15
ASKEP MORBILI TINJAUAN TEORI Definisi Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ). Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000) Etiologi : Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara penularan dengan droplet infeksi. Epidemiologi :

ASKEP MORBILI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP MORBILI

ASKEP MORBILI

TINJAUAN TEORI

Definisi

Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,

yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang

dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann

Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).

Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan

gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet,

pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)

Etiologi :

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah

sealma masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa

virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.

Cara penularan dengan droplet infeksi.

Epidemiologi :

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan

seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan

mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah

umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila

seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%

kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau

III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang

anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1

tahun.

Page 2: ASKEP MORBILI

Patofisiologi :

Droplet Infection (virus masuk)

Berkembang biak dalam RES

Keluar dari RES keluar sirkulasi

Pirogen :

- pengaruhi termostat dalam hipotalamus

Titik setel termostat meningkat

Suhu tubuh meningkat

- pengaruhi nervus vagus pusat

muntah di medula oblongata.

- muntah

- anorexia

- malaise

Mengendap pada organ-organ yang

secara embriologis berasal dari ektoderm

seperti pada :

- Mukosa mulut

infiltrasi sel-sel radang mononuklear pada

kelenjar sub mukosa mulut

Koplik`s spot

- Kulit

Ploriferasi sel-sel endotel kalpiler di dalam

korium

Terjadi eksudasi serum dan kadang-kadang

eritrsit dalam epidermis

Rash/ ruam kulit

Konjunctiva

terjadi reaksi peradangan umum

Konjuctivitis

Page 3: ASKEP MORBILI

Fotofobia

- mukosa nasofaring dan broncus

infiltrasi sel-sel sub epitel dan sel raksasa

berinti banyak

Reaksi peradangan secara umum

Pembentukan eksudat serosa disertai

proliferasi sel monokuler dan sejumlah

kecil pori morfonuklear

Coriza/ pilek, cough/ batuk

Sal. Cerna

Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada

usus buntu mukosa usus teriritasi

kecepatan sekresi bertambah pergerakan

usus meningkat diare

Manifestasi klinis

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian

timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium

1. Stadium kataral (prodormal)

Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga

sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir

stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang

patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna

putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya

Page 4: ASKEP MORBILI

dimukosa bukalis berhadapandengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak

teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan

pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak

tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-

kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam tinggi mendadak

disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan

leukopenia.

2. Stadium erupsi

Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum

dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan

menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral

tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat

perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran

kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat

sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang

biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit,

mulut, hidung dan traktus digestivus.

3. Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)

yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering

ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala

patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau

eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai

menjadi normal kecuali bila ada komplikasi

Page 5: ASKEP MORBILI

Komplikasi

- Otitis media akut

- Pneumonia / bronkopneumoni

- Encefalitis

- Bronkiolitis

- Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis

Pencegahan

1. Imunusasi aktif

Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah

dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston B.

Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan

dan pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan

secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.

Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang

8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat

dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan

anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu.

Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat

diberikan ketika bayi berusia 12 bulan.

2. Imunusasi pasif

Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium

penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang

dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau

melemahkan campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan

Page 6: ASKEP MORBILI

dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau

sesegera mungkin.

Pengobatan

Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam

tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan

humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik

mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.

Pemeriksaan Diagnostik

o Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan Darah

Penetalaksanaan Teraupetik

o Pemberian vitamin Ao Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretiko Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi o Pemberian obat batuk dan sedativum

Page 7: ASKEP MORBILI

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

A. Identitas diri :

B. Riwayat Imunisasi

C. Kontak dengan orang yang terinfeksi

D. Pemeriksaan Fisik :

1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia

2) Kepala : sakit kepala

3) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung

(pada stad eripsi ).

4) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.

5) Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada

leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam).

6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum

7) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.

8) Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare

9) Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan

E. Keadaan Umum : Kesadaran, TTV

Page 8: ASKEP MORBILI

II. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien Morbili adalah

1. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya batuk

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat

5. Gangguan aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya

III. Perencanaan

1. Perluasan infeksi tidak terjadi

2. Anak menunjukkan tanda-tanda pola nafas efektif

3. Anak dapat mempertahankan integritas kulit

4. Anak menunjukan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan nutrisi

5. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan selama

menjalani isolasi dari teman sebaya atau anggota keluarga.

IV. Implementasi

1. Mencegah peluasan infeksi

o Tempatkan anak pada ruangan khusus

o Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit

Page 9: ASKEP MORBILI

o Gunakan prosedur perlindugan infeksi jika melakukan kontak dengan anak

o Mempertahankan istirahat selama periode prodromal (kataral)

o Berikan antibiotik sesuai dengan order

2. Mempertahankan pola nafas yang efektif

o Mengkaji ulang status pernafasan (irama, edalaman, suara nafas, penggunaan

otot bantu pernafasan, bernafas melalui mulut)

o Mengkaji ulang tanda-tanda vital (denyut nadi, irama, dan frekuensi)

o Memberikan posisi tempat tidur semi fowler / fowler

o Membantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan

kemampaunnya

o Menganjurkan anak untuk banyak minum

o Memberikan oksigen sesuai dengan indikasi

o Memberikan obat-obatan yang dapat meningkatkan efektifnya jalan nafas

(seperti Bronkodilator, antikolenergik, dan anti peradangan)

3. Mempertahankan integritas kulit

o Mempertahankan kuku anak tetap pendek, menjelaskan kepada anak untuk

tidak menggaruk rash

o Memberikan obat antipruritus topikal, dan anestesi topikal

o Memberikan antihistamin sesuai order dan memonitor efek sampingnya

o Memandikan klien dengan menggunakan sabun yang lembut untuk mencegah

infeksi

Page 10: ASKEP MORBILI

o Jika terdapat fotofobia, gunakan bola lampu yang tidak terlalu terang di kamar

klien

o Memeriksa kornea mata terhadap kemungkinan ulserasi

4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi

o Kaji ketidakmampuan anak untuk makan

o Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak,

rencanakan untuk memperbaiki status gizi pada saat selera makan anak

meningkat.

o Berikan makanan yang disertai dengan supleman nutrisi untuk meningkatkan

kualitas intake nutrisi

o Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui

oral tidak mencukupi kebutuhan gizi anak

o Menilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan, lingkar lengan,

membran mukosa)

o Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik

porsi kecil tapi sering

o Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala

yang sama

o Mempertahankan kebersihan mulut anak

o Menjelaskan pentingya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan

penyakit

Page 11: ASKEP MORBILI

5. Mempertahankan kebutuhan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan

o Memberikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan,

keterampilan tangan, nonton televisi)

o Memberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulasi yang

bervariasi bagi anak

o Melibatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih aktivitas yang

diinginkan

o Mengijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah sakit,

menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui telepon jika

memungkinkan

V. Perencanaan Pemulangan

Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping

Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur

Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal

Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI

Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000