandir Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jamdiharapkan resiko perilaku kekerasan tidak terjadi dengan kriteria hasil :

    Klien dapat mengetahui halusinasinya

    Klien dapat mengontrol halusinasinya SP I

    SP II

    SP III

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    12/15

    SP IV Validasi Halusinasi SP I (jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi yang menimbulkan

    halusinasi, respon terhadap halusinasi dan cara control dengan menghardik )

    Validasi Halisunasi SP II (cara control dengan bercakap-cakap dengan orang lain)

    Evaluasi jadwal kegiatan harian klien Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan ( Kegiatan yang biasadilakukan pasien dirumah)

    Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

    Evaluasi jadwal kegiatan harian klien

    Berikan Penkes tentang penggunaan obat secara teratur (Prinsip 5 benar minum obat)

    Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

    IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN

    CATATAN PERKEMBANGAN

    Diagnosa Keperawatan SP Implementasi Waktu/Tanggal Catatan Perkembangan ParafPerubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri, berhubungan dengan :

    Ds :

    Klien menyatakan kadang-kadang sering mendengarkan suara-suara.

    Klien menyatakan suara-suara tersbut sering membuat klien takut.

    Do : Klien terlihat suka duduk menyendiri.

    Klien sering mondar-mandir SP III Memvalidasi Halusinasi SP I (jenis, isi, waktu,

    frekuensi, situasi yang menimbulkan halusinasi, respon terhadap halusinasi dan cara control

    dengan menghardik )

    Memvalidasi Halisunasi SP II (cara control dengan bercakap-cakap dengan orang lain)

    Rabu7-01-09

    10.00 S :

    Klien mengatakan dia suka mendengar suara-suara yang membuatnya takut tetapi sekarangjarang muncul lagi

    Klien mengatakan ada 2 cara mengontrol halusinasinya (Menghardik dan Bercakap-cakap)

    O :Halusinasi tidak tampak, klien bisa melakukan cara menghardik, komunikasi dengan teman

    dibangsal baik, kooperatif, nada bicara keras dan cepat.

    A :

    Klien bisa melakukan cara kontrol dengan menghardik dan bercakap-cakap dengan teman lainP :

    SP I dan II Tercapai

    Lanjutkan SP III

    SP III Evaluasi jadwal kegiatan harian klien

    Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (Kegiatan yang biasa

    dilakukan pasien dirumah)

    Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

    Kamis

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    13/15

    08-01-09 S :

    Klien mengatakan senang setelah melakukan kegiatan TAKO :

    Klien kooperatif dalam komunikasi, kontak mata dapat dipertahankan, kegiatan dibangsal

    dengan motivasi, TAK aktif.

    A :Klien masih perlu dibimbing dalam kegiatan sebagai cara kontrol halusinasi

    P :

    Bimbing dan motivasi dalam kegiatan sebagai cara kontrol halusinasi

    Jumat09-01-09 S :

    Klien mengatakan senang dilibatkan dalam jadwal kegiatan harian diruangan

    O :

    Klien kooperatif, kegiatan dibangsal dengan motivasi, TAK aktif, masih tampak seringmenyendiri.

    A :Kontrol halusinasi dengan kegiatan diarahkan

    P :

    Ulangi dan optimalkan SP IIIBimbing dan motivasi dalam kegiatan sebagai cara kontrol halusinasi

    Sabtu

    10-01-09 S :

    Klien mengatakan akan mencoba melakukan kegiatan jika halusinasinya datangO :

    Klien kooperatif dalam komunikasi, kegiatan dibangsal aktif, TAK aktif, melamun dan suka

    menyendiri.A :

    Klien belum mampu melakukan kegiatan secara mandiri sebagai cara kontrol halusinasi

    P :

    Bimbing dan motivasi dalam kegiatan sebagai cara kontrol halusinasi

    BAB IVPEMBAHASAN

    Dalam bab pembahasan ini akan diuraikan sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan

    secara teoritis yang telah diaplikasikan terhadap klien S. Proses terjadinya halusinasi dengar padaklien S. sejalan dengan fase-fase atau tahap-tahap dalam teori halusinasi, yaitu dimulai dengan

    klien sering menyendiri, melamun, pemikiran internal menjadi lebih menonjol seperti gambaran

    suara dan sensasi, klien berada pada tingkat listening disusul dengan halusinasi lebih menonjol.Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya pada halusinasi, dimana halusinasi memberikan

    kesenangan dan rasa aman sementara, dan ahhirnya halusinasi berubah menjadi mengancam.

    Adapun tindakan keperawatan pada klien halusinasi dengar salah satunya adalah tidakmenyangkal dan tidak mendukung. Setelah diaplikasikan pada klien S ternyata teori tersebut

    dapat diterima oleh klien. Klien dapat menerima realita bahwa suara-suara tersebut hanya

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    14/15

    didengar oleh klien, sedangkan orang lain tidak mendengar. Dalam teori tindakan halusinasi

    dengar harus dilakukan kontak yang sering dan singkat dengan tujuan untuk memutuskanstimulus interna, setelah diaplikasikan pada klien S, ternyata kontak sering dan singkat setiap 20

    menit selama 3-5 menit klien mengeluh merasa capek kemudian kami lakukan modifikasi

    dengan melakukan kontak setiap 1 jam selama 10 menit, dan hasilnya lebih baik. Stimulasi

    internal dapat terputus dan klien tidak merasa kelelahan. Disamping melalui kontak yang seringdan singkat, didukung juga oleh kegiatan yang dilakukan secara rutin di ruangan dengan

    melibatkan klien dalam pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Hasil akhir halusinasi dengar

    klien S yang semula didengar pada pagi, siang, sore dan malam hari, sekarang hanya didengarpada malam hari ketika menjelang tidur.

    Terapi aktifitas kelompok: sosialisasi dan gerak (senam dan bermain volley) yang telah

    dilakukan pada klien S, sangat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi klien, terutamapada masalah menarik diri dan halusinasi dengar. Melalui kegiatan terapi aktifitas kelompok

    (TAK) tersebut klien mampu berhubungan dengan orang lain dan mampu memutuskan stimulus

    internal.

    Didalam menyelesaikan masalah klien tentang tidak tahu cara mengungkapkan marah yang

    konstruktif, kelompok menerapkan konsep cara mengungkapkan marah yang konstruktif yaitumendorong klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien marah, cara-cara

    mengekspresikan marah yang dilakukan selama ini, berdiskusi dengan klien tentang caramengungkapkan marah yang destruktif dan konstruktif. Setelah tika kali pertemuan, hal ini dapat

    membantu klien dalam mengekspresikan marah secara konstruktif. Klien juga dapat mengerti

    tanda-tanda marah dalam dirinya, klien dapat mendemostrasikan cara mengungkapkan marahyang konstruktif.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Setelah membandingkan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien S denganhalusinasi dengar, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Dengan melakukan kontak yang sering dan singkat disertai dengan tidak mendukung dan tidak

    menyangkal apa yang diungkapkan klien dapat membantu memutuskan siklus halusinasi klien

    dan mempercepat orientasi klien pada realita.2. Terapi akitifitas kelompok : sosialisasi dan gerak merupakan bentuk terapi kelompok yang

    dapat membantu menyelesaikan masalah halusinasi dengar dan menarik diri.

    3. Cara mengungkapkan marah yang kostruktif sangat diperlukan pada klien halusinasi dengar,khususnya isi halusinasinya bersifat menyuruh, mengejek dan mengancah.

    Dari kesimpulan di atas dapat kami memberikan beberapa saran sebagai berikut :1. Dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan halusinasi dengar, hendaknya dilakukan

    kontak yang sering dan singkat dengan memodifikasi berdasarkan kemampuan dan kebutuhan

    klien. Selain itu tidak mendukung dan tidak menyangkal isi halusinasinya.

    2. Terapi aktifitas kelompok (TAK) hendaknya dilakukan secara rutin dan teratur karenamerupakan sustu terapi yang dapat mempercepat proses penyembuhan. (dapat memutuskan

    stimulus internal klien dengan memberikan stimulus eksternal).

    3. Klien dengan halusinasi dengar hendaknya diajarkan cara-cara marah yang konstruktif,

  • 8/1/2019 Askep Halusinasi 2

    15/15

    terutama bila isi halusinasinya bersifat menyuruh, mengejek dan mengancam agar tidak

    membahayakan diri sendiri, orang lain atau lingkungan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Stuart. Gail wiscartz. 1998 Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC2. Towndsend Mery C. 1998. Buku saku diagnosa keperawatan psikiatri edisi 3. Jakarta : EGC3. Standar Oprasional Rencana Keperawatan jiwa 2004. Ungaran

    4. Workshop Standar Asuhan dan Bimbingan Keperawatan jiwa RSJ. Prof. Dr. Soeroyo

    Magelang 2007

    5. www.keperawatan-.blogspot.com. Didapat pada tanggal 7-01-2009 pada jam 16 .006. Keliat,B.A. 1994. Proses keperawatan jiwa, Jakarta : EGC