24
MATA KULIAH PERENCANAAN INDUSTRI PANGAN DAN HASIL PERTANIAN “ASPEK TEKNOLOGI” Pengolahan Teh Hijau Rempah Instan MAKALAH Disusun oleh: Kelompok 1 THP C M. Ridwan Nullah 121710101096 A. Riski Alvian 121710101124 M. Homsin Wahyudi 121710101105 Faruq Fajar Sulthon 121710101117 Naili Mawadatur R 121710101136 Triska Desy K 121710101108

aspek teknologi dalam perencanaan industri teh

Embed Size (px)

Citation preview

MATA KULIAH PERENCANAAN INDUSTRI PANGAN DAN HASIL PERTANIANASPEK TEKNOLOGI Pengolahan Teh Hijau Rempah Instan

MAKALAH

Disusun oleh:Kelompok 1 THP C

M. Ridwan Nullah121710101096A. Riski Alvian121710101124M. Homsin Wahyudi121710101105Faruq Fajar Sulthon121710101117Naili Mawadatur R 121710101136Triska Desy K121710101108

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2015BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTeh di Indonesia merupakan minuman yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Di setiap propinsi memiliki jenis, tata cara penyeduhan serta waktu minum teh yang berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan yaitu untuk menghilangkan dahaga. Minuman teh selain menyegarkan juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Teh hijau memiliki kandungan yang paling baik karena dalam proses pembuatannya, teh jenis ini tidak dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari tetapi menggunakan teknik pengeringan secara khususSaat ini, berbagai jenis produk olahan teh telah banyak beredar di pasaran, di antaranya minuman siap saji dalam kemasan, teh instan serta teh dengan berbagai rasa dan aroma. Minuman teh hijau dalam bentuk instan merupakan salah satu usaha diversifikasi produk teh yang telah dikembangkan saat ini. Keunggulan teh hijau instan dibandingkan produk teh lainnya adalah lebih praktis, baik dari segi kemasan maupun penyajiannya serta lebih awet karena dalam bentuk serbuk.Konsumsi minuman teh khususnya teh hijau, menurut Kono (dalam Goldberg, 1994) menyebutkan bahwa untuk dapat mereduksi resiko kanker saluran pencernaan dengan mengkonsumsi 10 cangkir atau lebih teh hijau. Kemudian menurut Sibuea (2008) dengan mengkonsumsi teh hijau secara teratur dua sampai empat gelas sehari, dapat menstimulasi terjadinya penurunan tekananan darah dan membantu menormalkan tekananan darah tinggi. Karena banyaknya jumlah teh yang harus dikonsumsi maka kemungkinan kecil untuk dapat dipenuhi. Oleh karena itu dilakukan penambahan antioksidan dari sumber lain selain teh yaitu ekstrak jahe dan ekstrak asam jawa yang diharapkan selain menambah aroma dan cita rasa teh hijau juga dapat meningkatkan kandungan antioksidan alami dalam minuman teh hijau instan.

1.2 Tujuan Makalah ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :1. Mengetahui proses pengolahan teh hijau rempah instan 2. Mengetahui teknologi yang digunakan dalam pengolahan teh hijau rempah instan3. Mengetahui pengaruh aspek teknologi terhadap kandungan gizi dan nutrisi teh

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh HijauTeh (Camellia sinensis) merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan kini telah ditanam di lebih dari 30 negara. Teh merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia, dan posisinya berada pada urutan kedua setelah air. Kepopulerannya tersebut dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang aktraktif. Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan ke dalam tiga jenis yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi (teh oolong), dan teh tanpa fermentasi (teh hijau) ( Rohdiana et al., 2005). Teh hijau memiliki kandungan yang paling baik karena dalam proses pembuatannya, teh jenis ini tidak dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari tetapi menggunakan teknik pengeringan secara khusus. Sedangkan teh jenis lainnya diproses dengan cara fermentasi sehingga memiliki cita rasa dan karakteristik tersendiri. Meskipun demikian, ketiga jenis teh tersebut memiliki khasiat dan potensi kesehatan yang sama.Teh sebagai minuman sudah lama dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki khasiat kesehatan bagi tubuh. Manfaat teh bagi kesehatan antara lain mencegah kanker, mengurangi stres dan menurunkan tekanan darah tinggi. Komposisi kimia teh hijau disajikan dalam Tabel 2.1.Sulistyo et al. (2003) menyebutkan bahwa teh hijau (Camellia sinensis) telah dikenal sebagai sumber antioksidan potensial yang bermanfaat untuk kesehatan karena dalam daun teh mengandung senyawa antioksidan yang disebut EGCG (epigallacatecin-gallate) dan senyawa katekin lainnya. Para peneliti dari University of Kansas menduga bahwa kekuatan antioksidan dari EGCG adalah sekitar 100 kali lebih besar daripada vitamin C dan 25 kali lebih besar daripada vitamin E, dan dua kali lebih efektif dibandingkan antioksidan yang ditemukan pada anggur merah dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Teh HijauKomposisi Kandungan

Air 3,1 g

Potein 29,1 g

Lemak 4,1 g

Karbohidrat 33,8 g

Kafein 3,5 %

Tanin 10 %

Vitamin C100-150 mg

Vitamin B1150-600 mg

Vitamin B21,3-1,7 mg

Vitamin B31,0-2,0 mg

Vitamin B55,0-7,5 mg

Vitamin B650-76 mg

Biotin 50-80 mg

Vitamin E30-80 mg

Vitamin K40-80 mg

Vitamin B1215-25 mg

Inositol 1,0 mg

Sumber : Sulistyo et al. (2003)

2.2 Teh InstanTeh instan merupakan hasil olahan teh yang bertujuan untuk menyederhanakan proses pembuatan seduhan teh. Selain itu, pembuatan bentuk ini juga dapat meningkatkan nilai teh mutu rendah yang dihasilkan dari proses pembuatan teh hitam yang tidak mungkin diekspor dan merupakan hasil sampingan yang murah di pasaran lokal (Ciptadi & Nasution dalam Sharief 2006). Di Indonesia, teh instan belum banyak diproduksi sedangkan pangsa pasar dan peluang cukup besar, baik teh hitam maupun teh hijau.Menurut Rohdiana (2006) proses pembuatan teh instan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu ekstraksi, pengeringan dan granulasi. Sebelum proses ekstraksi, teh diperkecil ukuran partikelnya terlebih dahulu untuk memperoleh hasil ekstraksi yang optimal. Teh diekstraksi dengan air mendidih selama 20 menit dengan perbandingan 1:7 b/v. Ekstrak disaring menggunakan filter yang selanjutnya dikeringkan menggunakan pengering semprot (spray dryer) ataupun dengan teknik mikrokristalisasi. Ekstrak teh kering yang dihasilkan dari pengering semprot biasanya bersifat higroskopis dan mempunyai tingkat kelarutan yang rendah. Untuk memperbaiki sifat tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui teknik granulasi. Bagan alir proses pembuatan teh instan tertera pada Gambar 2.1.

Bubuk teh Air panasEkstrak tehAmpasPengeringan Granulasi Bahan pengisiTeh Instan

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Teh Instan

2.3 Teknik Pembuatan Serbuk Pengeringan merupakan proses pengeluaran air dari bahan hasil pertanian atau bahan pangan. Pengeringan didefinisikan sebagai suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas, sehingga tingkat kadar air kesetimbangan dengan kondisi udara (atmosfir) normal atau tingkat kadar air yang setara dengan nilai aktivitas air (Aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologi, enzimatis, atau kimiawi. Teknik pembuatan serbuk dengan bahan berbentuk cair dapat dilakukan dengan menggunakan freeze drying, spray drying atau vacuum drying (Mujumdar, 2000). Pemilihan penggunaan metode pengeringan (dryer) tergantung pada kebutuhan atau keinginan dari output yang dihasilkan, bahan yang digunakan serta biaya dari proses pengeringan tersebut. Dalam penggunaan metode pengeringan, penggunaan spray dryer merupakan metode yang paling sering digunakan untuk pengeringan bahan terutama dalam skala besar (industri) (Mujumdar 2000).Menurut Wirakartakusumah (1992), spray dryer atau pengering semprot digunakan untuk menghasilkan tepung (serbuk) dari suspens cairan. Prinsip pengeringan semprot cukup sederhana, yaitu cairan disemprotkan ke dalam aliran gas panas, air dalam tetesan (droplet) menguap dengan cepat meninggalkan tepung (serbuk) kering. Tepung dipisahkan dari udara yang mengangkutnya dengan menggunakan separator atau kolektor tepung. Walaupun suhu udara masuk ruangan pengering sangat tinggi, kecepatan penguapan yang tinggi menyebabkan pendinginan yang berarti, sehingga dapat menghindarkan bahan dari pemanasan yang berlebihan, bahkan tidak ada kontak bahan basah maupun produk kering dengan medium panas sekali. Aliran uap air dari bahan akan menghambat difusi oksigen ke dalam bahan sehingga oksidasi yang terjadi selama pengeringan sedikit sekali. Keuntungan bahan yang dikeringkan dengan menggunakan pengering semprot yaitu akan memperkecil kerusakan bahan pangan akibat pemanasan terutama untuk bahan-bahan yang sensitif terhadap panas. Kemudian terdapat empat kelebihan dari pengering semprot dibandingkan dengan jenis alat pengering lainnya, yaitu : (1) produk akan menjadi kering tanpa bersentuhan langsung dengan permukaan logam panas; (2) suhu produk rendah meskipun suhu udara pengering yang digunakan cukup tinggi; (3) penguapan air terjadi pada permukaan yang sangat luas sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan hanya beberapa detik saja; dan (4) produk akhir yang dihasilkan berbentuk bubuk stabil sehingga memudahkan dalam penanganan dan transportasi.

2.4 Rempah-RempahRempah-rempah yang merupakan tanaman tropis dapat tumbuh subur di Indonesia. Bagian tanaman yang digunakan dari rempah-rempah umumnya berasal dari bunga, umbi, daun, dan rimpang. Rempah-rempah dapat dikategorikan sebagai tanaman obat. Menurut WHO diacu dalam Girsang (2003), dari 75 ribu jenis tanaman didunia, lebih dari 20 ribu jenis adalah tanaman obat, dan 4 ribu jenis tanaman yang sudah digunakan sebagai obat. Pemanfaatan rempah-rempah biasanya diolah dalam bentuk tersendiri atau sebagai zat tambahan pada makanan yang berfungsi untuk flavor, peningkat cita rasa serta dapat berfungsi sebagai mineral pelengkap kesehatan (Jayasekerta dan Rossbach dalam Girsang, 2003).

2.5 Minuman FungsionalIstilah pangan fungsional menjadi sangat populer setelah hasil-hasil penelitian menunjukan adanya peranan dari senyawa-senyawa di luar manfaat konvensional dalam bahan pangan yang mempunyai fungsi tertentu bagi kesehatan. Beberapa contoh senyawa seperti senyawa fenol dan turunan isoprene menunjukan aktivitas antioksidan, dapat membunuh sel kanker, menurunkan aktivitas kolesterol, dan sebagainya. Pangan fungsional didefinisikan sebagai pangan, baik makanan maupun minuman, yang dapat dikonsumsi sebagai komponen dalam diet sehari-hari dan bukan berbentuk kapsul, tablet ataupun bubuk akan tetapi berbentuk cairan atau minuman dan mempunyai khasiat menyembuhkan atau mencegah penyakit disamping khasiat zat-zat gizi yang dikandungnya (Goldberg 1994). Menurut BPOM (2005) pangan fungsional diartikan sebagai pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan. Goldberg (1994) menyatakan bahwa para ilmuan Jepang menekankan tiga fungsi dasar pada pangan fungsional, yaitu berupa makanan (bukan kapsul, tablet atau bubuk) dan terbuat dari bahan dasar yang berasal dari alam, kemudian dapat dikonsumsi diantara waktu makan, dan memiliki beberapa manfaat bila dikonsumsi. Manfaat yang diharapkan antara lain mencegah dari timbulnya penyakit,meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi ritme tubuh, penyehatan kembali (recovery), serta memperlambat proses penuaan.

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Proses Pengolahan Teh Hijau Rempah Instan3.1.1 Proses Ekstraksi Teh HijauProses ekstraksi teh hijau diawali dengan menghancurkan daun teh hijau kering dengan menggunakan blender hingga halus. Kemudian proses pembuatan ekstrak teh hijau dilakukan dengan penyeduhan teh hijau dan air dengan perbandingan 1.3 : 100 (b/v) pada suhu 850C selama 8 menit sambil terus diaduk. Setelah 8 menit bubuk teh yang telah diseduh kemudian disaring untuk mendapatkan ekstrak murni teh hijau. Selanjutnya dimodifikasi dengan menambahkan maltodekstrin 10 persen (b/b) ke dalam ekstrak sebagai bahan pengisi dan diaduk selama 10 menit.3.1.2 Proses Ekstraksi JahePembuatan ekstrak jahe dilakukan dengan cara mencampurkan 1 bagian rimpang jahe segar dengan 5 bagian air (b/v). Campuran tersebut kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender dan disaring kasar dengan menggunakan kain saring dan disaring halus dengan kain blacu untuk mendapatkan ekstrak murni jahe. Setelah didapatkan ekstrak murni jahe lalu dimodifikasi dengan menambahkan maltodekstrin 10 persen (b/b) sebagai bahan pengisi dan diaduk selama 10 menit.3.1.3 Proses Ekstraksi Asam JawaProses ekstraksi asam jawa dilakukan dengan cara mencampurkan 1 bagian asam jawa (asam kawak) yang telah dihilangkan bagian bijinya dengan 5 bagian air (b/v), kemudian dihancurkan dengan blender dan disaring kasar dengan kain saring dan selanjutnya disaring dengan kain blacu untuk mendapatkan ekstrak asam jawa murni. Setelah didapat ekstrak murni asam jawa lalu ditambahkan maltodekstrin 25 persen (b/b) sebagai bahan pengisi dan diaduk selama 10 menit.3.1.4 Proses Pengeringan dan PencampuranDalam tahap ini, masing-masing ekstrak bahan (teh hijau, jahe dan asam jawa) yang telah ditambahkan maltodekstrin dan diaduk kemudian dikeringkan dengan menggunakan alat pengering semprot atau spray dryer. Suhu ruang pengering pada alat spray dryer yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak bahan minuman yaitu 1800C. Setelah diperoleh bahan yang benar-benar kering, kemudian dilakukan pencampuran. Pencampuran minuman dilakukan dengan cara mencampurkan serbuk ekstrak teh hijau, jahe dan asam jawa serta sukralosa sebagai pemanis dalam minuman. Pencampuran masing-masing serbuk ekstrak bahan dasar minuman dan sukralosa dalam pembuatan minuman teh hijau rempah instan ini dilakukan dengan proporsi tertentu.

3.2 Pengaruh Teknologi yang Digunakan Terhadap Kandungan Gizi dan Nutrisi Teh dan Rempah yang digunakana. Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Salah satu cara ekstraksi bahan pangan adalah dengan cara digesti, yaitu maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-500C (Ditjen POM, 2000). Dengan cara ini perolehan bahan aktif agak lebih banyak meskipun pada saat pendinginannya pada suhu kamar bahan ekstraktif dalam skala besar mengendap (Voigt, 1995).Cara ekstraksi menggunakan metode digesti adalah dengan mencampurkan 20 gr serbuk teh dengan 150 ml aquadest, kemudian rendaman simplisia tersebut dipanaskan di atas penangas air pada temperatur 400 500 C selama 30 menit sambil terus diaduk. Campuran tersebut kemudian disaring dengan menggunakan kain saring. Ampasnya ditambah dengan aquadest secukupnya kemudian diaduk dan hingga didapat jumlah seluruh cairan sebanyak 200 ml. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu kemudian disaring. Setelah itu dilakukan penguapan di atas waterbath hingga diperoleh ekstrak kental teh hitam yang dianggap mempunyai konsentrasi 100%.Ekstraksi menggunakan metode digesti ini diharapkan mampu mengekstrak seluruh kandungan kimia pada daun teh dalam jumlah semaksimal mungkin. Sehingga diperoleh ekstrak teh hijau yang kandungan antioksidanya tinggi untuk bahan baku minuman fungsional teh hijau rempah instan. Selain itu, metode ini dipilih agar memaksimalkan pengambilan senyawa antioksidan dari jahe dan asam jawa.

b. Pengeringan menggunakan Spray DryerSpray drying adalah metode pengeringan untuk menghasilkan bubuk kering dari cairan atau bubur dengan udara panas dan waktu yang singkat. Gambar mekanisme proses spray drying dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Mekanisme Proses Spray DryingGambar 3.1 menjelaskan tentang mekanisme proses spray drying, dimana cairan ekstrak yang dimasukan pada bagian penampung akan berubah menjadi serbuk kering yang keluar pada bagian ujung alat. Proses pengeringan menggunakan spray dryer memerlukan waktu yang singkat dengan penggunaan suhu yang sangat tinggi. Sehingga serbuk yang dihasilkan benar-benar kering serta tidak menggumpal.Penggunaan spray dryer untuk mengeringkan ekstrak teh, jahe dan asam jawa adalah untuk menjaga kandungan senyawa antioksidan pada ekstrak tersebut. Spray dryer mampu mengeringkan ekstrak dan meminimalkan kehilangan kandungan senyawa antioksidan karena penggunaan waktu yang singkat. Sehingga diharapkan produk yang dihasilkan tidak mengalami kerusakan kandungan kimia dalam jumlah yang banyak. 3.3 Pemilihan Teknologi Berdasarkan Kriteria Pemilihan TeknologiPemilihan teknologi merupakan hal yang sangat penting dalam pereencanaan industri, berikut ini aan dijelaskan penggunaan teknologi pada industri teh hijau rempah instan baik home industri muapun skala besar.Tabel 3.1 Pemilihan Teknologi Berdasarkan 6 Kriteria Pemilihan Teknologi Menurut Austin (1981) Pada Skala IndustriKriteriaTeknologi

Ekstraksi (metode maserasi)Pengeringan(Sray Dryer)

Kebutuhan KualitasMampu mengekstrak senyawa dari daun teh dengan optimal sehingga didapatkan ekstrak teh yang kaya akan antioksidan.Mampu menghasilkan teh instan yang kering namun cepat larut ketika diseduh tanpa meninggalkan endapan.

Kebutuhan PengolahanMenghasilkan ekstrak teh yang sudah terpisah dari daun teh sehingga lebih efektifMenghasilkan serbuk kering teh instan yang sudah siap untuk dicampur

Penggunaan CapasitasKebutuhan kapasitas pabrik dapat terpenuhi karena prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama dan dapat langsung dilakukan dengan jumlah yang banyak.Mampu memenuhi kebutuhan kapasitas produksi industri, karena dalam prosesnya dapat dilakukan dalam jumlah yang besar dengan waktu yang singkat

Biaya Sosioekonomi Biaya lebih terjangkau karena dapat meminimalkan waktu mengekstrak dengan hasil ekstrak yang banyak.waktun yang singkat dapat mengoptimalkan proses pengeringan sehingga waktu yang digunakan lebih efisien untuk menghasilkan banyak produk

Kapasitas Kemampuan ManajemenMetode ini cukup mudah untuk dijalankan, karena metodenya bukan merupakan metode baru sehingga pasti ada operator terlatih yang menguasai metode iniMetode ini cukup mudah untuk dijalankan, karena metodenya bukan merupakan metode baru sehingga pasti ada operator terlatih dan berkompoten yang menguasai metode ini

Dampak Terhadap Nilai NutrisiDalam proses ekstraksi kemungkinan hilangnya nutrisi sangat kecil, sebaliknya hasil ekstraksi senyawa dari daun teh yang diperoleh sangat optimal.Metode mampu meminimalkan adanya kehilangan atau rusaknya senyawa dalam ekstrak teh, ekstrak jahe, maupun ekstrak asam jawa. Karena proses pengeringanya yang sangat cepat, selain itu panas yang dihantarakan hanya pada udara sekitar sedangkan pada bahan suhunya tidak terlalu tinggi.

Gambar alatHarga : Rp 89.700.000 429.000.000Harga : Rp 32.500.000 455.000.000

Tabel 3.1 Pemilihan Teknologi Berdasarkan 6 Kriteria Pemilihan Teknologi Menurut Austin (1981) Pada Skala Home IndustriKriteriaTeknologi

Ekstraksi (metode maserasi)Pengeringan(Sray Dryer)

Kebutuhan KualitasMampu mengekstrak senyawa dari daun teh dengan optimal sehingga didapatkan ekstrak teh yang kaya akan antioksidan.Mampu menghasilkan teh instan yang kering namun cepat larut ketika diseduh tanpa meninggalkan endapan.

Kebutuhan PengolahanMenghasilkan ekstrak teh yang sudah terpisah dari daun teh sehingga lebih efektifMenghasilkan serbuk kering teh instan yang sudah siap untuk dicampur

Penggunaan CapasitasKebutuhan kapasitas usaha dapat terpenuhi karena prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama dan dapat langsung dilakukan dengan jumlah yang banyak.Mampu memenuhi kebutuhan kapasitas produksi industri, karena dalam prosesnya dapat dilakukan dalam jumlah yang besar dengan waktu yang singkat

Biaya Sosioekonomi Biaya lebih terjangkau karena dapat meminimalkan waktu mengekstrak dengan hasil ekstrak yang banyak.waktun yang singkat dapat mengoptimalkan proses pengeringan sehingga waktu yang digunakan lebih efisien untuk menghasilkan banyak produk

Kapasitas Kemampuan ManajemenMetode ini cukup mudah untuk dijalankan, karena sangat sederhanaMetode ini cukup mudah untuk dijalankan, karena sangat sederhana

Dampak Terhadap Nilai NutrisiDalam proses ekstraksi kemungkinan hilangnya nutrisi sangat kecil, sebaliknya hasil ekstraksi senyawa dari daun teh yang diperoleh sangat optimal.Metode mampu meminimalkan adanya kehilangan atau rusaknya senyawa dalam ekstrak teh, ekstrak jahe, maupun ekstrak asam jawa. Karena proses pengeringanya yang sangat cepat, selain itu panas yang dihantarakan hanya pada udara sekitar sedangkan pada bahan suhunya tidak terlalu tinggi.

Gambar alatHarga : Rp 8.970.000 42.900.000Harga : Rp 3.500.000 45.000.000

BAB 4. PENUTUP

4.1 KesimpulanBerdasarkan artikel yang dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Pengolahan teh hijau rempah instan dilakukan melalui proses ekstraksi, pengeringan dan pencampuran2. Teknologi yang tepat digunakan dalam pembuatan teh hijau repah instan adalah ekstraksi metode digesti dan pengeringan mengguakan spray dryer3. Teknologi ekstraksi metode digesti dapat mengekstrak kandungan antioksidan pada daunteh dengan optimal4. Teknologi pengeringan menggunakan spray dryer dapat meminimalkan adanya kerusakan atau kehilangan kandungan senyawa antioksidan pada ekstrak teh hijau, jahe dan asam jawa

4.2 SaranPerlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas minuman fungsional teh hijau rempah instan yang dibuat menggunakan metode pengeringan lainya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Kajian Keamanan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan. Artikel. http://www.pom.go.id. [Diakses 16 Mei 2014].

Girsang J. 2003. Kajian formulasi minuman madai dari rempah-rempah dan pengaruhnya selama penyimpanan. Skripsi. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Goldberg I. 1994. Functional Food. New York : Champan & Hall.

Mujumdar, A.S. 2000. Drying Technology in Agriculture and Food Sciences. USA : Science Publishers, Inc.

Rohdiana D. 2006. Pengembangan Produk Hilir untuk Industri Teh Berkelanjutan. Prosiding Pertemuan Teknis Industri Teh Berkelanjutan (Sustainable Tea). Bandung : Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.

Sharief DA. 2006. Optimasi proses ekstraksi dan pengeringan semprot pada teh hijau instan. Skripsi. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sibuea, P. 2008. Minum teh dan khasiatnya bagi kesehatan. Artikel. http://www.stehseger.com. [Diakses 15 Mei 2015].

Sulistyo, J., Nurdiana, H. E. 2003. Pengembangan Kerja Sama Riset, Teknologi Produksi, dan Pemasaran Produk Hilir Teh. Prosiding Simposium Teh Nasional 2003. Bandung : Pusat Penelitian Teh Kina Gambung.

Wirakartakusumah, M.A. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Bogor : Pusat Antar Studi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.