5
Aspek Umum Pemeriksaan Anak Tujuan utama dari pemeriksaan umum terhapa anak yaitu untuk mengetahui tubuh kembang anak serta mengetahui anda dan gejala penyakit yang dialami oleh anak. A. Riwayat Kesehatan o Third party history, memberikan informasi mengenai sejarah kesehatan keluarga anak. Apakah memiliki resiko terhadap penyakit tertentu. o Riwayat kehamilan, memberikan informasi mengenai kondisi kehamilan Ibu sebelum melahirkan. Kaji apakah saat hamil, ibu memiliki resiko tertentu terhadap penyakit. Misalnya, ibu hamil di usia 50 tahun sangat berisiko melahirkan anak dengan gangguan kongenital karena usianya yang sudah tua. o Riwayat kelahiran, memberikan informasi mengenai keadaan bayi selama proses kelahiran sampai dengan lahir. Kaji apakah kelahiran termasuk kategori berseiko, misalnya ketuban sudah pecah terlebih dahulu akan beresiko terhadap keracunan air ketuban bagi bayi. Lalu kaji pula apakah bayi langsung menangis atau tidak. Untuk mengetahui kondisi bayi, perawat harus memeriksan nilai APGAR bayi. o Tahap perkembangan, memberikan informasi mengenai kondisi anak sesuai dengan tahap perkemabangannya. Respon anak terhadap penyakitnya berbeda sesuia dengan tahap perkembangan. Tentunya akan berbeda pula treatment yang akan diberikan. Untuk itu harus disesuailkan dengan tahap perkembangan. o Kehilangan berat badan, memberikan informasi mengenai perubahan fisik yang dialami anak saat sakit. o Diet, memeberikan informasi mengenai apa saja yang dikonsumsi anak, bagaimana pola makannya. Dengan mengetahui pola diet anak kita dapat identifikasi faktor resiko penyakit tertentu yang berasal dari pola makan yang salah.

Aspek Umum Pemeriksaan Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

Page 1: Aspek Umum Pemeriksaan Anak

Aspek Umum Pemeriksaan Anak

Tujuan utama dari pemeriksaan umum terhapa anak yaitu untuk mengetahui tubuh kembang anak serta mengetahui anda dan gejala penyakit yang dialami oleh anak.

A. Riwayat Kesehatano Third party history, memberikan informasi mengenai sejarah kesehatan

keluarga anak. Apakah memiliki resiko terhadap penyakit tertentu.o Riwayat kehamilan, memberikan informasi mengenai kondisi kehamilan Ibu

sebelum melahirkan. Kaji apakah saat hamil, ibu memiliki resiko tertentu terhadap penyakit. Misalnya, ibu hamil di usia 50 tahun sangat berisiko melahirkan anak dengan gangguan kongenital karena usianya yang sudah tua.

o Riwayat kelahiran, memberikan informasi mengenai keadaan bayi selama proses kelahiran sampai dengan lahir. Kaji apakah kelahiran termasuk kategori berseiko, misalnya ketuban sudah pecah terlebih dahulu akan beresiko terhadap keracunan air ketuban bagi bayi. Lalu kaji pula apakah bayi langsung menangis atau tidak. Untuk mengetahui kondisi bayi, perawat harus memeriksan nilai APGAR bayi.

o Tahap perkembangan, memberikan informasi mengenai kondisi anak sesuai dengan tahap perkemabangannya. Respon anak terhadap penyakitnya berbeda sesuia dengan tahap perkembangan. Tentunya akan berbeda pula treatment yang akan diberikan. Untuk itu harus disesuailkan dengan tahap perkembangan.

o Kehilangan berat badan, memberikan informasi mengenai perubahan fisik yang dialami anak saat sakit.

o Diet, memeberikan informasi mengenai apa saja yang dikonsumsi anak, bagaimana pola makannya. Dengan mengetahui pola diet anak kita dapat identifikasi faktor resiko penyakit tertentu yang berasal dari pola makan yang salah.

o Vaksinasi, memeberikan informasi mengenai vaknsinasi apa saja yang sudah didapatkan dan yang belum didapatkan.

o Penyakit masa kecil, memberikan informasi mengenai penyakit bawaan lahir yang nantinya akan berpengaruh terhadap kondisinya sekarang. Misalnya penyakit hipospodia tentunya akan mempengaruhi kondisi fisik, psikologis dan sosial dari anak tersebut.

o Paparan dengan agen infeksius, memberikan informasi mengenai paparan agen infeksius terhadap anak. Kita harus kaji, apakah ada anggota keluarga yang memiliki penyakit menular tertentu, misalnya TBC. Lalu kaji pula ligkungan sekolahnya, apakah ada resiko terpapar agen infeksius atau tidak

B. Kelompok UsiaKelompok usia mempengaruhi cara pemeriksaan pada anak. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Berikut perbedaan pemeriksaan sesuai dengan kelompok usia:

Page 2: Aspek Umum Pemeriksaan Anak

a. Newborn-1 tahun pemeriksaan dapat langsung dilakukan karena anak belum mengerti dan tidak ada penolakan dari anak. Libatkan orangtua dalam pemeriksaan fisik ini. Minta orangtua/ibu untuk menggendong anaknya lalu perawat dapat memeriksanya.

b. Usia 1-3 tahun pada usia ini, anak mulai mengerti jika ingin diperiksa. Anak mulai mempertanyakan apa yang akan dilakukan oleh perawat terhadapya. Anak juga dapat menolak pemeriksaan yang akan dilakukan kepadanya karena ada rasa takut. Perawat dapat menggunakan boneka untuk menunjukkan kepada anak pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan kepadanya. Dengan begitu, anak akan lebih kooperatf untuk menjalani pemeriksaan

c. Usia 3-6 tahun pada usia ini anak sudah mampu menceritakan mengenai pengalamannya pada pemeriksaan fisik yang pernah dia lakukan sebelumnya. Penolakan mungkin saja bisa terjadi apabila pengalaman sebelumnya tidak menyenangkan bagi anak. Namun, pada usia ini anak bisa juga menjadi lebih kooperatif selama pemeriksaan karena baginya ini hal baru dan menyenangkan untuk dilakukan. Misalnya biarkan anak membuka bajunya sendiri dan biarkan anak mengexplor peralatan yang akan digunakan untuk memeriksanya.

Page 3: Aspek Umum Pemeriksaan Anak

VIDEO 1 NO. 5 CIRCULATION

Pemerikasaan sirkulasi sangatlah penting untuk dilakukan. Terdpat 3 konponen utama yang harus diperiksa yaitu:

1. Nadi (Pulse) Nadi menggambarkan frekuensi jantung anak. Pemeriksaan ini dilakukan

dengan palpasi area pembuluh arteri. Berikut merupakan lokasinya

2. Capillary Refill TimeTes ini memberikan informasi penting mengenai perfusi kulit pada anak/bayi.

Tekanan yang dilakukan menyebabkan daerah kulit diatas arteriol menjadi pucat atau kulit putih, sehingga saat kulit tidak ditekan darah akan kembali mengalir kembali ke pembuluh darah dan warna kulit menjadi normal. Tes ini dilakukan selama 3 detik. Jika warna kulit tidak kembali norma, maka terjadi keterlambatan waktu pengisian kapiler yang meupakan salah satu indikasi infeksi pada anak.

Page 4: Aspek Umum Pemeriksaan Anak

3. Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah merupakan suatu tindakan melakukan pengukuran tekanan darah, yaitu hasil dari curah jantung dan tahanan perifer, menggunakan Sphygmomanometer. Ukuran manset yang digunakan bervariasi sesuai dengan kebutuhan anak. Pengukuran ini biasanya dilakukan dibagian lengan anak yaitu pada arteri brachialis. Pada anak, jarum sphygnomamometer akan turun perlahan sekita 3mm/seconds. Tekanan darah pada anak berbeda berdasarkan usia. Pada newborn-bayi berkisar 50-70 mmHg. Sedangkan untuk yang lebih tua berkisar 70-110