Upload
erwinramadhani
View
506
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK ( N.E.T )
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Erwin Ramadhani
2. Fransiska
3. Hamlie
4. Faesal maulani
PENGERTIAN
Nekrolisis Epidermal Toksik ( N.E.T ) adalah umumnya merupakan penyakit berat, gejala kulit yang terpenting dan khas adalah epidermolisis yang menyeluruh, dapat disertai kelainan pada selaput lendir di orifisium dan mata
EPIDIMIOLOGI
Kejadian di seluruh dunia adalah 0,5 sampai 1,4 kasus per 1 juta penduduk per tahun.
Jenis kelamin ; frekuensi yang sama pada pria dan wanita
Bisa mengenai semua kelompok usia tetapi lebih umum pada orang tua, kemungkinan karena meningkatnya jumlah obat yang dikonsumsi oleh orang tua
PROGNOSIS
Jika penyebabnya infeksi, maka prognosisnya lebih baik dari pada jika disebabkan alergi terhadap obat. Kalau kelainan kulit luas, meliputi 50-70% permukaan kulit, prognosisnya buruk. Jadi luas kulit yang dikenai mempengaruhi prognosisnya. Juga bila terdapat purpura yang luas dan leukopenia. Angka kematian di bagian kami antara tahun 1982-1990 (selama 9 tahun) 21,7%, jadi lebih tinggi dari pada Sindrome Steven Johnson yang hanya 1%, karena N.E.T. memang lebih berat. Menurut kepustakaan angka kematian 25-50%.
ETIOLOGI
Etioliginya sama dengan Syndrome Steven Johnson. N.E.T. juga dapat terjadi akibat reaksi graft versus host.-Infeksi (virus,jamur,bakteri,parasit)-Sepertiga kasus nekrolisis epidermal toksika disebabkan oleh suatu reaksi terhadap suatu obat.-Obat yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah: Penisilin, Allopurinol Antibiotik yang mengandung sulfa Makrolida Quinolon Barbiturat Antikonvulsi (anti-kejang) Obat anti peradangan non-steroid
MANIFESTASI KLINIS
Gejala prodromal : malaise, lelah, mual, muntah, diare, angina, demam, konjungtivitis ringan, radang mukosa mulut & genital
Beberapa jam – hari kemudian kelainan kulit : makula, papel, eritematosa, morbiliformis disertai dengan bula flaccid cepat meluas & konfluens
Lesi wajah, ekstremitas & badan Lesi eritem,vesikel, erosi mukosa pipi, bibir,
konjungtiva, genitalia, anus Onikolisis, alis, bulu mata rontok +
epidermolisis kelopak mata
LANJUTAN
KU buruk, suhu ↑, Kesadaran ↓ Tanda Nikolsky (+): Jika daerah-daerah kulit yang tampak normal diantara lesi-lesi digaruk, epidermis dengan mudah terkelupas dari permukaannya.
Organ tbh : perdarah tr. GI, trakeitis, bronkopneumonia, udem paru, emboli paru, ggg keseimbangan cairan & elektrolit, syok hemodinamik & kegagalan ginjal
Sebuah ruam papular atau makular yang “terbakar/nyeri” kemerah-merahan dengan batas tidak tegas kemudian terbentuk membentang mulai dari wajah sampai batang-tubuh atas. Pelepuhan terjadi dan kemudian bergabung. Epidermis bisa terkelupas.
LANJUTAN
Pada penyakit ini terlihat adanya trias kelainan berupa : Kelainan kulit Kelainan selaput lendir di orifisium Kelainan mata1. Kelainan kulitKelainan kulit terdiri atas eritema, papul, vesikel, dan bula. Vesikel dan bula kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Dapat juga disertai purpura.
LANJUTAN
2. Kelainan Selaput lender di orifisium Kelainan di selaput lendir yang sering ialah pada mukosa
mulut, kemudian genital, sedangkan dilubang hidung dan anus jarang ditemukan.
Kelainan berupa vesikal dan bula yang cepat memecah hingga menjadi erosi dan ekskoriasi serta krusta kehitaman. Juga dapat terbentuk pescudo membran. Di bibir yang sering tampak adalah krusta berwarna hitam yang tebal.
Kelainan di mukosa dapat juga terdapat di faring, traktus respiratorius bagian atas dan esophagus. Stomatitis ini dapat menyeababkan penderita sukar/tidak dapat menelan. Adanya pseudo membran di faring dapat menimbulkan keluhan sukar bernafas.
3. Kelainan Mata Kelainan mata yang sering ialah konjungtivitis, perdarahan,
simblefarop, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis
KOMPLIKASI
Komplikasi pada ginjal berupa nekrosis tubular akut akibat terjadinya ketidakseimbangan cairan bersama-sama dengan glomerolunefritis.Pengelupasan membran mukus dalam mulut, tenggorokan, dan saluran pencernaan; ini menimbulkan kesulitan dalam makan dan minum sehingga mengarah pada dehidrasi dan kekurangan gizi Infeksi kulit oleh bakteri Pengelupasan konjungtiva dan gangguan-gangguan
mata lainnya bisa menyebabkan kebutaan Pneumonia Keterlibatan saluran genital bisa menimbulkan gagal
ginjal Infeksi sistemik dan septisemia (keracunan darah) Syok dan gagal multi-organ
PATOFISIOLOGI
Patogenesisnya belum jelas. Ada yang menganggap bahwa N.E.T. merupakan bentuk berat Sindrome Steven Johnson karena pada sebagian para penderita Steven Johnson penyakitnya berkembang menjadi N.E.T. keduanya dapat disebabkan oleh alergi obatdengan spectrum yang hampir sama. Anggapan lain N.E.T. berbeda dengan Sindrome Steven Johnson karena pada N.E.T tidak didapati kompleks imun yang beredar seperti pada Sindrome Steven Johnson dan eritema multiformis. Gambaran histologiknya juga berlainan.Patofisiologi terjadinya nekrolisis epidermal toksik belum jelas, namun, dipercaya bahwa fenomena immun kompleks yang bertanggung jawab.Salah satu teori menyatakan akumulasi metabolit obat pada epidermis secara genetik dipengaruhi oleh proses imunologi setiap individu.Limfosit T CD8+ dan makrofag mengaktifkan proses inflamasi yang menyebabkan apoptosis sel epidermis
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Biopsi kulit dan hapusan immunofluoresensi harus dipertimbangkan jika diduga pemphigus/pemphigoid
Leukositosis Enzim transaminase serum ↑ Albuminuria : Ggg keseimbangan elektrolit &
cairan
TATA LAKSANA
Resusitasi cairan dan elektrolit Antibiotik intravena untuk infeksi Penatalaksanaan nyeri Dukungan gizi Perawatan luka Debridema (pengangkatan) jaringan mati
secara bedah
LANJUTAN
Obat anabolik Diet tinggi protein & rendah garam Bl perlu transfusi darah
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajiana. Data Subyektif Klien mengeluh demam tinggi, malaise, nyeri
kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan / sulit menelan.
b. Data Obyektif Kulit eritema, papul, vesikel, bula yang mudah
pecah sehingga terjadi erosi yang luas, sering didapatkan purpura.
Krusta hitam dan tebal pada bibir atau selaput lendir, stomatitis dan pseudomembran di faring
Konjungtiva, perdarahan sembefalon ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis.
LANJUTAN
c. Data Penunjang Laboratorium : leukositosis atau esosinefilia Histopatologi : infiltrat sel mononuklear,
oedema dan ekstravasasi sel darah merah, degenerasi lapisan basalis, nekrosis sel epidermal, spongiosis dan edema intrasel di epidermis.
Imunologi : deposis IgM dan C3 serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA.
No Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1. Nyeri b.d adaya
bula
Tujuan :
Klien merasa nyaman dalam
waktu 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Nyeri berkurang / hilang
Ekpresi muka rileks
Berikan kompres dingin
Berikan pakaian yang
tipis dari bahan yang
menyerap
Hindarkan lesi kulit dari
manipulasi dan tekanan
Usahakan pasien bias
istirahat 7-8 jam sehari.
Monitor balance cairan
Monitor suhu dan nadi
tiap 2 jam
2. Gangguan
pemenuhan
nutrisi : Kurang
dari kebutuhan
tubuh s.d sulit
menelan
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
selama perawatan
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Diet yang disediakan habis
Hasil elektrolit serum dalam
batas normal
Kaji kemampuan klien
untuk menelan
Berikan diet cair
Jelaskan pada klien dan
keluarga tentang
pentingnya nutrisi bagi
kesembuhan klien
Monitoring balance cairan
Kaji adanya tanda-tanda
dehidrasi dan gangguan
elekrolit
K/P kolaborasi untuk
pemasangan NGT
3. Gangguan
integritas kulit s.d
Tujuan :
Kerusakan integritas kulit
Kaji tingkat lesi
Hindarkan lesi dari
4. Kurang
pengetahuan
tentang proses
penyakit s.d
kurang informasi
Tujuan :
Pengetahuan klien/keluarga
akan meningkat setelah
diberikan penyuluhan
kesehatan
Kriteria hasil :
Klien/keluarga mengerti
tentang penyakitnya
Klien/keluarga kooperatif
dalam perawatan
/pengobatan
Kaji tingkat pengetahuan
klien/ keluarga tentang
penyakitnya
Jeslakan proses penyakit
dengan bahasa yang
sederhana
Jelaskan tentang
prosedur perawatan dan
pengobatan
Berikan catatan obat-obat
yang harus dihindari oleh
klien
5. Potensial terjadi
infeksi sekunder
s.d efek samping
terpasangnya
infus dan terapis
steroid
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi sekunder
selama dalam perawatan
Kriteria hasi :
Tidak ada tanda infeksi
Hindari lesi kulit dari
kontaminasi
Dresing infus dan lesi tiap
hari
Kaji tanda –tanda infeksi
lokal maupun sistemik
Ganti infus set dan
abocatin tiap 3 hari
Kolaborasi untuk
pemeriksaan Ro thorax
dan labortorium
REFERENSI
Hamzah, Mochtar. 2002. Nekrolisis Epidermal Toksik (NET), dalam Djuanda, Adi dkk: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed.3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Parra, Gregory P. 2010. Toxic Epidermal Necrolysis, diakses 31 Mei 2010 dari http://www.emedicine/787323-overview.htm
http://www.pajjakadoi.co.tv/2010/01/lagi-nekrolisis-epidermal-toksik.html
http://www.spesialis.info/?penyebab-nekrolisis-epidermal-toksika.html