Upload
hoangnhan
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. A
UMUR 16 TAHUN DENGAN DISMINOREA PRIMER
DI RSU ASSALAM GEMOLONG
SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Tri Handayani
NIM B12107
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan gangguan reproduksi pada Nn.A umur
16 tahun dengan Disminorea Primer di RSU Assalam Gemolong Sragen” untuk
memenuhi tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.si Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST, Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Kartika Dian L,SST.,M.Sc Dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes, Kepala RSU Assalam Gemolong, yang telah
memberikan izin penggunaan lahan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Nn.A yang bersedia menjadi responden.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena saran sangat penulis harapkan demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
iv
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Tri Handayani
B12107
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. A
UMUR 16 TAHUN DENGAN DISMINOREA PRIMER
DI RSU ASSALAM GEMOLONG
SRAGEN( x + 63 halaman + 13 lampiran )
INTISARI
Latar Belakang : Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-
rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di
amerika angka prosentase sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di
Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia reproduktif yang tersiksa
oleh nyeri selama menstruasi angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi
berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif
Tujuan Studi Kasus : Tujuan umum penulis mampu melakukan asuhan
kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. A umur 16 tahun dengan disminorea
primer dengan menggunakan manajemen 7 langkah varney.Tujuan Khusus
diharapkan penulis mampu melakukan pengkajian,interpretasi data, merumuskan
diagnosa potensial, mengantisipasi tindakan, menyusun rencana tindakan,
melaksanakan rencana tindakan, mengevaluasi tindakan.
Metode Kasus : Studi kasus ini menggunakan metode observasional diskriptif
yang dibuat dalam bentuk laporan kasus. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi kepustakaan dan studi
dokumentasi. Subyek studi kasus Nn. A dengan disminorea primer. Penelitian
dilaksanakan tanggal 11 Mei s/d 12 Mei 2015.
Hasil Studi Kasus : Hasil studi kasus ini masalah disminorea primer sudah dapat
diatasi yaitu keadaan Nn. A sudah membaik, komplikasi dapat dihindari dan
kebutuhan sudah terpenuhi. Diberikan asuhan berupa cara menggurangi rasa
nyeri, mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat cukup, terapi obat asam
mefenamat 3x1 10 tablet dan Fe 1x1 10 tablet. Setelah dilakukan asuhan selama 2
hari pasien sudah tidak merasakan nyeri perut lagi, pasien sudah dapat beraktifitas
kembali.
Kesimpulan : Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan disminorea
primer yang dilaksanakan dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi
disminorea sekunder. Dan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu di
perencanaan, dengan adanya penanganan yang baik dan tepat, maka klien dapat
sembuh tanpa adanya komplikasi.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan gangguan reproduksi, Disminorea Primer.
Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2006 s/d 2013)
v
vi
MOTTO
1. Waktu yang terbaik adalah “sekarang” (penulis).
2. Pendidikan bukan merupakan sesuatu yang diterima, melainkan sesuatu yang
didapatkan.(penulis).
3. Anda tidak bisa mengubah orang lain, anda harus menjadi perubahan yang
anda harapkan dari orang lain (Mahatma Gandhi).
4. Seseorang hanya akan meraih pengetahuan bila didalam dirinya terdapat
enam hal; kecerdasan, semangat, ketabahan, bekal, bimbingan guru dan
proses yang terus tiada henti (Aunur Rahim Faqih).
5. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-
Insyiroh : 6).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan disetiap kesulitan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
2. Kepada Ibu dan Bapak tercinta, terimakasih atas doa restunya, cinta kasih
dan dukunganya selama ini.
3. Kepada Kakak-kakak ku serta keponakanku tersayang trimakasih untuk doa
dan dukungannya selama ini.
4. Kepada keluarga besar ku tersayang atas doa dan perhatiannya selama ini.
5. Kepada sahabat-sahabatku Sysduck, Kompol,YYK gepeng yang tidak saya
sebutkan satu persatu semoga kita sukses di dunia dan akhirat.
6. Semua pihak yang telah membantu selesainya KTI ini terimakasih.
7. Untuk seseorang yang menjadi jodohku kelak, semoga engkau seperti nabi
yusuf yang senantiasa menjadi imam ku dan pembimbingku kelak.
8. Almamater tercinta.
vi
vii
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
INTISARI.................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi
CURRICULUM VITAE ............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan Studi Kasus.............................................................. 4
1. Umum .......................................................................... 4
2. Khusus.......................................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus ........................................................... 5
E. Keaslian Studi Kasus ........................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ......................................................................... 8
1. Kesehatan Reproduksi Remaja ...................................... 8
a. Pengertian .............................................................. 8
b. Menstruasi ............................................................. 9
2. Disminorea ................................................................... 12
a. Pengertian .............................................................. 12
b. Etiologi Disminorea ............................................... 13
c. Patofisiologis Disminorea ...................................... 14
d. Penanganan Disminorea......................................... 15
viii
ix
B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................... 16
1. Pengertian ..................................................................... 16
2. Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney ............. 16
C. Landasan Hukum................................................................. 31
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi ........................................................................... 33
B. Lokasi Studi Kasus .............................................................. 33
C. Subjek Studi Kasus .............................................................. 34
D. Waktu Studi Kasus .............................................................. 34
E. Instrumen Studi Kasus ......................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 34
G. Alat Yang Dibutuhkan ......................................................... 37
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus .................................................................... 38
1. Pengkajian Data ............................................................ 38
2. Interpretasi Data............................................................ 47
3. Diagnosa Potensial........................................................ 48
4. Antisipasi...................................................................... 49
5. Perencanaan Asuhan ..................................................... 49
6. Pelaksanaan .................................................................. 49
7. Evaluasi ........................................................................ 50
B. Pembahasan......................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 60
B. Saran ................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien Responden ( Informed Consent )
Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara ( Format ASKEB )
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus (foto)
Lampiran 13. Lembar Konsultasi
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menarche merupakan petanda adanya suatu perubahan status sosial dari
anak-anak ke dewasa. Pada studi antar budaya, menarche mempunyai variasi
makna termasuk rasa tanggung jawab, kebebasan dan harapan untuk memulai
bereproduksi. Menarche merupakan suatu tanda yang penting bagi seseorang
wanita yang menunjukkan adanya produksi hormon yang normal yang dibuat
hipotalamus dan kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus. Selama
sekitar dua tahun hormon-hormon ini akan merangsang pertumbuhan
payudara, perubahan-perubahan kulit, perubahan siklus, pertumbuhan rambut
ketiak dan rambut pubis serta bentuk tubuh menjadi bentuk tubuh wanita
yang ideal (Atikah dan siti ,2009).
Gejala yang sering menyertai menarche adalah rasa tidak nyaman
disebabkan karena selama menstruasi volume air di dalam tubuh kita
berkurang. Gejala lain yang dirasakan yaitu sakit kepala, pegal-pegal di kaki
dan dipinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut. Sebelum
periode ini terjadi bisanya ada beberapa perubahan emosional.perasaan
suntuk, marah dan sedih yang disebabkan oleh adanya pelepasan hormone.
Salah satu masalah kesehatan perempuan adalah menstrual period. Biasanya,
masa menstruasi pertama (menarche) terjadi sekitar umur 12 atau 13, atau
kadang-kadang lebih awal atau kemudian. Irregular periods biasanya untuk
2
pertama atau dua tahun. Bagi sebagian wanita, adakalanya menstruasi
(menstruasi) bak momok yang kehadirannya membuat rasa cemas manakala
timbul rasa nyeri tak terperi ketika menstruasi tiba. Kondisi ini dikenal
sebagai Nyeri Menstruasi atau Disminorea (dysmenorrhoea, disminorea),
yakni menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada
menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari.
(Atikah dan Siti ,2009).
Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata- rata lebih
dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di
amerika angka prosentase sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara
di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia reproduktif yang
tersiksa oleh nyeri selama menstruasi angka kejadian (prevalensi) nyeri
menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Walaupun
pada umumnya tidak berbahaya, namun setiap kali dirasa mengganggu bagi
wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak
sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja (sesekali sambil
meringis), adapula yang tak kuasa beraktifitas saking nyerinya.
(Atikah dan Siti, 2009).
Peran bidan pada kasus dismenorea sedang maupun berat ini adalah tanpa
memandang sebabnya, untuk sementara waktu dapat diberikan analgesik
(antalgin, novalgin, dan sebagainya). Tambahan berupa vitamin E. Bila dalam
pengamatan lanjut dijumpai disminorea nya selalu berulang apalagi makin
bertambah rasa sakitnya kiranya perlu dilakukan rujukan. Jelas pada
3
pemeriksaan bidan dijumpai kelainan anatomis, maka rujukan makin besar
indikasinya (Manuaba, 2008).
Menurut data yang diperoleh di RS ASSALAM GEMOLONG SRAGEN,
Jumlah kasus gangguan reproduksi tahun 2014 sekitar 359 orang, yang
berobat menggenai keputihan sebanyak 120 (33,42 %) orang, disminorea
sebanyak 120 (33,42 %) orang, amenorea sebanyak 45 (12,53 %) orang,
menoragia sebanyak 34 (9,47 %) orang, Ca Mammae sebanyak 30 (8,35 %)
orang, Servik sebanyak 10 (2,78 %) orang.
Melihat frekuensi kejadian disminorea tersebut, maka penulis tertarik
untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Kebidanan
Gangguan Reproduksi Pada Nn.A Umur 16 tahun Dengan Disminorea
Primer Di Poli Kebidanan dan Kandungan di RS Assalam Gemolong Sragen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil
perumusan masalah yaitu “Bagaimana memberikan Asuhan Kebidanan
Gangguan Reproduksi Nn.A Umur 16 tahun dengan Disminorea di RS
Assalam Gemolong Sragen.
4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada
Nn.A Umur 16 tahun dengan disminorea primer dengan menggunakan
manajemen kebidanan 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian pada Nn.A Umur 16 tahun dengan
disminorea primer dengan menggunakan 7 langkah varney.
2) Menginterprestasikan data subyektif dan subyektif dan data
obyektif pada Nn.A Umur 16 tahun dengan disminorea primer
di RS Assalam Gemolong Sragen.
3) Merumuskan diagnosa potensial pada Nn.A Umur 16 tahun
dengan disminorea primer di RS Assalam Gemolong Sragen.
4) Mengantisipasi tindakan pada Nn.A Umur 16 tahun dengan
disminorea primer di RS Assalam Gemolong Sragen.
5) Menyusun rencana tindakan pada Nn.A Umur 16 tahun dengan
disminorea primer di RS Assalam Gemolong Sragen
Melaksanakan rencana tindakan pada Nn.A Umur 16 tahun
dengan disminorea primer di RS Assalam Gemolong Sragen.
6) Melaksanakan rencana tindakan pada Nn.A Umur 16 tahun
dengan disminorea primer di RS Assalam Gemolong Sragen.
5
7) Mengevaluasi tindakan pada Nn.A Umur 16 tahun dengan
disminorea primer di RS Assalam Gemolong Sragen.
b. Menganalisa kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik yang
dijalani oleh penulis termasuk faktor pendukung dan penghambat.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi diri sendiri
Penulis memperoleh wawasan dan dapat mengaplikasikan asuhan
kebidanan gangguan reproduksi pada Nn.A Umur 16 tahun dengan
disminorea primer sesuai dengan teori yang telah diberikan.
2. Bagi profesi
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan untuk meningkatkan
mutu layanan asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi dengan
disminorea primer.
3. Bagi institusi
a. Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan pada rumah sakit dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
b. Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi bacaan untuk institusi pendidikan terutama
pengetahuan tentang asuhan kebidanan kesehatan reproduksi dengan
disminorea primer.
6
E. Keaslian Studi Kasus
Sebelumnya telah ada penelitian terdahulu yang menyangkut kejadian
disminorea. Adapun penelitian yang telah dilakukan yaitu:
1. Dewi Wahyuni (2012) Stikes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul
“Asuhan Kebidanan gangguan reproduksi pada Nn.A dengan disminorea
primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr.Moewardi”. Asuhan
yang diberikan adalah nasehat pada Nn.A untuk mengkomsumsi makanan
bergizi diberi obat analgetik seperti asam mefenamat @500mg 2x1 tablet,
Fe @20mg 1x1 tablet, CTM @2mg 2x1 tablet, lama asuhan 2 hari
perkembangan remaja dengan hasil keadaan umum baik, aktivitas kembali
lancer, disminorea primer sudah teratasi.
2. Aliah Mar’atussholihah (2013) Stikes Aisyiyah Yogyakarta, dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada remaja dengan disminorea primer di Poli
Obsgyn Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul” Asuhan yang
diberikan adalah menganjurkan pasien agar tetap mengkomsumsi sayur-
sayuran, buah-buahan, ikan dan makanan bergizi lainnya serta menjaga
pola makan pasien, mengajurkan pasien untuk beristirahat yang cukup
mengurangi dan menghindari stress olah raga teratur dan hidup sehat,
memberitahu pasien untuk meminum obat anti nyeri, lama asuhan 2 hari
perkembangan remaja dengan hasil bahwa pasien sudah tidak merasakan
nyeri menstruasi pada perut bagian bawahnya dan pasien sudah dapat
beraktivitas seperti biasa.
7
Persamaan studi kasus ini dengan studi kasus yang dibuat adalah judul,
asuhan yang diberikan pada kasus gangguan reproduksi dengan disminorea
primer keduanya selama 2 hari.
Perbedaan studi kasus ini dengan studi kasus yang dibuat adalah pada tempat,
subyek studi kasus, waktu studi kasus dan terapi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya (Tri wiji lestari 2014).
Remaja Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1979 mengenai
kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai usia
21 tahun dan belum menikah (Atikah dan Siti).
b. Tumbuh kembang remaja
1) Menurut Atikah dan Siti (2009), Pertumbuhan adalah terjadi
akselerasi pertumbuhan tinggi badan yang mendadak yang
disebut pacu tumbuh (Height spurt).
2) Menurut Tri wiji lestari (2014), perkembangan seksualitas pada
remaja ditandai dengan beberapa ciri atau tanda, antara lain:
a) Tanda kelamin primer adalah ditandai dengan terjadinya
menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri dan mimpi
basah pada remaja laki-laki.
9
b) Tanda kelamin sekunder adalah pada remaja putri ditandai
dengan perubahan pinggul (melebar), pertumbuhan rahim dan
vagina,pembesaran payudara,dan pertumbuhan rambut di
ketiak serta pubis,pada laki-laki ditandai dengan perubahan
ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuh
kumis, jambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Macam-macam gangguan reproduksi pada wanita yaitu:
(1) Disminorea
(2) Amenorea
(3) Menorhagia
(4) Ca Mammae
(5) Servik
(6) Keputihan
2. Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai.
Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar
dalam bentuk yang dikenal dengan istilah darah menstruasi. Dalam
keadaaan normal, setiap bulan seseorang wanita yang telah memasuki
usia subur akan melepaskan satu sel telur (ovum). Ovum akan
dihasilkan dan dilepaskan oleh indung telur (ovarium). Ovum yang
dilepaskan tersebut akan berjalan masuk ke dalam rahim melalui
saluran telur. Bila pada saat itu ada sel sperma yang masuk dan
10
bertemu, dapat terjadi pembuahan yang berlanjut menjadi kehamilan.
Untuk mempersiapkan kehamilan mungkin terjadi, dinding rahim
akan menebal. Penebalan yang disebabkan oleh faktor hormonal ini
berguna agar rahim siap menerima mudigah yang akan tertanam
disana. Bila kehamilan tidak terjadi, kadar hormon (yang membuat
rahim menebal) akan turun. Akibatnya dinding rahim sebelah dalam
akan luruh, dan terjadilah menstruasi (Atikah dan Siti 2009).
b. Siklus haid
Siklus haid adalah serangkaian perubahan yang terjadi berulang
pada rahim dan organ-organ yang dihubungkan pada saat pubertas dan
berakhir pada saat menopause. Siklus tersebut bervariasi dari 18
hingga 40 hari, rata-rata 28 hari. Siklus haid dibagi 4 fase ditandai
dengan perubahan dinding endometrium di rahim (Sunarti 2013).
Siklus haid dibagi menjadi 4 fase yaitu:
1) Fase menstruasi : 3-7 hari pada masa ini endometrium di
campakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan,dan
berupa potongan-potongan endometrium dan lendir dari leher
rahim, darah yang keluar tidak membeku karena ada fermen yang
mencegah pembekuan darah. Hanya lapisan tipis yang tinggal
disebut stratum basale, fase ini berlangsung 4 hari.
2) Fase Proliferasi : 7-9 hari luka yang terjadi karena endometrium
dilepaskan berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir
11
baru, dan pembuluh-pembuluh halus mengembang serta berisi
darah.
3) Fase sekresi : 11 hari corpus rubrum menjadi corpus lutium yang
mengeluarkan hormon progesteron. Pengaruh progesteron ini,
kelenjar endometrium yang tumbuh berlekuk-lekuk mulai sekresi
dan mengeluarkan getah yang mengandung glicogen dan lemak
yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur, perubahan ini
memudahkan adanya nidasi.
4) Fase premenstruasi : 3 hari bila tidak ada pembuahan akan terjadi
fase ini, corpus lutium mengalami degenerasi sehingga kadar
progesteron dan estrogen menurun dengan demikian pertumbuhan
dan sekresi endometrium berhenti. Permukaan endometrium
iskemia dan sel-sel menjadi mati terjadilah perdarahan,
pengelupasan secara berangsur-angsur seluruh permukaan
(menstruasi).
c. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi bisa dikatakan sebagai kelainan yang terjadi
pada saat wanita sudah mengalami menstruasi. Gangguan tersebut
dapat berupa gangguan pada siklus, banyaknya darah dan lamanya
waktu menstruasi (Asrinah 2011). Adapun gangguan-gangguan pada
menstruasi yaitu:
12
1) Kelainan dalam banyaknya : hiperminorea,hipomenorea.
2) Kelainan menurut lamanya perdarahan : menoragia,
brakhimenorea, premenstrual spotting, pascamenstrual.
3) Kelainan menurut siklus : polimenorea, oligomenorea, amenorea.
3. Disminorea
a. Pengertian
Disminorea adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga
dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat rasa
nyerinya bervariasi mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan
masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), sedang (karena
sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit,tetapi masih
dapat meneruskan pekerjaannya), berat (rasa nyerinya demikian
beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk
menghilangkan nyerinya) (Manuaba 2008).
b. Klasifikasi disminorea
Menurut jenisnya, dismenorea terdiri dari :
1) Disminorea primer (idiopatik, esensial, intrinsik) adalah nyeri
menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan
ginekologik). Disminorea primer murni karena proses kontraksi
rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebab nyeri haid yang
terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat
kandungan.nyeri haid bagian perut menjalar ke daerah pinggang
dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit
13
kepala dan emosi labil. Terapi yang dibutuhkan psikoterapi,
analgetika, hormonal (Atikah dan Siti,2009).
2) Disminorea sekunder (ekstrinsik yang diperoleh, acquired) adalah
nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik,
misalnya endometriosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya
tidak mengalami disminorea. Terapi yang dibutuhkan causal
mencari dan menghilangkan penyebabnya (Atikah dan Siti,2009).
c. Etiologi disminorea
1) Disminorea primer
Menurut Atikah dan Siti ( 2009), penyebab yang saat ini dipakai
untuk menjelaskan disminorea primer :
Penyebab pasti disminorea primer hingga kini belum diketahui
secara pasti (idiopatik), namun beberapa faktor ditengarai sebagai
pemicu terjadinya Nyeri Menstruasi,diantaranya:
a) Faktor psikis
b) Faktor endokrin
c) Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim
(uterus) yang berlebihan
d) Faktor prostaglandin.
Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul
karena peningkatan produksi prostaglandin (oleh dinding
rahim) saat menstruasi. Anggapan ini mendasari pengobatan
dengan antiprostaglandin untuk meredakan nyeri menstruasi.
14
Selain teori-teori di atas, masih ada beberapa teori lain yang
diduga sebagai faktor penyebab timbulnya dismenorea primer
(faktor hormonal, faktor alergi, dll).
2) Disminorea sekunder
Beberapa penyebab disminore sekunder antara lain:
a) Endrometeriosis pelvis dan adenomiosis
b) Uterus miomatosus, terutama mioma submukosum
c) Penyakit radang panggul kronik
d) Tumor ovarium dan polip endometrium
e) Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan
retrofleksi terfiksasi
f) Stenosis atau striktura kanalis servikalis, varikosis pelvik dan
adanya AKDR
g) Faktor psikis seperti takut tidak punya anak, konflik dengan
pasangan gangguan libido.
(Prof. Dr. Med Ali Baziad, SPOG-KFER 2008).
d. Patofisiologis
Ada berbagai macam teori yang mencoba untuk menjelaskan
mengapa bisa timbul dismenorea. Teori yang paling mendekati adalah
yang menyatakan bahwa saat menjelang menstruasi tubuh wanita
menghasilkan suatu zat yang disebut prostaglandin. Zat tersebut
mempunyai fungsi yang salah satunya adalah membuat dinding rahim
berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit (konstriksi) yang
15
menimbulkan iskemi jaringan. Intensitas kontraksi ini berbeda-beda
tiap individu dan bila berlebihan akan menimbulkan nyeri saat
menstruasi. Selain ini prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di
rahim sehingga menambah intensitas nyeri. Prostaglandin juga
bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa ada gejala-
gejala yang menyertai nyeri saat menstruasi (Atikah dan Siti, 2009).
Sedangkan untuk mekanisme patologik pada disminorea sekunder
adalah disebabkan oleh kelainan dalam organ panggul, seperti
endometriosis, infeksi, kelainan rahim sampai dengan penggunaan alat
kontrasepsi dalam rahim (Atikah dan Siti, 2009).
e. Penanganan
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit
perut saat menstruasi : Kompres dengan botol panas (hangat) tepat
pada bagian yang terasa karam (bisa di perut atau pinggang bagian
belakang). Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi
untuk menenangkan diri. Minum minuman hangat yang mengandung
kalsium tinggi. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini
bisa membantu relaksasi. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan
untuk relaksasi ( Atikah dan Siti, 2009).
Pengobatan disminorea primer Obat-obatan yang lazim digunakan
untuk meredakan nyeri menstruasi diantaranya: pereda nyeri
(analgesik) golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI) misalnya:
16
paracetamol atau asetamonofen (sumagesic, panadol, dll), asam
mefenamat (Ponstelax,Nichostan dll), ibu perofen (Ribunal, Ostarin
dll), Metamizol atau metampiron (Pyronal).
B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, temuan, dan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis untuk mengambil suatu keputusan tang terfokus pada klien.
(Nurul Jannah, 2011).
Untuk kejelasan langkah maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan
secara detail dari setiap langkah yang dirumuskan oleh Sulistyawati dan
Nugraheni (2010), yaitu :
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui
pengajuan pertanyaan- pertanyaan. Proses pengumpulan data dasar ini
mencakup data subyektif dan obyektif.
17
a. Data subyektif
1) Biodata pasien
Menurut Sulistyawati dan Nugraheni (2010), pengkajian biodata
antara lain:
a) Nama
Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil
dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi antara
bidan dan pasien menjadi lebih akrab.
b) Umur
Data ini ditanyakan untuk mengetahui factor resiko yang ada
hubungannya dengan pasien.
c) Agama
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual terhadap pasien.
d) Suku bangsa
Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh
pasien.
e) Pendidikan
Sebagai dasar bidan untuk menentukan metode yang paling
tepat dalam penyampaian informasi mengenai gangguan
reproduksi dengan disminorea primer. Tingkat pendidikan ini
akan sangat mempengaruhi daya tangkap pasin terhadap
18
instruksi yang diberikan bidan pada proses penjelasan
gangguan reproduksi dengan dismnorea primer.
f) Alamat
Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien, data ini
juga memberi gambaran jarak dan waktu yang ditempuh pasien
menuju lokasi tempat periksa.
g) Pekerjaan
Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola
sosialisasi, dan data pendukung dalam menentukan pola
komunikasi yang akan dipilih selama asuhan.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan pada gangguan reproduksi
dengan dismenorea primer,pada kasus dengan disminorea primer
gejala yang dirasakan yaitu sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan
dipinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut (Atikah
dan Siti, 2009).
3) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi meliputi :
a) Menarche, usia wanita pertama haid berusia antara 12-16
tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi,
bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.
19
b) Siklus haid, terhitung mulai hari pertama haid hingga hari
pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan untuk
mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus haid atau
tidak siklus normal haid biasanya adalah 28 hari.
c) Lama haid, yang normal adalah kurang lebih 7 hari, apabila
sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhinya.
d) Banyaknya, normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam
sehari. Apabila darahnya terlalu berlebih itu berarti telah
menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid
(Astuti, 2012).
e) Disminorea, pada saat menstruasi sebelumnya memang selalu
mengalami nyeri menstruasi atau disminorea, nyeri pada perut
bagian bawah.
4) Riwayat perkawinan
Ini penting untuk dikaji karna dari data ini kita akan mendapatkan
gambaran mengenai suasana rumah tangga pasien
(Ari Sulistyawati 2009).
5) Riwayat KB
Meskipun pemakain alat kontrasepsi masih lama, namun tidak
ada salahnya jika kita mengkajinya lebih awal agar pasien
20
mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pilihan
beberapa alat kontrasepsi (Ari Sulistyawati 2009).
6) Riwayat kesehatan
Dari data riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai
warning akan adanya penyakit (Ari Sulistyawati 2009).
b. Data obyektif
Adalah data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk
menegakkan diagnosis (Sulistyawati dan Nugraheni 2010).
1) Pemeriksaan umum, meliputi :
a) Keadaan umum
Data ini dapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan baik, lemah pada disminorea primer (Sulistyawati
dan Nugraheni 2010), Meliputi:
Baik: Kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
Cukup: keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
Lemah: kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang.
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010), Meliputi:
21
Komposmentis: kesadaran nomal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
Somnolen: kesadaran menurun, respon psikimotor yang
lambat, mudah tertidur namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang.
Apatis: keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan sekitarnya (sikapnya acuh tak acuh).
c) Tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam
menilai fungsi kardiovaskular (A. Aziz Alimul 2006).
d) Suhu
Keseimbangan antara panas yang diperoleh dan panas yang
hilang, normalnya suhu tubuh antara 35,8-370C
(Mandriwati, 2008).
e) Nadi
Pelebaran dan rekoil arteri elastis berirama pada saat ventrikel
memompakan darah kedalam sirkulasi (Mandriwati, 2008).
f) Respirasi
Merupakan upaya tubuh untuk memasukkan oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida (sistem metabolisme tubuh)
normalnya berkisar 12-20x/menit (Mandriwati, 2008).
22
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui pemeriksaan
inspeksi dan palpasi:
a. Inspeksi
Adalah cara pemeriksaan dengan melihat bagian-bagian
tubuh dengan menggunakann pendekatan sistematis
(Mandriwati, 2008).
b. Kepala
Untuk mengetahui kebersihan kepala meliputi rambut,
warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak (Sulistyawati
dan Nugraheni, 2010).
c. Muka
Pemeriksaan wajah menilai apakah wajah asimetris atau
tidak (A. Aziz Alimul, 2006).
d. Mata
Untuk mengetahui konjugtiva, sklera, kebersihan, kelainan,
gangguan penglihatan atau rabun jauh atau dekat
(Sulistyawati dan Nugraheni, 2010).
e. Hidung
Pemeriksaan hidung bertujuan untuk menilai adanya
kelainan bentuk hidung dan juga menentukan ada atau
tidaknya epistaksis (A. Aziz Alimul, 2006).
23
f. Mulut
Untuk mengetahui bibir meliputi warna, integritas jaringan
lidah meliputi warna, kebersihan. Gigi meliputi kebersihan,
karies. (Sulistyawati dan Nugraheni, 2010).
g. Telinga
Misalnya untuk mengetahui kebersihan, gangguan
pendengaran (Sulistyawati dan Nugraheni, 2010).
h. Payudara
Pemeriksaan payudara pada anak dilakukan untuk
mengetahui perkembangan atau kelainan payudara sebelum
anak mengalami masa pubertas (A. Aziz Alimul, 2006).
i. Abdomen
Untuk mengetahui keadaan nyeri perut bagian bawah. Pada
disminorea primer pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri
perut bagian bawah (Sulistyawati dan Nugraheni, 2010).
j. Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan, pengeluaran pervaginam,
berapa banyak darah menstruasi yang keluar (Sulistyawati
dan Nugraheni, 2010), pada kasus Disminorea Primer di
dapatkan pengeluaran pervaginam yaitu ganti pembalut ± 3
kali.
24
k. Ekstermitas
Ekstermitas atas misalnya gangguan atau kelainan, bentuk.
ekstermitas bawah misalnya bentuk, oedema, varices
(Sulistyawati dan Nugraheni, 2010).
l. Palpasi
Yaitu juga disebut periksa raba untuk mengetahui
bagaimana keadaan nyeri perut bagian bawah pada kasus
disminorea primer (Mandriwati, 2008).
4. Data penunjang
Data penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung
pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi
pemeriksaan USG.
Pemeriksaan USG yaitu suatu metode diagnostik menggunakan
gelombang ultrasonik untuk mengetahui struktur jaringan berdasarkan
gambaran echo dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan.
Dari pemeriksaan usg pada disminorea primer hasilnya tidak didapati kelainan
organ reproduksi (tanpa kelainan gynekologik)
2. Interprestasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosis, masalah,
dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpullkan (Sulistyawati dan Nugraheni 2010). Data tersebut
kemudian diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis atau
masalah yang spesifik.
25
a. Diagnosis kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus Disminore Primer adalah
“Nn.A Umur 16 tahun dengan Disminore Primer”.
Data Dasar :
1. Data subyektif
Nn.B mengatakan bahwa saat ini sedang haid hari pertama sakit
kepala, pegal-pegal di kaki dan dipinggang untuk beberapa jam, kram
perut dan sakit perut (Atikah dan Siti, 2009)
2. Data obyektif
a) Keadaan umum baik/cukup/jelek
Baik: Kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya, Pada kasus Gangguan
Reproduksi dengan Disminorea Primer.
b) Kesadaraan komposmentis/somnolen/apatis
Komposmentis: kesadaran nomal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya, Pada
kasus Gangguan Reproduksi dengan Disminorea Primer.
c) Tanda-tanda vital Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).
Tekanan darah: 110/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,50
Celcius
26
Respirasi : 24x/menit
d) Abdomen
Untuk mengetahui keadaan nyeri perut bagian bawah. Pada
disminorea primer pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri perut
bagian bawah (Sulistyawati dan Nugraheni, 2010).
e) Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan, pengeluaran pervaginam, berapa
banyak darah menstruasi yang keluar (Sulistyawati dan Nugraheni,
2010), pada kasus Disminorea Primer di dapatkan pengeluaran
pervaginam yaitu ganti pembalut ± 3 kali.
f) Hasil USG
Dari pemeriksaan yang dilakukan pada Gangguan Reproduksi
dengan Disminorea Primer hasilnya tidak didapatkan kelainan
organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologi).
3. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan
“diagnosis” kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah
tidak didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yanng menyeluruh. Masalah
sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami
kenyataan terhadap diagnosisnya (Ari Sulistyawati, 2009).
27
4. Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum terindentifikasi
dalam diagnose masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa
data (Varney, 2007), konseling tentang Disminorea yaitu
menganjurkan menggurangi makanan tinggi kadar garam, tinggi
kafein, coklat, penyedap, pengawet, pewarna, dan berlemak tinggi.
memberikan obat tambah darah yang menggandung FE, asam folat,
B12, 1x/hari terutama saat mestruasi. Memberikan analgetik 3x1/ hari,
mengganjurkan untuk banyak minum air putih dan makan buah-
buahan yang tinggi vitamin, menganjurkan untuk mengompres perut
dengan kompres air panas.
3. Diagnosa potensial
Pada langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang dapat
menimbulkam kegawat daruratan pada klien. Pada remaja dengan dismenorea
primer merupakan gejala dan bukan suatu penyakit, karenanya tidak ada
diagnose potensial (varney, 2007).
4. Antisipasi
Untuk mengantisipasi nyeri menstruasi, ada beberapa terapi yang dapat
dilakukan, antara lain terapi anti prostaglandin, terapi hormonal, terapi bahan
alami, dan tentu saja menjalani pola hidup yang sehat. Dua terapi yang
pertama harus melibatkan seorang dokter, sedangkan untuk terapi bahan alami
dan pola hidup sehat dapat dilakukan sendiri, seperti memperhatikan asupan
28
gizi yang seimbang, istirahat yang cukup dan olah raga sesuai kebutuhan
(Atikah dan Siti, 2009).
5. Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah
sebelumnya, semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan
yang tepat meliputi pengetahuan, teori yang terkait, evidence based case, serta
divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan
oleh pasien (Sulistyawati dan Nugraheni, 2010).
Asuhan kebidanan pada kasus disminorea primer yang dapat diberikan
menurut Atikah dan Siti (2009), yaitu :
a. Latihan aerobic, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang,
membantu memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit
b. Pakai kompres panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri terasa
c. Pastikan tidur yang cukup sebelum dan selama periode mestruasi
d. Orgasme dapat meringgankan kram mestruasi pada beberapa perempuan
e. Latihan relaksasi atau yuga, dapat membantu menanggulangi sakit
f. Perencanaan terapi
Obat-obatan yang lazim digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi
diantaranya: pereda nyeri (analgesik) golongan Non Steroid Anti Inflamasi
(NSAI) misalnya: paracetamol atau asetamonofen (sumagesic, panadol,
dll), asam mefenamat (Ponstelax,Nichostan dll), ibu perofen (Ribunal,
Ostarin dll), Metamizol atau metampiron (Pyronal).
29
6. Implementasi
Melaksanakan asuhan sesuai perencanaan selama efisien dan aman.
Pelaksanaan rencana asuhan bisa dilaksanakan oleh bidan langsung, bisa juga
dengan memberdayakan ibu (Mandriwati, 2008).
Pada kasus ini implementasi yang dilakukan menurut Atikah dan Siti (2009)
adalah :
a. Menganjurkan latihan aerobic
b. Menganjurkan kompres panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri
terasa
c. Menganjurkan tidur yang cukup sebelum dan selama periode menstruasi
d. Menganjurkan latihan relaksasi atau yoga, dapat membantu
menanggulangi sakit
e. Memberikan Obat-obatan pereda nyeri (analgesik) golongan Non Steroid
Anti Inflamasi (NSAI) misalnya: paracetamol atau asetamonofen
(sumagesic, panadol, dll), asam mefenamat (Ponstelax,Nichostan dll), ibu
perofen (Ribunal, Ostarin dll), Metamizol atau metampiron (Pyronal).
7. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana kebersihan asuhan yang kita berikan kepada
pasien, kita mengacu kepada beberapa pertimbangan.
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2009).
Setelah dilakukan asuhan kebidanan hasilnya menurut Atikah dan Siti (2009 ),
Pasien dapat mengobati dirinya sendiri berdasarkan pengalaman selama
berobat ke dokter, selain itu jika nyeri dirasa sangat menggangu sebaiknya
30
istirahat dan dapat juga menggunakan kompres hangat untuk menggurangi
nyeri.
C. Catatan Perkembangan Menggunakan SOAP :
Sistem pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan soap
( Varney, 2007 ) yaitu :
S : Data subyektif
Menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesis
O : Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien dan hasil laboratarium, dan uji diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
A : Assesment / analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
identifikasi.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi data subyektif dalam obyektif dalam suatu
identifikasi
31
D. Landasan Hukum
Keputusan menteri kesehatan No.368/Menkes/SK/VII/2007 dalam
kopentensi bidan yang ke – 9 tentang asuhan pada wanita/ibu
gangguan reproduksi Menurut Sofyan (2008) yang berisi :
Melaksanakan asuhan kebidanan kepada wanita atau itu yang
menggalami gangguan sistem reproduksi.
1. Pengetahuan dasar
a) Penyuluhan kesehatan menggenai kesehatan reproduksi,
penyakit menular seksual, HIV /AIDS.
b) Tanda dan gejala infeksi dan saluran kemih serta penyakit
seksual yang lazim terjadi.
c) Tanda, gejala, dan penatalaksaan kelainan ginekologi, meliputi
keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid.
2. Pengetahuan tambahan
a) Miskroskop dan penggunanya.
b) Teknik penggambilan dan penggiriman sediaan apusan
( papsmear )
3. Ketrampilan dasar
a) Menggidentifikasi gangguan masalah dan kelainan sistem
reproduksi.
b) Melaksanakan pertolongan pertama pada wanita atau ibu yang
menggalami gangguan system reproduksi.
32
c) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secar cepat dan
tepat pada wanita atau ibu gangguan system reproduksi.
d) Memberi pelayanan penggobatan sesuai dengan kepada
kelayanan ginekologi, meliputi keputihan, perdarahan tidak
teratur dan menundaan haid.
e) Mendokumentasi temuan-temuan dan interfensi yang
dilakukan.
4. Ketrampilan tambahan
a) Mempersiapkan wanita menjelang klimaks terium dan
menopause.
b) Mengobati perdarahan apnormal dan abortus spontan ( jika
belum sempurna )
c) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada
wanita atau ibu yang menggalami gangguan reproduksi.
d) Memberi pelayanan dan pengobatan sesuai dengan
kewenangan pada gangguan system reproduksi, meliputi
keputihan, perdarahan tidak teratur, dan menundaan haid.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode
diskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif
(Notoadmodjo, 2012).
Jenis penelitian adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
terdiri dari unit tunggal (Notoadmojo, 2012).
Studi kasus ini adalah Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada
Nn.A Umur 16 tahun dengan Disminorea Primer di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi pengambilan kasus adalah menjelaskan tempat atau lokasi tersebut
dilakukan ( Notoadmojo, 2012). Lokasi studi kasus tentang asuhan kebidanan
gangguan reproduksi dengan disminorea primer ini di laksanakan di poli
kebidanan dan kandungan RS Assalam Gemolong Sragen
34
C. Subyek Studi Kasus
Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan
sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012). Subyek
yang dikenai studi kasus ini adalah Nn.A Umur 16 tahun dengan disminorea
primer.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu pelaksanaan studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan
penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Notoatmodjo,
2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada 11-12 juni 2015.
E. Intrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data
(Notoadmodjo, 2012). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan Gangguan Reproduksi
pada Nn.A Umur 16 tahun dengan Disminorea Primer dan lembar observasi,
data perkembangan berupa SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah berupa suatu pernyataan (statement)
tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pada Disminore
Primer Dalam pengumpulan data digunakan pengumpulan data primer dan
pengumpulan data sekunder.
35
1. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau
suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk
kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview,
observasi.
Pemeriksaan fisik menurut Mandriwati (2008), meliputi:
a. Inpeksi adalah cara pemeriksaan dengan melihat bagian-bagian tubuh
dengan menggunakan pendekatan sistematis. Pada gangguan reproduksi
dengan dismenorea infeksi dilakukan dari kepala sampai kaki
b. Palpasi adalah pemeriksaan yang dengan menggunakan indera peraba.
Pada kasus gangguan reproduksi terdapat nyeri tekan pada perut bagian
bawah
c. Auskultasi adalah periksa dengar pada pasien Pada gangguan
reproduksi dengan disminorea auskultasi dilakukan untuk mengetahui
denyut pasien
d. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan
tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainya, pada
kasus Disminorea Primer ini untuk mengetahui apakah nyeri perut
bagian bawah atau tidak.
2. Wawancara
Menurut Notoatmodjo 2012, bahwa wawancara adalah suatu metode yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan
keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti
36
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut
(face to face).
3. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi
melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu
atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
(Notoadmojo, 2010).
4. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan
oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi
lain meliputi:
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah asuhan kebidanan di rumah sakit dikenal dengan
istilah rekam medik (Notoatmodjo, 2010).
Pada kasus ini pendokumentasian tentang jumlah wanita dengan
gangguan reproduksi khususnya disminorea diperoleh oleh rekam
medik di RS Assalam Gemolong Sragen.
b. Studi perpustakaan
Studi kepustakaan adalah semua literature atau bacaan yang digunakan
untuk mendukung dalam suatu penelitian tersebut (Notoadmodjo,
2012). Pada kasus ini studi kepustakaan diperoleh dari buku-buku yang
membahas tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya tentang
gangguan reproduksi dengan disminorea mulai tahun 2006-2013.
37
G. Alat-Alat Yang Dibutuhkan
Merupakan alat-alat yang dibutuhkan selama pelaksanaan studi kasus
berlangsung (Notoadmodjo, 2012):
1. Alat-alat dan bahan dalam pengambilan data:
a. Format asuhan kebidanan gangguan reproduksi
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan observasi:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Jam tangan
3. Alat dan bahan untuk melakukan pemeriksaan USG:
a. Jelly
b. Tissu
c. Monitor USG
38
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang : Poliklinik
Tanggal : 11 juni 2015
No. RM : 093456
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. A
Umur : 16 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Sambirejo gemolong sragen
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Tanggal : 11 Juni 2015 Pukul : 08.30 WIB
1. Keluhan utama
Nn. A datang ke poli kebidanan dan kandungan RSU Assalam
Gemolong mengeluh perut terasa sakit dari perut bagian bawah,
39
pusing, mual dan ingin muntah sejak tadi malam tanggal 10 juni
2015 pukul 18.30 Wib
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Nn. A mengatakan haid pertama saat umur 12 tahun.
b. Siklus haid
Nn. A mengatakan siklus haidnya 30 hari.
c. Lama
Nn. A mengatakan lama haid 7 hari.
d. Banyak
Nn. A mengatakan 2 kali sehari ganti pembalut.
e. Teratur/tidak
Nn. A mengatakan haidnya teratur.
f. Tanggal Menstruasi
Nn. A menggatakan tanggal menstruasinya sebelum periksa
g. Sifat darah
Nn. A mengatakan sifat darahnya encer, warna merah dan
agak menggumpal.
h. Disminorea
Nn. A mengatakan terasa nyeri dan sakit selama haid.
2. Riwayat Perkawinan
Nn. A mengatakan belum menikah.
40
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Nn. A mengatakan belum pernah hamil.
4. Riwayat keluarga berencana
Nn. A mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Nn. A mengatakan tidak sedang menderita batuk, pilek, dan
demam.
b. Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung
Nn. A mengatakan tidak pernah merasa dada berdebar
dan nyeri pada dada kiri dan tidak mudah lelah saat
beraktifitas.
2) Ginjal
Nn. A mengatakan tidak pernah merasa sakit pada
pinggang kanan dan kiri.
3) Asma
Nn. A mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC
Nn. A mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 3
bulan.
41
5) Hepatitis
Nn. A mengatakan tidak pernah berwarna kuning pada
mata, kulit dan kuku.
6) DM
Nn. A mengatakan tidak pernah BAK dimalam hari
lebih dari 7 kali dan tidak pernah merasa haus.
7) Hipertensi
Nn. A mengatakan tidak pernah mengalami tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg.
8) Epilepsi
Nn. A mengatakan tidak pernah mengalami kejang
hingga mengeluarkan busa dari mulutnya.
9) Lain lain
Nn. A mengatakan tidak pernah mengalami riwayat
penyakit sistemik lain maupun penyakit kelamin.
c. Riwayat penyakit keluarga
Nn. A mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menurun seperti DM, jantung, hipertensi serta
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, HIV/AIDS.
d. Riwayat keturunan kembar
Nn. A mengatakan keluarganya tidak ada yang meiliki
keturunan kembar.
42
e. Riwayat operasi
Nn. A mengatakan belum pernah melakukan operasi
apapun.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum menstruasi : Makan sehari 3 kali, porsi sedang
dengan jenis menu nasi, lauk,
sayur, buah dan minum 6-7 gelas
air putih per hari, kadang-kadang
minum susu 1 gelas.
Selama menstruasi : Sejak nyeri haid Nn. A tidak nafsu
makan, hanya minum dan ngemil
saja.
b. Eliminasi
Sebelum menstruasi : BAB 1 kali per hari bau khas
feces, konsistensi lunak, warna
kuning, dan BAK 5-6 kali per hari,
konsistensi cair, warna kuning,
tidak ada bau aseton.
Selama menstruasi : BAB dan BAK masih sama
seperti sebelum menstruasi.
43
c. Istirahat
Sebelum menstruasi : Tidur siang sekitar 1 jam dan tidur
malam sekitar 8 jam
Selama menstruasi : Tidur tidak nyenyak yang
diakibatkan nyeri perut yanng
dialaminya.
d. Personal hygiene
Sebelum menstruasi : Mandi 2 kali sehari menggunakan
sabun, keramas 3 kali per minggu
menggunakan shampo, menyikat gigi
3 kali sehari menggunakan pasta
gigi, ganti pakaian 2 kali per hari,
dan ganti celana dalam 2-3 kali.
Selama menstruasi : Mandi 2 kali sehari menggunakan
sabun, keramas 3 kali per minggu
menggunakan shampo, menyikat gigi
3 kali sehari menggunakan pasta
gigi, ganti pakaiam 2 kali per hari,
dan ganti pembalut 2 kali.
e. Aktifitas
Sebelum menstruasi : Aktifitasnya sebagai pelajar aktif di
sekolah dan bermain.
44
Selama menstruasi : Hari ini Nn. A tidak sekolah dan
bermain.
f. Seksualitas
Nn. A mengatakan tidak pernah melakukan hubungan
seksual karena belum menikah.
7. Data psikologis
a. Pasien
Nn. A mengatakan merasa tidak nyaman dengan nyeri yang
dialaminya saat ini yang menganggu aktifitasnya serta
berharap rasa nyerinya bisa segera hilang.
b. Keluarga
Keluarga Nn. A merasa cemas dan berharap semoga sakit
Nn. A bisa dengan segera teratasi.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
1. Status generalis
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV TD : 110/70 mmHg
S : 36,50c
N : 85x/mnt
R : 20x/mnt
c. TB : 155 cm
d. BB : 45 kg
45
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe.
2) Muka : Bersih, pucat, tidak oedema, dan
tampak menahan sakit.
3) Mata : Tidak oedema, Conjungtiva pucat
dan sklera putih.
4) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak
ada benjolan.
5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
6) Mulut : Bersih, tidak stomatitis.
7) Gigi : Tidak caries.
8) Gusi : Tidak mudah berdarah.
b. Leher
1) Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
kelenjar gondok.
2) Tumor : tidak ada benjolan.
3) Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
kelenjar limfe.
c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Membesar : Tidak dilakukan pemeriksaan.
b) Tumor : Tidak dilakukan pemeriksaan.
46
c) Simetris : Tidak dilakukan pemeriksaan.
d) Puting susu : Tidak dilakukan pemeriksaan.
e) Kolostrum : Tidak dilakukan pemeriksaan.
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak dilakukan pemeriksaan.
b) Nyeri : Tidak dilakukan pemeriksaan.
d. Abdomen
1) Pembesaran perut : Tidak ada pembesaran perut.
2) Benjolan/tumor : Tidak terasa benjolan/massa.
3) Nyeri tekan : Ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah dan teraba
tegang.
4) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi.
e. Anogenital
1) Vulva Vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan.
2) Inspeculo : Tidak dilakukan pemeriksaan.
3) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan.
4) Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan.
f. Ekstremitas
1) Varices : Tidak ada varices.
2) Oedema : Tidak ada oedema.
3) Reflek patella : Tidak dilakukan pemeriksaan.
47
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan.
b. Pemeriksaan penunjang lain
1) USG : Uterus tidak terlihat ada kelainan.
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 11 juni 2015 pukul : 09.00 WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Nn. A umur 16 tahun dengan menstruasi hari ke-2 dengan disminorea
primer.
Data dasar
1. Data Subyektif :
a. Nn. A mengatakan berumur 16 tahun
b. Nn. A mengatakan belum pernah menikah
c. Nn. A mengatakan nyeri perut bagian bawah, pusing, mual
dan saat ini sedang menstruasi hari ke-2.
d. Nn. A mengatakan nafsu makan berkurang akibat mual dan
ingin muntah yang dialaminya.
e. Nn. A mengatakan jarang melakukan olahraga.
f. Nn. A mengatakan merasa cemas akan kesehatannya.
2. Data Obyektif
a. Kesadaran Umum : Cukup
b. TTV TD : 110/70 mmHg
48
S : 36,50C
N : 85x/mnt
R : 20x/mnt
c. TB : 155 cm
d. BB : 45 kg
e. Muka terlihat pucat dan tampak menahan sakit.
f. Mata tidak oedema, conjugtiva pucat dan sklera putih.
g. Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah.
h. Banyak darah menstruasi sekitar 2 kali ganti pembalut, warna
merah kehitaman, encer dan sedikit gumpalan.
i. USG : Tidak terlihat ada kelainan dalam uterus.
B. Masalah
Nn. A merasa cemas dan tidak nyaman dengan keadaanya saat ini.
C. Kebutuhan
Penjelasan keadaan Nn. A saat ini tentang nyeri yang dihadapinya.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Disminorea sekunder
IV. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA
Pemberian terapi sesuai yang disarankan dokter
a. Asam mefenamat @500mg 3 X 1 10 tablet
b. Fe @20mg 1 x 1 10 tablet
49
V. RENCANAAN TINDAKAN
Tanggal : 11 juni 2015 pukul : 09.30 WIB
1. Berikan penjelasan pada Nn. A tentang kondisinya.
2. Ajari pada Nn. A cara untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya.
3. Anjurkan pada Nn. A untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi.
4. Anjurkan pada Nn. A untuk istirahat yang cukup.
5. Beri terapi obat oral untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit pada perut
1) asam mefenamat @500mg 3 X 1 10 tablet
2) fe @20mg 1 X 1 10 tablet.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 11 juni 2015 pukul : 10.00 WIB
1. Pukul 10.00 WIB Memberikan penjelasan pada Nn. A bahwa
disminorea yang dialaminya merupakan disminorea primer yaitu rasa
sakit pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi yang tidak
disebabkan oleh kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan
gangguan aktifitas sehari-hari.
2. Pukul 10.10 WIB Mengajarkan Nn. A mengurangi rasa nyeri pada
perutnya dengan cara :
a. Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol
berisi air hangat dan mengganjal kakinya dengan bantal supaya
lebih rileks.
50
b. Berolahraga ringan secara teratur seperti jalan kaki sehingga dapat
meredakan rasa sakit.
3. Menganjurkan Nn. A untuk istirahat cukup.
4. Menganjurkan Nn. A untuk mengkomsumsi buah-buahan dan sayuran
berwarna hijau.
5. Memberikan terapi obat oral pada Nn. A yaitu :
1) Asam mefenamat @500mg 3 X 1 10 tablet
2) Fe @20mg 1 X 1 10 tablet
VII. EVALUASI
Tanggal : 11 juni 2015 pukul : 11.20 WIB
1. Nn. A paham dan mengerti tentang kondisinya saat ini.
2. Nn. A bersedia untuk mengurangi nyeri pada perutnya dengan cara.
3. Istirahat di tempat tidur dan perut dikompres dengan botol berisi air
hangat.
4. Kaki diganjal dengan bantal supaya rileks.
5. Olahraga ringan secara teratur seperti, jalan kaki sehingga nyeri
hilang.
6. Nn. A bersedia untuk istirahat cukup dan sementara tidak beraktifitas
terlalu berat.
7. Nn. A bersedia untuk mengkomsumsi buah-buahan dan sayuran
berwarna hijau.
8. Nn. A sudah menerima obat dan bersedia meminumnya sesuai dosis
advis dokter
51
DATA PERKEMBANGAN
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal : 12 juni 2015 Pukul : 10.00 WIB
S : Subjektif
1. Nn. A mengatakan sudah tidak nyeri lagi.
2. Nn. A mengatakan warna darah menstruasinya merah kecoklatan, bau khas
menstruasi 1 pembalut penuh.
3. Nn. A mengatakan badannya sudah agak segar dan tidak lemas lagi.
4. Nn. A mengatakan sudah bisa mempratekkan kaki dengan bantal.
O : Obyektif
1. KU : baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV TD : 110/70 mmHg
N : 80x/mnt
R : 22x/mnt
S : 36,40c
4. Tidak terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba tegang.
52
A : Asessment
Nn. A umur 16 tahun menstruasi hari ke-3 dengan post disminorea primer.
P : Planning
Tanggal : 12 juni 2015 Pukul : 10.15 WIB
1. Pukul 10.15 WIB Menganjurkan kembali Nn. A untuk istirahat cukup.
2. Pukul 10.20 WIB Menganjurkan Nn. A untuk menjaga kebersihan daerah
genetalia dan ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah.
3. Pukul 10.25 Menganjurkan Nn. A untuk makan makanan 4 sehat 5
sempurna seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
EVALUASI :
Tanggal : 12 juni 2015 Pukul: 10.30 WIB
1. Nn. A bersedia untuk istirahat cukup.
2. Nn. A bersedia untuk menjaga kebersihan terutama daerah genetalia dan
bersedia ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah.
3. Nn. A bersedia makan makanan 4 sehat 5 sempurna seperti nasi, sayur,
lauk, buah, dan susu.
4. Disminorea Nn. A sudah teratasi.
53
A. PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan dibahas
kesenjangan antara teori yang didapat dengan praktek langsung di
lapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
Pada Nn. A Dengan Disminorea Primer.
Kesenjangan-kesenjangan yang diberikan juga memerlukan
pemecahan masalah, adapun pemecahan masalahnya dilakukan dengan
melaksanakan asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan
oleh bidan dalam menangani masalah kebidanan.
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan ternyata
ditemukan beberapa perbedaannya dari segi perencanaan dalam pemberian
terapi. Sehingga dapat diuraikan pembahasan dengan menggunakan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesis.
Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang
pasien melalui pengajuan pertanyaan- pertanyaan. Proses
pengumpulan data dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif.
Pada kasus ini pengkajian dimulai tanggal 11 Juni 2015 diperoleh
Data subyektif yaitu Nn. A datang ke RSU Assalam Gemolong
54
dengan keluhan sakit perut bagian bawah, pusing, mual, ingin muntah,
menstruasi teratur sifat darah encer menggumpal. Data obyektif yaitu
pemeriksaan tanda-tanda vital TD 100/70 mmHg, Suhu 36,70c, Nadi
80x/mnt, Pernafasan 20x/mnt, muka pucat menahan sakit, mata
tampak anemis, pada palpasi didapat mammae terasa keras, nyeri
tekan pada perut, USG tidak ada kelainan.
Pada pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
sehingga dapat melanjutkan asuhan berikutnya.
2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan
diagnosis, masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpullkan (Sulistyawati dan
Nugraheni 2010).
Pada kasus ini didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 16 tahun
dengan disminorea primer, masalahnya diperoleh nyeri dan cemas
jadi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Masalah
cemas ini terjadi karena remaja mengalami disminorea. Bagi remaja
putri ini hal yang abnormal yang menimbulkan rasa nyeri sehingga
remaja putri cemas dan untuk itu remaja perlu mendapatkan
penjelasan mengenai disminorea dan cara mengatasinya. Keluhan
tersebut akan hilang dalam 1-2 hari, setelah mendapat penjelasan
tersebut maka rasa cemas yang remaja rasakan dapat berkurang.
55
Dari langkah ini menunjukan bahwa peneliti tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang dapat
menimbulkam kegawat daruratan pada klien. Pada remaja dengan
dismenorea primer merupakan gejala dan bukan suatu penyakit,
karenanya tidak ada diagnose potensial (varney, 2007).
Sedangkan dalam kasus ini didapatkan hasil USG tidak
menunjukkan adanya kelainan ginekologik seperti endometritis,
karena tidak ada diagnosa potensial yang terjadi karena tidak ada data
yang memerlukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya. Sehingga antara teori dan praktek tidak terdapat
kesenjangan.
4. Antisipasi
Antisipasi atau tindakan segera pada gangguan reproduksi dengan
disminorea primer yaitu ada beberapa terapi yang dapat dilakukan,
antara lain terapi anti prostaglandin, terapi hormonal, terapi bahan
alami, dan tentu saja menjalani pola hidup yang sehat. Dua terapi yang
pertama harus melibatkan seorang dokter, sedangkan untuk terapi
bahan alami dan pola hidup sehat dapat dilakukan sendiri, seperti
memperhatikan asupan gizi yang seimbang, istirahat yang cukup dan
olah raga sesuai kebutuhan (Atikah dan Siti, 2009).
56
Sedangkan antisipasi atau tindakan segera pada kasus ini yaitu
pemberian terapi obat. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada
kesenjangan.
5. Rencana Tindakan
Asuhan kebidanan pada kasus disminorea primer yang dapat
diberikan menurut Atikah dan Siti (2009), yaitu : Latihan aerobic,
seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, membantu
memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit, pakai
kompres panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri terasa,
pastikan tidur yang cukup sebelum dan selama periode mestruasi,
orgasme dapat meringgankan kram mestruasi pada beberapa
perempuan, Latihan relaksasi atau yuga, dapat membantu
menanggulangi sakit, perencanaan terapi Obat-obatan yang lazim
digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi diantaranya: pereda
nyeri (analgesik) golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI)
misalnya: paracetamol atau asetamonofen (sumagesic, panadol, dll),
asam mefenamat (Ponstelax,Nichostan dll), ibu perofen (Ribunal,
Ostarin dll), Metamizol atau metampiron (Pyronal).
Sedangkan pada kasus Nn. A dengan disminorea primer peneliti
dapat membuat perencanaan sebagai berikut : Beri penjelasan pada
Nn. A tentang kondisinya, ajari Nn. A cara untuk mengurangi rasa
nyeri pada perutnya, anjurkan Nn. A istirahat cukup, anjurkan Nn. A
mengkomsumsi makanan yang bergizi, beri terapi obat oral untuk
57
mengurangi rasa nyeri dan sakit pada perut, yaitu asam mefenamat
@500mg 3 X 1 10 tablet, Fe @20mg 1 X 1 10 tablet. Pada kasus ini
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
Rencana pada kasus ibu hamil Ny. A dengan Disminorea Primer
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan
yaitu dalam mengganjurkan latihan aerobic, relaksasi atau yoga.
Kesenjangan ini tidak menghambat melaksanakan asuhan berikutnya.
6. Implementasi
Pada langkah ini implementasi yang dilakukan menurut Atikah dan
Siti (2009) adalah : Menganjurkan latihan aerobic, menganjurkan
kompres panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri terasa,
menganjurkan tidur yang cukup sebelum dan selama periode
menstruasi, menganjurkan latihan relaksasi atau yoga, dapat
membantu menanggulangi sakit, memberikan Obat-obatan pereda
nyeri (analgesik) golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI)
misalnya: paracetamol atau asetamonofen (sumagesic, panadol, dll),
asam mefenamat (Ponstelax,Nichostan dll), ibu perofen (Ribunal,
Ostarin dll), Metamizol atau metampiron (Pyronal).
Sedangkan implementasi pada kasus Nn. A ini di berikan cara
untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya, menganjurkan istirahat
cukup, mengkomsumsi makanan yang bergizi, beri obat oral Asam
mefenamat @500mg 3 X 1 10 tablet, Fe @20mg 1 X 1 10 tablet.
Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
58
Rencana pada kasus ibu hamil Ny. A dengan Disminorea Primer
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan
yaitu dalam mengganjurkan latihan aerobic, relaksasi atau yoga.
Kesenjangan ini tidak menghambat melaksanakan asuhan berikutnya.
7. Evaluasi
Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan gangguan reproduksi
dengan disminorea primer menurut Atikah dan Siti, (2009) adalah :
Pasien dapat mengobati dirinya sendiri berdasarkan pengalaman
selama berobat ke dokter, selain itu jika nyeri dirasa sangat
menggangu sebaiknya istirahat dan dapat juga menggunakan kompres
hangat untuk menggurangi nyeri. Pada kasus Nn. A ini pasien dapat
mengobati dirinya sendiri berdasarkan pengalaman selama berobat ke
dokter. Pada kasus ini antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Nn. A umur
16 tahun dengan gangguan sistem reproduksi dengan disminorea primer di
RSU Assalam gemolong sragen, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada pengkajian Nn. A dengan gangguan sistem reproduksi dengan
disminorea primer didapatkan data subyektif yaitu sakit pada perut
bagian bawah, pusing, mual, ingin muntah, menstruasinya teratur sifat
darah encer agak menggumpal, dan data obyektif yaitu keadaan umum
cukup, kesadaran composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi
80x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 36,50c, muka pucat menahan
sakit, mata tampak anemis, pada palpasi didapat mammae terasa
keras, nyeri tekan pada perut, USG tidak ada kelainan.
2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 16
tahun dengan disminorea primer dan masalah diperoleh nyeri dan
cemas. Masalah cemas ini terjadi karena remaja mengalami
disminorea. Bagi remaja putri ini hal yang abnormal yang
menimbulkan rasa nyeri sehingga remaja putri cemas dan untuk itu
remaja perlu mendapatkan penjelasan mengenai disminorea dan cara
mengatasinya. Keluhan tersebut akan hilang dalam 1-2 hari. Setelah
60
mendapat penjelasan tersebut maka rasa cemas yang remaja rasakan
dapat berkurang.
3. Tidak ada diagnosa potensial yang terjadi dikarenakan Nn. A telah
mendapat penanganan yang tepat.
4. Pada kasus Nn. A tidak dilakukan antisipasi karena telah memperoleh
penanganan yang tepat.
5. Pada kasus ini, perencanaaan yanng diberikan sesuai dengan keadaan
Nn. A yang meliputi penjelasan tentang kondisinya, ajari pada Nn. A
cara untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya, beri nasehat pada
Nn. A untuk mengkomsumsi makanan bergizi, beri terapi obat
analgetik seperti asam mefenamat @500mg 3 X 1 10 tablet, Fe
@20mg 1 X 1 10 tablet,
6. Pelaksanaan dalam asuhan kebidanan pada Nn. A dengan disminorea
primer adalah memberitahu Nn. A tentang kondisinya, mengajari
pada Nn. A cara mengurangi rasa nyeri pada perutnya,Memberikan
nasehat kepada Nn A untuk mengkomsumsi makanan
bergizi,memberikan terapi untuk disminorea primer yang dialaminya
yaitu asam mefenamat @500mg 3 X 1 10 tablet, Fe @20mg 1 X 1 10
tablet.
7. Dalam evaluasi pada kasus Nn. A selama 2 hari untuk mengetahui
perkembangan remaja dengan hasil keadaan umum baik, aktivitas
kembali lancar, disminorea primer sudah teratasi.
61
8. Penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan
yaitu : pada penanganan kasus Nn. A umur 16 tahun dengan
disminorea primer tidak dianjarkan cara penanganan saat disminorea
primer seperti Mandi air hangat,minum minuman hangat yang
mengandung kalsium tinggi, menggosok-gosok perut atau pinggang
yang sakit, ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke
bawah, relaksasi, aerobic dan yoga sedangkan dilapangan hanya
disaran kan untuk istirahat cukup, mengkomsumsi makanan yang
bergizi, asam mefenamat @500mg 3 X 1 10 tablet, Fe @20mg 1 X 1
10 tablet.
9. Penulis memberikan pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori
dan praktek yaitu : dengan adanya penanganan yang baik dan tepat,
maka klien bisa ditanggani tanpa ada komplikasi meskipun terdapat
sedikit kesenjangan.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis
tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
pada Nn. A umur 16 tahun dengan disminorea primer dan dapat
menerapkan teori dan praktek kebidanan disminorea primer.
62
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan pertimbangan bagi profesi bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi khususnya dalam asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksi dengan disminorea primer.
3. Bagi Institusi dan Pendidikan
a. Rumah Sakit
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya
untuk asuhan keebidanan sistem gangguan reproduksi pada Nn. A
umjur 16 tahun dengan disminorea primer.
b. Bagi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya Karya Tulis Ilmiah bisa bermanfaat
untuk refrensi dan dijadikan acuan bagi adik tingkat yang ingin
mengambil kasus yang sama.