Upload
deryck-pratama
View
98
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S
DENGAN POST OFF CRANIOTOMY + SUBDURAL HEMATOME
A. Identitas Klien
1. Nama : Tn. S
2. Umur : 67 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Sidodadi RT 03 Sidomulyo
6. Tanggal masuk : 11-11-2013
7. No. RM : 087290
8. Dx. Medis : post off craniotomy + SDH
B. Pengkajian Primer
1. Airway
- Sekret (+)
- Reflek menelan lemah
- Reflek batuk lemah
- TT (+)
2. Breathing
- Ronci (+)
- Pernapasan dangkal
- RR 15x/menit
- Terpasang O2 4liter/menit
- SpO2 100 %
- Irama ireguler
3. Circulation
- TD 103/93 mmHg
- HR 84x/menit
- S 36,5˚c
- CRT > 3 detik
- Akral dingin
4. Disability
- GCS E1 M2 Vtt
- Kesadaran prekoma
- Gelisah (-)
- Lemah
- Kekuatan otot 3 3 1 1
- Pupil anisokor
- Reflex cahaya (+)
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
2. Riwayat Kesehatan Masuk RS
Klien datang ke RSUD H. ABDOEL MOELOEK pada tanggal 11 november 2013
pada pukul 19:56 WIB, diantar keluarga dan masuk melalui IGD karena mengalami
penurunan kesadaran setelah dilakukan operasi crainaltomy di RS URIP
SUMOHARDJO dengan GCS (E1, Vtt, M2), sekret (+), TD 110/70 mmHg, klien
mendapat therapy Rl: 30 tetes/menit, ciprofloxasin 3x500 mg, cutoin 3x10 mg, big
3x1 tab, vit c 3x1 tab, brainact1x500 mg, amiodipin 1x10 mg. Pada pukul 20:06 WIB
klien masuk ICU pada tanggal 11-11-2013 untuk mendapatkan perawatan intensif
care unit dengan GCS (E1, Vtt, M2), sekret (+), O2 4 liter/menit.
3. Riwayat Saat Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 November 2013 pukul 10.00 WIB klien
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E1 M2 Vtt, Pernafasan dangkal, sekret
(+) kemampuan menelan dan batuk lemah dan klien terpasang TT, ronchi (+), SpO2
100%, irama ireguler, TD 103/93 mmHg, HR 84x/menit, RR 15x/menit, S 36,5˚C,
klien terpasang O2 nasal kanul 4liter/menit, akral teraba hangat, CRT <3detik, gelisah
(-), pupil isokor, reflex cahaya (+).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat di RS URIP SUMOHARDJO karena
mengalami penurunan kesadaran dan terkena Strok
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarganya ada yang menderita
penyakit hipertensi
6. Riwayat Kebiasaan
Keluarga klien mengatakan klien memiliki kebiasaan minum kopi
7. Riwayat Alergi
Keluarga klien mengatakan klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan,
minuman, maupun obat-obatan.
8. Riwayat Kesehatan Lain
Keluarga klien mengatakan klien pernah terserang strok
D. PENGKAJIAN BERDASARKAN RESPONS
1. Kesadaran : precoma
2. Keadaan umum : Lemah,, sesak (+)
3. TTV : TD 103/93 mmHg, HR 84x/menit, RR 15x/menit, S 36,5˚c
4. Oksigenasi
Respon : Sesak napas
Hasil : Klien terpasang O2 4liter/menit melalui TT, kulit teraba hangat,
RR 15x/menit, SpO2 100%.
5. Nutrisi
Respon : Klien terpasang NGT
Hasil : Reflex menelan lemah, turgor kulit elastis, mukosa bibir kering,
GDS 184 mg/dl.
6. Cairan dan Elekrolit
Respon : cairan dan elektrolit melalui oral dan parenteral
Hasil : Terpasang infus 500 cc/hari, natrium 131 mmo/L, klorida 100 mmo/L,
kalsium 8,3 mg.
7. Eliminasi
Respon : Klien terpasang kateter
Hasil : Urine 200 cc/hari, warna kuning jernih
8. Personal Hygiene
Respon : Klien bedrest, klien tampak bersih,
Hasil : Klien dimandikan pada pagi dan sore hari menggunakan air hangat.
Setelah dimandikan kondisi pasien tampak bersih.
9. Aktivitas
Respon : Klien tidak sadar
Hasil : ADL dibantu oleh perawat
10. Istirahat dan Tidur
Respon : Klien tidak sadar
Hasil : tidak diketahui karna klien mengalami penurunan kesadaran
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
KIMIA DARAH
Tanggal 15 NOVEMBER 2013
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Colestrol total 162 150-220 mg/dl
HDL 10 35-55 mg/dl
IDL 68 < 150 mg/dl
SGOT 117 ♀6-25 u/L
♂6-30 u/L
SGPT 111 ♀6-35 u/L
♂6-30 u/L
TRIGLERISIDA 236 < 200 mg/dl
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Gula Darah Sewaktu 184 70-200 mg/dl
CK-NaC 192 <190 u/L
CK-MB 17 <25 u/L
Natrium 131 135-150 mmo/L
Kalium 2,9 3,5-5,5 mmo/L
Kalsium 8,3 Dewasa 8,8-10,5 mg/dl
Anak 8,8-12 mg/dl
Klorida 100 98-110 mmo/L
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Hemoglobin 8,1 ♂13,5-18,0 gr/dl
♀12-16,0 gr/dl
LED 58 ♂0-10 mm/jam
♀0-20 mm/jam
Leukosit 15.700 4.500-10.700/ul
Basophil 0 0-1%
Eosinophil 0 1-3%
Batang 0 2-6%
Begmen 84 50-70%
Limposit 12 20-40%
Monosit 4 2-8%
2. CT SCAN
Kesan :
- Subdural region veronto temporal kanan
- Hematom cortex temporo parental kanan
- Hematom parental kanan
- Herniasi subval cn kanan
- Defect tulang post off regio temporo parental kanan
3. Penatalaksanaan
Therapy Medik
Cairan
- IVFD RL 30 tetes/menit, 500 ml/8 jam
Injeksi
- Meropenam 1gr/8 jam
- Brainact 500 mg/12 jam
- Calmeco 1 amp/hr
Nebulizer
- Ventolin 1 flas + bisolvon 20 tetes/ 4 jam
Oral
- Interpil 2x10 mg
- Amiodipin 1x10 mg
F. ANALISA DATA
No. DATA MASALAH ETIOLOGI
1.
2.
DS : -
DO :
- sekret (+)
- reflek menelan lemah
- reflek batuk lemah
- terpasang TT
DS : -
DO :
- RR 15x/menit
- Terpasang O2 4liter/menit
melalui TT
- SpO2 100%
- Pernapasan dangkal
- Irama ireguler
- Ronci (+)
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
Pola nafas tidak
efektif
Akumulasi sekret
Depresi pusat
pernafasan
3. DS : -
DO : - Kesadaran prekoma
- GCS E1 M2 Vtt
- TD 103/93 mHg
- N 84x/menit
- S 36,5˚c
- CRT >3 detik
- Akral dingin
- Pupil anisokor
- Refleks cahaya (+)
- Hasil CT Scan :
Subdural region veronto
temporal kanan
- Hematom cortex
temporo parental kanan
- Hematom parental kanan
- Herniasi subval cn kanan
- Defect tulang post off
regio temporo parental
kanan
Gangguan perfusi
jaringan serebral
Pendarahan
subarachoid
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
3. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan pendarahan subarachoid
H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. S Ruangan : ICU
Umur : 67 tahun Dx. Medis : post off craniotomy + SDH
Jenis kelamin : laki-laki No. register : 087290
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
akumulasi sekret
DS : -
DO :
- sekret (+)
- reflek menelan
lemah
- reflek batuk
lemah
- terpasang TT
Setelah dilakukan
askep 3x24 jam
diharapkan
bersihan jalan
nafas efektif
dengan kriteria
hasil :
- sekret hilang
- reflek menelan
baik
- reflek batuk
baik
- tidak terpasang
TT
1. Kaji bersihan
jalan nafas secara
teratur (warna,
bau, kekentalan)
2. Berikan head up
(30° - 45°)
3. Lakukan chest
therapy dada
4. Monitor spo2
5. Lakukan suction
6. Lakukan
perawatan TT
7. Nebulizer
(ventolin dan
bisolvon)
1. mengetahui apa
yang menutup
saluaran pernafasan
2. peninggian kepala
tempat tidur
mempermudah
fungsi pernapasan
dengan
menggunakan
gravitasi dan untuk
meningkatkan
ekspansi paru
3. Untuk
mempermudah
mengeluarkan
sekret
4. Untuk mengetahui
kecukupan O2
5. Untuk
mengeluarkan
sekret karena
respon batuk dan
menelan lemah
6. Untuk
2.
Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
depresi pusat pernafasan
DS : -
DO :
- RR 15x/menit
- Terpasang O2
4liter/menit
melalui TT
- SpO2 100%
- Pernapasan
dangkal
- Irama ireguler
- Ronci (+)
Setelah
dilakukan
askep 3x24 jam
diharapkan pola
nafas tidak efektif
dapat diatasi
dengan kriteria
hasil :
- RR:
16-20x/menit
- Tidak terpasang
O2
- Kedalaman
pernapasan
normal
- Irama reguler
- Ronci hilang
1. Pantau frekuensi,
irama, kedalaman
pernapasan. Catat
ketidak teraturan
pernapasan.
2. Auskultasi suara
napas, perhatikan
daerah hipoventilasi
dan adanya suara
tambahan yang
tidak normal.
3. Berikan O2 sesuai
indikasi.
4. Lihat kulit dan
membran mukosa
untuk adanya
sianosis.
5. Pantau tekanan
oksimetri (spO2)
menghindari
infeksi
7. Utuk
mengencerksn
sekret agar mudah
dikeluarkan
1. Perubahan dapat
menandakan awitan
komplikasi pulmonal
atau menandakan
lokasi/luasnya
keterlibatan otak.
Pernapasan lambat,
periode apnea dapat
menandakan perlunya
ventilasi mekanis.
2. Untuk
mengidentifikasi
adanya masalah paru
seperti atelektasis,
kongesti, atau
obstruksi jalan napas
yang membahayakan
oksigenasi cerebral
dan/atau menandakan
terjadinya infeksi
paru.
3. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen
klien sehingga tidak
terjadi hipoksia.
3.
Gangguan perfusi
jaringan serebral
berhubungan dengan
pendarahan subarachoid
DS : -
DO :
- Kesadaran
prekoma
- GCS E1 M2 Vtt
- TD 103/93 mHg
- N 84x/menit
- S 36,5˚c
- CRT >3 detik
- Akral dingin
- Pupil anisokor
- Refleks cahaya (+)
- Hasil CT Scan :
Setelah dilakukan
askep 3x24 jam
diharapkan
gangguan perfusi
jaringan serebral
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
- Kesadaran
composmentis
- GCS 15
- TD normal
100/60-140/90
mmHg
- Nadi normal
60-100x/menit
1. Pantau status
neurologis
(GCS)
2. Pantau TTV
(TD, N, RR, S)
3. Evaluasi bentuk
pupil dan
reaksinya
terhadap cahaya
4. Tinggikan kepala
tempat tidur 30-
45˚
5. Letakkan leher
dan kepala dalam
posisi lurus
(neutral)
4. Sianosis bibir, kuku
daun telinga atau
keabu-abuan umum
menunjukkan kondisi
hipoksia sehubungan
dengan gagal jantung
atau komplikasi paru.
5. Menentukan
keadekuatan oksigen
1. Mengetahui tingkat
kesadaran dan
peningkatan TIK
kemajuan/resolusi
SSP
2. Merupakan
gambaran-
gambaran dari
fungsi cardio
vaskuler dan
gambaran
kerusakan serebral
3. Reaksi pupil
berguna dalam
menentukan apakah
batang otak
tersebut masih baik
Subdural
region veronto
temporal
kanan
Hematom
cortex temporo
parental kanan
Hematom
parental kanan
Herniasi
subval cn
kanan
Defect tulang
post off regio
temporo
parental kanan
- Suhu normal
36-37˚c
- Crt <3 detik
- Akral hangat
- Pupil isokor
- Reflek cahaya
+/+
- Hasil ct scan
menunjukan
kemajuan
6. Berikan obat
sesuai indikasi
- Brainact
- Calmeco
- Interpril
- amiodipin
4. Meningkatkan
aliran balik vena
dan membantu
mencegah
terbentuknya
edema
5. Menurunkan
tekanan arteri
dengan
meningkatkan
drainase dan
sirkulasi/perfusi
serebral
6. Hipertensi
lama/kronis
memerlukan
penanganan yang
hati-hati
I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tgl/jam Dx.
keperawatan
Implementasi Tgl/jam Evaluasi (SOAP) Paraf
18-11-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
10.15
10.30
bersihan jalan
nafas tidak
efektif b.d
akumulasi
sekret 1. Mengkaji
bersihan
jalan nafas
secara teratur
(warna, bau,
kekentalan)
2. Memberikan
head up (30° -
45°)
3. Melakukan
chest therapy
dada
4. Memonitor
spo2
5. Melakukan
perawatan
TT
6. Melakukan
suction
7. Memberi
Nebulizer
18-11-
2013
15.00
S : -
O :
1. sekret (+)
2. reflek menelan
lemah
3. reflek batuk lemah
4. terpasang TT
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengkaji bersihan
jalan nafas secara
teratur (warna, bau,
kekentalan)
2. Memberikan head up
(30° - 45°)
3. Melakukan chest
therapy dada
4. Memonitor spo2
5. Melakukan
perawatan TT
6. Melakukan suction
7. Memberi Nebulizer
(ventolin dan
bisolvon)
18-11-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan cidera
pusat
pernafasan
(ventolin dan
bisolvon)
1. Memantau
frekuensi,
irama,
kedalaman
pernapasan.
Catat ketidak
teraturan
pernapasan.
2. Mengauskultasi
suara napas,
perhatikan
daerah
hipoventilasi
dan adanya
suara tambahan
yang tidak
normal.
3. Memberikan
O2 sesuai
indikasi.
4. Meihat kulit
dan membran
mukosa untuk
adanya
sianosis.
5. Memantau
tekanan
18-11-
2013
15.00
S : -
O :
- RR 15x/menit
- Terpasang O2
4liter/menit melalui
TT
- SpO2 100%
- Pernapasan dangkal
- Irama ireguler
- Ronci (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memantau frekuensi,
irama, kedalaman
pernapasan. Catat
ketidak teraturan
pernapasan.
2. Mengauskultasi suara
napas, perhatikan
daerah hipoventilasi
dan adanya suara
tambahan yang tidak
normal.
3. Memberikan O2 sesuai
indikasi.
4. Meihat kulit dan
membran mukosa
untuk adanya sianosis.
5. Memantau tekanan
18-11-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
10.15
1. Gangguan
perfusi
jaringan
serebral
berhubunga
n dengan
pendarahan
subarachoid
oksimetri
(spO2)
1. Memantau
status
neurologis
(GCS)
2. Memantau
TTV (TD, N,
RR, S)
3. Mengevaluasi
bentuk pupil
dan reaksinya
terhadap
cahaya
4. Meninggikan
kepala tempat
tidur 30-45˚
5. Meletakkan
leher dan
kepala dalam
posisi lurus
(neutral)
7. Memberikan
obat sesuai
indikasi
- Brainact
- Calmeco
- Interpril
- amiodipin
18-10-
2013
15.00
oksimetri (spO2)
S : -
O :
- Kesadaran prekoma
- GCS E1 M2 Vtt
- TD 103/93 mHg
- N 84x/menit
- S 36,5˚c
- CRT >3 detik
- Akral dingin
- Pupil anisokor
- Refleks cahaya (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memantau status
neurologis (GCS)
2. Memantau TTV (TD,
N, RR, S)
3. Mengevaluasi bentuk
pupil dan reaksinya
terhadap cahaya
4. Meninggikan kepala
tempat tidur 30-45˚
5. Meletakkan leher dan
kepala dalam posisi
lurus (neutral)
6. Memberikan obat
sesuai indikasi
- Brainact
19-11-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
10.15
10.30
bersihan jalan
nafas tidak
efektif b.d
akumulasi
sekret
1. Mengkaji
bersihan jalan
nafas secara
teratur
(warna, bau,
kekentalan)
2. Memberikan
head up (30° -
45°)
3. Melakukan
chest therapy
dada
4. Memonitor
spo2
5. Melakukan
perawatan TT
6. Melakukan
suction
7. Memberi
Nebulizer
(ventolin dan
bisolvon)
19-10-
2013
15.00
- Calmeco
- Interpril
- amiodipin
S : -
O :
- sekret (+)
- reflek menelan
lemah
- reflek batuk lemah
- terpasang TT
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengkaji bersihan
jalan nafas secara
teratur (warna, bau,
kekentalan)
2. Memberikan head up
(30° - 45°)
3. Melakukan chest
therapy dada
4. Memonitor spo2
5. Melakukan perawatan
TT
6. Melakukan suction
7. Memberi Nebulizer
(ventolin dan
bisolvon)
19-10-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan cidera
pusat
pernafasan
1. Memantau
frekuensi,
irama,
kedalaman
pernapasan.
Catat ketidak
teraturan
pernapasan.
2. Mengauskultasi
suara napas,
perhatikan
daerah
hipoventilasi
dan adanya
suara tambahan
yang tidak
normal.
3. Memberikan
O2 sesuai
indikasi.
4. Meihat kulit
dan membran
mukosa untuk
adanya
sianosis.
5. Memantau
tekanan
oksimetri
(spO2)
19-10-
2013
15.00
S : -
O :
- RR 16x/menit
- Terpasang O2
4liter/menit melalui
TT
- SpO2 100%
- Pernapasan dangkal
- Irama ireguler
- Ronci (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memantau frekuensi,
irama, kedalaman
pernapasan. Catat
ketidak teraturan
pernapasan.
2. Mengauskultasi suara
napas, perhatikan
daerah hipoventilasi
dan adanya suara
tambahan yang tidak
normal.
3. Memberikan O2
sesuai indikasi.
4. Meihat kulit dan
membran mukosa
untuk adanya
sianosis.
5. Memantau tekanan
19-10-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
10.15
Gangguan
perfusi jaringan
serebral
berhubungan
dengan
pendarahan
subarachoid
1. Memantau
status
neurologis
(GCS)
2. Memantau
TTV (TD, N,
RR, S)
3. Mengevaluasi
bentuk pupil
dan reaksinya
terhadap
cahaya
4. Meninggikan
kepala tempat
tidur 30-45˚
5. Meletakkan
leher dan
kepala dalam
posisi lurus
(neutral)
6. Memberikan
obat sesuai
indikasi
- Brainact
- Calmeco
- Interpril
- amiodipin
19-10-
2013
15.00
oksimetri (spO2)
S : -
O :
- Kesadaran prekoma
- GCS E1 M2 Vtt
- TD 108/94 mHg
- N 84x/menit
- S 36,7˚c
- CRT >3 detik
- Akral dingin
- Pupil anisokor
- Refleks cahaya (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memantau status
neurologis (GCS)
2. Memantau TTV (TD,
N, RR, S)
3. Mengevaluasi bentuk
pupil dan reaksinya
terhadap cahaya
4. Meninggikan kepala
tempat tidur 30-45˚
5. Meletakkan leher dan
kepala dalam posisi
lurus (neutral)
6. Memberikan obat
sesuai indikasi
- Brainact
20-10-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
bersihan jalan
nafas tidak
efektif b.d
akumulasi
sekret
1. Mengkaji
bersihan jalan
nafas secara
teratur
(warna, bau,
kekentalan)
2. Memberikan
head up (30° -
45°)
3. Melakukan
chest therapy
dada
4. Memonitor
spo2
5. Melakukan
perawatan TT
6. Melakukan
suction
20-10-
2013
15.00
- Calmeco
- Interpril
- amiodipin
S : -
O :
- sekret (+)
- reflek menelan
lemah
- reflek batuk lemah
- terpasang TT
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengkaji bersihan
jalan nafas secara
teratur (warna, bau,
kekentalan)
2. Memberikan head up
(30° - 45°)
3. Melakukan chest
therapy dada
4. Memonitor spo2
5. Melakukan
perawatan TT
6. Melakukan suction
7. Memberi Nebulizer
(ventolin dan
bisolvon)
S : -
10.15
10.30
20-10-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan cidera
pusat
pernafasan
7. Memberi
Nebulizer
(ventolin dan
bisolvon)
1. Memantau
frekuensi,
irama,
kedalaman
pernapasan.
Catat ketidak
teraturan
pernapasan.
2. Mengauskultasi
suara napas,
perhatikan
daerah
hipoventilasi
dan adanya
suara tambahan
yang tidak
normal.
3. Memberikan
O2 sesuai
indikasi
4. Meihat kulit
dan membran
mukosa untuk
adanya sianosis
20-10-
2013
15.00
O :
- RR 12x/menit
- Terpasang O2
4liter/menit melalui
TT
- SpO2 100%
- Pernapasan dangkal
- Irama ireguler
- Ronci (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memantau frekuensi,
irama, kedalaman
pernapasan. Catat
ketidak teraturan
pernapasan.
2. Mengauskultasi
suara napas,
perhatikan daerah
hipoventilasi dan
adanya suara
tambahan yang tidak
normal.
3. Memberikan O2
sesuai indikasi.
4. Meihat kulit dan
membran mukosa
untuk adanya
sianosis.
5. Memantau tekanan
oksimetri (spO2)
10.00
20-10-
2013
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
Gangguan
perfusi jaringan
serebral
berhubungan
dengan
pendarahan
subarachoid
5. Memantau
tekanan
oksimetri
(spO2)
1. Memantau
status
neurologis
(GCS)
2. Memantau
TTV (TD, N,
RR, S)
3. Mengevaluasi
bentuk pupil
dan reaksinya
terhadap
cahaya
4. Meninggikan
kepala tempat
tidur 30-45˚
5. Meletakkan
leher dan
kepala dalam
posisi lurus
(neutral)
6. Memberikan
20-10-
2013
15.00
S : -
O :
- Kesadaran prekoma
- GCS E1 M2 Vtt
- TD 115/101 mHg
- N 88x/menit
- S 36,2˚c
- CRT >3 detik
- Akral dingin
- Pupil anisokor
- Refleks cahaya (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memantau status
neurologis (GCS)
2. Memantau TTV
(TD, N, RR, S)
3. Mengevaluasi
bentuk pupil dan
reaksinya
terhadap cahaya
4. Meninggikan
kepala tempat
tidur 30-45˚
5. Meletakkan leher
dan kepala dalam
posisi lurus
10.15
obat sesuai
indikasi
- Brainact
- Calmeco
- Interpril
- amiodipin
(neutral)
6. Memberikan obat
sesuai indikasi
- Brainact
- Calmeco
- Interpril
- amiodipin
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S
DENGAN POST OFF CRANIOTOMY DAN SUBDURAL
HEMATOME DIRUANG ICURSUD H. ABDOEL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
DISUSUN OLEH:
DEDI SUPRATNO, S.Kep
1311509013
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES MITRA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013