Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDA MINAULA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan
Oleh :
YOGI PRASETYO
NIM. P00320015097
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yogi prasetyo
NIM : P00320015097
InstitusiPendidikan : Jurusan Keperawatan
Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
GASTRITIS DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI
PANTI SOSIAL TRESNA WERDA MINAULA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 23 Mei 2018
Yang Membuat Pernyataan
Yogi Prasetyo
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : YOGI PRASETYO
Nim : P00320015097
Tempat/tanggal lahir : lipu ,13 Agustus 1996
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Suku/Bangsa : kulisusu/Indonesia
Alamat : lipu Kecamatan kulisusu
B. Pendidikan
1. SD Negeri 12 Kulisusu Kec.Kulisusu Tamat Tahun 2009
2. SLTP Negeri 6 Kulisusu Kec.Kulisusu, Tamat Tahun 2012
3. SMA Negeri 1 Kulisusu kec.Kulisusu, Tamat Tahun 2015
4. Masuk Politeknik Kesehatan Kendari Tahun 2015 Sampai Sekarang
v
MOTTO
“Semakin besar pengorbanan Semakin besar hasil yang didapatkan”
“Manjadda Wajadda”
“Mindset is Do’a, Perjuangan adalah seni”
“Hidup ini indah jika selalu berfikir positif. Karena hidup adalah
pilihan... hidup adalah keputusan… dan hidup adalah perjuangan”
“Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri
yang merubahnya” (QS. Ar-Ra’d 13:11)
Kupersembahkan Untuk :
Kedua Orang Tuaku
Keluarga dan Guruku
Teman Sepertjuangan
Perawat Muda 2015
Almamaterku
vi
ABSTRAK
YOGI PRASETYO (PO00320015097) dengan judul “ Gambaran Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018 dengan Pembimbing I Hj. Sitti Rachmi Misbah.,S.Kp.,M.Kes dan
Pembimbing II Dali.,SKM.,M.Kes. Gastritis adalah peradangan lokal pada mukosa
lambung, yang berkembang bila mekanisme proktektif mukosa di penuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis ditandai dengan nyeri pada epigastrium, rasa
mual dan muntah, anoreksi, rasa penuh, sendawa dan hematemesis. Dengan kondisi
seperti ini tentunya akan mempengaruhi orang dalam melakukan aktifitas sehari-hari
sehinga menimbulkan dampak orang menjadi lemah. Permasalahan yang diteliti yaitu
untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman dan nyaman di Panti Sosial Tresna Werda Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018. Penelitian secara studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal
16-19 Juli 2018. Dilaksanakan di Wisma Sejahtera Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari. Jumlah sampel 1 responden. Data yang digunakan adalah data
primer diperoleh langsung dari subjek studi dan data sekunder yang diperoleh dari
rekam medis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 16-19 Juli 2018,
diperoleh intensitas nyeri sedang yaitu 6 (1-10) dengan durasi 14 menit pada hari
pertama, intensitas nyeri sedang yaitu 5 (1-10) dengan durasi 12 menit pada hari
kedua, dan intensitas nyeri sedang yaitu 4 (1-10) dengan durasi 7 menit pada hari
ketiga. Kesimpulan penelitian ini diketahui kategori nyeri pada klien termasuk
kategori sedang namun terdapat penurunan skala setiap harinya. Berdasarkan uraian
diharapkan Panti Sosial Tresna Werdha Kendari dapat meningkatkan kualitas hidup
dengan memberikan informasi dan pelayanan kesehatan yang memadai menunjang
pemeriksaan dan tindakan keperawatan terutama pada klien dengan masalah
gangguan rasa nyaman.
Kata Kunci : Lansia, klien, gastritis
Daftar Pustaka : 15 literatur (2008-2016)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis karya tulis ilmiah ini
yang berjudul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Di Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018” dapat di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan yang di sebabkan keterbatasan penulis baik dari segi
pengetahuan, tenaga maupun materi. Oleh karena itu saran, pendapat dan kritik
yang membangun tulisan kearah yang lebih baik sangat dibutuhkan penulis.
Berbagai kesulitan dan hambatan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
penulis dapatkan, namun atas nama rahmat allah SWT, tekaddan kemauan yang
keras terutama adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak
sehingga dapat di selesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan DIII keperawatan. Karena itu, kepada orang tua saya
ayahanda Darwin E. ama.pd dan ibu saya sitti zaelani yang telah memberikan
kasih sayang dan support serta pengorbanan selama penulis menempuh
pendidikan, dan juga segalah kerendahan hati penulis menyampaikan terimah
kasih kepada Hj. Sitti Rachmi Misbah., S.Kp., M.Kes selaku pembimbing I dan
ibu Dali., SKM., M.Kes selaku pembimbing II yang telah mengorbankan waktu
dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan sejak awal penulisan
karya tulis ilmiah sampai pada ujian karya tulis ilmiah ini.
Selesainya karya tulis ilmiah ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekes Kesehatan Kendari.
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
yang telah member izin untuk melaksanakan penelitian.
3. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.kes selaku ketua jurusan keperawatan
poltekes kesehatan kendari.
4. Seluruh Dosen di poltekes kesehatan kendari Khususnya di lingkup jurusan
keperawatan serta seluruh staf yang telah membantu dalam urusan
administrasi selama penulis menjadi mahasiswa.
5. Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd., M.Kes selaku penguji I, Ibu Asminarsih
Zainal Prio, M.Kep, Sp.Kom selaku penguji II, dan Bapak Indriono Hadi,
S.Kep., Ns., M.kes selaku penguji III yang banyak memberikan kritik dan
masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
viii
6. Teristimewah kepeda keluargaku, ibuku, ayahku serta saudaraku goresan ini
adalah ungkapan terimah kasih penulis yang setinggi-tingginya kepada kalian
dengan penuh kesabaran memberikan support, bantuan, dukungan dan
motivasi serta doa yang tulus kepada penulis selama menjalankan pendidikan
di poltekes kendari.
7. Kepada teman-teman Mahasiswa seperjuangan tahun 2015 yang sama-sama
merasakan suka dan duka selama proses pendidikan di poltekes kendari yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu dan kepeda teman-teman saya alwi
alfianto, asdar jaya, mitra dan aris rahmat kebersamaan kita selama ini
merupakan moment terindah terima kasih atas dukungannya selama ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik
yang telah di sumbangkan dari semua pihak selama penyusunan karya tulis ini
kiranya mendapat balasan dari allah SWT, amin
Kendari, Agustus 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................iii
RIWAYAT HIDUP .........................................................................................iv
MOTTO ...........................................................................................................v
ABSTRAK .......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Lansia ............................................................................. 7
B. Konsep Dasar Gastritis .............................................................................13
C. Konsep Dasar Asuhan Keperwatan ..........................................................21
D. Asuhan Keperawatan Pada Gastritis ..........................................................26
E. Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman (nyeri) 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis/Desain studi kasus ............................................................................44
B. Subyek Studi Kasus ..................................................................................44
C. Fokus Studi ...............................................................................................45
D. Definisi Operasional .................................................................................45
E. Tempat dan Waktu ....................................................................................46
F. Pengumpulan Data ...................................................................................46
x
G. Instrument Pengumpulan data ...................................................................47
H. Penyajian Data ..........................................................................................48
I. Etika studi kasus .......................................................................................48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN
A. Hasil Studi Kasus ....................................................................................49
B. Analisa data ............................................................................................55
C. Diagnosa Keperawatan ...........................................................................56
D. Intervensi ................................................................................................56
E. Implementasi ..........................................................................................58
F. Pembahasan ............................................................................................61
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................67
B. Saran ........................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
4.1 Hasil Analsis Data Latar Belakang ...............................................................61
4.2 Intervensi ....................................................................................................63
4.3 Implementasi ...............................................................................................65
4.4 Evaluasi Hasil Penelitian .............................................................................71
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Inform Consent
2. Surat Permintaan Peresetujuan Menjadi Responden
3. Format Penelitan
4. Standar Operasional Prosedur
5. Format Pengukuran Skala Nyeri
6. Surat keterangan telah melakukan penelitian
7. Surat bebas pustaka
8. Surat pengantar dari litbang
9. Surat bebas administrasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lansia adalah fase menurunya kemampuan akal dan fisik, yang di
mulai dengan adanya perubaha hidup. Berdasarkan pengertian lanjut usia
secara umum seseorang di katakan lanjut usia apabila usianya 65 tahun
keatas (Effendi dan Makhfudli, 2009). Menurut World Health
Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia
60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
memasuki tahap akhir dari fase kehidupannya. Lansia merupakan
merupakan suatu keadaan yang di tandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis (Depkes
RI,2015). Jumlah lansia di seluruh dunia saat ini diperkirakan lebih dari
629 juta jiwa (1 dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun
2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho,2008) sedangkan di
Indonesia jumlah lansia pada tahun 2012 mencapai 28 juta atau sekitar
80% dari jumlah indonesia.
Masalah kesehatan pada usia lanjut yang sering terjadi seperti
penyakit kronik degeneratif diantaranya adalah penyakit akibat
aterosklerosis, berbagai penyakit autoimun, keganasan, diabetes melitus,
atritis rematoid, hipertensi, gastritis kronik, dan penyakit paru obstruksi
kronik. Kelainan lambung pada lansia yang sering terjadi seperti tukak
peptic dan karsinoma ventrikuli. Insiden tukak lambung meningkat pada
2
bertambahnya usia dan faktor emosi stress. Keluhan yang sering dirasakan
lansia adalah timbulnya rasa nyeri di perut yang ada hubungannya dengan
makanan dan bersifat periodik, selain itu lansia juga mengeluh perutnya
seperti terbakar, pedih seperti ditusuk-tusuk, rasa mual dan mulut merasa
masam.
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang
bersifat akut, kronik, difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia,
perasaan penuh di perut, tidak nyaman pada epigastrum, mual dan muntah
(Suratun, 2010). Inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa
gaster. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita mendengar banyak orang
yang mengeluh akan rasa tdk enak pada perut bagian atas, misalnya rasa
perut yang selalu penuh, mual-mual, perasaan panas pada perut, rasa pedih
sebelum dan sesudah makan dan sebagainya. Helicobacter pylori
merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan gastritis akut.
prevelansi terjadinya infeksi oleh Helicobacter pylori pada individu. Pada
beberapa studi di Amerika serikat, didapatkan infeksi Helicobacter pylori
pada sebesar 20%, pada usia 40 tahunan sebesar 50% dan pada usia lanjut
sebesar 60% (Harris, 2007).
Pada lansia terjadi perubahan fisiologi saluran cerna termasuk pada
lambung akibatnya lansia mulai sukar makan kemudian lama kelamaan
malas untuk makan-makanan berkonsistensi keras. Perubahan fisiologis
pada lansia sering terjadi atrofi mukosa,dari sel kelenjar, pariental dan sel
chief yang akan menyebabkan peningkatan sekresi asam lambung, karena
sekresi asam lambung berkurang rangsang rasa lapar juga berkurang
3
sehingga menyebabkan gastritis dengan nyeri uluh hati sehingga lansia
merasa tidak nyaman.
Menurut penelitian Dini Freaa Plaosa Maulidia tentang asuhan
keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri di
RSUD Jombang tahun 2016 diperoleh hasil pengkajian pada klien
mengalami gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi
mukosa lambung. Diagnosa yang muncul pada klien. di lakukan dengan
intervensi pengkajian nyeri secara komprehensif (Pain, Quality, Region,
Scale, Timing). Rencana asuhan keperawatan dilakukan dengan
mengontrol nyeri, manajemen nyeri dan teknik nonfarmakologi dengan
relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan.
Implementasi keperawatan dilakukan dengan implementasi yang
dimodifikasi dan implementasi pemberian pendidikan kesehatan dengan
mengatur pola makan dan pembatasan aktivitas yang terlalu berat.
Menurut World Health Organization (WHO) insiden gastritis di
dunia sekitar1,8-2,1 juta dari penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%)
China (31%) Kanada (35%) dan Prancis (29%).di asia tenggara sekitar
583.636 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis merupakan salah
satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia dengan jumlah
30.154 kasus (4,9%) (Depkes,2012). Berdasarkan data dari Dinkes Kota
Kendari tahun 2014 penderita gastritis menempati urutan ke 7 dari 20
penyakit terbesar dengan jumlah penderita terbesar 6.321 (Dinkes Kota
Kendari 2014). Berdasarkan data Panti Sosial Tresnah Werdah Minaula
Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 penderita gastritis 6 kasus
4
pada tahun 2015, sebanyak 19 kasus pada tahun 2016, sebanyak 5 kasus
sedangkan 2017 sebanyak 19 kasus dan pada tahun 2018 sebanyak 6
kasus, oleh karena itu kasus ini harus di tangani secara komperenshif dan
harus di dukung oleh klien sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka
peneliti tertarik untuk merencanakan penelitian dengan judul Gambaran
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Nyaman (nyeri) di Panti Sosial Tresna Werda Minaula Provinsi
Sulawesi Tenggara
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Nyaman (nyeri) di Panti Sosial Tresna Werda Minaula Provinsi
Sulawesi Tenggara.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengidentifikasi asuhan
keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa
aman dan nyaman di Panti Sosial Tresna Werda Provinsi Sulawesi
Tenggara.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
a. Dapat melakukan pengkajian asuhan keperawatan gerontik
kepada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman.
b. Ditetapkan diagnosa keperawatan gerontik pada pasien gastritis
dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyama.
c. Ditetapkan rencana asuhan keperawatan gerontik pada pasien
gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
d. Dapat melakukan implementasi keperawatan gerontik pada
pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
e. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan gerontik pada
pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Panti Sosial Tresnah Werdah yaitu sebagai bahan masukan dan
tambahan referensi pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada
pasien gastritis.
2. Bagi perawat
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik secara
komprehensif pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan
rasa aman dan nyaman.
b. Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan
gerontik pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa
aman dan nyaman.
6
3. Bagi instansi akademik yaitu di gunakan sebagai informasih bagi
institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan di masa yang akan datang.
4. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan
peneliti tentang penyakit gastritis dan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan studi keperawatan.
5. Sebagai sumber informasih bagi pembaca tentang penayakit dan cara
perawatan gastritis.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Lansia
1. Pengertian
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh seperti didalam undang – undang No 13
tahun 1998, yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adail
dan makmur berdasarkan Pancasila. Upaya peningkatan kesejahteraan
sosial lanjut usia pada hikikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai
keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
hidup manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak,
dewasa, dan tua (Nugroho, 2006).
2. Perubahan fisiologis lansia
8
Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus
secara alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya dan
umunya dialami seluruh makhluk hidup. Menua merupakan proses
penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti penurunan daya tahan
tubuh. Setiap orang akan mengalami masa tua, akan tetapi penuaan
pada tiap seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor
herediter, nutrisi, stress, status kesehatan dan lain-lain. Penuaan pada
lansia, memungkinkan terjadinya penurunan anatomis dan fungsional
yang sangat besar. Andrea dan Tobin (peneliti), memperkenalkan
“Hukum 1%”, yang menyatakan bahwa fungsi organ akan mengalami
penurunan sebanyak 1% setiap tahunnya setelah usia 30 tahun
(Martono, 2004).
Penuaan yang dialami oleh lansia memungkinkan terjadinya
fungsi anatomis maupun fisiologis diberbagai sistem tubuh, salah
satunya adalah sistem Gastrointestinal (GI). Sistem Gastrointestinal
(GI) adalah jalur pemasokan nutrisi untuk pertumbuhan dan perbaikan
sel dengan melalui proses ingestion, secretion, mixing and propulsion,
digestion, dan absorption terhadap makanan yang masuk (Derrickson
& Tortora, 2015).
Menurut Ebersole dkk (2014), pada lansia terdapat penurunan
indra perasa atau sense of taste khususnya manis dan asin serta
penurunan sense of smell. Pada lansia mulut yang berfungsi mencerna
makanan menjadi bolus juga mengalami perubahan fisiologis.
9
Perubahan-perubahan tersebut seperti enamel gigi menjadi lebih keras
dan rapuh, dentin menjadi lebih berserabut, dan ruang saraf menjadi
pendek dan sempit menyebabkan gigi menjadi mudah tanggal. Selain
itu, lansia juga mengalami presbyphagia yaitu melambatnya menelan
atau bahkan disphagia yaitu susah menelan Lower esophageal
sphingter mengalami penurunan untuk relaksasi sehingga lansia rentan
mengalami refluks makanan (Mitty, 2008).
Setelah makanan sampai di lambung, makanan akan mengalami
pencernaan lebih kompleks seperti motilitas, sekresi dan digesti.
Ebersole dkk (2014) menyatakan bahwa lambung pada lansia banyak
mengalami perubahan fisiologis berupa penurunan motalitas, volume
dan penurunan sekresi bikarbonat serta mukus lambung. Perubahan ini
disebabkan karena atropi lambung dan Hypochlorydria atau
ketidakcukupan HCL. Penurunan motilitas lambung menyebabkan
makanan menjadi lama dicerna dilambung sehingga terjadi
peningkatan waktu pengosongan lambung dan lansia menjadi jarang
makan.
Di usus halus, makanan telah berbentuk kimus yang siap dicerna
menggunakan enzim-enzim pencernaan dari usus kecil, hati, dan
pankreas. Penuaan yang terjadi pada lansia berpengaruh pada kekuatan
otot di usus dalam gerakan peristaltik. Selain itu, mukosa yang
bertugas melicinkan permukaan juga mengalami penurunan jumlah.
10
3. Batasan lansia
a. World Health Organization (WHO) tahun 1999 menjelaskan lansia
adalah sebagia berikut:
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60 – 74 tahun
2) Usia tua (old) 75 – 90 tahun dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia> 90 tahun
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi
menjadi tiga kategori, yaitua:
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45 – 59 tahun,
2) Usia lanjut adalah usia 60 tahun keatas
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun keatas atau usia 60
tahun keatas dengan masalah kesehatan
4. Ciri – ciri lansia
Adapun ciri – ciri adalah sebagai berikut:
a. Lansia merupakan periode kemunduran sebagian datang dari
faktor fisik dan faktor psikologis, motivasi memiliki peran yang
penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang
memiliki yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan
mempercapat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia
yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada
lansia akan lebih lama.
b. Lansia yang memilik status kelompok minoritas. Kondisi sebagai
akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia
11
dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia
lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial
masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang
mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
masyarakat menjadi positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan tersebut
dilakukan Karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai
ketua RW, sebaliknya masyarakat tidak memberhentikan lansia
seabagai ketua RW karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk
terhadap lansia membuat mereka cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
5. Perkembangan lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus
kehidupan manusia didunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai
akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan, semua orang akan mengalami proses menjadi tua (tahap
penuaan). Masa tua merupakan masa hidup manusia terakhir, dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
12
sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari – hari (tahap penurunan). Penuaan meruapakan perubahan
kumulatif pada mahluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang
mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia penuaan
dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang,
jantung, pembuluh darah, paru – paru, saraf dan jaringan tubuh
lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih
rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan
dibandingkan dengan orang dewasa lainnya.
6. Permasalahan lansia di Indonesia
Jumlah lansia di Indonesia tahun 2014 mencapai 18 juta jiwa
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 41 juta jiwa ditahun 2035
serta lebih dari 80 juta jiwa di tahun 2050. Tahun 2050 satu dari empat
penduduk Indonesia adalah penduduk lansia dan lebih mudah
menemukan penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita.
Sedangkan sebaran penduduk lansia pada tahun 2010, lansia yang
tinggal diperkotaan sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di
pedesaan sebesar 15.612.232 (9,97%). Terdapat perbedaan cukup
besar antara lansia yang tinggal di perkotaan dan di pedesaan.
Perkiraan tahun 2020 jumlah lansia tetap mengalami kenaikan yaitu
sebesar 28.822.879 (11,34%), dengan sebaran lansia yang tinggal di
perkotaan lebih besar yaitu sebanyak 15.714.952 (11,20%)
dibandingakan dengan yang tinggal di pedesaan yaitu sebanyak
13.107.927 (11,51%). Kecenderungan meningkatnya lansia yang
13
tinggal di perkotaan ini dapat disebabkan bahwa banyak perbedaan
antara rural dan urban.
B. Konsep Dasar Gastritis
1. Anatomi Saluran Pencernaan
Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. (Anderson, 1999).
Gambar 1. Anatomi Saluran Pencernaan (Anderson 2013)
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan
dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap
14
dan jalan masuk untuk system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Tenggorokan merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas
dan jalan makanan.
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik.
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri
dari tiga bagian yaitu kardia, fundus dan atrium. Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor
pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel
lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida
menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga
15
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
usus penyerapan (ileum).
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens
(kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh otot sphingter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama
anus (Anderson, 1999).
2. Pengertian
Gastritis adalah peradangan lokal pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme proktektif mukosa di penuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain. (Wijaya & yessie 2013). Gastritis adalah suatu
peradang permukaan mukosa lambung yang bersifat akut dengan
kerusakan Erosive karena hanya pada bagian mukosa (Inaya 2014).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan
penuh di perut, tidak nyaman pada epigastrum, mual dan muntah
(Suratun SKM, 2010).
3. Manifestasi klinik
Manisfestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga
muncul pendarahan pada saluran cerna bagian atas atau bahkan pada
16
beberapa pasien tidak menimbulkan gejalah yang khas. Manisfestasi
gastritis akut dan kronik hampir sama seperti dibawah ini:
1. Anoreksia
2. Rasa penuh
3. Nyeri pada epigastrium
4. Mual dan muntah
5. Sendawa
6. Hematemasis
4. Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicibacter Pilory dan
pada awal infeksi mukosa lambung menunjukan respon inflamasi akut
jika di abaikan akan menjadi kronik (Sudoyo Aru,dkk 2009).
Dapat di catat bahwa faktor etiologi atau faktor penyebab
gastritis sampai saat ini adalah sebagai berikut :
a. Gastritis akut
Gastritis akut di sebabkan oleh beberapa faktor dari luar
misalnya bahan kimia, oleh termis, iritasi bacterial dan lain-lain.
pada sebagian besar karena gastritis erosif misalnya trauma yang
luas operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas dan penyakit hati yang
berat.
Gastritis akut disebabkan karena makanan dan minuman
yang panas atau yang dapat merusak pada mukosa lambung,
misalnya alcohol, salisilat, keracunan makanan yang mengandung
toksin stafilokok dan lain-lain (Hadi Sujono 2013:183).
17
Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi),
kafein, alohol, dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim
infeksi Helicobacter Pilory lebih sering di anggap sebagai
penyebab gastritis akut. Organisme tersebut melekat pada epitel
lambung dan menghacurkan mukosa pelindung, meninggalkan
daerah epitel yang gundul. Obat lain juga terlibat, misalnya anti
inflamasih non steroid misalnya Indometarin, Ibuprofen,
Nakrosen, Sulfonamida, Steroid dan Etanol juga di ketahui sawar
mukosa lambung (Silvia A.2006:87).
b. Gastritis kronik
Dua aspek penting sebagia etiologi gastristis kronis yakni
aspek imunulogis dan aspek mikrobiologis :
Aspek imunologis hubungan antara system imun dan
gastritis kronik menjadi jelas dengan di temukannya auto antibody
terhadap factor intrisik lambung dan sel parietal ( Parietal Cell
Antibodi) pada pasien anemia pernisosa. Antibodi terhadap sel
parietal lebih dekat hubungannya dengan gastritis kronik korpus
dapat menyebar ke atrium dan hipergastirenia. Gastritis autoimun
adalah diagnosa histology karena secara endoskopik amat sukar
menentukannya kecuali sudah amat lanjut. Hipergasterinemia
yang terjadi terus menerus dan hebatnya dapat memicu timbulnya
karsinoid gastritis, tipe ini sulit di jumpai. Aspek bakteriologi
agar cepat dapat mengetahui keberadaan bakteri pada gastritis,
biopsi harus di laksanakan waktu pasien tidak mendapat anti
18
mikroba selama 4 (empat) minggu terakhir. Bakteri yang paling
penting penyebab gastritis adalah Helicobacter Pylory. Gastritis
yang ada hubungannya dengan Helicobacter Pilory lebih sering di
jumpai dan merupakan gastritis tipe ini. Atrofi mukosa lambung
dapat terjadi pada banyak kasus setelah bertahun-tahun mendapat
infeksi Helicobacter Pilory. Atropi terbatas pada atrium pada
korpus atau mengenai keduanya dalam stadium ini pemeriksaan
serologi terhadap Helicobacter Pilory. Lebih sering member hasil
negatif.
Kejadian gastritis kronik sampai saat ini penyebabnya
belum di ketahui dengan pasti oleh karena itu faktor etiologi yang
tertentu mungkin dapat di jumpai pada semua macam gastritis
sebagai penyebab di antaranya: karena infeksi stafilokokkus dan
pada akhirnya dapat menjadi kronik, kemudian karena infeksi
pada sinus, dan pada alcohol terjadi kelainan pada mukosa
sehingga menyebabkan gastritis erosive hemoragik yang berat.
Gastritis dapat di golongkan menjadi dua tipe yaitu gastritis
tipe A dan gastritis tipe B tipe A sering di sebut sebagai gastritis
auto imun di akibatkan adanya sel parietal yang menimbulkan
atropi dan infiltrasi seluler. hal ini di hubungkan dengan penyakit
auto imun seperti anemia pernisosa dan terjadi fundus korpus pada
lambung. Tipe B kadang di sebut Helicobacter Pylori
mempengaruhi atrium pylorus ujung bawah dekat dedenum. faktor
lain seperti diet makan pedas atau makan tidak teratur panas
19
penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refleks usus
ke dalam lambung (Brunerr dan suddarth,2002:1062).
5. Pencegahan
Pencegahan gastritis, sebelum tubuh kita dihinggapi penyakit
alangkah lebih baiknya bila kita melakukan upaya pencegahannya
berikut ini beberapa hal yang dapat di lakukan untuk dapat
mencegah terjadinya penyakit Gastritis seperti:
a. Makan yang teratur
b. Hindari alcohol
c. Makan dalam porsi kecil dan sering
d. Menghindari stress
e. Menghindari rokok
6. Penatalaksanaan gastritis
Pada klien yang mengalami mual dan muntah anjurkan pasien
untuk bedrest status NPO (nothing peroral). pemberian antipiretik
dan pasang infuse untuk mempertahankan cairan dalam tubuh klien.
Pasien biasanya sembuh spontan dalam beberapa hari. Bila muntah
berlanjut perlu dipertimbangkan pemasangan NGT (Naso Gastric
Tube). Antasida diberikan untuk mengatasi perasaan penuh dan tidak
enak di abdomen dan menetralisir asam lambung dengan
meningkatkan pH lambung sekitar 6. Antagonis H2 seperti rantin atau
ranitidin dan semitidin. Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya
infeksi oleh Helicobacter Pilory. Kombinasih dua atau tiga antibiotik
dapat diberikan untuk mengeradikasih Helicobacter Pilory. Telah
20
terjadi pendarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu di
lakukan transfusi darah untuk menganti cairan yang keluar dari
didalam tubuh dan dilakukan lavage (bilas) lambung. Fokus
intervensi keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi dan
mengeliminasi faktor penyebab gastristis antara lain anjurkan klien
untuk tidak mengkomsumsi alcohol, kafein, teh panas, atau zat iritan
bagi lambung serta mengubah gaya hidup dengan hidup sehat dan
meminimalisasi stress.
7. Patofisiologi gastritis
Gambar 2. Pathway Gastritis (Sylvia 2016)
Lambung berisi asam yang menyebabkan sebagian besar
mikroorganisme tidak mampu berkolonisasi. Namun peneliti
21
membukikan bahwa masih cukup banyak sepsis bakteri yang dapat
memanfaatkan lambung sebagai tempat tinggal, salah satu
diantaranya kuman Helicobacter Pilory. Kuman ini mempunyai
sifat khusus tinggal pada lapisan mukus dipermukaan epitel atau
mukosa lambung.
Infeksi kuman Helicobacter Pilory dalam lambung
menimbulkan kelainan melalui efek sitotoksik lambung sehingga
timbul kerusakan mukosa lambung, reaksi inflamasi kronik serta
respon imunologis yang menyebabkan penurunan resistensi mukosa.
Reaksi tubuh terhadap infeksi Helicobacter Pilory dapat berupa
kerusakan (direct injuri) pada mukosa lambung, atau melewati
raeksi imunologis (Anonim 2007).
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Lansia dengan Gastritis
Proses keperawatan merupakan suatu panduan untuk memberikan asuahan
keperawatan profesional, baik untuk individu, kelompok, keluarga, dan
komunitas ( Kozier,2011).
Menurut Craven dan Hirnle, proses keperawatan memiliki enam fase,yaitu
pengkajian, diagnosis, tujuan, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untu mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan adalah
tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses sistematis
22
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Budiono dan Pertami, 2015).
Berikut ini data yang diperoleh ketika melakukan pengkajian pada klien :
a. Data Dasar
Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien.
Data dasar ini meliputi data umum, data demografi, riwayat
keperawatan, pola fungsi kesehatan, data keluhan yang diraskan klien
dan data pemeriksaan yang dilakukan terhadap klien gastritis.
b. Data Fokus
Data fokus adalah informasi tentang status kesehatan klien yang
menyimpang dari keadaan normal. Data fokus dapat berupa ungkapan
yang dirasakan klien terhadap keluhan yang dirasakan seperti rasa
tidak nyaman atau nyeri didaerah epigastrium, mual, muntah dan
bersendawa. Selain itu data fokus juga meliputi hasil pemeriksaan
langsung terhadap klien sebagai seorang perawat.
c. Data Subjektif
Data yang merupakan ungkapan keluhan klien secara langsung dari
klien maupun tidak langsung melalui orang lain yang mengetahui
keadaan klien secara langsung dan menyampaikan masalah yang
terjadi kepada perawat berdasarkan keadaan yang terjadi pada klien.
d. Data Objektif
Data yang diperoleh secara langsung melalui observasi dan
pemeriksaan pada klien. Data objektif harus dapat diukur dan
diobservasi, bukan merupakan interpretasi atau asumsi dari perawat.
23
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pertanyaan yang
menggambarkam respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi aktual atau potensial) dari individu atau kelompok tempat kita
secara legal mengidentifikasi dan kita dapat memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,
menyingkirkan, atau mencegah perubahan. Dengan kata lain diagnosa
keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respons individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggungjawab.
Tujuan diagnosis keperawatan adalah memungkinkan kita sebagai
perawat untuk menganalisis dan mensintesis data yang telah
dikelompokkan.
Tipe diagnosis keperawatan
a. Diagnosis Keperawatan Aktual
Diagnosis yang menjelaskan masalah yang nyata terjadi saat ini.
b. Diagnosis Keperawatan Risiko/Risiko Tinggi
Diagnosis keputusan klinis bahwa individu dan keluarga atau
komunitas sangat rentan untuk mengalami masalah pada situasi yang
sama atau hampir sama.
c. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
Diagnosis pertanyaan tentang masalah yang diduga akan terjadi atau
masih memerlukan data tambahan.
24
d. Diagnosis Keperawatan Sindrom
Diagnosis yang terdiri atas kelompok diagnosis keperawatan aktual
atau risiko/risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu.
e. Diagnosis Keperawatan sejahtera
Diagnosis keputusan klinis yang divalidasi oleh ungkapan yang
subjektif yang positif ketika pola fungsi dalam keadaan afektif.
3. Tujuan Keperawatan
a. Tujuan Adsministrasi
Adsministrasi mengidentifikasi fokus keperawatan. Fokus
intervensi keperawatan dapat diidentifikasi melalui rencan
keperawatan yang disusun.
b. Tujuan Klinik
Merupakan penunjuk dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
4. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, dan megatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi
dalam diagnosis keperawatan. Kegiatan dalam tahap perencanaan adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan Prioritas Masalah Keperawatan.
b. Menetapkan Tujuan Dan Kriteria Hasil.
c. Menetapkan Kriteria Hasil.
d. Merumuskan Rencana Tindakan Keperawatan.
25
e. Menetapkan Rasional Rencana Tindakan Keperawatan.
5. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons klien selama
dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru.
Keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan antara lain sebagai
berikut :
a. Keterampilan Kognitif
Keterampilan kognitif mencakup pengetahuan keperawatan yang
menyeluruh.
b. Keterampilam Interpersonal
Keterampilan interpersonal penting untuk tindakan keperawatan yang
efektif seperti berkomunikasi pada klien, keluarga, dan anggota tim
keperawatan kesehatan lainnya.
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
di buat pada tahap perencanaan.
Tujuan evaluasi antara lain mengakhiri rencana tindakan keperawatan,
memodifikasi rencana tindakan keperawatan, serta meneruskan rencana
tindakan keperawatan.
Macam-macam evaluasi :
a. Evaluasi Proses (Formatif)
26
Evaluasi yang dilakukan setelah selesai tindakan, berorientasi pada
etiologi, dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah
ditentukan tercapai.
b. Evaluasi Hasil (Sumatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan eperawatan secara
paripurna. Berorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan
keberhasilan dan ketidakberhasilan, rekapitulasi, dan kesimpulan
status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
D. Asuhan Keperawatan Pada Gastritis
1. Anamnesis
a. Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku
bangsa, agama, status perkawinan, nomor register, dan diagnosa medis.
Keluhan utama : Nyeri uluh hati.
Keluhan yang menyertai : Mual dan muntah anoreksia pola makan yang
salah, dan stress.
b. Status Kesehatan Saat ini
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menanyakan keluhan utama
yang muncul pada klien biasanya adalah nyeri perut pada bagian
epigastrium, selain itu biasanya klien juga merasakan perasaan tidak
nyaman pada perut, mual, muntah, serta bersendawa. Durasi dan onset
keluhan yang dirasakan, kualitas dan kuantitas keluhan, perjalanan
penyakit, riwayat pengobatan untuk mengurangi keluhan yang
dirasakan pasien.
27
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada pengkajian ini dapat ditemukan faktor-faktor atau penyebab
munculnya gastritis, selain itu perlu ditanyakan apakah klien perna di
rawat di puskesmas atau di rumah sakit dengan penyakit lain.
d. Status Kesehatan Keluarga
Kaji tentang adakah dari generasi terdahulu yang mengalami keluhan
yang sama dengan klien.
e. Pengkajian nyeri/kenyamanan
Pengkajian nyeri atau kenyamanan dilakukan dengan menanyakan
kepada klien bagaimana nyeri dirasakan apakah tajam, dangkal, rasa
terbakar, perih atau nyeri hebat. Nyeri yang dirasakan menjalar atau
tidak, serta lokasi menjalarnya. Nyeri dirasakan berapa lama.
Bagaimana sikap klien atau tindakan untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan. Faktor-faktor pencetus yang bisa memicu nyeri.
f. Riwatan Psikososial
Kaji respons emosi klien terhadap penyakit dan peranya dalam
keluarga dan masyarakat. Klien ini dapat terganggu kualitas hidupnya
karena nyeri yang diraskan .Kebutuhan tidur dan istirahat juga harus di
kaji, selain lingkungan, lama tidur, kebiasaan, kesulitan dan
penggunaan obat tidur.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk
mendukung data anamnesis. Pemeriksaan fisik secara umum meliputi
keadaan umum klien, kesadaran, tekanan darah, nadi dan pernapasan
28
a. Integumen
Pemeriksaan integument yang diperhatikan meliputi warna kulit
apakah ada ikterus atau pucat.
b. Kepala
Pemeriksaan kepala yang diperhatikan meliputi bentuk kepala,
apakah ada benjolan pada kepala, warna rambut.
c. Mata
Pemeriksaan mata yang diperhatikan meliputi apakah ada gangguan
penglihatan, masih mampu membaca, apakah menggunakan kaca
mata, perlu diperiksa apakah mata ada konjungtiva anemis atau sklera
ikterik.
d. Telinga
Pemeriksaan telinga yang diperhatikan meliputi bentuk telinga
simetris antara kanan dan kiri, fungsi pendengaran serta apakah klien
menggunakan alat bantu pendengaran.
e. Mulut dan tenggorok
Pemeriksaan mulut dan tenggorok yang diperhatikan meliputi bibir
tampak pecah-pecah, halitosis, gangguan menelan, jumlah gigi,
masih mampu mengunyah makanan padat.
f. Leher
Pemeriksaan leher yang diperhatikan meliputi JVP, pembesaran
KGB, dan apakah terdapat benjolan pada leher.
g. Sistem Pernapasan
29
Pemeriksaan sistem pernapasan yang diperhatikan meliputi bentuk
dada normal, simetris antara kanan dan kiri, bunyi paru, suara paru
dan frekuensi pernapasan.
h. Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan sistem kardiovaskuler meliputi bunyi jantung, ada bunyi
tambahan, irama jantung, dan tekanan darah.
i. Sistem Gastrointestinal
Pemeriksaan sistem gastrointestinal yang diperhatikan meliputi
apakah klien masih mampu menelan makanan padat, keluhan dalam
menelan makanan, jumlah gigi, suara peristaltic, bentuk abdomen,
nyeri tekan, perkusi abdomen.
j. Sistem Perkemihan
Pemeriksaan sistem perkemihan yang diperhatikan meliputi frekuensi
miksi, warna urin, keluhan nyeri ketika BAK.
k. Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan sistem muskuloskeletal yang diperhatikan meliputi ada
atau tidak kifosis pada tulang punggungnya.
3. Diagnosa Keperawatan Nyeri
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA),
2001 dalam Prasetyo (2010), menjelaskan terdapat dua diagnosa
keperawatan utama yang dapat digunakan untuk menggambarkan nyeri
pada klien, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Sedangkan diagnosa lain
yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan nyeri antara lain :
30
a. Nyeri berhubungan dengan cedera fisik/trauma; penurunan suplai
darah ke jaringan.
b. Nyeri kronik berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat;
jaringan parut; kanker maligna.
c. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri
musculoskeletal; nyeri insisi.
4. Perencanaan Keperawatan Nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat:
(Yuli, 2017).
1. Mengontrol nyeri (Paint Control), dengan kriteria:
a. Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, onset nyeri.
b. Klien mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk
untuk mengurangi nyeri.
c. Klien mampu mengenal tanda-tanda pencetus nyeri.
d. Klien melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
2. Menunjukkan tingkat nyeri (Pain Level) dengan kriteria:
a. Klien mampu mengenal skala, intensitas, frekuensi dan lamanya
episode nyeri.
b. Klien mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
d. Ekspresi wajah tenang.
Intervensi yang dapat dilakukan pada masalah nyeri diantaranya
yaitu:
31
1. Mengontrol nyeri (Paint Control):
a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi,
karakteristik, onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
dan faktor presipitasi.
b. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,
khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif.
c. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat
mengekspresikan nyeri.
d. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi misalnya sebagai
berikut.
1) Relaksasi
a) Instruksikan penggunaan teknik relaksasi agar
mengurangi ketegangan otot
b) Menggunakan bantal dan selimut untuk mendukung
bagian nyeri
c) Menggunakan Tindakan terapi relaksasi napas dalam
d) Mengajarkan teknik relaksasi
5. Pelaksanaan Keperawatan Nyeri
Perawat dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi rasa
nyeri. Tindakan tersebut yaitu tindakan farmakologis dan non
farmakologis. Biasanya untuk nyeri skala yang ringan tindakan non
farmakologis merupakan tindakan intervensi yang paling utama.
Sedangkan untuk mengantisipasi perkembangan nyeri dapat digunakan
32
tindakan farmakologis. Nyeri yang sedang sampai berat menggunakan
teknik non farmakologis, yang merupakan suatu pelengkap yang efektif
disamping tindakan utamanya yaitu farmakologis. (Prasetyo,2010)
a. Faktor lain yang dapat menambah nyeri seperti ketidakpercayaan,
ketakutan, kelelahan dan bosan.
b. Pada nyeri, teknik-teknik non farmakologis yang dapat digunakan
diantaranya:
1) Teknik latihan pengalihan (menonton TV; berbincang dengan
orang lain; dan mendengarkan musik).
2) Teknik relaksasi
Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam, menghembuskan
secara perlahan dan melemaskan otot-otot tangan dan
dilakukan berulang kali hingga memperoleh rasa nyaman.
6. Diagnosa keperawatan pada klien gastritis
a. Nyeri berhubungan dengan teriritasi mukosa lambung.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
tidak cukup dan kehilanga cairan berlebihan akibat muntah.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuak.
7. Intervensi keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan teriritasi mukosa lambung
1) Tujuan :
Nyeri teratasi
2) Kriteria hasil :
33
a) Mampu mengontrol nyeri
b) Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas,dan tanda nyeri)
c) Mampu menyatakan rasa aman setelah rasa nyeri berkurang.
3) Intervensi :
a) Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering.
b) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien.
c) Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
d) Atur posisi tidur senyaman mungkin, posisi yang dapat
menurunkan nyeri.
e) Berikan terapi analgetik dan antasid untuk menghilangkan nyeri
lambung.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan akibat muntah
1) Tujuan :
Fluid balance
2) Kriteria hasil
a) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan berat
badan.
b) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab, tidak ada rasa yang berlebihan.
c) Tekanan darah, suhu tubuh dalam batas normal.
3) Intervensi :
34
a) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
b) Dorong keluarga untuk membatu klien
c) Monitor vital sign
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat.
1) Tujuan :
Nutritional status
2) Kriteria hasil
a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
b) Mampu mengidentifikasih kebutuhan nutrisi.
c) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3) Tujuan:
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalorid dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
b) Berikan informasih tentang kebutuhan nutrisi.
c) Monitor jumlah kalori dan jumlah nutrisi.
5. Implementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup
penerapan keterampilan yang perlukan untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan ( carpenito ). Keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk implementasi biasanya berfokus pada :
a. Membantu aktivitas untuk pasien atau membantu pasien.
b. Melakukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah
baru atau memantau status masalah yang telah ada.
35
c. Memberikan pendidikan kesehatan untuk membantu pasien
mendapatkan pengetahuan yang baru tentang kesehatan atau
penatalaksanaan gangguan.
d. Membantu pasien membuat keputusan tentang layanan kesehatannya
sendiri.
e. Membatu pasien melakukan aktivitasnya sendiri.
f. Membantu pasien mengidentifikasih risiko atau masalah dan menggali
pilihan yang tersedia.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah penilain dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
anda buat pada tahap perencanaan.
E. Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa nyaman (
nyeri )
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah gangguan rasa nyaman (nyeri) yang
dapat dilakukan adalah adanya riwayat nyeri; keluhan nyeri seperti lokasi
nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan waktu serangan. Pengkajian dapat
dilakukan dengan cara PQRST :
a. P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri.
b. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat.
c. R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri.
d. S (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri.
36
e. T (time) adalah lama / waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui
skala nyeri berikut :
a) Skala nyeri 0-3 (nyeri ringan) nyeri masih bisa ditahan dan tidak
menggangu pola aktivitas penderita.
b) Skala nyeri 4-6 (nyeri sedang) nyeri sedikit kuat sehingga dapat
menggangu pola aktivitas penderita.
c) Skala nyeri 7-10 (nyeri berat) nyeri yang sangat kuat sehingga
memerlukan terapi medis dan tidak dapat melakukan pola aktivitas
mandiri.
Klasifikasi Nyeri :
a) Nyeri berdasarkan kualitasnya
(1) nyeri yang menyayat
(2) nyeri yang menusuk
b) Nyeri berdasarkan tempatnya
(1) nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh
(2) nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam
(3) nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral
(4) nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer
(5) nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat
lain
(6) nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh
karena pengalaman masa lalu.
(7) nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus.
37
c) nyeri berdasarkan serangannya
(1) nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6
bulan
(2) nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih
atau sama 6 bulan
d) nyeri menurut sifatnya
(1) nyeri timbul sewaktu-waktu
(2) nyeri yang menetap
(3) nyeri yang kumat-kumatan nyeri menurut rasa
(4) nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk
(5) nyeri difus: nyeri normal yang bisa dirasakan
e) nyeri menurut kegawatan
(1) nyeri ringan
(2) nyeri sedang
(3) nyeri berat
2. Diagnosa Keperawatan
Terdapat beberapa diagnosis yang berhubugan dengan masalah nyeri,
diantaranya :
a. Nyeri akut akibat fraktur panggul
b. Nyeri kronis kronis akibat arthritis
c. Gangguan mobilitas akibat nyeri pada ekstremitas
d. Kurangnya perawatan diri akibat ketidakmampuan menggerakkan
tangan yang disebabkan oleh nyeri persendian
e. Cemas akibat ancaman peningkatan nyeri
38
3. Perencanaan Keperawatan
a. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
b. Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri
yang dialami.
c. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
a. Mengurangi fajktor yang dapat menambah nyeri, misalnya
ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan
kebosanan.
1) Ketidakpercayaan
Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang di derita pasien dapat
mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan
verbal mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan
nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat
mengkaji rasa nyeri pasien agar lebih dapat memahami tentang
nyerinya.
2) Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan
mengurangi nyeri, hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien
bahwa nyeri yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang
tahu secara pasti tentang nyerinya.
3) Ketakutan
39
Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan
pasien dengan mengganjurkan pasien untuk mengekspresikan
bagaimana mereka menangani nyeri.
4) Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya,
kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang
cukup.
5) Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri, untuk mengurangi
nyeri dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik.
Beberapa tehnik pengalih perhatian adalah bernafas pelan dan
berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif
mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, dan sebagainya.
b. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik
seperti :
Teknik latihan pengalihan :
1) Menonton televisi
2) Berbincang-bincang dengan orang lain
3) Mendengarkan musik
Tehnik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi
paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta
40
mengulangi hal yang sama smabil terus konsentrasi hingga dapat rasa
nyaman, tenang, dan rileks.
Stimulasi kulit :
a) Menggosok dengan halus pada daerah nyeri
b) Menggosok punggung
c) Menggunakan air hangat dan dingin
d) Memijat dengan air mengalir
c. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau
memblok stranmisis stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan
cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgesiknya adalah
narkotika dan bukan narkotika. Jenis narkotika diginakan utuk
menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi
vital, seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling banyak
dikenal di masyarakat adalah aspirin, asetaminofen, dan bahan anti
inflamasi nonsteroid. Golongan aspirin (asetysalicylic acid) diguakan
untuk memblok rangsangan pada sentral dan perifer, kemungkinan
menghambat sintesis protagladin yang memiliki khasiat setelah 15-20
menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 jam. Aspirin juga
menghambat agregrasi trombosit dan antagonis lemah terhadap
vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu perdarahan dan
protombin bila diberikan dalam dosis yang tinggi. Golongan
asetaminofen sama dengan seperti aspirin, akan tetapi tidak
menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis nonsteroid anti
inflamatory drug (NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan
41
dosis rendah dapat berfungsi sebagai analgesik. Kelompok obat ini
meliputi ibuprofen, mefenamic acid, fenoprofen, naprofen, zomepirac,
dan lain-lain.
d. Pemberian stimulator listrik yaitu dengan memblok atau mengubah
stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang dirasakan. bentuk
stimulator metode stimulus listrik meliputi:
1) Trancutanneus electrical stimulator (TENS), digunakan untuk
mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan
menempatkan beberapa elektrode diluar.
2) Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan
alat stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang di
implan di bawah kulit dengan transistor timah penerima yang
dimasukkan ke dalam kulit pada daerah epidural dan columna
vetebrae.
3) Stimulator columna vertibra, sebuah stimulator dengan stimulus
alat penerima transistor dicangkok melalui kantong kulit
intraklavikula atau abdomen, yaitu elektroda ditanam melalui
pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang.
5. Evaluasi Keperawatan Nyeri
Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan menilai masalah
nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan
nyeri, diantaranya: mengontrol nyeri (paint control) dengan kriteria:
klien dapat mengetahui penyebab nyeri; klien mampu menggunakan
teknik non farmakologi untuk untuk mengurangi nyeri yaitu dengan
42
terapi relaksasi napas dalam; klien mampu mengenal tanda-tanda
pencetus nyeri; klien melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen, dan menunjukkan tingkat nyeri (pain level) dengan kriteria:
klien mampu mengenal skala, intensitas, frekuensi dan lamanya episode
nyeri; klien mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang; tanda-
tanda vital dalam batas normal; ekspresi wajah tenang. Penurunan skala
nyeri dapat diukur dengan menggunakan salah satu skala nyeri dibawah
ini.
a. Skala Deskriptif Verbal
b. Skala Numerik
c. Skala Analog Visual
d. Skala Wong Baker Faces
0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 5 6
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
Tidak
Nyeri
Nyeri sangat
hebat
43
44
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
J. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yang dilakukan dengan
tujuan untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan
secara objektif dan menganalisis lebih mendalam tentang asuhan
keperawatan pada pasien Gastritis Dalam pemenuhan kebutuhan Rasa
nyaman Di Panti Sosial Tresna Werda Minaula Provinsi Sulawesi
Tenggara.
K. Subyek Studi Kasus
Subyek Penelitian Adalah Subyek Yang Dituju Untuk Diteliti Oleh
Peneliti Atau Subyek Yang Menjadi Pusat Perhatian Atau Sasaran
Peneliti (Arikunto, 2013). Subyek Penelitian Pada Studi Kasus Ini Adalah
1 (Satu) Orang Pasien Dengan Diagnosa medis gastritis di Panti Sosial
Tresna Werda Minaula Provinsi Sulawesi Tenggara dengan kriteria
sebagai berikut:
1. lansia ( lanjut usia ).
2. Responden Yang Menderita gastritis di PSTW minaula yang Bersedia
Menjadi Responden.
L. Fokus Studi
Fokus studi proposal ini adalah mengetahui gambaran asuhan
keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman
45
dan nyaman di Panti Sosial Tresna Werda Minaula Provinsi Sulawesi
Tenggara.
M. Definisi Operasional
Definisi operasional studi kasus asuhan keperawatan :
1. Asuhan keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan keperawatan yang
dilakukan pada lansia dengan gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa
aman dan nyaman di Panti Sosial Tresna Werdah Minaula terdiri dari :
a. Pengkajian adalah dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan yang terdiri dari beberapa tahapan diantaranya
pengumpulan data, pengelompokan data dan menganalisis data.
b. Diagnosa keperawatan adalah gastritis kronik yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman.
c. Perencanaan adalah intervensi dengan teknik relaksasi napas dalam
guna memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman.
d. Implementasi adalah asuhan keperawatan, teknik relaksasi napas
dalam seperti pada SOP ( lampiran 4).
e. Evaluasi adalah langkah terakhir dari asuhan keperawatan pada
pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan
nyaman.
1) Kriteria objektif :
ya (nyaman) : jika terjadi penurunan rasa nyeri.
tidak (tidak nyaman) : jika tidak terjadi penurunan rasa
nyeri.
46
f. Pasien gastritis adalah lansia yang terdiagnosa gastritis oleh dokter
yang terdapat dan tinggal di PSTW Minaula kendari pada saat
penelitian berlangsung.
g. Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman adalah terjadinya
penurunan atau hilangnya nyeri pada klien setelah dilakukan
asuhan keperawatan.
N. Tempat Dan Waktu
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werda Minaula Provinsi
Sulawesi Tenggara
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan setelah ujian proposal, pada tanggal 16 juli
sampai 19 tahun 2018
O. Pengumpulan data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek
studi kasus berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan
Gerontik.Data perimer pada penelitian ini diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara secara langsung dengan subjek
penelitian.
b. Data sekunder
Data klien gastritis yang diperoleh dari rekam medis poliklinik
Panti Sosial Tresna Werda Minaula Provinsi Sulawesi Tenggara.
47
2. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan
cara anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi langsung, wawancara
dan studi dokumentasi. adapun langkah-langkah pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Peneliti meminta surat pengantar pengambilan data awal dari
institusi asal peneliti Politeknik Kesehatan Kendari.
b. Peneliti mengambil data di Panti Sosial Tresna Werda Minaula
Provinsi Sulawesi Tenggara Peneliti meminta surat izin penelitian
dari badan Penelitidan meminta surat rekomendasi dari Panti
Sosial Tresna Werda Minaula Provinsi Sulawesi Tenggara
Peneliti mendatangi subjek studi kasus dan menjelaskan tentang
tujuan penelitian.
c. Informatkonsen diberikan kepada subjek studi kasus dan lansia
P. Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pemilihan sampel penelitian berdasakar pasien
yang dirawat pada waktu jadwal penelitian dengan karakteristik
responden yaitu, dikhususkan pada pasien lansia yang terdiagnosa medis
Gastritis dengan tidak mempersyaratkan jenis kelamin, pekerjaan dan
sosial ekonomi. Dan peneliti menggunaka instrument observasi sebagai
instrument penelitian ini.
Q. Penyajian Data
48
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tekstular
atau narasi disertai dengan ungkapan verbal dari subjek studikasus yang
merupakan data pendukungnya.
R. Etika studi kasus
Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
memenuhi prinsip-prinsip
1. Informed consent ( lembaran persetujuan)
Peneliti meminta partisipanatatu keluarga untuk mendatangani
lembar persetujuan penelitisetelah partisipan setelah partisipan
menyatakan setuju untuk berpartisipasi dalam
penelitian.(Hidayat.2009).
2. Anonymity (Tanpa Nama).
Untuk menjaga kerahasiaan partisipan,mala dalam lembar
pengumpulan data tidak di cantumkan data atau nama tetapi
kode.(Hidaya,2009).
3. Confidentiality ( Kerahasiaan).
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari partisipan
dijaga pleh peneliti.Data hanya disajikan atau di laporkan dalam
bentuk kelompok yang berhubungan dengan penelitian
ini.(Hidayat,2009).
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL STUDI KASUS
1. PENGKAJIAN
a. Karakteristik Demografi
1. Identitas diri klien
a) Nama lengkap : Tn .H.
b) Tempat/tgl lahir : landono
c) Jenis kelamin : laki-laki
d) Status : kawin
e) Agama : islam
f) Suku bangsa : indonesia (tolaki)
g) Pendidikan : SD
h) Diagnosa medis : Gastritis kronik
i) Tanggal pengkajian : 16 juli 2018
j) Alamat : PSTW
2. Identitas keluarga yang dapat dihubungi
a) Nama : -
b) Alamat : -
c) No. Telp : -
d) Hubungan dgn klien : -
b. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
50
a) Frekuensi makan : 3 x sehari
b) Nafsu makan :dari 1 porsi klien hanya
menghabiskan ½ porsi
c) Jenis makanan : padat, ketan, pedas
d) Kebiasaan makan : 3xsehari
e) Makanan yang tidak disukai : -
f) Alergi makanan : mie
g) Pantangan makan : goreng- gorengan, dan mie
h) Keluhan yang berhubungan dengan makanan : klien gatal-gatal
kalau sudah mengkomsumsi indomie
3. Eliminasi
a) BAK
Frekuensi dan waktu : 5-6x/perhari
Kebiasaan BAK pada malam hari : -
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak nyeri saat BAK
b) BAB
Frekuensi dan waktu : 3 hari baru BAB
Konsistensi : lunak
4. Personal higiene
a) Mandi : 2x/ sehari
b) Oral hygiene : jarang
c) Cuci rambut : 2 kali dalam seminggu
5. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
(jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai).
51
a) Merokok : merokok pada waktu masih muda
b) Minuman keras : tidak
c) Ketergantungan obat : : tidak ada
b. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a) Keluhan utama : nyeri abdomen
b) Gejala yang dirasakan klien : nyeri pada perut bagian atas,
, nyeri seperti di tusuk-tusuk
c) Faktor pencetus : pola makan yang tidak
teratur, rokok, telat makan, stress, makanan yang berminyak
seperti goreng- gorengan, mengkomsumsi kopi, makanan yang
padat dan bosan dengan makanan yang disediakan di panti.
d) Upaya mengatasi keluhan : minum obat
2. Pengkajian/pemeriksaan fisik Head To Toe (observasi,
pengukuran, auskultasi, perkusi, dan palpasi)
a) Keadaan umum : komposmentis
b) BB/TB : BB : 50 kg, TB: 150
c) Rambut : beruban
d) Mata : penglihatan klien kurang baik
e) Telinga : keadaan telinga bersih, klien kurang
peka terhadap suara (pendengaran kurang baik)
f) Mulut,gigi dan bibir : mulut bersih , bibir lembab, gigi
ompong
g) Dada : simetris kiri dan kanan
52
h) Abdomen : ada nyeri tekan bagian atas
abdomen
i) Kulit : kering dan keriput
j) Ekstremitas atas : normal
k) Ekstremitas bawah : normal
l) TD/N/S/RR :TD:130/80 mmhg, N:80x/menit,
S:36,8 RR:22x/menit
2. Lingkungan Tempat Tinggal
1. Kebersihan dan Kerapian Ruangan
Kebersihan kamar cukup baik dan rapi, ruangan tampak tertata.
2. Penerangan
Penerangan baik, cahaya masuk ke dalam ruangan.
3. Sirkulasi udara
Lingkungan tempat tinggal klien baik.
4. Keadaan kamar mandi dan WC
Keadaan kamar mandi bersih, terdapat pegangan pada tembok
dikarenakan lantai licin.
5. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor ada di tempat mencuci baju dan piring.
6. Sumber air minum
Sumber air mineral/galon.
7. Pembuangan sampah
Tiap pagi hari sampah dibuang oleh petugas kebersihan.
8. Sumber pencemaran
Tidak terdapat sumber pencemaran di lingkungan rumah.
53
9. Penataan halaman (kalau ada)
Halaman tertata rapi dan bersih.
10. Privasi
Klien menjaga privasinya dengan baik terlihat dengan klien selalu
menutup pintu ketika berganti pakaian maupun pada saat klien
shalat.
11. Risiko injury
Resiko cedera bisa terjadi saat lantai licin
3. Sistem Nilai Kepercayaan
1. Aktivitas Keagamaan yang Dilakukan di Panti
Klien mengatakan selalu mengikuti pengajian setiap malam Jumat
dan tiap dini hari klien melaksanakan shalat sunat tahajud serta pagi
klien melaksanakan shalat dhuha dan sesudah shalat klien
mengatakan sering bertasbih.
2. Pengetahuan Tentang Praktik Keagamaan
Pada saat dilakukan pengkajian klien sangat taat dalam
melaksanakan ibadah, selain shalat wajib, Tn.H juga sering
melaksanakan ibadah shalat sunah. Saat bulan Ramadhan tiba klien
selalu ikut shalat tarawih berjamaah di mushola panti.
3. Kegiatan Keagamaan yang Ingin Dilakukan Selama di Panti
Klien mengatakan selalu ikut kegiatan mengaji.
Pengkajian nyeri (PQRST) dilakukan dan didapatkan hasil :
respon subyektif, P: Tn.H mengatakan nyeri dirasakan paling kuat
jika klien lupa makan, Q: klien mengatakan nyerinya dirasakan
54
seperti tertarik kuat (tajam), R: klien mengatakan sakitnya dirasakan
pada daerah ulu hati, S: skala nyeri 6 (nyeri sedang), T: nyeri
dirasakan tidak menentu waktunya muncul sesekali selama 5 menit
dengan durasinya 15 menit. Respon objektif, Tn. H masih berbaring
dan lemah, ekspresi wajah klien Nampak tenang menahan nyeri ulu
hati yang di alami.
55
B. Analisa data
Tabel 4.1 Hasil Analisis Data
No Data Etiologi Problem
1. DS : P: klien mengatakan nyeri dirasakan
paling kuat jika klien lupa dan malas makan
Q: klien mengatakan nyerinya
dirasakan seperti tertarik kuat
(tajam)
- klien mengatakan nyeri dirasakan
paling kuat jika klien lupa dan malas
makan
R: klien mengatakan sakitnya
dirasakan pada daerah ulu hati
T: klien mengatakan nyerinya pada
skala 6 (nyeri sedang)
T: klien mengatakan nyeri yang
dirasakan tidak menentu waktunya,
muncul selama 5 menit dengan
durasinya 15 menit
DO : - wajah klien Nampak meringis
- klien Nampak menekan daerah
lambung jika nyerinya timbuk
- klien Nampak tenang
- TTV
TD : 130/80 mmhg S : 36,80C
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
Nyeri epigastrium
Nyeri kronik berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
56
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan gastritis kronik berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
E. INTERVENSI
Tabel 4.2 Intervensi
No. Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Gastritis kronik
berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman (nyeri).
DS :
P: klien mengatakan nyeri
dirasakan paling kuat
jika klien lupa dan malas
makan
Q: klien mengatakan
nyerinya dirasakan seperti
tertarik kuat (tajam)
R: klien mengatakan
sakitnya dirasakan pada
daerah ulu hati
T: klien mengatakan
nyerinya pada skala 6 (nyeri
sedang)
- klien mengatakan
nyeri yang dirasakan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24
jam didapatkan dengan
kriteria hasil:
NOC:
Pain level
- Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri mampu
menggunakan
tehknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri
- Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan dengan
menggunakan
manajemen nyeri
- Mampu mengenali
NIC : Pain management
- Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
- Gunakan teknik
komunikasih
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
klien
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi)
- Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
- Berikan
informasih
mengenai
unyeri seperti
penyebab
nyeri berapa
lama nyeri
dirasakan dari
ketidaknyama
nan
- Untuk
mengetahui
nyeri yang
dialami klien
- Agar klien
rileks dan
tenang
- Membantu
mengurangi
terjadinya
57
tidak menentu
waktunya, muncul
selama 5 menit
dengan durasinya 15
menit
DO :
- wajah klien Nampak
meringis
- klien Nampak
menekan daerah
lambung jika nyerinya
timbuk
- klien Nampak tenang
- TTV
TD : 130/80 mmhg
S : 36,80C
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
nyeri (skala,
intesitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
(tehknik relaksasi
napas dalam)
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
nyeri
58
F. IMPLEMENTASI
Tabel 4.3 Implementasi
No Hari/Tanggal
/ Jam
DIAGNOSA
KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Selasa,
17/7/ 2018
Jam 10.00
Gastritis kronik
berhubungan dengan
pemenuhan
kebutuhan rasa
nyaman (nyeri)
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi.
Hasil : klien mengatakan nyerinya seperti
terbakar atau ditusuk-tusuk.
2. Gunakan teknik komunikasih terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri klien.
Hasil : klien tampak bingung dan kurang
paham rasa nyeri yang dialaminya.
3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
Hasil : klien memahami dan mampu
menginplementasikan teknik relaksasi
nafas dalam sesuai yang diajarkan.
4. Lakukan penanganan nyeri dengan teknik
relaksasi nafas dalam.
Hasil : klien menjelaskan nyerinya masih
seperti terbakar dan ditusuk-tusuk.
5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
S: klien mengatakan nyerinya
seperti terbakar atau ditusuk-
tusuk.
O : klien tampak bingung dan
kurang paham.
TTV :
TD : 130/80 mmhg
N : 80 x/menit
S : 36,80C
R : 20 x/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3
dan 4
59
No Hari/tanggal
/ jam
DIAGNOSA
KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
2. Rabu,
18/07/2018
Jam 09.00
Gastritis kronik
berhubungan dengan
pemenuhan
kebutuhan rasa
nyaman (nyeri)
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi.
Hasil :klien menjelaskan nyerinya seperti tertekan
dan begerak.
2. Gunakan teknik komunikasih terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri klien.
Hasil : klien masih tampak bingung dan diam
3. Intruksikan klien untuk melakukan teknik relaksasi
nafas dalam.
Hasil : klien mampu melakukan teknik relaksasi
nafas dalam
4. Lakukan penanganan nyeri dengan teknik relaksasi
nafas dalam..
Hasil : klien mengatakan nyerinya seperti tertekan
dan bergerak.
5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
S : klien menjelaskan
nyerinya seperti
tertekan dan begerak.
O : klien masih tampak
bingung dan diam
TTV :
TD : 130/80 mmhg
N : 80 x/menit
S : 36,80C
R : 20 x/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2,3 , 4 dan .
60
No Hari/tanggal
/ jam
DIAGNOSA
KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
3. Kamis,
19/7/2018
Jam 10.00
Gastritis kronik
berhubungan dengan
pemenuhan
kebutuhan rasa
nyaman (nyeri)
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi.
Hasil : klien mengatakan nyeri yang dirasakan
seperti kram dan kaku.
2. Gunakan teknik komunikasih terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri klien.
Hasil : klien masih tampak bingung dan mulai
paham dengan yang d ajarkan perawat
3. Intruksikan klien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam.
Hasil : klien mampu melakukan teknik relaksasi
nafas dalam
4. Lakukan penanganan nyeri dengan teknik
relaksasi nafas dalam..
Hasil : klien mengatakan nyerinya seperti kram
dan kaku.
5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
S : klien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti kram
dan kaku.
O : klien Nampak mulai
paham dengan apa yang di
ajarkan perawat
TTV :
TD : 130/80 mmhg
N : 80 x/menit
S : 36,80C
R : 20 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dipertahankan
1,2,3 , 4 dan 5.
61
G. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang gambaran asuhan keperawatan
pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (nyeri) di
Wisma sejahtera Panti Sosial Tresna Werdha Minuala Provinsi Sulawesi
Tenggara Kendari. Dari pendekatan proses asuhan keperawatan yang terdiri
dari beberapa tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan
evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematik dari pengumpulna,
verifikasih dan komunikasih tentang data klien. Fase proses keperawatan
ini mencakup dua langkah yaitu data dari sumber primer (klien), dan data
sekunder (keluarga dan data tenaga kesehatan) dan analisis data sebagai
dasar diagnosa keperawatan (Nursalam, 2011).pengkajian merupakan
komponen dasar dalam proses keperawatan dengan pengkajianyang tepat
akan menentukan langkah berikutnya.
Penulis mengumpulkan data dengan pengkajian yang dilakukan pada
tanggal 16 juli 2018 dan di dapatkan data pasien bernama Tn. H usia 70
tahun, alamat PSTW Minaula kendari pekerjaan petani, pendidikan
terakhir SD berdasarkan pengakuan klien sudah lama mereka tinggal di
Panti Sosial Tresna Werdha Kendari.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, data subjektif, klien
mengatakan nyeri dirasakan paling kuat jika klien lupa dan malas
makan, klien mengatakan sakitnya dirasakan pada daerah ulu hati, klien
62
mengatakan nyerinya pada skala 6 (nyeri sedang). Data objektik klien,
wajah klien Nampak meringis, klien Nampak menekan daerah lambung
jika nyerinya timbul, klien Nampak tenang dan TTV TD : 130/80 mmhg
S :36,80C N : 80 x/menit R : 20 x/menit.
Pengkajian Status kesehatan saat ini Keluhan utama nyeri abdomen,
Gejala yang dirasakan klien nyeri pada perut bagian atas perut Faktor
pencetus karena pola makan yang tidak teratur, rokok, mengkomsumsi kopi,
bosan dengan makanan yang disediakan sehingga klien malas makan dan
makanan yang berminyak seperti goreng-gorengan Upaya mengatasi keluhan
minum obat dan klien mempunyai riwayat alergi makanan indomie dan tidak
ada riwayat alergi obat-obatan tertentu. Selama berada di Panti Sosial Tresna
Werdha klien selalu dihidangkan makanan dan klien sangat suka makanan
yang dihidangkan setiapa harinya. Klien tidak mengetahui makanan yang
harus dihindari pada usia lanjut saat ini. Klien makan 3 kali sehari 1 porsi
klien hanya menghabiskan ½ porsi makanan yang dihidangkan di panti.
Status kesehatan keluarga seperti merokok mengkomsumsi alkohol mengidap
penyakit jantung, gastritis, asma dan penyakit lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mempunyai
lisensi dan komponen untuk mengatasinya. Diagnosa memberikan dasar dari
pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung jawab
perawat. (Nursalam,2011).
63
Pengkajian pada tanggal 16 juli 2018 pukul 10.00 WITA di dapatkan
diagnosa keperawatan gastritis kronik berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) dengan data – data yang mendukung untuk
mengangkat diagnosa tersebut yaitu nyeri di bagian abdomen bagian atas,
nyeri akan timbul jika klien lupa dan malas makanan. Hal ini sudang
berlangsung lebih dari 6 bulan.
3. Perencanaan
Mengatasi masalah keperawatan gastritis maka perlu rencana tindakan
keperawatan gangguan rasa nyaman (nyeri) dengan teknik relaksasi nafas
dalam.
a. Pain level :NOC
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu mengunakan
teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan mengunakan nyeri, mampu mengenali nyeri dan
skala frekuensi dan tanda nyeri, mampu menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang. Intervensi pada teori kasus ini adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan NIC (NANDA 2016) perencanaan dapat dilakukan yaitu
melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
Mengunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
64
pengalaman nyeri klien. Memilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi). Mengajarkan tentang teknik non
farmakologi (tehknik relaksasi napas dalam). Memberikan analgetik
untuk mengurangi nyeri
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan
Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis berkerja sama dengan
klien dan perawat di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula kendari dalam
mencapai tujuan yang diharapakan dari diagnosa keperawatan yang muncul
untuk masala gangguan rasa nyaman. Tindakan yang dapat dilakukan oleh
penulis adalah melakukan tentang teknik relaksasi nafas dalam selama 3 hari
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun.
Faktor pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik antara klien dan
pentugas panti dan mahasiswa praktek untuk melakukan tindakan
keperawatan pada klien.
5. Evaluasi
Observasi Nyeri Berdasarkan Skala Deskriptif Verbal.
1. Sebelum intervensi dilakukan
Skala Deskriptif Verbal
0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 5
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
6
65
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran skala nyeri menggunakan
skala deskriptif verbal. Skala tersebut dapat menentukan intensitas
nyeri berdasarkan angka 1-10, dimana 1-3 menunjukan nyeri ringan,
4-6 menunjukan nyeri sedang, 7-9 menunjukan nyeri berat terkontrol
dan 10 menunjukan nyeri berat tak terkontrol. Selain itu dilakukan
juga pemeriksaan setelah satu jam dilakukan intervensi untuk
menentukan durasi nyeri. Klien menjelaskan bahwa rasa nyeri seperti
terbakar atau ditusuk-tusuk dengan durasi nyeri 16 menit
2. Sesudah intervensi dilakukan
a. Hari 1
Skala nyeri
Setelah satu jam dilakukan intervensi teknik nafas dalam kemudian
dilakukan lagi pemeriksaan skala intensitas nyeri didapatkan klien
menjelaskan bahwa rasa nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
dengan durasi nyeri 14 menit. Hal ini menunjukan skala intensitas
nyeri tidak berubah dibandingkan sebelum intervensi namun durasi
nyeri berkurang dibandingkan sebelum intervensi.
b. Hari 2
6 0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 5
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
6
66
Skala nyeri:
Setelah satu jam dilakukan intervensi teknik nafas dalam dilakukan lagi
pemeriksaan skala intensitas nyeri didapatkan klien menjelaskan nyeri
seperti tertekan atau bergerak dengan durasi nyeri 12 menit. Hal ini
menunjukan klien merasa nyaman dan menunjukan penurunan nyeri.
skala intensitas nyeri dan durasi nyeri berkurang dibandingkan
intervensi hari pertama.
c. Hari 3
Skala nyeri:
Setelah satu jam dilakukan intervensi teknik nafas dalam dilakukan lagi
pemeriksaan skala intensitas nyeri didapatkan klien menjelaskan rasa nyeri
seperti kram dan kaku dengan durasi nyeri 7 menit. Hal ini menunjukan
skala intensitas nyeri dan durasi nyeri berkurang dibandingkan intervensi
hari kedua.
Evaluasi keperawatan yang dilakukan adalah tolak ukur keberhasilan
asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan selama 3 hari dengan tujuan dan
5
6
5
4 0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
5 6
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 6
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
5
4
67
kriteria pada penelitian ini yang berkaitan dengan masalah evaluasi terhadap
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (nyeri), hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.4 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Evaluasi Hasil Penelitian
No. Hari Intensitas nyeri Keterangan Durasi nyeri
1. Hari ke-1 6 (dari 1-10) Sedang 14 menit
2. Hari ke-2 5 (dari 1-10) Sedang 12 menit
3. Hari ke-3 4 (dari 1-10) Sedang 7 menit
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa teknik relaksasi nafas dalam
dilakukan satu kali dalam 24 jam yaitu pagi hari selama 3 hari berturut-turut
didapatkan hasil hari pertama nyeri klien berada dalam kategori sedang yaitu
skala 6, sedangkan pada hari ke dua nyeri klien masih tetap kategori sedang
namun terdapat penurunan skala dari skala 6 menjadi skala nyeri 5, dan pada
hari ke tiga nyeri klien masih tetap kategori sedang namun terdapat penurunan
skala dari skala 5 menjadi skala nyeri 4.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan melakukan teknik relaksasi nafas dalam dapat
menurunkan rasa nyeri pada klien dengan gastritis. Pada pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien Tn. H dengan masalah gangguan rasa nyaman (nyeri)
selama 3 hari yang berhubungan dengan gastritis di Panti Sosial Tresna
Werdha Provinsi Sulawesi Tenggara Kendari tanggal 16 juli – 19 juli 2018
penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian nama klien Tn. H berusia 70 tahun keluhan utama yaitu nyeri
abdomen (ulu hati) klien mengatakan nyeri seperti terbakar dan tertusuk-
tusuk ketika ia terlambat makan, kejadian sudah berlangsung selama
lebih dari 6 bulan. Selain itu klien merasa tidak nyaman saat perut penuh
dan tidak enak saat makan hal ini membuat malas makan. TTV : tekanan
darah 130/80 mmhg, nadi 80 x/menit, suhu 36,8 dan pernapasan
20x/menit.
2. Diagnosa yang muncul pada kasus ini berdasarkan respon klien yaitu
gastritis kronik berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
3. Perencanaan keperawatan yang ditegakan adalah teknik relaksasi nafas
dalam untuk menurunkan rasa nyeri yang dialami klien.
69
4. Implementasi kepada lansia pada pasien gastritis dengan teknik nafas
dalam dapat memberikan rasa nyaman dengan kondisi dan keluhan yang
dialami klien teknik nafas dalam.
5. Evaluasi yang di peroleh terhadap NOC yang ditetapkan adalah setelah
dilakukan asuhan keperawatan di dapatkan penurunan skala nyeri dari 6-
4 didapatkan 6 untuk hari pertama, hari kedua dan hari ketiga skala nyeri
berada pada 5 dan 4 dengan durasi waktu yang berbeda.
B. Saran
1. Bagi lahan praktek Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
Sebaiknya bekerja sama antar perawat dan klien lebih ditingkatkan dan
meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada penerima manfaat yang membutuhkan informasi
masalah kesehatan yang dialami, serta dalam pemberian pelayanan
kepada klien disiapkan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk
menunjang pemeriksaan dan tindakan keperawatan terutama pada klien
dengan masalah gangguan rasa nyaman.
2. Bagi penulis
Penulis supaya terus mengembangkan pengetahuan yang telah didapat
tentang gangguan rasa nyaman pada lansia serta menginformasikan pada
orang lain atau lansia sehingga tindakan pencegahan dan pengobatan
gangguan rasa nyaman dapat dilakukan secara optimal. Sebaiknya
penulis juga harus lebih mempersiapkan peralatan dan mengatur waktu
dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
70
3. Bagi institusi
Istitusi akademik diharapkan agar terus mengembangkan dan menambah
referensi buku untuk para mahasiswa tentang gangguan rasa nyaman
pada lansia, untuk memudahkan bagi penulis atau peneliti. Selanjutnya
untuk mendapatkan sumber-sumber referensi buku dan mengembangkan
ilmu pengetahuan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, 2013, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and Barret Publisher
Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
Brunner and Suddarth. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC
Budiono dan Pertami SB. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika
Depkes RI. 2015. Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Dinkes Kota Kendari. 2014. Jumlah Penderita Gastritis di Kota Kendari
Effendi. F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hadi, Sujono. 2013. Gastritis dalam Gasteriologi. Bandung Publishing
Inaya, Iin. (2014) Asuhan Keperawatan Pada klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nurarif AH dan Kusuma H. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis. Mediaction Publishing
Saratum, Lusiana. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media
Sudoyo. (2014). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Interna Publishing. Jakarta : EGC
Sylvia , M, Lorraine. (2016). Patofisiologi Edisi 6 Vol 2 Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Wijaya, & Yessie, M. P. (2013). KMB I Keperawatan Medikal Bedah
72
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPODEN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
Di –
Tempat
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, maka saya:
Nama : YOGI PRASETYO
NIM : P00320015097
Sebagai mahasiswa politeknik kesehatan kendari jurusan keperawatan ,
bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Di
Panti Sosial Tresna Werdah Minaula Provinsi Sulawesi Tenggara 2018”
Sehubungan dengan hal itu, mohon kesedian bapak/ibu untuk meluangkan
waktu menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak menyetujui atau menolak
menjadi responden. Apabila setuju, maka bapak/ibu dipersilahkan menandatangani
surat persetujuan responden ini.
Atas kesedian untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya
diucapkan terima kasih.
Peneliti
YOGI PRASETYO
73
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
( INFORMED CONCENT )
Saya yang bertanda tangan dibawah ini tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa politeknik kesehatan
kemenkes kendari jurusan keperawatan an. Yogi Prasetyo (P00320015097), dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman PSTW Minaula Provinsi Sulawesi
Tenggara 2018 ”. Dan saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak
manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kendari,…………………2018
Responden,
(………………………………)
74
Lampiran 3
Format Penelitian
Asuhan keperawatan terapi teknik relaksasi napas dalam pada Pasien Gastritis
dalama Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman ( nyeri ) di PSTW Minaula
Provinsi Sulawesi Tenggara
I. PENGKAJIAN
A. Karakteristik Demografi
6. Identitas diri klien
Nama lengkap :
........................................................................................
Tempat/tgl lahir :
........................................................................................
Jenis kelamin :
........................................................................................
Status :
........................................................................................
Agama :
........................................................................................
Suku bangsa :
........................................................................................
75
Pendidikan :
........................................................................................
Diagnosa medis :
........................................................................................
Tanggal pengkajian :
........................................................................................
Alamat :
........................................................................................
7. Identitas keluarga yang dapat dihubungi
a. Nama :
.......................................................................................
b. Alamat :
.......................................................................................
c. No. Telp :
.......................................................................................
d. Hubungan dgn klien :
.......................................................................................
8. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
a. Pekerjaan saat ini :
........................................................................................
76
b. Pekerjaan sebelumnya :
.......................................................................................
c. Sumber pendapatan :
.......................................................................................
d. Kecukupan pendapatan :
........................................................................................
9. Aktivitas rekreasi
a. Hobi :
........................................................................................
b. Bepergian/wisata :
.......................................................................................
c. Keanggotaan organisasi :
.......................................................................................
d. Lain-lain :
........................................................................................
10. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung :
......................................................... .......
b. Riwayat kematian ( 1thn terakhir ) :
................................................................
c. Kunjungan keluarga :
................................................................
B. Pola kebiasaan sehari-hari
77
1. Nutrisi
a. Frekuensi makan :
................................................................................
b. Nafsu makan :
................................................................................
c. Jenis makanan :
................................................................................
d. Kebiasaan makan
:................................................................................
e. Makanan yang tidak disukai :
...........................................................................
f. Alergi makanan :
...........................................................................
g. Pantangan makan : ..............................................
h. Keluhan yang berhubungan dengan makanan :
..............................................
2. Eliminasi
c) BAK
a. Frekuensi dan waktu :
.............................................
b. Kebiasaan BAK pada malam hari :
.............................................
78
c. Keluhan yang berhubungan dengan BAK :
.............................................
d) BAB
a. Frekuensi dan waktu :
.............................................
b. Konsistensi :
.............................................
c. Keluhan yang behubungan dgn keluhan :
.............................................
d. Pengalaman memakai laxantif/pencahar :
.............................................
3. Personal higiene
a. Mandi :
............................................................................................
b. Oral hygiene :
............................................................................................
c. Cuci rambut :
............................................................................................
d. Gunting kuku :
............................................................................................
4. Istirahat tidur
a. Lama tidur malam :
...............................................................................
79
b. Tidur siang :
...............................................................................
c. Keluhan yang behubungan dengan tidur :
............................................
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
a. Olah raga :
................................................................................
b. Nonton TV :
...............................................................................
c. Berkebun dan memasak :
.................................................................................
d. Lain-lain :
.................................................................................
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
(jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai)
a. Merokok :
.................................................................................
b. Minuman keras :
.................................................................................
c. Ketergantungan obat
:..................................................................................
C. Status kesehatan
4. Status kesehatan saat ini
80
a. Keluhan utama :
............................................................................
b. Gejala yang dirasakan klien :
............................................................................
c. Faktor pencetus :
............................................................................
d. Upaya mengatasi keluhan :
............................................................................
5. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah di derita :
............................................................................
b. Riwayat alergi :
............................................................................
c. Riwayat kecelakaan :
............................................................................
d. Riwayat dirawat di rumah sakit :
............................................................................
e. Riwayat pemakaian obat :
............................................................................
6. Pengkajian/pemeriksaan fisik Head To Toe
(observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi, dan palpasi)
b. Keadaan umum :
........................................................................................
81
c. BB/TB :
........................................................................................
d. Rambut :
........................................................................................
e. Mata :
........................................................................................
f. Telinga :
........................................................................................
g. Mulut,gigi dan bibir :
........................................................................................
h. Dada :
........................................................................................
i. Abdomen :
........................................................................................
j. Kulit :
........................................................................................
k. Ekstremitas atas :
........................................................................................
l. Ekstremitas bawah :
........................................................................................
m. TD/N/S/RR :
........................................................................................
II. Diagnosa Keperawatan
82
Gastritis kronik berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
III. Intervensi
Pemberian terapi relaksasi napas dalam selama ( 1 – 2 menit ). Dilakukan
3 x 24 jam selama 3 hari sesuai SOP terapi relaksasi napas dalam
(lampiran 4 ).
IV. Implementasi
Asuhan keperawatan terapi relaksasi napas dalam selama ( 1 – 2 menit ).
dilakukan 3 x 24 jam selama 3 hari sesuai dengan SOP terapi relaksasi
napas dalam (lampiran 4).
V. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengukuran skala nyeri menggunakan
skala deskriptif verbal. Pengukuran skala nyeri dilakukan sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi terapi relaksasi napas dalam untuk melihat penurunan
skala nyeri dari hari 1, 2, dan 3
Kendari, Juli 2018
Mengetahui,
CI Lahan Yang Mengkaji
83
Lampiran 4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM
PENGERTIAN Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa
nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis.
TUJUAN Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri
PETUGAS Mahasiswi Keperawatan
PERALATAN
PROSEDUR
PELAKSANAAN
Prosedur pelaksanaan :
A. Tahap prainteraksi
1. Menbaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat
B. Tahap orientasi :
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang
akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
84
C. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya jika ada ynag kurang jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik.
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam
sehingga rongga paru berisi udara.
4. Intruksikan pasien secara perlahan dan
menghembuskan udara membiarkanya keluar dari
setiap bagian anggota tubuh, pada waktu
bersamaan minta pasien untuk memusatkan
perhatian betapa nikmatnya rasanya.
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama
normal beberapa saat ( 1-2 menit ).
6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam,
kemudian menghembuskan secara perlahan dan
merasakan saat ini udara mengalir dari tangan,
kaki, menuju keparu-paru kemudian udara dan
rasakan udara mengalir keseluruh tubuh.
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada
85
kaki dan tangan, udara yang mengalir dan
merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan
kaki dan rasakan kehangatanya.
8. Instruksiakan pasien untuk mengulangi teknik-
teknik ini apabils rasa nyeri kembali lagi.
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta
pasien untuk melakukan secara mandiri.
D. D. Tahap terminasi :
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
86
Lampiran 5
Format Pengukuran Skala Nyeri
I. Sebelum intervensi dilakukan
Skala Deskriptif Verbal
II. Sesudah intervensi dilakukan
1. Hari 1
Skala nyeri:
2. Hari 2
Skala nyeri:
3. Hari 3
Skala nyeri:
0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 5 6
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 5 6
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 5 6
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
0
Tidak
nyeri
1 2 3
Nyeri Ringan
4 5 6
Nyeri Sedang
7 8 9
Nyeri Berat
Terkontrol
10
Nyeri Berat
Tidak
terkontrol
87
88
89