Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”T” DI BIDAN
PRAKTEK MANDIRI NY. ”Z” DI DESA TUGU MANCAR
PERTERONGAN KABUPATEN JOMBANG
Fitria Anggrainy1, Gempi Tri S 2, Wahyu Anjas Sari3) 123STIKES Husada Jombang1,2,3)
Email :[email protected]
Indikator menentukan derajat kesehatan masyarakat salah satunya adalah
angka kematian ibu (AKI).Penyebab kematian ibu terbesar terjadi pada saat masa
nifas yaitu perdarahan masa nifas yang tidak bisa diatasi.Upaya yang dilakukan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh.Tujuan
penelitian ini juga memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif dari masa
hamil sampai KB agar dapat mendeteksi adanya masalah yang muncul serta dapat
membantu program pemerintah menurunkan AKI.
Penelitian ini menggunakan case study secara continuity of care.Subyek
penelitian ini adalah ibu hamil trimester III UK 37/38 minggu, Skor puji rohjati
2.Diberikan asuhan dari masa hamil trimester III sampai KB. Hasil penelitian
mulai tanggal 8 Januari 2019 sampai 25 Maret 2020, pada periode kehamilan
diberikan asuhan sebanyak 3 kali berjalan secara fisiologis. Proses persalinan
fisiologis pervagina. Masa neonatus diberikan asuhan 3 kali, berjalan secara
fisiologis. Pada masa nifas asuhan 2 kali dan pasien tidak mengalami anemia, ibu
diberikan konseling nutrisi,menjaga kebersihan vagina, ASI Eksklusif. Saat
pemilihan kontrasepsi, pasien memilih KB suntik 3 bulan.
Berdasarkan dari hasil kunjungan selama hamil sampai KB diharapkan
dapat membantu program pemerintah yaitu menurunkan AKI.Pada penelitian
berikutnya, disarankan lebih memahami asuhan yang diberikan dalam jangka
pendek maupun panjang.Serta metode yang digunakan bisa dikembangkan lagi
sehingga, hasil penelitian dapat maksimal dan terstruktur.
Kata kunci : Asuhan kebidanan, komprehensif, kehamilan.
PENDAHULUAN
56
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
kehamilan dan persalinan
mempunyai resiko terjadinya
masalah yang dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas. maka dari
itu dibutuhkan asuhan kebidanan
secaraberkesinambungan(Continuity
of care), yang bertujuan untuk
mengetahui tumbuh kembang janin
dan kesehatan ibu, yang diberikan
mulai dari masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir,
serta pemilihan metode kontrasepsi
keluarga berencana secara
komprehensif. (Kemenkes, 2015).
Continuity of care dalam bahasa
indonesia dapat diartikan sebagai
perawatan yang berkesinambungan.
Definisi perawatan bidan yang
berkesinambungan dinyatakan dalam
“bidan dikenal diseluruh dunia
sebagai orang yang selalu berada
bersama ibu dan memberi dukungan
kepada ibu melahirkan. (Diana, 2017
: 5).
World Health Organization (WHO)
tahun 2018 melaporkan AKI didunia
yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat
yaitu 9.300 jiwa, Afrika Utara
179.000 jiwa, dan Asia Tenggara
16.000 jiwa. AKI di negara-negara
Asia Tenggara yaitu Indonesia 214
per 100.000 kelahiran hidup, Filipina
170 per 100.000 kelahiran hidup,
Vietnam 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 44 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei 60 per
100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran
hidup (WHO, 2018).
Menurut BKKBN, KB aktif di antara
PUS tahun 2018 sebesar 63,27%,
hampir sama dengan tahun
sebelumnya yang sebesar 63,22%.
Sementara target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMN) yang ingin dicapai
tahun 2019 sebesar 66%. Hasil SDKI
tahun 2017 juga menunjukan angka
yang sama pada KB aktif yaitu
sebesar 63,6% (Kemenkes, 2018).
Di kabupaten jombang pada tahun
2019 terjadi penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) sebanyak
14orang per 100.000 kelahiran hidup
berbanding tahun 2018 yaitu sebesar
18 orang per 100.000. Angka
tersebut berdasarkan data jumlah
kematian maternal 14 kasus yaitu
perdarahansetelah
melahirkan,mengalami anemia dan
hipertensi dari 19.353 kelahiran
hidup. Sedangkan jumlah kematian
bayi (AKB) pada tahun 2019 tercatat
sebanyak 167 bayi per 100.000
57
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
kelahiran hidup. Kematian bayi
(AKI) disebabkan afiksia atau gagal
nafas saat lahir,berat badan bayi lahir
rendah dan beberapa faktor lain .
Hasil pencapaian program pelayanan
kesehatan ibu hamil dapat dinilai
dengan menggunakan indikator
cakupan K1 dan K4. Cakupan
pelayan K1 di Kabupaten Jombang
pada tahun 2018 adalah 97,8%, yaitu
pelayanan pada 20.815 ibu hamil
dari seluruh ibu hamil yang
berjumlah 21.288 orang sedangkan
cakupan K1 tahun 2017 adalah
96,15% . Cakupan K4 pada tahun
2018 sebesar 90,96%, yaitu
pelayanan pada 19.364 ibu hamil
dari 21.288 total ibu hamil. Capaian
ini meningkat dibanding tahun 2017
sebesar 88,86%. (Profil Kesehatan
Kabupaten Jombang, 2019)
Berdasarkan data yang diperoleh dari
BPM Ny”D” bulan januari dan
februari tahun 2020 terdapat 7orang
ibu hamil dan 3 orang ibu nifas yang
berkunjung, 2 dari ibu hamil yang
mengalami pusing di awal kehamilan
sehingga sulit untuk tidur,1 orang
ibu mengalami nyeri di vagina
Berdasarkan pada permasalahan
tersebut pemerintah membentuk
program SDGs (Sustainable
Development Goals) yang
merupakan kelanjutan dari MDGs
(Millenium Development Goals)
yang berakhir pada tahun 2015.
Menurut Kemenkes RI (2015),
terdapat 17 Tujuan SDGs yang salah
satu tujuannya adalah Sistem
Kesehatan Nasional yaitu pada Goals
ke 3 menerangkan bahwa pada 2030
mengurangi angka kematian ibu
hingga di bawah 70 per 100.000
kelahiran hidup, mengakhiri
kematian bayi dan balita yang dapat
dicegah, mengurangi sepertiga
kematian prematur akibat penyakit
tidak menular melalui pencegahan
dan perawatan, serta mendorong
kesehatan dan kesejahteraan mental
dan menjamin akses semesta kepada
pelayanan kesehatan seksual dan
reproduksi, termasuk keluarga
berencana (KB), informasi dan
edukasi, serta integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan
program nasional (Kemenkes RI,
2015). Sejumlah indikator dalam
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) juga
memerlukan revisi, seperti target
mengurangi Angka Kematian Ibu
melahirkan (AKI) hanya ditargetkan
hingga 306 per 100.000 kelahiran,
pada tahun 2019, dengan target ini
58
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
pemerintah Indonesia akan sulit
memenuhi target SDG yaitu pada
tahun 2030, mengurangi angka
kematian ibu, kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup (UNICEF,
2015).
Program dinas kesehatan kabupaten
jombang dalam upaya menurunkan
AKI dan AKB adalah melakukan
sosialisasi dengan tema orientasi
upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) dalam penurunan AKI dan
AKB melalui peran Lijo atau penjual
sayur bertujuan agar mampu
memberikan peningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan ibu
hamil. Melalui peran serta Lijo atau
penjual sayur keliling yang telah
dibekali pengetahuan dalam
mendampingi ibu hamil (Dinkes
,2020)
Program Indonesia Sehat terdapat 3
komponen yakni mewujudkan
paradigma sehat, penguatan
pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional. Program
Indonesia Sehat telah menunjukan
perbaikan seperti pada kesehatan ibu
dan anak , angka kematian ibu (AKI)
mengalami penurunan dari 390 per
100.000 kelahiran hidup, dan angka
kematian bayi (AKB) 24 per 1000
kelahiran hidup (Kemenkes, 2019).
Penurunan AKI dan AKB terjadi
karena beberapa faktor, yakni hampir
seluruh puskesmas yaitu 9456 telah
melaksanakan kelas ibu hamil,
96,1% ibu hamil pernah
mendapatkan pelayanan antenal
sekali selama kehamilannya, 86%
ibu hamil periksa sekali sewaktu
trimester I, dan 74,1% ibu hamil
periksa sesuai standart, serta
persalinan difasilitas pelayanan
kesehatan telah mencapai 86%
(Kemenkes, 2019).
Berdasarkan jurnal Sari,Rani Pramita
(2018) dengan judul “asuhan
komprehensif mulai dari kehamilan
persalinan bayi baru lahir neonatal
dan KB pada di PMD Dewi Sundari
Desa Mayangan kecamatan jogoroto
kabupaten jombang. . Pada masa
nifas dengan diberikan asuhan terapi
pijat oksitosin untuk memperlancar
produksi ASI Ekslusif pada bayinya
dan mempercepat involusi
uterus.Dengan diberikan ASI
Ekslusif berat badan bayi menjadi
meningkat. Pada masa keluarga
berencana (KB) ibu menggunakan
KB suntik 3 bulan.
59
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
Upaya yang dilakukan pemerintah
provinsi jawa timur dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) antara lain Pemprof Jatim
yang berkerjasama dengan
Kabupaten/ Kota membentuk kader
pendamping ibu hamil risiko tinggi
sejak tahun 2013. Tugas kader
tersebut yaitu mendamping ibu hamil
risiko tinggi selama 10 bulan, mulai
dari kehamilan,sampai masa nifas.
Selain itu, ada pula kader yang di
tugaskan untuk memantau tingkat
kematian ibu hamil dan bayi yang
lahir di setiap posyandu. Selain
pembentukan kader , kader, ketua
tim penggerak PKK jatim juga
mengadakan forum penurunan
kematian (Gebrak) dan pendamping
ibu hamil risiko tinggi (Dinas
Kominfo Jatim, 2015)
Upaya untuk menurunkan AKI dan
AKB diantaranya adalah mendorong
para ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan dan nifas pada Bidan atau
petugas kesehatan lainnya.
Mendorong para ibu melahirkan
ditolong oleh petugas kesehatan,
mempersiapkan suami ibu hamil
untuk mendukung kehamilan dan
persalinan,mendorong diadakannya
tabulin (tabungan ibu bersalin/biaya
persalinan, mempersiapkan angkutan
bagi ibu hamil atau ambulan desa,
mempersiapkan calon donor darah,
mendorong para ibu dan petugas
kesehatan menggunakan Buku KIA
sebagai sumber informasi dan alat
untuk pemeriksaan dan pencatatan
kesehatan ibu dan anak,mendorong
para ibu mengikuti Kelas Ibu Hamil
dan Kelas Ibu Balita, membantu
kesiagaan petugas kesehatan,
mendorong ibu untuk mengonsumsi
tablet Fe selama 90 tablet untuk 3
bulan atau selama masa hamil.
(Dinkes Propinsi Jawa Timur, 2018).
Berdasarkan data diatas, saya selaku
peneliti dan calon bidan melakukan
upaya dalam menurunkan AKI dan
AKB antara lain memberikan
pengetahuan pada ibu tentang
pemenuhan makanan bergizi selama
kehamilan sangat penting untuk
pencegahan kekurangan
gizi,pentingnya melakukan ANC saat
hamil dan memotivasi ibu hamil agar
rutin mengonsumsi tablet FE secara
rutin supaya mencegah terjadinya
anemia dan perdarahan saat
persalinan serta melakukan
kunjungan rumah secara COC
(Continuity Of Care) dengan
60
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
melakukan pemeriksaan ANC secara
komprehensif.
Penurunan AKI dan AKB saat ini
masih menjadi prioritas program
kesehatan di Indonesia. Karena itu
bidan harus memiliki filosofi asuhan
kebidanan yang menekankan
asuhannya terhadap perempuan
(Woman Centered Care) Salah satu
upaya untuk meningkatkan
klasifikasi bidan adalah menerapkan
modeL asuhan kebidanan yang
berkelanjutan (Continuity Of Care/
CoC) dalam pendidikan klinik
(Hanifaria, 2015).
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis melakukan pemantauan pada
Ny “T” hamil trimester III , bersalin,
nifas, neonatus, dan keluarga
berencana di BPM Ny”Z” di Desa
Bongkot Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang
METODE
Membahas mengenai
rancangan atau desain penulisan
studi kasus dan kerangka kerja
penelitian serta subjek penelitian.
Penulisan studi kasus secara
menyeluruh berisi hasil observasi
dan wawancara mendalam pada
subjek yang dipilih saat memberikan
asuhan berkesenambungan
(continuity of care).
(Notoadmodjo,soekidjo,2014
). Case study dalam penelitian ini
adalah asuhan kebidanan
komprehensif pada Ibu hamil mulai
dari kehamilan sampai dengan
pemilihan alat kontrasepsi Hasil dari
pengumpulan data akan di
dokumentasikan dalam pencatatan
asuhan kebidanan komprehensif
meliputi data subjektif, data objektif,
analisa dan penatalaksanaan
(SOAP)..
Teknik pengumpulan data
yang digunakan peneliti dalam LTA l
ini sesuai metode yang digunakan
dalam penelitian deskriptif, yaitu
untuk mengumpulkan informasi
mengenai status gejala, penelitian
secara langsung pada objek
penelitian untuk mendapatkan data
yang diperlukan dengan mengadakan
penelitian di lapangan (field
research).adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut : Studi
kepustakaan, studi dokumentasi,
61
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
wawancara, pemeriksaan fisik,
observasi .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil studi kasus pada Ny.
“T” umur 30 tahun di Desa Bongkot
dari masa kehamilan usia kehamilan
37/38 minggu sampai pemilihan
kontrasepsi.Peneliti melakukan
kunjangan 1 minggu sekali dan
mengikuti pasien ketika pasien
melakukan pemeriksaan ke
puskesmas dan BPM. Melakukan
pemeriksaan untuk memperoleh
informasi yang lebih mendalam dari
klien dan Pemeriksaan yang di
lakukan meliputi pemeriksaan umum
maupun pemeriksaan khusus yang di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP
notes.
Berdasarkan hasil asuhan
yang dilakukan penulis kepada Ny. T
sejak 8 Januari 2019 sampai 25
Maret 2020 atau sejak masa
kehamilan Ny. T berusia 37/38
minggu (masa hamil), bersalin
sampai 39/40 minggu post partum
dan asuhan bayi baru lahir 0 sampai
dengan 19 hari.
A. Masa kehamilan
Selama memberikan asuhan
kehamilan trimester III dengan
jumlah kunjungan 3 kali,
permasalahan yang muncul ada
pada keluhan utama pasien yaitu
merasakan nyeri punggung.Hasil
pemeriksaan yang didapatkan
selama 3 kali kunjungan, dalam
kondisi fisiologis.Dengan hasil
sebagai berikut : Tanda-tanda
vital dalam batas normal TFU
tidak lebih dari 40 cm . TFU = 33
CM Keadaan janin baik, dilihat
dari DJJ tidak <120x / menit dan
tidak > 160x/menit. Skor Pudji
Rohjati 2, diperoleh dari skor
awal ibu hamil =2.
B. Persalinan
Pada kasus Ny “T” Persalinan
terjadi pada usia kehamilan 39-40
minggu secara fisiologis
pervaginam, dimulai dari kala I
persalinan sampai kala IV
persalinan, namun pada saat akan
masa kontraksi dilakukan rujukan
karena ibu tidak ada kemajuan
pembukaan, dan dari hasil usg
diduga berat janin besar 4000 gram,
dikhawatirkan terjadi kemacetan
persalinan persalinan dan juga
belum ada kemajuan pembukaan,
ibu dirujuk ke RSUD Jombang
pada jam 07:00 Wib. Bayi lahir
pada jam 13:50 Wib langsung
62
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
menangis,gerak aktif dan kulit
kemerahan.
C. Masa nifas
Pada Masa Nifas Ny “ T”
diberikan asuhan masa nifas
sebanyak 2 kali kunjungan, yaitu
satu kali kunjungan pada KF 1,2
kali kunjungan pada KF 2, Selama
kunjungan masa nifas berdasarkan
hasil pemeriksaan, Pasien tidak
mengalami anemia, dan ganguan
ASI. Menurut (Sulistyawati,
2015) kunjungan masa nifas
minimal dilakukan 3 kali yaitu
pada KF 1, KF 2, dan KF 3.
Kemudian untuk hb normal pada
ibu nifas yaitu minimal 11,0 gr/dl.
Kemudian pada ibu nifas dengan
anemia diberikan terapi tablet
tambah darah yaitu Fe sesuai
dengan kebutuhan pasien dan
dilakukan cek lab atau cek HB
ulang.
Asuhan masa nifas yang
diberikan sudah sesuai dengan
teori dan pada masa nifas Ny” T”
tidak mengalami ganguan anemia
mau pun pendarahan masa. Pada
kasus ini ibu tidak ada keluhan.
Kemudian ibu tetap diberikan
tablet tambah.
D. Bayi baru lahir dan
kunjungan neonates
Bayi Ny “T” riwayat
persalinan nya lahir spontan
pervaginam, langsung menangis,
gerak aktif, warna kulit
kemerahan. BBL 3660 gram
dengan PB 51 cm, dilakukan IMD
setelah bayi lahir, kemudian 6 jam
setelah lahir sudah mendapatkan
imunisasi Hb 0, dan injeksi vit K.
Setelah bayi lahir sampai saat ini
bayi hanya mendapatkan asupan
nutrisi ASI tanpa ada tambahan
susu formula. Bayi tidak
mengalami kuning, dan
mengalami kenaikan berat badan
setiap kunjungan neonatusnya.Hal
ini sesuai dengan teori yang
mengemukakan bahwa
pertumbuhan bayi ditentukan oleh
praktek pemberian ASI yang
menjadi salah satu terapan dalam
10 langkah menuju keberhasilan
menyusui (Prihartanti, Niken
Grah 2016).
E. Kunjungan KB
Pada asuhan Kb dilakukan
kunjungan 2 kali yaitu pada saat
pemasangan kontrasepsi dan
pasca pemasangan kontrasepsi
Dari hasil asuhan yang sudah
63
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
dilakukan pasien memilih alat
kontrasepsi suntik 3 bulan.Dan
setelah penyuntikan, ibu
menyampaikan ada keluhan
gangguan menstruasi, darah
haidnya lebih banyak dari haid
sebelum pemakain KB.Hal ini
berlangsung kurang lebih selama
10 hari.
Berdasarkan hal di
atas tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan fakta, dimana
efek samping dari alat
kontrasepsi.
KESIMPULAN
1. Asuhan komprehensif pada saat
kehamilan dilakukan asuhan
sebanyak 3 kali dan selama
kehamilan muncul keluhan nyeri
punggung dan masih bisa diatasi,
hal ini masih dalam kondisi
fisiologis
2. Asuhan komprehensif pada saat
persalinan terdapat kesenjangan
namun persalinan berada dalam
kondisi fisiologis
3. Asuhan komprehensif pada saat
masa nifas dilakukan asuhan
sebanyak 2 kali, Hasil asuhan
yang sudah dilakukan pasien tidak
mengalami anemia. pada hari ke 4
post partum pasien tidak ada
keluhan, pasien hanya
mendapatkan konseling,
pemberian terapi tablet penambah
darah dan melakukan cek hb
ulang.
4. Asuhan komprehensif pada
Neonatus dilakukan asuhan
sebanyak 3 kali dan berada dalam
kondisi fisiologis dimana bayi
mendapatkan ASI yang cukup,
tidak ada tanda-tanda bahaya pada
bayi, kenaikan berat badan
meningkat setiap kunjungan
neonatusnya.
5. Asuhan komprehensif KB
dilakukan asuhan sebanyak 1 kali
dengan pemilihan alat kontasepsi
suntik 3 bulan, pasca pemakain
kontrasepsi muncul keluhan
gangguan pola haid, yaitu darah
haid yang lebih banyak, dan masih
bisa diatasi karena masih dalam
kondisi fisiologis.
SARAN
1. Bagi Peneliti
Peneliti lebih dapat
mengembangkan
pengetahuan tentang asuhan
kebidanan komprehensif
mulai dari masa kehamilan,
64
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
persalinan, nifas, neonatus,
dan KB dengan belajar lebih
banyak dari referensi terbaru
dan melatih keterampilan
perawatan maupun
pemeriksaan kepada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
neonatus dan KB.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi wacana
pengetahuan tentang masa
kehamilan, persalinan, nifas,
neonatus, dan KB yang
harus di perhatikan
kelayakannya dan diberikan
fasilitas yang mewadai
untuk hasil penelitian yang
di kumpulkan pada Institusi
Pendidikan yang terkait.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya
diharapkan lebih dapat
mengembangkan asuhan
kebidanan komprehensif
mulai dari kehamilan sampai
KB dengan lebih teliti dan
memperhatikan kebutuhan
pasien yang sesuai dengan
masalah yang ada di
lapangan sehingga hasil
penelitian lebih menarik dan
tersusun secara sistematis.
4. Bagi Pelayanan Kesehatan
Standar asuhan pelayanan
kebidanan sudah sesuai
dengan standar yang sudah di
tentukan, tetapi akan lebih
baik jika ditingkatkan
pelayanaan nya sehingga
pencapaian kualitas mutu
pelayanan dapat di capai
secara maksimal.
5. Bagi Responden
Responden dapat memahami
asuhan yang sudah di berikan
secara komprhensif dengan
penyampaian menggunakan
Bahasa yang mudah dipahami
dan penerapan yang jelas dan
tersusun sehingga responden
bisa percaya kepada peneliti
dan bersikap kooperatif.
6. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan
dapat melakukan asuhan
kebidanan secara
komprehensif dan
berkesinambungan mulai dari
masa kehamilan sampai
65
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
dengan KB.Hal ini dapat
mendeteksi dini jika ada
komplikasi atau penyulit yang
ditemukan, sehingga dapat
menurunkan Angka kesakitan
dan kematian pada ibu dan
bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi. (2012). Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Amirin, Tatang M. (2015). Metode
Penelitian Sekunder (Analisis
Data Sekunder).
Diana, sulis. (2017). Model Asuhan
Kebidanan Continuity of Care.
Surakarta: Kekata Publisher.
Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang, (2018). Profil
Kesehatan Kabupaten
Jombang. Jombang: Dinkes
Jombang.
Diakses dari
https://Tatangmanguny.wordpr
ess.com/(2015/04/12/) metode
Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang, (2019). Profil
Kesehatan Kabupaten
Jombang. Jombang: Dinkes
Jombang.
DinKes Provinsi Jawa Timur (2017).
Profil Kesehatan Jawa Timur
(2017).
Elizabeth, Siwi W dan Endang P.
(2015.) Asuhan Kebidanan
Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta : Pustaka Baru
Press
Kemenkes RI. (2007).
No.938/Menkes/SK/VIII/2013.
Standart Asuhan Kebidanan.
Jakarta: Kepmenkes RI.
Kepmenkes RI No.
1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Kemenkes RI (2015) Rencana
Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun (2015-2019),
August. doi: 351.077 Ind r.
Kemenkes (2018) Profil Kesehatan
Indonesia (2017). Jakarta:
Kementerian Kesehatan
Indonesia.
Kholifah, S. N. (2016). Keperawatan
Gerontik. Pusat pendidikan
sumber daya manusia
kesehatan badan
66
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan, 10.
Kumalasari,Intan. (2015) .Panduan
Praktek Laboratium Dan
Klinik Perawatan
Anternatal,Internatal,Postnatal
,Bayi Baru Lahir Dan
Kontersepsi.Jakarta:Salemba
Medika
Rustikayanti, N,R, et all, (2016)
Perubahan Psikologis pada
Ibu Hamil Trimester III. The
Southeast Asian Jornal Of
Midwifery 2(1)
Romauli,S. (2011) Buku Acuan
Nasional Pelayanan
Kehamilan Yogyakarta ; Nuha
Medika
Sartika, Nita,. (2016). Asuhan
Kebidanan Fisiologis di BPM
Bidan Elis Lismayani
SST.SKM.MM, di Kabupaten
Ciamis. Skribsi Ciamis D III
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah
Ciamis.
Saifuddin, Abdul. Bari (ed) (2013).
Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal
Saifullah, A. (2015). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Perawat
dengan Tindakan Perawat
dalam Managemen Nyeri Post
Operasi di Bangsal Bedah
RSUD DR Suehadi
Prijonegoro Sragen
South Australian Perinatal Practice
Guidelines. (2016). Anaemia in
Pregnancy. Diunduh (2017),
dari
http://www.sahealth.sa.gov.au/
wps/wcm/connect/public+cont
ent/sa+health+
internet/resources/policies/anae
mia+in+pregnancy++sa+perina
tal+practice+guidelines.
Sulistyawati A. Buku ajar asuhan
kebidanan pada ibu nifas.
Yogyakarta: Penerbit Andi;
(2015). penelitian-sekunder-
analisis-data-sekunder/
Tewary, K., & Singh, Anubha.
(2017). Anaemia in Pregnancy.
Diunduh (20/08/2017), dari
https://www.apiindia.org/pdf/m
edicine_update.../mu_102.pdf
World Health Organization, (2018).
Maternal Mortality.
https://www.who.int/news
room / fac t-
67
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
sheets/detail/maternal-
mortality. Diakses pada tanggal
13 Desember 2018)
World Health Organization. (2013).
Trend in Maternal Mortality:
(1999 to 2013). Geneva: WHO,
UNICEF, UNFPA, and The
World Bank
WHO Health Statistics. (2017).
Monitoring health for the
SDGs. Diunduh
(20/08/2017),dari
http://www.who.int/gho/public
ations/world_health_statistics/2
017/en/
Wiknjosastro. (2016) Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta;
JNPK-KR.