Upload
nguyenthu
View
246
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
ASOSIASI ANTARA ALELOPATI DAN MIKORIZA
DALAM INVASI BIOLOGI
CHRIS LEIWAKABESSY FIT A 362110031
MATERI POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN (SEJARAH DAN DEFINISI)
BEBERAPA SENYAWA KIMIA ALELOPATI
INTERAKSI ALELOPATI DENGAN MIKORIZA
CONTOH KASUS
I. PENDAHULUAN
ALELOPATI
PENGETAHUAN
LOKAL
MASYARAKAT
OBAT-OBATAN
TRADISIONAL
BUDAYA
MASYARAKAT
ETNOBOTANI
ETNOMEDISIN
Konsep alelopati merupakan konsep kuno dari peneliti klasik di
Yunani dan Romawi.
Pengetahuan di bidang pertanian di Yunani dan Romawi:
Enquiry into Plant (Historia Plantarum) (Theoprastus 1980)
Liber de Agricultura (Cato 1979)
De Re Rustica (Varro 1979)
Georgics (Vergil 1989)
De Re Rustica (Columella 1994)
Naturalis Historia (Pliny 1938–1963)
II. SEJARAH DAN DEFINISI
Alelopati ditemukan di daerah Mediterania pada
beberapa vegetasi tanaman pohon evergreen, shrubs
and bushes
Beberapa tanaman seperti
Rue (Ruta graveolens L.) (Rutaceae) manjur untuk
berbagai penyakit
Olive trees (pohon Olive) (Olea europaea L.,
Oleaceae)
Squill (Urginea maritima (L.) Baker),
Beberapa tanaman penghasil alelopati
Sejarah Alelopati di China kuno tercatat 2000 tahun lalu (Zhou 1998).
Alelopati dilaporkan dalam sebuah buku China kuno:
“Xiang Sheng Xiang Ke”. Deskripsi tanaman penghasil Alelopati “Fan
Sheng Zhi Shu” (abad 1 SM)
Alelopati (modern) dimulai pada tahun 1980-an
Zhang and He (1981), Alelopati pada Lousewort (Pedicularis longiflora)
Xin et al. (1986) melaporkan pengaruh alelopati secara in vitro pada
tube-seedlings Salix siuzevii
Yang et al. (1987) pertama kali diisolasi senyawa aktif alelokimia,
harmaline dari Harmal (Peganum harmala)
SEJARAH DI CHINA
“Hua Gan Zuo Yong” (Publikasi Alelopati dalam bahasa China)
Alelopati yang dihasilkan oleh mikroba jarang. Zeng et al. (2001a)
bahwa Aspergillus japonicus menghasilkan asam F secalonic
(SAF) menunjukkan gangguan terhadap proses fisiologi dan
biokimia tanaman.
SAF mengurangi aktivitas superoksida dismutase, peroksidase
dan meningkatkan kandungan malonilaldehid; menurunkan
kandungan klorofil a dan b, dan laju fotosintesis (Zeng et al.
2001b).
Kata Alelopati (Allelopathy) berasal dari bahasa Yunani yaitu :
Allelon = satu sama lain/bersama
Pathos = menderita/sakit
Terminologi alelopati pertama kali oleh Mollisch, Austria (1937):
“ Interaksi kimiawi diantara tanaman dan mikroorganisme”
Rice (1984), alelopati adalah pengaruh dari satu tanaman terhadap
pertumbuhan tanaman dan mikroorganisme melalui pelepasan
senyawa kimia ke lingkungan.
“Alelopati” adalah fenomena biologi dimana organisme yang menghasilkan
satu atau beberapa senyawa biokimia yang mempengaruhi pertumbuhan,
survival, dan reproduksi organisme lain (Mallik 2008).
Senyawa biokimia diketahui sebagai ‘allelochemicals” yang bersifat
menguntungkan (positif) or merugikan (negatif) pengaruhnya terhadap
organisme target.
“Alelokimia” adalah subset dari metabolit sekunder; tidak hanya
diperlukan dalam proses metabolisme (mis. pertumbuhan, perkembangan
dan reproduksi). Alelopati sifat negatif yang berperan penting dalam
pertahanan tanaman terhadap herbivora
Tidak menghasilkan hara, dapat disintesis pada beberapa bagian
tanaman seperti di daun, batang, akar, kulit dan benih.
Alelopati yang terlibat dalam sintesis senyawa bioaktif tanaman
dikenal sebagai alelokimia yang mampu bekerja sebagai pestisida.
Untuk pemecahan masalah : ketahanan tanaman, kesehatan, dan
polusi terhadap lingkungan.
III, BEBERAPA KELOMPOK SENYAWA KIMIA ALELOPATI
A. Glukosinat
Senyawa kimia dari metabolit sekunder yang mengandung
Sulfur. Ditemukan pada ordo Caparrales sebagai senyawa
organik
Contoh :
Fahey et al. (2001) membagi Glukosinat dalam 10 kelompok
berdasarkan kesamaan struktur R-moiety al:
Senyawa GSL dari kelompok Brassicae
B. Senyawa Fenolik
Kelompok terbesar aktivitas sebagai alelopati. Ditemukan lebih
banyak di dalam tanah. Senyawa ini dibedakan berdasarkan
toksisitasnya.
Kato-Noguchi (2004), meneliti Momilactone B pada padi sebagai
senyawa alelopati sejati yang dipengaruhi oleh senyawa fenolik.
Bukti bahwa senyawa fenolik terlibat sebagai alelopati masih
kontroversial.
Senyawa ini bekerja mempengaruhi membran sel, transportasi
hara dan air, fitohormon, enzim, fotosintesis, respirasi dan aliran
karbon di dalam tanaman.
C. Terpenoid (alelokimia volatil)
Senyawa ini diketahui mempunyai aktivitas inhibitor terhadap
pertumbuhan dan perkecambahan benih
Fisher (1986), diketahui ada 14 golongan monoterpena yang
berasosiasi secara fitotoksik.
Aktivitas dari Sesquiterpena meliputi :
Pertahanan hormon
Penyerbukan
Pertahanan herbivora
Fitoaleksin dan
Feromon
Contoh : Caryophylene, juvabione, vitrenal, spathulenol
D. Alkaloid
Kelompok metabolit sekunder sebagai alkaloid oleh Meissner ahli
obat mengektraksi tanaman dengan asam encer. Awalnya 12000
senyawa alkaloid, tetapi hanya 600 yang ditemukan mempunyai
sifat biokimia.
Robert dan van Wink (1998), membagi alkaloid menjadi 4
kelompok yaitu :
Turunan alkaloid dari senyawa asam amino (ornitin dan lisin)
Alkaloid purin (xanthine, caffeine)
Terpena diaminase (aconitin/diterpena) dan (solanine/triterpena)
Alkaloid poliketida (coniine)
Senyawa alkaloid ditemukan pada famili Fabaceae, Aponycnaceae,
Asteraceae, dan Borginaceae.
Berperan penting sebagai pertahanan tanaman terhadap herbivora,
cendawan, virus, mikroorganisme dan persaingan antar tanaman.
Beberapa spesies tanaman sebagai insektisida karena
menghasilkan senyawa-senyawa alkaloid seperti strychine,
ephedrine, piperine, nicotine, dan gramine.
Alkaloid yang bersifat fitotoksik :
E. Asam hidroksimat
Disebut asam hidroksimida siklik, merupakan bagian kecil dari
kelompok benzoxazinon (6 cincin heterosiklik).
Senyawa benzoxasolinone (BOA) (5 cincin) pertama kali dikenal
pada tanaman gandum hitam (rye).
Merupakan senyawa pertahanan terhadap serangan serangga,
mikroba dan tanaman. Ditemukan pada tanaman famili
Acanthaceae, Poaceae, Ranunculaceae, dan Scrophulariaceae
(Sicker dan Schulz 2002).
(a) DIMBOA [2,4-dihydroxy-7-methoxy-2H-1,4-benzoxazin-3-
(4H)-one
(b) DIBOA [2,4-dihydroxy-2H-1,4-benzoxazin-3-(4H)-one]
F. Flavonoid ; Flavone, Catechin, dan Kaempferol
G. Quinon : Juglone, Sorgoleone, Physcion, Emodin, dan asam
rhodocladonic
H. Poliasetilen : Thiophene
INTERAKSI ANTARA ALELOPATI DENGAN MIKORIZA
Invader berpotensi untuk menghambat mutualisme melalui senyawa
fitokimia yang dihasilkan dari interaksi antara tanaman dan cendawan
mikoriza.
Spesies non mikoriza mengurangi kelimpahan populasi mikoriza.
Vogelsang et al. (2005), lahan rumput di California yang diinvasi alelopati
akan mengurangi secara signifikan kolonisasi cendawan mikoriza
arbuskula (AM) daripada tdk diberi perlakuan
Infeksi mikoriza mempengaruhi struktur komunitas tanaman, bergantung
kepadatan sistem perakaran dan persaingan tanaman menghasilkan
senyawa alelokimia untuk menekan kolonisasi mikoriza
Koide dan Li (1991) melaporkan bahwa tiga spesies oldfield
tahunan (Abutilon theophrasti Medic, Ambrosia arternisiifolia L..
dan Setaria lutescens (Weigel) Hubb.) yang diteliti. Ketiganya
diinfeksi dengan mikoriza Glomus etunicatum Becker & Gerd.
Infeksi mikoriza meningkatkan kadar fosfor dan berat kering dari
Abutilon dan Ambrosia, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
berat kering dan hanya kadar P yang meningkat pada Setaria.
Studi Kasus
Centauera maculosa Sekresi senyawa alelokimia Catechin.
Callaway et al (2004b). mempelajari interaksi
antara C. maculosa dan beberapa rumput asli
di Amerika Utara, serta tidak ada asosiasi dg
mikoriza .
Hasilnya : keberadaan mikoriza tidak
berpengaruh positif dan negatif terhadap
perkembangan C. maculosa, namun mikoriza
memberikan keunggulan kompetitif atas
Festuca idahoensis dan Koeleria cristata, tetapi
merugikan bagi Pseudoroegnaria spicata.
C. maculosa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi secara
negatif keragaman komunitas cendawan tanah dan pengaruh ini
tergantung pada kepadatan C. maculosa serta jarak dari akar
tanaman yang menunjukkan bahwa peran dari eksudat akar
mungkin mempengaruhi hilangnya keragaman cendawan.
KESIMPULAN
1. Senyawa alelokimia yang dihasilkan oleh tanaman sangat
penting karena pengaruhnya secara tidak langsung terhadap
komposisi komunitas mikroba tanah dan stabilitas dari mikoriza.
2. C. maculosa memberikan bukti bagaimana kontribusi dari
senyawa alelopati (alelokimia) untuk mendukung keberhasilan
dari cendawan mikoriza dalam menginvasi tanaman.
3. Alelopati sangat berperan untuk ketahanan tanaman,
kesehatan, dan polusi lingkungan.