Upload
yogi-oktiandi
View
125
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presus igd
Citation preview
YOGI OKTIANDI
LAPORAN KASUS
ASMA BRONKIAL
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. NK
Usia : 8 tahun
Alamat :
Tanggal : 7 Januari 2016
Pukul : 12.20 wib
KELUHAN UTAMA• Sesak nafas
Keluhan Tambahan Batuk , Pilek Demam
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Pasien juga mengeluh batuk (+), demam (+), mual (-), muntah (-). BAK normal, BAB normal. Pasien kiriman dr.Diah, Sp.A dari poli anak ke IGD untuk dilakukan Nebulizer.
RPD
• Riwayat Asma Bronkial (+) 1 tahun yang lalu.
• TB paru (-), Pneumonia (-)
RPK
• Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal .
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan Darah :
• Frekuensi Jantung : 120x/menit, reguler
• Frekuensi Nafas : 24x /menit
• Temperatur : 36,7 0C (aksila)
• Berat Badan : 21kg
STATUS GENERAL• Kepala :
CA -/-, SI -/-, pupil isokor +/+, sianosis (-)
P>KGB (-)
• Thorax :
Pulmo : Simetris +/+, Wheezing +/+, Sonor +/+, Ketinggalan gerak -/-, Retraksi +/+,
Cor : Auskultasi BJ 1 / 2 reg (+), murmur (-), gallop (-)
• Abdomen :
Datar, BU (+), supel (+), Tympani (+), NT (-), P>H/L/M = -/-/-
• Ekstrimitas:
Akral hangat +/+, edema (-)
DIAGNOSA
• Asma Bronkial
Terapi Nebulizer -> Combivent 1 resp + NS 3cc. (2X selang 20
menit) Lasal Exp 3x1cth Opixime 2x1cth Metyl prednisolon 4mg 3x1/2tab
DEFINISI
• Kata “asma” berasal dari bahasa Yunani, yang dapat diartikan sebagai “napas yang pendek” (Holgate, 2010).
• Menurut RISKESDAS, asma adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh peradangan saluran napas. Peradangan saluran napas ini mengakibatkan lapisan dalam saluran membengkak dan sekresi mukus berlebih. Selain itu, otot sekeliling saluran juga mengalami konstriksi (Asthma Foundations Australia, 2009).
TIPE ASMA
• Asma atopik
• Asma non-atopik
PENYEBAB ASMAa) Sistem imun
b) Faktor Intrinsik
• 1) Riwayat keluarga
• 2) Gender
• 3) Etnis
• 4) Usia
• 5) Faktor Hormonal
• 6) Obesitas
c) Faktor lingkungan
• 1) Infeksi
• 2) Diet
• 3) Polusi udara
• 4) Rokok
• 5) Alergen organik
DIAGNOSIS Anamnesis
Anamnesis yang baik meliputi riwayat tentang penyakit/gejala, yaitu:
1. Asma bersifat episodik, sering bersifat reversibel
2. Asma biasanya muncul setelah adanya paparan
3. Gejala berupa batuk, mengi, sesak napas yang episodik, rasa berat di dada dan berdahak yang berulang
4. Gejala timbul/memburuk terutama pada malam/dini hari
5. Mengi atau batuk setelah kegiatan fisik
6. Respon positif terhadap pemberian bronkodilator
PEMERIKSAAN FISIK • Kelainan pemeriksaan fisik yang paling umum ditemukan pada auskultasi adalah mengi.
Faal Paru Pengukuran faal paru sangat berguna untuk meningkatkan
nilai diagnostik. Banyak metode untuk menilai faal paru, tetapi yang telah
dianggap sebagai standard pemeriksaan adalah: 1. pemeriksaan spirometri2. Arus Puncak Ekspirasi meter (APE).
PENATALAKSANAAN Medikasi
• Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang, terutama untuk asma persisten, yang digunakan setiap hari untuk menjaga agar asma tetap terkontrol (PDPI, 2006).
1. Glukokortikosteroid inhalasi dan sistemik
2. Leukotriene modifiers
3. Agonis β-2 kerja lama (inhalasi dan oral)
4. Metilsantin (teofilin)
5. Kromolin (Sodium Kromoglikat dan Nedokromil Sodium)
• Pelega adalah medikasi yang hanya digunakan bila diperlukan untuk cepat mengatasi bronkokonstriksi dan mengurangi gejala – gejala asma. Pelega terdiri dari:
1. Agonis β-2 kerja singkat
2. Kortikosteroid sistemik
3. Antikolinergik (Ipratropium bromide)
4. Metilsantin
Penanganan Asma di Rumah Sakit
Penilaian Pertama (lihat tabel Berat/ringannya asma)Riwayat sebelumnya, pemeriksaan fisik (auskultasi, penggunaan otot bantu nafas, frekuensi nafas, APE atau FEV1, saturasi )2, analisa gas darah pada pasien berat dan pemeriksaan lain jika diperlukan (indikasi)
Penanganan Permulaan- Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat, dengan nebulisasi, 1 dosis setiap 20 menit dalam 1 jam- Oksigen untuk mencapai saturasi O2 90% (95% pada anak-anak)- Kortikosteroid sistemik, jika tidak ada respon atau jika ada pasien baru mendapat steroid peroral, atau jika serangan asmanya berat- Sedasi merupakan kontra indikasi pada penanganan serangan akut/eksaserbasi
Ulangi Penilaian : APE, saturasi O2, pemeriksaan lain yg diperlukan
Tingkat Sedang- APE 50-70% dari nilai yg diperlukan nilai terbaik- Pem. fisik : Asma sedang- Inhalasi agonis beta-2 setiap 60’- Pertimbangkan kortikosteroid- Ulangi pengobatan 1 - 3 jam
Respon Baik- Respon selama 60’ sesudah terapi terakhir- Pemeriksaan fisik normal, APE > 70%- Tidak ada distres- Saturasi O2 > 90% ( anak 95%)
Tingkat Berat- APE < 60% nilai terbaik- Pem. fisik : Asma berat saat istirahat- Riwayat : pasien risiko tinggi- Inhalasi agonis beta-2 tiap jam atau kontinu inhalasi antikolibergik- Oksigen- Kortikosteroid sistemik- Pertimbangkan agonis beta-2 SC, IM atau IV
Respon tidak baik dalam 1-2 jam- Riw. : pasien risiko tinggi- Pem.fisik : gejala asma ringan/sedang- APE > 50%, tapi < 70%- Saturasi O2 tidak membaik
Respon buruk dalam 1jam- Riw. : risiko tinggi- Pem.fisik : asma berat, mengantuk- APE > 30%- PCO2 > 45 mmHg- PO2 < 60 mmHg
Dipulangkan :- Lanjutkan pengobatan dg. agonis beta-2 inhalsi- Pertimbangkan kortiko steroid oral (pada keba- nyakan pasien- Pendidikan pasien- Minum obat secara benar- Tinjau ulang rencana kerja (action plan)- Tindak lanjut pengobatan yang ketat
Dirawat di RS- Inhalasi agonist beta-2 + inhalasi antikolinergik- Kortikosteroid sistemik- Oksigen- Pertimbangkan amino - filin IV- Pantau APE, saturasi O2, nadi
Rawat di ICU- Inhalasi agonist beta-2 + antikolinergik- Kortikosteroid IV- Pertimbangkan agonist beta-2 Sc, IM & IV- Oksigen- Pertimbangkan amino- filin IV- Intubasi dan ventilasi mekanik
Perbaikan Tidak ada perbaikan
Dipulangkan :Jika APE 50% dan pengobatanperoral/inhalasi jangka lama
Masuk ICU :Jika tidak da perbaikan dalam6 - 12
TERIMA KASIH