46
Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam penyusunan laporan keuangan jika belum memahami siklus akuntansi. Kenapa? Akuntansi, pada dasarnya, merupakan suatu proses pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi, yang salah satu bentuknya adalah laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil keputusan. Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara umum, didasari pada prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metoda-metoda, serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup akuntansi. Aturan penyusunan suatu laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi. “…..Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya, dan pelaporan keuangan….” Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada

asp_ut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: asp_ut

 

Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam penyusunan laporan keuangan jika belum memahami siklus akuntansi. Kenapa? Akuntansi, pada dasarnya, merupakan suatu proses pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi, yang salah satu bentuknya adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil keputusan. Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara umum, didasari pada prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metoda-metoda, serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup akuntansi. Aturan penyusunan suatu laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi.

 

 “…..Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya, dan pelaporan keuangan….” 

 

 

            Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.

 

 

Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan

Page 2: asp_ut

penyusunan laporan keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi periode selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi

Sumber : Bastian: 2006:214

 

Teknik akuntansi di organisasi sektor publik diaplikasikan dalam berbagai ragam dikarenakan adanya berbagai kepentingan dan kebutuhan di masing-masing organisasi yang berdampak kepada tumbuhnya beragam teknik pengukuran dan basis akuntansi yang digunakan. Secara umum siklus akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 3: asp_ut

 

 

Urutan perancangan komponen siklus akuntansi meliputi:

 

 

         Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan, diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan sampai dengan penyajian disebut proses akuntansi yang terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:

 

 

 

Pencatatan Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-transaksi

Page 4: asp_ut

dan

Penggolongan

yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.

Peringkasan/

pengikhtisaran

Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar.

Penyajian/

Pelaporan

 

Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).

 

Proses akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

 

 

                                      

Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi secara kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan ke dalam buku pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke akun-akun dalam buku besar. Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan keuangan. Sistem akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan laporan keuangan, seperti:

Page 5: asp_ut

a. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.

b. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya (kronologis), dan sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila suatu transaksi yang sama sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat suatu jenis transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas, dan lain-lain.

 

Akun-akun, buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindahkan ke dalam akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam format yang akan memudahkan penyusunan laporan keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini disebut sebagai buku besar. Akun-akun dalam buku besar ini bisa diklasifikasikan menjadi kelompok akun riil, nominal, dan campuran.

          Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang merupakan pos-pos neraca, sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-akun neraca. Akun nominal adalah akun-akun pendapatan, biaya, dan surplus/defisit yang merupakan pos-pos dalam laporan surplus/defisit, sehingga akun-akun nominal itu merupakan akun surplus/defisit.

         Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-unsur akun riil dan nominal. Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini perlu dianalisis dan dipisahkan menjadi akun riil dan nominal. Contoh akun-akun campuran adalah akun pembantu kantor yang didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan pembantu.

 

 

Page 6: asp_ut

 

       Dalam kaitannya dengan anggaran APBN maupun APBD, perencanaan manajerial, serta proses pengawasan dalam entitas pemerintah dengan sistem akuntansi dapat digambarkan dalam bagan alir dibawah ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan antara sistem pengendalian manajemen entitas pemerintah dengan sistem akuntansinya.

  

 

Dalam Persamaan Dasar Akuntansi, ada tiga kelompok akun yang dijumpai, masing-masing adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos pendapatan dan pos biaya dicatat dalam rekening-rekening tersendiri yaitu rekening pendapatan dan rekening biaya. Masing-masing jenis akun yang tergabung dalam kelompok rekening bersangkutan disediakan rekening tersendiri.

Peraturan pencatatan digunakan aturan debit kredit, yaitu aturan yang digunakan untuk

mencatat perubahan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan biaya dalam rekening yang

bersangkutan. Persamaan Dasar Akuntansinya.

 

Page 7: asp_ut

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN – BIAYA

 

Atau

 

AKTIVA + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN

 

Rumus Persamaan Akuntansi

 

AKTIVA = PASIVA

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN –

                   BIAYA

 

Aktiva (Aset)              Manfaat ekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti, yang diperoleh atau dikuasi oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lampau

Hutang (Kewajiban)    Pengorbanan manfaat ekonomi dimasa men-datang yang cukup pasti, yang timbul dari kewajiban sekarang entitas tertentu untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lampau 

Ekuitas (Modal)         Hak residu dalam aktiva suatu entitas yang masih tersisa setelah dikurangi dengan utangnya

 

Contoh  :                       Aktiva                  =                    Pasiva

 (Rp 100.000.000,-)                         (Rp 100.000.000)

 

Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara urut waktu (kronologis). Jurnal dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menampung transaksi beserta keterangan-keterangan dan kondisi-kondisi yang menyertainya dengan menunjukkan akun yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.

Page 8: asp_ut

Tabel dibawah ini menguraikan tentang manfaat dari pemakaian jurnal:

 

1 Jurnal merupakan alat pencatatan yang dapat menggambarkan pos-pos yang terpengaruh oleh suatu transaksi. Jurnal akan sangat berguna ketika terdapat suatu transaksi yang mengakibatkan beberapa pendebetan dan pengkreditan. Pengaruh transaksi ini akan terlihat jelas dalam jurnal.

2 Jurnal merupakan alat pencatatan yang memberi gambaran secara kronologis, sehingga dapat memberikan gambaran lengkap tentang seluruh transaksi entitas berdasarkan urut-urutan kejadiannya.

3 Jurnal dapat dipecah-pecah menjadi beberapa jurnal khusus yang dapat dikerjakan oleh beberapa orang secara bersamaan.

4 Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaksi bila dibandingkan dengan ruang yang ada dibuku besar.

5 Apabila transaksi langsung dicatat kedalam buku besar dan terjadi kesalahan dalam mencatatnya, maka letak kesalahan tersebut dala buku besar sulit untuk ditemukan.

            Pemakaian jurnal akan memberikan catatan secara utuh atas tiap-tiap transaksi pada satu tempat. Transaksi-transaksi yang dicatat dalam buku besar selanjutnya secara periodik akan dipindah ke buku besar (posting). Data transaksi yang terkumpul dalam buku besar merupakan sumber untuk menyusun laporan keuangan. Jurnal dan buku besar mempunyai peranan yang tidak dapat dipisahkan dalam mencatat transaksi-transaksi entitas. Jurnal mencatat pengaruh dari tiap-tiap transaksi entitas terhadap persamaan akuntansi secara kronologis, sedangkan rekening-rekening buku besar mengelompokkan dan meringkas pengaruh transaksi-transaksi terhadap aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya. Jurnal adalah buku pertama untuk mencatat transaksi pada saat terjadinya, sedangkan buku besar merupakan buku terakhir tempat pengumpulan pendebetan dan pengkreditan dari jurnal yang dipindahkan ke rekening-rekening yang tepat.

 

                                                                                                 Halaman :

Tanggal Nama akun dan

keterangan

Ref Debet Kredit

(1) (2) (3) (4) (5)                

Page 9: asp_ut

Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun (rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dengan demikian, akun merupakan kumpulan informasi dalam sebuah sistem akuntansi. Misalnya, kas dicatat dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan sebagainya untuk akun–akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva. Kelompok akun kewajiban akan dijumpai akun hutang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai dengan jenis kewajiban tersebut. Demikian pula, modal dicatat dalam akun ekuitas.

            Buku Besar terbagi menjadi Buku Besar Umum (general Ledger) dan Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger). Sistem Buku Besar Umum menampilkan proses transaksi untuk Buku Besar Umum dan Siklus Pelaporan Keuangan. Sistem Buku Besar Umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu untuk:

1.2.3.4.5.

mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi.

 Adapun fungsi dari Sistem Buku Besar Umum adalah:

1.2.3.4.5.6.

Mengumpulkan data transaksi.Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.Memvalidasikan transaksi yang terkumpul.Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi.Mencatatkan penyesuaian terhadap akun.Mempersiapkan laporan keuangan.

Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian akun tertentu yang ada di Buku Besar Umum. Akun Buku Besar Umum yang rinciannya dicatat dalam Buku Besar Pembantu disebut Akun Pengawas (Controlling Account). Sedangkan akun-akun yang merinci akun pengawas disebut Akun Pembantu (Subsidiary Account). Dua buku besar pembantu yang umum adalah Buku Pembantu Kewajiban (Hutang) dan Buku Pembantu Piutang. Untuk entitas sektor publik, setiap akun bisa atau perlu dibuat buku besar pembantu karena mengingat luasnya akun-akun dalam setiap entitas. Untuk selanjutnya, buku besar umum sering disingkat menjadi buku besar dan buku besar pembantu yang disingkat dengan nama buku pembantu.

Pengunaan buku besar pembantu mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

1.     Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar umum terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar umum.

Page 10: asp_ut

2.    Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membanding-kan saldo dalam akun buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu.

3.      Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengrjaan akuntansi.

4.   Memungkinkan pumbukuan harian dari bukti-bukti pendukung transaksi kedalam buku pembantu.

5.      Bisa segera diketahui jumlah macam-macam elemen.

       Suatu instansi sektor publik memiliki kewajiban (hutang) kepada beberapa kreditor. Mekanisme monitoring hutang kepada masing-masing kreditor dilakukan melalui akun pengawas “Hutang” di buku besar umum. Akun ini digunakan untuk mencatat total kewajiban instansi kepada seluruh kreditor. Di samping itu, satu akun hutang secara terpisah disediakan kepada masing-masing kreditor itu dibuku besar pemantu. Akun-akun yang merupakan rincian dari akun pengawas hutang itu disebut akun pembantu hutang. Akun pengawas, sesuai dengan namanya, mengawasi jumlah keseluruhan hutang yang ada di akun pembantu. Saldo akun pengawas hutang harus sama dengan penjumlahan saldo-saldo akun pembantu hutang. Posting ke akun pengawas  dilakukan cukup sekali dalam satu periode tertentu (mingguan atau bulanan), sedangkan posting ke akun-akun pembantu dilakukan secara harian. Untuk entitas lain, Prosedur yang sama bisa dilakukan.

                                             NAMA AKUN                         

                                                                                                No. AkunTangga

lKeteranga

nRef

Jumlah

Tanggal

Keterangan

Ref

Jumlah

               

 

NAMA AKUNSISI KIRI ATAU DEBET SISI KANAN ATAU KREDIT

             Dalam persamaan dasar akuntansi, ada tiga kelompok akun yang dijumpai, masing-masing adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos pendapatan dan pos biaya dicatat dalam akun-akun tersendiri, yaitu akun pendapatan dan akun biaya. Masing-masing jenis akun yang tergabung dalam kelompok akun bersangkutan disediakan akun tersendiri.

Page 11: asp_ut

            Aturan debet-kredit digunakan dalam pencatatan transaksi. Aturan ini digunakan untuk mencatat perubahan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan biaya dalam akun yang bersangkutan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN – BIAYA

Atau

AKTIVA + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN

             Semua akun yang berada di ruas kiri (aktiva dan biaya) jika bertambah dicatat di sebelah kiri atau debet, dan jika berkurang dicatat di sebelah kanan atau kredit. Sedangkan untuk semua akun yang berada di ruas kanan (kewajiban, ekuitas, dan pendapatan) jika bertambah dicatat di sebelah kanan atau kredit, dan jika berkurang dicatat di sebelah kiri atau debet. Itulah aturan debet dan kredit.

Aturan Debit Kredit

             Berdasarkan aturan ini, secara normal akun-akun aktiva dan biaya selalu bersaldo debet, karena penambahan atau kenaikan aktiva dan biaya diharapkan akan lebih besar daripada penurunannya. Akun-akun kewajiban, ekuitas, dan pendapatan secara normal selalu bersaldo kredit, karena kenaikan atau penambahan kewajiban, ekuitas, dan pendapatan diharapkan lebih besar daripada penurunannya.

            Dengan menaati aturan debet dan kredit ini, jumlah saldo debet di akun-akun aktiva dan biaya akan selalu sama dengan jumlah saldo kredit ekening-akun kewajiban, ekuitas, dan pendapatan. Proses keseimbangan yang diciptakan  oleh aturan debet-kredit ini biasa disebut dengan sistem tata buku berpasangan atau Double Entry Sistem. Setiap transaksi akan dicatat paling tidak pada dua akun. Kalau satu akun didebet, maka akun lainnya dikredit. Adapun buku besar yang diperlukan untuk masing-masing akun adalah sebagai berikut:

Page 12: asp_ut

AKTIVA

Debet KreditAktiva Lancar   Kas dan Setara Kas   Piutang   Persediaan   Pembayaran di Muka   Investasi (surat berharga)   Aktiva Lancar Lainnya 

Aktiva Tidak Lancar   Piutang   Investasi (barang)

   Aktiva Keuangan Lainnya

   Infrastruktur, Pabrik dan

   Peralatan

   Tanah dan Bangunan

   Aset Tidak Berujud 

Aktiva Bukan

 

Page 13: asp_ut

Keuangan Lainnya

Aktiva Tidak Lancar Lainnya

KEWAJIBAN

Debet Kredit  Kewajiban Lancar

    Hutang

    Pinjaman Jangka Pendek

    Bagian Lancar dari Pinjaman

    Provisions (Cadangan)

    Tunjangan Pegawai

    Dana Pensiun

    Kewajiban Lancar Lainnya 

Kewajiban Tidak Lancar    Hutang

    Pinjaman

Page 14: asp_ut

    Provisions (Cadangan)

    Tunjangan Pegawai

    Dana Pensiun

    Kewajiban Tidak Lancar Lainnya

EKUITAS

Debet KreditKepentingan Minoritas Modal yang ditempatkan

CadanganAkumulasi Surplus/(defisit)

PENDAPATAN

Debet Kredit  Penerimaan

Operasi    Pajak (Tax Revenue)

    Fee, Denda, Biaya Hukuman,     & Perijinan

    Penerimaan dari Transaksi

    Pertukaran

    Transfer dari Entitas     Pemerintah Lainnya

    Penerimaan Operasi Lainnya

Page 15: asp_ut

 

Penerimaan non Operasi    Laba Penjualan Properti,     Bangunan

    dan peralatan

    Penerimaan Modal

    Penerimaan Luar Negeri

BIAYA

Debet KreditBiaya Operasional  Upah, Gaji dan Tunjangan    

  Pegawai

  Bantuan dan Pembayaran  

  Transfer Lainnya

  Perlengkapan dan Barang  

 

Page 16: asp_ut

  Habis Pakai

  Biaya Penyusuran dan

  Amortisasi

  Biaya Operasi Lainnya 

Biaya non Operasi   Biaya keuangan (Finance

   Costs)   Pembiayaan Dalam Negeri   Pembiayaan Luar Negeri

   Pengeluaran Modal

             Buku Besar Pembantu yang diperlukan untuk masing-masing akun pada akun-akun yang ada adalah sebagai berikut:

A.     Aset Lancar

1. Kas dan Setara Kas

    Buku pembantu kas tidak perlu dibuat

2. Piutang

Page 17: asp_ut

   Buku Pembantu Piutang dibuat berdasarkan nama debitor. Misalnya, aset negara   dijual kepada publik secara kredit. Buku pembantu perlu dibuat berdasarkan nama-nama debitor (pembeli), berdasarkan jenis barang yang dijual, atau berdasarkan range besarnya piutang, atau bisa juga berdasarkan wilayah tinggal debitor.

3. Persediaan

  Buku Pembantu Persediaan dibuat berdasarkan jenis barang seperti bentuk, fungsi, merek, dan sebagaimya, atau berdasar sifat penyusunnya.

4. Pembayaran di Muka

  Buku Pembantu Pembayaran Di Muka dibuat berdasarkan jenis pembayaran yang dilakukan, misalnya yang dibayar di muka ada premi asuransi, pembayaran sewa tempat, dan lain-lain.

5. Investasi (surat berharga)

  Buku Pembantu Investasi Lancar dibuat berdasarkan jenis investasi yang dimiliki, perusahaan/pihak di mana entitas berinvestasi, atau berdasar pada masa jatuh tempo investasi.

 B.  Aktiva Tidak Lancar (buku besar pembantunya dibuat sama    dengan aturan diatas)

1. Piutang2. Investasi (barang)3. Aset keuangan lainnya4. Infrastruktur, Pabrik, dan Peralatan5. Tanah dan Bangunan6. Aktiva Tidak Berujud7. Aktiva Bukan Keuangan Lainnya8. Aktiva Tidak Lancar Lainnya

 

 A. Kewajiban Lancar

1. Hutang

Buku besar pembantu dibuat berdasarkan nama kreditor atau pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya hutang, begitu juga dengan nomor 2-4.

2. Pinjaman Jangka Pendek3. Bagian Lancar dari Pinjaman4. Provisions (Cadangan)

Page 18: asp_ut

5. Tunjangan Pegawai

Buku besar pembantu dibuat berdasarkan kategori yang sudah ditentukan seperti: golongan pegawai (status jabatan) dan lain-lain.

6. Dana Pensiun7. Kewajiban Lancar Lainnya

 B. Kewajiban Tidak Lancar

1. Hutang2. Pinjaman3. Provisions (Cadangan)4. Tunjangan Pegawai5. Dana Pensiun6. Kewajiban Tidak Lancar

1. Modal yang ditempatkan2. Cadangan3. Akumulasi Surplus/(defisit)4. Kepentingan Minoritas

 Buku besar pembantu untuk pendapatan dibuat berdasarkan pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya pendapatan, sekaligus jenis pendapatan tersebut seperti yang ada di bawah ini:

A. PENERIMAAN OPERASI

B. PENERIMAAN NON OPERASI

1. Pajak (Tax Revenue)         PPh         PPN         Cukai         PBB         BPHTB         Pajak lainnya         Bea Masuk         Pajak Ekspor         Pajak Daerah         Pajak Kendaraan Bermotor         Pajak Hiburan

1. Laba Penjualan Properti, Bangunan dan Peralatan

2. Penerimaan Modal      Penerimaan Privatisasi      Aset Recovery      Penerimaan Modal di       Daerah            Dana Alokasi             Khusus            Pinjaman Daerah            Sumbangan dan

Page 19: asp_ut

                 Pajak Hotel dan Restoran         Pajak Reklame         Pajak Penerangan Jalan                 Pajak Daerah Lainnya2.   Fee., Denda, Biaya       Hukuman, dan Lisensi3.   Penerimaan dari Transaksi       Pertukaran4.   Transfer dari Entitas       Pemerintah Lainnya      Laba dari BUMN            Transfer dari Entitas       Pemerintah Lainnya di       Daerah                Laba dari BUMD               Pendapatan dinas-               dinas         Bagian Bagi Hasil Pajak/        Non Pajak5.  Penerimaan Operasi Lainnya     Penerimaan Bukan Pajak     Penerimaan Operasi Lainnya        di Daerah     Retribusi Daerah     Sumbangan dan Bantuan      Penerimaan Bukan Pajak       lainnya     Dana Alokasi Umum (Dana          Pengeluaran Rutin)

            Bantuan

3. Penerimaan Luar Negeri

 Buku besar pembantu untuk biaya dibuat berdasarkan pihak-pihak yang menimbulkan adanya biaya sekaligus berkaitan dengan jenis-jenis biaya seperti yang disebutkan dibawah ini.

A. BIAYA OPERASI B. BIAYA NON OPERASI1.

2.

Upah, Gaji dan Tunjangan PegawaiBantuan dan Pembayaran Transfer Lainnya

1.

2.

Biaya Keuangan (Finance Cost)Pembiayaan Dalam NegeriPembiayaan Luar Negeri

Page 20: asp_ut

3.

4.

5. 

Perlengkapan dan Barang Habis PakaiBiaya Penyusutan dan AmortisasiBiaya Operasi Lainnya     Cicilan Bunga Utang     Subsidi

3.4.

 

 

Pengeluaran Modal 

 

             Pada umumnya, Pembuatan Buku Pembantu adalah untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti Hutang, Piutang, dan Persediaan.

Prosedur penyesuaian merupakan prosedur untuk menyesuaikan rekening-rekening pada akhir periode yang belum menyajikan informasi yang paling up-to-date. Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi untuk memastikan bahwa pendapatan dan biaya diakui pada periode yang tepat, sesuai dengan prinsip-prinsip pengakuan pendapatan dan biaya. Terdapat dua ragam penyesuaian, yaitu:

1.   Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat.

2. Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah dicatat di akun, tetapi saldo akun yang bersangkutan masih harus diperbaiki untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

 

 

Page 21: asp_ut

 

Tiap suatu periode akuntansi dimulai, saldo akuna-kun nominal harus bersih atau sama dengan  nol. Akun-akun nominal dapat di nol-kan dengan menutup akun-akun tersebut di akhir periode. Prosedur penutupan akun diselenggarakan setelah laporan keuangan disusun. Instrumen akuntansi untuk menutup akun nominal adalah jurnal penutup. Jurnal penutup juga diposting ke akun-akun yang bersangkutan, sehingga, setelah posting dilakukan, akun-akun nominal akan bersaldo nol.

Kertas kerja dibuat untuk mempermudah pembuat laporan keuangan dalam menyelesaikan tugasnya. Kertas kerja yang pertama kali dibuat adalah jurnal. Dalam praktik akuntansi dikenal berbagai bentuk jurnal, mulai yang sederhana sampai pada yang rumit. Bentuk jurnal yang  paling sederhana adalah jurnal dua kolom. Memang jumlah kolom yang tersedia lebih dari dua, tetapi kolom untuk mencatat jumlah rupiahnya hanya dua, yaitu satu kolom untuk mencatat jumlah rupiah yang di debet, dan kolom lain untuk mencatat jumlah rupiah yang dikredit.

 

                                                                                                    Halaman:

Page 22: asp_ut

Tanggal Nama Akun dan Keterangan

Ref Debet Kredit(1) (2) (3) (4) (5)

         

 

Pemakaian kolom-kolom dalam lembar jurnal adalah sebagai berikut:

Kolom (1) : untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi. Kolom ini terbagi atas dua bagian. Bagian kiri digunakan untuk mencatat tahun dan bulan, sedangkan bagian kanan untuk mencatat tanggal.

Kolom (2) : untuk mencatat nama akun yang didebet dan nama akun yang dikredit. Dalam kolom ini dicatat juga keterangan atau uraian singkat tentang transaksi yang dicatat.

Kolom (3) : untuk mencatat referensi berupa nomor akun yang didebet maupun dikredit.

Kolom (4) : untuk mencatat jumlah rupiah yang harus didebetkan ke dalam akun yang namanya telah tertulis pada kolom (2).

Kolom (5) : untuk mencatat jumlah rupiah yang harus dikreditkan ke dalam akun yang namanya telah tertulis pada kolom (2).

 

Proses mencatat suatu transaksi didalam jurnal disebut menjurnal. Prosedur yang harus diikuti dalam menjurnal adalah sebagai berikut:

1.  Tahun ditulis pada baris pertama. Tahun biasanya tidak ditulis berulang-ulang pada suatu halaman apabila tahun itu tidak berganti.

2.  Nama bulan ditulis untuk transaksi yang pertama terjadi dalam bulan yang bersangkutan pada bagian atas kolom pertama. Nama bulan hanya ditulis lagi pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan yang baru. Jadi nama bulan tidak perlu ditulis berulang-ulang pada halaman yang sama, kecuali kalau bulan berganti.

3. Tanggal transaksi dicatat pada kolom pertama, yaitu pada bagian kolom yang kecil. Untuk setiap transaksi perlu ditulis tanggalnya meskipun dalam tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi.

4.   Nama akun yang didebet ditulis merapat ke pinggir sebelah kiri dalam kolom (2) dan jumlah pendebetan dimasukkan ke dalam kolom (4).

5.  Nama akun yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom (2), dan ditulis sedikit masuk ke sebelah kanan bila dibandingkan dengan nama akun yang didebet. Jumlah pengkreditan dicatat pada kolom (5).

Page 23: asp_ut

6.  Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom (2). Keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan informasi yang penting, dan dapat dipahami dengan jelas.

 

            Setelah transaksi-transaksi dicatat dalam jurnal, ayat-ayat jurnal perlu diringkas ke dalam buku besar. Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar disebut posting, yaitu memindahkan jumlah dalam kolom debet jurnal ke dalam sisi debet akun dan memindahkan jumlah dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit akun. Nama akun yang posting ke buku besar harus sesuai dengan nama akun yang tertulis di dalam jurnal. Urut-urutan kegiatan memindahkan ke akun buku besar harus sejalan dengan urut-urutan mendebet dan mengkredit dari jurnal.

 

Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut:

1.     Ambil dari buku besar, akun-akun yang disebut dalam buku jurnal di kolom keterangan, atau dengan melihat kode akunnya.

2.      Masukkan tanggal transaksi yang tertera di buku jurnal ke kolom tanggal untuk masing-masing akun.

3.     Masukkan angka-angka yang tertera baik yang di debet maupun yang di kredit ke masing-masing akun sesuai debet dan kreditnya.

4.      Catatlah keterangan yang sesingkat mungkin di kolom keterang-an masing-masing akun.

5.      Masukkan nomor halaman yang ada di buku jurnal ke kolom Ref masing-masing akun.

6.    Sebagai tandingan nomor 5, masukkan nomor-nomor akun di kolom Ref pada buku jurnal. Langkah terakhir ini digunakan untuk menandai bahwa jurnal benar-benar telah diposting.

 

Nama Akun:                                                                             No Akun:

Tgl. Keterangan Ref Jumlah Tgl. Keterangan Ref Jumlah

                              

Page 24: asp_ut

 

            Bentuk buku besar di atas di sebut akun T yang sagat baik digunakan untuk menerangkan mekanisme pendebetan dan pengkreditan. Akun T memberikan gambaran mekanisme pencatatan dengan metode pembukuan berpasangan. Bentuk akun T lebih mudah dipahami.

            Pada setiap akhir masa tertentu, entitas biasanya menyusun suatu daftar saldo akun yang terdapat dalam buku besar yang disebut neraca saldo. Saldo adalah selisih antara jumlah sisi debet dengan jumlah sisi kredit. Jika jumlah sisi debet suatu akun lebih besar daripada jumlah sisi kreditnya, maka saldo akunnya dinamakan saldo debet. Sebaliknya, apabila jumlah sisi kredit suatu akun lebih besar dari sisi debetnya, maka saldo akun tersebut dinamakan saldo kredit. Saldo juga menggambarkan jumlah yang tersisa pada suatu saat tertentu.

            Langkah-langkah penyusunan neraca saldo pada suatu entitas dengan mendasarkan pada akun T adalah sebagai berikut:

1.     Menjumlahkan kolom debet atau kedit yang mempunyai dua atau lebih pendebetan atau pengkreditan.

2.   Akun-akun yang memiliki jumlah debet dan jumlah kredit harus dihitung saldonya.

3.  Akun-akun yang hanya berisi catatan dari beberapa transaksi pada salah satu sisinya saja, juga harus dijumlahkan; tetapi tidak perlu dituliskan saldonya karena jumlah itu sendiri sudah merupakan saldo.

4. Akun-akun yang hanya berisi satu pendebetan atau satu pengkreditan tidak perlu dijumlahkan, tetapi saldonya harus ditentukan juga.

5.     Akun yang hanya berisi pada salah satu sisinya dan hanya terdiri dari satu pendebetan atau satu pangkreditan saja tidak perlu dijumlahkan dan tidak perlu ditentukan saldonya, sebab satu-satunya angka yang tercantum dalam akun itu sudah merupakan saldo.

 

 

(diisikan nama entitas)

Neraca Saldo

(diisi tanggal pembuatan)

Page 25: asp_ut

Nama Rekening SaldoDebet Kredit

 

 

 

   

  

Salah satu tujuan pembuatan neraca saldo adalah sebagai persiapan penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo biasanya dibuat pada tiap-tiap akhir bulan atau pada akhir periode akuntansi yang merupakan ringkasan dari akibat-akibat transaksi yang telah dicatat dalam suatu periode akuntansi. Laporan keuangan kerapkali tidak dapat disusun langsung dari neraca saldo, karena data yang tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian terlebih dahulu. Salah satu tahap dalam penyusunan laporan keuangan adalah melakukan penyesuaian pembukuan dengan membuat jurnal penyesuaian.

 

Tujuan dari proses penyesuaian adalah sebagai berikut:

1.  Setiap akun riil, khususnya akun aktiva dan akun kewajiban, menunjukkan jumlah sebenarnya pada akhir periode.

2. Setiap akun nominal (akun pendapatan dan akun biaya) menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.

 

Saldo-saldo yang ada di neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-hal berikut:

1.    Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak entitas tetapi belum dicatat

2.  Hutang biaya, yaitu biaya-biaya yang sudah menjai kewajiban entitas tetapi belum dicatat.

3.   Pendapatan Diterima di Muka, yaitu pendapatan yang sudah diterima tetapi sebenarnya merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang.

4.   Biaya Dibayar di Muka, yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang.

Page 26: asp_ut

5.   Kerugian Piutang, yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa ditagih.

6.    Depresiasi (penyusutan), yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.

7.  Biaya Pemakaian Perlengkapan, yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi selama periode akuntansi.

 

Setelah melakukan penyesuaian, akan dihasilkan neraca saldo yang telah disesuaikan. Neraca saldo yang telah disesuaikan dapat dikerjakan secara langsung dari buku besar. Jurnal penyesuaian dibukukan ke dalamnya atau dengan membuat suatu neraca lajur/kertas kerja yang terdiri atas tiga pasang kolom, yaitu kolom neraca saldo (yang belum disesuaikan), kolom jurnal penyesuaian, dan kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Dengan menggunakan data yang tercantum pada neraca saldo setelah penyesuaian di kertas kerja/neraca lajur, penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan data yang akurat. Agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti, dibutuhkan suatu alat bantu, yaitu neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom (berlajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi saat entitas menyusun laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi. Neraca lajur merupakan alat pembantu penyusunan laporan keuangan.

 

Tujuan pembuatan neraca lajur adalah

1.      memudahkan penyusunan laporan keuangan

2.      menggolongkan dan meringkaskan informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian

3.      mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian

 

Proses penyusunan neraca lajur adalah sebagai berikut

1.  memasukkan saldo-saldo akun buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada formulir neraca lajur

2.    memasukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom-kolom “penyesuaian”

Page 27: asp_ut

3.      mengisi kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan

4.   memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom-kolom surplus/defisit atau kolom-kolom posisi keuangan

5.  menjumlahkan kolom-kolom surplus defisit dan kolom-kolom posisi keuangan serta memasukkan angka “surplus” atau “defisit” ini sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di atas; dan sekali lagi menjumlahkan kolom-kolom tersebut.

Konsep akuntansi konsolidasi secara jelas meliputi konsolidasi saat satu atau lebih entitas menjadi entitas anak dan suatu entitas induk (sebutan entitas anak dan entitas induk untuk menunjukkan stratifikasi dan entitas tersebut pada struktur kebijaksanaan nasional). Suatu entitas akan menjadi entitas anak, apabila entitas  lain memiliki stratifikasi yang lebih tinggi sehingga memperoleh pengendalian pada entitas lain yang lebih rendah secara langsung. PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Konsolidasi” paragraf 04, menyatakan bahwa:

…Laporan keuangan konsolidasi, adalah laporan keuangan dari suatu entitas pemerintah dengan entitas pemerintah/unit unit organisasi di bawahnya apabila telah ditetapkan sebagai entitas akuntansi dan merupakan kesatuan ekonomi…

Pada umumnya, para pengguna laporan keuangan ingin mengetahui dan mendapatkan informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dari suatu kelompok entitas secara keseluruhan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi melalui penyajian laporan keuangan konsolidasi yang menyajikan informasi keuangan dan suatu kelompok perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi. Masing-masing entitas merupakan satu kesatuan ekonomi. Secara hukum, masing-masing entitas dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas yang terpisah satu sama lain.

Konsolidasi membawa dua entitas yang sebelumnya terpisah ke dalam pengendalian dengan tim manajemen tunggal (pejabat-pejabat dan karyawan entitas induk). Meskipun entitas itu tetap beroperasi sebagai entitas hukum yang terpisah, konsolidasi tersebut menciptakan entitas pelaporan yang meliputi semua operasi yang dikendalikan oleh manajemen entitas induk.

Saat terjadi hubungan entitas anak dan induk, entitas yang lebih rendah stratifikasinya tetap berfungsi sebagai entitas yang terpisah dengan mempertahankan catatan-catatan akuntansinya pada basis hukum yang terpisah. Laporan keuangan entitas gabungan disusun uncuk mengkonversikan laporan keuangan entitas induk dan entitas anak menjadi laporan keuangan konsolidasi yang merefleksikan posisi keuangan dan hasil operasi entitas gabungan. Entitas pelaporan yang baru bertanggung jawab terhadap pelaporan kepada pemilik modal dan kreditor entitas induk serta pihak-pihak lain yang

Page 28: asp_ut

berkepentingan. Suatu komponen (atau agregasi dan komponen-komponen) harus dipertimbangkan sebagai entitas pelaporan apabila:

1.    Manajemen bertanggung jawab atas pengendalian dan penggu-naan sumber-daya, menghasilkan keluaran-keluaran dan hasil-hasil (outcomes),. melaksanakan anggaran secara keseluruhan atau sebagiannya (dengan asumsi entitas yang bersangkutan tercakup dalam anggaran), dan harus bertanggung jawab atas kinerja entitas.

2.    Laporan keuangan menyajikan gambaran yang berarti mengenai operasi dan kondisi keangan; dan

3.   Pemakai laporan menaruh perhatian dan menggunakan infor-masi pelaporan keuangan  untuk membantu  pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya dan lainnya dan pertanggungjawaban entitas atas pemanfaatan dan penggunaan sumber daya.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi dilakukan melalui penggabungan laporan masing-masing entitas dengan menjumlah-kan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok entitas tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi. Jadi langkah-langkah berikut perlu dilakukan:

1.  Saldo nilai tercatat (carryng amount) penyertaan entitas induk pada masing-masing entitas anak dieliminasi dengan ekuitas entitas anak yang menjadi bagian entitas induk

2.    Saldo antarentitas dan transaksi antarentiras dalam kelompok entitas tersebut, termasuk penjualan, beban, dan dividen harus dielimininasi seluruhnya

3.     Keuntunngan atau kerugianyang belum direalisasi yang berasal dari transaksi antar entitas harus dieliminasi.

4.   Hak minoritas dalam laba bersih disajikan sebagai pengurang laba bersih konsolidasi untuk mendapatkan jumlah laba bersih yang menjadi hak pemilik modal entitas induk

5.  Hak minoritas dalam aktiva bersih disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi, diantara ekuitas dan kewajiban.

6.  Namun demikian apabila terdapat banyak perbedaan antara entits induk dengan entitas/unit-unit organisasi/badan usaha/ perusahaan di bawahnya, dalam kebijakan selanjutnya dapat ditetapkan bahwa terdapat Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) tidak perlu dilakukan konsolidasi dengan laporan keuangan pemerintah pusat/daerah

7.    Hal-hal yang berkaitan dengan pencatatan penyertaan Pemerin-tah Pusat/Daerah dalam BUMN/D hanya dilakukan sebesar nilai bersih (Equity) dari kekayaan yang ditanam Pemerintah Pusat/Daerah pada BUMN/D bersangkutan

Page 29: asp_ut

8.    Sesuai dengan kebijakan akuntansi sebagaimana diuraikan pa-da poin 6 di atas, laporan keuangan BUMN/D yang sesuai dengan tanggal tutup bukunya harus disusun secara terpisah dalam bentuk Laporan Keuangan gabungan BUMN/D dan hanya diperlakukan sebagai informasi tambahan.

Laporan keuangan entitas induk dan entitas anak yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi lazimnya adalah laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang sama. Apabila ternyata tanggal pelaporannya berbeda, entitas anak biasanya menyusun  laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang sama dengan entitas induk. Apabila penyesuaian tanggal tersebut tidak dapat dilakukan, Laporang keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat juga digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang perbedaan tanggal pelaporan itu tidak lebih dari tiga bulan. Sesuai dengan asas konsistensi, jangka waktu periode laporan maupun perbedaan tanggal pelaporan, harus selalu sama dari waktu ke waktu.

Berikut ini contoh pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Pemerintah Kota/kab. Damai

laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

          Anggaran Realisasi Realisasi

URAIAN     20x1 20x1 20x0

Pendapatan          Pendapatan Asli Daerah          Pendapatan Pajak Daerah          45,000  75,000        65,000     Pendapatan Retribusi Daerah        220,000  295,000       250,000 

   Pendapatan hasil Pengel Kek daerah yang dipisahkan        800,000  1,200,000        800,000 

    Lain-lain PAD yang sah        385,000  470,000       350,000       Jumlah Pendapatan Asli Daerah 1,450,000 2,040,000 1,465,000

               Pendapatan Transfer      

 Transfer Pemerintah Pusat-dana Perimbangan      

    Dana bagi hasil pajak   

12,300,000  12,300,000  10,000,000     Dana bagi hasil sumber daya alam          10,000  10,000        10,000 

    Dana alokasi umum 350,000,00

0 350,000,00

0 250,000,000     Dana alokasi khusus                 -   -                 -  

     Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan

362,310,000

362,310,000

260,010,000

  Transfer Pemerintah Provinsi      

    Pendapatan Bagi Hasil Pajak   

11,500,000  11,500,000  10,000,000     Pendapatan Bagi Hasil Lainnya                 -   -                 -  

     Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi

11,500,000 11,500,000

10,000,000

       Total Pendapatan Transfer

373,810,000

373,810,000

270,010,000

Lain-lain Pendapatan yang Sah      

    Pendapatan Hibah   

15,000,000  15,000,000                 -  

Page 30: asp_ut

Pemerintah Kota/kab. Damai

laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

          Anggaran Realisasi Realisasi

URAIAN     20x1 20x1 20x0

    Pendapatan Dana Darurat                 -   -                 -      Pendapatan Lainnya                 -   -                 -  

     Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah

15,000,000 15,000,000 -

        Jumlah Pendapatan 390,260,00

0 390,850,00

0 271,475,000

Belanja            Belanja Operasi      

    Belanja Pegawai   

70,084,000  69,829,000  70,000,000 

    Belanja Barang   

10,210,000  9,267,500    8,750,000     Bunga            27,500  27,500        20,000     Subsidi                   -   -                 -      Hibah                   -   -                 -  

    Bantuan Keuangan          75,000  75,000        50,000 

      Jumlah Belanja Operasi

80,396,500 79,199,000

78,820,000

  Belanja Modal          Belanja Modal Tanah        500,000  500,000       350,000 

    Belanja Modal Jalan dan Jembatan     

1,075,000  1,075,000       615,000     Belanja Modal bangunan Air        200,000  200,000       115,000 

    Belanja Modal Bangunan Gedung     

2,950,000  2,950,000    2,000,000 

    Belanja Modal Alat-alat Besar     

1,250,000  1,250,000    1,000,000 

    Belanja Modal Alat-alat Angkutan     

1,670,000  1,670,000     

1,000,000 

   Belanja Modal Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 

     2,625,000  2,625,000

     2,000,000 

    Belanja Aktiva Tetap lainnya                 -   -                 -      Belanja Aktiva Lainnya                 -   -                 -  

      Jumlah Belanja Modal

10,270,000 10,270,000 7,080,000

  Belanja Tak Terduga          Belanja Tak terduga          30,000  20,000        25,000       Jumlah Belanja Tak Terduga 30,000 20,000 25,000

        Jumlah Belanja

90,696,500 89,489,000 85,925,000

Transfer            Transfer/Bagi hasil ke Desa          Bagi Hasil Pajak        250,000  250,000       200,000     Bagi Hasil Retribusi          75,000  75,000        50,000     Bagi Hasil Pendapatan Lainnya                 -   -                 -        Jumlah Transfer/Bagi Hasil Ke Desa 325,000 325,000 250,000

        Jumlah Belanja dan Transfer

91,021,500 89,814,000 86,175,000

               

        Surplus/Defisit 299,238,50

0 301,036,00

0 185,300,000

Page 31: asp_ut

Pemerintah Kota/kab. Damai

laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

          Anggaran Realisasi Realisasi

URAIAN     20x1 20x1 20x0

Pembiayaan          Penerimaan Pembiayaan      

   Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

 189,662,120 

189,662,120

     4,912,120 

    Pencairan Dana Cadangan                 -   -                 -  

   hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan                 -   -                 -  

      Jumlah Penerimaan 189,662,12

0 189,662,12

0 4,912,120

                 Pengeluaran Pembiayaan          Pembentukan Dana Cadangan                 -   -                 -  

    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah     

1,000,000  1,000,000       500,000 

   Pembayaran Pokok Pinjaman dalam Negeri-Pem Pusat        100,000  100,000        50,000 

      Jumlah Pengeluaran

1,100,000 1,100,000 550,000

        Pembiayaan Neto 188,562,12

0 188,562,12

0 4,362,120

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 487,800,62

0 489,598,12

0 189,662,120

 

Pemerintah Kota/kab Damai

Neraca

Per 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

URAIAN     20x1 20X0

AKTIVA        AKTIVALANCAR    

    Kas di Kas Daerah      

489,598,120      189,662,120     Piutang Pajak             750,000            400,000     Persediaan             450,000            450,000 

      Jumlah Aktiva Lancar

490,798,120 190,512,120

  INVESTASI JANGKA PANJANG        Investasi Nonpermanen          Pinjaman kepada Perusahaan Daerah             440,000            500,000       Investasi dalam Proyek Pembangunan          1,370,000          1,300,000         Jumlah Investasi Nonpermanen 1,810,000 1,800,000

    Investasi Permanen          Penyertaan Modal Pemerintah Daerah          1,570,000   1,450,000,000         Jumlah Investasi Permanen 1,570,000 1,450,000,000

         Jumlah Investasi Jangka Panjang 3,380,000 1,451,800,000

  AKTIVA TETAP    

Page 32: asp_ut

Pemerintah Kota/kab Damai

Neraca

Per 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

URAIAN     20x1 20X0

    Tanah            4,500,000          4,000,000     Jalan dan Jembatan          3,575,000          2,500,000     Bangunan Air             700,000            500,000     Bangunan Gedung          3,700,000            750,000     Alat-alat Besar          1,725,000            475,000     Alat-alat Angkutan          1,920,000            250,000     Alat-Alat Kantor dan Rumah Tangga          2,775,000            150,000 

      Jumlah Aktiva Tetap

18,895,000 8,625,000

  AKTIVA LAINNYA    

    Dana Santunan        

12,356,000        12,000,000 

      Jumlah Aktiva Lainnya

12,356,000 12,000,000

        JUMLAH AKTIVA

525,429,120 1,662,937,120

KEWAJIBAN     KEWAJIBAN JANGKA PENDEK        Utang Perhitungan Pihak Ketiga                      -                      -  

   Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Pem Pusat               85,000              50,000 

   Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Obligasi                      -               35,000 

      Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 85,000 85,000

  KEWAJIBAN JANGKA PANJANG        Utang Dalam Negeri-Pem Pusat          1,915,000          1,300,000     Utang Dalam Negeri-Obligasi                      -             700,000       Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1,915,000 2,000,000

        JUMLAH KEWAJIBAN 2,000,000 2,085,000

EKUITAS DANA      EKUITAS DANA LANCAR    

    Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran      

489,598,120      189,662,120     Cadangan Piutang             750,000            400,000     Cadangan Persediaan             450,000            450,000 

   Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jk Pendek

             (85,000)            (85,000)

      Jumlah Ekuitas Dana Lancar

490,713,120 190,427,120

  EKUITAS DANA INVESTASI    

   Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang          3,380,000   1,451,800,000 

    Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap        

18,895,000          8,625,000 

    Diinvestasikan dalam Aktiva Lainnya        

12,356,000        12,000,000 

   Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jk Panjang

       (1,915,000)        (2,000,000)

      Jumlah Ekuitas Dana Investasi

32,716,000 1,470,425,000

  EKUITAS DANA CADANGAN        Diinvestasikan dalam Dana Cadangan                      -                      -  

Page 33: asp_ut

Pemerintah Kota/kab Damai

Neraca

Per 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

URAIAN     20x1 20X0

      Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - -

        JUMLAH EKUITAS DANA

523,429,120 1,660,852,120

       JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

525,429,120 1,662,937,120

 

Pemerintah Kota/kab. Damai

Arus Kas

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

URAIAN   20X1 20X0

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI     ARUS KAS MASUK        Pendapatan Pajak Daerah         75,000           65,000     Pendapatan Retribusi Daerah       295,000         250,000 

   Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan

     1,200,000         800,000 

    Lain-lain PAD yang Sah       470,000         350,000 

    Dana Bagi Hasil Pajak   12,300,000    

10,000,000     Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam         10,000           10,000 

    Dana Alokasi Umum 350,000,000  250,000,00

    Pendapatan Bagi Hasil Pajak   11,500,000    

10,000,000     Pendapatan Hibah   15,000,000                  -  

      Jumlah Arus Masuk Kas 390,850,000 271,475,00

0

  ARUS KAS KELUAR    

    Belanja Pegawai   69,829,000    

70,000,000 

    Belanja Barang     9,267,500      

8,750,000     Bunga         27,500           20,000     Bantuan Keuangan         75,000           50,000     Belanja Tak Terduga         20,000           25,000     Bagi Hasil Pajak       250,000         200,000     Bagi hasil Retribusi         75,000           50,000 

      Jumlah Arus Keluar Kas 79,544,000

79,095,000

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 311,306,000 192,380,00

0 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI NON-KEUANGAN      ARUS KELUAR KAS        Belanja Modal Tanah       500,000         350,000     Belanja Modal Jalan dan Jembatan     1,075,000         615,000     Belanja Modal bangunan Air       200,000         115,000     Belanja Modal Bangunan Gedung     2,950,000       

Page 34: asp_ut

Pemerintah Kota/kab. Damai

Arus Kas

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20x1 dan 20x0

(dalam ribuan rupiah)

URAIAN   20X1 20X02,000,000 

    Belanja Modal Alat-alat Besar     1,250,000      

1,000,000 

    Belanja Modal Alat-alat Angkutan     1,670,000      

1,000,000 

    Belanja Modal Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga      2,625,000      

2,000,000 

      Jumlah Arus Keluar Kas 10,270,000

7,080,000

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI AKTIVA NON-KEUANGAN

(10,270,000

)

(7,080,000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN      ARUS KAS MASUK        Pencairan Dana Cadangan                 -                   -      Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan                 -                   -      Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat                 -                   -        Jumlah Arus Masuk Kas - -

  ARUS KELUAR KAS        Pembentukan Dana Cadangan                 -                   -      Penyertaan Modal Pemerintah Daerah     1,000,000         500,000 

   Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat       100,000           50,000 

      Jumlah Arus Keluar Kas 1,100,000 550,000

ARUS KAS BERSIH DAI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

(1,100,000)

(550,000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS NONANGGARAN      ARUS KAS MASUK    

    Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga       413,000      

1,616,000 

      Jumlah Arus Masuk Kas 413,000

1,616,000

  ARUS KELUAR KAS    

    Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga        413,000      

1,616,000 

      Jumlah Arus Keluar Kas 413,000

1,616,000

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS NONANGGARAN - -

KENAIKAN/PENURUNAN KAS 299,936,000 184,750,00

0

SALDO AWAL KAS DI BUD 189,662,120

4,912,120

SALDO AKHIR KAS DI BUD 489,598,120 189,662,12

0

SALDO AKHIR KAS DI PEMEGANG KAS 400,000,000                 -   

SALDO AKHIR KAS 89,598,120 189,662,12

0

 Sumber : Akuntansi Sektor Publik.Deddi Nordiawan. 2006