Asuhan Keperawatan IHD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hikal

Citation preview

Asuhan Keperawatan IHD (Ischemic HearthDisease)PostedbyayylaaaaonJanuari 15, 2012inAsuhan KeperawatanIHD (ISCHEMIC HEARTDISEASE)I.PengertianYaitu penyakit jantung iskemik, keadaan berkurangnya pasokan darah pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena plak ateromatosa. Jika pengobatan dengan obat-obatan vasodilator tidak berhasil, operasi bypass perlu dipertimbangkan.Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang semua mempunyai kesamaan ketidakseimbangan antara suplai dan tuntutan oksigen (Andrew Selwyn/Wugene Braunwald, 2002) Infark miokard adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung (Arif Mansjoer dkk, 2001) Infark adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan (Carwin.J. Elizabet, 2001) Infark miokard adalah proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Suddart, 2002) Infark miokard adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan suplai oksigen ke myocord (Wayan, I Sudarta, 2007)II. Anatomi fisiologiJantung adalah organ otot dengan 4 ruang yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Jantung dilapisi kantung longgar berisi cairan disebut perikardium keempat ruang jantung tersebut adalah atrium kiri dan dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan.Tujuan sistem kordiovaskuler adalah untuk mengambil oksigen di paru-paru dan zat-zat gizi yang diserap dari usus untuk disalurkan ke semua sel tubuh. Pada saat yang sama, sistem kardiovaskuler mengangkut produk-produk sisa metabolik yang dihasilkan oleh setiap sel untuk dibuang melalui paruatau ginjal.Sisi kiri jantung memompa darah ke seluruh tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran gas di paru. Ini disebut sirkulasi sistemik, sisi kanan jantung memompa darah ke paru untuk mendapat oksigen ini disebut sirkulasi paru (pulmoner)Arteri pulmonaris dan aorta adalah pembuluh-pembuluh yang berotot membesar saat aliran darah dari ventrikel datang. Tekaan sistolik adalah tekanan darah arteri yang dihasilkan selama kontraksi ventrikel. Tekanan diastolik adalah tekanan darah arteri yang dihasilkan sewaktu ventrikel melemas.Bunyi jantung pertama terdengar saat katup AV (katup mitralis dan semilunaris) tertutup karena ventrikel. Bunyinya sedikit memanjang bernada rendah. Bunyi jantung kedua belangsung lebih singkat dan timbul saat katupoutlet dari vertikel, pulmonaris dan aorta menutup. Bunyi jantng III dan IV kadang-kadang terdengar , berkaitan dengan bunyi getaran aliran darah di ventrikel (bunyi III, I dan masuk atrium bunyi IV).Medula adrenal adalah suatu perluasan sistem saraf simpatis. Pada perangsangan simpatis, medula melepaskan norepenfin dan epinefin kedalam sirkulasi. Hormon-hormon ini mencapai jantung dan menimbulkan respon kronotropik dan morropik positif.(Corwin. J. Elizabeth, 2001)Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot jantug. Otot jantung merupakan jaringan yang istimewa karena jika dilihat bentuk dan susunannya sama dengan otot tentang (lurik) tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos di luar kesadaran (dipengaruhi susunan saraf otonom. Bentuknya menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) yang disebut basis cordis. Dibagian bawah agak runcing yang disebut apeks cordis.Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya 250-300 gr lapisan-lapisan :1. EndokardiumLapisan jantung paling dalam terdiri dari jaringan endotel/selaput lendir2. MiokardiumLapisan ini jantung terdiri dari otot-ototjantung3. PerikardiumLapisan jantung paling luar yang merupakan lapisan pembungkus terdiri dari lapisan yaitu lapisan perieatal dan viseral.Kerja jantung mempunyai 3 periode:1. Periode konstriksi (periode sistolik)Saat ventrikel menguncu. Katup bicus dan mikuspidal tertutup, vavula semilunaris aorta dab semilunaris arteri pulmonal terbuka sehingga darah dapat diedarkan keseluruh tubuh.2. Periode dilatasi (periode diatolik)Saat jantung mengembang. Katup bicus dan micuspidal membuka3. Periode istirahatWaktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung berhenti kia-kira 1/10 detik. Pada tiap-tiap konstriksi jantung, akan memindahkan darah sebanyak 60-70 cc.(Syaifuddin, 1997)III. PenyebabTerlapisnya suatu plak ateroskerotik dari salah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang dperdarahi oleh pembuluh darah tersebut.IND juga bisa terjadi apabila lesi membaik yang melekat ke suatu arteri yang rusak membesar dan menyumbat total aliran darah ke bagian hilir atau apabila suatu ruang jantung mengalami hipetrofi berat sehingga kebutuhan oksigennya tidak dapat dipenuhi.Faktor resiko IHD: Riwayat Hipertensi, DM Perokok, obesitas Kadar kolesterol darah tinggi StressFaktor pencetus Kelelahan dan stress emosional(Corwin, J Elizabeth, 2001)IV. Patofisiologi

1. Perubahan awalterjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis2. Perubahan intermediatePlak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner epikardium. Hal ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina atau nyeri pada dada akibat kerja jantung yang meningkat3. Perubahan akhirTerjadi ruptur pada cap atau bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan bebagai macam manifestasi klinik seperti Angina at rest atau Infark Miokard. Dengan terpaparnya isi plak dengan darah, akan memicu serangkaian proses platetel agregasi yang pada akhirnya akan menambah obstruksi dari lumen pembuluh darah tersebut4. Iskemia miokardPeristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolik, lalu kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan impuls listrik (gelombang ST-T) dan akhirnya timbullah keadaan Infark Miokard.o Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner 75%o Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosao Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner utamaV. Manifestasi klinis Nyeri dada >30 menit itensif dan menetap tidak hilang dengan istirahat Mual dan muntah Berkeringat, pasien gelisah takut, muka pucat akibat vasokonstrik simpatis Tatikhardi akibat peningkatan stimulai simpatis jantung Nyeri dada di bagian bawah sternum dan perut atas secara tiba-tiba dan spontan Perasaan lemas bekaitan dengan penurunan darah ke otot rangka Pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteran dan ADH( Arif Mansjoer, 2001)VI. KomplikasiPerluasan inforik dan iskemia pasca infarik, aritmia (sinus gradikardia, supraventriskuler takiartmia, aritmia ventrikular, gangguan konduksil, disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri: Hipotensi dan syok, infark ventrikel kanan, defek mekanik, ruptur miokard, aneurisma ventrikel kiri, perikarditis dan trombus mural.VII. Pemeriksaan diagnostik Tekanan darah mungkin turun atau netral tergantung luasnya kerusakan jantung ECG: elevasi segmen ST diikuti perubahan sampai inversi gelombang T, kemudian muncul peningkatan gelombang dan minimal di dua sadapan. Echocardiogram: digunakan untuk evaluasi lebih jauh mengenal fungsi jantung, khusunya fungsi ventrikel Kolesterol/trigliserida serum meningkat Kadar mioglobin di dalam darah meningkat Peningkatan enzim dan isoenzimnya merupakan indikator spesifik infark miokard akut. (kreatinin konose-ck dengan isoenzimnya CK-MB) Reaksi non spesifik berupa leukositosis polimotfonuklear (PMN) mencapai 12.000 15.000 dalam beberapa jam dan bertahan 3-7 hari Peningkatan LED terjadi lebih lambat, mencapai puncaknya dalam 1minggu dan dapat bertahan 1-2 minggu Ro thorax mengetetahui adanya kardiomegali(Brunner & Suddart, 2002)VIII. Penatalaksanaan Medik Istirahat total Diet makanan lunak/saing serta rendah garam Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena Diberikan diuretik untuk meningkatkan aliran darah ginjal Diberikan nitrat untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan arteri Oksigen 2-4 l/menit Sedatif sedang seperti diazepam 3-4x 2-5 mg perhari. Pada insomnia dapat ditambah fluratepam 15-30 mg Anti koagulan.@ Mengatasi nyeri: Morfin 2,5 5 mg atau petidin 25-50 mg/m bisa diulang-ulang Lain-lain: nitra, antagonis kalsium, dan beta bloker@ Resusitasi jantung paru bila terjadi fibrilasi jantung Heparin 20.000-40.000 u/24jam iv tiap 4-6jam/drip iv dilakukan sesuai indikasi Diteruskan aseta kumoral/walfin(Corwn, J Elizabeh, 2001)IX. Pengkajian keperawatan1. PengkajianI. Data demografi, meliputi:UsiaJenis kelaminRas1. Riwayat kesehatan individu dan keluargaI. Riwayat kesehatan individu secara umum sebelum sakit dan saat sakit sekarangII. Pertumbuhan dan perkembanganKelainan bawaanPertumbuhan dan perkembangan anakGangguan aktivitas1. Riwayat penyakit keluargac. DietKebiasaan makan berlemak, tinggi karbohidrat menyebabkan peningkatan colesterol dan trigliserida dalam darah yang berperan untuk timbulnya arteri sclerosis.d. Status sosial ekonomiRiwayat pekerjaanStatus ekonomie. Sosial budayaOlah raga akan menurunkan venous stasisPenggunaan obatPerokok nicotin mengeluarkan cathecolamin yang mempunyai efek pada adrenegik nerve ending saraf simpatis menyebabkan vasokontriksi mempengaruhi HR dan TD meningkat CO2akan mengurangi kapasitas O2yang berada di pembuluh darah mengakibatkan penambahan beban jantung.f. Psikologis (cemas, takut , konsep diri)AktivitasGejala : Kelemahan, kelelahan, tidak bisa tidur, pola hidup menetap, jadwal olah raga tak teraturTanda : Takikardia, dispnea saat istirahat/aktivitasSirkulasiGejala : Riwayat infark mikoard sebelumnya, PJK, GJK, masalah YD, DMTanda : TD bisa normal/naik turun, Nadi bisa normal, penuh/tidak kuat, atau lemah, kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, disritmid, Bunyi jantung BJ III/IV menunjukkan gagal jantung, Murmur: Menunjukkan gagal katup.disfungsi otot pada pilar, Friksi : Dicurigai perikarditis, Irama jantung: Dapat teratur/tidak, Edema: Distensi vena juguler, edema perifer, edema umum, krekels terjadi pada gagal jantung/ventrikel, Warna : Pucat/sianosis (kulit abu-abu, kuku datar, padat membran mukosa dan bibir)Integritas egoGejala : Takut mati, perasaan ajal sudahdekat, kuatir tentang keluarga, kerja dan keuanganTanda : Menyangkal, cemas, gelisah dan marahEliminasiGejala : Mual, kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hatiTanda : Penurunan hurgor kulit, kulit kering berkeringat muntah perubahan berat badan, bising usus menurun, Makanan cairanHigieneGejala/tanda: Sulit melakukan perawatan diriNeurosensoriGejala : Pusing, berdenyut saat bangun/sewaktu tidurTanda : Perubahan menal, kelemahan, Nyeri ketidaknyamananGejala : Nyeri dada tiba-tiba, tidak hilang dengan istirahat, Lokasi-lokasi tatikhardi pada dada anterior, substernal, prekordit, dapat menyebar ke tangan, bahu, wajah. Kualitas: Chrusing, menyempit, berat, menetap, tertekan Instensitas : 1-10Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh, Menangis, merintih, meregang, mengeliat, Kehilangan kontak mata, menarik diriPernapasanGejala : Dispnea dengan /tanpa kerja, dispnea noktural, Batuk dengan/tanpa sputum, Riwayat merokokTanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, Pucat, cianosis, Bunyi napas bersih/krekels mengih, Sputum: merah muda kenal, bersihInteraksi sosialGejala : Stres saat ini contoh kerja, keluarga, Kesulitan koping dengan stressor yang adaTanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah, takut) menarik diri dari keluarga.(Doenges. Marlin, 2000)PENGKAJIAN FISIK PADA SISTEM KARDIOVASKULERKeadaan UmumKeadaan umum pada klien dengan gangguan system kardiovaskuler dapat dilakukandengan mengobser vasi keadaan fisik tiap bagian tubuh.kesadaran klien perlu dinilai secara umum yaitu compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporokomatous, atau koma.SianosisSianosis adalah perubahan warna kulit menjadi biru yang disebabkan oleh adanya doksihemoglobin dalam pembuluh darah superfisiel.PucatDefisiensi hemoglobin (anemia) dapat menyebabkan kulit menjadipucat dan terlihat pada membrane mukosa skelera dan mulut jika mengalami anemia berat (hemoglobin kurang dari 70 g/I).KelelahanKelelahan (fatique) dapat terlihat jelas, yang disebabkan oleh curah jantung yang rendah akibat sekunder penyakit jantung, sehingga menyebabkan suplai oksigen kejaringan tidak adekuat.HidrasiUntuk menilai hidrasi maka dapat dilakukan hal berikut: Inspeksi adanya mata cekung, membrane mukosa kering, dan keadaan umum yang memburuk akibat dehidrasi berat. Turgor kulit menurun(cubit kulitnya, kulit yang normal cepat kembali keasal bila dilepaskan) terjadi pada dehidras isedang dan berat. Ukur tekanan darah dan tentukan adanya penurunan tekanan darah Timbang berat badan klien dengan menimbang berat badan setiap hari merupakan cara terbaik untuk menentukan perubahan status hidrasi. Misalnya, penurunan berat badan sebesar 5% selama 24 jam menunjukkan bahwa lebih dari 5% cairan tubuh telah hilang.Posisi klienPosisi klien ideal pada pemeriksaan fisik system kardiovaskuler yaitu klieen diposisikan berbaring ditempat tidur dengan bantal secukupnya sehingga tubuh membentuk sudut 45Tanda VitalPemeriksaan tanda vital secara umum terdiri atas nadi, frekuensi pernapasan, tekanan darah dan suhu tubuh.Pemeriksaan NadiPemeriksaan nadi pada system kardiovaskular yang komprehensip dapat membantu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan klien.pengkajian ini meliputi:PalpasiPenilaian palpasi meliputi prekuensi, irama, ciri denyutan, isi nadi, dan keadaan pembuluh darah. Untuk pemeriksaan jantung awal atau bila irama nadi tidak teratur, maka frekuensi jantung harus dihitung dengan melakukan auskultasi denyut apikal selama satu menit penuh sambil meraba denyut nadiFrekuensi NadiFrekuensi nadi normal bervariasi dari frekuensi minimal 50 pada orang dewasa yang sehat dan atletis sampai maksimal melebihi 100 setelah latihan atau saat kegirangan.Tekanan nadi; mungkin sempit mungkin sempit menunjukkan penurunan volume sekuncup.Nadi perifer berkurang; perubahan dalam kekuatan denyutan dapat terjadi; nadi sentral mungkin kuat mis, nadi jugularis, karotis, abdominal terlihat.Pengukuran Tekanan DarahPengkajian tekanan darah dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, karena itu perawat perlu lebih spesifik mengetahui pengukuran tekanan darah. Teknik penggukuran tekanan darah meliputi :Cara Palpasi Hanya untuk mengukur tekanan sistolik Mansetspigmomanometer yang digunakan harus sesuai dengan usia (manset anak-anak lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa). Kenakanmanset pada lengan lalu pompa dengan udara secara perlahan sampai denyut nadi pergelangan tangan tak teraba lagi. Kemudian tekanan didalam manset diturunkan dengan membuka lubang pemompa secara perlahan. Amati tekanan pada skala spigmomanometer. Saat denyut nadi teraba kembali, baca tekanan pada skala spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik.Cara Auskultasi Untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolic. Manset spigmomanometer diikatkan pada lengan atas, stetoskop ditempatkan pada arteri brakialis pada permukaan ventral siku agak baawah manset spigmomanometer. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam spigmomanometer dinaikkan dengan memompa udara ke dalam manset sampai nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam spigmomanometer di turunkan secara perlahan. Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekana yang tercantum pada skala spigmomanometer, tekana ini adalah tekana sistolik. Suara denyyutan nadi selanjutnya agak keras dan tetapterdengar sekeras itu sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama sekali. Tekana darah diukur saat klien berbaring. Terkadang ditemukan masa bisu (auscultatory gap), yaitu suatu massa denyut nadi tidak terdengar saat tekanan spigmomanometer.Pemeriksaan Suhu TubuhTemperature harus selalu diukur sebagai bagian dari pemeriksaan klinis awal pada klien.Temperatur yang normal berkisar dari 36,6C-37,2C (98F 99F). pada cuaca yang sangat panas, temperatur dapat naik sampai 0,5C lebih tinggi. Pada kondisi normal,temperatur oral lebih rendah dari pada temperature rectal sebesar 0,2 0,5C.Temperature aksila dapat lebih rendah 0,5C dari pada temperature oral. Temperature badan paling rendah terjadi saat bangun tidur pagi hari dan mencapai puncaknya antara pukul 6 dan 10 sore. Hal ini disebut variasi diurnal. Pola demam (pireksia) bermanfaat untuk menegakkan diagnosis.Pengkajian TanganPada klien jantung, hal penting lain yang harus diperhatikan adalah pemeriksaan ekstremitas atas, yang meliputi hal-hal berikut: Sianosis perifer: kulit tampak kebiruan, menunjukkan penurunan kecepatan aliran ddarah keperifer. Pucat dapat menandakan anemia atau peningkatan tahanan vaskular sistemik Waktu pengisian kapiler (CRT=Capillary Refill Time) merupakan dasar dalam memperkirakan kecepatan alira darah perifer. Temperature dan kelembapan tangan dikontrol oleh system saraf otonom. Edema meregangkan kulit dan membuatnya susah dilipat Penurunan turgor kulit terjadi pada dhidrasi dan penuaan.B1 (Breathing)Pengkajian yang didapat dengan adanya tanda kongestif vascular pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal, batuk, dan edema pulmonal akut. Carckles atau ronki basah halus secara umum terdengar pada dasar posterior paru. Hal ini dikenali sebagai bukti gagal ventrikel kiri. Sebelum carckles dianggap sebagai kegagalan pompa, klien harus diinstrruksikan untuk batuk dalam guna membuka alveoli basilaris yang mungkin dikompersi dari bawah diagfragma.DispneaDispnea, dikarakteristikan dengan pernapasan cepat, dangkal dan keadaan yang menunjukkan bahwa klien sulit mendapatkan udara yang cukup, yang menekan klien. Terkadang klien mengeluhadanya insomnia, gelisah, atau kelelahan, yang disebabkan oleh dispnea.OrtopneaOrtopnea, ketidak mampuan untuk berbaring datar datar karena dispnea, adalah keluhan umum lain dari gagal ventrikel kiri yang berhubungan dengan kongesti vascular pulmonal. Perawat harus menentukan apakah ortopnea benar-benar berhubungan dengan penyakit jantung atau apakah peninggian kepala saat tidur adalah kebiasaan klien belaka. Sebagai contoh, bila klien menyatakan bahwa ia terbiasa menggunakan tiga bantal saat tidur. Tetapi, perawat harusmenanyakan alasan klien tidur dengan menggunakan tiga bantal. Bila klien mengatakan bahwa ia melakukan ini karena menyukai tidur dengan ketinggian ini dan telah dilakukan sejak sebelum mempunyai gejala gangguan jantung, kondisi ini tidak tepat dianggap sebagai ortopnea.Dispnea Nokturnal ParoksismalDispnea Nokturnal Paroksismal (DNP) adala keluhan yang dikenal baik oleh klien yaitu klien biasannya terbangun ditengah malam karena mengalami napas pendek yang hebat. Dispnea nocturnal paroksismal ddiperkirakan disebabkan oleh perpindahan cairan dari jaringan kedalam kompar pada temen intravaskuler sebagai akibat dari posisi telentang. Pada siang hari, saat klien melakukan aktivitas, tekanan hidrostatik vena meningkat, khususnya pada bagian bawah tubuhkarena adanya gravitasi, peningkatan volume cairan, dan peningkatan tonus simpatetik. Dengan peningkatan tekanan hidrostatik ini, sejumlah cairan keluar masuk kearea jaringan secara normal. Namun, dengan posisi telentang. Tekanan pada kapiler-kapiler dependen menurun dan cairan diserap kembali kedalam sirkulasi. Peningkatan volume cairan dalam sirkulasi akan memberikan jumlah tambahan darrah yang dialirkan kejantung untuk dipompa tiap menit (peningkatan beban awal) dan memberikan beban tambahan pada dasar vaskular pulmonal yyang telah mengalami kongesti.Mengingat bahwa DNP terjadi bukan hanya pada malam hari tetapi dapat terjadi kapan saja, klien harus diberikan tirah baring selama perawatan akut di rumah sakit.BatukBatuk iritatif adalah salah satu gejala dari kongesti vaskular pulmonal yang sering tidak menjadi perhatian tetapi dapat merupakan gejala dominan. Batuk ini dapat produktif tetapi biasanya kering dan batuk pendek. Gejala ini dihubungkan dengan kongesti mukosa bronkial dan berhubunngan denngan peningkatan produksi mucus.Edema PulmonalEdema pulmonal akut adalah gambaran klinis paling bervariasi dihubungkan dengan kongesti vaskular pulmonal. Edema pulmonal akut ini terjadi bila tekanan kapiler pulmonal melebihi tekanan yang cenderung mempertahankan cairan didalam saluran vaskuler (kurang lebih 30 mm Hg). Pada tekanan ini, akan terjadi transduksi cairan kedalam alveoli, namun sebaliknnya tekanan ini akan menurunkan tersedianya area untuk transport normal oksigen dan karbon dioksida dari darah dalam kapiler pulmonal.Edema pulmonal akut dicirikan oleh dispnea hebat, batuk, ortopnea, ansietas, sianosis, berkerinngat,kelainan bunyi pernapasan, dan sangat serimh nyeri dada dan sputum berwarna merah muda, berbusa yang keluar dari mulut. Ini memerlukan kedaruratan medis dan harus ditangani dengan cepat dan tepat.B2 (Blood)InspeksiInspeksi adanya perut pascapembedahan jantung. Lihat adanya dampak penurunan curah jantung. Selain gejala-gajala yang diakibatkan dan kongesti vaskular pulmonal, kegagalan ventrikel kiri juga dihubungkan dengan gejala tidak spesifik yang berhubungan dengan penurunan curah jantung. Klien dapat mengeluh lemah, mudah lelah, apatis, letargi, kesulitan berkonsentrasi, difisit memori, dan penurunan toleransi latihan. Gejala ini mungkin timbul pada tingkat curah jantung rendah kronis dan merupakan keluhan utama klien. Sayangnya,gejala ini tidak spesifik dan sering dianggap depresi, neurosis, dan keluhan fungsional. Oleh karena itu, secara potensial hal ini merupakan indicator penting penyimpangan pungsi pompa yang sering tidak dikenali kepentingannya, dank lien juga diberi keyakinan dengan tidak tepat atau diberi tranquilizer (sediaan yang meningkatkan suasana hati-mood). Ingat, adannya gejala tidak spesifik dari curah jantung rendah memerlukan evaluasi cermat terhadap jantung serta pemeriksaan psikis yang akan member informasi untuk menentukan penatalaksanaan yang tepat.PalpasiOleh karena peningkatan frekuensi jantung merupakan respons awal jantung terhadapp stress, sinus takikardia mungkin dicurigai dan sering ditemukan pada pemeriksaan klien denngan kegagalan pompa jantung. Irama lainyang berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi: kontraksi atrium premature, takikardiaatrium paroksimal, dan denyut ventrikel premature.PerkusiPerkusi dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai plesimeter (landasan) rapat-rapat pada dinding dada. Perkusi dapat dilakukan dari semua arah menuju letak jantung. Untuk menentukan batas sisi kanan dan kiri, perkusi ddilakukan dari arah samping ditengah dada. Batas atas jantung dikettahui dengan melakukan perkusi perkusi dari atas kebawah.Perkusi dapat pula dilakukan dari arah sternum keluar dengan jari yang stasioner secara parallel pada ruang interkostal sampai suara redup tidak terdengar. Ukur jarakpada garis midsternal dan tentukan dalam sentimeter. Dengan adanya foto rontgen, perkusi area jantung jarang dilakukan karena gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foto toraks anteroposterior.Pada pemerikasaan ini menunjukkan batas jantung ada pergeseran yang menandakan adannya hipertropi jantung (kardiomegali).AuskultasiTekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya ditemukan apabila penyebab gagal jantung adalah kelainan katup.Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dapat dikenali dengan mudah dibagian yang meliputi: bunyi jantung ketiga dan keempat ( S3, S4)serta crackles padaparu-paru.S4atau gallop atrium, mengikuti kontraksi atrium dan terdenngar paling baik dengan bel stetoskop yang ditempelkan dengan tepat pada apeks jantung.Posisi lateralkiri mungkin diperlukan untuk mendapatkan bunyi. Iini terdengar sebelum bunyi jantung pertama (S1) dan tidak selalu tanda pasti kegagalan kongestif, tetapi dapat menurunkan komplains (peningkatan kekakuan) miokard. Ini mungkin indikasi awal premonitory menuju kegagalan. Bunyi S4 adalah bunyi yang umum terdengar pada klien dengan infarkmiokardium akut dan mungkin tidak mempunyai prognosis bermakna, tettapi mungkin menunjukkan kegagalan yang baru terjadi.S3 atau gallop ventrikel adalah tanda penting dari gagal ventrikel kiri dan pada orang dewasa hampir tidak pernah ada pada adanya penyakit jantung signifikan. Kebanyakan dokter akan setuju bahwa tindakan terhadap gagal kongestif diindikasikan dengan adannya tanda ini. S3 terdengar pada awal diastolik setelah bunyi jantung kedua (S2), dan berkaitan dengan periode pengisian ventrikel pasif yang cepat. Ini juga dapat didenngar paling baik dengan bel stetoskop yang diletakkan tepat diapeks,, dengan klien pada posisi lateralkiri dan pada akhir ekspirasi. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya dipatkan apabila penyebab gagal jantung karena kelinan katup.Penurunan Curah JantungSelain gejala-gejala yang diakibatkan gagal ventrikel kiri dan kongesti vaskular pulmonal, kegagalan ventrikel kiri,, juga dihubunggkan dengan gejala tidak spesifik yang berhubungan dengan penurunan curah jantung. Klien dapat mengeluh lemah, mudah lelah, apatis, letargi, kesulitan berkonsentrasi, difisit memori, atau penurunan toleransi latihan.Bunyi JantungAuskultasi dada memungkinkan pengenalan bunyi jantung normal, bunyi jantung abnormal, bising, dan bunyi-bunyi ekstrakardia. Bunyi jantung normal timbul akibat getaran volume darah dan bilik-bilik jantung pada penutupan katup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup arterior ventrikularis (AV), sedangkan bunyi jantung kedua berkaitan dengan penutupan katup seminularis.Bunyi jantung perlu dinilai kualitas dan frekuensinya. Bunyi jantung merupakan refleksi dari membuka dan menutupnya katup dan terdengar di titik spesifik dari dinding dadaBunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler (mitral dan trikuspidalis).Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aorta dan pulmonal).Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler dihasilkan oleh pengisian ventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi ventrikel pada diastole yang lambat karena meningkatnya tekanan diastole ventrikel atau lemahnya penggelembungan ventrikel.Bunyi bising jantung disebabkan oleh pembukaan dan penutupan katup jantung yang tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada setiap bising jantung adalah : Apakah bising sistolik atau diastolic atau kedua-duanya. Kenyaringan (keras-lemah) bising. Lokasi bising (yang maksimal). Penyebaran bisingDistrimiaKarena peningkatan frekuensi jantung adalah respons awal jantung terhadap stress, sinus takikardia mungkin dicurigai ddan sering ditemukan pada pemeriksaan klien dengan kegagalan pompa jantung. Irama lain yang berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi kontraksi atriumprematur, takikarrdia atrium paroksismal, dan denyut ventrikel premature. Kapanpun abnormalitas irama terdeteksi, seseorang harus berupaya untuk menemukan mekanisme dasar patofisiologisnya, kemudian terapi dapat direncanakan dan diberikan dengan tepat.Kulit DinginKegagalan arus darah kedepan (fordward failure) pada ventrikel kiri menimbulkan tanda-tanda yang menunjukkan berkurangnya perfusi keorgan-organ. Karena darah dialihkan dari organ-organ non vital ke organ-organ vital seperti jantung dan otak untukmempertahankan perfusinya maka maniifestasi paling awal dari gagal kedepan yang lebih lanjut adalah berkurangnya perfusi organ-organ seperti kulit dan otot-otot rangka. Kulit tanpak pucat dan terasa dingin karena pembuluh darah perifer mengalami vasokontriksi dan kadar hemoglobin yang tereduksi meningkat sehingga akan terjadi sianosis.B3 (Brain)Kesadaran klien biasanya compos mentis. Sering ditemukan sianosis perifer apabila terjadi gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien meliputi wajah meringis, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.B4 (Bladder)Perfusi ginjal yang menurun mengakibatkan anuria dengan keluaran kemihkurang dari 20 mV jam. Dengan semakin berkurangnya curah jantung , biasanya menurunkan pula keluaran kemih. Oleh karena adanya respons kompensatorik retensi natrium dan air, maka kadar natrium dalam kemih juga berkurang.B5 Bowel)HepatomegaliHepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena ddihepar.AnoreksiaAnoreksia (hilangnya selera makan ) dan mual terjadi akibat pembesaran venna dan statis vena didalam rongga abdomen.B6 (Bone)EdemaEdema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung yang dapat dipercaya dan tentu saja, ini sering ditemukan bila gaggal ventrikel kanan telah terjadiMudah LelahKlien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi akibat curah jantung yang bekurang yang dapat menghambat pembuangan sisa hasil katabolisme.X. Diagnosa keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan berkurangnya aliran darah jantung2. Ansietas berhubungan dengan takut akan kematian3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan turunnya kontraksi jantung5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan membran kapiler alvedar( Brunner & Suddart, 2002)XI. Pencegahan dan intervensi keperawatan1. Diagnosa keperawatanNyeri akut berhubungan dengan berkurangnya aliran darah jantungTujuanSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah teratasi dengan kriteria: Ekspresi nyeri biasa Menyatakan nyeri dada hilang Mudah bergerak, rileksIntervensi dan rasionalisasia. Pantau karakteristik nyeriMerupakan dasar pengkajian dan pedoman intervensi selanjutnyab. Observasi isyarat ketidaknyamanan non verbalMembantu mengaskan indikator ketidaknyamanc. Berikan lingkungan yang tenang dan nyamanMenurunkan rangsang eksternal yang memicu nyerid. Bantu melakukan teknik relaksasiMembantu mengurangi nyeri, nonfarmakologike. Berikan obat analgesikMenurunkan nyeri hebat dan mengurangi kerja miokardAnsietas berhubungan dengan akut akan kematianTujuanSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bisa terjadi dengan kriteria: Menyatakan kecemasan/takut berkurang Mengungkapkan perasaannya Mengekspresikan perasaan positifIntervensi dan rasionalisasi:a. Pantau tanda dan gejala ansietasMengetahui tingkat ansietas pasienb. Dengarkan keluhan pada pasien dengan penuh perhatianMeningkatkan rasa aman dan nyaman pasienc. Berikan informasi tentang penyakit dan prognosis klienMengurangi ansietasd. Berikan hipnotik (kalium, ativon, dalmane) sesuai indikasiMeningkatkan istirahat dan menurunkan ansietasInteloransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay oksigen dengan kebutuhanTujuanSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bisa teratasi dengan kriteria: Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat Tingkat daya tahan adekuat untuk aktivitas Berpartisipasi dalam aktivitas fisikIntervensi dan rasionalisasia. Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitasMengetahui tingkat toleransi terhadap aktivitasb. Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitasMengindikasikan program obat dan pemberian oksigen tambahanc. Batasi rangsangan lingkunganMemfasilitasi relaksasid. Ajarkan pasien pengaturan aktivitasMencegah keluhane. Kolaborasi dangan ahli terapi oku[asi/fisikMerencanakan dan memantau program aktivitasPenurunan curah jantung berhubungan dengan turunnya kontraksi jantungTujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bisa teratasi dengan kriteria: Edema perifer tidak ada Warna kulit kemerahan Tidak ada distensi vena jugularis Distes tidak adaIntervensi dan rasionalisasia. Pantau tanda kelebihan cairanMengetahui adanya edema periferb. Auskultasi bunyi paruMengetahui adanya suara tambahanc. Ubah posisi pasien tiap 2 jamMenurunkan sirkulasi periferd. Isntruksikan tentang mempertahankan keadekutan asupan dan pengeluaanMemantau keseimbangan asupan dan pengeluarane. Berikan oksigen tambahanMeningkatkan suplai oksigenf. Berikan obat anti aritmiaMenurunkan kontraktilitas koronerGangguan pertukaran gas berhubungan dengan membran kapiler alveolarTujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah keperawatan bisa teratasi dengan kriteria Dada perifer kuat dan simetris Tidak ada edema perifer dan asites Tidak ada angina/nyeri Tidak ada bunyi napas tambahanIntervensi dan rasionalisasia. Pantau nyeri dadaMengetahui tingkat kenyamananb. Observasi adanya perubahan segmen ST pada EKGMengetahui tingkat/luasnya infarkc. Tingkatkan istirahatMeningkatkan pertukaran gasd. Hindari pengukuran suhu pada rektalMengurangi keakuratane. Hindari melakukan manuver valsaud (mengejan) pada pasienMengurangi kontraksi kuat pada jantungf. Jelaskan pembatasan asupan kafein, natrium, kolesterol dan lemakMencegah area infark miokard yang baru(Wilkinson, M Judith, 2007)DAFAR PUSTAKACorwin J,Elisabeth. (2009). Buku Saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC.Doenges dkk.(1999). Rencana AsuhanKeperawatan.Ed3.Jakarta: EGC.Mutaqin, Arif. (2009). B.A Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardovaskuler dan Hematologi.Jakarta: Salemba Medika.Mutaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.Priharjo, Robert. (2006). Pengkajian Fisik Keperawatan. Ed 2. Jakarta : EGC.Price A.S,Wilson L.M. (2005). Patofisiologi. Ed 6. Jakarta: EGC. Sharon Mantik Lewis, RN, PHD, Faan, Margaret Mclean Heitemper, RM, PHD, Faan, S Hannon Ruff Direksen, RN, PHD, 2000.Medical Sugical, Nursing.Volume I. Copyright. Bx Mosby.Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, 2002.Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam.Volume 3. Yogyakarta: EGC.Nanda 2005-2006NIC 2005-2006NOC 2005-2006Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson.Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta: EGC