Upload
dexha
View
217
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
axxa
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN KRISIS
1. PENGKAJIAN
Mengingat batas waktu krisis dan penyelesaiannya sangat singkat yaitu paling lama enam
minggu, maka pengkajian harus dilaksanakan secara spesifik dan pada masalah yang
aktual.
Beberapa aspek yang harus dikaji adalah :
a. Peristiwa pencetus, termasuk kebutuhan terancam oleh kejadian dan gejala yang
timbul misalnya :
1) Kehilangan orang yang dicintai, baik karena perpisahan maupun karena kematian.
2) Kehilangan bi-psiko-sosio seperti kehilangan salah satu bagian tubuh karena
operasi, sakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran, sosial, kehilangan
kemampuan melihat dan sebagainya.
3) Kehilangan milik pribadi misalnya harta benda, kewarganegaraan, rumah digusur.
4) Ancaman kehilangan misalnya anggota keluarga yang sakit, perselisihan yang
hebat dengan pasangan hidup.
5) Perubahan-perubahan seperti pergantian pekerjaan, pindah rumah, garis kerja
yang berbeda.
6) Ancaman-ancaman lain yang dapat diidentifikasi, termasuk semua ancaman
terhadap pemenuhan kebutuhan.
b. Mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kejadian.
Persepsi terhadap kejadian yang menimbulkan krisis termasuk pokok-pokok pikiran
dan ingatan yang berkaitan dengan kejadian tersebut.
1) Apa makna / arti kejadian bagi individu.
2) Pengaruh kejadian terhadap masa depan.
3) Apakah individu memandang kejadian tersebut secara realistis.
c. Mengidentifikasi sikap dan kekuatan dari sistem pendukung meliputi : keluarga,
sahabat, dan orang-orang penting bagi pasien yang mungkin dapat membantu.
1) Dengan siapa tinggal? Sendiri? Dengan keluarga? Dengan teman?
2) Apakah punya teman, tempat mengeluh / curhat?
3) Apakah bisa menceritakan masalah yang dihadapi bersama keluarga?
4) Apakah ada orang / lembaga yang dapat memberi bantuan?
5) Apakah punya keterampilan untuk mengganti fungsi orang hilang dan sebagainya.
d. Mengidentifikasi hal kekuatan dan mekanisme koping sebelumnya yang meliputi
strategi koping yang berhasil dan tidak berhasil.
1) Apakah yang biasa dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi?
2) Cara apa yang pernah berhasil dan tidak berhasil serta apa saja yang menyebabkan
kegagalan tersebut?
3) Apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah sekarang?
4) Apakah suka meninggalkan lingkungan untuk sementara agar dapat berfikir
dengan jernih?
5) Apakah suka mengikuti latihan olahraga untuk mengurangi ketegangan? Apakah
mencetuskan perasaannya dengan menangis?
Perilaku
Beberapa gejala yang sering ditunjukkan oleh individu dalam keadaan krisis antara lain :
a. Perasaan tidak berdaya, kebingungan, depresi, menarik diri, keinginan bunuh diri atau
membunuh orang lain.
b. Perasaan diasingkan oleh lingkungannya.
c. Kadang-kadang menunjukkan gejala somatik.
Pada krisis malapetaka (bencana) perilaku individu dapat diidentifikasi berdasarkan
fase respon terhadap musibah yang dialami. Lima fase respon terhadap musibah yang
dialami.
a. Dampak emosional
Fase ini termasuk kejadian itu sendiri dengan karakteristik sebagai berikut : syok,
panic, takut yang berlebihan, ketidakmampuan mengambil keputusan dan menilai
realitas serta mungkin terjadi perilaku merusak diri.
b. Pemberani (heroic)
Terjadi satu semangat kerjasama yang tinggi antara teman, tetangga dan tim
kegawatdaruratan mengatasi kecemasan dan depresi. Akan tetapi aktivitas yang
terlalu berlebihan dapat menyebabkan keletihan.
c. Honey moon (bulan madu)
Fase ini mulai terlihat satu minggu sampai beberapa bulan setelah terjadi malapetaka.
Bantuan orang lain berupa uang, sumber daya serta dukungan dari berbagai pihak
terkumpulkan, akan membantu membentuk masyarakat baru. Masalah psikologis dan
masalah perilaku mungkin terselubung.
d. Kekecewaan
Fase ini berakhir dalam 2 bulan sampai satu tahun. Pada saat ini individu merasa
sangat kecewa, timbul kebencian, frustasi dan perasaan marah. Korban sering
membandingkan keadaan tetangganya dengan dirinya dan mulai tumbuh rasa benci/
bermusuhan terhadap orang lain.
e. Rekontruksi reorganisasi
Individu mulai menyadari bahwa ia harus menghadapi dan mengatasi masalahnya.
Mereka mulai membangun rumah, bisnis dan hidupnya. Fase ini akan berakhir dalam
beberapa tahun setelah terjadinya musibah.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnose keperawatan pada pasien krisis anatara lain :
a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan anak dalam keadaan sakit, yang
ditandai dengan terbatasnya kemampuan berkonsentrasi, agitasi motorik.
b. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kematian putrinya yang ditandai
dengan ketidakmampuan mengingat kecelakaan yang dialami bersamaan putrinya
tersebut.
c. Koping keluarga tidak efektif untuk mencapai kata sepakat berhubungan dengan
perpisahan dengan suami yang ditandai dengan ketergantungan berlebihan terhadap
temannya, selalu berfikir tentang kepulangan suaminya.
d. Koping keluarga tidak efektif untuk mendapatkan persetujuan berhubungan dengan
istriistri didiagnosa kanker, ditandai dengan perasaan berduka, takut dan merasa
bersalah.
e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan pernikahan putrinya ditandai dengan
batas keluarga yang tidak jelas, pola komunikasi yang menyimpang.
Diagnosa keperawatan (NANDA)
1. Ansietas.
2. Koping keluarga tidak efektif.
3. Koping individu tidak efektif.
4. Perubahan proses keluarga.
5. Berduka.
6. Takut.
7. Perubahan tumbuh kembang.
8. Deficit pengetahuan.
9. Perubahan menjadi orang tua.
10. Respon pasca trauma.
11. Gangguan harga diri.
12. Isolasi sosial.
13. Distress spiritual.
3. PERENCANAAN
Langkah selanjutnya dari intervensi krisis adalah perencanaan.
Dinamika yang mendasari krisis diformulasikan berdasarkan informasi dengan
memperhatikan :
a. Faktor pencetus.
b. Alternative pemecahan maslaah.
Langkah-langkah untuk mencapai pemecahan masalah seperti menentukan
lingkungan pendukung yang membantu pemecahan masalah serta bagaimana
memperkuat sistem tersebut. Mekanisme koping yang perlu dikembangkan dan
diperkuat.
Tujuan :
a. Membantu pasien agar dapat berfungsi kembali seperti sebelum terjadi krisis.
b. Meningkatkan fungsi pasien dari sebelum terjadi krisis (bila mungkin).
c. Mencegah terjadinya dampak serius dari krisis misalnya bunuh diri.
Tindakan keperawatan :
Tindakan keperawatan utama dapat dibagi 4 tingkat dengan urutan dari dangkal sampai
yang paling dalam yaitu :
a. Manipulasi lingkungan untuk memperoleh dukungan situasi.
b. Dukungan umum (general support) : buatlah pasien merasa bahwa perawat ada
disampingnya dan siap membantu. Sikap perawat hangat, menerima, empati secara
penuh perhatian merupakan dukungan bagi pasien.
c. Pendekatan umum(general approach) : membantu klien menghadapi proses berduka
seperti pada korban malapetaka.
d. Pendektan individual (individual approach) : terapi terhadap masalah spesifik pada
pasien tertentu, efektif untuk smeua tipe krisis.
4. EVALUASI
Beberapa hal yang perlu dievaluasi antara lain :
a. Dapatkah individu menjalankan fungsinya kembali seperti sebelum terjadi krisis?
b. Sudahkah ditemukan kebutuhan utama yang dirasakan terancam oleh kejadian yang
menjadi faktor pencetus?
c. Apakah perilaku maladaftif atau symptom ditunjukkan telah berkurang?
d. Apakah mekanisme koping yang adaptif telah berfungsi kembali?
e. Apakah individu telah mempunyai sistem pendukung sebagai tempat dia bertumpu?