7
TINJAUAN TEORI 1. definisi Cedera kepala adalah gangguan traumatik yang menyebabkan gangguan fungsi otak disertai/tanpa disertai perdarahan interstitial dan tidak menggangu jaringan otak. 2. etiologi kecelakan kendaraan pukulan/benturan terjatuh kecelakaan lain 3. klasifikasi cedera kepala akut diklasifikasikan berdasarkan cedera yang mengenai kulit kepala, tulang tengkorak dan jaringan otak. a. cedera kulit kepala (scalp injury) bisa berupa ekskoriasi, hematom, vulnus ekisum, vulnus laseratum b. Trauma tulang tengkorak Trauma kepala terbuka Trauma kepala tertutup Tulang tengkorak dapat mengalami fraktur impresi, fraktur linear atau fraktur dasar tengkorak c. Trauma jaringan otak

Askep Klien Dengan Cedera Kepala

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cedera kepala

Citation preview

Askep klien dengan cedera kepala

TINJAUAN TEORI1. definisi

Cedera kepala adalah gangguan traumatik yang menyebabkan gangguan fungsi otak disertai/tanpa disertai perdarahan interstitial dan tidak menggangu jaringan otak.

2. etiologi

kecelakan kendaraan

pukulan/benturan

terjatuh

kecelakaan lain

3. klasifikasi

cedera kepala akut diklasifikasikan berdasarkan cedera yang mengenai kulit kepala, tulang tengkorak dan jaringan otak.

a. cedera kulit kepala (scalp injury)

bisa berupa ekskoriasi, hematom, vulnus ekisum, vulnus laseratum

b. Trauma tulang tengkorak

Trauma kepala terbuka

Trauma kepala tertutup

Tulang tengkorak dapat mengalami fraktur impresi, fraktur linear atau fraktur dasar tengkorak

c. Trauma jaringan otak

Konkusia-ditandai adanya kehilangan kesadaran sementara tanpa adanya kerusakan jaringan otak

Kontusio-ditandai oleh aanya perlukaan permukaan jaringan otak

Lacerasi-ditandai adanya perdarahan ruang subarachnoid, ruang epidural dan subdural

4. manisfestasi klinik

a. skull fraktur

tanda:

keluarnya cairan/LCS dari telinga dan hidung

injury pada syaraf otak

keluar darah dari telinga

ecimosis periorbital

memar sekitar mastoid Battle sign)

Indikasi kerusakan syaraf

kehilangan penglihatan (rusaknya n. optikus)

kehilangan pendengaran, vertigo nistagmus (rusaknya syaraf pendengaran)

kehilangan penciuman (rusaknya n. olfaktori)

dilatasi pupil dan hilangnya kemampuan pergerakan mata (rusaknya n. oculomotor)

parese dan paralisa fascial

b. contusio serebri

kehilangan kesadaran ( -coma) respirasi normal, periodic atau cepat, cheyne stokes) abnormalitas pupil

kehilangan gerakan mata normal

dekortikasi/desarebrasi, rangsang stimulus

c. epidural hematom

adanya perdarahan antara tengkorak dan duramater. Manifestasi klinik: nyeri kepala hebat

koma

Pupil anisokor-pupiledema

Hemiparese, reflek tendon meninggi kontralateral

LCS meninggi

c. subdural hematom

adanya akumulasi darah dibawah lapisan meningen durameter diatas araknoidManifestasi klinik:

nyeri kepala di dahi, mual, muntah

penglihatan kabur karena papiledema

gangguan fungsi luhur

gangguan kesadaran tergantung kerusakan otak

5. penatalaksanaan

a. untuk konkusio dfengan kehilangan kesadarankurang dari 20 menit

tirah baring sampai semua keluhan (mual, muntah, nyeri kepala) hilang

pemantauan tanda vital setiap jam selama 24 jam pemberian anlgetik untuk sakit kepala

b. untuk kontusio, laserasi atau dengan kehilangan kesadaran > 20 menit

dirawat di ICU

tirah baring dengan posisi kepala 30o, leher lurus/posisi miring untuk menghindari muntah

pemberian O2 mengatasi gangguan sirkulasi dengan pemantauan status hemodinamik ((TD , N )

pengawaan temperatur

pemberian nutrisi personde

pemberian obat anti edema: manitol 20%, gliserol

perawatan luka

lakukan tindakan untuk mengatasi Tekanan intra kranial

kraniotomi untuk mengelarkan perdarahan dan memperbaiki jaringan yang rusak

7. komplikasi

a. naiknya tekanan intra kranial

b. perdarahan syok

c. kejang

d. edema pulmonuri karena peningkatan tekanan vaskuler TH

e. infeksi maningitis

4. patofisiologi

secara umum efek sekunder trauma yang menyebabkan perubahan neurologi berat disebabkan oleh reaksi jaringan terhadap cidera. Setiap kali jarigan mengalami cidera, responnya dapat diperkirakan sebelumnya dengan pwrubahan isi cairan intra sel dan ekstra sel ekstravasasi darah. Kenaikan suplai darah ke tempat cedera dan mobilisasi sel untuk memperbaiki dan membuang debris selular.

Neuron dalam otak bergantung pada supali nutrien yang konstan dalam bentuk glukosa dan oksigen dan sanga tpeka terhadap cedera metabolik bila suplai berhenti. Sebagai akibat cedera sirkulasi otak dapat kehilamgan kemampuannya untuk mengatur volume darah sehingga menyebabkan iskemi pada beberapa daerah tertentu dalam otak.

Bagan:

1. fase emergensi: memar, hematom, darah dari telinga, CSF dari telinga, fraktur skull, turunnya kesadaran, kejang, reflek batuk, dan gangguan refleksi turun

2. fase akut:

a. cedera ringan-sedang : disorientasi ringan, amnesia post trauma, sakit kepala, mual, muntah, vwertigo, gangguan pendengaran.

b. Cedera sedang-berat: tidak sadar lebih dari 24 jamfleksi dan ekstensi abnormal, hemi parese, kejangPEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. CT scan untuk mengetahui perdarahan, pergeseran jaringan otak

b. MRI

c. Angiografi cerebrald. Unutk mengetahui kelainan sirkulasi selebral

e. EEG : untuk mengetahui keadaan patologis

f. Rontgen tengkorak : untuk mengetahui perubahan struktur tulang, fragmen tulang

g. BAER (Brain Auditory Evoked Respon)

h. AGD

Trauma kepala

Cedera jaringan otak

Rusaknya sawar darah otak

Vasodilatasi dan edema otak

Naiknya TIK

Turunnya aliran darah otak

Iskemia jaringan otak hipoksis

PCO2naik, pH turun

Gangguan pernafasan

Sel mati

Kerusakan sel otak